Anda di halaman 1dari 273

PEMBERIAN TERAPI OKSIGEN DENGAN NASAL KANUL

Tujuan Umum
Mahasiswa mampu melakukan pemberian oksigen dengan nasal
kanul kepada boneka peraga
Tujuan Khusus
Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa mampu :
1. Menyebutkan rasional penggunaan ketrampilan pemberian
oksigen
2. Menyebutkan alat - alat yang diperlukan untuk melakukan
pemberian oksigen
3. Mendemostrasikan pemberian oksigen melalui nasal kanul
kepada boneka peraga
Rasional penggunaan dari ketrampilan ini
Oksigen penting untuk kehidupan. Konsentrasi oksigen
dalazn dash yang optimal harus dipertahankan agar fungsi
selular bekerja terus. Hipoksia merupakan keadaan dimana
kandungan oksigen dalam darah arteri rendah ( Perry & Potter,
1997 ). Pada kasus seperti ini pemberian oksigen penting dilakukan
untuk meningkatkan konsentrasinya dalam darah
Bagaimanapun oksigen murni merupakan suatu agen
terapeutik yang akan memberikan efek yang berlawanan apabila
diberikan secara tidak tepat. Oleh karena itu. perawat harus
terbiasa dengan indikasi - indikasi dari pada penggunaan oksigen
dari bermacam - macam peralatan dalam pemberian oksigen.
Diagnosa Keperawatan
Tetapi oksigen digunakan paling sering untuk pasien
dengan diagnosa keperawatan sebagai berikut : gangguan
pertukaran gas. Gangguan ini kemungkinan berhubungan dengan
berbagai faktor, misalnya : sekresi yang banyak dalam paru paru,
Hipoventilasi, proses penyakit yang menyebabkan pertukaran gas
permukaan dalam paru - paru menurun atau kondisi yang
menurunkan sirkulasi darah melalui paru - paru.
Tidak semua kondisi hipoksemia akan teratasi dengan
pemberian oksigen. Untuk mempertahankan efektifitas oksigen
1

maka darah yang tidak mengandung oksigen harus mengalir


melalui paru - paru dan membran alveolar harus mampu
melakukan pertukaran gas. Selain itu metode pemberian oksigen
harus tepat sehingga meningkatkan persentase oksigen dalam
alveolar udara.
Alat 1
2
3
4
5
6

alat yang digunakan dalam pemberian oksigen meliputi


Nasal kanul
Selang oksigen
Humidifier yang telah di isi aquadest
Flowmeter
Sumber oksigen
Sentral / tabung

Nasal kanul
Tabung plastik yang mempunyai cabang kecil yang menonjol
untuk dimasukkan ke dalam lubang hidung. Metode ini merupakan
metode yang paling mudah dan paling dapat diterima karena lebih
efektif, mudah dipakai dan nyaman untuk pasien ( Potter & Perry,
1997 ). Pasien yang menerima oksigen melalui nasal kanul ke
hidung dapat berkomunikasi dengan mudah, dapat makan dan
melakukan aktifitas setiap hari. Pasien juga dianjurkan untuk
bernafas melalui hidung ( dimana pernafasan melalui mulut dapat
menurunkan bahkan menghilangkan oksigen ). Oksigen dengan
nasal kanul diberikan 16 liter / menit ( Potter & Perry 1997 ). Di atas
meningkatkan kekeringan membrane mukosa. Bagaimanapun
oksigen dengan nasal kanul biasanya digunakan dengan
kecepatan aliran 2 - 3 liter/ menit.
Humidifi er
Humidifier dilengkapi dengan kontainer air steril yang bisa di
isi kembali dan sekali pakai. Alat ini melekat pada alat yang
menghasilkan oksigen. Mengacu pada Potter & Perry, ( 1997 ) alat
ini berfungsi melembabkan, membasahkan oksigen sebelum
bergerak melalui hidung ke paru - paru, sehingga mencegah
mengeringnya membran mukosa saluran pernafasan. Air yang
digunakan harus steril untuk mencegah infeksi dari organisme yang
dapat tumbuh dalam lingkungan lembab.
2

