Dot and Cross Products1
Dot and Cross Products1
Bagian I
Sekilas Tentang Vektor
Vektor adalah garis yang memiliki panjang dan arah. Simbol untuk vektor, bisa berupa overline
variable (misalnya: atau ) bisa juga dalam simbol dot to dot variabel (misalnya:
atau
,
yang artinya titik dimulai dari pangkal A ke titik B).
Vektor dapat ditulis dalam bentuk matriks kolom.
Misalnya:
=>
Vektor dalam bentuk matriks kolom dapat dibuat lebih *hemat tempat* dengan pemberian unsur
transpos matriks. Jadi, matriks
*tranpos*.
. Simbol T berarti
Selain itu matriks dapat ditulis dalam bentuk penambahan vektor-vektor satuan.
Sebagai contoh:
= 3 + 5 . (Bentuk ini adalah bentuk yang paling efektif, karena
menunjukkan elemen vektor satuan.. Tapi, kurang enak dibaca.. ~~a)
Di sini adalah vektor
dan =
Jawab: + =
, maka berapakah + ?
, maka berapakah 2 ?
) = + 5 -16
, dan = 3 +
, dan
= -2 +5 , dan =
2 - + 2 , maka berapakah ?
Jawab: = 2(6 -5 - ) - (3 + ) + 2(-2 +5 ) = 12 -10 -2 -3 - -4 +10
_________= 5 - 3
Panjang vektor dapat ditentukan dengan konsep phytagoras. (perhatikan simbol untuk panjang
vektor)..
, berapakah panjang .
=
=
.
Vektor satuan adalah vektor yang panjangnya 1 satuan. Lambang vektor satuan bermacammacam. Di sini akan digunakan simbol .
Contoh Soal 6: =
Jawab:
Contoh soal 7: Terdapat vektor dimana = 2 + 6j +5k.Tentukan vektor satuan yang searah dan
sejajar dengan vektor .
Jawab:
Tentukan panjang vektor = =
=
Syarat sejajar dan searah, vektor itu harus dikalikan konstanta yang positif.
= c. ... (i)
Syarat ini juga dipenuhi untuk *panjang* vektor. Jadi:
= c.
Panjang vektor satuan adalah 1. Jadi:
1 = c.
Maka, c =
=
.
Subtitusikan nilai c ini di persamaan awal, maka didapat:
=
=
=
.
Contoh soal 8: Berapakah vektor satuan dari vektor (yang ada di contoh soal nomor 3)?
Jawab:
Soal ini identik dengan soal nomor 7 (hanya beda kata-kata).
Di soal ini, kita mencoba memakai rumus vektor satuan, yang logikanya sudah ada di contoh
soal nomor 7.
Jadi,
Vektor Posisi adalah vektor yang berpangkal dari koordinat O, bisa (0,0) atau (0,0,0), dan
seterusnya.
Misalnya:
=>
, sedangkan
=
=
. Tentukan vektor
, maka:
Ruang Dimensi Vektor menunjukkan di dimensi mana vektor itu berada. Misalnya, vektor itu
terletak di dalam ruang, maka dia akan berada di dimensi 3 atau di
. Jika vektor itu terletak di
bidang, maka vektor itu berada di dimensi
. Lalu, apakah dimensi 4 itu ada? Bagaimana cara
menggambar vektor di dimensi 4 atau lebih? Hmm..
Sebetulnya, vektor dimensi 4 atau lebih itu ada, tapi vektor ini bersifat *khayal*, dan tidak bisa
digambar.
Apakah Dot dan Cross Product berlaku untuk dimensi 4, 5, dan seterusnya...??
Tidak!! Cross Product hanya berlaku di
. Namun, dot bisa berlaku di semua dimensi. Namun,
pembuktian untuk dot product di dimensi 4 (atau lebih) masih belum ada (dan tidak akan ada).
