Anda di halaman 1dari 32

Manusia Sebagai Makhluk Individu dan Makhluk Sosial

1. Manusia Sebagai Makhluk Individu

Individu berasal dari kata in dan devided. Dalam Bahasa Inggris in salah satunya
mengandung pengertian tidak, sedangkan devided artinya terbagi. Jadi individu artinya
tidak terbagi, atau satu kesatuan. Dalam bahasa latin individu berasal dari kata individium
yang berarti yang tak terbagi, jadi merupakan suatu sebutan yang dapat dipakai untuk
menyatakan suatu kesatuan yang paling kecil dan tak terbatas.

Manusia sebagai makhluk individu memiliki unsur jasmani dan rohani, unsur fisik
dan psikis, unsur raga dan jiwa. Seseorang dikatakan sebagai manusia individu manakala
unsur-unsur tersebut menyatu dalam dirinya. Jika unsur tersebut sudah tidak menyatu lagi
maka seseorang tidak disebut sebagai individu. Dalam diri individi ada unsur jasmani dan
rohaninya, atau ada unsur fisik dan psikisnya, atau ada unsur raga dan jiwanya.

Setiap manusia memiliki keunikan dan ciri khas tersendiri, tidak ada manusia yang
persis sama. Dari sekian banyak manusia, ternyata masing-masing memiliki keunikan
tersendiri. Seorang individu adalah perpaduan antara faktor fenotip dan genotip. Faktor
genotip adalah faktor yang dibawa individu sejak lahir, ia merupakan faktor keturunan,
dibawa individu sejak lahir. Kalau seseorang individu memiliki ciri fisik atau karakter
sifat yang dibawa sejak lahir, ia juga memiliki ciri fisik dan karakter atau sifat yang
dipengaruhi oleh faktor lingkungan (faktor fenotip). Faktor lingkungan (fenotip) ikut
berperan dalam pembentukan karakteristik yang khas dari seseorang. Istilah lingkungan
merujuk pada lingkungan fisik dan lingkungan sosial. Ligkungan fisik seperti kondisi
alam sekitarnya. Lingkungan sosial, merujuk pada lingkungan di mana eorang individu
melakukan interaksi sosial. Kita melakukan interaksi sosial dengan anggota keluarga,
dengan teman, dan kelompok sosial yang lebih besar.

Karakteristik yang khas dari seeorang dapat kita sebut dengan kepribadian. Setiap
orang memiliki kepribadian yang berbeda-beda yang dipengaruhi oleh faktor bawaan
genotip)dan faktor lingkungan (fenotip) yang saling berinteraksi terus-menerus.

Menurut Nursid Sumaatmadja (2000), kepribadian adalah keseluruhan perilaku


individu yang merupakan hasil interaksi antara potensi-potensi bio-psiko-fiskal (fisik dan
psikis) yang terbawa sejak lahir dengan rangkaian situasi lingkungan, yang terungkap
pada tindakan dan perbuatan serta reaksi mental psikologisnya, jika mendapat rangsangan
dari lingkungan. Dia menyimpulkan bahwa faktor lingkungan (fenotip) ikut berperan
dalam pembentukan karakteristik yang khas dari seeorang.
2. Manusia Sebagai Makhluk Sosial

Menurut kodratnya manusia adalah makhluk sosial atau makhluk bermasyarakat,


selain itu juga diberikan yang berupa akal pikiran yang berkembang serta dapat
dikembangkan. Dalam hubungannya dengan manusia sebagai makhluk sosial, manusia
selalu hidup bersama dengan manusia lainnya. Dorongan masyarakat yang dibina sejak
lahir akan selalu menampakan dirinya dalam berbagai bentuk, karena itu dengan
sendirinya manusia akan selalu bermasyarakat dalam kehidupannya. Manusia dikatakan
sebagai makhluk sosial, juga karena pada diri manusia ada dorongan dan kebutuhan untuk
berhubungan (interaksi) dengan orang lain, manusia juga tidak akan bisa hidup sebagai
manusia kalau tidak hidup di tengah-tengah manusia.

Tanpa bantuan manusia lainnya, manusia tidak mungkin bisa berjalan dengan tegak.
Dengan bantuan orang lain, manusia bisa menggunakan tangan, bisa berkomunikasi atau
bicara, dan bisa mengembangkan seluruh potensi kemanusiaannya.

Dapat disimpulkan, bahwa manusia dikatakan sebagai makhluk sosial, karrena


beberapa alasan, yaitu:

a. Manusia tunduk pada aturan, norma sosial.


b. Perilaku manusia mengaharapkan suatu penilain dari orang lain.
c. Manusia memiliki kebutuhan untuk berinteraksi dengan orang lain
d. Potensi manusia akan berkembang bila ia hidup di tengah-tengah manusia.

B. Interaksi Sosial dan Sosialisasi

1. Interaksi Sosial

Kata interaksi berasal dari kata inter dan action. Interaksi sosial adalah hubungan timbal
balik saling mempengaruhi antara individu, kelompok sosial, dan masyarakat.

Interaksi adalah proses di mana orang-oarang berkomunikasi saling pengaruh


mempengaruhi dala pikiran danb tindakana. Seperti kita ketahui, bahwa manusia dalam
kehidupan sehari-hari tidaklah lepas dari hubungan satu dengan yang lain.

Interaksi sosial antar individu terjadi manakala dua orang bertemu, interaksi dimulai:
pada saat itu mereka saling menegeur, berjabat tangan, saling berbicara, atau bahkan
mungkin berkelahi. Aktivitas-aktivitas semacam itu merupakan bentuk-bentuk dari interaksi
sosial.

Interaksi sosial terjadi dengan didasari oleh faktor-faktor sebagai berikut

a. Imitasi adalah suatu proses peniruan atau meniru.


b. Sugesti adalah suatu poroses di mana seorang individu menerima suatu cara
penglihatan atau peduman-pedoman tingkah laku orang lain tanpa dkritik terlebih
dahulu. Yang dimaksud sugesti di sini adalah pengaruh pysic, baik yang datang dari
dirinya sendiri maupuhn dari orang lain, yang pada umumnya diterima tanpa adanya
kritik. Arti sugesti dan imitasi dalam hubungannya, dengan interaksi sosial adalaha
hampir sama. Bedanya ialah bahwa imitasi orang yang satu mengikuti salah satu
dirinya, sedangkan pada sugesti seeorang memberikan pandangan atau sikap dari
dirinya, lalu diterima oleh orang lain di luarnya.

c. Identifikasi dalam psikologi berarti dorongan untuk menjadi identi (sama) dengan
orang lain, baik secara lahiriah maupun batiniah.

d. Simpati adalah perasaan tertariknya orang yang satu terhadap orang yang lain.
Simpati timbul tidak atas dasar logis rasional, melainkan berdasarkan penilain
perasaan seperti juga pada proses identifikasi.
2. Bentuk-bentuk Interaksi Sosial

Bentuk-bentuk intraksi sosial dapat berupa kerja sama (cooperation), persaingan


(competition), dan pertentangan (conflict). Suatu keadaan dapat dianggap sebagai bentuk
keempat dari interaksi sosial, keempat pokok dari interaksi sosial tersebut tidak perlu
merupakan kontinuitas dalam arti bahwa interaksi itu dimulai dengan adanya kerja sama yang
kemudian menjadi persaingan serta memuncak menjadi pertiakain untuk akhirnya sampai
pada akomodasi.

Gilin and Gilin pernah mengadakan pertolongan yang lebih luas lagi. Menurut mereka
ada dua macam pross sosial yang timbul sebagaiu akibat adanya interaksi sosial, yaitu:

a. Proses Asosiatif, terbagi dalam tiga bentuk khusus yaitu akomodasi, asimilasi, dan
akulturasi.
b. Proses Disosiatif, mencakup persaingan yang meliputi “contravention” dan
pertentangan pertikain.

Adapun interaksi yang pokok proses-proses adalah:

1) Bentuk Interaksi Asosiatif


a. Kerja sama (cooperation)

Kerja sama timbul karena orientasi orang perorangan terhadap kelompoknya dan
kelompok lainnya. Sehubungan dengan pelaksanaan kerja sama ada tiga bentuk kerja
sama, yaitu:
 Bargainng, pelaksanaan perjanjian mengenai pertukaran barang dan jasa
antara dua organisasi atau lebih.
 Cooperation, proses penerimaan unsur-unsur baru dalam kepemimpinan
atau pelaksanaan politik dalam suatu organisasi, sebagai salah satu carta
untuk menghindari terjadinya kegoncangan dalam stabilitas organisasi
yang bersangkutan
 Coalition, kombinasi antara dua organisasi atau lebih yang mempynyai
tujuan yang sama.
b. Akomodasi (accomodation)

Adapun bentuk-bentuk akomodasi, di antaranya:

 Coertion, yaitu suatu bentuk akomodasi yang prosesnya dilaksanakan


karena adanya paksaan.
 Compromise, suatu bentuk akomodasi, di mana pihak yang terlibat masing-
masing mengurangi tuntutannya, agar tercapai suatu penyelesaian terhadap
perselisihan yang ada.
 Arbiration, suatu cara untuk mencapai compromise apabila pihak yang
berhadapan tidak sanggup untuk mencapainya sendiri
 Meditation, hampir menyerupai arbiration diundang pihak ke tiga yang
retial dalam persoalan yang ada.
 Conciliation, suatu usaha untuk mempertemukan keinginan pihak yang
berselisih, bagi tercapainya suatu tujuan bersama.
 Stelemate, merupakan suatu akomodasi di mana pihak-pihak yang
berkepentingan mempunyai yang seimbang, berhenti pada titik tertentu
dalam melakukan pertentangan.
 Adjudication¸ yaitu perselisihan atau perkara di pengadilan.

2) Bentuk Interaksi Disosiatif

a. Persaingan (competition)

Persaingan adalah bentuk interaksi yang dilakukan oleh individu atau kelompok
yang bersaing untuk mendapatkan keuntungan tertentu bagi dirinya dengan cara
menarik perhatian atau mempertajam prasangka yang telah ada tanpa mempergunakan
kekerasan.

b. Kontraversi (contaversion)
Kontraversi bentuk interaksi yang berbeda antara persaingan dan pertentangan.
Kontaversi ditandai oleh adanya ketidakpastian terhadap diri seseorang, perasaan
tidak suka yang disembunyikannya dan kebencian terhadap kepribadian orang, akan
tetapi gejala-gejala tersebut tidak sampai menjadi pertentangan atau pertikaian.

c. Pertentangan (conflict)

Pertentangan adalah suatu bentuk interaksi antar individu atau kelompok sosial
yang berusaha untuk mencapai tujuannya dengan jalan menentang pihak lain disertai
ancaman atau kekerasan. Pertentangan memiliki bentuk khusus, antara lain:
pertentangan pribadi, pertentangan rasional, pertentangan kelas sosial, dan
pertentanfan politik.

3. Sosialisasi

Peter Berger mendefinisikan sosialisasi sebagai suatu proses di mana seorang anak belajar
menjadi seorang anggota yang berpartisipasi dalam masyarakat (Berger, 1978:116).

Salah satu teori peranan dikaitkan sosialisasi ialah teori George Herbert Mead. Dalkam
teorinya yang diuraikan dalam buku Mind, Self, and Society (1972). Mead menguraikan
tahap-tahap pengembangan secara bertahap melalui interaksi dengan anggota masyarakat
lain, yaitu melalui beberapa tahap-tahap play stage, game sytage, dan tahap generalized
other.

Menurut Mead pada tahap pertama, play stage, seorang anak kecil mulai belajar
mengambil peranan orang-orang yang berada di sekitarnya.

Pada tahap game stage seorang anak tidak hanya telah mengetahui peranan yang harus
dijalankannya, tetapi telah pula mengetahui peranan yang harus dijalankan oleh orang lain
dengan siapa ia berinteraksi.

Pada tahap ketiga sosialisasi, seseorang dianggap telah mampu mengambil peran-peran
yang dijalankan orang lain dalam masyarakat yaitu mampu mengambil peran generalized
others. Ia telah mampu berinteraksi denagn orang lain dalam masyarakat karena telah
memahami peranannya sendiri serta peranan orang-orang lain dengan siapa ia berinteraksi.
Menurut Cooley konsep diri (self-concept) seseorang berkembang melalalui interaksinya
dengan orang lain. Diri yang berkembang melalui interaksi dengan orang lain ini oleh Cooley
diberi nama looking-glass self.

Cooley berpendapat looking-glass self terbentuk melalui tiga tahap. Tahap pertama
seseorang mempunyai persepsi mengenaoi pandangan orang lain terhadapnya. Pada tahap
berikut seseorang mempunyai persepsi mengenai penilain oreang lain terhadap
penampilannya. Pada tahap ketiga seseorang mempunyai perasaan terhadap apa yang
dirasakannya sebagai penilaian orang lain terhadapnya itu.