Flowmeter
Sebuah alat yang melekat ke oksigen outlet, yang mengatur
jumlah oksigen yang dihasilkan. Ada 2 tipe flowmeter; balon air
raksa dan ukuran, kedua tipe mencatat jumlah liter oksigen yang
dikeluarkan per menit
Sumber oksigen : sentral / tabung
Oksigen sentral berasal dari pusat di dalam institusi dimana
salurannya berada di dinding / dalam tembok dan disiapkan untuk
digunakan secara cepat. Oksigen ini dihubungkan melalui sebuah
pipa yang bertekanan 50 - 60 pound per inchi persegi. Alat ini
dilengkapi dengan sebuah alat pengukur aliran yang khusus
ditempelkan dijalan keluar dinding. Alat pengukur aliran ini
membuka jalan keluar dan pembukaan katup membuat aliran
oksigen terjadi
Selain dari sentral, oksigen biasanya disimpan di dalam
tabung. Dan pada tabung tersebut dapat alat tambahan yang
disebut dengan regulator, yang melekat pada katup dari tabung
yang berfungsi mengurangi tekanan dan untuk penyelamatan. Jumlah
gas dicatat dalam ukuran pounds per inchi persegi. Ketika tabung
hamper kosong, jarum menunjuk ke area merah dan menadakan
tabung harus diganti dengan cepat. Terdapat juga tabung yang
lebih kecil yang disediakan untuk keadaan darurat, dapat
dipindah - pindahkan dan dapat digunakan di rumah. Alat seperti ini
pada umumnya aman bei-tekanan rendah.
Hal - hal yang perlu diperhatikan :
1 Oksigen adalah gas yang tidak berbau, berasa dan tidak
terlihat yang sedikit lebih berat dari udara
2 Oksigen menyokong terjadi pembakaran. Meskipun oksigen itu ,
sendiri tidak meledak / eksplosive, tetapi dapat mendorong
terjadinya pembakaran. Oleh karena itu api ataupun bunga api
harus dijauhkan dari derah tempat penyimpanan atau tempat
pemakaian. Tindakan pencegahan dengan memasang tanda
DILARANG MEROKOK Pada pintu atau kamar pasien; inspeksi
seluruh alat - alat listrik, selimut pemanas, tali lonceng
listrik, alat pencukur, radio harus diperiksa dengan teliti
untuk memastikan alat - alat ini tidak mengeluarkan api; dan
3

jangan berikan mainan listrik ke anak - anak yang menerima


oksigen. Dan sediakan tabung pemadam api yang siap pakai.
Oksigen diberikan untuk menghilangkan hipoksia baik lokal
maupun umum .Hipoksia adalah suatu keadaan di mana
jumlah oksigen yang diperlukan oleh sel jaringan untuk
memenuhi kebutuhan suatu organ / jaringan tidak mencukupi;
hipoksemis adalah suatu penurunan kandungan oksigen
dalam darah.
Pengukuran gas darah arteri merupakan metode terbaik
dalam menentukan kebutuhan dan keadekuatan terapi
oksigen

FORMAT
PROSEDUR PEMBERIAN OKSIGEN DENGAN NASAL
KANUL
N
o
A.

B.

C.

KEGIATAN
Pengkajian
1. Cek Instruksi dokter
2. Kaji dengan segera status respirasi
3. Identifikasi alat alat oksigen yang
digunakan
Perencanaan
1. Mencuci tangan
2. Rencanakan segala bantuan yang diperlukan
3. Pilih alat - alat yang tepat sesuai kebutuhan
klien
4. Siapkan lingkungan yang aman
Implementasi
I . Identifikasi klien
2. Jelaskan kepada klien apa yang akan
dikerjakan
3. Letakkan tube / pipa pemberian oksigen yang
digunakan.
Pasang oksigen dan test aliran
4

N
o

D.