Jadi, kita sebaiknya lihat pembahasan Dot dan Cross Product di
dan saja yach.. ^^
=====================================================================
====
Bagian II
Dot Product
Dot ( ) Product adalah bentuk perkalian antara 2 vektor yang akan menghasilkan skalar, yang
didefinisikan dalam rumus:
= . .
adalah sudut yang dibentuk oleh kedua vektor dan .
Mengapa hasilnya skalar?
Masing-masing unsur dari , , dan
adalah skalar. Jadi,
juga skalar. (Lihat juga
pembahasan tentang cross product. Mungkin akan memperjelas. ^^)
Mengapa Dot Product didefinisikan seperti itu?
Justru itulah masalahnya. Si pembuat definisi itu memang sangat kreatif. Mulanya, untuk
mengalikan vektor dan , maka akan ada tiga unsur yang berperan, yaitu panjang , panjang ,
dan sudut yang dibentuk keduanya ( ). Definisi untuk dot diambil unsur yang cos. ^^
Apa arti dari hasil perkalian itu?
Kalo ngak *diolah* lebih lanjut, hasil dari . .
sesungguhnya tidak memiliki arti. . .
hanya kumpulan angka-angka saja dan angka itu tidak menunjukkan besaran apapun (bagi
saya). Oleh, karena itu dot product harus diolah lagi agar dapat diaplikasikan. ^^
Contoh soal 10:
Diketahui di dimensi 3 (
=
.
Didapat bahwa, ternyata: (
) = .
Tentukan besar sudut yang dibentuk antara dan !
Jawab:
(
)
.
.
=1
.
=1
=
Jadi, =
Sesuai dengan definisi Dot Product, maka didapat karakteristik sebagai berikut.
=| |.| |.
= 1 (ingat bahwa sudut yang dibentuk adalah 00)
=| |.| |.
=1
=| |.| |.
=1
Selain itu, nilainya adalah nol. Lihat di bawah.
=| |.| |.
= 0 (karena sudut yang dibentuk adalah 900)
=| |.| |.
=0
=| |.| |.
=0
=| |.| |.
=0
=| |.| |.
=0
=| |.| |.
=0
Sifat yang dimiliki dot product ini adalah komutatif (dibolak-balik hasilnya sama.. ^^)
Dengan melihat karakteristik itu, maka kita dapat mengalikan
Lihat penguraian di bawah.
=
+
+
=(
=
+
+
) (
+
+
====
+
+
====
+
+
=
( )+
( )+
(
++++
( )+
(
)+
====
(
)+
(
)+
=
+
+
)
+
+
)+
(
(
)+
)
Jika =
Jawab:
=
dan =
(-1)(4)+(2)( )+(3)(-1) =
-6 =
.
.
-6 = 15,5403
(menggunakan kalkulator)
= - 0,386
= 112,710 (menggunakan kalkulator)
Ternyata dot vektor dapat digunakan untuk menghitung sudut dengan rumus:
=
Proyeksi Vektor
Di contoh soal di atas, dot product dapat digunakan untuk mencari sudut apit. Namun,
sesungguhnya dot vektor dapat digunakan untuk kemampuan yang lebih, yaitu mencari vektor
proyeksi. Lihat penjelasan di bawah.
Misalkan diberikan vektor dan . adalah proyeksi vektor ke , maka dapat digambarkan
sebagai berikut. (Sebenarnya, pangkal vektor dan tidak harus berhimpit, namun, dianggap
demikian supaya lebih mudah dipahami).
... (i)
=
Karena dan berhimpit, maka dapat kita simpulkan bahwa vektor satuan dari sama dengan
vektor satuan dari .
=
Ingat rumus untuk vektor satuan sebelumnya, maka persamaan di atas menjadi:
=
=
Substitusikan nilai
=
, maka didapat:
Untuk mencari vektor proyeksi dari ke , maka kita tinggal ganti simbol:
=
(proyeksi pada
)!
Jawab:
Kasus di atas dapat digambarkan sebagai berikut ( dan dianggap sebagai vektor posisi)
=
=
=
=
=
=
.