Pihak-pihak yang melaksanakan sosialisasi itu menurut Fuller and Jacobs (1973:168-208)
mengidentifikasikan agen sosialisasi utama: keluarga, kelompok bermain, media massa, dan
sistem pendidikan.

4. Bentuk dan Pola Sosialisasi

a. Bentuk-bentuk Sosialisasi

Sosialisasi merupakan suatu proses yang berlangsung sepanjang hidup manusia. Dalam
kaitan inilah para pakar berbicara mengenai bentuk-bentuk proses sosialisasi seperti
sosialisasi setelah masa kanak-kanak, pendidikan sepanjang hidup, atau pendidikan
berkesinambungan.

b. Pola-pola Sosialisasi

Pada dasarrnya kita mengenal dua pola sosialisasi, yaitu pola represi yang menekankan
pada penggunaan hukuman terhadap kesalahan. Dan pola partisipatori yabg merupakan pola
yang didalamnya anak diberi imbalan manakala berperilaku baik dan anak menjadi pusat
sosialisasi.

C. Masyarakat dan Komunitas

Masyarakat itu merupakan kelompok atau kolektifitas manusia yang melakuakn antar
hubungan, sedikit banyak bersifat kekal, berlandaskan perhatian dan tujuan bersama, serta
telah melakukan jalinan secara berkesinambungan dalam waktu yang relatif lama. Unsur-
unsur masyarakat yaitu: kumpulan orang, sudah terbentuk dengan lama, sudah memiliki
sistem dan struktur sosial tersendiri, memiliki kepercayaan, sikap, dan perilaku yang dimiliki
bersama, adanya kesinambungan dan pertahanan diri, dan memiliki kebudayaan.
Pengaruh Lingkungan terhadap Individu
40
4
Penilain Anda!

Lingkungan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi terhadap


pembentukan dan perkembangan perilaku individu, baik lingkungan fisik maupun lingkungan
sosio-psikologis, termasuk didalamnya adalah belajar.
Terhadap faktor lingkungan ini ada pula yang menyebutnya sebagai empirik yang berarti
pengalaman, karena dengan lingkungan itu individu mulai mengalami dan mengecap alam
sekitarnya. Manusia tidak bisa melepaskan diri secara mutlak dari pengaruh lingkungan itu,
karena lingkungan itu senantiasa tersedia di sekitarnya.
Sejauh mana pengaruh lingkungan itu bagi diri individu, dapat kita ikuti pada uraian berikut :
1. Lingkungan membuat individu sebagai makhluk sosial
Yang dimaksud dengan lingkungan pada uraian ini hanya meliputi orang-orang atau manusia-
manusia lain yang dapat memberikan pengaruh dan dapat dipengaruhi, sehingga
kenyataannya akan menuntut suatu keharusan sebagai makhluk sosial yang dalam keadaan
bergaul satu dengan yang lainnya.
Terputusnya hubungan manusia dengan masyarakat manusia pada tahun-tahun permulaan
perkembangannya, akan mengakibatkan berubahnya tabiat manusia sebagai manusia.
Berubahnya tabiat manusia sebagai manusia dalam arti bahwa ia tidak akan mampu bergaul
dan bertingkah laku dengan sesamanya.
Dapat kita bayangkan andaikata seorang anak manusia yang sejak lahirnya dipisahkan dari
pergaulan manusia sampai kira-kira berusia 10 tahun saja, walaupun diberinya cukup
makanan dan minuman, akan tetapi serentak dia dihadapkan kepada pergaulan manusia,
maka sudah dapat dipastikan bahwa dia tidak akan mampu berbicara dengan bahasa yang
biasa, canggung pemalu dan lain-lain. Sehingga kalaupun dia kemudian dididik, maka
penyesuaian dirinya itu akan berlangsung sangat lambat sekali.
2. Lingkungan membuat wajah budaya bagi individu
Lingkungan dengan aneka ragam kekayaannya merupakan sumber inspirasi dan daya cipta
untuk diolah menjadi kekayaan budaya bagi dirinya. Lingkungan dapat membentuk pribadi
seseorang, karena manusia hidup adalah manusia yang berfikir dan serba ingin tahu serta
mencoba-coba terhadap segala apa yang tersedia di alam sekitarnya.
Lingkungan memiliki peranan bagi individu, sebagai :
1. Alat untuk kepentingan dan kelangsungan hidup individu dan menjadi alat pergaulan
sosial individu. Contoh : air dapat dipergunakan untuk minum atau menjamu teman
ketika berkunjung ke rumah.
2. Tantangan bagi individu dan individu berusaha untuk dapat menundukkannya.
Contoh : air banjir pada musim hujan mendorong manusia untuk mencari cara-cara
untuk mengatasinya.
3. Sesuatu yang diikuti individu. Lingkungan yang beraneka ragam senantiasa
memberikan rangsangan kepada individu untuk berpartisipasi dan mengikutinya
serta berupaya untuk meniru dan mengidentifikasinya, apabila dianggap sesuai
dengan dirinya. Contoh : seorang anak yang senantiasa bergaul dengan temannya
yang rajin belajar, sedikit banyaknya sifat rajin dari temannya akan diikutinya
sehingga lama kelamaan dia pun berubah menjadi anak yang rajin.
4. Obyek penyesuaian diri bagi individu, baik secara alloplastis maupun autoplastis.
Penyesuaian diri alloplastis artinya individu itu berusaha untuk merubah
lingkungannya. Contoh : dalam keadaan cuaca panas individu memasang kipas angin
sehingga di kamarnya menjadi sejuk. Dalam hal ini, individu melakukan
manipulation yaitu mengadakan usaha untuk memalsukan lingkungan panas menjadi
sejuk sehingga sesuai dengan dirinya. Sedangkan penyesuaian diri autoplastis,
penyesusian diri yang dilakukan individu agar dirinya sesuai dengan lingkungannya.
Contoh : seorang juru rawat di rumah sakit, pada awalnya dia merasa mual karena bau
obat-obatan, namun lama-kelamaan dia menjadi terbiasa dan tidak menjadi gangguan
lagi, karena dirinya telah sesuai dengan lingkungannya.
5. Dalam setiap kebudayaan selalu terdapat ilmu pengetahuan atau
sains dan teknologi, yang digunakan sebagai acuan untuk
menginterpretasikan dan memahami lingkungan beserta isinya,
serta digunakan sebagai alat untuk mengeksploitasi, mengolah dan
memanfaatkannya untuk pemenuhan kebutuhan-kebutuhan
manusia. Sains dan tekhnologi dapat berkembang melalui
kreativitas penemuan (discovery), penciptaan (invention), melalui
berbagai bentuk inovasi dan rekayasa. Kegunaan nyata IPTEK bagi
manusia sangat tergantung dari nilai, moral, norma dan hukum
yang mendasarinya. IPTEK tanpa nilai sangat berbahaya dan
manusia tanpa IPTEK mencermikan keterbelakangan.
A. IPTEK DAN PERADABAN MANUSIA
Sains dan Teknologi adalah institusi manusiawi; artinya Sains dan Teknologi
adalah karya yang dilahirkan manusia. Maka tanpa adanya manusia kedua
karya tersebut juga tidak akan ada. Namun ada beda fundamental antara
kedua institusi tersebut. Perbedaannya terletak pada sumbernya.
Sains sebagai “body of knowledge” yang kita ketahui saat ini adalah hasil
abstraksi manusia dari sumber alami melalui berbagai fenomena yang
diamatinya. Kemudian fenomena tersebut direpresentasikan kedalam
berbagai model yang membentuk suatu paradigma. Maka kebenaran sains
adalah bila dan hanya bila suatu fenomena alami dapat cocok (fit) pada
model-model dari suatu paradigma yang berlaku. Bila model dalam suatu
paradigma yang dianut tidak lagi dapat merepresentasikan suatu
fenomena alami tertentu, maka fenomena tersebut merupakan suatu
anomali. Namun anomali tidak dapat terjadi berulang kali. Bila hal
demikian ditemui maka paradigma tersebutpun mengalami krisis dan
gugur sebagai paradigma yang absah untuk kemudian digantikan oleh
model baru yang membentuk paradigma baru pula (Kuhn, 1996).
Fenomena alami dan kebenaran yang ada dibaliknya sebenarnya telah
beroperasi sejak jauh sebelum manusia ada, misalnya gaya gravitasi dan
elektromagnetik, adanya elektron dan neutron didalam atom, proses
radioactive decay dan lain sebagainya merupakan kebenaran alami yang
telah beroperasi sejak awal sejarah jagad raya ini, jauh sebelum manusia
menghuni planet Bumi. Oleh karena itu berbagai kebenaran alami yang
terhimpun dalam sains merupakan temuan (discovery) manusia. Namun
tanpa manusiapun kebenaran alami tetap beroperasi sebagai sumber dari
sains.
Berbeda dari sains, teknologi sepenuhnya bersumber pada manusia itu
sendiri. Teknologi diciptakan manusia sebagai instrumen dalam usaha
memenuhi kebutuhannya. Teknologi merupakan suatu fenomena sosial.
Oleh karena itu tanpa manusia, tanpa masyarakat, teknologipun tiada.
Teknologi diciptakan manusia melalui penerapan (exercise) budidaya
akalnya. Manusia harus mendayakan akal pikirannya dalam me-reka
teknologi berdasarkan ratio (nalar) dan kemudian membuatnya, me-
yasanya, menjadi suatu produk yang kongkrit. Jadi perlu penerapan
rekayasa dalam menciptakan teknologi, dan sebaliknya teknologi
kemudian akan membantu manusia dalam merekayasa. Inter-relasi dan
interaksi antara rekayasa dan teknologi sering sulit dipahami karena
seakan terjadi secara obvious atau terjadi sepenuhnya dilatar belakang
sehingga luput dari pengamatan. Maka untuk mendapatkan gambaran
yang lebih jelas dari peran rekayasa dalam penciptaan teknologi dan
sebaliknya, perlu digresi sebentar sampai pada saat asal mula
terbentuknya masyarakat manusia.
Sains itu sendiri secara umum didefinisikan sebagai pengetahuan
(knowledge) yang didapatkan dengan cara sistematis tentang struktur dan
perilaku dari segala fenomena yang ada di jagad raya dan isinya, baik
fenomena alam maupun sosial. Sementara itu, teknologi merupakan
aplikasi dari sains sebagai respons atas tuntutan manusia akan kehidupan
yang lebih baik.
Teknik secara umum diartikan sebagai alat perlengkapan dan metode
membuat sesuatu. Teknologi adalah suatu cara untuk teknik memproduksi
atau memproses membuat sesuatu yang lebih mengembangkan ketrampilan
manusia.
Ada beberapa fase proses teknik yang dialami dalam kehidupan manusia
yakni :
a. Fase teknik destruktif. Pada fase ini, untuk memecahkan segala
permasalahan dan kebutuhannya, manusia langsung mengambil
dari alam, tidak ada usaha untuk mengembalikannya ke alam.
b. Fase teknik konstruktif. Masyarakat pada fase ini telah mampu
melakukan penciptaan sehingga menghasilkan kebudayaan baru
yang sebelumnya tidak ada di alam. Dengan penciptaan baru ini,
sedikit demi sedikit manusia telah menciptakan lingkungan baru
yang selalu bermodalkan alam sekitar sehinggamerupakan “ the
second nature “ atau alam kedua.
c. Fase modern. Fase ini merupakan puncak perkembangan teknik
yang telah dicapai anusia. Teknik modern ini bertitik tolak dari
analisa matematis alam, sehingga manusia mampu membangun
suatu peradaban baru yaitu peradaban mesin. Cirri peradaban
mesin diantaranya adalah kesatuan bahasa internasional sebagai
pengantar dan diciptakannya bahasa symbol yang satu , seragam,
dan internasional yaitu bahasa “ matematika “.
Tingkatan teknologi berdasarkan penerapannya dapat dibagi
sebagai berikut :
Teknologi Tinggi ( Hi – tech ). Suatu jenis teknologi mutakhir yang

dikembangkan dari hasil penerapan ilmu pengetahuan terbaru.