KEGIATAN
4. Ikuti prosedur berikut untuk alat - alat yang
akan digunakan :
a. Setelah melekatkan pipa pemberian
oksigen dari nasal kanul, alirkan
oksigen sesuai dengan kebutuhan klien
yang ditetapkan
b. Lekatkan kanul ke muka klien dan
sisipkan cabang ke dalam lubang
hidung
c.
Atur ikatan dan tarikan untuk
kenyamanan
d. Atur kecepatan aliran
e. Balutan kecil di atas puncak telinga jika
diperlukan
5. Kaji pernafasan klien dan atur alat-alat
jika diperlukan
6. Jelaskan hal - hal yang perlu diperhatikan
kepada klien
dan keluarga / pengunjung jika ada
7. Kaji kondisi hidung, mulut dan perawatan
lubang hidung
jika diperlukan
8. Tetap tinggal dengan klien sampai situasi
aman untuk ditinggalkan
9. Pasang tanda penggunaan oksigen pada
pintu kamar klien
10. Perawat cuci tangan
Evaluasi
1. Pola pernafasan yang teratur dan kecepatan
yang normal
2. Warna merah muda pada kuku, bibir,
konjungtiva mata
3. Tidak ada disorientasi, bingung, sulit berpikir
4. Klien tidur dengan nyaman
5. Hasil pengukuran lab ( Pa02) dalam Batas
5

N
o

KEGIATAN

normal.

E.

Dokumentasi
1. Catat tanggal dan waktu pemberian oksigen
dimulai,
konsentrasi oksigen dan kecepatan aliran
liter per menit
2. Observasi subyektif dan obyektif klien

Keterangan:
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
6

.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................

PIPA LAMBUNG, PEMASANGAN DAN


PERAWATANNYA
Tujuan :
Pemasangan pipa lambung adalah : untuk mengkaji fungsi
dan isi dari lambung serta untuk mengkaji fungsi hati dan isi dari
lambung serta untuk dekompresi saluran cerna bagian atas
Indikasi :
1 Pendarahan saluran cerna bagian atas
2 Trauma abdomen
3 Obstruksi ileus
4 Pemberian obat atau nutrisi
5 Mencegah aspirasi pada pasien yang di intubasi
6 Laparotomi
Kontra indikasi :
1. Trauma basis kranial
2. Pasien yang menjalani operasi pada esophagus atau gaster
Penyulit :
1. Langsung
Epistaxis
Masuk ke saluran nafas
Aritmia
Muntah
2. Tak langsung :
Sinusitis
spirasi karena sphinter esophagus tak dapat menutup
Persiapan :
1. Pipa lambung nomornya disesuaikan dengan kebutuhan,
kalau hanya untuk nutrisi pakai ukuran kecil
2. Semprit 50 cc untuk irigasi
3. Larutan PZ atau air untuk irigasi
4. Jelly
5. Stetoskop
8

6. Mesin suction
7. Plaster
8. Bengkok
Prosedur :
1. Posisi pasien semi fowler, kepala sedikit fleksi
2. Beritahu pada pasien
3. Ukur panjang pipa lambung yang akan dimasukkan dengan
cara ujung pipa di tempatkan di telinga, ulur sampai ke
lubang hidung pada sisi yang sama kemudian tarunkan
mencapai xypoid. Beri tanda batas tersebut
4. Beri pelicin jelly jangan terlalu banyak
5. Masukkan pipa secara halus melalui salah satu lubang hidung
6. Setelah masuk ke rongga pharyng, pasien di suruh melakukan
gerakan seperti menelan, kalau perlu di bantu dengan
pemberian air dengan sendok sedikit - sedikit
7. Masukkan pipa sampai batas yang telah di tentukan
8. Bila pasien batuk -batuk atau sesak segera cabut
9. Untuk memastikan letak : aspirasi isi lambung atau beri udara
dengan syringe dan dengarkan dengan stetoskop di daerah
epigastrium
10. Fiksasi ( ada beberapa teknik fiksasi )
11.Hubungkan dengan drain bag atau suction tekanan rendah,
posisi bag harus selalu lebih rendah dari lambung
Perawatan :
1. Periksa batas tiap kali pergantian jaga
2. Jaga supaya jangan buntu
3. Perhatikan jumlah dan warna aspirasi
4. Irigasi setiap 2 - 4 jam atau setiap kali pemberian nutrisi atau
obat
5. Catat intake dan output setiap 6 jam
6. Tutup pipa selama 30 menit setiap kali pemberian obat
7. Lepaskan atau ganti plesternya setiap hari untuk mencegah
necrosis lubang hidung
Dokumentasi :
1. Ukuran dan tipe pipa lambung yang di pakai
2. Jumlah dan kwalitas aspirasi
9

