: SPEKTROFOTOMETRI UV
: Bevi Lidya,Dra,MS,Apt
: 5APRIL
KELOMPOK : 4
NAMA :
1. INDA ROBAYANI W
(151411012)
2. LIA AMALIA
(151411013)
3. LIRA APRILIA P
(151411014)
: Spktrofotometri UV
NAMA PEMBIMBING
TANGGAL PRAKTIKUM
TANGGAL PENYERAHAN
: Bevi Lidya,Dra,MS,Apt
: 29 Maret 2016
: 5 April 2016
I.
TUJUAN PERCOBAAN
Dengan melakukan percobaan penentuan kadar kafein, diharapkan praktikan
mampu melakukan beberapa hal berikut.
1. Mengoperasikan mesin spektrofotometri UV dengan baik sesuai prosedur dan
standar operasional.
2. Melakukan kalibrasi mesin spektrofotometri UV sesuai dengan persyaratan sistem
mutu.
3. Memahami hubungan antara konsentrasi larutan dengan kekuatan absorbansinya
terhadap cahaya.
II.
DASAR TEORI
1. Kafein
Produk
Minuman bersoda
Kopi
Minuman energy
Teh
Cokelat
Susu cokelat
Kadar
23
65-120
70-85
20-90
5-35
1-15
Spektrofotometri UV
Spektrofotometri UV merupakan salah satu metode analisis yang dilakukan dengan
panjang gelombang 250-400 nm atau 595299 kJ/mol. Sinar ultraviolet atau sinar
ungu terbagi menjadi dua jenis yaitu
Ultraviolet jauh
Ultaviolet dekat
dilewatkan pada suatu sampel yang akan diukur kekuatan radiasinya. Jika P
merupakan banyaknya sinar sinar yang diteruskan oleh larutan sampel dan Po
merupakan banyaknya sinar yang diserap, maka ratio P/Po dapat kita sebut sebagai
transmitansi.Selain mengukur transmitansi, spektrofotometer pada dasarnya adalah
untuk mengukur absorbansi sampel karena adanya interaksi atom, molekul, dan ion
pada sampel tersebut.
Panjang gelombang yang diserap oleh sampel dari sejumlah cahaya yang
diberikan akan sebanding dengan konsentrasi sampel dan ketebalan larutan
sampel. Secara matematis hubungan ini diberikan oleh hukum Lambert beer:
A = bc
Dimana:
c = konsentrasi (molL-1)
III.
Alat
Bahan
1. Spektrofotometri
1. Kafein 100 ppm
2. HCl 0,1 M
Shimadzu UV 1700
dan kuvet kuarsa
2. Labu takar 50 ml
3. Gelas kimia 250 ml,
100 ml, 50 ml
4. Pipet Volume 10 ml,
25ml
5. Bola hisap
IV.
CARA KERJA
6 ppm = 1,5 ml
10 ppm = 2,5 ml
4 ppm = 1 ml
8 ppm = 2 ml
12 ppm = 3 ml
B. Pengukuran Spektrum
Pilih menu 'spectrum' lalu tekan 2 kemudian atur parameter
Tekan tombol 'Base corr' F1, tunggu sampai muncul 0,000 A (alat akan
berbunyi bip-bip)
Ganti kuvet blangko yang bagian depan dengan larutan sampel (isi kuvet dengan
larutan sampel yang diinginkan)
Tekan tombol 'start', maka muncul spektrum antara Abs dengan Wavelength
C.
Pengukuran
Tekan
tombol 'data Photometric
procc' F2, 'peak'(3) untuk mengetahui panjang gelombang
maksimum dan absorbansi
Pilih Menu Photometric
Tekan
Lalu tekan Go to
Ganti kuvet isi blanko dengan kuvet yang berisi larutan sample yang akan di
Ganti kuvet sample dengan larutan sample lain dan tekan start
D. Pengukuran Quantitative
a) Pembuatan Kurva Kalibrasi
Pilih menu 'quantitative' dengan cara tekan (3), (jika dari menu 'spectrum'
tekan ' return' lebih dahulu
Atur parameter:
1. Meas, 1 lamda: isikan panjang gelombang ; tekan 'enter'
2. Method; multi point (3); isi jumlah larutan standar yang digunakan 'enter' ;
orde 1 'enter' ; zero intept NO 'enter'
3. No of meas. 1
4. Unit ppm
5. Data print NO
Masukkan kuvet isi larutan blangko pada kedua sisi 'reference sample'
Tekan 'start', masukkan nilai konsentrasi larutan standar, tekan 'enter' (pekarjaan
Tekan
'cal.curve'
F1 untuk
tamilan
kurva
kalibrasi
tersebut
dilanjutkan/diulang
sampai
selesai
Tekan
tombol
'Auto
zero'
, melihat
tunggu
0,000A
Ganti kuvet
blangko
(bagian
depan)
larutan
standar
yang pertama
Muncul
tampilan
:dengan
NO I sampai
Conc
I dengan
ABS
Ganti kuvet dengan larutan standar yang berikutnya, tekan ' start' , demikian seterusya
sampai pengukuran selesai
E. Pengukuran Konsentrasi Sampel
F. Mematikan Alat
Kosongkan compartement cell
V.