Contoh : computer, laser, bioteknologi, satelit komunikasi dan
sebagainya. Cirri – cirri teknologi ini adalah padat modal, didukung
rasilitas riset dan pengembangannya, biaya perawatan tinggi,
ketrampilan operatornya tinggi dan masyarakat penggunanya
ilmiah.
Teknologi Madya. Suatu jenis teknologi yang dapat dikembangkan

dan didukung masyarakat yang lebih sederahan dan dapat digunakan


dengan biaya dan kegunaan yang paling menguntungkan. Ciri
teknologi madya adalah tidak memerlukan modal yang terlalu besar
dan tidak memerlukan pengetahuan baru, karena telah bersifat rutin.
Penerapan teknologi maday ini bersifat setengah padat modal da padat
karya, unsur – unsur yang mendukung industrinya biasanya dapat
diperoleh di dalam negeri dan keterampilan pekerjanya tidak terlalu
tinggi.
Teknologi Tepat Guna. Teknologi ini dicirikan dengan skala modal

kecil, peralatan yang digunakan sederhana dan pelaksanaannya


bersifat padat karya. Biasanya dilakukan di negara – negara
berkembang, karena dapat membantu perekonomian pedesaan,
mengurangi urbanisasi dan menciptakan tradisi teknologi dari tingkat
paling sederhana.
Dengan kemajuan pesat ilmu pengetahuan dan teknologi terutama di
bidang teknologi informasi dan teknologi transportasi yang dicapai
manusia pada unjung pertengahan kedua abad ke XX, memungkinkan
arus informasi menjadi serba cepat: apa dan oleh siapa dari seluruh muka
bumi (bahkan sebagian jagat raya) - menembus ke seluruh lapisan
masyarakat dengan bebas tanpa membedakan siapa dia si penerima.
Tanpa mengenal batas jarak dan waktu, negara, ras, kelas ekonomi,
ideologi atau faktor lainnya yang dapat menghambat bertukar pikiran.
Berikut ini akan dijelaskan mengenai pengaruh perkembangan IPTEK
terhadap beberapa pola kemasyarakatan.
• Pengaruh perkembangan IPTEK terhadap pola
kemasyarakatan alienasi
Alienasi (keterasingan manusia) adalah suatu kondisi psikologis
seorang individu yang dinafasi oleh kesadaran semu (tentang
misteri keabadian termasuk Tuhan), keberadaan, dan dirinya sendiri
sebagai individu serta komunitas.
Perkembangan IPTEK yang semakin pesat dan cenderung meniru
budaya barat bisa jadi menciptakan sebuah alienasi budaya. Orang
merasa asing dengan budayanya sendiri. Kaum muda tidak lagi at
home dengan kebudayaan yang telah membentuk identitas
sosialnya.
Kemajuan-kemajuan memungkinkan banyaknya pilihan (multiple
options) dan membuka kesempatan tumbuhnya materialisme dan
rasionalisme dengan luar biasa. Tuntutan hidup begitu tinggi.
Kemakmuran yang dicapai tidak terkendali, gaya hidup menjadi
konsumtif dan hedonistik. Manusia pribadi yang menjadi begitu
sibuk untuk mempertahankan hidup menyuburkan sosok
individualistik. Kaya dan sukses dari segi materi jadi satu-satunya
tujuan hidup. Persaingan demikian ketat, sehingga penghargaan
manusia terhadap waktu mencapai titik tertinggi dibandingkan
masa sebelumnya. Yang tersisa hanya wajah kehidupan tidak
manusiawi dimana bahaya masa depan ialah manusia menjadi robot
karena terjadi alienasi diri.
Perkembangan teknologi yang melanda hidup manusia harus dikuasai
pemanfaatannya. Jangan sampai perkembangan media menjadikan
manusia sebagai objek, menyeret dan memaksanya pada model
kehidupan yang menyimpang.
• Pengaruh perkembangan IPTEK terhadap pola
kemasyarakatan heteronomi
Heteronomi adalah prinsip pembiaran sesuatu selain hukum moral
untuk menentukan apa yang mesti dilakukan. Ini mengganti
kebebasan dengan sesuatu di luar akal praktis, semisal kesukaan.
Tindakan ini sendiri nonmoral (bukan bermoral ataupun immoral)
namun bisa immoral jika itu membuat orang tidak melakukan
kewajibannya. Contoh heteronomi : Anak merasa bahwa yang benar
adalah patuh pada peraturan dan harus menaati kekuasaan.
Dalam masyarakat dengan teknologi maju cukup banyak contoh
yang menunjukkan betapa heteronomi bisa mengakibatkan
munculnya berbagai perwujudan perilaku menyimpang, bahkan
bersifat ekstrem yang bisa berakibat pertentangan antar-lapisan
dan antar-golongan dalam masyarakat. Beberapa perilaku
menyimpang itu bisa berwujud pelarian untuk menghindar dari
pengaruh budaya baru, mungkin berupa pencemoohan sambil
memperkenalkan sumber nilai lain sebagai alternatif (misalnya
mistik, metafisik).
Kemajuan teknologi yang serba praktis serta budaya asing yang
berpengaruh dominan terhadap satuan budaya asli bisa
membangkitkan kesan sebagai ‘model’ untuk ditiru. Kecenderungan
meniru itu dalam kelanjutannya bisa terpantul melalui
berkembangnya gayahidup (ljfestyle) yang dianggap superior
dibandingkan dengan gaya hidup lama. Berkembangnya gaya hidup
baru itu dapat menimbulkan kondisi sosial yang ditandai oleh
heteronomi, yaitu berlakunya herbagai norma acuan penilaku dalam
masyarakat yang bersangkutan. Perubahan gayahidup yang ditiru
dan budaya asing bisa berkelanjutan dengan timbulnya gejala
keterasingan dan kebudayaan sendiri (cultural alienation).
• Pengaruh perkembangan IPTEK terhadap pola
kemasyarakatan hegemoni
Hegemoni adalah dominasi oleh suatu kelompok terhadap kelompok
lainnya dengan atau tanpa ancaman kekerasan, sehingga ide-ide yang
didiktekan oleh kelompok dominan terhadap kelompok yang
didominasi diterima sebagai sesuatu yang wajar atau common sense.
Jika dilihat sebagai strategi, maka konsep hegemoni bukanlah strategi
eksklusif milik penguasa. Sebagai contoh, adalah kekuasaan dollar
Amerika terhadap ekonomi global. Kebanyakan transaksi internasional
dilakukan dengan dollar Amerika.
Hegemoni juga terjadi di dunia satra Indonesia dimana media massa
seperti koran sangat membatasi dan hanya memuat karya-karya
ataupun tulisan dari pengirim yang dianggap ‘layak’ dimuat dan
sesuai dengan panduan kesusastraan Indonesia. Salah satu manfaat
teknologi adalah kelahiran sastrawan cyber Indonesia tentu saja tak
dapat dilepaskan dari kemunculan internet dalam dunia komunikasi.
Revolusi komunikasi yang dilakukan teknologi Internet telah
menciptakan ruang-ruang alternatif baru di luar dunia media massa
cetak yang ada. Revolusi ini sendiri sangat demokratis sifatnya,
siapa saja dapat menggunakannya. Ruang-ruang alternatif baru
yang tercipta karena Internet telah memungkinkan para
penggunanya tidak berhenti hanya jadi pemakai yang pasif, seperti
ketika seorang pembaca membaca koran, tapi sekaligus jadi
pencipta “message’ pada ruang-ruang tersebut.
• Pengaruh perkembangan IPTEK terhadap pola
kemasyarakatan hedonisme
Hedonisme adalah pandangan hidup yang menganggap bahwa
kesenangan dan kenikmatan materi adalah tujuan utama hidup.
Bagi para penganut paham ini, bersenang-senang, pesta pora dan
rekreasi merupakan tujuan utama hidup, entah itu menyenangkan
bagi orang lain atau tidak. Mereka beranggapan hidup ini hanya
satu kali sehingga mereka merasa ingin menikmati hidup senikmat-
nikmatnya. di dalam lingkungan penganut paham ini, hidup dijalani
dengan sebebas-bebasnya demi memenuhi hawa nafsu yang tanpa
batas. Pandangan mereka terangkum dalam pandangan epikuris
yang menyatakan “Bergembiralah engkau hari ini, puaskanlah
nafsumu karena besok engkau akan mati “
Globalisasi yang didorong oleh kemajuan di bidang iptek, telah
memberi pengaruh amat besar pada setiap sendi-sendi kehidupan
umat manusia di penjuru jagat raya. Sebuah lompatan perubahan
zaman yang tak bisa dihentikan. Ia menerjang laksana gelombang
pasang dan menarik siapa saja ke dalam pusarannya.
Persoalannya, akankah ini membawa umat manusia kepada sebuah
peradaban baru, atau malah sebaliknya mendorong pada titik nadir
peradaban. Perlahan namun pasti, perubahan radikal tatanan
budaya lokal, maupun tata nilai sosial yang dianut tengah terjadi.
Dan salah satu sisi gelap gelombang perubahan zaman adalah sikap
dan perilaku manusia yang semakin mendewakan materi dan
terperangkap dalam pusaran kehidupan bendawi. Inilah yang
disebut budaya hedonisme di mana kesenangan dan kenikmatan
materi menjadi tujuan utama.
Dalam masalah pemanfaatan iptek, Barat sangat pragmatis-
materialistis, artinya hanya mencari keuntungan materi dan
kesenangan duniawi semata. Bacon berpendapat bahwa iptek harus
digunakan untuk memperkuat kemampuan manusia di bumi, iptek
hanya berarti bila nampak dalam kekuasaan manusia: iptek
manusia adalah kekuasaan manusia. Pendekatan pragmatis
materialis ini telah menyebabkan iptek dikembangkan untuk
memenuhi kesenangan-kesenangan materi (hedonis-materialistis)
dan mengorbankan alam semesta. Menjamurnya produk-produk
mainan (game) yang melampaui kebutuhan merupakan bukti
pemenuhan hedonisme tersebut.
B. PERKEMBANGAN IPTEK DALAM PEMBANGUNAN DAN
LINGKUNGAN
Perkembangan IPTEK telah membawa kemajuan dan kemudahan
serta perubahan pada kehidupan manusia. Berbagai manfaatnya
dapat terasa pada era sekarang ini dimana semua perlahan beralih
dari sesutau yang sederhana menjadi sesuatu yang lebih modern.
Pengembangan IPTEK dalam pertimbangan nilai etis dan