3. Tanggal pemasangan
4. Mukosa hidung adakah perlukaan, tanda sinusitis

FORMAT
PEMASANGAN SONDE LAMBUNG (NGT)
No

KEGIATAN

1.
2
3

Perawat cuci tangan


Lubang dibersihkan dengan kassa / tissue
Memasang perlak dan alasnya di bawah
dagu pasien
Letakkan bengkok di sisi pasien
Perawat cuci tangan
Slang peduga lambung di ukur panjangnya
dan epigastrium ke hidung kemudian belok
ke telinga dan diberi tanda, di klem
Ujungnya diberi jelly
Pangkal selang dilipat sambil memegang
klem dengan tangan kiri, sementara tangan
kanan memegang ujungnya dengan pinset
dimasukkan perlahan - lahan melalui hidung
sampai batas yang telah ditentukan
Anjurkan pasien untuk tidak menarik lidah,
agar u.jung
penduga mudah mencapai
pangkal lidah, pasien dianjurkan menelan
dan menarik napas sekali - kali, perawat
mcndorong sonde perlahan lahan
Untuk pasien tidak sadar, tangan kiri perawat
menekan lidah pasien keluar dengan spatel
yang ujungnya dibungkus kasa, sementara
tangan kenan memasukkan sonde perlahan
lahan.
Memastikan apakah sonde benar- benar
masuk ke dalam lambung dengan cara :
a. memasukkan
ujung
selang
ke
mangkok yang berisi air, bila timbul
gelembung - gelembung udara berarti
selang salah masuk ke saluran nafas
10

4
5
6
7
8

10

11

No

12
13

14
15
16
17
18
19

KEGIATAN
b. memakai
stetoskop
dengan
memasukkan udara dalam lambung 10 20 cc sampai terdengar udara di dalam
lambung
c. bila slang salah masuk, segera slang
ditarik
perlahan
- lahan, ulangi
pernasangan lagi
Bila selang dipasang menetap lakukan
fiksasi dengan plester
Masukkan makanan :
Pasang corong pada ujung slang, tinggi
corong 15 - 20 cc dari wajah pasien
Masukkan air matang 15 - 20 cc
Pada
ujung
permulaan,
corong
dimiringkan dan luangkan makanan
melalui
pinggirnya,
setelah
penuh
corong di tegakkan
klem di buka
Cairan selanjutnya dituangkan sebelum
isi corong kosong
Bila cairan tidak mengalir lancar, Posisi
corong ditinggikan
atau anjurkan pasien merubah posisi
sedikit
Bila minun obat, obat diberikan sebelum
makanan habis
Setelah makanan habis, slang di bilas
dengan air masak lebih kurang 20 - 30 cc,
selanjutnya pangkal selang di klem
Mulut / hidung dan sekitarnya dibersihkan
dengan tissue
Setelah selesai, pasien dirapikan, alat alat dibereskan dan kembalikan ke tempat
semula
Perawat cuci tangan
Cairan nutrisi mengalir lancar melalui sonde,
11

No

KEGIATAN

pasien merasa nyaman dan tidak merasakan


kesakitan lagi
Dilakukan dengan cermat, cepat, hati hati
dan tidak ragu
Kebersihan tetap dijaga

Keterangan.
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................

