Pengawetan Makanan PDF
Pengawetan Makanan PDF
..
www.batan.go.id I www.infonuklir.com
Teknologi radiasi memiliki beberapa keunggulan dibanding teknologi konvensional, yaitu hemat
energi dan bahan, mudah dikontrol, dapat diproses dalam kemasan yang tidak tahan panas, tidak
meninggalkan residu, dan ramah lingkungan. Namun, sebagian masyararakat masih memiliki pemahaman
yang keliru tentang iradiasi pada bahan pangan. Oleh karena itu sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat
tentang manfaat teknologi tersebut harus terus ditingkatkan.
10 MeV untuk mesin berkas elektron. Batasan ini dibuat berdasarkan pembentukan imbas radioaktif.
Radioaktivitas imbas baru akan timbul pada atom-atom bahan yang diiradiasi bila energi yang digunakan di
atas 5 MeV untuk radiasi gamma. Batas energi untuk sumber elektron lebih tinggi karena radioaktivitas
imbas yang timbul pada energi kurang dari 16 MeV sangat sedikit jumlahnya dan relatif berumur pendek.
Pembentukan residu zat radioaktif yang berasal dari sumber radiasi pada bahan pangan sama sekali
tidak ada, karena radionuklida sumber radiasi tersimpan rapat dalam kapsul logam yang berlapis. Selama
proses berlangsung, bahan pangan sama sekali tidak menempel pada sumber.
Iradiasi secara umum dapat digambarkan sebagai seberkas sinar yang menembus dengan kekuatan
yang berbeda bergantung pada panjang gelombang dan berbanding terbalik dengan frekuensinya. Oleh
karena itu, proses radiasi tidak meninggalkan residu apapun, baik pada bahan yang disinari, maupun berada
di sekitarnya, sehingga proses tersebut benar-benar aman, bersih dan ramah lingkungan.
Aspek Kimia
Proses penyinaran dengan menggunakan radiasi pengion merupakan proses dingin karena tidak
menimbulkan kenaikan suhu pada bahan yang dilaluinya. Energi yang diserap bahan pangan dengan teknik
tersebut jauh lebih rendah dari energi makanan yang dipanaskan. Akibatnya perubahan unsur kimia yang
terjadi akibat radiasi secara kuantitatif juga lebih sedikit. Senyawa kimia yang terbentuk akibat radiasi
bergantung pada komposisi bahan dan jumlahnya akan meningkat sesuai dengan bertambahnya dosis
radiasi. Perubahan kimia dapat ditekan dengan mengatur suhu dan kadar air bahan, serta menghilangkan
oksigen udara di sekeliling bahan yang diiradiasi.
Aspek Gizi
Sebagaimana diutarakan sebelumnya bahwa iradiasi dapat menimbulkan perubahan kimia pada
bahan pangan, maka timbul kekhawatiran bahwa iradiasi dapat mempengaruhi nilai gizi dari bahan
tersebut. Dari hasil penelitian terbukti bahwa hilangnya zat gizi pada makanan yang diiradiasi sampai dosis
1 kGy tidak nyata. Iradiasi bahan pangan pada dosis sedang (1-10 kGy) dapat menurunkan beberapa unsur
mikro nutrisinya apabila udara dan suhu serta kondisi selama proses tidak diatur dengan baik. Perlakuan
kombinasi antara pengaturan kondisi iradiasi (dosis, suhu, oksigen) dan teknik pengemasan dapat
mempertahankan mutu dan nutrisi pada bahan pangan olahan siap saji.
Beberapa jenis vitamin seperti riboflavin, niacin dan vitamin D cukup tahan terhadap radiasi, tetapi
vitamin A, B, C dan E sangat peka. Pada umumnya, penurunan kadar vitamin dalam bahan pangan akibat
iradiasi hampir sama saja dengan penurunan akibat pemanasan. Pada sterilisasi panas, kadar thiamin, niacin
dan pridoksin masing-masing mengalami penurunan 80, 35 dan 16%, sedangkan pada sterilisasi radiasi
dengan dosis 45 kGy yang dilakukan pada suhu -79oC (CO2 padat) masing-masing hanya mengalami
penurunan sebesar 15%, 22%, dan 2%.
Aspek Mikrobiologi
Paparan radiasi pengion dapat menyebabkan kerusakan DNA pada sel hidup termasuk sel mikroba
khususnya yang bersifat patogenss Namun, aplikasi iradiasi dosis sedang (1-10 kGy) tidak dapat
menyebabkan terjadinya mutasi pada mikroba yang bersifat lebih patogen atau resisten terhadap radiasi.
Sebagian besar bakteri patogen vegetatif, tidak berspora dan gram negatif sangat peka terhadap radiasi,
sedangkan bakteri berspora umumnya lebih tahan, kecuali diiradiasi pada dosis tinggi (> 10 kGy).