religious
Mengembangkan nilai-nilai dan budaya iptek pada dasarnya adalah
melakukan transformasi dari masyarakat berbudaya tradisional
menjadi masyarakat yang berpikir analitis kritis dan
berketerampilan iptek dengan tetap menjunjung/memelihara nilai-
nilai agama, keimanan, dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha
Esa, serta nilai-nilai luhur budaya bangsa
Manusia sebagai makhluk yang berakal budi tidak henti-hentinya
mengembangkan pengetahuannya. Akibatnya teknologi
berkembang sangat cepat dan tidak terbendung seperti tampak
dalam teknologi persenjataan, computer informasi, kedokteran,
biologi dan pangan. Kemajuan teknologi tersebut bila tidak disertai
dengan nilai etika akan menghancurkan hidup manusia sendiri
seperti terbukti dengan perang Irak, pemanasan global, daya tahan
manusia yang semakin rendah, pemiskinan sebagian penduduk
dunia, makin cepat habisnya sumber alam, rusaknya ekologi, dan
ketidakadilan. Pertanyaan yang secara etis dan kritis harus diajukan
adalah, apakah teknologi yang kita kembangkan sungguh demi
kebahagiaan manusia secara menyeluruh? “Nilai kemanusiaan”
sebagai salah satu nilai etika perlu ditaati dalam mengembangkan
teknologi
Memasuki abad ke 21, berarti menapaki abad global. Akibat
perkembangan tehnologi informasi dan transportasi, dunia
Inteernasional pada abad ini mengalami sebuah perubahan besar,
yang dikenal dengan era global. Dalam era demikian, situasi dunia
menjadi amat transparan, jendela internasional, terdapat hampir
disetiap rumah. Apa yang terjadi dsalah satu sudut bumi dalam
waktu singkat dapat ditangkap dari beerbagai belahan dunia, pintu
gerbang antar Negara semakin teerbuka, sekat sekat budaya
semakin hilang dan ujung ujungnya akan terbentuk apa yang
disebut Jhon Neisbitt sebagai Gaya Hidup Global.
Abad ini ditandai dengan kemajuan sains dan teknologi yang sangat
pesat. Kemajuan itu terutama dipacu oleh kemajuan teknologi
computer dan informasi sehingga zaman ini sering disebut era
revolusi baru yaitu revolusi informasi.Produk dari kemajuan sains
dan teknologi kian canggih dan bermutu. Hampir dalam semua
bidang kehidupan kita dapat menikmati produk teknologi modern
mulai dari peralatan rumah tangga sampai dengan peralatan
industri yang besar. Dengan semua kemajuan itu hidup manusia
dipermudah, diperlancar, dan lebih sejahtera. Tetapi di sisi yang
lain, kita melihat bahwa berbagai kemajuan tersebut juga
membawa dampak negatif bagi kehidupan manusia seperti
lingkungan hidup yang tidak nyaman, ketidakadilan dan bahkan
penghancuran kelompok manusia.
Secara umum, etika menuntut kejujuran dan dalam iptek ini berarti
kejujuran ilmiah (scientific honesty). Mengubah, menambah, dan
mengurangi data demi kepentingan tertentu termasuk dalam
ketidakjujuran ilmiah. Mengubah dan menambah data dengan
rekaan sendiri dapat dimaksudkan agar kurvanya memperlihatkan
kecenderungan yang diinginkan. Mungkin penelitinya sendiri yang
menginginkan agar hasil penelitiannya sesuai dengan teori yang
sudah mapan. Mungkin penaja (sponsor) peneliti itu yang ingin
menonjolkan citra produk industrinya. Mereka-reka data semacam
itu merupakan the sin of commission. Sebaliknya membuang
sebagian data yang “memperburuk” hasil penelitian adalah the sin
commission. Penghapusan data yagn “jelek” itu mungkin
dimaksudkan oleh penelitinya agar analisis datanya
memperlihatkan keterandalan (realibility) yang lebih baik. Lebih
jahat lagi kalau dosa komisi itu dilakukan untuk menyembunyikan
efek samping yang negatif dari produk yang diteliti. Ketidakjujuran
ilmiah semacam ini pernah dilakukan peneliti yang ditaja pabrik
penyedap rasa (monosodium glutamate) di Thailand.
6. Kalau data yang dibuang itu dinilai sebagai penyimpangan dari
kelompok yang sedang diteliti, dan karenanya harus ikut diolah,
kejujuran ilmiah menuntut penjelasan tentang penghapusannya.
Perlu juga disebutkan patokan yang dipakai untuk menentukan
ambang nilai data yang harus ikut dianalisis, misalnya patokan
Chauvenet.
7. Sekarang umat manusia menghadapi masalah-masalah yang sangat
serius, yang menyangkut teknologi dan dampaknya pada
lingkungan. Kenyataan ini memunculkan pertanyaan-pertanyaan
yang mendasar tentang etika:
8. a. Norma-norma etika (dan agama) yang seperti apakah yang harus
kita patuhi dalam penelitian di bidang bioteknologi, fisika nuklir dan
zarah keunsuran, serta astronomi dan astrofisika?
9. b. Dalam penelitian kedokteran dan genetika, apakah arti
kehidupan?
10. c. Dalam penelitian dampak teknologi terhadap lingkungan,
bagaimana seharusnya hubungan manusia dengan alam, baik yang
nirnyawa(the inanimate world) maupun yang bernyawa.
11. d. Apakah masyarakat yang baik itu, dan dapatkah dikembangkan
pengertian yang universal tentang kebaikan bersama yang
melampaui individualisme, nasionalisme, dan bahkan
antroposentrisme?
12. Dalam bioteknologi (termasuk rekayasa genetika) dan kedokteran,
pertanyaan tentang arti, mulai dan berakhirnya kehidupan sangat
penad (relevant). Apakah orang yang berada dalam keadaan koma
dan fungsi faal serta metabolismenya harus dipertahankan dengan
alat-alat kedokteran elektronik dalam jangka panjang yang tidak
tertentu masih mempunyai kehidupan yang berarti ? Tak bolehkah
ia minta (misalnya sebelum terlelap dalam keadaan seperti itu),
atau diberi, euthanasia berdasarkan informed consent dari
keluarganya yang paling dekat? Ini mengacu ke arti dan
berakhirnya kehidupan. Mulainya kehidupan, penting untuk
diketahui atau ditetapkan (dengan pertimbangan ilmu dan agama)
untuk menentukan etis dan tidaknya menstrual regulation (“MR”)
dan aborsi, terutama dalam hal indikasi medis dari risiko bagi ovum
yang telah dibuahi dan terlebih-lebih lagi bagi ibunya, kurang
meyakinkan.
13. Bioteknologi/rekayasa genetika mungkin hanya boleh dianggap etis
jika tingkat kegagalannya yang mematikan embrio relative rendah
dan – bila menyangkut manusia – hanya mengarah ke eugenika
negatif. Tanaman dan organisme harus disikapi dengan hati-hati,
baik dari segi perkembangan jangka panjangnya yang secara
antropo sentries mungkin membahayakan kehidupan kita, maupun
dari segi pengaturannya dalam tata hukum dan ekonomi
internasional yang biasanya lebih menguntungkan negara-negara
maju. Etiskah untuk mematenkan organisme dan tanaman yang
telah diubah secara genetic (genetically modified)? Adilkah itu dan
apakah itu tidak mengancam kelestarian plasma nutfah? Keadilan
yang dimaksudkan di sini adalah keadilan agihan (distributive
justice). Pengagihannya bukan hanya secara spatial, tetapi juga
secara temporal. Dimensi spatiotemporal dari keadilan distributive
ini tersirat dalam pengertian tentang “pembangunan yang
terlanjutkan” (sustainable development) menurut Gro Harlem
Brundtland.
14. Keseimbangan IPTEK dalam pembangunan dan lingkungan

15. IPTEK dalam kehidupan manusia memanglah telah mebawa


perubahan yang sangat besar. Karenanya kini semua dapat
terfasilitasi dengan lebih mudah dan modern. Namun walau
pengaplikasiannya mendatangkan kemajuan bagi kehidupan
masyarakat tetap saja harus memperhatikan segala entitas yang
ada dalm lingkungan diluarnya. Pengaplikasian IPTEK harus sesuai
dengan aturan yang ada dan memperhatikan segala dampak buruk
yang dapat ditimbulkan bagi manusia sebagai pengaplikasinya
ataupun dengan lingkungan sebagai area pengaplikasianya. Semua
harus berjalan dengan seimbang. Kemajuan IPTEK harus tetap
diimbangi dengan pemeliharaan keseimbangan dan kelestarian
lingkungan. Jangan sampai kemajuan yang dihasilkan
mengakibatkan keburukan bagi lingkungan. Sesungguhnya
pengembangan IPTEK yang menghasilkan kemajuan jika dibarengi
dengan pemanfaatannya bagi peningkatan kelestarian dan
pemeliharaan lingkungan akan lebih membawa kemaslahatan bagi
kemajuan kehidupan bangsa sehingga pembangunan yang
terencana pun dapat terealisasi dengan lebih baik dan sempurna.
16. Pengembangan IPTEK dalam pembangunan Indonesia

sehingga menumbuhkan kreativitas, invention, discovery


dan rekayasa
17. Bila dikaji dari aspek substansi pengembangan kemampuan
Iptekpun telah menunjukkan berbagai perkembangan yang berarti
dalam upaya peningkatan kesejahteraan dan taraf hidup rakyat,
antara lain:
18. Pertama kegiatan pengembangan iptek di bidang kebutuhan dasar
manusia yang meliputi bidang kesehatan, pertanian, pangan dan
gizi, permukiman dan perumahan, serta pendidikan telah
memberikan sumbangan besar bagi tercapainya swasembada
beras, perbaikan gizi masyarakat, peningkatan derajat kesehatan
masyarakat, serta peningkatan kecerdasan kehidupan masyarakat.
19.Kegiatan iptek di bidang pertanian telah berhasil melepas 98
varietas unggul padi, yang meliputi 70 varietas unggul padi sawah,
9 varietas padi pasang surut, dan 19 varietas padi gogo, serta 79
varietas unggul palawija. Kegiatan iptek di bidang tanaman horti
kultura telah menghasilkan 17 varietas unggul. Kegiatan penelitian
di bidang kesehatan dan gizi dalam rangka penanggulangan
kebutaan terhadap anak-anak karena kekurangan vitamin A,
berhasil digunakan sebagai contoh untuk diterapkan pada negara
berkembang lainnya.
20.Kedua kegiatan pengembangan iptek dalam sumber daya alam dan
energi menghasilkan data dan informasi yang bermanfaat untuk
pelestarian fungsi dan kemampuan lingkungan hidup dan sumber
daya alam. Melalui kegiatan survei dan pemetaan telah dihasilkan
2.546 peta dasar rupa bumi, 973 peta dasar radar, dan 380 peta
toto dalam berbagai skala. Dalam upaya mengendalikan
pencemaran lingkungan, telah dikembangkan lasilitas pengolahan
limbah, penguasaan teknologi bersih lingkungan, dan
pengembangan proses daur ulang. Dalam upaya melestarikan
keanekaragaman hayati, telah ditangkarkan beberapa fauna langka,
inventarisasi hutan dengan menggunakan citra satelit ataupun foto
udara, dan peningkatan koleksi tanaman di kebun raya.
21. Ketiga, kegiatan pengembangan iptek di bidang industri, khususnya
industri pesawat terbang, melalui alih teknologi telah mencapai
tahap integrasi teknologi dan sedang menuju ke tahap berikutnya
dari transformasi teknologi, yaitu pengembangan teknologi baru
untuk menghasilkan produk baru. Hal itu ditunjukkan dengan
kemampuan mengembangkan dan memproduksi pesawat CN 235,
dan sedang dirancangnya pesawat terbang N 250 yang merupakan
upaya mencapai tahap transformasi teknologi ketiga.
22. Untuk industri maritim dan perkapalan telah mampu mendesain
kapal ikan Mina Jaya 15, 20, 30 DWT yang sesuai dengan kondisi
perairan Indonesia, kapal Maruta Jaya 2.050 DWT, Caraka Jaya
1.000-3.600 DWT. Dalam bidang industri transportasi darat, industri
kereta api, telah diekspor 150 gerbong kereta api, menguji
komponen prototipe kereta rel listrik, girder jalan layang Sosro
Bahu, dan bantalan rel yang terbuat dari beton.
23. Keempat industri telekomunikasi dan elektronika telah mampu
memproduksi komponen transistor frekuensi tinggi untuk penguat
daya transistor dan komponen semikonduktor untuk keperluan
avionik, pemancar radio dan televisi untuk daerah terpencil, serta
dikembangkannya komunikasi telepon yang menggunakan
frequency division multiplexing (FDM). Sebagian dari produk
tersebut di atas telah pula diekspor. Selain itu, telah berhasil
diproduksi perangkat stasiun bumi kecil, stasiun pemancar televisi
serta penerapan metode elemen hingga (MEH) dalam bentuk
perangkat lunak. Adapun di bidang penerapan sistem kontrol
otomatik telah dihasilkan beberapa prototipe robot untuk keperluan
industri.
24.Kelima dalam industri energi telah berhasil dibuat desain turbin uap
batu bara untuk pembangkit listrik dengan kekuatan 50 kilowatt,
model pemanfaatan energi matahari untuk pembangkit tenaga
listrik, penggerak pompa irigasi, dan pengolah air laut menjadi air
tawar. Di samping itu, juga berhasil dikembangkan pemanfaatan
batu bara sebagai kokas dan sebagai karbon aktif. Selain itu, telah
berhasil diterapkan hasil studi mengenai Enhanced Oil Recovery
(EOR) di beberapa ladang minyak. Juga berhasil ditingkatkan
keandalan saluran interkoneksi dan dikembangkan pembuatan
briket gambut untuk keramik.
25.Dalam rangka meningkatkan kemampuan di bidang pertahanan
keamanan negara, telah dilakukan berbagai pengkajian, penelitian,
dan pengembangan yang bertujuan meningkatkan keandalan dan
efisiensi pengoperasian dan pemeliharaan peralatan utama sistem
senjata ABRI. Kerja sama antara lembaga penelitian dan
pengembangan hankam dengan lembaga penelitian pemerintah,
perguruan tinggi dan industri strategis telah dirintis dalam rangka
perumusan persyaratan teknis/operasional sistem senjata,
pengembangan beberapa peralatan/sistem senjata, serta
penerapan beberapa jenis teknologi, seperti teknologi inderaja,
teknologi material, dan teknologi perangkat lunak.
26. Pengembangan kemampuan iptek di bidang sosial budaya, falsafah,
ekonomi, hukum, dan perundang-undangan yang dilakukan oleh
lembaga penelitian pemerintah, masyarakat, dan swasta telah
melahirkan pemikiran baru dan membuka cakrawala baru di bidang
sosial budaya dan dalam pelaksanaan manajemen pembangunan.
Pemikiran dan perubahan baru di berbagai bidang itu juga
merupakan perpaduan dari hasil penelitian dan pendidikan.
Berbagai hasil penelitian dan karya tulis yang mendorong cara pikir
dan cara pandang iptek itu telah mendorong masyarakat memiliki
perhatian saksama dalam memanfaatkan, mengembangkan, dan
menguasai iptek.
27.Kemajuan IPTEK sangat berperan dalam peningkatan mutu bangsa
dalam berbagai bidanga baik bidak ekonomi, social, pertahanan
keamanan dan sebagainya.
28. Peran IPTEK Dalam Bidang Ekonomi

29.Ekonomi adalah kebutuhan manusia, maka sipa yang dapat


menguasai perekonomian, dialah yang memegang kekuasaan. Pada
saat mata pencaharian utama manusia masih menyangkut soal
tanah, kaum feodallah yang memegang kekuasaan. Sedangkan
ketika industri memegang peranan penting dalam ekonomi maka
kaum kapitalislah yang memegang peranan utama dalam
penyediaan segala kebutuhan manusia. Sekarang kaum kapitalis
industrialis telah banyak mengembangkan usahanya hingga
melampaui batas negaranya yang disebut Multi National
Corporation ( MNC ). Kadang – kadang perusahaan perusahaan
multinasional ini di negara – negara berkembang ikut serta
menentukan politik pemerintahan. Perusahaan besar semacam itu
tidak mungkin berkembang tanpa dukungan teknologi
30.Walaupun sebagian penduduk dunia masih hidup di bawah garis
kemiskinan namun sebagian besar sudah dapat merasakan manfaat
dipergunakannya teknologi modern, karena kebutuhan hidupnya
dapat dengan mudah diperoleh dengan harga yang relative lebih
murah. Cara pembayarannya pun dapat dilakukan dengan tunai
atau kredit.