.
+6(
)+9
)= 9
=
... (ii)
Substitusikan persamaan (ii) ke (i), maka:
=2
=
=====================================================================
====
Bagian III
Cross Product
Kita tahu bahwa dot vektor sangat berperan dalam perhitungan sudut dan vektor proyeksi.
Keistimewaan dot terletak pada
yang membuat perkalian vektor bersudut 900akan bernilai
nol, sehingga mempermudah perhitungan. Lalu, bagaimana dengan cross product?
Cross ( ) Product adalah bentuk perkalian antara 2 vektor yang akan menghasilkan vektor yang
tegak lurus dengan kedua vektor itu di dalam dimensi 3, yang didefinisikan dalam rumus:
= . .
.
di sini adalah vektor satuan yang tegak lurus dengan vektor dan tegak lurus dengan vektor
=
, =
, dan =
Vektor yang tegak lurus ada 2 arah (berlawanan). Supaya konsisten, maka kita tentukan arahnya
dengan aturan tangan kanan. Ini dilakukan supaya hasilnya **konsisten** dan **universal**.
Jadi, ini semacam aturan umum saja. (Sebenarnya jika kita memakai aturan tangan kiri, kita akan
mendapatkan hasil yang tegak lurus juga, namun hasilnya negatif. Sebenarnya, ini boleh saja
dilakukan).
(
)+
)+
)+
)+
(
(
)+
)
.+
)+ (
=
=
(Supaya dapat lebih mudah dibaca *dan dihapal*, kita gunakan konsep
determinan)
=
(gunakan cara Sarrus untuk mencari determinan ordo 3x3)
Maka, akan didapat vektor yang tegak lurus dan .
Contoh Soal 15:
Di , terdapat vektor dan .
=
Jawab:
dan =
. Tentukan
dan
=
=
=
(Determinan 3x3 di atas dapat diselesaikan dengan cara Sarrus biasa..)
=
=
dapat kita lihat bahwa:
=
= -(
).
Kalikan
Kalikan
Kalikan
dengan 2, maka hasilnya
==> ini contoh ke-5
Tentunya, akan ada banyak jawab. Intinya, kita cukup mengalikan
dengan konstanta
apapun... ^^
Tentukan persamaan bidang yang melalui titik (0,1,2) dan terdapat vektor
di bidang itu!
dan
Jawab:
Pertama, tentukan dulu
(kita sudah mendapatkannya di soal nomor 15)
Nah, itulah yang disebut dengan vektor normal. Vektor normal adalah karakteristik yang dimiliki
oleh bidang. (kalau karakteristik gradien dimiliki oleh garis). Nah, kita tinggal mengikuti rumus
persamaan bidang berikut:
pers. bidang:
Kita sudah mendapat salah 1 contoh vektor normal di contoh nomor 16, yaitu
.
Substitusikan nilai 3 di n1, 6 di n2, dan -5 di n3. Maka, persamaan bidangnya menjadi:
Bidang itu melalui titik (0,1,2). Oleh karena itu, substitusikan nilai 0 di x1, 1 di x2 dan 2 di x3.
Maka persamaannya menjadi:
pers. bidang:
Contoh soal 18: Tentukan persamaan bidang yang melalui titik A(0,1,-3), B (2,4,-1), dan C(2,3,5)!
Jawab:
Tentukan 2 vektor yang terletak pada bidang. Di sini, kita mencari vektor
mencari yang lain).
dan
. (Boleh
Sekarang kita cari vektor yang tegak lurus dengan kedua vektor ini. Caranya? Ya, menggunakan
cross product!!
Bagian IV
Sifat-Sifat Khusus Cross Product
Kita sudah tahu bahwa cross dan dot product memilii sifat distributif. Lalu, bagaimana jika
sudutnya 0. Tentu kita sudah tahu. Di sini, dibahas sifat-sifat yang tidak diberikan secara
eksplicit (dan juga jarang terpakai):
1.
