PUSKESMAS CUKIR
JL. MOJOWARNO NO. 09 TELP. (0321) 860425
TAHUN 2015
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelayanan kesehatan adalah upaya yang diselenggarakan oleh suatu organisasi untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta
memulihkan kesehatan individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat
Pelayanan kesehatan yang bermutu adalah pelayanan kesehatan yang dapat
memuaskan setiap pemakai jasa pelayanan kesehatan sesuai dengan tingkat kepuasan rata-rata
penduduk, serta yang penyelenggaraannya sesuai dengan kode etik dan standar pelayanan
profesi yang telah ditetapkan.
Pelayanan gawat darurat merupakan pelayanan yang dapat memberikan tindakan
yang cepat dan tepat pada seorang atau kelompok orang agar dapat meminimalkan angka
kematian dan mencegah terjadinya kecacatan yang tidak perlu. Upaya peningkatan gawat
darurat ditujukan untuk menunjang pelayanan dasar, sehingga dapat menanggulangi pasien
gawat darurat baik dalam keadaan sehari-hari maupun dalam keadaaan bencana.
Dengan semakin meningkatnya jumlah penderita gawat darurat, maka diperlukan
peningkatan pelayanan gawat darurat baik yang diselenggarakan ditempat kejadian, pelayanan
pra rumah sakit,selama perjalanan ke rumah sakit, maupaun di rumah sakit.
Berdasarkan hal tersebut diatas, maka di Unit Gawat Darurat perlu dibuat standar
pelayanan yang merupakan pedoman bagi semua pihak dalam tata cara pelaksanaan pelayanan
yang diberikan ke pasien pada umumnya dan pasien UGD Puskesmas Cukir khususnya.
Berkaitan dengan hal tersebut diatas maka, dalam melakukan pelayanan gawat darurat
di UGD Puskesmas Cukir harus berdasarkan standar pelayanan Gawat Darurat Puskesmas
Cukir.
Ruang Lingkup
Ruang lingkup pelayanan Unit Gawat Darurat meliputi :
1. Pasien dengan kasus True Emergency
Yaitu pasien yang tiba tiba berada dalam keadaan gawat darurat atau akan
menjadi gawat dan terancam nyawanya atau anggota badannya ( akan menjadi
cacat) bila tidak mendapat pertolongan secepatnya
2. Pasien dengan kasus False Emergency
Yaitu pasien dengan :
-
B. Batasan Operasional
1. Unit Gawat Darurat
Adalah unit pelayanan pra rumah sakit yang memberikan pelayanan pertama
pada pasien dengan ancaman kematian dan kecacatan.
2. Triage
Adalah pengelompokan korban yang berdasarkan atas berat ringannya trauma /
penyakit serta kecepatan penanganan / pemindahannya.
3. Prioritas
Adalah penentuan mana yang harus didahulukan mengenai penanganan dan
pemindahan yang mengacu tingkat ancaman jiwa yang timbul.
4. Survey Primer
Adalah deteksi cepat dan koreksi segera terhadap kondisi yang mengancam jiwa.
5. Survey Sekunder
Adalah melengkapi survei primer dengan mencari perubahan perubahan
anatomi yang akan berkembang menjadi semakin parah dan memperberat perubahan
fungsi vital yang ada berakhir dengan mengancam jiwa bila tidak segera diatasi.
Kecelakaan di sekolah
2. Mekanisme kejadian
Tertumbuk, jatuh, terpotong, tercekik oleh benda asing, tersengat, terbakar
baik karena efek kimia, fisik maupun listrik atau radiasi.
3. Waktu kejadian
a. Waktu perjalanan ( travelling / transport time )
b. Waktu bekerja, waktu sekolah, waktu bermain dan lain lain
11. Cidera
Masalah kesehatan yang didapat / dialami sebagai akibat kecelakaan.
