BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistern
Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara. Selanjutnya dalam rangka mencapai tujuan tersebut disusun standar
pendidikan nasional, terdiri atas: standar kornpetensi lulusan, standar isi, standar
proses, standar sarana dan prasarana, stanndar pendidik dan tenaga kependidikan,
standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian.
Untuk mendukung pelaksanaan Sistem Pendidikan Nasional, maka
dipersiapkan Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia
agar menghasilkan lulusan untuk pendidikan dasar yang memiliki kemampuan
hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif
dan afektif. Untuk memperoleh kompetensi lulusan yang kompeten dan dapat
bersaing di dunia kerja serta menjawab tantangan zaman kedepannya diperlukan
pendidikan yang selaras dengan tuntun zaman. Sebagaima diatur dalam
Permendikbud Nomor 54 tahun 2013 tentang standar kompetensi lulusan
pendidikan dasar dan menengah.
Perkembangan kurikulum diharapkan dapat menjadi penentu masa depan
anak bangsa, oleh karena itu, kurikulum yang baik akan sangat diharapkan. Dapat
dilaksanakan di Indonesia sehingga dapat meningkatkan proses pembelajaran
yang menghasilkan masa depan anak bangsa yang cerah dan berimplikasi pada
kemajuan bangsa dan negara. Siswa Sekolah Dasar awal (I, II, dan III) sebagai
objek yang akan ditumbuhkan dalam pembelajaran berada di rentangan usia dini.
Pada usia tersebut seluruh aspek perkembangan kecerdasan seperti IQ, EQ dan SQ
tumbuh dan berkembang sangat luar biasa.
Hasil observasi yang dilakukan penulis dilapangan rendahnya hasil MID
semester siswa pada pembelajaran Tematik Terpadu, dimana hasil belajar
siswa belum dapat mencapai KKM. yang telah ditetapkan, dari rata-rata hasil
ujian siswa hanya mecapai 30% sedangkan KKM yang talah ditetapkan yaitu 70.
Agar terwujudnya tajuan pembelajaian tematik terpadu seharusnya guru
menggunakan pendekatan pembelajaran yang tepat dan relavan dengan tuntutan
1
materi yang akan di ajarkan. Taufina (2011:39) mcnjelaskan bahwa pendekatan
pembelajaran adalah "titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses
pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang, terjadinya suatu proses
pembelajaran."
Pada pembelajaran di SD untuk kelas rendah, model pembelajaran tematik
terpadu (PTP) atau integrated thematic instruction (ITI) menjadi model
pembelajaran utama yang, harus dikembangkan guru untuk mengimplementasikan
Kurikulum 2013. Model pembelajaran ini sebenarnya telah lama ada. Model
pembelajaran tematik terpadu (integrated) pertama kali dikembangkan pada awal
tahun 1970-an. PTP diyakini para ahli pendidikan sebagai salah sate model
pengajaran yang efektif (highly effective teaching model). Kehandalannya
didasari kenyataan bahwa Pembelajaran Tematik Terpadu mampu mewadahi dan
menyentuh secara terpadu dimensi emosi, fisik, dan akademik siswa kelas rendah
di SD.
Pembelajaran tematik dapat diartikan suatu kegiatan pembelajaran dengan
mengintegrasikan materi beberapa mata pelajaran dalam satu tema/topik
pembahasan. Sutirjo dan Sri Istuti Mamik (2005: 6) menyatakan "bahwa
pembelajaran tematik terpadu merupakan satu usaha untuk mengintegrasikan
pengetahuan, keterampilan, nilai, atau sikap pembelajaran, serta pemikiran yang
kreatif dengan menggunakan tema".
Pembelajaran tematik terpadu merupakan sebuah pembelajaran yang
``menyentuh" semua aspek kebutuhan siswa. Sebuah pembelajaran yang terkait,
tidak terkotak-kotak dan dapat merefleksikan dimensi, keterampilan, dengan
menampilkan tema-tema yang menarik dan kontekstual. Bidang-bidang
pengembangan yang ada di setiap satuan pendidikan dikembangakan dalam
konsep pendidikan kecakapan hidup yang terkait dengan pendidikan personal dan
sosial, pengembangan berpikir, kognitif, pengembangan karakter dan
pengembangan persepsi motorik dapat teranyam dengan baik apabila materi
ajarnya dirancang melalui pembelajaran tematik dan menyeluruh.
Secara teknis, pembelajaran tematik dan menyeluruh terjadi apabila
kurikulum dapat menampilkan tema yang mendorong terjadinya eksplorasi atau
kejadian-kejadian secara autentik dan alamiah. Dengan munculnya tema atau
kejadian yang alami ini akan terjadi suatu proses pembelajaran yang bermakna
dan materi yang dirancang akan saling terkait dengan berbagai bidang
pengembangan yang ada dalam kurikulum sehingga pendidikan mampu
membentuk manusia secara utuh yang berkarakter, yaitu dengan mengembangkan
aspek fisik, emosi, social, kreativitas, spiritual dan intelektual siswa secara
optimal, serta membentuk manusia yang long life learners (pembelajar sejati).
Adapun tahap-tahap pembelajaran tematik terpadu adalah sebagai berikut: Tahap
1) M.enentukan tema. Tahap 2) Mengintegrasikan tema dengan kurikulum yang
berlaku. Tahap 3) Mendesain rencana pembelajaran. Tahap 4) Aktivitas kelompok
dan diskusi. Dengan demikian, akan tercapai berbagi persepektif dari tema.
Hal ini, membangun guru dan peserta didik dalam mengeksplorasi subjek (tema).
Berdasarkan pengalaman selama mengajar di sekolah SDN 11 Lubuk
Buaya Kota Padang. Sebagai guru dalam meaksanakan pembelajaran tematik
mengalami kendala diantaranya (a). Kurangnya kompetensi guru terhadap
1
pembelajaran tematik. (b). Guru kurang terampil dalam menggunakan media
sebagai penunjang materi pada tema /subtema pada pembelajaran tematik.
(c). Guru kurang mengembangkan materi pembelajaran. (d). Guru
kurang menselaraskan materi satu dengan materi berikutnya.
Dengan keterbatasan guru yang dipaparkan sehingga menimbulkan
kurangnya pemahaman siswa terhadap tema/subtema pembelajaran diantaranya
sebagai berikut :(a). Kurangnya ketertarikan siswa terhadap tema/sub tema
pelajaran tematik. (b). Kurangnya pemahaman siswa terhadap materi yang
disajikan dalam mata pelajaran tematik. (c). Kurangnya keterlibatan siswa dalam
proses pembelajaran tematik. (d). Kurangnya ketercapaian indikator
masing-masing tema/sub tema.
Untuk meningkatkan hasil belajar dan ketercapaian indikator dalam proses
pembelajaran guru kelas menggunakan pendekatan saintifik sebagai pendukung
dalam proses pembelajaran. Dari permasalahan yang dipaparkan di atas maka
penulis merencanakan judul penelitian ini "Peningkatan Proses Pembelajaran
Tematik Terpadu Dengan Menggunakan Pendekatan Sainsifik di Kelas 1 SDN 11
Lubuk Buaya Padang.
B. Rumusan Malasah
Berdasarkan Tatar betakang di atas, maka rumusan masalah secara umum
penelitian
ini,
yaitu
disusun
menurut
judul
dengan
menggunakan
pendekatan, saintfik pada tema peristiwa alam di kelas I SDN 11 Lubuk Buaya?.
Sedangkan rumusan masalah secara khusus penelitian ini adalalt:
1;
2;
3;
C. Tujuan Penelitian
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peningkatan
1
proses pembelajaran tematik terpadu untuk meningkatkan proses pembelajaran
siswa dengan menggunakan pendekatan saintifik pada tema peristiwa alam di kela
I SDN 11 Lubuk Buaya. Secara khusus, penelitian ini bertujuan untuk
mendeskripsikan:
1; Rencana pembelajaran tematik terpadu dengan menggunakan pendekatan
saintifik di kelas I SD Negeri 11 Lubuk Buaya.
2; Pelaksanaan pembelajaran tematik terpadu dengan menggunakan
pendekatan saintifik kelas 1 SD Negeri 11 Lubuk Buaya.
3; Hasil belajar siswa dalam pembelajaran tematik dengan pendekatan
sainstifik di kelas I SD Negeri 11 Lubuk Buaya.
D. Manfaat Penelitian
Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
surnbangan bagi teori pembelajaran tematik pada tingkat Sekolah Dasar. Secara
praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi guru dan peneliti
sebagai berikut ini:
1;
2;
Bagi
Guru,
memberikan
pengetahuan
tentang
pentingnya
1
BAB II
KAJIAN TEORI DAN KERANGKA TEORI
A. Kajian Teori
1. hakekat Pembelajaran Tematik Terpadu
a. Pengertian Pembela.iaran Tematik Terpadu
Pembelajaran tematik terpadadu merupakan pembelajaran yang
menggabungkan 3 muatan pelajaran sebagaimana menurut pendapat Majid
(2014: 84) "pembelajaran terpadu dapat dikatakan sebagai pendekatan
belajar - mengajar yang melibatkan beberapa bidang studi untuk
memberikan pengalarnan yang bermakna kepada anak".
Sejalan dengan pendapat di atas menurut Prastowo (201,3:106)
"pengertian pembelajaran terpadu yaitu suatu pendekatan dalam
pembelajaran yang secara sengaja mengaitkan beberapa aspek baik dalam
intra mata pelajaran maupun antarrnata pelajaran sehingga peserta didik
akan memperoleh pengetahuan dan keterampilan secara utuh, dan
menciptakan pembelajatan yang menyenangkan".
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran terpadu merupakan suatu pendekatan pembelajaran dimana
setiap mata pelajaran memiliki keterpaduan sehingga peserta didik
memilki konsep yang utuh dan pembelajaran menjadi bermakna.
Pelaksanaan pembelajaran terpadu di Sekolah Dasar bersifat tematik
integratif atau disebut pembelajaran tematik. Menurut Poerwadarminta
(dalam Majid, 2014: 80) "Pembelajaran Tematik adalah salah satu model
7
1
8
pembelajaran terpadu yang merupakan suatu sistem pembelajaran yang
memungkinkan siswa, baik secara individu maupun kelompok aktif
menggali dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip keilmuan secara holistih,
bermakna, dan otentik".
Senada dengan hal di atas, Prastowo (2013: 117) mengemukakan
"pe mb elaj aran te matik me rupakan model pe mbelaj aran ya ng
menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran, sehingga dapat
memberikan pengalaman bermakna bagi siswa".
Pengertian pembelajaran tematik dapat disimpulkan yakni suatu
pembelajaran terpadu yang mengintegrasikan beberapa mata pelajaran kedalam
sebuah tema sehingga paserta didik aktif dalam menggali konscp secara holistic,
bermakna, dan otentik.
Berdasarkan paparan pengertian di atas dapat ditarik suatu
kesimpulan mengenai pengertian pembelajaran tematik terpadu yaitu suatu
pendekatan, pembelajarar, yang memungkinkan terciptanya pembelajaran
bermakna karma setiap mata pelaiaran diintegrasikan pada tema yang dekat
dengan kehidupan peserta didik.
Tema merupakan wadah yang menyatukan beberapa mata pelajaran
menjadi suatu topik sentral, kemudian tema dijadikan dasar untuk
menentukan sub-sub tema sehingga pembelajaran menjadi bermakna.
Sejalan dengan pendapat Kunandar (dalam Majid, 2014: 99) "tema
merupakan alai atau wadah untuk mengedepankan berbagai konsep kepada anak
didik secara utuh". Lebih lanjut Fogarty (dalam Majid, 2014: 99) menjelaskan
bahwa "setelah tema ditetapkan selanjutnya tema tersebut dijadikan dasar untuk
menentukan dasar sub-sub tema dari bidang studi lain yang terkait".
Berdasarkan pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa tema
merupakan wadah dasar untuk menentukan sub-sub tema dan merupakan topik
central dari pembelajaran.
b. Tujuan Tematik Terpadu
Pembelajaran tematik selain untuk mencapai tujuan pembelajaran yang
telah ditetapkan juga memiliki sejumlah tujuan lain. Tujuan tersebut
dikemukakan oleh Sukayati (dalarn Prastowo, 2013: 139-140) sebagai berikut:
1; rneningkatkan pemahaman konsep yang dipelajarinya secara lebih
bermakna, 2) mengembangkan keterampilan menenukan, mengolah, dan
memanfaatkan informasi, 3) menumbuh kembangkan sikap positif,
kebiasaan baik dan nilai- nilai luhur yang diperlukan dalam kehidupan
4 ) menumbuhkembangkan keterampilan social seperti kerjasama,
toleransi, serta, menghargai pendapat orang lain 5) meningkatkan gairah
dalam belajar, 6) memilih kegitanyang sesuai dengan minas dan
1
kebutuhan Para siswa.
Senada dengan pendapat diatas, Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan (2014: 28) mengemukakan tujuan pembelajaran tematik
antara lain :
1; Mudah memusatkan perhatian pads satu terra atau topic tertentu, (2)
mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai kompetensi
mata pelajaran dalam tema yang sama, 3) memiliki pemahaman
terhadap materi pelajaran lebih mendalam dan berkesan, 4)
mengembangkan kompetensi berbahasa lebih baik dengan
mengaitkan berbagai mata pelajaran lain dengan pengalaman
peserta didik, 5) lebih bergairah belajar karena mereka dapat
berkomunikasi dalam situasi nyata, seperti bercerita, bertanya,
menulis sekaligus mempelajari pelajaran yang lain, 6) lebih
merasakan manfaat dan makna belajar karena materi yang disajikan
dalam konteks terra yang jelas, 7) guru dapat menghemat waktu karena
karena mata pelajaran yang disajikan secara terpadu dapat
diporsiapkan sekeligus dan diberikan dalam 2 atau 3 pertemuan
bahkan lebih, dan atau pengayaan, 9) budi pekerti dan moral peserta
didik dapat ditumbuh kembangkan dengan mengangkat
sejumlah nilai budi pekerti sesuai dengan situasi dan kondisi.