12

NUTRISI
A. Memberikan makan dan minum pada penderita
Artinya : menyediakan dan menghidangkan makanan serta
minuman pada penderita sesuai dengan diitnya
Tujuan :
1. Membantu dan mempercepat
proses penyembuhan
2. Menambah selera makan penderita
3. Menolong penderita yang tidak sanggup atau tidak
dapat makan sendiri
4. Mengurangi pergerakan penderita
Syarat - syarat makanan penderita :
1. Harus cukup mengandung bahan yang diperlukan
2. Harus sesuai dengan macam penyakit
yang di deritanya
3. Harus cukup kwalitas dan kuantitasnya
4. Cukup menarik, hersih, segar dan
bervariasi
Guna makanan :
1. Memperoleh tenaga sehagai sumber yang diperlukan, misal :
protein. Hidrat arang dan lemak
2. Untuk mempertinggi daya tahan tubuh
3. Sebagai bahan simpanan
4. Sebagai pengobatan
5. Untuk pertumbuhan
6. Sebagai bahan pembangun yang terdiri dari protein, mineral dan
air
Bentuk makanan menurut konsistensinya :
1. Makanan cair, misalnya :
sari buah - buahan, air kacang ijo, susu, kaldu
2. Makanan saring, yaitu :
13

Makanan yang dihaluskan dan disaring, misalnya : bubur


maizena dan bubur saring
3. Makanan Cincang :
Makanan dimana bahan makanan telah di masak kemudian
dihaluskan atau di cincang
4. Makanan Lunak, yaitu :
Makanan yang bersifat lunak, misalnya : bubur ( tim ), bubur
susu ( roti di siram dengan susu ), pure ( kentang yang
dihaluskan )
5. Makanan biasa.misalnya :
Nasi dengan lauk pauknya, roti dengan isinya, kentang
dengan lauknya
Macam - macam makanan diit
Diit adalah : cara pemberian makanan pada seseorang dari
berbagai golongan terutama golongan umur,.jenis
pekerjaan, sakit atau tidak
Guna makanan pantang atau diit :
1. Supaya cepat dicerna
2. Memberi istirahat alat alat tubuh yang sakit, sehingga
gangguan gangguan dapat berkurang
3. Untuk memperbaiki kekacauan metabolism
4. Untuk mengurangi atau menambah berat badan
5. Untuk pemeriksaan tertentu, missal : bensidine diit
6. Untuk menghindari alergi
Macam - macam makanan diit :
1. Diit rendah garam (ZOUT ARM )
biasanva garam yang di perbolehkan dapat sampai 450
mgr/hari diberikan kepada penderita dengan :
Oedema yang tidak terlalu berat
Wanita hamil tua
Acites
Hipertensi
Penyakit jantung
14

Penyakit ginjal
Yang mana kesemuanya itu tidak terlalu berat
2. Diit tanpa garam ( ZOUT LOOS )
adalah makanan yang sama sekali tidak mengandung garam
dapur atau pula bahan - bahan yang mengandung garam,
misalnya : udang, ikan laut Makanan Zout Loos ini biasanya
diberikan pada :
Penderita oedema akibat dari penyakit :
Jantung, ginjal, hipertensi
3. Kaya Protein ( EIWIT RIJK )
Diberikan kepada penderita yang berpenyakit hati atau
berpenyakit anemia
4. Miskin Protein (EIWIT ARM)
Diberikan kepada penderita yang berpenyakit ginjal
Miskin protein ada 2: BOORST DIIT, KEMPER DIIT
Perbedaan kedua bentuk ini hanya terletak pada
bahannya saja
5. Diit Lemak
rendah lemak : ( VET ARM )
diberikan pada penderita hepatitis
Tanpa lemak : ( VET LOOS )
diberikan kepada penderita hepatitis, diare
6. Diit TKTP ( tinggi kalori tinggi protein )
Biasanya diberikan kepada penderita :
TBC, Malnutrisi, Anemia, Pre-Post operasi
7. Diit Diabetes Mellitus
Diberikan pada penderita DM yang ditentukan oleh dokter,
beberapa jumlah kalori yang dibutuhkan
8. Benzidin Diit
Untuk mengetahui adanya perdarahan atau tidak pada Tractus
Digest Tivus Penderita sebelum diperiksa selama tiga hari harus
menjalani Benzidin Diit ( bahan makanan tidak boleh
mengandung Hb/Fe dan Chloropenil )
9. Diit Halus
Makanan khusus untuk penderita penyakit tertentu,
misalnya : Typhus \abdominalis
Pemberian makan pada penderita yang dapat makan sendiri , tidak
15