12. Bencana
Peristiwa atau rangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam dan atau manusia
yang mengakibatkan korban dan penderitaaan manusia, kerugian harta benda,
kerusakan lingkungan, kerusakan sarana dan prasarana umum serta menimbulkan
gangguan terhadap tata kehidupan masyarakat dan pembangunan nasional yang
memerlukan pertolongan dan bantuan.
Kematian dapat terjadi bila seseorang mengalami kerusakan atau kegagalan dari salah
satu system / organ di bawah ini, yaitu :
1. Susunan saraf pusat
2. Pernafasan
3. Kardiovaskuler
4. Hati
5. Ginjal
6. Pancreas
Kegagalan ( kerusakan ) System / organ tersebut dapat disebabkan oleh :
1. Trauma / cedera
2. Infeksi
3. Keracunan ( poisoning )
4. Degerenerasi ( failure)
5. Asfiksi
6. Kehilangan cairan dan elektrolit dalam jumlah besar ( excessive loss of water and
electrolit )
7. Dan lain-lain.
Kegagalan sistim susunan saraf pusat, kardiovaskuler, pernafasan dan hipoglikemia
dapat
menyebabkan
kematian
dalam
waktu
singkat,sedangkan
kegagalan
sistim/organ yang lain dapat menyebabkan kematian dalam waktu yang lama.
Dengan demikian keberhasilan Penanggulangan Penderita Gawat Darurat (PPGD)
4
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
A. Kualifikasi SDM
Pola ketenagaan dan kualifikasi SDM UGD adalah :
Nomor
Nama Jabatan
Kualifikasi
Keterangan
Formal
Dokter umum
Bersertifikat
Koordinator UGD
D III
BLS/BTCLS/PPGD
Bersertifikat
Keperawatan
D III
BLS/BTCLS/PPGD
Bersertifikat
Dokter UGD
Keperawatan
Dokter Umum
BLS/BTCLS/PPGD
Bersertifikat
ACLS/ATLS/PPGD
B. Distribusi Ketenagaan
Pola pengaturan ketenagaan Unit Gawat Darurat yaitu :
a.
b.
c.
C. Pengaturan Jaga
I. Pengaturan Jaga Perawat UGD
Pengaturan jadwal dinas perawat UGD dibuat dan di pertanggung jawabkan oleh
Kepala Perawatan dan disetujui oleh Kepala Puskesmas.
Jadwal dinas dibuat untuk jangka waktu satu bulan dan direalisasikan ke perawat
pelaksana UGD setiap satu bulan..
Untuk tenaga perawat yang memiliki keperluan penting pada hari tertentu, maka
perawat tersebut dapat mengajukan permintaan dinas pada buku permintaan.
Permintaan akan disesuaikan dengan kebutuhan tenaga yang ada (apa bila tenaga
cukup dan berimbang serta tidak mengganggu pelayanan, maka permintaan
disetujui).
Setiap tugas jaga / shift harus ada perawat penanggung jawab shift ( KJ Shift)
dengan syarat pendidikan minimal D III Keperawatan dan masa kerja minimal 2
tahun, serta memiliki sertifikat tentang kegawat daruratan.
Jadwal dinas terbagi atas dinas pagi, dinas sore, dinas malam, lepas malam, libur
dan cuti.
Apabila ada tenaga perawat jaga karena sesuatu hal sehingga tidak dapat jaga
sesuai jadwal yang telah ditetapkan ( terencana ), maka perawat yang
bersangkutan harus memberitahu Kepala Perawatan: 2 jam sebelum dinas pagi, 4
jam sebelum dinas sore atau dinas malam. Sebelum memberitahu Kepala
7
Apabila ada tenaga perawat tiba tiba tidak dapat jaga sesuai jadwal yang telah
ditetapkan ( tidak terencana ), maka Kepala Perawatan akan mencari perawat
pengganti yang hari itu libur. Apabila perawat pengganti tidak di dapatkan, maka
perawat yang dinas pada shift sebelumnya wajib untuk menggantikan.
Pengaturan jadwal dokter jaga UGD menjadi tanggung jawab UKP dan disetujui
Kepala Puskesmas.