=====>
menjadi
2.
=====> Bagian ini belum sempat aku coba untuk membuktikannya. Bisakah kalian
=====> membantu saya membuktikannya?
=====================================================================
====
Sekian materi mengenai dot dan cross product yang terbilang gampang.. Ini materi sekolah
SMA, sekaligus materi kuliah di semester awal. Maaf kalau terlalu cepat, karena ini diambil dari
berpuluh-puluh halaman dari sebuah buku dan diringkas menjadi 1 halaman web...
Sumber: Matriks dan Transformasi Linear (Wikaria Gazali, sekaligus sebagai dosen tercinta
di Universitas Bina Nusantara. ^^). Penerbit: Graha Ilmu.
3. Diagonal jajar genjang merupakan resultan atau hasil penggabungan vektor F1 dan vektor F2
Metode Segitiga
1. Lukislah vektor F1 dengan titik tangkap di titik O
Pada gambar di samping terdapat tiga buah vektor yang akan dicari resultannya. Adapun resultan
ketiga vektor tersebut seperti tampak pada gambar berikut
Berikut adalah tahap-tahap dalam menentukan resultan vektor mengguanakan metode poligon
1. Lukislah vektor F1 dengan titik tangkap di O
Berikut adalah simulasi terkait dengan penjumlahan dan pengurangan vektor. Untuk melihat
simulasi, tekanlah tombol yang sudah tersedia.
Resultan Vektor
Untuk menentukan besar resultan vektor, dapat digunakan metode grafis dan metode analisis
seperti berikut.
Metode Grafis
Menentikan resultan vektor secara grafis dapat dilakukan dengan metode jajar genjang, metode
segitiga, dan metode poligon. Dengan menggunakan perbandingan skala dan besar sudut yang
tepat, pengukuran panjang resultan vektor dapat dilakukan dengan menggunakan mistar,
sedangkan besar sudut dapat dihitung menggunakan busur derjat.
Aturan menentukan besar dan arah resultan vektor dengan metode grafis.
1. Arah acuan vektor ditentukan berdasarkan arah sumbu x positif. Sudut vektor bernilai positif
diukur berlawanan arah putaran jarum jam dan bernilai negatif diukur searah putaran jarum jam
2. Panjang vektor dilukiskan menggunakan skala panjang yang sesuai. Misalnya untuk vektor
gaya yang besarnya 10 N dilukiskan dengan panjang 1 cm, sehingga untuk vektor gaya 20 N
harus dilukis dengan panjang 2 cm. Adapun sudut arah vektor dapat diukur dengan busur derajat.
3. Vektor resultan dapat dilukiskan dengan metode jajar genjang, metode segitiga, atau metode
poligon.
4. Panjang resultan vektor diukur dengan mistar dan arah vektor resultan terhadap sumbu x
positif
Dalam menghitung jumlah dua vektor mengguanakan metode grafis, terdapat beberapa
kelemahan, yaitu timbulnya kesalahan sistematis. Untuk menghindari kesalahan tersebut,
digunakan metode analisis, yaitu dengan menggunakan rumus cosinus. Secara matematis, untuk
mendapatkan resultan dua buah vektor secara akurat, dapat digunakan persamaan sebagai
berikut. Dengan menggunakan rumus cosinus, misalnya dalam segitiga OAC akan diperoleh
Oleh karena OC = R, OA = F1, dan AC = F2, maka persamaan tersebut akan menjadi
Perkalian Vektor
Perkalian Titik (Dot Product)
Perkalian titik dua buah vektor merupakan perkalian skalar dari dua vektor tersebut. Hal ini
disebabkan karena hasil kali titik dari dua buah vektor menghasilkan bilangan skalar . Hasil
perkalian titik dari dua buah vektor A dan B misalnya kita sebut C dapat dinyatakan dengan suatu
persamaan berikut
C = AX B
Adapun arah vektor C akan mengikuti aturan putaran skrup, seperti tampak pada gambar berikut