Berdasarkan uraian tujuan pembelajaran tematik diatas dapat ditarik
kesimpulan bahwa tujuan pembelajaran tematik yaitu : 1) meningkatkan
dan memperdalam pemahaman konsep yang dipelajari peserta didik, 2)
mempermudah siswa berkonsentrasi dan pembelajaran menjadi bermakna
karena peserta didik dipusatkan pada satu tema yang dekat dengan
kehidupannya, 3) mempelajari dan mongembangkan segenap keterampilan
yang dirniliki peserta didik, 4) menumbuh kembangkan sikap positif dan
keterampilan social untuk bekal pesena didik saat terjun ke lingkungan
masyarakat, 5) mengoptimalkan jam pelajaran sehingga guru memiliki
banyak waktu untuk pendalaman materi.
c. Langkah Pembelajaran Tematik Terpadu
Pembeiajaran - tematik terpadu memiliki langkah yang sesuai
dengan kebutuhan peserta didik. Langkah pembelajaran tematik terpadu
antara lain menurut Majid (2014: 89):
1; Berpusat pada siswa, pembelajaran tematik berpusat kepada
siswa (student centered). Hal ini sesuai dengan pendekatan modem
yang lebih banyak menempatkan siswa sebagai subjek belajar,
sedangkan guru lebih banyak berperan sebagai fasilator yaitu
memberikan kemudahan kepada siswa untuk melakukan aktivitas
belajar. 2) memberikan pengalaman langsung, pembelajaran tematik
1
dapat memberikan pengalaman langsung, dimana siswa dihadapkan
pada sesuatu yang nyata (konkrit) sebagai dasar untuk memahami hal
yang baik abstrak. 3) pemisahan mata pelajaran tidak begitu
jelas. 4) menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran.
Pembelajaran tematik menyajikan konsep konsep dari berbagai mata
pelajaran, 5) bersifat fleksibel, pembelajaran tematik bersifat fleksibel,
dimana guru dapat mengaitkan berbagai mata pelajaran lainnya, 6)
hasil pembelajaran sesuai dengan minat dan kebi,tuhan siswa, siswa
diberi kesempatm untuk mengoptimalkan potensi yang dimilikinya, 7)
nienggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan.
Senada dengan pendapat diat q s, menurut Sukayati (dalam
Prastowo. 2013: 149-150) mengemukakan langkah pembelajaran tematik
sebagai berikut: "1) pembelajaran berpusat pada siswa, 2) menekankan
pembentukan pemahawan dan kebermaknaan, 3) belajar melalui
pengalaman, 4) Lebih memperhatikan proses dari pada hasil semata, 5) serat
dengan muatan keterampilan".
Berdasarkan beberapa langkah diatas maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa langkah pembelajaran terpadu adalah 1) berpusat pada
siswa, 2) memberikan pengalaman langsung, 3) pemisahan mata pelajaran
tidak nampak, 4) menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran, 5)
bersifat fleksibel, 6) menggunakan prinsip belajar yang menyenangkan, 7)
hasil sesuai dengan minat dan kebutuhan peserta didik.
d. Manfaat Pembelajaran Tematik Terpadu
Menggunakan model pembelajaran tematik dalam kegiatan
pembelajaran di sekolah dasar memiliki sejumlah manfaat. Menurut
Rusman (dalam Pratowo, 2013: 144) mengemukakan bahwa pembelajaran
tematik sangat penting diterapkan disekolah dasar karena memiliki banyak
nilai dan manfaat diantaranya sebagai berikut:
1; Dengan mengembangkan beberapa kompetensi dasar dan indikator, serta
isi mata pelajaran, akan terjadi penghematan sehingga tumpang tindih
materi dan dikurangkan serta dihilangkan 2) siswa dapat melihat hubungan
hubungan yang bermakna, sebab isi atau materi pelajaran lebih berperan
sebagai sarana atau alat, bukan tujuan akhir, 3) pembelajaran tidak
dipecah-pecah karena siswa dilengkapi dengan pengalaman belajar yang
lebih terpadu sehingga akan mendapat pengertian mengenai proses dan
materi yang lebih terpadu juga, 4) memberikan penerapan-penerapan dari
dunia nyata, sehingga dapat mompertinggi kesempatan transfer belajar, 5)
dengan adanya pemaduan antarmata pelajaran, maka penguasaan
materi pembelajaran akan semakin baik dan meningkat.
S enada dengan pendap at diat as , P ras tow o 12013: 147)
mengelompoickan -rna-.ifaat pembelajaran temAk inenjadi 2 jenis, sebagai
1
berikut :
1; Keuntungan model pembelajaran bagi guru, antara lain : (a)
tersedia waktu lebih banyak untuk pembelajaran, (b) Hubungan
antar-mata polajaran dan tema dapat diajarkan secara logis dan alami,
(c) Guru dapat membantu siswa untuk memperluas kesempatan
belajar ke berbagai aspek kehidupan, (d) Guru dapat bebas membantu
siswa dalam melihat masalah dari berbagai sudut pandang, (e)
Pengernbangan masyarakat belajar terfasilitasi. 2) Keuntungan
pembelajaran tematik bagi peserta didik , sebagai berikut : (a) Peserta
didik memfokuskan diri terhadap proses belajar, bukan hasil belajar,
(b) Pendekatan proses belajar yang integrative, (c) Peserta didik
didorong untuk membuat keputusan sendiri dan bertanggung jawab
pada keberhasilan. belajar, (d)Merangsang penemuan dan
penyelidikan mandiri, (e)Meningkatkan apresiasi dan pemahaman
siswa, (f) Peserta didik mudah memusatkan perhatian pada tema, (g)
Peserta didik dapat mempelajari pengetahuan dan mengembangkan
berbagai kompetensi mata pelajaran dalam tema yang sama,
(h) Pemahaman terhadap materi lebih mendalam dan berkesan, (i)
Kompetensi yang dibahas bisa dikembangkan lebih baik, 6) Siswa
lebih merasakan manfaat dan makna belajar, (k) Siswa lebih
bergairah dalarn. Belajar.
Berdasarkan paparan pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
manfaat
pembelajaran
tematik
bagi
guru
adalah
guru
dapat
1
perkembangan anak dan kebutuhan anak usia sekolah dasar. 2)
kegiatan-kegiatan yang dipilih dalam pelaksanaan pembelajaran
tematik bertolak dari minat dan kebutuhan siswa, 3) Kegiatan
belajar akan lebih bermakna bagi siswa sehingga hasil belajar akan
dapat bertahan lebih lama, membantu mengembangkan
keterampilan berfikir siswa, 4) Menyajikan kegiatan belajar yang
bersifat pragmatic sesuai dengan permasalahan yang sering ditemui
dalam lingkungannya, 5) Mengembangkan keterampilan sosial siswa,
seperti kerjasama, teleransi, komunikasi, dan tanggap terhadap
gagasan orang lain.
Lebih
lanjut
Majid
(2014:
92-93)
mengemukakan
kelebihan
Pendekatan Saintifik
1
penginderaan), pads akhimya dapat menarik kesimpulan dan
menyajikannya secara lisan maupun tulisan.
a;
1
Kegiatan mengkomunikasikan adalah sarana untuk menyampaikan
hasil konseptaalisasi dalam bentuk lisan, tulisan, gambar, diagram atau
grafiki. Kegiatan ini dilakukan agar siswa mampu mengkomunikasikan
pengetahuan, keterampilan dan penerapannya.
c. Tujuan Pendekatan Saintifik
Tujuan pembelajaiar, dengan pendektan saintifik menurut
Kemendikbud (2013) dengan beberapa tujuan pembelajaran dengan pendekatan
saintifik adalah :
1; Untuk meningkatakan kemampuan inteleg, khususnya kemampuan berfikir
tingkat tinggi siswa guru merangsang siswa dengan memberikan
gambar sesuai dengan tema/sub-tema.
2;
3;
4;
Diperoleh hasil beajar yang tinggi dengan tercapainya indikator dan tujuan
pembelajaran.
5;
6;
1
p e mb e l a j a r a n s a i n t i f i k d a p a t mengintegrasikan keterampilan proses sains
kedalam sistem penyajian materi secara terpada. Model ini menekankan pada
proses pencarian pengetahuan dari pada trasfer pengatahuan, peserta didik
dipandang sebagai subjek belajar yang perlu dilibatkan secara aktif dalam proses
pembelajaran.
B. Penilaian Autentik Menurut Kurikulum 2013
Pada kurikulum 2013 siswa tidak lagi menjadi objek dari pendidikan,
tetapi justru menjadi subjek yang ikut mengembangkan tern dan materi yang
ada. Dengan adanya perubahan ini, tentunya berbagai standar dalarn
komponen pendidikan akan mengalami perubahan. Mulai dari standar ini,
standar proses maupun standar kompetensi lulusan dan bahkan standar
penilaianpuil- mengalami perubahan.
Menurut Jon Mueller (2006), penilaian otentik men-ipakan suatu bentuk
penilaian yang paza siswanya diniinLa untuk menanipilkan tugas pada situasi
yang sesungguhnya yang mendemonstrasikait penerapaxi keterampilan dan
pengetahumi csensial yang bermakna. Oich karena itu penilaian otentik lebih
sexing dinyatakan sebagai penilaian berbasis kiner a (performance baso?d
assessment) atau penilaian kineda (performance assessment). Hal itu
dinerkuat cleh Stiggins (1994) (2006) bahwa penilaian otentik siiionhn
dengan penilaian kiner a (performance assessment).
Dapat disimpulkan penilaian autentik merupakan penilaian yang
dilakukan secara komprehensif untuk menilai mulai dari masukan
(input), proses dan keluaran (output) pembelajaran yang meliputi
ranah sikap, pengetahuan dan keterampilan. Dalam penilaian autentik
menilai kesiapan peserta didik Berta proses dan hasil belajar secara
utuh. Selain dari itu penilaian autentik jugs bisa diartikan sebagai upaya
pemberian tugas kepada
peserta didik yang mencerminkan priorotas dan tantangan yang ditemukan
dalam aktivitas-aktivtas pembelajaran seperti, meneliti, menulis, merevisi dan
penilaian autentik memiliki relevansi kuat terhadap pendekatan ilmiah dalani
pembelajaran sesuai dengan twitutan kurikulum 2013. Penilaian autentik ini
dianggap dapat meningkatkan hasil nelajar peserta didik baik dalani rangka
mengopserfasi, menanya, mcnalar, mencoba dan mengkomunikasikan.
1
Hasil penilaian autentik dapat digunakan oleh peserta didik untuk
merancang program perbaikan, pengayaaii, atau pelayanan konseling. Selain
itu hasil penilaian autentik dapat digunakan sebagai bahan untuk
memperbaiki proses pembelajaran yang memenuhi standar penilaian
pendidikan.
Penilain dilakukan dalam ber'bagai texnik untuk semua kompetensi
dasar yang digolongkan dalam 3 aspek, yaitu sikap, pengetahuan dan
keterampilan. Penilaian sikap dapat dilakukan dengan cara observasi.
Observasi dilakukan, secara berkesinambungan dengan menggunakan indra,
baik secara langsung mapun tidak langsung dengan menggunakan format
observasi yang nerisi sejumlah indikator, perilaku yang diamati. Pada aspek
pengetuan dapat dinilai dengan cara tes tertulis, tes lisan dan penugasan.
C. Kerangka Teori
Penggunaan pembelajaran tematik terpadu dengan menggunakan
pendekatan saintifik merupakan altematif untuk lebih mengaktifkan
siswa dalam pembelajaran, dengan pendekatan ini siswa dapat
mengikutipembelajaran dengan aktif, menjelaskan kepada teman, bertanya
kepada guru, berdiskusi dengan teman sekelompoknya, dan menanggapi
pertanyaan. Semakin aktif siswa dalam pembelajaran maka pemaharrian
siswa terhadap materi pelajaran akan semakin bertambah. Jika pemahaman
bertarabah, maka hasil belajar akan meningkat. Di samping itu juga bisa
melatih siswa untuk bekersama, menerima keberagaman, dan memupuk
serta membina sikap sosial melalui kerja kelompok. Berdasarkan penjelasan di
atas, kerangka teori dapat digambarkan dengan skema sebagai berikut:
1
Bagan Kerangka Pendekatan Sainstifik
Proses pembelajan tematik terpadu dengan menggunakan pendekatan
saintifik Di Kelas I SDN I I Lubuk Buaya Rendah
1
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian
1
1; Tempat Penelitian
1
Secara geografi, SDN 11 Lubuk Buaya terletak di pinggir jalan raga
menuju perbatasan kota menghadap ke timur. Semua bangunan yang ada
di SDN 11 Lubuk Buaya berada dalam kondisi baik dan layak digunakan.
Suasana sehari-hari di sekolah ini cukup ramai karena jumlah murid di
sekolah ini berjumlah 815 orang dan jumlah guru yang mengajar di
sekolah ini bellumlat, 43 orang. Adapun alasan penulis memilih SDN 11
Lubuk Buaya sebagai lokasi penelitian karena belum pernah di laksanakan
pendekatan pembelajaran sainstifik dalam Kurikulum 2013
dalam pembelajaran tematik terpadu dan sekolah mau menerima
pembaharuan dalam memperbaiki proses pembelajaran.
2; Subjek Penelitian
1
Sebagai subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas 1 SD Negeri
11 Lubuk Buaya Kec. Koto tanggah kota Padang yang berjumlah 32
orang, dimana siswa perempuan 19 orang dan laki-laki sebanyak 13 orang
adapun yang terlibat dalam penelitian ini adalah :
a;
b;
1
1. Pendekatan dan Jenis Penelitian
1
kualitatif Pendekatan kualitatit Ini berkenaan dengan pernaikan atau peningkatan
proses pembelajaran pada suatu kelas. Pendekatan kualitatif digunakan karena
prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis
atau lisan serta perilaku yang diamati dari orang-orang atau suniber informasi.
