Oleh:
REYNARA DAVIN CHEN
111.140.107
ILMU UKUR TANAH
KELAS H
KAMIS 13.00 14.30
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun dan
menyelesaikan tugas akhir mata kuliah Ilmu Ukur Tanah.
Penyusun menyadari bahwa tentunya masih terdapat beberapa kekurangan
dalam penyusunan tugas akhir ini, baik dalam secara penyajian maupun yang lainnya.
Oleh karena itu, penyusun mohon maaf sebesar besarnya kepada pembaca.
Penulis berharap dengan terselesaikannya laporan praktikum pertemuan
tentang metode gravitasi yang telah saya buat ini agar berguna dalam media
pembelajaran kedepan.
HALAMAN PENGESAHAN
ILMU UKUR TANAH
Tugas Akhir ini disusun sebagai syarat mengikuti acara Praktikum Geofisika
selanjutnya, tahun ajaran 2016/2017, Program Studi Teknik Geofisika, Fakultas
Teknologi Mineral, Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta.
Disusun Oleh:
DAFTAR ISI
COVER.......................................................................................................... i
KATA PENGANTAR........................................................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................. iii
BAB I........................................................................................................... 1
PENDAHULUAN............................................................................................ 1
I.1
I.
LATAR BELAKANG...........................................................................1
MAKSUD DAN TUJUAN........................................................................1
BAB 2........................................................................................................... 2
DASAR TEORI............................................................................................... 2
II.1 Pengertian Peta........................................................................................... 2
BAB 3......................................................................................................... 26
DIAGRAM ALIR........................................................................................... 26
III.1 Diagram Alir........................................................................................... 26
III.2 Pembahasan Diagram Alir..........................................................................26
BAB 4......................................................................................................... 27
HASIL DAN PEMBAHASAN..........................................................................27
IV.1 Daerah Telitian........................................................................................ 27
IV.2 Penjelasan Geologi Sungai Opak..................................................................28
IV.3 Informasi DAS Opak................................................................................. 31
BAB 5......................................................................................................... 34
PENUTUP................................................................................................... 34
1.1
KESIMPULAN................................................................................. 34
SARAN.................................................................................................... 34
References.................................................................................................... 35
BAB I
PENDAHULUAN
I.1
LATAR BELAKANG
yang
yang juga menjadi salah satu cabang ilmu yang harus dipelajari dalam menekuni
ilmu Geologi karena dalam Ilmu Ukur Tanah dan dalam ilmu geologi diperlukan
pemahaman dasar mengenai peta dan kedua ilmu tersebut tidak terlepas dari
pemahaman berbagai peta yang digunakan sebgai alat informasi dan komunikasi.
Selain itu, untuk melakukan proses pembuatan peta, ilmu ukur tanah merupakan
cabang ilmu yang digunakan dalam pengukuran dilapangan dan proses
pembuatan peta tersebut. Dengan mempelajari Ilmu Ukur Tanah kita pula dapat
menentukan volume dan luas secara detail agar tidak terjadi kerancuan data atau
spekulasi yang berujung pada kerugian. Maka dari itu, ilmu ini harus dipelajari.
Pembuatan makalah ini juga bertujuan agar mahasiswa mengerjakan dapat
memiliki refrensi untuk kedepannya, agar mahasiswa dapat membuka ulang
materi serta pengalaman dalam mata kuliah ini. Maka dari itu, makalah ini harus
dibuat dan diselesaikan.
I.2.
BAB II
DASAR TEORI
Ilmu ukur tanah adalah cabang dari ilmu Geodesi yang khusus mempelajari
sebagian kecil dari permukaan bumi dengan cara melakukan pengukuran
pengukuran guna mendapatkan peta. Pengukuran dilakukan terhadap titik titik deail
alam maupun buatan manusia meliputi posisi horizontal (x,y) maupun posisi
vertikalnya (z) yang direferensikan terhadap permukaan air laut rata rata.