31. Peran IPTEK Dalam Bidang Sosial

32. Dengan berkembangnya industri dan kegiatan ekonomi, maka


memungkinkan orang hidup dalam lapangan pekerjaan tersebut.
Hal tersebut dapat dilihat dari angka – angka yang menunjukan
bahwa pekerja di pabrik atau perusahaan terus meningkat
sedangkan bekerja di sector pertanian makin menurun.
33. Nilai social juga berubah. Pada masa lalu orang merasa bahwa
menjadi pegawai negeri dinilai lebih tinggi status sosialnya
dibandingkan para pedagang atau pengusaha. Sekarang menjadi
pengusaha atau karyawan pabrik dianggap sebagai tenaga
professional yang mempunyai nilai status yang tinggi.
34.Makin berkembangnya teknologi menyebabkan industri
memproduksi barang secara missal juga meningkat. Tetapi sering
kali juga dimanfaatkan untuk kepentingan yang negatif seperti
peniruan atau pemalsusan merek dagang dan sebagainnya. Kian
majunya masyarakat yang dibarengi dengan peningkatan jumlah
penduduk, menyebabkan manusia sering kehilangan nilai etisnya
dan mudah melakukan tindakan yang tercela dan melanggar
hukum.
35. Peran IPTEK Dalam Bidang Budaya
36. Budaya dapat berwujud tiga hal, yaitu idea tau gagasan, tingkah
laku atau tindakan dan benda atau barang yang dihasilkan oleh
manusia. Jadi budaya mempunyai pengertian yang luas.
37. Seperti telah diuraikan di atas, teknologi dan industri mempunyai
dampak positif dan negatif. Karena itu hendaknya teknologi secara
efektif mampu memerangi kemiskinan, keterbelakangan dan
menjamin kemajuan bagi bangsa manusia. Manusia juga perlu sadar
bahwa orang menciptakan sesuatu bukan untuk menghancurkan,
melainkan untuk kesejahteraan umat.
38. Peran Iptek Dalam Mendukung Pertahanan Negara

39.Implementasi dalam pelaksanaan pertahanan negara tidak terlepas


dari aspek ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek). Kemajuan
teknologi tetap merupakan kebutuhan yang sangat mendasar bagi
pertahanan negara. Untuk mencapai kemajuan tersebut perlu
adanya suatu pemantauan secara berkelanjutan terhadap
perkembangan teknologi pertahanan dari seluruh dunia dan
meningkatkan kemampuan teknologi pertahanan sesuai dengan
tuntutan kebutuhan yang ada. Salah satu kebutuhan yang harus
dipenuhi adalah adanya tuntutan untuk selalu meningkatkan
bargaining power di segala bidang dalam era globalisasi ini karena
negara-negara yang tidak menguasai atau bahkan tidak
menerapkan kemajuan teknologi, akan tertindas dan terdikte oleh
negara lain yang lebih menguasai teknologi. Untuk mengurangi
ketergantungan terhadap pihak luar dalam teknologi pertahanan
maka diperlukan suatu penanganan yang serius terhadap kemajuan
teknologi tersebut dan dihadapkan pada keberagaman teknologi
yang telah berkembang, diperlukan Sumber Daya Manusia (SDM)
yang dapat expert dan profesional di bidang Iptek sehingga dapat
meningkatkan kinerja sesuai kepentingan pertahanan saat ini dan
yang akan datang
40.Pertahanan negara pada hakekatnya merupakan upaya untuk
mengatasi ancaman yang berasal dari dalam maupun luar negeri,
dengan kata lain yakni untuk melindungi kepentingan nasional dan
mendukung pencapaian pembangunan nasional. Ilmu pengetahuan
dan teknologi untuk mendukung kepentingan pertahanan negara
diartikan sebagai penerapan berbagai disiplin ilmu pengetahuan
untuk menghasilkan produk teknologi yang berupa barang atau alat
peralatan untuk mendukung kemampuan dan penyiapan kekuatan
pertahanan negara.
41. Dilihat dari perspektif pembangunan nasional yang mensyaratkan
adanya keseimbangan yang harmonis antara aspek security dan
prosperity nasional, maka dukungan Iptek dalam upaya pertahanan
negara mutlak diperluaskan, dapat diartikan bahwa Iptek
merupakan faktor pengganda kekuatan (force multiplier) kaitannya
dengan peningkatan aspek-aspek antara lain efektifitas sista,
mobilitas dan sebagainya. Walau sampai saat ini belum sampai
pada tahap pembuatan sista secara mandiri, namun dalam rangka
mewujudkan kesiapan operasional sista yang dimiliki memerlukan
penguasaan Iptek. Secara makro dapat dikemukakan bahwa peran
Iptek yang menonjol dalam pembangunan pertahanan nasional
antara lain adalah dapat memacu terwujudnya kemampuan dalam
memenuhi kebutuhan peralatan pertahanan secara mandiri,
khususnya dukungan tersedianya alat peralatan pertahanan secara
berkesinambungan suku cadang dan pemeliharaan.
42.Teknologi Pertahanan Negara Maju
43.Beberapa negara maju telah mengelompokkan atau merumuskan
teknologi yang terkait untuk kepentingan pertahanan diantaranya
adalah United State. Departemen Pertahanan Amerika
mengelompokan teknologi yang terkait dengan pertahanan (Military
Critical Technologies) sebagai berikut :
44. a. Aeronautics systems technology, meliputi : Aircraft, fixed wing;
Gas turbine engines; Human (crew) system interfaces. Teknologi
yang mendukung adalah : Manufacturing & fabrication; Electronic
systems; Information systems; Sensors & lasers; Power systems;
Materials; Missiles. Negara yang menguasai teknologi tersebut
adalah US, United Kingdom, Germany dan France.
45. b. Armaments and Energetic Materials Technology, meliputi :
Ammunition, small and medium caliber; Boms, warheads, and large
caliber projectiles; Energetic materials; safing, arming, fuzing, and
firing; Gun and artillery systems; Mines, countermines, and
demolition systems. Teknologi yang mendukung adalah :
Manufacturing fabrication; Guidance, navigation & vehicle control;
Information Systems; Sensors & lasers; Materials. Negara yang
menguasai teknologi tersebut adalah US, United Kingdom, Russia,
Germany, danFrance, diikuti oleh Sweden dan China.
46.c. Chemical and Biological Systems Technology, meliputi : Chemical
and biological defense systems; Detection, warning, and
identification. Teknologi yang mendukung adalah : Biotectology;
Manufacturing; information systems; Sensors. Negara yang
menguasai teknologi tersebut adalah US, United Kingdom, Russia,
Sweden, Japan, Israel, Germany, France, Canada, diikuti oleh
Switzerland, Czech republic, Netherland, dan China.
47. Dari referensi diatas, dapat kita ambil sebagai bahan komparatif
untuk penerapan teknologi pertahanan di negara Indonesia. Namun
perlu mempertimbangkan faktor-faktor seperti kondisi, kebutuhan,
dan kemampuan Indonesia saat ini dan yang akan datang serta
strategi pertahanan yang akan diimplementasikan. Untuk
merumuskan dan menentukan teknologi pertahanan juga sangat
terkait dengan filosofi dan visi negara kita bagaimana. Seperti
Amerika yang mempunyai visi negaranya sebagai “Polisi dunia”,
Singapura visinya “mempertahanankan kekuatan di udara”, maka
strategi negaranya juga sangat berbeda dengan negara-negara
lainnya. Hal ini sangat berpengaruh terhadap penentuan teknologi
apa yang akan berperan dibutuhkan untuk pertahanan negaranya.
48. SDM (Human Resource) adalah bagian dari manusia yang memiliki
potensi untuk dikembangkan sebagai sumber daya. Sedangkan
tenaga ahli (expert) adalah bagian dari tenaga kerja yang sudah
lebih ditingkatkan lagi ketrampilan dan kemahirannya dalam bidang
pekerjaan masing-masing. SDM profesional dan expert untuk
kepentingan pertahanan ini dipersiapkan sejak dini secara terus
menerus untuk menjamin keberlanjutannya kebutuhan pertahanan
negara utamanya menjamin keutuhan wilayah kedaulatan NKRI.
49.Untuk menentukan kemampuan apa yang dibutuhkan oleh SDM
yang profesional di bidang Iptek dirumuskan dengan mengacu pada
upaya pertahanan negara dan Iptek pertahanan. Ilmu Pengetahuan
dan Teknologi yang terkait dengan pertahanan sesuai analisis
dengan merefer uraian teknologi diatas secara garis besarnya
berfokus pada teknologi : Manufacturing & fabrication; Information
systems; Electronic systems; Materials; Sensors & lasers; Guidance,
navigation & vehicle control; Biotechnology; Power systems;
Instrumentation; Propulsion systems, Vetronics, Aeronautics,
Chemical & biological systems, Signature reduction, Computer dan
simulation. Ilmu pengetahuan tersebut diatas perlu dikembangkan
dari mulai pendidikan setaraf Sekolah Menengah Atas, sampai
dengan perguruan tinggi maupun sekolah tinggi kejuruan. Untuk
menghasilkan SDM yang expert tidak bisa dilakukan dalam waktu
yang singkat, perlu pelatihan dan penempatan pekerjaan sesuai
dengan disiplin ilmu tersebut agar pengkaderan dan
profesionalisme dapat dikembangkan. Di Indonesia nampaknya hal
demikian belum teraktualisasikan dengan baik, masih perlu “good
will” dari para pucuk pimpinan dalam menempatkan SDM yang
sesuai bidangnya.
50. Sistem keamanan yang didukung oleh penguasaan iptek yang
memadai dapat meningkatkan daya tangkal secara efektif untuk
mempertahankan bangsa dan negara dari berbagai ancaman
keamanan baik yang bersifat tradisional maupun non tradisional.
51.Masalah Teknologi Maju di Negara Berkembang
52.Pada era pembangunan sekarang ini, masyarakat Indonesia sudah
terlibat dalam sentuhan teknologi maju, dan bahkan telah sampai
ke desa – desa. Teknologi maju membawa juga semacam gaya
hidup yang senang dan mewah.
53.Makin majunya teknologi tersebut makin melahirkan sifat yang
menyenangkan dan mewah, dan juga seringkali makin mahal.
Karena memang sudah mendorong lahirnya pola hidup mewah di
kalangan berada terutama di kota – kota besar.
54.Persentuhan masyarakat Indonesia dengan kemajuan teknologi
nampaknya menciptakan hasil yang bersegi dua. Di satu pihak
membawa gaya hidup yang serba menyenangkan. Tetapi di lain
pihak membawa juga problem social yang gawat yaitu
mempertajam jurang pemisah antara lapisan kaya dan lapisan
miskin di kalangan masyarakat, serta seringkali juga mempermudah
terjadinya benacan – bencana bagi kehidupan manusia itu sendiri.
Penggunaan teknologi maju di sector modern di negara berkembang
seperti Indonesia kadang – kadang tidak dapat dihindarkan jika
memang lebih efisien daripada teknologi lainnya. Namun dalam
menentukan teknologi yang akan digunakan sangat diperlukan
pendekatan selektif yang ,menghindarkan penggunaan teknologi
maju secara luas tanpa pertimbangan mengenai keuntungan atau
manfaat bagi masyarakat.
55.Perlu diketahui bahwa teknologi maju dikembangkan sesuai dengan
keadaan dan lingkungan khas di negara – negara maju, yang dalam
hal tersebut amat berbeda dengan keadaan dan lingkungan negara
berkembang, namun kurang diketahui perbedaan apa yang
menyebabkan kesulutan dalam pengalihan teknologi maju di negara
– negara berkembang.
56. a. Dalam bidang organisasi, perbedaan utama antara negara –
negara maju dan negara – negara berkembang adalah skala
produksi dari unit produksi di negara erkembang. Skala produksi
yang besar sering diperlukan dalam penggunaan teknologi maju
dan menghasilkan “ Economic of Scal “, yaitu penurunan dalam
biaya satuan makin besar skal produksi. Lagipula, unit produksi
yang besar itu memerlukan teknik pengolahan yang maju pada
umumnya langka skala di negara berkembang.
57. b. Dalam bidang teknik, penggunaan teknologi maju oleh negara-
negara berkembang memerlukan masukan barang – barang dan
jasa – jasa yang perlu diimport dari negara maju, karena tidak
tersedia atau belum dapat dihasilkan oleh negara berkembang.
58. c. Dalam bidang ekonomi, penggunaan teknologi maju di negara
berkembang teritama mempengaruhi kesempatan kerja yang
tersedia. Hal tersebut disebabkan oleh perbedaan pokok antara
negara maju dan negara berkembang, yaitu tingkat pendapatan per
kapita yang rendah di negara berkembang yang menyebabkan
perlu tingkat tabungan per kapita yang rendah di negara
berkemabang.
59.Karena sumber pembiayaan invesatasi adalah tabungan, maka
dengan sendirinya tabungan per kapita yang rendah akan berarti
tingkat biaya per kapita yang rendah yang tersedia sebagai
invesatasi. Kesulitan yang timbul dalam pengalihan teknologi maju
ke negara berkembang di sebabkan oleh karena teknologi maju
tersebut dikembangkan di negara maju yang mampu untuk
menunjang tingkat invesatasi per kapita yang tinggi.
60.Teknologi ini umumnya dicirikan oleh perbandingan modal tenaga
kerja yang tinggi. Oleh karena itu jika teknologi maju digunakan
juga di negara berkembang, maka hal tersebut akan berarti
persediaan tabungan yang relative terbatas jumlahnya akan
terpaksa dipusatkan pada kelompok kerja yang menggunakan
teknologi maju. Tetapi dengan demikian tidak akan tersedia cukup
dana tabungan lagi untuk mempekerjakan seluruh tenaga kerja di
sector lain yang tidak memerlukan teknologi maju. Dengan
demikian maka penggunaan teknologi maju yang kurang selektis
dapat mempersulit penanggulangan masalah pengangguran dan
setengah pengangguran yang umum terdapat di negara
berkembang, termasuk Indonesia. Suatu konsekuensi lain dari
pengalihan teknologi maju ke negara berkembang yang belum
mempunyai kemampuan sendiri untuk mengembangkan teknologi
yang tepat guna dengan lingkungan dan kebutuhan negara tersebut
adalah ketergantungan teknologi pada negara maju. Hal tersebut
disebabkan oleh karena negara maju memang dapat menjual
teknologi maju kepada negara berkembang, namun bukan
pengetahuannya atau kemampuan untuk mengembangkan
teknologi tersebut. Tetapi karena teknologi di negara maju
berkembang terus, maka ketergantungan teknologi negara
berkembang menjadi semakin besar, oleh karena negara
berkembang dapat membeli teknologi maju dari negara maju, tetapi
tidak dapat membeli pengetahuan yang diperlukan untuk
menghasilkan teknologi maju tersebut.
61. Peran IPTEK Dalam Lingkungan