Sedangkan untuk melihat keberhasilan proses pembelajaran dengan
pendekatan kualitatif didukung oleh data kuantitatif. Jenis penelitian yang
dilaksanakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research).
Menurut Suharsimi (2006:58) "Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah
penelitian tindakan (action research) yang dilakukan dengan tujuan
memperbaiki mutu prank pembelajaran di kelasnya". Pendapat ini senada
dengan Wardhani (2007:1.4) "Penelitian tindakan kelas adalah penelitian
yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi din,
dengan tujuan iuituk memperbaiki kiner anya sebagai gun, sehingga hasil
belajar siswa menjadi mertingkat".
Berdasarkan defmisl penelitiar, tindakan yang dikemukakan oleh beberapa pakar
di atas, maka dapat disimpulkan bahwa PTK adalah penelitian tindakan dalam
bidang pendidikan yang dilaksanakan dalam kawasan kelas dengan tujuan untuk
memperbaiki dan atau meningkatkan kualitas pembelajaran.
2. Alur Penelitian
Proses penelitian tindakan merupakan proses daur ulang atau siklus. Menurut
Kemmis dan Mc. Raggart (dalam Ritawati 2.006:69) bahwa proses penelitian,
merupakan proses daur ulang atau siklus yang dimulai dari aspek
mengembangkan perencanaan, melakukan tindakan sesuai rencana, melakukan
observasi terhadap tindakan, dan melakukan refleksi yaitu perenungan terhadap
perencanaan, kegiatan tindakan dan kesuksesan hasil yang diperoleh. Sesuai dengan
prinsip umum penelitian, maka setiap partisipasi dan kolaboratif antara praktisi dan
guru Berta kepala sekolah.
1
3. Prosedur Penelitian
Proses penelitian tindakan merupakan proses daur ulang atau siklus. Menurut
Suharsimi (2006:104) "daur ulang dalam penelitian tindakan diawali dengan
perencanaan tindakan (planning), penera p an tindakan (action), mengobservasi
dan mengevaluasi proses dan hasil tindakan (observation and evaluation), dan melakukan
refleksi (reflecting), dan seterusnya sampai perbaikan atau peningkatan yang diharapkan
tercapai (kriteria keberhasilan)".
Sebelum merencanakan tindakan, peneliti terlebih dahulu melakukan observasi
awal/studi pendahuluan terhadap proses pembelajaran tematik terpadu di kelas I SD
Negeri 11 Lubuk Buaya Kota. Padang. Kegiatan ini dilakukan untuk mengetahui
permasalahan yang dihadapi guru dan siswa yang berkaitan dengan proses pembelajaran
tematik di kelas I SD Negeri 11 Lubuk Buaya Kota Padang. Dari hasil studi pendahuluan
diidentifikasi masalah yang ada dalam proses pembelajaran tematik di kelas I SD Negeri
11 Lubuk Buaya Kota Padang.
Kemudian peneliti merumuskan permasalahan yang akan diangkat
sebagai permasalahan penelitian, yakni melaksanakan pembelajaran tematik
terpadu dengan menggunakan pendekatan saintifik di kelas I SD Negeri II Lubuk Buaya
Kota Padang. Kemudian penelitian dilanjutkan dengan tahapan sebagai berikut:
1. Perencanaan
Sesuai
dengan
rumusan
masalah
hasil
studi
Kegiatan
rancangan
dengan
tindakan
ini
dimulai
dengan
pembelajaran
merumuskan
tematik
terpadu
kegiatan berikut:
a;
b;
c;
d;
2. Pelaksanaan
Tahap iai dimulai dari pelaksanaan pembelajaran tematik
1
terpadu dengan menggunakan pendekatan saintifik di Kelas I SD
Negeri 11 Lubuk Buaya Kota Padang sesuai dengan rencana
pelaksanaan pembelajaran yang telah disusun. Penelitian ini
dilaksanakan dalam dalam siklus. Setiap siklus pertama terdiri atas
dua kali pertemuan. Kegiatan dilakukan oleh peneliti sebagai
praktisi
dan
teman
sejawat
sebagai
observer. Praktisi
b;
c;
3; Pengamatan
Pengamatan terhadap tindakan pembelajaran di kelas, I SDN 11 Lubuk Buya.
Kota Padanf y dengan menggunakan pmdekatan saintifik dilakukan bersawaan
dengan pelaksanaan tindakan. Hal ini dilaksanakan secara intensif, objektif, dan
sistematis. Pengamatan dilakukan oleh guru kelas selaku observer pada waktu peneliti
melaksanakan tindakan pembelajaran tematik terpadu.
Dalam kegiatan ini peneliti (praktisi) clan guru kelas (observer) berusaha
mengenal, dan mendokumer,,tasikan semua indikator dari proses hasil perubahan yang
1
telah terjadi, baik yang disebabkan oleh tindakan terencana maupun dampak intervensi
dalam pembelajaran. Keseluruhan hash pengamatan direkam dalmn bentuk !embar
pengamatan.
4; Refleksi
Pengamatan dilakukan secara terns menerus mulai dari siklus I sampai siklus II.
Pengamatan yang dilakukan pada satu siklus dapat mempengaruhi penyusunan tindakan
pada siklus selanjutnya. Hasil pengamatan ini kemudian didiskusikan dengan guru
c;
d;
Pelaksanaan pembelajaran yang berhubungan dengan perilaku guru dan siswa yang
meliputi interaksi proses pembelajaran antara guru dengan siswa, dan antara siswa
dengan siswa dengan menggunakan pendekatan saintifik
b;
1
2. Sumber Data
1
tematik terpadu dengan menggunakan pendekatan saintifik Data
diperoleh dari subjek yang diteliti yakni guru dan siswa kelas I
SD Negeri II Lubuk Buaya Kota Padang.
1
1. Teknik Pengumpulan Data
1
masingnya diuraikan sebagai berikut ini:
a. Observasi
Observasi dilakukan untuk mengamati latar kelas tempat
berlangsungnya
pembelajaran
(Makananku Sehat
dan
tematik
Bergizi).
terpadu
Dengan
pada
tema
berpedoman
pada
dengan
menggunakan
indra
secara
langsung.
1
Tes sebagai alai pengumpul data untuk mengukur kemampuan siswa
dalam menguasai materi pembelajaran tematik sete!ah diberikan tindakan
yaitu bempa pembelajaran tematik terpadu dengan menggunakan
pendekatan sainst;flk. Tes ini berguna untuk mengetahui bagaimana
pemahaman siswa daiam pembelajaran.
Sebagaimana Saniava (2012:99) mengemukakan "tes merupakan instnimen
pengumpulan data untuk mengukur kemampuan siswa dalam aspek
kognitif, atau tingkat penguasaan materi pembelajaran". Lebih lanjut
menurut Kunandar (20111:186) "tes adaiah sejumlah pertanyaan yang
disampaikan pada seseorang atau sejumlah orang untuk mengungkapkan
keadaan atau tingkat perkembangan salah satu atau beberapa
aspek psikologis didalam dirinya. Aspek psikologis dapat berupa
prestasi atau hasil belajar, minat, dan bakat".
Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa tes adalah salah
satu teknik pengumpulan data yang berftingsi untuk mengetahui informasi
kemampuan siswa dalam penguasaan materi pembelajaran.
2. Instrumen Penelitian
I n s t r u me n ya n g d i g u n a k a n d a l a m p e n e l i t i a n i n i a d a l a h
menggunakan tes lembar soal, observasi aktivitas guru dan siswa, serta untuk
masing-masingnya diuraikan dibawah ini:
a; Lembar Observasi
Pada dasarnya berupa paparan tentang data pengamatan terhadap
aktivitas guru maupun siswa selama proses pembelajaran
berlangsung dengan mengg-anakan pendekatan sainstifik. Unsurunsur yang diamati dalam pelaksanaan mengacu pada apa yang tertera
pada lembar observasi. Unsur-msur yang menjadi butir sasaran observasi
bila terjadi dalam proses pembelajaran ditandai dengan memberikan
ceklist di kolom yang ada pada lembar observasi.
b; Lembar tes
Lembar tes digunakan untuk melihat hasil belajar setiap akhir tindakan setelah
proses pembelajaran dengan -rner.ggunakan pendekatan sainstifik terutuma pada
bagian penguasaan mate:i pembelajaran di kelas.
c; Lemnaran non tes
p
Inst imen non tes digunakan untuk mengukur aspek lain seperti sikap.
Instrumen non tes Bering kali digunakan menguji objek/subjek penelitian tetapi
digunakan dengan cars tertentu, tujuan utama biasanya adalah untuk
mendapatkan beragam informasi terkait dengan kondisi objek yang sedang
diteliti.
d. Dokumentasi
Proses yang dilakukan secara sistematis melalui pengumpulan data
hingga pengolahan data sehingga menghasi!kan kompulan dokumen.
1
Dokumentasi berrujuan untuk memperoleh dokumen yang dibutuhkaii
sebagai pendukung keterangan an hal-hal yang membuk-tikan adanya satu
kegiatan yang aternbuktikan dokumentasi.
E. Analisis Data
Data yang diperoleh dalam penelitian dianalisis dengan menggunakan model
analisis kualitatif dengan menggunakan model teknik analisis interaktif yang dIIIxinbangkan oleh Miles Liberman (dalam Kunandar 2008:101), dirr.ana analisis interaktif
ini terdir-i atas tiga komponen kegiatan yang Baling terkait satu sama lain yaitu dimulai
dengan reduksi data, pembeberan data sampai pads penarikar, kesimpulan.
Analisis data kualitatif dilakukan terhadap data yang berupa informasi, uraian
yang berupa penjelasan-penjelasan yang tersaji dalam lembar pengamatan dan transkrip
wawancara. Sedangkan terhadap data kuantitatif yaitu data dalam bentuk jumlah
dituangkan untuk menerangkan suatu kejelasan dari angka-angka sehingga merrperoleh
gambaran bare, kemudian dijelaskan kembali dalam bentuk kalimat/uraian. Data tersebut
direduksi berdasarkan masalah yang diteliti, diikuti penyajian data dan terakhir
penyimpulan atau verifikasi .Tahap analisis yang demikian dilakukan berulangulang
begitu data selesai dikumpulkan pads setiap tahap pengumpulan data dalam setiap
tindakan. Tahap analisis data dapat diuraikan sebagai berikut:
1; Menelaah data yang telah terkumpul baik melalui observasi, pencatatan,
perekaman, dengan melakukan proses transkripsi hasil pengamatan,
penyeleksian dan pemilihan data. Seperti pengelompokan data pada siklus
peitama dan siklus kedua, kegiatan menelaah data dilaksomakan sejak awal data
dikumpulkan.
2; Reduksi data meliput; pengkategorian dan pengklasifikasian. Semua data yang tflali terkumpu! diseleksi dan dikelompok-kelompokkan sesuai fokus
penelitian. Data yang telah dipisah-pisabkan tersebut lain diseleksi mana yang
relevan dan mana yang tidak relevan. Data yang relevan dianalisis dan yang tidak
dibuang.
3; Penyajian data dilakukan dengan cara mengorganisasikan informasi yang telah
direduksi. Data yang telah disederhanakan, dikelompokkan berdasarkan
permasalahan yang diteliti, disajikan dalam bentuk teks maupun Label sehingga
1
mendukung pembelajaran dan yang menghambat pembelajaran.
Dengandemikian pengembangan dan perbaikan atas berbagai
kekurangan dapat dilakukan tepat pada aspek yang bersangkutan.
Sedangkan teknik analisis dais kuantitatif dilakukan
terhadap hasil belajar peseita didik dengan menggunakan
pendekatan persentase yang dikema-kakan oleh Kemendikbud
dalam penduan penilaiait kurikulum 2013 dengan rumus
sebagai berikut:
skoryangdiperoleh
NA = skormkasimal x 100
Kriteria penilaian menurut kemendikbud 2013 adalah :
Konversi nialai akhir
Perdikat
Klasifikasi Sikap dan
(Pengetahuan
Ekstrakurikuler
dan keterampilan
Skala 9-100
Skala 1-4
86-100
81-85
366
A-
76-80
3.33
B+
71-75
3.00
66-70
2.66
B_
61-65
2.33
C+
56-60
51-55
1.66
C_
SB
1
46-50
1.33
D+
0-45
1
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini berbentuk Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan di kelas I
SD Negeri 11 Lubuk Buaya Kecamatan Koto Tanggah pada mata pelajaran Tematik
terpadu semester II Tahun Ajaran 2014/2015, dengan jumlah siswa sebanyak 32
orang yang terdiri dari 19 orang perempuan dan 13 orang laki-laki. Pelaksanaan
tindakan dibagi atas dua Siklus. Siklus I dilaksanakan dalam dua haii pertemuan,
sedangkan siklus II dilaksanakan dua kali pertemuan.
A. Hasil Penelitian
1. Siklus I Pertemuan I
Pada bagian ini dipaparkan penerapan pendekatan pembelajaran
sainstifik dalam pembelajaran Tematik Terpadu yang meliputi
perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.
a;
Perencanaan
1
indikator Bahasa Indonesia (1)Menerima keberadaan Tuhan Yang Maha Esa at&-,
penciptaan manusia, bahasa yang beragam, serta benda-benda di slam sekitar
Memiliki kepedullan dan rasa ingin tabu terhadap keberadaan wujud dan sifat
benda melalui pemanfaatan bahasa. Indonesia dan/atau bahasa daerah. (2)
Mengenal teks deskriptif tentang anggota tubuh dan pancaindra, wujud dan sifat
benda, serta peristiwa siang dan malam dengan bantuan guru atau teman dalam
bahasa Indonesia lisan dan tulis yang dapat diisi dengan kosakata bahasa daerah
untuk membantu pemahaman. (3) Mengamati dan menirukan teks deskriptif
tentang anggota tubuh dan panca indra, wujud dan sifat benda, serta peristiwa
siang dan malam secara mandiri dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis yang.
1
dengan disiplin. (8). Dengan menga mati pola bilangan, siswa dapat
melengkapi pola bilangan dengan disiplin. (9) Dengan berlatih melengkapi
pola bilangan, siswa dapat membuat pola bilangan dengan parcaya diri.