Jadwal dokter jaga UGD dibuat untuk jangka waktu 1 bulan serta sudah
diedarkan ke unit terkait dan dokter jaga yang bersangkutan 1 minggu sebelum
jaga di mulai.
Apabila dokter jaga UGD karena sesuatu hal sehingga tidak dapat jaga sesuai
dengan jadwal yang telah di tetapkan maka :
o Untuk yang terencana, dokter yang bersangkutan harus menginformasikan ke
PJ UKP paling lambat 3 hari sebelum tanggal jaga, dan PJ UKP tersebut
wajib menunjuk dokter jaga pengganti.
o Untuk
yang
tidak
terencana,
dokter
yang
bersangkutan
harus
BAB III
STANDAR FASILITAS
A. Denah Ruangan
R.UGD
KM
R.JAGA
PONED
B. Standar Fasilitas
I. Fasilitas & Sarana
UGD Puskesmas Cukir berlokasi terdiri dari ruangan Triase, ruang non bedah, ruang
trauma,ruang emergensi PONED.
II. Peralatan
Peralatan yang tersedia di UGD mengacu kepada buku pedoman pelayanan Gawat
Darurat Departermen Kesehatan RI untuk penunjang kegiatan pelayanan terhadap pasien
Gawat darurat.
Alat yang harus tersedia adalah bersifat life saving.
a. Alat alat untuk ruang UGD
1. Mesin suction ( 1 set )
2. Oxigen lengkap dengan flowmeter ( 1 set )
3. Spuit semua ukuran ( masing masing 10 buah )
4. Oropharingeal air way ( sesuai kebutuhan )
9
EKG ( 1 buah )
Bidai segala ukuran untuk tungkai, lengan, leher, tulang punggung (1 set )
2.
4 x 5 em ( 5 buah )
- 4 x10 em ( 5 buah )
3.
4.
5.
6.
Kassa ( 1 tromol )
7.
- Nomer 18 ( 2 buah )
8.
9.
10.
11.
12.
2. Sirine
3. Lampu rotater
4. Sabuk pengaman
5. Sumber listrik / stop kontak
6. Lemari untuk alat medis
7. Lampu ruangan
8. Wastafel
B. Alat & Obat
1. Tabung Oksigen ( 1 buah )
2. Stretcher ( 1 buah )
3. Scope ( 2 buah )
4. Piala ginjal ( 1 buah )
5. Tas Emergency yang berisi :
Obat obat untuk life saving
Cairan infus : RL, NaCL 0,9 % ( 5 /5kolf )
Senter ( 1 buah )
Stetoskop ( 1 buah )
Tensimeter ( 1 buah )
Piala ginjal ( 1 buah )
Oropharingeal air way
Gunting verban ( 1 buah )
Tongue Spatel ( 1 buah )
Infus set ( 1 buah )
IV chateter ( Nomer 20 , 18 : 2 : 2 )
Spuit semua ukuran ( masing- masing 2 buah )
13
Nama Obat
Satuan
Jumlah
1.
2.
3.
Adrenalin
Deksamethashone
Aminophilin
Ampul
Ampul
Ampul
2
4
4
Vasokonstriksi
Kortikosteroid
Anti asmatic dan COPD
4
2
10
4
preparations
Anti spasmodics
Anti Histamin
Minor Transquillizer
Anastetic local
AntiHipoglikemia
4
5.
6
7
8
Atropin sulfat
Diphenhidramine
Diazepam
Lidocain
Dextrose 40%
Ampul
Ampul
Ampul
Ampul
Jenis Obat
b. Tablet
No
1.
2.
Nama Obat
Nifedipin 10 mg
ISDN 5 mg
Satuan
Tablet
Tablet
Jumlah
Jenis Obat
10
Anti hypertensi/
10
Betabloker
Anti anginal
c. Cairan Infus
No
Nama Obat
Satuan
14
Jumlah
Jenis Obat
1.
3.
4
5.
12.
15
17.