62.IPTEK memegang peranan penting bagi negara-negara berkembang


dalam proses peningkatan standar hidup, kesejahteraan, dan
melindungi sumber daya alam dan keanekaragaman hayati. Negara-
negara berkembang menghadapi berbagai tantangan jangka
pendek dan jangka panjang. Perubahan penggunaan lahan melalui
penggundulan hutan dan perubahan lahan pertanian akibat
aktivitas sosio-ekonomi di daerah tangkapan air di hulu, telah
menyebabkan terjadinya berbagai kerusakan lingkungan dan
infrastruktur akibat bencana yang ditimbulkannya. Kerusakan
lingkungan di daerah tangkapan air, menyebabkan kelangkaan air
bersih di berbagai negara, selain bencana banjir ketika musim
penghujan
63. Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda,
daya, keadaan, dan mahluk hidup (termasuk di dalamnya manusia
dan perilakunya) yang mempengaruhi peri-kehidupan dan
kesejahteraan manusia serta mahluk hidup lainnya. Oleh karena itu
kelestarian dan keseimbangan alam perlu dipertahankan agar
senantiasa memberikan daya dukung bagi kehidupan manusia ke
taraf hidup yang lebih baik.
64. Namun yang terjadi kini malah sebaliknya, Dominasi manusia
terhadap lingkungan seringkali berdampak buruk. Pembangunan
dan penguasaan iptek dalam mengeksplorasi alam untuk
peningkatan ekonomi seringkali melampaui batas dan sering kali
mengabaikan kondisi lingkungan itu sendiri. Padahal kemampuan
sumber daya dan kemampuan alam untuk mengeliminasi Zat
pencemar adalah terbatas. Apalagi saat ini, krisis yang melanda
negeri ini menyebabkan kehidupan lebih memburuk.
65. Belum optimalnya peran iptek dalam mengatasi degradasi fungsi
lingkungan hidup. Kemajuan iptek berakibat pula pada munculnya
permasalahan lingkungan. Hal tersebut antara lain disebabkan oleh
belum berkembangnya sistem manajemen dan teknologi pelestarian
fungsi lingkungan hidup. Sistem tersebut akan mendorong
pengembangan dan pemanfaatan iptek yang bernilai ekonomis,
ramah lingkungan dan mempertimbangkan nilai-nilai sosial budaya
masyarakat setempat.
66. Sektor lingkungan hidup merupakan isu penting di dunia saat ini.
Secara garis besar, pemanfaatan iptek harus senantiasa
mempertimbangkan usur lingkungan hidup. Artinya,
pemanfaatannya harus sejauh mungkin ramah lingkungan.
Komitmen pemerintah terhadap lingkungan hidup juga sudah
lumayan tinggi. Salah satu buktinya, sudah ada Kementerian
Negara Lingkungtan Hidup yang khusus mengurusi hal itu pada
pemerintahan yang ada saat ini.
67. Peran IPTEK Untuk Meningkatkan Kesejahteraan

68. Tuntutan terhadap pengembangan Ilmu Pengetahuan dan teknologi


(IPTEK) saat ini semakin mengemuka. IPTEK dituntut mampu
mencari berbagai alternative pemecahan masalah yang ada
ditengah-tengah masyarakat dengan mengembangkan perilaku
kritis, obyektif, dan rasional sehingga bisa mengetahui kebutuhan
riil yang dirasakan oleh masyarakat secara langsung.
69. IPTEK bukanlah suatu system tersendiri yang hanya berada diruang
penelitian dan laboratorium dalam sebuah menara gading yang
terpisah dari masyarakat sekitarnya. Pada akhirnya, IPTEK harus
mampu menjadi suluh penerang dan pedoman bagi seluruh warga
masyarakat untuk bisa membawanya ke Indonesia yang gemilang.
Dengan memperhatikan perkembangan dan kemajuan zaman
dengan sendirinya pemanfaatan dan penguasaan IPTEK mutlak
diperlukan untuk mencapai kesejahteraan bangsa.
70. Peran iptek dalam membangun peradaban suatu bangsa telah lama
diakui secara universal, pengalaman berbagai negara menunjukkan
secara jelas bahwa iptek menduduki peran sentral bagi
pertumbuhan dan bagi memperkokoh daya saing utama pada arena
persaingan global.
71.Perubahan ke empat pasal 31 ayat 5 uud 1945, yang berbunyi
“pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan
menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk
kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat manusia”, perlu kita
jabarkan dan terapkan dalam program pembangunan bangsa.
72. Tugas yang mulia ini tentunya bukan hanya tugas pemerintah saja
tetapi merupakan tugas kita bersama melihat betapa pentingnya
peran iptek dalam mewujudkan peradaban dan kesejahteraan
bangsa, maka sudah selayaknya pengembangan dan
pemanfaatannya dilakukan secara nasional, dalam arti merata di
seluruh daerah. Salah satu modal dasar bagi pengembangan dan
pemanfaatan iptek di tingkat daerah adalah regulasi kewenangan
yang lebih bersifat otonomis. Sejak diberlakukannya uu no. 22
tahun 1999 tentang pemerintahan daerah yang memberikan
otonomi lebih luas kepada daerah untuk mengurus dirinya sendiri.
Serta diberlakukannya undang-undang nomor 18 tahun 2002
tentang sistem nasional penelitian, pengembangan, dan penerapan
ilmu pengetahuan dan teknologi, maka inisiatif daerah untuk
mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi seharusnya juga
semakin tinggi. Kedua undang-undang tersebut merupakan
tuntunan bagi kita semua baik yang di pusat maupun di daerah
dalam melaksanakan pembangunan nasional dibidang iptek kedua
undang-undang tersebut juga mengamanatkan kepada kita agar
kita mampu menumbuhkembangkan jaringan sistem, penelitian,
pengembangan dan penerapan iptek mulai dari tingkat nasional
sampai daerah.
73. Sebagai contoh Peran IPTEK untuk meningkatkan kesejahteraan
adalah sebagai berikut :
74.a. Penyediaan pangan
75.Perkembangan IPTEK dalam bidang pangan dimungkinkan karena
adanya pendidikan, penelitian dan pengembangan di bidang
pertanian terutama dalam peningkatan produktivitas melalui
penerapan varitas unggul, pemupukan, pemberantasan hama dan
penyakit, pola tanaman dan pengairan. Namun di sisi lain
perkembangan tersebut berdampak fatal, misalkan saja
penggunaan pestisida dalam pemberantasan hama ternyata dapat
menyebabkan penyakit dalam tubuh manusia.
76.b. Penyediaan Sandang
77.• Pada awalnya bahan sandang dihasilkan dari serat alam seperti
kapas, sutra, woll dan lain-lain
78.• Perkembangan teknologi matrial polimer menghasilkan berbagai
serat sintetis sebagai bahan sandang seperti rayon, polyester, nilon,
dakron, tetoron dan sebagainya
79.• Kulit sintetik juga dapat dibuat dari polimer termoplastik sebagai
bahan sepatu, tas dan lain-lain
80.• Teknologi pewarnaan juga berkembang seperti penggunaan zat
azo dan sebagainya.
81.c. Penyediaan Papan
82.• Teknologi papan bersangkut paut dengan penyediaan lahan dan
bidang perencanaan seperti city planning, kota satelit, kawasan
pemukiman dan sebagainya yang berkaitan dengan perkembangan
penduduk
83.• Awalnya bahan pokok untuk papan adalah kayu selanjutnya
dikembangkan teknologi matrial untuk mengatasi kekurangan kayu
84.• Untuk mengatasi kekurangan akan lahan dikembangkan teknologi
gedung bertingkat, pembentukan pulau-pulau baru, bahkan tidak
menutup kemungkinan pemukiman ruang angkasa.
85. d. Peningkatan Kesehatan
86. • Perkembangan Ilmu Kedokteran seperti : ilmu bedah dan lain-lain
87. • Penemuan alat-alat kedokteran seperti : stetoskup, USG, dan lain-
lain
88. • Penemuan obat-obatan seperti anti biotik, vaksin dan lain-lain
89. • Penemuan radio aktif untuk mendeteksi penyakit secara tepat
seperti tumor dan lain-lain
90. • Penelitian tentang kuman-kuman penyakit dan lain-lain.
91. e. Penyediaan Energi
92. • Kebutuhan akan energi
93. • Sumber-sumber energi
94. • Sumber energi konvensional tak dapat diperbaharui
95. • Sumber energi pengganti yang tak habis pakai
96. • Konversi energi dari satu bentuk kebentuk yang lain.
97. Peran IPTEK Dalam Era Globalisasi