Langkah-langkah pembelajaran secara umum pads siklus I pertemuan I
peneliti bagi menjadil tiga langkah, yaitu: 1) Kegiatan awal, 2) Kegiatan inti, dan
3) Kegiatan akhir. Ketiga langkah ini tidak berdiri sendiri, melainkan sating terkait
antara satu kegiatan dengan kegiatan lainnya. Dalam langkah-langkah
pembelajaran dengan tema peristiwa alam dan sub tema cuaca di siklus I
pertemuan I ini peneliti menggunakan media pembelajaran kartu kata, dan
teks deskriptif. Adapun sumber belajar yang diguanakan yaitu buku siswa dan guru
Tematik Terpadu kelas 1 pusat kurikulum dan perbukuan, Balitbang, kemendikbud,
dan buku Teramatik Terpadu kelas 1 terbitan Erlangga.
Penitaian yang direncanakar. penehti diperoleh dari hasil belajar
aspek, aspek afektif kognitif dan aspek psikomotor. Aspek afektif diperoleh
melalui hasil pengamatan sikap yang dilakukan dalam proses pembelajaran
dalam setiap pertemuan pads siklus I pertemuan I dengan indikator KI 1 berdoa
sebelvin dan sesaudah melakukan sesuatu, mengucapkan rasa syukur atas karuma
tuhan, m e m b e r i s a l a m s e b u l u m d a n s u s a h m e n y a m p a i k a n
pendapat/presentasi, mengucapkan kekaguman secara lisan maupun tulisan
terhadap tuhan saat melihat kebesaran tuhan dan merasakan keberadaan serta
kebesaran tuhan saat mempelajari ilmu pengetahuan. K2 adalah sebagai berikut:
sikap disiplin, percaya diri dan santun. Aspek kognitif diperoleh melalui hasil
tes belajara yang terdiri dari tes individu kelompok dan aspek psikomotor
diperoleh melalui hasil pengamatan kemampuan menggambar seita
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan
pembelajaran
Tematik
Terpadu
dengan
1
selama 170 menit (5x35 menit). Dalam pelaksanaan tindakan peneliti
bertindak sebagai guru dan guru kelas 1 sebagai observer.
1;
Kegiatan Awal
Kegiatan awal dilaksanakan selama 15 menit. Pada awal
pembeiajaran, peneliti mempersiapkan hal-hal yang dibutuhkan dalam
pembelajaran seperti media kartu kata Berta teks deskriptif, lembar
obscrvasi, dan dokumentasi, Berta meminta observer untak dapat
mengamati semua aktivitas peneliti dan siswa dalam pembelajaran pada
siklus I pertemuan I. Kemudian, Guru membuka pelajaran dengan menyapa
siswa dan menanyakan kabar mereka. Siswa berdoa sebelum belajai
sebagai
penanaman
M'Iai-nilai
keagamaan
melalui
pembiasaan.
Kegiatan Inti
Kegiatan inti terdiri dari lima langkah pengunaan pendekatan
pembelajaran sainstifik sebagai berikut:
a) Mengamati
Dalam tahap mengamati guru mengintruksikan siswa untuk
mengamati teks tentang keadaan cuaca yang tertera di buku siswa.
Siswa melanjutkan untuk membuka teks yang ada daiam buku siswa.
Kemudian siswa memilih kartu kata yang sesuai dengan
keadaan cuaca seperti : cerah, mendung, petir, gelap, payung jas
1
hujan, topi, dan angin sepoi. Setelah siswa selesai mem.-*Iih kartu
kata yang disediakan guru bertugas mengitung kartu kata yang dipilih
siswa
untuk
menentukan
mendengarkan
guru
skor
perolehan
melakukan
nilai
siswa.
perhitungan
Siswa
skor.
b) Menanya
Pada tahap ini siswa menanyakan pad, guru tentang mana yang
menggambarkan cuaca cerah dan mana yang me ngga mba rkan c uac a huj an.
Setel ah munculn ya p e r t a n ya a n d a r i s a l a h s e o r a n g s i s w a , m a k a
g u r u memberikan umpan balik pads siswa yang lain
untuk
memberikan
Hujan
dais
kelaspun
1
serempak jadi rwnai oleh sorak siswa.
c) Mencoba
Siswa bersama guru bernyanyi lagu Tik-Tik Bunyi Hujan ciptaan
Ibu Sud. Setelah sulesai menyanyi siswa diajak bermain menebak kata
mengenai
cuaca
cerah
dan
hujan.
Siswa
memperhatikan
guru
1
yang cerah pada kotak yang disediakan.
d) Menalar
Pada tahap ini guru meminta pendapata dari siswa ,wtuk memberikan
pendapatnya tentang kondisi cuaca hari ini, setelah itu. Siswa kesempatan
urituk mcnentu-kan cuaca seperti apa yang digambarkan di teks deskriptif
tersebut setelah pertanyaan guru dijawab oleh siswa pembelajaran dilanjutkan
dengan menyuruh siswa menjawab pertanyan di b u k u s i s w a . S e t i a p k a r t u
b e r t u l i s k a n 1 k a t a ya n g berhubungan dengan cuaca cerah dan cuaca hujan
(misalkan basah, hangat, langit terang, angin sepoi, angin kencang, dingin, jas
hujan, payung, hujan, langit gelap, langit biru, d a n l a i n l a i n ) . S i s w a
menjawab
p e r t a n ya a n
guru
menghitung
dan
melengkapi
pola
e) Mengkomunikasikan
Setelah siswa diajak untuk mendefinisikan tentang cuaca (keadaan
udara di suatu tempat pads waktu tertentu), guru membantu mengarahkan
definisi tersebut. Guru memotivasi siswa dengar contoh-contoh yang
kongkrit dengan cuaca dan guru rneminta siswa menantbahkan contoh
keadaan cuaca lainnya. Siswa memberikan contoh kondisi cuaca lainnya seperti
mendung dan berawan. Setiap kelompok diminta maju ke depan kelas untuk
menceritakan basil diskusinya mengenai ciri-ciri cuaca cerah dan cuaca hujan
sesuai teks. Setiap kelompok diminta menentukan urutan pemain pertama,
kedua, dan seterusnya. Siswa dengan kelompoknya yang memiliki skor
1
tertinggi adalah pemenangnya. Guru mengumurnkan pemenang permainam
S i s w a b e r s a m a g u r u m e n u t u p k e g i a t a n d e n g a n menyampaikan
3. Kegiatan Akhir
Siswa dan guru menutup kegiatan dengan rasa syukur atas karunta. Tuhan. Cuaca cerah dan cuaca hujan adalah karunia Tuhan.
Melakukan tanya jawab tentang materi yang telah dipelajari (untuk
mengetahui ketercapaian materi) Guru melakukan penilaian hasil belajar.
Mengajak semua siswa befdoa dan bersyukur.
c. Pengamatan
Pada langkah ini, kegiatan yang dilakukan oleh kedua observer
adalah mengamati, menilai RPP dan mengamati jalannya proses kegiatan
pembelajaran dengan menggunakan lembaran pengamatan yang telah
disediakan. Aspek yang diamati adalah:
1; Lembar Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
1
penilaian RPP dilaksanakan melalui lembar instrument observasi RPP, dengan
aspek penilaian terdiri dari 9 komponen, antara lain: a) identitas mata
pelajaran, b) perumusan indikator, c) perumusan tujuan pembelajaran, d)
Pemilihan materi ajar, e) pemilihan sumber belajar) pemilihan media belajar,
g) metode pembelajaran h) skanario pembelajaran i) rancangan penilaian
autentik.
Pada
langkah
identitas
mata
pelajaran
mendapatkan
dengan
indicator,
Kesesuaian
penggunaan
kata
keda
1
tidak sesuai, sedangkan kereuntunan uraian materi mendapatkan kualifikasi
sesuai sebgian.
Pada
langkah
pemilihan
sumber
belajarterdapat
pembelajaran
kesesuaian
dengan
tujuan
pembelajaran,
berada
pada
langkah
tidak
sesuai.
Sedangkan
komponen
langkah
metode
pembelajaran
dengan
langkah
1
Pada
langkah
rancangan
kesesuaian
bentuk,
teknik
penilaian
dan
autentik
instrumen
dengan
dengan
langkah
indikator
a;
b;
c;
d;
f;
1
muncul guru me mbi mbi ng si swa dala m memberikan pendapat
tentang kondis-.' siswa hari ini dan guru membimbing siswa dalam me.nbuat pola deagm menyusun benda-benda langit.
Pada langkah mengkomunikasikan kualifikasi cukup dengan deskriptor
yang tidak muncul guru membimbing siswa dalara menceritakan hasil
diskusi mengenai ciri-ciri cuaca cerah dan cuaca hujan dan guru
membimbing siswa dalam kelorp-pok nieneritakar. urutan permainan tebak
kata.
Pada langkah merangkup materi pelajaran kualifikasi baik yaitu guru
bertanya pada siswa tentang materi yang belum dimengerti, guru menyuruh
siswa menger akan latihan dan guru menyuruh siswa melakukan refleksi dari
kegiatan yang sudah dilakukan deskriptor yang belum tercapai yaitu guru
menyimpulkan pelajaran.
g;
h;
b;
c;
e;
f;
1
a. Hasil belajar pada Siklus I pertemuan I
1. Sikap
Keberhasilan siswa dalam aspek sikap dilihat dan dinilai daari
proses pembelajaran berlangsung dalam KI 1 setelah dianalisis
siswa mendapatkan penilian siskap dengan jumlah siswa 32 orang
memperoleh predikat sebagai berikut : I orang bemilai sangat baik (SB),
10 orang bemilai baik (B), 18 orang bemilai cukup (C), dan 3 orang
bemilai kurang (K). Pada KI 2 yang dinilai adalah siswa mampu
menunjukan sikap disiplin, percaya diri dan santun dengan penjabaran
sebagai berikut : 1 orang bemilai sangat baik (SB), 16 orang bemilai baik
(B), 15 orang bemilai cukup (C), dan tidak ada siswa yang bernilai kurang
(K). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam lampiran 5 hal 193 dan
laampiran 6 hal 194.
2. Pengetahuan
Keberhasilan siswa dilihat Bari hasil evahiasi yang dilakukan pada akhir
pembelajaran. Hasil evaluasi siklus I pertemuan I ini yakni keadaan alam
dengan sub terra cuaca secara umum dapat dilihat pada lembar hasil penilaian
pengetahuan.
Berdasarkan hasil pembelajaran dapat diperoleh gatnalbaran dari 3
muatan pembelajaran yang terdiri dari muatan pembelajaran Bahasa
Indonesia, SBDP, dan Maternatika. Dari hasil muatan pembelajaran Bahasa
Indonesia pada nilai hasil belajar jumlah siswa 32 orang, terdapat 16 orang
siswa yang memperoleh nilai dengan predikat B-. Dengan rata-rata kelas yang
diperoleh adalah 50% dari ketuntasan yang ditetapkan. Pada muatan
1
pelajaran Bahasa Indonesia hasil membaca terdapat 26 orang siswa yang
memperoleh nilai dengan predikat A, A-, dan B. Rata-rata kelas dengan hasi
membaca yang diperoleh yaitu 74,43 dengan persentase ketuntasan hasil
yang diperoleh adalah 81,2%. Nilai mengelompokan kata pada muatan
pembeajaran Bahasa Indonesia terdapat 16 orang siswa yang memperoleh nilai
dengan predikat A, A-, dan B. Rata-rata kelas dengan hasi membaca yang
diperoleh yaitu 66,75 dengan persentase ketuntasan hasil yang diperoleh
adalah 50%. Pada muatan pembelajaran SBDP terdapat 15 orang siswa yang
memperoleh nilai dengan predikat A, A-, dan sedangkan siswa yang
memperoleh nilai dengan predikat B- kebawah sebanyak 17 orang. Rata-rata
kelas dengan hasi membaca yang diperoleh yaitu 66,75 dengan persentase
ketuntasan hasil yang diperoleh adalah 46%.
Pada muatan pembelajaran Matematika terdapat 9 orang siswa yang
memperoieh nilai dengan predikat A, A-, dan sedangkan siswa yang
memperoleh nilai dengan predikat B- kebawah sebanyak 23 orang. Ratarata kelas dengan hasi membaca yang diperoleh yaitu 66,31 dengan persentase
ketuntasan hasil yang diperoleh adalah 28,12%.
3; Keterampilan
1
dengan predikat B- kebawah sebanyak 16 orang. Rata-rata kelas dengan hasi
membaca yang diperoleh yaitu 65,62 dengan persentase ketuntasan
hasil yang diperoleh adalah 50%.
d. Refleksi
Pembelajaran
siklus
pertemuan
difokuskan
pada
pembelajaran tentang tema keadaan alam dan sub tema cuaca. Kegiatan
refleksi dilakukan secaia kolaboratif antam peneliti dengan observer di
akhir pembelajaran.
Berdasaikan hasil refleksi dan diskusi guru, teman sejawat, ditemukan
beberapa
hal
ya ng
perlu
diperhatikan
untuk
pembelajaran
selanjutnya yakni :
1) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
a; Dalam keseuaian nunusan dengan aspek keterampilan belum s,suai
b;
c;
d;
e;
f;
1
metode pembelajaran yang digunakan harus sesuaian dengan pembelajaran
yang Aar) dilakukan.
g; Dalam rancangan penilaian autentik terdapat 3 langkah yang tidak
muncul seperti Kesesuaian antara bentuk, teknik dan instrument penilaian
sikap, Kesesuaian antara bentuk, t e kni k da n i nst r u me nt pe ni l ai a n
pe nge ta hua n da n Kesesuaian antara bentuk, teknik dan instrument
penilaian keterampilan. Hal ini dapat diatasi dengan bentuk, teknik d a n
i n s t r u m e n y a n g s e s u a i d e n g a n p e n d e k a t a n pembelajaran
yang digunakan oleh guru.