Asering
Dextrose 5 % 500 ml
Dextrose 10 % 500ml
Dextrose In Saline 0,225
Nacl 0,9 % 500 ml
Ringer Lactat
Dex 40 % 25 ml
Kolf
Kolf
Kolf
Kolf
Kolh
Kolf
Flalon
40
5
5
5
5
20
4
d. Suppositoria
No
7.
8.
Nama Obat
Pronalgest supp
Stesolid 10 mg rect
Satuan
Tube
Tube
5
2
Satuan
Jumlah
Ampul
Ampul
5
3
Satuan
Jumlah
Tablet
Tablet
Tablet
Tablet
7
5
5
2
Analgetik
Sedatif
2. OBAT PENUNJANG
a. Injeksi
No
1.
2.
Nama Obat
Ondancentron
Antrain
Jenis Obat
Antiemetik
Analgetik Antipiretik
b. Obat tablet
No
1.
2.
3.
4.
Nama Obat
Paracetamol
antasida
Ranitidine
Ondancentron
15
Jenis Obat
Antipiretik
Antasida
Antiulceran
Antivomiting
5.
6.
7.
8.
9.
Asam mefenamat
Amoksisilin
Ciprofloxacin
Kotrimoksaxol
Gliseril Guaiacolat
Tablet
Tablet
Tablet
Tablet
2
3
5
15
2
Analgesik
Antibiotik
Antibiotik
Antibiotik
Ekspektoran
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN
A. TATA LAKSANA PENDAFTARAN PASIEN
a. Petugas Penanggung Jawab
Perawat UGD
a. Perangkat Kerja
Status Medis
a.
Tata
Laksana
Pendaftaran
Pasien UGD
2.
3.
Bila keluarga tidak ada petugas UGD bekerja sama dengan securiti
untuk mencari identitas pasien.
4.
Pesawat telpon
Hand phone
Perangkat Kerja
Antara UGD dengan dokter jaga yang terkait dengan pelayanan adalah
menggunakan pesawat telephone langsung dari UGD.
3.
Stetoscope
- Tensimeter
-
Status medis
2. Dokter jaga UGD/Perawat jaga melakukan pemeriksaan pada pasien secara lengkap
dan menentukan prioritas penanganan.
3. Prioritas pertama ( I, tertinggi, emergency ) yaitu mengancam jiwa / mengancam
fungsi vital, pasien ditempatkan di bed dengan lajur merah.
4. Prioritas kedua ( II, medium, urgent ) yaitu potensial mengancam jiwa / fungsi vital,
bila tidak segera ditangani dalam waktu singkat. Penanganan dan pemindahan
bersifat terakhir. Pasien ditempatkan di bed dengan lajur kuning.
5. Prioritas ketiga ( III, rendah, non emergency ) yaitu memerlukan pelayanan biasa,
tidak perlu segera. Penanganan dan pemindahan bersifat terakhir. Pasien
ditempatkan di bed lajur hijau.
18
2.
Perawat UGD
Sopir Ambulan
19
Perawat jaga
Dokter jaga UGD
II. Perangkat Kerja
Stetoscope
Tensi meter
Alat Tulis
Petugas UGD
20
1. Petugas UGD menerima surat permintaan visum et repertum dari pihak kepolisian
( SOP Pelayanan Visum)
2. Surat permintaan visum et repertum diserahkan kebagian rekam medik
3. Petugas rekam medik menyerahkan status medis pasien kepada dokter jaga yang
menangani pasien terkait
4. Setelah visum et repertum diselesaikan oleh rekam medik maka lembar yang asli
diberikan pada pihak kepolisian
II.
Perangkat Kerja
Senter
Stetoscope
EKG
21
Surat Kematian
II.
Dokter IGD
Perawat IGD
Perangkat Kerja
Ambulan
Formulir rujukan
Alih Rawat
Perawat UGD menghubungi rumah sakit yang akan tuju
Perawat jaga UGD memberikan informasi pada perawat /dokter jaga rumah sakit
rujukan mengenai keadaan umum pasein ( SOP - Rujukan UGD )
22
Bila tempat telah tersedia di rumah sakit rujukan, perawat UGD menghubungi
ambulan.