98. Perbedaan utama antara negara maju dan negara berkembang


adalah kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Kemajuan
yang pesat di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi di negara-
negara maju karna didukung oleh sistem informasi yang mapan.
Sebaliknya, sistem informasi yang lemah di negara-negara
berkembang mengakibatkan keterbelakangan dalam penguasaan,
ilmu pengetahuan, dan teknologi. Jadi jelaslah bahwa maju atau
tidaknya suatu negara sangat di tentukan oleh penguasaan
teirhadap informasi, karena informasi merupakan modal utama
dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan.teknologi yang
menjadi senjata pokok untuk membangun negara. Sehingga apabila
satu negara ingin maju dan tetap eksis dalam persaingan global,
maka negara tersebut harus menguasai informasi.
99.Di era globalisasi dan informasi ini penguasaan terhadap informasi
tidak cukup harnya sekedar menguasai, diperlukan kecepatan dan
ketepatan. Sebab hampir tidak ada guna menguasai informasi yang
telah usang, padahal perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang sangat cepat mengakibatkan usia informasi menjadi
sangat pendek, dengan kata lain, informasi lama akan diabaikan
dengan adanya informasi yang lebih baru.
100.Masukan (input) dan kontribusi langsung dari para pemegang
peran (stakeholders) yang lain; siswa, orang tua dan anggota
masyarakat juga memberikan informasi yang sangat membantu dan
meningkatkan dukungan masyarakat bagi pengembangan sekolah.
Jika obyektifitas utamanya adalah memaksimalkan pendidikan
sumber daya manusia maka hal itu telah meningkatkan hubungan
komunikasi kita dengan seluruh sektor lingkungan pendidikan dan
para pemegang peran (stakeholders). Lagipula kunci utama untuk
meningkatkan komunikasi harus terfokus pada saling berbagi
komunikasi terbuka dan meningkatkan kesempatan untuk
mendapatkan dukungkan dari segala bidang.
101.Kehidupan kita sekarang perlahan lahan mulai berubah dari
dulunya era industri berubah menjadi era informasi di balik
pengaruh majunya era globalisasi dan informatika menjadikan
computer, internet dan pesatnya perkembangan teknologi informasi
sebagai bagian utama yang harus ada atau tidak boleh kekurangan
dikehidupan kita. Aktifitas network globalisasi ekonomi yang
disebabkan oleh kemajuan dari teknologi informasi bukan hanya
mengubah pola produktivitas ekonomi tetapi juga meningkatkan
tingkat produktivitas;dan pada saat bersamaan juga menyebabkan
perubahan structural dalam kehidupan politik, kebudayaan,
kehidupan sosial masyarakat dan juga konsep waktu dalam dalam
berbagai lapisan masyarakat.
102.Dalam globalisasi ekonomi, perekonomian dunia tidak akan lagi
mengenal batas-batas negara dan bahkan peranan negara
diramalkan akan semakin berkurang. Arus globalisasi ekonomi
dipercepat oleh kemajuan teknologi yang makin pesat khususnya di
bidang transportasi, telekomunikasi dan informasi yang memungkan
arus orang, barang, jasa, dan informasi bergerak dengan lebih
cepat, dalam jumlah yang semakin besar, dengan kualitas yang
semakin baik, dan dengan biaya yang semakin murah. Persaingan
antar bangsa dalam memproduksi barang dan jasa akan semakin
kuat dan ketat. Kemajuan teknologi itu pulalah yang akan makin
mempercepat proses globalisasi di berbagai bidang kehidupan
manusia. Dengan demikian, maka penguasaan iptek dari suatu
bangsa yang akan menentukan keberhasilan bangsa itu
menghadapi globalisasi dalam bidang ekonomi dan bidang
kehidupan lainnya.
103.
104.
105.
106.
107.
108.
109.
110.
111.
112.C. DAMPAK NEGATIF ATAS PENYALAHGUNAAN IPTEK
113.Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di satu sisi dapat
membantu atau mempermudah kinerja manusia dalam menjalankan
usaha atau kreativitas dan aktivitas, akan tetapi disisi lain dengan
kemajuan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
dapat menghancurkan moral atau akhlak manusia, karena manusia
tidak bisa mengambil nilai manfaat dari teknologi yang digunakan
atau manusia menyalahgunakan ilmu pengetahuan dan teknologi
itu untuk kepentingan ”hasrat” sesaat. Hasrat sesaat yang penulis
maksud disini ialah menyalurkan kepentingan-kepentingan yang
dapat atau bisa merusak atau merugikan diri sendiri dan orang lain.
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi ini berkembang sesuai
dengan tuntutan jaman. Tidak terasa jaman telah berganti dan
sekarang manusia berada pada jaman era globalisasi, pusat-pusat
informatika begitu mudah didapat, persaingan begitu ketat baik
dibidang usaha atau pekerjaan maupun dibidang pendidikan. Proses
globalisasi di satu sisi membuka peluang besar untuk
perkembangan manusia, disisi lain membuka ketakutan-ketakutan
dan ketidaksiapan manusia untuk menunjukkan skill yang dimiliki,
sehingga manusia yang tidak siap menghadapi datangnya
globalisasi menyatakan bahwa globalisasi sebagai sistem yang tidak
manusiawi.
114.Sebagai sistem pengetahuan, sains harus dibedakan dari cara
berpikir yang berdasarkan ilmu pengetahuan yang saya sebut
“sainsisme.” Paham ini mengandaikan bahwa sains merupakan
satu-satunya norma dalam hidup, bahwa tidak ada sumber
pengetahuan lain selain sains. Sainsisme juga mengandaikan bahwa
semua persoalan dalam hidup dapat dipecahkan oleh sains dan
teknologi. Sebagai contoh, ada orang berpendapat bahwa
eksploitasi terhadap orang miskin dibenarkan berdasarkan
pengamatan bahwa pada hakekatnya binatang berkembang melalui
(prinsip) survival of the fittest (yang kuat yang menang). Ini disebut
“teori evolusi sosial” dan jelas berbeda dengan teori ilmiah evolusi.
Saya ingin menekankan bahwa sainsisme itu bukan merupakan
konsekuensi sains. Seperti sudah saya jabarkan, para saintis
dewasa ini sadar dengan baik akan keterbatasan sains itu sendiri.
115.Perkembangan teknologi dan penelitian ilmiah merupakan
kegiatan manusia dan mempunyai dimensi moral dan etika. Kita
harus menghindari sainsisme yang menjadikan sains sebagai norma
absolut kehidupan dan orang diijinkan untuk melakukan apa saja
yang mungkin dalam sains dan teknologi.
116.Manusia memiliki dua peranan yang harus dilakoni dalam
kehidupan ini, yaitu manusia sebagai makhluk individu dan manusia
sebagai makhluk sosial. Sebagai seorang individu manusia memiliki
sifat egois, ambisius dan tidak pernah puas. Sedangkan dalam
peranannya sebagai makhluk sosial mereka dituntut untuk bisa
berbagi dan saling tolong menolong.
117.Dari kedua sifat yang saling bertolak belakang itulah muncul
teknologi. Singkat kata teknologi juga memiliki dua sifat yang
berbeda, yaitu positif dan negatif. Kedua dampak tersebut pasti
berjalan beriringan seiring dengan teknologi yang dihasilkan
manusia. Karena akhir – akhir ini banyak yang lebih mementingkan
individualisme daripada sosial kemasyarakat, maka teknologi yang
dihasilkanpun cenderung kepada sifat yang negatif. Banyak
kerugian yang ditimbulkan daripada keuntungannya. Sebagai
contoh penerapan teknologi nuklir yang diselewengkan menjadi
senjata pemusnah masal dan pengerukan sumber daya alam secara
berlebihan yang berdampak pada hilangnya keseimbangan
ekosistem di bumi. Kedua contoh tersebut merupakan dampak
negatif yang muncul akibat sifat egois, ambisius dan tidak pernah
puasnya manusia dalam kehidupannya.
118.Dari kenyataan yang ada, kecuali dampak positif, kemajuan sains
dan teknologi juga memberikan dampak negative bagi hidup
manusia. Di sini disebutkan beberapa dampak negatif yang telah
muncul antara lain dalam bidang (1) informatika, (2) persenjataan,
(3) biologi, (4) medis, dan (5) lingkungan hidup.
119.Informatika. Kemajuan teknologi komputer dan informasi,
faktanya juga membuat dunia kejahatan makin canggih. Praktek-
praktek pencurian melalui jaringan computer dan internet, seperti
pembobolan bank, penipuan transaksi dagang via internet, bahkan
pembocoran rahasia sebuah institusi atau negara, juga makin sering
terjadi.
120.Kemajuan teknologi komputer dan informasi ini, juga
memungkinkan seseorang bisa dirusak kehidupan pribadinya
dengan cara penyebarluasan informasi yang tidak benar dan
gambar yang direkayasa menggunakan computer dan disebarkan
melalui internet. Di beberapa tempat, adanya internet ternyata juga
punya dampak negatif bagi banyak orang muda yang dengan
mudah mengakses situs pornografi dan informasi yang provokatif
dan menghasut dari kelompok-kelompok tertentu. Dan yang
terburuk, terbukanya keran informasi akibat majunya teknologi
komputer dan informasi ini, membuat mereka yang tak siap menjadi
bingung menyikapinya.
121.Persenjataan. Persenjataan yang canggih juga memiliki dampak
negatif. Akibat yang ditimbulkan senjata modern dan canggih, bisa
lebih menimbulakn kerusakan dan kerugian yang lebih besar atau
korban yang jauh lebih banyak jumlahnya ketimbang senjata
konvensional, juga karena dengan itu korban yang dibunuh dapat
lebih banyak daripada perang tradisional. Senjata modern dan
canggih juga bisa membuat beberapa negara merasa sangat kuat
dan ingin menguasai atau memaksakan kehendak pada negara lain.
Senjata modern dengan efek penghancur yang dahsyat, seperti
senjata dengan uranium dan nuklir, bisa memicu persaingan dan
pada tingkat tertentu juga bisa menyulut pecahnya perang. Dewasa
ini bahkan banyak riset yang dilakukan untuk menciptakan senjata
modern dan canggih dengan daya penghancur luar biasa. Para ahli
yang melakukan riset penciptaan senjata itu, tentu juga berpikir
untuk menguji senjata hasil buatan mereka. Ini jelas bisa menjadi
ancaman. Dalam situasi normal dan tenang, mereka memang akan
melakukan pengujian di darah aman dan tanpa penghuni. Tapi siapa
yang bisa menjamin bahwa mereka tak pernah berkeinginan untuk
menguji senjata mereka dalam kondisi sebenarnya, yakni menjadi
mesin perang untuk menghancurkan suatu Negara yang dihuni
jutaan manusia.
122.Sebenarnya kita dapat bertanya, mengapa mereka membuat
persenjataan yang makin canggih? Mengapa tidak membuat
peralatan yang lebih berguna bagi kesejahteraan manusia?
123.Biologi. Teknologi rekayasa di bidang biologi juga mengalami
kemajuan yang sangat pesat. Dengan teknologi ini, kalangan ahli
biologi kini mampu mengembangkan apa yang disebut sebagai
cloning yang bisa diterapkan pada tumbuhan, hewan, dan sangat
mungkin juga pada manusia. Dengan rekayasa cloning ini, para ahli
memang dapat menciptakan mahluk baru tanpa melalui pembiakan
sebagaimana lazimnya. Termasuk dalam menciptakan organ
manusia yang diperlukan untuk memperbaiki atau memperbarui
organ yang rusak. Namun masalahnya tentu akan lain, juka praktek
cloning itu dilakukan untuk menciptakan manusia baru. Keinginan
untuk menciptakan manusia tanpa melalui perkawinan seperti ini,
bahkan sudah memicu munculnya pro-kontra diantara para ahli
yang mendukung dan yang menentangnya. Bila tidak disikapi
secara kritis, praktek cloning manusia itu, bisa melahirkan dampak
negatif dalam kehidupan manusia sendiri.
124.Dampak terburuk yang bisa terjadi bila praktek cloning manusia itu
dibiarkan adalah kemungkinan hilangnya kesadaran bahwa mereka
adalah mahluk ciptaan Tuhan. Kenyataan bahwa mereka bisa
menciptakan segalanya dengan cloning, bisa jadi justru akan
membuat mereka melupakan Sang Pencipta sendiri. Dampak
lainnya adalah kemungkinan munculnya sikap superioritas
perempuan yang tidak akan membutuhkan laki-laki, karena dapat
mencipta manusia sendiri dari dirinya. Hal ini akan mengganggu
keseimbangan relasi manusia laki-laki dan perempuan yang
diciptakan Tuhan untuk saling membantu dalam suatu perkawinan.
Maka tata kehidupan baru akan bergolak.
125.Lingkungan hidup. Dari banyak pengalaman, kerusakan
lingkungan akibat pembangunan industri masih terus terjadi. Sistem
pengelolaan limbah industri yang tidak ditata secara tepat dan baik,
menyebabkan lingkungan bukan hanya kotor, tapi juga tercemar.
Asap dari industri dan juga transportasi juga menyebabkan polusi
udara yang mengakibatkan terjadinya penipisan lapisan ozon dan
terjadinya pemanasan global.
126.Pengambilan sumber alam secara besar-besaran menggunakan
perangkat berteknologi canggih, melahirkan ancaman tidak
tersedianya sumber alam bagi generasi mendatang. Penebangan
hutan secara besar-besaran yang dilakukan tanpa
memperhitungkan akibatnya, menyebabkan terjadinya
penggundulan hutan yang juga mendorong makin meningkatnya
suhu udara di muka bumi ini. Pembangunan reactor nuklir di tempat
yang tidak tepat dan tidak secara teliti direncanakan telah ikut
merusak lingkungan dan mengancam kelangsungan hidup banyak
orang.
127.Dari sini tampak bahwa perkembangan teknologi di bidang industri
pun perlu memperhatikan pengaturan terhadap lingkungan hidup
manusia. Dalam lingkungan tertentu penggunaan teknologi canggih
oleh kelompok masyarakat tertentu, juga bisa berakibat kelompok
masyarakat yang lain terkalahkan dalam persaingan. Lihat
bagaimana penggunaan pukat harimau oleh perusahaan besar telah
menyingkirkan dan mematikan nelayan-nelayan tradisional.
Akibatnya penduduk tidak dapat hidup layak lagi. Maka terjadi
ketidakadilan yang berakibat menyengsarakan orang kecil.
128.Medis. Kemajuan teknologi kedokteran sangat pesat, banyak
peralatan medis yang mutakhir ditemukan. Kecuali dampak yang
positif, sudah tampak bahwa peralatan yang modern itu juga
membawa dampak negatif. Beberapa rumah sakit yang mempunyai
peralatan itu, sering secara mudah menganjurkan pasien, termasuk
yang secara ekonomi tak mampu, untuk menjalani diagnosa dengan
alat itu meski sebenarnya tidak perlu. Akibatnya mereka harus
membayar mahal. Bahkan ada beberapa dokter “memaksakan”
tindakan operasi dengan menggunakan peralatan yang canggih,
hanya demi mengembalikan investasi pembelian peralatan
tersebut. Jadi tindakan yang dilakukan terhadap pasien, tidak lagi
didasarkan pada pertimbangan untuk membantu pasien, tapi justru
pada alatnya.
129.Dari beberapa contoh di atas menjadi jelas bahwa kecuali dampak
positif dari kemajuan sains dan teknologi, juga terdapat banyak
dampak negatifnya. Maka kiranya diperlukan suatu aturan main,
suatu pembatasan, suatu arah bagi perkembangan teknologi,
terutama dalam penggunaan hasil teknologi.
130.industriaL engineering ‘06.. sip ,, keyen ..