2) Tindakan guru
a; Pada kegiatan aWai appersepsi dan motivasi, guru tidak menya-npaikan
manfaat pembelajaran yang akan dilakukan s e hi ng ga , s i s w a k ur a ng
t e r t a t i k un t u k me ng i k ut i pembelajaran yang berlangsung. Pada tahap
Penyampaian k o m p e t e r . s i d a n r e n c a n a k e g i a t a n , G u r u i d d a k
menyampaikan mated pembelajaran yang akan dicapai peserta didik.
Dalam hal ini dibarapkan guru !ebih kreatif lagi agar siswa lebih ak-ti f dan
termotivasi dalam mengikuti pembelajaran.
b; Pada kegiatan inti mulai dari tahap mengamti, menanya, mencoba, menalar dan
mengkomunikasikan guru kiaang membimbing siswa dengan baik seperti :
Guru belum mengintruksikan siswa untuk mengarnati teks ktadaan cuaca
yang teitera di buku. Guru belum memberikan penekanan pads siswa tentang
contoh-contoh cuaca pads hari sebelumnya. Guru kurang tanggap terhadap
pertanyaan siswa tentang lagu Tik-tik Bunyi hujan. Dalam tahap
mencoba guru belum membimbing siswa dalam melakukan kegiatan dalam
permainan tebak kata ke-2. Masing lemahnya perhatian guru terhadap
siswa-siswa yang kurang ma mp u . G u ru h ar es me mp e rh a t ik an
3) Tindakan siswa.
a) Pada kegiatan awal, siswa tidak mendengarkan penjelasan guru tentang
materi sebelumnya. Saat guru menvampaikar, tujuan pembelajaran siswa
tidak memperhatikan,dan menanyakan penyampaian tujuan
pembelajaran yang karang jelas, pads saat apersersi hanya beberapa
siswa yang mau menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru
sehingga motivasi pembelajaran yang diberikan belum dapat
memeotivasi siswa dengan baik. Siswa masih sibuk dengan kegiatan
masing-masing sehingga sebagian siswa tidak memperhatikan penjelasan
guru tentang kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan.
b) Pada kegiatan inti dengan tahap-tahap pembelajaran
1
mengamati,
menanya,
mencoba,
menalar
dan
mengkomunikasikan masing lemahnya perhatian siswa untuk
mengilcuti pembelajaran dengan serius. Saat pembelajaran
berlangsung siswa tidak merdengarkan penjelasan gm tentang perghitungan scor da-i kartu kata, tidak mengamati gambar pola bilangan
yang di paiangkan guru. Hal ini menyebankan seisi kelas jadi ribut.
c) Pada kegiatan akhir, siswa terlihat kurang bersemangat, kurang aktif
dalani menyimpulkan pelajaran dan menjawab, oertanyaan guru tentang
peniaiiaman pembelajaren yang te!ah dilakukan.
Penilaian teehadap hasil belajar siswa diiakukan clngar, membori seal latihan
tertulis kepada masing-masing siswa. Berdasarkan pengamatan peneliti dan observer
ditemukan babwa kemampuan siswa dularn memaha.-n ; soal belum maksimal.
Hal ini terbukti rata-rata hasil belajar yang diperoleh siswa pada siklus I
pertemuan I ini adalah 64,2 dengan persentase ketuntasan 46%.
B e r d a s a r k a n h a s i l p e n g a m a t a n d a n a n a l i s a permasalahan yang
timbul pada pembelajaran siklus I pertemuan I, maka dilakukan perbaikan
pembelajaran yang akan dilanjutkan pada pertemuan berikutnya yang berkaitan
kegiatan
awal,
sebelum
memulai
pelajaran
sehorus'lya
guru
1
hujan. Dalam, tahap mencoba guru dapat membimbing siswa dalam
melakukan kegiatan dalam permainan tebak kata. ke-2. Dalam proses
pembelajaran
depgan
pendekatan
saintifik
ini
guru
hares
lebih
1
menggunakan garnbar - gambar/benda
korlret. (3). mendeskripsikan,
mengembangkan, dan membuat pola yang berulang. Indikator pembelajarannya
adalah : (1) Melengkapi baris bilangan yang merupakan pola bilangan sederhana,
(2) Membuat pola bilangan menggunakan gambar bends konkrit. Muatan
pelajaran SBDP terdiri dari standar kompetensi sebagai berikut (1)
Merasakan keindahan alarn sebagai salah satu tanda-tanda kekuasaan Tuhan. (2).
PA.-minjukkan rasa ingin tabu untuk mengenal alam di lingk-tmgan sekitar
sebagai somber ide dalam berkarya seni. (3). Mengenal unsur-unsur gerak,
bagian-bagian gerak anggota tubuh dan level gerak dalarn menari. (4) Menirukan
gerak alam lingkungan sekitar dengan menggunakan level tinggi, sedang, dan
rendah. Indikator dalam muauatan pelajaran S BDP terdir i dari :
(1). me mbedakan gerak ang in. (2). Mempraktekan gerakan angin sepoi,
(3). Mempraktikkan gerakan angin sedang, (4). Mempraktikkan gerakat, angin
kencang.
Berdasarkan standar kompetensi dan indikator di atas, maka muatan
pembelajaran yang akan dicapai yaitu : (1). Dengan membaca teks
deskriptif, siswa m.unpu mengidentifikasi pergerakan angin dengan percaya
diri. (2). Dengan membaca teks bacaan , siswa mampu membaca dengan
santun. (3). Dengan membaca teks deskriptif, siswa dapat melanjutkan pola
bilangan dengan disiplin. (4). Dengan mengamati pola bilangan, siswa dapat
membuat pola bilangan dari urutan terkecil (80-91) dengan disiplin. (5). Dengan
mengamati pola bilangan, siswa dapat membuat pola bilangan dari urutan terbesar
(80-91) dengan disiplin. (6). Dengan menirukan gerakan siswa dapat
mempraktikkan gerakan angin bertiup sepoi dengan percaya diri. (7). Dengan
mengurukan gerakan guru, siswa dapat mempraktikkan gerakan angin bertiup
sedang dengan percaya diri. (8). Dengan menirukan gerakan guru, siswa dapat
mempraktikkan gerakan angin bertiup kencang dengan percaya diri. Untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang telah disusun, peneliti selaku praktisi
menggunakan pendekatan pembelajaran sainstifik dengan mengikuti langkahlangkah yang telah ditentukan.
Langkah-langkah peinbelajarail secara umum pada siklus I Langkah-langka
II peneliti bagi membagi tiga langkah, yaitu: 1) Kegiatan awal, 2) Kegiatan inti,
dan 3) KegiataD akhir. Ketiga langkah ini tidak berdiri sendiri, melainkan saling
terkait antara satu kegiatan dengan kegiatan lainnya. Adapun RPP uatuk siklus I
pertemuan II dapat dilihat pada lampiran.
Dalam siklus I pertemuan II ini peneliti menggunakan media pembelajaran
berupa gambar layang-layang dan kencir angin. Adapun sumber belajar yang
digunakan yaitu buku Tematik Terpadu, buku guru dan buku siswa
kelas 1 terbitan pusat kurikulum dan perbukuan, balidbang, kemdikbud.
Tematik Terpadu kelas 1 terbitan Erlangga. Penilaian yang direncanakan pencliti diperoleh dari hasil belajar aspek, aspek afektif, kognitif dan aspek
psikomotor. Aspek afektif diperoleh melalui hasil pengamatan sikap yang
dilakukan dalam proses pembelaj,--ran dalam setiap pertemuan pada siklus I
pertemuan I dengan indikator KI 1 berdea sebelum dan sesaudah melakukan
sesuatu, inengucapkan rasa syukur atas karania tuhan, m e m b e r i s a l a m
s e b u l u m d a n s u s a f t m e n y a m p a i k a n pendapat/presentasi, mengucapkan
1
kekaguman secara lisan maupun tulisan terhadap Nhan saat meliliat kebesaran
tuhan dan merasakan keberadaan serta kebesaran tuhan saat
mempelajari ilmu pengetahuan. K2 adalah sebagai berikut: sikap disiplin,
percaya diri dan santun. Aspek kognitif diperoleh melalui hasil tes beiajara
yang terdiri dari tes individu kelompok dan aspek psikomotor diperoleh
melalui hasil pengamatan kemampuan membuat layang-layang kertas dan kincir
angin siswa pada siklus 1 pertemuan II.
Penilaian terhadap siklus I pertemuan II ini adalah dengan memberikan soal
latihan tertulis secara individual kepada siswa tentang tema keadaan alam
dengan sub tema musim kemarau. Dalam mengedakan soal latihan tersebut
siswa tidak diperbolehkan untuk saling membantu dalam menyelesaikan tugas.
Selain itu, peneliti juga menyiapkan instrument berupa lembar soal
latihan, lembar hasil penilaian RPP, lembar hasil penilaian aspek afektif dan
psikomotor, lembar hasil pengamatan dari aspek guru, dan lembar hasil
pengamatan dari aspek siswa. Hasil pengamatan pada siklus I pertemuan II selama
proses pembelajaran berlangsung.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan pembelajaran Tematik Terpadu dengan
menggunakan pendekatan pembelajaran sainstifik dilaksanakan pada hari
Kamis tanggal 16 April 2015 mulai pukul 08.00 10.45 WIB. Siswa yang
hadir pada pertemuan ini berjumlah 32 orang. Pelaksanaan pembelajaran
berlangsung selama 170 menit.
Dalam pelaksanaan tindakan peneliti bertindak sebagai gang sebagai
observer yang dibantu oleh teman sejawat melakukan pengamatan terhadap
tindakan yang dilakukan oleh guru dan siswa selama proses pembelajaran
berlangsung.
1) Kegiatan Awal
Kegiatan awal dilaksanakan selama 15 menit. Pada awal
pembelajaran, peneliti mempersi-apkan hal-hal yang dibutuhkan dalam
pembelajaran seperti media layang-layang dan kiincir angin, lembar
observasi, lembar IPKG, dan dokumentasi, serta meminta observer I dan II
untuk dapat mengarnati semua aktivitas peneliti dan siswa dalam
pembelajaran
pada
siklus
pertemuan
II.
Kemudian,
peneliti
1
dilanjutkan dengan absensi, dan. berdo'a. Guru melakukan appersepsi
yaitu membuka alat komunikasi yang sudah dipelajari pada pei temuan
sebelumnya.
Guru menanyakan kepada siswa lain tentang kegiatan pernbelajaran
sebelumnya. Jawaban muncul dari beberapa siswa yang mulai berani
mengeluarkan pendapatnya. Ada 3 orang siswa menjawab berbeda dan
2 orang siswa menjawab sama. Guru menyampaikan topik pembelajaran
yaitu musim kemarau.
2) Kegiatan anti
Kegiatan inti dilaksanakan selama 145 menit. Kegiatan inti
terdir dari lima langkah penggunaan pendekatan pembelajaran
sainstifik sebagai berikut:
(a). Mengamati
Pelaksanaan kegiatan mengamati guru menjeiaskan
pembelaiaran
yang
dilakukan
menjelaskan
tahap-tahap
terlebih
pembelajaran
dahulu
Berta
yang
akan
1
siswa untuk meiihat layang-layang dan kincir angin. Siswa
mengamati gambar layang-layang dan kincir angin. Siswa layanglayan penjelasar guru mengenai manfaat angin. Siswa mengamati
gambar benda-benda yang tertiup angin.
Menanya
Guru membuat pola bilangan dipapan tulis dan meminta
b;
1
basah atau berbahaya. Siswa melakukan gerakan seperti yang
dicontohkan guru. Siswa melakukan gerakan seperti yang dicontohkan
guru. Gerakan pohon tertiup angin sepoi. Badan bergerak pelan ke
kanan dan ke kiri. Siswa berdiri tegak. Gerakan pohon tertiup angin
sedang. Siswa berdiri tegak. Kedua tangan diangkat ke atas.
Ayunkan tangan ke kanan dan ke kiri. Gerakan pohon tertiup angin
kencang. Siswa berdiri tegak. Kedua tangan diangkat ke atas.
Ayunkan tangan ke kanan dan ke kiri. Lakukan gerakan dengan cepat.
Siswa melakukan gerakan bersama-sama.
(d) Menalar
Setelah pembelajaran selesai di halam sekolah guru kembali ke kelas.
Siswa dimintak untuk menuliskan kegiatan yaiig telah mereka lakukan di
lapangan. Siswa menuliskan hasil diskusi di buku siswa. Setelah
mengamati pola bilangan, siswa membuat pola bilangan dengan
melanjutkan urutan bilangan yang tertera pada gambar layang-layang dan
kincir angin. Siswa diberi kesempatar. untuk menciptakan gerakan
1
Kegiatan selanjutnya guru memberikan penjelasan bahwa bermain
di
luar
kelas
mengikuti
gerakan
alam
adalah
hal
yang
menirukan
gerakan
angin.
Siswa
dapat
3) Kegiatan Akhir
1
Kegiatan akhir dilaksanakar. selama 15 menit. K egiatan
ya ng
dilakukan
adalah
s isw a bersama
guru
menyimpulkan
a;
b;
d;
1
uraian materi ajar.
e;
f;
g;
h;
i;
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian
1
3; Tempat Penelitian
1
Secara geografi, SDN 11 Lubuk Buaya terletak di pinggir jalan raga
menuju perbatasan kota menghadap ke timur. Semua bangunan yang ada
di SDN 11 Lubuk Buaya berada dalam kondisi baik dan layak digunakan.
Suasana sehari-hari di sekolah ini cukup ramai karena jumlah murid di
sekolah ini berjumlah 815 orang dan jumlah guru yang mengajar di
sekolah ini bellumlat, 43 orang. Adapun alasan penulis memilih SDN 11
Lubuk Buaya sebagai lokasi penelitian karena belum pernah di laksanakan
pendekatan pembelajaran sainstifik dalam Kurikulum 2013
dalam pembelajaran tematik terpadu dan sekolah mau menerima
pembaharuan dalam memperbaiki proses pembelajaran.