2. Pemeriksaan Diagnostik
3.
BAB V
KESELAMATAN PASIEN
A.
Pengertian
Adalah suatu sistem dimana puskesmas membuat asuhan pasien lebih aman.
Sistem tersebut meliputi :
Asesmen resiko
B.
Tujuan
24
Karena keberuntungan
Karena pencegahan
Karena peringanan
KESALAHAN MEDIS
Medical Errors:
25
Adalah kesalahan yang terjadi dalam proses asuhan medis yang mengakibatkan atau
berpotensi mengakibatkan cedera pada pasien
KEJADIAN SENTINEL
Sentinel Event :
Adalah suatu KTD yang mengakibatkan kematian atau cedera yang serius; biasanya
dipakai untuk kejadian yang sangat tidak diharapkan atau tidak dapat diterima, seperti :
operasi pada bagian tubuh yang salah.
Pemilihan kata sentinel terkait dengan keseriusan cedera yang terjadi ( seperti, amputasi
pada kaki yang salah ) sehingga pencarian fakta terhadap kejadian ini mengungkapkan
adanya masalah yang serius pada kebijakan dan prosedur yang berlaku.
C. TATA LAKSANA
a.
Memberikan pertolongan pertama sesuai dengan kondisi yang terjadi pada pasien
BAB VI
KESELAMATAN KERJA
26
I.
Pendahuluan
HIV / AIDS telah menjadi ancaman global. Ancaman penyebaran HIV menjadi
lebih tinggi karena pengidap HIV tidak menampakkan gejal. Setiap hari ribuan anak
berusia kurang dari 15 tahun dan 14.000 penduduk berusia 15 - 49 tahun terinfeksi HIV.
Dari keseluruhan kasus baru 25% terjadi di Negara - negara berkembang yang belum
mampu menyelenggarakan kegiatan penanggulangan yang memadai.
Angka pengidap HIV di Indonesia terus meningkat, dengan peningkatan kasus
yang sangat bermakna. Ledakan kasus HIV / AIDS terjadi akibat masuknya kasus secara
langsung ke masyarakat melalui penduduk migran, sementara potensi penularan
dimasyarakat cukup tinggi (misalnya melalui perilaku seks bebas tanpa pelingdung,
pelayanan kesehatan yang belum aman karena belum ditetapkannya kewaspadaan umum
dengan baik, penggunaan bersama peralatan menembus kulit : tato, tindik, dll).
Penyakit Hepatitis B dan C, yang keduanya potensial untuk menular melalui
tindakan pada pelayanan kesehatan. Sebagai ilustrasi dikemukakan bahwa menurut data
PMI angka kesakitan hepatitis B di Indonesia pada pendonor sebesar 2,08% pada tahun
1998 dan angka kesakitan hepatitis C dimasyarakat menurut perkiraan WHO adalah
2,10%. Kedua
penyakit ini sering tidak dapat dikenali secara klinis karena tidak
memberikan gejala.
Dengan munculnya penyebaran penyakit tersebut diatas memperkuat keinginan
untuk mengembangkan dan menjalankan prosedur yang bisa melindungi semua pihak
dari penyebaran infeksi. Upaya pencegahan penyebaran infeksi dikenal melalui
Kewaspadaan Umum atau Universal Precaution yaitu dimulai sejak dikenalnya
infeksi nosokomial yang terus menjadi ancaman bagi Petugas Kesehatan.
Tenaga kesehatan sebagai ujung tombak yang melayani dan melakukan kontak
langsung dengan pasien dalam waktu 24 jam secara terus menerus tentunya mempunyai
resiko terpajan infeksi, oleh sebab itu tenaga kesehatan wajib menjaga kesehatan dan
keselamatan darinya dari resiko tertular penyakit agar dapat bekerja maksimal.
II.
Tujuan
a.
b.
BAB VII
PENGENDALIAN MUTU
28
Cukir, 2016
Mengetahui
Kepala UPTD Puskesmas Cukir
29