makalah seks bebas


<!– @page { size: 8.5in 11in; margin: 0.79in } P { margin-bottom: 0.08in } –>BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Melihat berbagai fakta yang terjadi saat ini, tidak sedikit para pemuda dan pemudi yang terjerumus ke dalam
lembah perzinahan (Free sex), disebabkan terlalu jauhnya kebebasan mereka dalam bergaul, faktor utama
masalahnya adalah kurangnya pemahaman masyarakat saat ini terhadap batas-batas pergaulan antara pria dan
wanita. Disamping itu didukung oleh arus modernisasi yang telah mengglobal dan lemahnya benteng keimanan
kita mengakibatkan masuknya budaya asing tanpa penyeleksian yang ketat.
Kita telah mengetahui bahwa sebagian besar bangsa barat adalah bangsa sekuler, seluruh kebudayaan yang
mereka hasilkan jauh dari norma-norma agama. Hal ini tentunya bertentangan dengan budaya Indonesia yang
menjujung tinggi nilai agama dan pancasila. Tidak ada salahnya jika kita mengatakan pacaran adalah sebagian
dari pergaulan bebas. Saat ini pacaran sudah menjadi hal yang biasa bahkan sudah menjadi kode etik dalam
memilih calon pendamping. Fakta menyatakan bahwa sebagian besar perzinahan disebabkan oleh pacaran. Bila
kita menengok kebelakang tentang kebudayaan Indonesia sebelumnya, pacaran (berduaan dengan non muhrim)
merupakan hal yang tabu. Dari sini kita dapat menyimpulkan bahwa pacaran memang tidak dibenarkan dan
tidak sesuai dengan budaya Indonesia, demikian juga dengan budaya islam.
BAB II
PEMUDA DALAM PERGAULAN BEBAS
A. Pengertian Pergaulan Bebas
Seks bebas merupakan tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual yang ditujukan dalam bentuk tingkah
laku. Faktor-faktor yang menyebabkan seks bebas karena adanya pertentangan dari lawan jenis, adanya tekanan
dari keluarga dan teman. Dari tahun ke tahun data remaja yang melakukan hubungan seks bebas semakin
meningkat, dari 5% ada tahun 1980-an menjadi 20% di tahun 2000. telah dilakukan penelitian mengenai
gambaran pengetahuan remaja tentan seks bebas di Desa Paya Bakung Dusun I B Kecamatan Hamparan Perak
Tahun 2006.
Penelitian ini menggunakan kuesioner yang diajukan responden dengan jumlah sampel 42 responden. Hasil
penelitian yang terlibat pergaulan tidak baik sebanyak 80,9% sedangkan remaja yang memperoleh sumber
informasi tentang seks bebas sebanyak 47,6% dan remaja yang keadaan ekonominya baik sebanyak 35,6% serta
remaja yang berpengetahuan cukup tentang seks bebas sebanyak 43% sedangkan baik dan kurang masing-
masing sebanyak 28,5%.
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kurangnya pengetahuan remaja tentang seks bebas
disebabkan karena kurangnya kesadaran remaja tentang keadaannya dan tidak ada keterbukaan antara orang tua
dan anaknya.
Munculnya istilah pergaulan bebas seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan tekhnologi dalam
peradaban umat manusia, kita patut bersyukur dan bangga terhadap hasil cipta karya manusia, karena dapat
membawa perubahan yang positif bagi perkembangan/kemajuan industri masyarakat. Tetapi perlu disadari
bahwa tidak selamanya perkembangan membawa kepada kemajuan, mungkin bisa saja kemajuan itu dapat
membawa kepada kemunduran. Dalam hal ini adalah dampak negatif yang diakibatkan oleh perkembangan
iptek, salah satunya adalah budaya pergaulan bebas tanpa batas.
Dilihat dari segi katanya dapat ditafsirkan dan dimengerti apa maksud dari istilah pergaulan bebas. Dari segi
bahasa pergaulan artinya proses bergaul, sedangkan bebas artinya terlepas dari ikatan. Jadi pergaulan bebas
artinya proses bergaul dengan orang lain terlepas dari ikatan yang mengatur pergaulan.
Islam telah mengatur bagaimana cara bergaul dengan lawan jenis. Hal ini telah tercantum dalam surat An-Nur
ayat 30-31. Telah dijelaskan bahwa hendaknya kita menjaga pandangan mata dalam bergaul. Lalu bagaiamana
hal yang terjadi dalam pergaulan bebas? Tentunya banyak hal yang bertolak belakang dengan aturan-aturan
yang telah Allah tetapkan dalam etika pergaulan. Karena dalam pergaulan bebas itu tidak dapat menjamin
kesucian seseorang.
B. Pacaran adalah Pergaulan Bebas
Pacaran merupakan satu konsep yang sama dengan pergaulan bebas. Dari sumber di atas kita telah mengetahui
bahwa pergaulan bebas tidak mengenal batas-batas pergaulan. Para remaja dengan bebas saling bercengkrama,
bercampur baur (ikhtilat) antara lawan jenis, akibatnya mudah di telusuri berkembanglah budaya pacaran.
Kecintaan terhadap lawan jenis adalah fitrah manusia. Tetapi pacaran buakanlah wadah yang tepat. Cinta
bukanlah sekedar pandangan mata ataupun kerlingan. Bukan pula lembaran surat yang berisi pujian kata yang
melebihi dari ikatan pernikahan, dan cinta tidak akan berakhir dengan pernikahan.
Banyak orang yang mengagungkan dan memproklamirkan kata cinta. Namun mengapa gambaran dan kenyataan
pahit mewarnai dunia cinta. Betapa banyak cinta berujung pada pembunuhan bayi-bayi yang tak berdosa.
Banyak orang yang memiliki cinta melakukan hal yang keji. Cinta berubah menjadi perceraian dan
mengakibatkan suramnya masa depan generasi mendatang. Mengapa pula cinta bisa dijajakan di sembarang
tempat oleh wanita berbusana minim ? Hal-hal yang mengenaskan sekaligus memalukan itu menjadi daftar
persoalan yng melingkupi dunia cinta.
Sebagian orang berpendapat bahwa cinta bermakna kecenderungan terus menerus disertai dengan hati yang
meluap-luap. Inilah yang membuat seseorang menjadi buta dan tuli. Kebutaan ini dapat diartikan tidak lagi
melihat tata nilai terutama nilai-nilai syariat islam, sehingga banyak orang menabrak nilai-nilai Islam dalam
mengekspresikan cintanya. Dan yang dimaksud tuli yaitu tidak mau mendengar nasihat-nasihat agama yang
seharusnya dapat membingkai cintanya. Seperti yang telah disabdakan oleh Nabi Muhammad SAW,
“Kecintaanmu kepada sesuatu bisa membuat buta dan tuli.” (HR. Ahmad). Lain halnya dengan seseorang yang
berada dalam wilayah tidak terlarang, seperti seseorang yang berada jauh dari rumah lalu merindukan istrinya.
Semua aktifitas tubuh kita berpotensi menimbulkan zina ketika digerakkan atas nama syahwat yang melesat
lepas dari kendali fitrah. Namun nama Allah Maha Pemurah, zina yang dilakukan selain farji tidak sampai
dikenakan hukuman cambuk. Ia masih bisa dihapus dengan taubat yang tulus dan ditebus dengan amal-amal
shalih. Cara untuk menghindari zina adalah dengan mengendalikan hawa nafsu dan menutup rapat-rapat pintu
zina.
C. Bagaimana Islam memandang Pergaulan Bebas ?
Banyak hal-hal yang negatif yang ditimbulkan oleh pergaulan bebas. Ini semua telah terlukis oleh mereka di
belahan bumi Barat, yang dulu mengagung-agungkan kebebasan dalam segala hal, termasuk kebebasan seks,
kini mereka menjerit. Angka perceraian sangat tinggi, dan pranata pernikahan diragukan. Akibatnya keluarga
sebagai sendi masyarakat runtuh, kemudian terjadilah dekadensi moral. Wabah AIDS menebarkan kengerian
dan ketakutan karena semakin liarnya perilaku masyarakat dalam free sex.
Apa yang terjadi di Barat dapat kita sinyalir dari tulisan George Balusyi dalam bukunya ; “Ledakan Seksual”,
yaitu ; “pada tahun 1962, Kennedy menjelaskan, masa depan Amerika diancam bahaya, sebab para pemudanya
cenderung dan tenggelam di dalam syahwat sehingga tidak mampu memikul tanggung jawab yang harus dipikul
di atas pundaknya. Setiap tujuh pemuda yang maju untuk jadi tentara, terdapat enam pemuda yang tidak pantas
dijadikan tentara. Sebab syahwat yang telah mereka lampiaskan itu, telah merusak keseimbangan hygienis dan
psikis mereka”.
Budaya free sex tidak jauh berbeda dengan budaya pacaran. Dan dengan menghubungkan fakta yang terjadi di
sekitar kita, banyak para pemuda dan pemudi yang mengaku dirinya muslim tetapi mereka melakukan perbuatan
zina. Juka hal ini dibiarkan, maka akan sangat berabhaya bagi kelanjutan da’wah Islam. Betapa sedihnya jika
ummat Islam yang begitu besar tetapi akhlak para pemudanya penuh dengan kebobrokan. Naudzubillahi min
zaalik.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian sebelumnya penulis akan menyimpulkan beberapa hal, yakni sebagai berikut :
- Islam telah menetapkan dan mengatur batas-batas dalam pergaulan bebas diantaranya dengan menjaga dengan
pandangan mata dan memelihara kehormatan (tarji).
- Islam tidak mengakui dan mengatur tata cara seperti yang ada pada saat ini.
- Budaya pacaran adalah merupakan satu konsep yang sama dengan pergaulan bebas dan dampak negatif
(bahayanya) tidak jauh berbeda.
Terima kasih banyak atas kepercayaannya kepada saya, dan saya sarankan agar pemuda pemudi zaman sekarang
harus hati-hati dalam pergaulan apalagi pergaulan bebas, penulis mohon maaf apabila banyak kekurangan dalam
penulisan, penulis mengharapkan saran dan kritiknya, terima kasih banyak.
DAFTAR PUSTAKA
- Al-Makatti, Abdurahman, 2001; Pacaran Dalam Kacamata Islam. Jakarta; Media Dakwah.
- Sultoni, Wahyu Bagja, 2007; Ilmu Sosial Dasar. Bogor; STKIP Muhamadiyah.

Anda mungkin juga menyukai