4; Subjek Penelitian
1
Sebagai subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas 1 SD Negeri
11 Lubuk Buaya Kec. Koto tanggah kota Padang yang berjumlah 32
orang, dimana siswa perempuan 19 orang dan laki-laki sebanyak 13 orang
adapun yang terlibat dalam penelitian ini adalah :
c;
d;
1
1. Pendekatan dan Jenis Penelitian
1
kualitatif Pendekatan kualitatit Ini berkenaan dengan pernaikan atau peningkatan
proses pembelajaran pada suatu kelas. Pendekatan kualitatif digunakan karena
prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis
atau lisan serta perilaku yang diamati dari orang-orang atau suniber informasi.
Sedangkan untuk melihat keberhasilan proses pembelajaran dengan
pendekatan kualitatif didukung oleh data kuantitatif. Jenis penelitian yang
dilaksanakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research).
Menurut Suharsimi (2006:58) "Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah
penelitian tindakan (action research) yang dilakukan dengan tujuan
memperbaiki mutu prank pembelajaran di kelasnya". Pendapat ini senada
dengan Wardhani (2007:1.4) "Penelitian tindakan kelas adalah penelitian
yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi din,
dengan tujuan iuituk memperbaiki kiner anya sebagai gun, sehingga hasil
belajar siswa menjadi mertingkat".
Berdasarkan defmisl penelitiar, tindakan yang dikemukakan oleh beberapa pakar
di atas, maka dapat disimpulkan bahwa PTK adalah penelitian tindakan dalam
bidang pendidikan yang dilaksanakan dalam kawasan kelas dengan tujuan untuk
memperbaiki dan atau meningkatkan kualitas pembelajaran.
2. Alur Penelitian
Proses penelitian tindakan merupakan proses daur ulang atau siklus. Menurut
Kemmis dan Mc. Raggart (dalam Ritawati 2.006:69) bahwa proses penelitian,
merupakan proses daur ulang atau siklus yang dimulai dari aspek
mengembangkan perencanaan, melakukan tindakan sesuai rencana, melakukan
observasi terhadap tindakan, dan melakukan refleksi yaitu perenungan terhadap
perencanaan, kegiatan tindakan dan kesuksesan hasil yang diperoleh. Sesuai dengan
prinsip umum penelitian, maka setiap partisipasi dan kolaboratif antara praktisi dan
guru Berta kepala sekolah.
1
3. Prosedur Penelitian
Proses penelitian tindakan merupakan proses daur ulang atau siklus. Menurut
Suharsimi (2006:104) "daur ulang dalam penelitian tindakan diawali dengan
perencanaan tindakan (planning), penera p an tindakan (action), mengobservasi
dan mengevaluasi proses dan hasil tindakan (observation and evaluation), dan melakukan
refleksi (reflecting), dan seterusnya sampai perbaikan atau peningkatan yang diharapkan
tercapai (kriteria keberhasilan)".
Sebelum merencanakan tindakan, peneliti terlebih dahulu melakukan observasi
awal/studi pendahuluan terhadap proses pembelajaran tematik terpadu di kelas I SD
Negeri 11 Lubuk Buaya Kota. Padang. Kegiatan ini dilakukan untuk mengetahui
permasalahan yang dihadapi guru dan siswa yang berkaitan dengan proses pembelajaran
tematik di kelas I SD Negeri 11 Lubuk Buaya Kota Padang. Dari hasil studi pendahuluan
diidentifikasi masalah yang ada dalam proses pembelajaran tematik di kelas I SD Negeri
11 Lubuk Buaya Kota Padang.
Kemudian peneliti merumuskan permasalahan yang akan diangkat
sebagai permasalahan penelitian, yakni melaksanakan pembelajaran tematik
terpadu dengan menggunakan pendekatan saintifik di kelas I SD Negeri II Lubuk Buaya
Kota Padang. Kemudian penelitian dilanjutkan dengan tahapan sebagai berikut:
1. Perencanaan
Sesuai
dengan
rumusan
masalah
hasil
studi
Kegiatan
rancangan
dengan
tindakan
ini
dimulai
dengan
pembelajaran
merumuskan
tematik
terpadu
kegiatan berikut:
e;
f;
g;
h;
2. Pelaksanaan
Tahap iai dimulai dari pelaksanaan pembelajaran tematik
1
terpadu dengan menggunakan pendekatan saintifik di Kelas I SD
Negeri 11 Lubuk Buaya Kota Padang sesuai dengan rencana
pelaksanaan pembelajaran yang telah disusun. Penelitian ini
dilaksanakan dalam dalam siklus. Setiap siklus pertama terdiri atas
dua kali pertemuan. Kegiatan dilakukan oleh peneliti sebagai
praktisi
dan
teman
sejawat
sebagai
observer. Praktisi
e;
f;
5; Pengamatan
Pengamatan terhadap tindakan pembelajaran di kelas, I SDN 11 Lubuk Buya.
Kota Padanf y dengan menggunakan pmdekatan saintifik dilakukan bersawaan
dengan pelaksanaan tindakan. Hal ini dilaksanakan secara intensif, objektif, dan
sistematis. Pengamatan dilakukan oleh guru kelas selaku observer pada waktu peneliti
melaksanakan tindakan pembelajaran tematik terpadu.
Dalam kegiatan ini peneliti (praktisi) clan guru kelas (observer) berusaha
mengenal, dan mendokumer,,tasikan semua indikator dari proses hasil perubahan yang
1
telah terjadi, baik yang disebabkan oleh tindakan terencana maupun dampak intervensi
dalam pembelajaran. Keseluruhan hash pengamatan direkam dalmn bentuk !embar
pengamatan.
6; Refleksi
Pengamatan dilakukan secara terns menerus mulai dari siklus I sampai siklus II.
Pengamatan yang dilakukan pada satu siklus dapat mempengaruhi penyusunan tindakan
pada siklus selanjutnya. Hasil pengamatan ini kemudian didiskusikan dengan guru
g;
h;
Pelaksanaan pembelajaran yang berhubungan dengan perilaku guru dan siswa yang
meliputi interaksi proses pembelajaran antara guru dengan siswa, dan antara siswa
dengan siswa dengan menggunakan pendekatan saintifik
d;
1
2. Sumber Data
1
tematik terpadu dengan menggunakan pendekatan saintifik Data
diperoleh dari subjek yang diteliti yakni guru dan siswa kelas I
SD Negeri II Lubuk Buaya Kota Padang.
1
1. Teknik Pengumpulan Data
1
masingnya diuraikan sebagai berikut ini:
a. Observasi
Observasi dilakukan untuk mengamati latar kelas tempat
berlangsungnya
pembelajaran
(Makananku Sehat
dan
tematik
Bergizi).
terpadu
Dengan
pada
tema
berpedoman
pada
dengan
menggunakan
indra
secara
langsung.
1
Tes sebagai alai pengumpul data untuk mengukur kemampuan siswa
dalam menguasai materi pembelajaran tematik sete!ah diberikan tindakan
yaitu bempa pembelajaran tematik terpadu dengan menggunakan
pendekatan sainst;flk. Tes ini berguna untuk mengetahui bagaimana
pemahaman siswa daiam pembelajaran.
Sebagaimana Saniava (2012:99) mengemukakan "tes merupakan instnimen
pengumpulan data untuk mengukur kemampuan siswa dalam aspek
kognitif, atau tingkat penguasaan materi pembelajaran". Lebih lanjut
menurut Kunandar (20111:186) "tes adaiah sejumlah pertanyaan yang
disampaikan pada seseorang atau sejumlah orang untuk mengungkapkan
keadaan atau tingkat perkembangan salah satu atau beberapa
aspek psikologis didalam dirinya. Aspek psikologis dapat berupa
prestasi atau hasil belajar, minat, dan bakat".
Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa tes adalah salah
satu teknik pengumpulan data yang berftingsi untuk mengetahui informasi
kemampuan siswa dalam penguasaan materi pembelajaran.
2. Instrumen Penelitian
I n s t r u me n ya n g d i g u n a k a n d a l a m p e n e l i t i a n i n i a d a l a h
menggunakan tes lembar soal, observasi aktivitas guru dan siswa, serta untuk
masing-masingnya diuraikan dibawah ini:
d; Lembar Observasi
Pada dasarnya berupa paparan tentang data pengamatan terhadap
aktivitas guru maupun siswa selama proses pembelajaran
berlangsung dengan mengg-anakan pendekatan sainstifik. Unsurunsur yang diamati dalam pelaksanaan mengacu pada apa yang tertera
pada lembar observasi. Unsur-msur yang menjadi butir sasaran observasi
bila terjadi dalam proses pembelajaran ditandai dengan memberikan
ceklist di kolom yang ada pada lembar observasi.
e; Lembar tes
Lembar tes digunakan untuk melihat hasil belajar setiap akhir tindakan setelah
proses pembelajaran dengan -rner.ggunakan pendekatan sainstifik terutuma pada
bagian penguasaan mate:i pembelajaran di kelas.
f; Lemnaran non tes
p
Inst imen non tes digunakan untuk mengukur aspek lain seperti sikap.
Instrumen non tes Bering kali digunakan menguji objek/subjek penelitian tetapi
digunakan dengan cars tertentu, tujuan utama biasanya adalah untuk
mendapatkan beragam informasi terkait dengan kondisi objek yang sedang
diteliti.
d. Dokumentasi
Proses yang dilakukan secara sistematis melalui pengumpulan data
hingga pengolahan data sehingga menghasi!kan kompulan dokumen.
1
Dokumentasi berrujuan untuk memperoleh dokumen yang dibutuhkaii
sebagai pendukung keterangan an hal-hal yang membuk-tikan adanya satu
kegiatan yang aternbuktikan dokumentasi.
E. Analisis Data
Data yang diperoleh dalam penelitian dianalisis dengan menggunakan model
analisis kualitatif dengan menggunakan model teknik analisis interaktif yang dIIIxinbangkan oleh Miles Liberman (dalam Kunandar 2008:101), dirr.ana analisis interaktif
ini terdir-i atas tiga komponen kegiatan yang Baling terkait satu sama lain yaitu dimulai
dengan reduksi data, pembeberan data sampai pads penarikar, kesimpulan.
Analisis data kualitatif dilakukan terhadap data yang berupa informasi, uraian
yang berupa penjelasan-penjelasan yang tersaji dalam lembar pengamatan dan transkrip
wawancara. Sedangkan terhadap data kuantitatif yaitu data dalam bentuk jumlah
dituangkan untuk menerangkan suatu kejelasan dari angka-angka sehingga merrperoleh
gambaran bare, kemudian dijelaskan kembali dalam bentuk kalimat/uraian. Data tersebut
direduksi berdasarkan masalah yang diteliti, diikuti penyajian data dan terakhir
penyimpulan atau verifikasi .Tahap analisis yang demikian dilakukan berulangulang
begitu data selesai dikumpulkan pads setiap tahap pengumpulan data dalam setiap
tindakan. Tahap analisis data dapat diuraikan sebagai berikut:
5; Menelaah data yang telah terkumpul baik melalui observasi, pencatatan,
perekaman, dengan melakukan proses transkripsi hasil pengamatan,
penyeleksian dan pemilihan data. Seperti pengelompokan data pada siklus
peitama dan siklus kedua, kegiatan menelaah data dilaksomakan sejak awal data
dikumpulkan.
6; Reduksi data meliput; pengkategorian dan pengklasifikasian. Semua data yang tflali terkumpu! diseleksi dan dikelompok-kelompokkan sesuai fokus
penelitian. Data yang telah dipisah-pisabkan tersebut lain diseleksi mana yang
relevan dan mana yang tidak relevan. Data yang relevan dianalisis dan yang tidak
dibuang.
7; Penyajian data dilakukan dengan cara mengorganisasikan informasi yang telah
direduksi. Data yang telah disederhanakan, dikelompokkan berdasarkan
permasalahan yang diteliti, disajikan dalam bentuk teks maupun Label sehingga
1
mendukung pembelajaran dan yang menghambat pembelajaran.
Dengandemikian pengembangan dan perbaikan atas berbagai
kekurangan dapat dilakukan tepat pada aspek yang bersangkutan.
Sedangkan teknik analisis dais kuantitatif dilakukan
terhadap hasil belajar peseita didik dengan menggunakan
pendekatan persentase yang dikema-kakan oleh Kemendikbud
dalam penduan penilaiait kurikulum 2013 dengan rumus
sebagai berikut:
skoryangdiperoleh
NA = skormkasimal x 100
Kriteria penilaian menurut kemendikbud 2013 adalah :
Konversi
Pe
nialai akhir
rd
ik
at
(Penge
S
Skala
tahua
k
n dan
1-4 4
86-100
A
81-85
366
A-
76-80
3.33
B+
71-75
3.00
66-70
2.66
B_
61-65
2.33
C+
56-60
51-55
1.66
C_
Klasifik
asi
Sikap
dan
SB
Ekstr
akur:
1
46-50
1.33
D+
0-45
1
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini berbentuk Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan di kelas I
SD Negeri 11 Lubuk Buaya Kecamatan Koto Tanggah pada mata pelajaran Tematik
terpadu semester II Tahun Ajaran 2014/2015, dengan jumlah siswa sebanyak 32
orang yang terdiri dari 19 orang perempuan dan 13 orang laki-laki. Pelaksanaan
tindakan dibagi atas dua Siklus. Siklus I dilaksanakan dalam dua haii pertemuan,
sedangkan siklus II dilaksanakan dua kali pertemuan.
A. Hasil Penelitian
1. Siklus I Pertemuan I
Pada bagian ini dipaparkan penerapan pendekatan pembelajaran
sainstifik dalam pembelajaran Tematik Terpadu yang meliputi
perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.
b;
Perencanaan
1
indikator Bahasa Indonesia (1)Menerima keberadaan Tuhan Yang Maha Esa at&-,
penciptaan manusia, bahasa yang beragam, serta benda-benda di slam sekitar
Memiliki kepedullan dan rasa ingin tabu terhadap keberadaan wujud dan sifat
benda melalui pemanfaatan bahasa. Indonesia dan/atau bahasa daerah. (2)
Mengenal teks deskriptif tentang anggota tubuh dan pancaindra, wujud dan sifat
benda, serta peristiwa siang dan malam dengan bantuan guru atau teman dalam
bahasa Indonesia lisan dan tulis yang dapat diisi dengan kosakata bahasa daerah
untuk membantu pemahaman. (3) Mengamati dan menirukan teks deskriptif
tentang anggota tubuh dan panca indra, wujud dan sifat benda, serta peristiwa
siang dan malam secara mandiri dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis yang.