dapat duduk, dan disuapi


Persediaan alat:
1. Piring yang diisi makanan
2. Garpu dan sendok makan
3. Gelas berisi iair minum dengan tatakan dan tutup
4. Serbet / lap semuanya diletakkan di dalam baki
5. Penghisap atau sedotan
Perhatian :
1. Makan diberikan dalam keadaan hangat
2. Cocokan diitnya dulu untuk mencegah kekeliruan
3. Makanan diberikan menurut instruksi
dokter
4. Perhatikan apakah makanan habis atau
tidak
5. Obat - obat yang harus diberikan sebelum makan jangan sanpai
lupa
Pemberian makanan pada penderita yang terpasang
sonde / NGT
Persediaan alat - alat :
1. Corong / spuit
2. Perrgalas
3. Bengkok
4. Plester
5. Gunting Plester
6. Makanan cair sesuai dengan kebutuhan
7. Air m.atang dalam tempatnya
8. Baki

16

FORMAT
PEMBERIAN MAKAN DAN MINUMUM PADA
PASIEN
N
o
A
1
2
3
4
5
B
1
2
3
4
5
6
7
8
9
1
0

KEGIATAN
Penderita yang dapat makan sendiri
Penderita mencuci tangan terlebih dahulu alat
- alat disiapkan
Penderita diberitahu
Makan disiapkan di meja dan serbet/lap diberikan
pada penderita
Setelah selesai alat - alat dibawa ke dapur
dan dibersihkan Perawat cuci tangan
Terpenuhi kebutuhan dasar ( makan ) pasien
Penderita dapat makan sendiri tetapi
tidak diperbolehkan duduk
Penderita mencuci tangan terlebih dahulu
Alat - alat disiapkan
Penderita diberitahu
Penderita di miringkan sebaiknya ke sebelah
kiri supaya dapat makan dengan tangan kanan
Serbet diletakkan di dekat penderita
Makanan di letakkan dekat dengan
penderita
Bila lauknya keras dapat kita potong - potong
terlebih dahulu
Sesudah selesai makan alat - alat dibereskan
dan dibawa ke dapur
Perawat cuci tangan
Terpenuhi kebutuhan dasar ( makan ) pasien

17

N
o
C
1
2
3
4
5
6
7
8
9
1
0
1
1
1
2

KEGIATAN

Memberi makan penderita yang


disuapi
Penderita mencuci tangan
Alat - alat disiapkan
Penderita diberitahu
Posisi penderita senyaman mungkin
Serbet dipasang diatas dada dibawah dagu
Tanyakan apakan mau minum dulu atau tidak
Perawat duduk disebelah kanan penderita untuk
menyuapi
Porsi kecil - kecil dan jangan tergesa - gesa
Setelah selesai makan berilah minum, bibir
dibersihkan dengan serbet
Alat - alat dibereskan
Perawat cuci tangan
Terpenuhi kebutuhan dasar ( makan )
pasien

Keterangan.
.............................................................................................................
18

.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................

19

FORMAT
MEMBERIKAN MAKAN MELALUI SONDE
N
o
1
2
3
4
5
6
7
8
9
1
0

1
1
1
2
1
3

KEGIATAN
Peralatan diletakkan ke dekat pasien
Perawat cuci tangan
Beritahu pasien tentang prosedur yang akan
dilakukan
Pasang corong pada ujung selang NGT
Buka tutup selang NGT, tetapi tetap
mempertahankan agar udara tidak masuk,
dengan cara menekuk selang NGT
Berikan sedikit air matang untuk membilas dan
agar lambung tidak kaget menerima makanan
cair yang akan diberikan
Masukkan air matang kedalam selang tetapi
sebelumnya selang dihubungkan dengan
corong, jangan sampai habis agar udara tidak
ikut masuk ke dalam selang, lalu tutup
Buka selang dan masukkan makanan cair
sesuai kebutuhan
Kalau ada pemberian obat oral, haluskan dulu
obatnya dengan martiI dan tempatnya
kemudian dicampurkan pada makanan cair
tcrscbut lalu masukkan ke dalam selang NGT
secara pcrlahan - lahan, jangan sampai habis
makanan yang ada di corong, lalu tutup
Bilas dengan air matang 10 cc untuk
membersihkan sisa - sisa makanan yang
ada di selang, lalu tutup
Mulut atau hidung dan sekitarnya
dibersihkan dengan tissue Setelah selesai ,
pasien dirapikan
Alat - alat dibereskan dan dikembalikan ke
tempat semula Perawat cuci tangan
20

Keterangan.
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................