DATA PENGAMATAN :
A. Pengukuran Spektrum
Besar panjang gelombang maksimum (max)
Absorbansi
= 0.201
= 280.0 nm
B. Pengukuran Photometric
Sample
2 ppm
4 ppm
8 ppm
10 ppm
12 ppm
ABS
0.109
0.191
0.366
0.491
0.568
K*ABS
0.1093
0.1910
0.3660
0.4910
0.5684
Concentration (ppm)
0.000
2.000
4.000
8.000
10.000
12.000
ABS
0.003
0.108
0.199
0.393
0.503
0.617
C. Pengukuran Quantitative
Sample
1
2
3
4
5
6
ABS
0.419
0.467
Concentration (ppm)
8.2826
9.2313
10.000
1.000
V1
V1
= 10 ml
0
100
V1
V1
= 0 ml
50
100
V1
V1
= 0,5 ml
100
100
V1
V1
= 1 ml
200
100
V1
V1
= 2 ml
f.
250
100
V1
V1
= 2,5 ml
300
100
V1
V1
= 3 ml
0.5
0.4
Absorbansi
Y-Values
0.3
Linear (Y-Values)
0.2
0.1
0
0
10
12
14
Konsentrasi
f(x) = 0.05x + 0
R = 1
0.5
Absorbansi
0.4
Y-Values
0.3
Linear (Y-Values)
0.2
0.1
0
0
Konsentrasi
10
12
14
PENGOLAHAN DATA
1. Penentuan Konsentrasi Sample dengan kurva pengukuran photometric
Sampel 1
Absorbansi : 0.419
y = 0.047x + 0.004
0.419 = 0.047x + 0.004
0.047x = 0.419 0.004
0.047x = 0.415
X
= 0.415 : 0.047
X
= 8.829 ppm
Sampel 2
Absorbansi : 0.467
y = 0.047x + 0.004
0.467 = 0.047x + 0.004
0.047x = 0.467 0.004
0.047x = 0.463
X
= 0.463 : 0.047
X
= 9.851 ppm
y = 0.0506x
0.419 = 0.0506x
X
= 0.419 : 0.0506
X
= 8.28 ppm
Sampel 2
Absorbansi : 0.467
y = 0.0506x
0.467 = 0.05006x
X
= 0.467 : 0.0506
X
= 9.229 ppm
VI.
PEMBAHASAN
1) Oleh Inda Robayani Walayudara (151411012)
Praktikum kali ini tentang penentuan konsentrasi dalam sampel
dengan menggunakan metoda spektrofotometri UV dengan mencari
absorbansi dari larutan standar yang telahdibua yaitu kafein 100 ppm.
Larutan ini digunakan karena merupakan senyawa organik yag pada
umumnya tidak berwarna. Kafein juga memiliki ikatan rangkap yang
memudahkan dibaca oleh spektrofotometri UV. Dibuatnya larutan
standar dengan konsentrasi yang berbeda yaitu 0 ppm, 2ppm, 4ppm,
8ppm, 10ppm dan 12 ppm, blanko disini menggunakan aquades yang
tidak ditmabhakn larutan kafein. Untuk menentukkan konsentrasi
larutan yang digunakan adalah panjang gelombang maksimum yang
ditentukkan dengan larutan 4 ppm yang digunakan karena nilai
absorbansi lebih stabil dan didapatkan panjang gelombag
maksimumnya sebesar 280,0 nm dengan nilai absorbansinya 0,201
digunakan untuk mengukur absorbansi larutan standar yang lainnya.
Penentuan kurva kalibrasi diakukan dengan mencari nilai absorbansi
dimulai darikonsentrasi larutan standar yang paling rendah sampai
yang paling tinggi. Nilai absorbansi yang didapatkan dengan
photometric adalah 0,109 ; 0,191 ; 0,366 ; 0,491 dan 0,568 dan
dengan quantitative adalah 0,003 ; 0,108 ; 0,199 ; 0,393 ; 0,503 dan
0,617. Dari hasil kurva kalibrasi alat shimadzu 1700 tersebut
didapatkan persamaan linearnya dengan menarik garis lurus (linear)
yaitu y = 0,0472x + 0,0043 dan nilai R = 0,9976. Persamaan itu
lebih mendekati 1, maka nilai yang didapat cukup akurat. Dari hasil yang
didapat nilai r2 yang paling mendekati 1 adalah pada pengukuran
quatitative dengan persamaan yang diperoleh langsung dari alat yaitu
sebesar 0.9990. Maka dapat kita ketahui bahwa nilai konsentrasi sampel
yang paling tepat adalah 8.2826 ppm untuk sampel 1 dan 9.2313 ppm
untuk sampel 2.
Dari praktikum ini kita dapat membuktikan bahwa hukum Lambert
Beer (A = bc) itu , dimana konsentrasi berbanding lurus dengan
absorbansi.
VII.
KESIMPULAN
1) Diketahui bahwa hubungan antara konsentrasi dengan nilai
absorbansi tegak lurus, sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin
tinggi konsentrasi semakin besar juga nilai absorbansinya.
VIII.
DAFTAR PUSTAKA
POLBAN. 2011.
Petunjuk
Praktikum
Kimia
Instrumen
Analitik.
Bandung
Anonim.
2011.
https://wanibesak.wordpress.com/2011/07/07/spektrofotometri-uvultraviolet/ [Diunduh 28 Maret 2016]