1
dengan disiplin. (8). Dengan menga mati pola bilangan, siswa dapat
melengkapi pola bilangan dengan disiplin. (9) Dengan berlatih melengkapi
pola bilangan, siswa dapat membuat pola bilangan dengan parcaya diri.
Langkah-langkah pembelajaran secara umum pads siklus I pertemuan I
peneliti bagi menjadil tiga langkah, yaitu: 1) Kegiatan awal, 2) Kegiatan inti, dan
3) Kegiatan akhir. Ketiga langkah ini tidak berdiri sendiri, melainkan sating terkait
antara satu kegiatan dengan kegiatan lainnya. Dalam langkah-langkah
pembelajaran dengan tema peristiwa alam dan sub tema cuaca di siklus I
pertemuan I ini peneliti menggunakan media pembelajaran kartu kata, dan
teks deskriptif. Adapun sumber belajar yang diguanakan yaitu buku siswa dan guru
Tematik Terpadu kelas 1 pusat kurikulum dan perbukuan, Balitbang, kemendikbud,
dan buku Teramatik Terpadu kelas 1 terbitan Erlangga.
Penitaian yang direncanakar. penehti diperoleh dari hasil belajar
aspek, aspek afektif kognitif dan aspek psikomotor. Aspek afektif diperoleh
melalui hasil pengamatan sikap yang dilakukan dalam proses pembelajaran
dalam setiap pertemuan pads siklus I pertemuan I dengan indikator KI 1 berdoa
sebelvin dan sesaudah melakukan sesuatu, mengucapkan rasa syukur atas karuma
tuhan, m e m b e r i s a l a m s e b u l u m d a n s u s a h m e n y a m p a i k a n
pendapat/presentasi, mengucapkan kekaguman secara lisan maupun tulisan
terhadap tuhan saat melihat kebesaran tuhan dan merasakan keberadaan serta
kebesaran tuhan saat mempelajari ilmu pengetahuan. K2 adalah sebagai berikut:
sikap disiplin, percaya diri dan santun. Aspek kognitif diperoleh melalui hasil
tes belajara yang terdiri dari tes individu kelompok dan aspek psikomotor
diperoleh melalui hasil pengamatan kemampuan menggambar seita
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan
pembelajaran
Tematik
Terpadu
dengan
1
selama 170 menit (5x35 menit). Dalam pelaksanaan tindakan peneliti
bertindak sebagai guru dan guru kelas 1 sebagai observer.
3;
Kegiatan Awal
Kegiatan awal dilaksanakan selama 15 menit. Pada awal
pembeiajaran, peneliti mempersiapkan hal-hal yang dibutuhkan dalam
pembelajaran seperti media kartu kata Berta teks deskriptif, lembar
obscrvasi, dan dokumentasi, Berta meminta observer untak dapat
mengamati semua aktivitas peneliti dan siswa dalam pembelajaran pada
siklus I pertemuan I. Kemudian, Guru membuka pelajaran dengan menyapa
siswa dan menanyakan kabar mereka. Siswa berdoa sebelum belajai
sebagai
penanaman
M'Iai-nilai
keagamaan
melalui
pembiasaan.
Kegiatan Inti
Kegiatan inti terdiri dari lima langkah pengunaan pendekatan
pembelajaran sainstifik sebagai berikut:
a) Mengamati
Dalam tahap mengamati guru mengintruksikan siswa untuk
mengamati teks tentang keadaan cuaca yang tertera di buku siswa.
Siswa melanjutkan untuk membuka teks yang ada daiam buku siswa.
Kemudian siswa memilih kartu kata yang sesuai dengan
keadaan cuaca seperti : cerah, mendung, petir, gelap, payung jas
1
hujan, topi, dan angin sepoi. Setelah siswa selesai mem.-*Iih kartu
kata yang disediakan guru bertugas mengitung kartu kata yang dipilih
siswa
untuk
menentukan
mendengarkan
guru
skor
perolehan
melakukan
nilai
siswa.
perhitungan
Siswa
skor.
b) Menanya
Pada tahap ini siswa menanyakan pad, guru
tentang mana yang menggambarkan cuaca cerah dan mana
yang me ngga mbar ka n c uac a huja n-. Setel ah
munculn ya p e r t a n ya a n d a r i s a l a h s e o r a n g
s i s w a , m a k a g u r u memberikan umpan balik pads
siswa yang lain
untuk memberikan tanggapan atas
pertanyaan, dari temannya, setelah
jawaban
bermunculan dari siswa guru bertugas untuk
memberikan
penjelasan yang lebih lengkap dan rinci.
1
Ibu Sud. Setelah sulesai menyanyi siswa diajak bermain menebak kata
mengenai
cuaca
cerah
dan
hujan.
Siswa
memperhatikan
guru
1
dengan menyuruh siswa menjawab pertanyan di b u k u s i s w a . S e t i a p k a r t u
b e r t u l i s k a n 1 k a t a ya n g berhubungan dengan cuaca cerah dan cuaca hujan
(misalkan basah, hangat, langit terang, angin sepoi, angin kencang, dingin, jas
hujan, payung, hujan, langit gelap, langit biru, d a n l a i n l a i n ) . S i s w a
m e n j a w a b p e r t a n ya a n g u r u menghitung dan melengkapi pola
bilangan. Selanjutnya siswa mendengarkan penjelasan guru bahwa pola
bilangan raef-upal , an baris bilangan yang memiliki keteraturan. Contoh :
2, 4, 6, 8, . . . 1, 4, 7, 10, . . . Siswa melengkapi pola bilangan dengan kisaran
bilangan 50 sampai 70. Siswa membuat pola bilangan dengan menyusun gambar
benda-benda langit.
e) Mengkomunikasikan
Setelah siswa diajak untuk mendefinisikan tentang cuaca (keadaan
udara di suatu tempat pads waktu tertentu), guru membantu mengarahkan
definisi tersebut. Guru memotivasi siswa dengar contoh-contoh yang
kongkrit dengan cuaca dan guru rneminta siswa menantbahkan contoh
keadaan cuaca lainnya. Siswa memberikan contoh kondisi cuaca lainnya seperti
mendung dan berawan. Setiap kelompok diminta maju ke depan kelas untuk
menceritakan basil diskusinya mengenai ciri-ciri cuaca cerah dan cuaca hujan
sesuai teks. Setiap kelompok diminta menentukan urutan pemain pertama,
kedua, dan seterusnya. Siswa dengan kelompoknya yang memiliki skor
tertinggi adalah pemenangnya. Guru mengumurnkan pemenang permainam
S i s w a b e r s a m a g u r u m e n u t u p k e g i a t a n d e n g a n menyampaikan
1
disediakan. Aspek yang diamati adalah:
3; Lembar Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
langkah
identitas
mata
pelajaran
mendapatkan
dengan
indicator,
Kesesuaian
penggunaan
kata
keda
1
Pada langkah pemilihan bahan ajar dari 3 komponen teneana
pelaksanaan petr-belajaran, yang terdiri dari kesesuain dengan tujuan
pembelajaran dan kesesuaian dengan largkah terletak pada kategori
tidak sesuai, sedangkan kereuntunan uraian materi mendapatkan kualifikasi
sesuai sebgian.
Pada
langkah
pemilihan
sumber
belajarterdapat
pembelajaran
kesesuaian
dengan
tujuan
pembelajaran,
berada
pada
langkah
tidak
sesuai.
Sedangkan
komponen
langkah
metode
pembelajaran
dengan
langkah
1
kesesuaian dengan pendekatan, kesesuaian dengan sistematika / keruntutan
materi dan kesesuaian aalokasi waku kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan
kegiatan penutup dengan cakupan materi.
Pada
langkah
rancangan
kesesuaian
bentuk,
teknik
penilaian
dan
autentik
instrumen
dengan
dengan
langkah
indikator
i;
j;
k;
l;
1
tentang tik-tik bunyi hujan.
m;
n;
o;
p;
j;
k;
1
penjelasan guru tentang penghitungan scor dari karat kata dan siswa
mengamati gambar pola bilangan yang di pajangkan
l;
Pada langkah siswa menanya kualifikasi cukup yaitu, Siswa bertanya pada
guru tentang gambar cuaca cerah dan cuaca hujan dan siswa menjawab
pertanyaan guru tentang contoh-contoh cuaca pada hari sebelumnya
namun ada dua deskriptor belum tercapai yaitu menyimak pembagi
kelompok Siswa menjawab pertanyaan siswa tentang lagu tik-tik Bunyi
hujan Jan siswa menjawab pertanyaan guru tentang siapa yang bisa
mcnggulang lagu Tik-tik bunyi.
m; Pada langkah mericoba kualifikasi cukup yaitu Siswa melakukan bermain
tebak kata mengenai cuaca cerah dan hujan dan Siswa mengambar suasana
siang han yang cerah dan malam hari yang cerah , namun ada dua
deskriptor yang tidak muncul yaitu Siswa diberi kesempatan untuk
menentukan cuaca apa yang digambar dan siswa melengkapi pola bilangan
dari 50-70.
n; P a d a l a n g ka h me n a l a r k ua l i f i k a s i c u k u p ya i t u Si s w a
mengeluarkan pendapat tentang kondisi hari ini dan siswa diberi
kesempatan untuk menentukan cuaca apa yang digambar
deskriptor yang belum tercapai yaitu Siswa melengkapi pola Bilangan
1
siswa mendapatkan penilian siskap dengan jumlah siswa 32 orang
memperoleh predikat sebagai berikut : I orang bemilai sangat baik (SB),
10 orang bemilai baik (B), 18 orang bemilai cukup (C), dan 3 orang
bemilai kurang (K). Pada KI 2 yang dinilai adalah siswa mampu
menunjukan sikap disiplin, percaya diri dan santun dengan penjabaran
sebagai berikut : 1 orang bemilai sangat baik (SB), 16 orang bemilai baik
(B), 15 orang bemilai cukup (C), dan tidak ada siswa yang bernilai kurang
(K). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam lampiran 5 hal 193 dan
laampiran 6 hal 194.
2. Pengetahuan
Keberhasilan siswa dilihat Bari hasil evahiasi yang dilakukan pada akhir
pembelajaran. Hasil evaluasi siklus I pertemuan I ini yakni keadaan alam
dengan sub terra cuaca secara umum dapat dilihat pada lembar hasil penilaian
pengetahuan.
Berdasarkan hasil pembelajaran dapat diperoleh gatnalbaran dari 3 muatan
pembelajaran yang terdiri dari muatan pembelajaran Bahasa Indonesia,
SBDP, dan Maternatika. Dari hasil muatan pembelajaran Bahasa Indonesia
pada nilai hasil belajar jumlah siswa 32 orang, terdapat 16 orang siswa yang
memperoleh nilai dengan predikat B-. Dengan rata-rata kelas yang diperoleh
adalah 50% dari ketuntasan yang ditetapkan. Pada muatan pelajaran
Bahasa Indonesia hasil membaca terdapat 26 orang siswa yang memperoleh nilai
dengan predikat A, A-, dan B. Rata-rata kelas dengan hasi membaca yang
diperoleh yaitu 74,43 dengan persentase ketuntasan hasil yang diperoleh
adalah 81,2%. Nilai mengelompokan kata pada muatan pembeajaran Bahasa
Indonesia terdapat 16 orang siswa yang memperoleh nilai dengan predikat A, A-,
dan B. Rata-rata kelas dengan hasi membaca yang diperoleh yaitu 66,75
dengan persentase ketuntasan hasil yang diperoleh adalah 50%. Pada muatan
pembelajaran SBDP terdapat 15 orang siswa yang memperoleh nilai dengan
predikat A, A-, dan sedangkan siswa yang memperoleh nilai dengan predikat
B- kebawah sebanyak 17 orang. Rata-rata kelas dengan hasi membaca yang
diperoleh yaitu 66,75 dengan persentase ketuntasan hasil yang diperoleh
adalah 46%.
Pada muatan pembelajaran Matematika terdapat 9 orang siswa yang
memperoieh nilai dengan predikat A, A-, dan sedangkan siswa yang
memperoleh nilai dengan predikat B- kebawah sebanyak 23 orang. Ratarata kelas dengan hasi membaca yang diperoleh yaitu 66,31 dengan persentase
1
ketuntasan hasil yang diperoleh adalah 28,12%.
3. Keterampilan
Keberhasilan siswa dari penilaian keterampilan dapat
dilihati dari hasil belajar SBDP dalam menggambar dan
mewamai seperti yang terdapat dalam rubrik RPP seperti tabel
dibawah ini. Penilian keterampilan yang diperoleh dari muatan
pembejajaran SBDP terdapat 16 orang siswa yang memperoleh
nilai dengan predikat A. A-, dan sedangkan siswa yang
memperoleh nilai dengan dengan predikat B- kebawah sebanyak
16 orang. Rata-rata kelas dengan hasi membaca yang
diperoleh yaitu 65,62 dengan persentase ketuntasan hasil
yang diperoleh adalah 50%.
) Refleksi
Pembelajaran siklus I pertemuan I difokuskan pada
pembelajaran tentang tema keadaan alam dan sub tema cuaca. Kegiatan
refleksi dilakukan secaia kolaboratif antam peneliti dengan observer di
akhir pembelajaran.