Geodesi adalah ilmu yang mencakup kajian dan pengukuran yang lebih luas,
tidak sekedar pemetaan dan penentuan posisi di darat, namun juga di dasar laut untuk
berbagai keperluan (Helmert & Torge,1880), juga penentuan bentuk dan dimensi
bumi baik dengan pengukuran di bumi dan dengan bantuan pesawat udara , maupun
satelit dan sistem informasinya. Selain itu, Geodesi juga didefinisikan sebagai disiplin
ilmu yang mempelajari pengukuran dan perepresentasian dari Bumi dan benda-benda
langit lainnya termasuk medan gaya beratnya masing-masing dalam ruang tiga
dimensi yang berubah dengan waktu
B
C
D
E
4
lengkap
dengan
reliefnya.
Penggambaran
relief
Garis
kontur
adalah
garis
pada
peta
yang
a
b
c
d
a
b
c
d
e
f
g
peta.
Menentukan simbol-simbol yang merupakan representasi data.
Memplot simbol pada peta dasar.
Membuat legenda.
Melengkapi peta dengan tulisan (lettering) secara baik dan benar,
serta menarik.
untuk
Pembesarannya
menggambar
sesuai
dengan
peta
rencana
baru.
Untuk
pembesaran,
baru.
Mengubah skala, sesuai dengan rencana pembesaran.
Ketentuan perubahan skala dalam memperbesar dan
memperkecil peta adalah jika peta diperbesar, penyebut
skala harus dibagi dengan bilangan n. Namun, sebaliknya
jika peta diperkecil sebesar n kali, penyebut skala harus
dikali dengan bilangan n. Berikut ini gambar yang
menjelaskan pengaruh dari skala sebagai komponen peta
terhadap tampilan peta itu sendiri.
Fotokopi
Cara lain memperbesar peta adalah dengan fotokopi.
Peta yang akan diperbesar atau diperkecil, sebaiknya
menggunakan skala garis. Peta yang menggunakan skala angka
atau bilangan, sebenarnya dapat pula diperbesar dan diperkecil
7
alat
untuk
memperbesar
dan
memperkecil peta. Dulu, alat ini terbuat dari kayu yang telah
diserut menjadi halus, dilengkapi dengan pensil dan paku yang
ditumpulkan terlebih dahulu.
<Mempekecil Peta>
Cara memperkecil peta, sebenarnya tidak jauh berbeda dengan
teknik memperbesar skala peta. Terdapat tiga alternatif teknik yang
dapat Anda gunakan untuk memperkecil peta. Ketiga teknik tersebut
adalah sebagai berikut.
Memperkecil peta dengan bantuan grid peta yang diperkecil.
Fotokopi peta.
Pantograf.
-Alat Bantu Sederhana dalam Pembuatan Peta
Anda harus belajar membuat peta. Pembuatan peta dapat
dilakukan
secara
sederhana.
Proses
pembuatannya
meliputi
lebih luas.
Sudut arah (azimuth magnetik) diukur dengan menggunakan
kompas magnetik. Jarak dapat diukur dengan menggunakan
pita ukur dari logam tipis yang dapat digulung, misalnya pita
ke
arah
atas
(utara).
Apabila
Anda
kutub magnetis.
Arah utara sebenarnya, sering pula dinamakan utara
geografis, atau utara arah meridian.
10
Contoh:
Azimuth Magnetis AB (Az, AB) = 70
Azimuth Magnetis AC (Az, AC) = 310
b
Pengukuran Jarak
Perlu Anda ketahui, bahwa jarak yang dapat
digambarkan secara langsung pada peta adalah jarak
horizontal, bukan jarak miring.
pita
dan
menggunakan
waterpass
11
12
akan
memetakan
jalur
jalan
AB,
tahapan
seterusnya.