Aspek Toksikologi
Meskipun dengan cara analisis kimia tidak ditemukan senyawa apapun yang dapat membahayakan
kesehatan, namun uji toksikologi terhadap bahan pangan yang diawetkan dengan radiasi masih tetap
dilakukan, terutama apabila ada pengembangan jenis produk yang baru. Uji coba keamanan pangan
dilakukan berdasarkan kode etik (ethical clearance) baik pada hewan maupun manusia. Sebagai relawan,
responden perlu mengisi inform consent untuk meyakinkan kesediannya. Uji toksikologi terhadap bahan
pangan iradiasi dilakukan dengan prosedur yang jauh lebih teliti dan paling lengkap bila dibandingkan
dengan pengujian terhadap proses konvensional.
Hasil pengujian pangan iradiasi yang dilakukan para pakar yang bergabung di dalam International
Food Irradiation Project (IFIP) dan berpusat di Karlshruhe membuktikan bahwa teknik iradiasi yang
diterapkan untuk memproses bahan pangan jauh lebih aman dibandingkan teknik pengolahan konvensional
lainnya.
Aspek Pengemasan
Persyaratan yang berlaku dalam pemilihan bahan pengemas yang digunakan sebagai pembungkus
makanan atau bahan pangan yang akan diiradiasi harus tetap diperhatikan. Bahan dan teknik pengemasan
merupakan unsur yang tidak kalah penting, karena mutu dari bahan pangan yang diiradiasi sangat
bergantung pada kekuatannya. Bahan pengemas yang flexible dalam bentuk laminasi saat ini lebih
banyak disukai daripada wadah yang terbuat dari kaleng, terutama untuk pembungkus makanan siap saji
yang diiradiasi. Bahan pengemas tersebut umumnya dibuat secara khusus dan bersifat tahan terhadap
radiasi, suhu -79oC, kedap udara serta tidak mudah terkelupas, sehingga mampu mempertahankan mutu
makanan di dalamnya untuk jangka panjang pada suhu kamar (28 - 30oC).
Aspek Dosimetri
Sebelum bahan pangan diiradiasi, dosis yang akan diterapkan sesuai tujuannya harus sudah
diketahui. Dosimetri ditujukan untuk menetapkan tingkat keseragaman dosis, sehingga bahan pangan
benar-benar menerima jumlah paparan dosis yang sama sesuai dengan tujuan iradiasi.
Perkembangan Makanan Iradiasi di Indonesia
Penelitian makanan iradiasi sudah dikembangkan sejak tahun 1968, dan aplikasinya terus
mengalami peningkatan yang sangat nyata. Makanan iradiasi lazim pula disebut iradiasi pangan telah
dikomersialisasikan meskipun hanya terbatas pada kebutuhan ekspor ke berbagai negara di Eropa, Amerika
dan Timur Tengah. Komersialisasi bahan pangan iradiasi dilakukan berdasarkan peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia No. 701/MENKES/PER/VIII/2009, Undang-undang Pangan RI No. 7/1996,
Label Pangan No. 69/1999 par. 34 dan peraturan perdagangan internasional dari segi komersialisasinya.
Produk-produk
makanan yang
diiradiasi
Peraturan standar internasional untuk makanan iradiasi Codex General Standard for Irradiated
Foods (Codex stan 106-1983 Rev.2003) telah mengalami revisi pertama pada tahun 2003. Tambahan
peraturan tentang dosis terabsorpsi untuk makanan yang disterilisasi dengan dosis di atas 10 kGy harus
mengacu pula pada undang-undang yang berlaku.
Penyelenggara Iradiasi
- Nama
- Alamat
:
:
:
Waktu proses
Nama Negara
bln, thn.
LOGO
Jenis pangan, tujuan iradiasi dan dosis serap maksimum berdasarkan Lampiran I PERMENKES
No.701/Menkes/Per/VIII/2009.
No.
Jenis Pangan
Tujuan Iradiasi
Dosis Serap
Maksimum (kGy)
1.
0,15
2.
a. Menunda pematangan
b. Membasmi serangga
c. Memperpanjang masa simpan
d. Perlakukan karantina*
1,0
1,0
2,5
1,0
3.
7,0
4.
Mangga
0,75
5.
Manggis
a. Membasmi serangga
b. Perlakukan karantina
1,0
1,0
6.
a. Membasmi serangga
b. Mengurangi jumlah mikroba
1,0
5,0
7.
5,0
8.
9.
10.
3,0
2,0
10
Daging dan unggas serta hasil olahannya (segar a. Mengurangi jumlah mikroorganisme patogen
maupun beku)
tertentu**
b. Memperpanjang masa simpan
c. Mengontrol infeksi oleh parasit tertentu**
d. Menghilangkan bakteri salmonella
7,0
10,0
3,0
2,0
7,0
1,0
11.
a. Membasmi serangga
b. Membasmi mikroba, kapang dan khamir
1,0
5,0
12.
65
Dosis serap minimum dapat disesuaikan untuk membasmi organisme pertunasan pengganggu tumbuhan/organisme pengganggu
tumbuhan karantina. Untuk lalat buah: 0,15 kGy
Dikombinasi dengan pencelupan dalam air hangat pada suhu 55oC selama 5 menit
** Dosis minimum dapat ditetapkan dengan mempertimbangkan tujuan perlakuan untuk menjamin mutu higienis pangan
*** Wajib memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh institusi berwenang tentang iradiasi pangan dosis di atas 10 kGy