Berdasaikan hasil refleksi dan diskusi guru, teman sejawat, ditemukan
beberapa hal ya ng perlu diperhatikan untuk pembelajaran
selanjutnya yakni :
1) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
h; Dalam keseuaian nunusan dengan aspek keterampilan belum s,suai
dengan lingkungan siswa. sehingga siswa kurang memdnami materi
yang sedaig diajarkan. Guru lebih aktif dan kreatif menyusun nunusan
pembelajaran dengan keterampilan siswa.
i; Dalam pemilihan mater' ajar belum sesuai dengan tiijuan perribeiajaran dan
belum sesuai dengan langkah neserta didik. Hal ini danat
disesuaikan lag' dengan tujuan pembelajaran yang dirancang.
j; Dalam pemilihan somber belajar yang belum muncul kesesuaian
dengan materi pembelajaran hal ini dapat diatasi dengan memilih somber
belajar yang cocok dengan materi yang akan diajarkan
d; Dala m pe milihan media belajar ya ng tidak muncul diantaranya kesesuaian
dengan tujuan pembelajaran, Kesesuaian dengan materi pembelajaran dan Kesesuaian
dengan karakter peserta didik. Untuk perniThan media pembelajaran harus disesuaian
1
dengan tujuan pembelajaran, langkah siswa dan kecocokan dengan mteri ajar.
e; Dalam, metode pembelajaran terdapat di komponen diantaranya
kesesuaian dengan tujuan pembelajaran, kesesuaian dengan pendekatan dan
kesesuaian dengan karakter peserta didik. Pernilihan metode harus tepat agar
pembelajaran dapat dilaksanakan dengan baik dan sesuai dengan langkah siswa.
f; Dalam skanario pembelajaran kesevaian deDgan metode pembelajaran harus
lebih ditekankan seperti dalam pelaksanaan pembelajaran metode pembelajaran
yang digunakan harus sesuaian dengan pembelajaran yang Aar) dilakukan.
g; Dalam rancangan penilaian autentik terdapat 3 langkah yang tidak muncul
seperti Kesesuaian antara bentuk, teknik dan instrument penilaian sikap, Kesesuaian
antara bentuk, te kni k da n ins tr u me nt pe ni l ai a n pe nge t a hua n da n
Kesesuaian antara bentuk, teknik dan instrument penilaian keterampilan. Hal ini dapat
diatasi dengan bentuk, teknik d a n i n s t r u m e n y a n g s e s u a i d e n g a n
3) Tindakan siswa.
a) Pada kegiatan awal, siswa tidak mendengarkan penjelasan guru tentang
materi sebelumnya. Saat guru menvampaikar, tujuan pembelajaran siswa
tidak memperhatikan,dan menanyakan penyampaian tujuan
pembelajaran yang karang jelas, pads saat apersersi hanya beberapa
siswa yang mau menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru
sehingga motivasi pembelajaran yang diberikan belum dapat
memeotivasi siswa dengan baik. Siswa masih sibuk dengan kegiatan
masing-masing sehingga sebagian siswa tidak memperhatikan penjelasan
1
guru tentang kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan.
b) Pada kegiatan inti dengan tahap-tahap pembelajaran
mengamati,
menanya,
mencoba,
menalar
dan
mengkomunikasikan masing lemahnya perhatian siswa untuk
mengilcuti pembelajaran dengan serius. Saat pembelajaran
berlangsung siswa tidak merdengarkan penjelasan gm tentang perghitungan scor da-i kartu kata, tidak mengamati gambar pola bilangan
yang di paiangkan guru. Hal ini menyebankan seisi kelas jadi ribut.
c) Pada kegiatan akhir, siswa terlihat kurang bersemangat, kurang aktif
dalani mi-iyimpulkan pelajaran dan menjawab, oertanyaan guru tentang
peniaiiaman pembelajaren yang te!ah dilakuk-ati.
Penilaian teehadap hasil belajar siswa diiakukan clngar, membori seal latihan
tertulis kepada masing-masing siswa. Berdasarkan pengamatan peneliti dan observer
ditemukan babwa kemampuan siswa dularn memaha.-n ; soal belum maksimal.
Hal ini terbukti rata-rata hasil belajar yang diperoleh siswa pada siklus I
pertemuan I ini adalah 64,2 dengan persentase ketuntasan 46%.
B e r d a s a r k a n h a s i l p e n g a m a t a n d a n a n a l i s a permasalahan yang
timbul pada pembelajaran siklus I pertemuan I, maka dilakukan perbaikan
pembelajaran yang akan dilanjutkan pada pertemuan berikutnya yang berkaitan
c; Pada
kegiatan
awal,
sebelum
memulai
pelajaran
sehorus'lya
guru
1
65
pertanyaan s swa tentang lagu Tik-tik Bunyi hujan. Dalam, tahap
i
1
Menunjukkan perilaku patuh pads aturan dalam melakukan penjumlahan dan
pengurangan sesuai prosedur/aturan dengan memperhatikan nilai tempat puluhan
dan satuan. (2). Mengenal dan memprediksi pola-pola bilangan sederhana
menggunakan garnbar - gambar/benda
korlret. (3). mendeskripsikan,
mengembangkan, dan membuat pola yang berulang. Indikator pembelajarannya
adalah : (1) Melengkapi baris bilangan yang merupakan pola bilangan sederhana,
(2) Membuat pola bilangan menggunakan gambar bends konkrit. Muatan
pelajaran SBDP terdiri dari standar kompetensi sebagai berikut (1)
Merasakan keindahan alarn sebagai salah satu tanda-tanda kekuasaan Tuhan. (2).
PA.-minjukkan rasa ingin tabu untuk mengenal alam di lingk-tmgan sekitar
sebagai somber ide dalam berkarya seni. (3). Mengenal unsur-unsur gerak,
bagian-bagian gerak anggota tubuh dan level gerak dalarn menari. (4) Menirukan
gerak alam lingkungan sekitar dengan menggunakan level tinggi, sedang, dan
rendah. Indikator dalam muauatan pelajaran S BDP terdir i dari :
(1). me mbedakan gerak ang in. (2). Mempraktekan gerakan angin sepoi,
(3). Mempraktikkan gerakan angin sedang, (4). Mempraktikkan gerakat, angin
kencang.
Berdasarkan standar kompetensi dan indikator di atas, maka muatan
pembelajaran yang akan dicapai yaitu : (1). Dengan membaca teks
deskriptif, siswa m.unpu mengidentifikasi pergerakan angin dengan percaya
diri. (2). Dengan membaca teks bacaan , siswa mampu membaca dengan
santun. (3). Dengan membaca teks deskriptif, siswa dapat melanjutkan pola
bilangan dengan disiplin. (4). Dengan mengamati pola bilangan, siswa dapat
membuat pola bilangan dari urutan terkecil (80-91) dengan disiplin. (5). Dengan
mengamati pola bilangan, siswa dapat membuat pola bilangan dari urutan terbesar
(80-91) dengan disiplin. (6). Dengan menirukan gerakan siswa dapat
mempraktikkan gerakan angin bertiup sepoi dengan percaya diri. (7). Dengan
mengurukan gerakan guru, siswa dapat mempraktikkan gerakan angin bertiup
sedang dengan percaya diri. (8). Dengan menirukan gerakan guru, siswa dapat
mempraktikkan gerakan angin bertiup kencang dengan percaya diri. Untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang telah disusun, peneliti selaku praktisi
menggunakan pendekatan pembelajaran sainstifik dengan mengikuti langkahlangkah yang telah ditentukan.
Langkah-langkah peinbelajarail secara umum pada siklus I Langkah-langka
II peneliti bagi membagi tiga langkah, yaitu: 1) Kegiatan awal, 2) Kegiatan inti,
dan 3) KegiataD akhir. Ketiga langkah ini tidak berdiri sendiri, melainkan saling
terkait antara satu kegiatan dengan kegiatan lainnya. Adapun RPP uatuk siklus I
pertemuan II dapat dilihat pada lampiran.
Dalam siklus I pertemuan II ini peneliti menggunakan media pembelajaran
berupa gambar layang-layang dan kencir angin. Adapun sumber belajar yang
digunakan yaitu buku Tematik Terpadu, buku guru dan buku siswa
kelas 1 terbitan pusat kurikulum dan perbukuan, balidbang, kemdikbud.
Tematik Terpadu kelas 1 terbitan Erlangga. Penilaian yang direncanakan pencliti diperoleh dari hasil belajar aspek, aspek afektif, kognitif dan aspek
psikomotor. Aspek afektif diperoleh melalui hasil pengamatan sikap yang
dilakukan dalam proses pembelaj,--ran dalam setiap pertemuan pada siklus I
1
pertemuan I dengan indikator KI 1 berdea sebelum dan sesaudah melakukan
sesuatu, inengucapkan rasa syukur atas karania tuhan, m e m b e r i s a l a m
s e b u l u m d a n s u s a f t m e n y a m p a i k a n pendapat/presentasi, mengucapkan
kekaguman secara lisan maupun tulisan terhadap Nhan saat meliliat kebesaran
tuhan dan merasakan keberadaan serta kebesaran tuhan saat
mempelajari ilmu pengetahuan. K2 adalah sebagai berikut: sikap disiplin,
percaya diri dan santun. Aspek kognitif diperoleh melalui hasil tes beiajara
yang terdiri dari tes individu kelompok dan aspek psikomotor diperoleh
melalui hasil pengamatan kemampuan membuat layang-layang kertas dan kincir
angin siswa pada siklus 1 pertemuan II.
Penilaian terhadap siklus I pertemuan II ini adalah dengan memberikan soal
latihan tertulis secara individual kepada siswa tentang tema keadaan alam
dengan sub tema musim kemarau. Dalam mengedakan soal latihan tersebut
siswa tidak diperbolehkan untuk saling membantu dalam menyelesaikan tugas.
Selain itu, peneliti juga menyiapkan instrument berupa lembar soal
latihan, lembar hasil penilaian RPP, lembar hasil penilaian aspek afektif dan
psikomotor, lembar hasil pengamatan dari aspek guru, dan lembar hasil
pengamatan dari aspek siswa. Hasil pengamatan pada siklus I pertemuan II selama
proses pembelajaran berlangsung.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan pembelajaran Tematik Terpadu dengan
menggunakan pendekatan pembelajaran sainstifik dilaksanakan pada hari
Kamis tanggal 16 April 2015 mulai pukul 08.00 10.45 WIB. Siswa yang
hadir pada pertemuan ini berjumlah 32 orang. Pelaksanaan pembelajaran
berlangsung selama 170 menit.
Dalam pelaksanaan tindakan peneliti bertindak sebagai gang sebagai
observer yang dibantu oleh teman sejawat melakukan pengamatan terhadap
tindakan yang dilakukan oleh guru dan siswa selama proses pembelajaran
berlangsung.
1) Kegiatan Awal
Kegiatan awal dilaksanakan selama 15 menit. Pada awal
pembelajaran, peneliti mempersi-apkan hal-hal yang dibutuhkan dalam
pembelajaran seperti media layang-layang dan kiincir angin, lembar
observasi, lembar IPKG, dan dokumentasi, serta meminta observer I dan II
untuk dapat mengarnati semua aktivitas peneliti dan siswa dalam
pembelajaran
pada
siklus
pertemuan
II.
Kemudian,
peneliti
1
tenang di bangku masing-masing tetapi guru juga meminta siswa merapikan
meja, kursi, dan memilih sampah jika ada yang berserakan. Setelah itu,
dilanjutkan dengan absensi, dan. berdo'a. Guru melakukan appersepsi
yaitu membuka alat komunikasi yang sudah dipelajari pada pei temuan
sebelumnya.
Guru menanyakan kepada siswa lain tentang kegiatan pernbelajaran
sebelumnya. Jawaban muncul dari beberapa siswa yang mulai berani
mengeluarkan pendapatnya. Ada 3 orang siswa menjawab berbeda dan
2 orang siswa menjawab sama. Guru menyampaikan topik pembelajaran
yaitu musim kemarau.
2) Kegiatan anti
Kegiatan inti dilaksanakan selama 145 menit. Kegiatan inti
terdir dari lima langkah penggunaan pendekatan pembelajaran
sainstifik sebagai berikut:
(a). Mengamati
Pelaksanaan kegiatan mengamati guru menjeiaskan
pembelaiaran
yang
dilakukan
menjelaskan
tahap-tahap
terlebih
pembelajaran
dahulu
Berta
yang
akan
1
angin kencang
1
menambahkan latinan untuk memperkuat konsep pola bilangan_.
Siswa membuat barisan di lapangan. Siswa memilih tempat yang tidak
basah atau berbahaya. Siswa melakukan gerakan seperti yang
dicontohkan guru. Siswa melakukan gerakan seperti yang dicontohkan
guru. Gerakan pohon tertiup angin sepoi. Badan bergerak pelan ke
kanan dan ke kiri. Siswa berdiri tegak. Gerakan pohon tertiup angin
sedang. Siswa berdiri tegak. Kedua tangan diangkat ke atas.
Ayunkan tangan ke kanan dan ke kiri. Gerakan pohon tertiup angin
kencang. Siswa berdiri tegak. Kedua tangan diangkat ke atas.
Ayunkan tangan ke kanan dan ke kiri. Lakukan gerakan dengan cepat.
Siswa melakukan gerakan bersama-sama.
(d) Menalar
Setelah pembelajaran selesai di halam sekolah guru kembali ke kelas.
Siswa dimintak untuk menuliskan kegiatan yaiig telah mereka lakukan di
lapangan. Siswa menuliskan hasil diskusi di buku siswa. Setelah
mengamati pola bilangan, siswa membuat pola bilangan dengan
melanjutkan urutan bilangan yang tertera pada gambar layang-layang dan
kincir angin. Siswa diberi kesempatar. untuk menciptakan gerakan
1
Kegiatan selanjutnya guru memberikan penjelasan bahwa bermain
di
luar
kelas
mengikuti
gerakan
alam
adalah
hal
yang
menirukan
gerakan
angin.
Siswa
dapat
3) Kegiatan Akhir
1
Kegiatan akhir dilaksanakar. selama 15 menit. K egiatan
ya ng
dilakukan
adalah
s isw a bersama
guru
menyimpulkan
j;
k;
m;
1
uraian materi ajar.
n;
o;
p;
q;
r;