Penggambaran dan Scribing
Penggambaran dan scribing secara manual merupakan
pekerjaan yang penting dalam memproduksi peta. Di dalam
pemetaan secara photogrametris, biasanya plotting dilakukan
dengan pensil di atas kertas tidak tembus cahaya (opaque
paper) atau material lain yang tembus pandang.
Pekerjaan penggambaran kembali dilakukan oleh seksi
kartografi agar diperoleh gambar yang lengkap dengan standar
13
dibuat
terdiri
atas
beberapa
warna
maka
untuk
ketelitian
dan
untuk
memberikan
14
mm.
Penggoresan
Penggoresan sering pula dinamakan scribing. Scribing
merupakan
salah
satu
teknik
penggambaran
yang
15
sebagai berikut.
Kualitas garis yang dihasilkan tampak lebih rapih, baik,
(Serif).
Bentuk huruf, meliputi huruf besar, huruf kecil,
kombinasi huruf- besarkecil, tegak (Romana, upright),
miring (italic). Huruf-huruf yang dipakai pada kartografi
d
e
1
16
a
b
c
lebih cepat;
tidak membutuhkan keahlian khusus; dan
jika posisi huruf atau nama kurang tepat, masih dapat
diperbaiki. Umumya stick up lettering dicetak pada
plastic
yang
balikannya
diberi
perekat.
Cara
dan horizontal.
Sistem Mekanis, Letering dengan Tinta
Peralatan mekanis yang membantu pelaksanaan
letering dengan tinta, yaitu leroy, wrico, dan varigraph.
Pengoperasikan ketiga alat tersebut menggunakan
bantuan template dan pena khusus. Dari ketiga alat
tersebut, varigraph merupakan alat yang paling baik
17
di
atas
objeknya.
Fenomena
yang
18
teratur.
Nama-nama yang terpusat di suatu titik lokasi
harus diatur sedemikian rupa sehingga terlihat
lereng.
Pemilihan huruf bergantung pada perencanaan
kartografer sendiri. Akan tetapi, jenis-jenis huruf
tersebut harus sama pada keseluruhan isi peta.
Ada beberapa aturan tentang pemakaian jenis
huruf. Misalnya, huruf-huruf tegak lurus untuk
nama-nama fenomena budaya (kota, jalan,
lalulintas), dan huruf miring untuk nama-nama
unsur fisik (sungai, danau, pegunungan).
Pada dasarnya, tidak ada aturan yang baku
pada
kartografer
dengan
tetap
19
Koreksi Kesalahan
Permasalahan yang muncul pada pemetaan dengan
menggunakan alat sederhana antara lain:
a ketidaktelitian membaca arah (azimuth magnetis)
pada kompas;
b kecerobohan pengukuran jarak dengan meteran.
Kekurangtelitian dan kecerobohan tersebut terutama
terjadi pada garis-garis ukur yang membentuk poligon tertutup.
Seharusnya titik A dan titik terakhir berhimpit. Namun pada
penggambarannya, titik tidak berhimpit, tetapi menjadi A. Hal
tersebut perlu dikoreksi dengan menggunakan jarak kesalahan
secara proporsional di tiap titik B, C, D dan E. Caranya sebagai
berikut.
Membuat garis lurus A, B, C, D , E yang jaraknya sama
dengan jarak pada poligon A, B, C, D, E. Misalnya, jarak A - B
pada polygon 4 cm, maka jarak pada garis A - B juga 4 cm.
Begitu juga dengan B, C, D dan E, dan E - A. Buatlah garis
tegak lurus ke atas dari titik A sesuai dengan panjang
kesalahannya, yaitu a. Kemudian dari garis kesalahan tersebut
kemudian tarik garis ke titik A. Buatlah garis sejajar dengan
garis kesalahan (a) pada titik B, C, D, dan E.
C Kegunaan Peta
Menunjukkan lokasi permukaan bumi.
Menentukan arah dan jarak berbagai tempat.
20
Memperlihatkan
bentuk
-bentuk
permukaan
bumi
dan
21
Jika kita memperhatikan sebuah peta, kita akan melihat garisgaris membujur (menurun) dan melintang (mendatar) yang akan
membantu kita untuk menentukan posisi suatu tempat di muka
bumi.Garis-garis koordinat tersebut memiliki ukuran (dalam bentuk
angka) yang dibuat berdasarkan kesepakatan. Perpotongan antara garis
bujur dan garis lintang yang disebut dengan koordinat peta.
Sistem Koordinat merupakan kesepakatan tata
cara
22
bumi.
Pandangan Surveyor (praktisi pemetaan). Datum didefinisikan
sebagai
sekumpulan
geometrisnya
diketahui
titik-titik
baik
kontrol
melalui
yang
pengukuran
hubungan
maupun
23
Datum
vertikal
digunakan
untuk
merepresentasikan
BAB III
DIAGRAM ALIR
24
Tahapan pengerjaan dilakukan dengan mengolah data excel yang didapat dari
data lapangan.
Munculkan data excel yang telah diolah dengan bentuk grafik
Lakukan analisa grafik
Berikan kesimpulan dari analisa grafik tersebut
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1 Daerah Telitian
Luas 48,659.08 Ha
Luas 75,473.20 Ha
Luas 13,920.36 Ha
26
27
menuju titik rendah. Titik tinggi yang dimaksud adalah dari lereng gunung merapi
yang letaknya berada pada bagian utara Yogyakarta dan titik rendah adalah Pantai
Selatan Yogyakarta yaitu Parangtritis.
DAS Opak mengalir secara 3 jenis aliran yaitu Sub Deadritic, Trellis dan
Meandering. Sub deandritic terjadi pada lereng merapi ketika DAS ini menjadi sungai
utama yang dimasuki oleh sub das lain pada lereng merapi dan membentuk pada
kelerengan yang miring. Trellis terbentuk saat DAS Opak melewati Sisi Barat Daerah
Bukit Bintang, karena terdapat perkembangan dari Sesar Mendatar, dan sungainya
menjadi terkena orde dari sesar tersebut. Terakhir adalah Meandering, Bagian selatan
sungai ini mengalir pada daerah yang relative datar, maka dari itu terbentuklah
meandering.
28
Debit
:
Potensi debit di DAS Opak-Oyo berdasarkan data dari Dinas PU DIY
(2005), dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
N
o.
1.
DAS
Opak
Winongo
Winongo
kecil
Code
Gajah Wong
Tambakbaya
n
Kuning
Tepus
Wareng
Gendol
Oyo
Lua
Potens
s Panjang i debit
area (km) (m3/dt
(ha)
k)
740 65,0
8,90
43,8
22,3
7,88
4,86
AWLR Pulo/Bendung
Tegal
Bendung Mojo
Winongo Kecil
41,0
21,0
24,0
2,61
2,75
1,39
Bendung Dokaran
Pabringan
Bendung Margoyoso
30,5
23,0
10,5
16,5
106,0
29
2. Curah Hujan
400
350
300
250
200
150
100
50
0
:
: 48,680,82 Ha
Opak di bagian hulu, tengah, dan
Luas
Penampa
ng yang
terisi air
(m2)
4,9
18,0
29,0
Kecepat
an aliran
(m/dtk)
Debit
(m3/dt
k)
0,50
0,50
2,45
0,25
7,25
9,00
30
BAB V
PENUTUP
V.1.KESIMPULAN
DAS Opak merupakan sungai dengan tubuh sungai yang memiliki
3 Jenis Pola Pengaliran berdasarkan Sub Das yang terakumulasi
dalam DAS ini.
31
Das Opak juga merupakan DAS yang mengalir hanya pada satu
V.2.Saran
References
Blacky, R. J. (1995). Potential Theory in Gravity and Magnetic Aplication. USA:
Cambridge University Press.
Hadipandoyo, Sasongko. (2004). In House Training Gravity. Cepu, Blora:
PUSDIKLAT MIGAS.
32
33