21

PEMASANGAN KATETER
Tujuan Umum
.
Mahasiswa mampu melakukan latihan pemasangan kateter kepada
boneka peraga
'I'ujuan Khusus :
Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa mampu :
1 Menyebutkan pengertian dari kateterisasi urinarius
2 Menyebutkan tujuan dari pemasangan
kateter
3 Menyebutkan alat - alat yang diperlukan dalam
pemasangan kateter
4 Mendemonstrasikan pemasangan kateter kcpnda boneka
peraga
Pengertian
Kateter adalah suatu selang untuk memasukkan dan
mengeluarkan cairan. Kateterisasi urinarius adalah memasukkan
kateter melalui urethra ke dalam kandung kemih dengan tujuan
untuk mengeluarkan urin ( Perry & Potter 1997 ). "tindakan
kateterisasi dapat menyebabkan infeksi nosokomial, oleh karena itu
sedapat mungkin, tindakan kateterisasi dihindarkan, kecuali bila
sangat diperlukan, dan harus menggunakan teknik yang tepat.
Bila
melakukan
kateterisasi
kita
harus
mcmpunyai
pengetahuan dasar tcntang sistem urinarius bagian bawah, yaitu :
1. Kandung kemih secara normal merupakan
kantong yang steril
2. Sphingter urethra bagian luar tidak steril
3. Kandung kemih mempunyai mekanisme pertahanan sendiri,
dapat mengosongkan urine sendiri secara teratur dan
mempertahankan keasaman lingkungannya, yang bersifat
anti bacterial yang dapat membantu kandung kemih
tetap steril dan mencegah terjadinya infeksi
4. Kuman pathogen yang masuk ke dalam urethra dapat
menyebabkan infeksi kandung kemih dan ginjal
22

5. Kandung kemih yang normal tidak mudah terkena infeksi


kecuali ada cedera. Pasien yang mempunyai daya tahan
yang rendah akibat suatu penyakit atau stress yang berat
merupakan predisposisi untuk infeksi saluran kencing.
Bahaya yang dapat terjadi pada waktu melakukan
kateterisasi adalah trauma, infeksi, dan sepsis ( Kozier, Erb, &
Oliveri 1996 ). Pria memiliki resiko trauma dan infeksi yang lebih
besar karena mempunyai urethra yang panjang. Suatu benda yang di
dorong melalui penyempitan atau saluran yang tidak benar dapat
menyebabkan kerusakan yang serius dari uretra. Pada wanita
walaupun urethranya lebih pendek, apabila mendorong kateter
melalui urethra yang sempit akan menimbulkan trauma. Selaput
mukosa yang terdapat pada permukaan saluran urethra akan
mengalami kerusakan akibat pemasukan kateter dan bakteri
dapat masuk ke dalam kandung kemih melalui saluran kateter
ataupun melalui ruang kateter dan dinding urethra.
Indikasi tindakan kateterisasi :
1. Mengatasi retensi urine
2. Mengukur jumlah produksi urine oleh ginjal secara akurat
3. Untuk memperoleh bahan urine steril
4. Mengukur jumlah residu dalam kandung kemih
5. Memperoleh bahan urin bila tidak dapat ditampung dengan
cara yang lain: menampung urin agar tidak terkontarninasi
pada wanita yang sedang menstruasi; atau pada klien yang
mengalami masalah inkontinensia urin
6. Mengosongkan kandung kemih sebelum dan selama operasi
dan sebelum suatu pemeriksaan diagnostic
7. Membantu memenuhi kebutuhan pasien untuk mengosongkan
kandung kemih , yang digunakan bila pasien mengalami sakit
yang akut, sakit yang hebat atau terbatas pergerakan atau
tidak sadar akan lingkungan
8. Menjaga agar kandung kemih tetap kosong dan
penyembuhan luka pengobatan beberapa infeksi dan operasi
suatu organ dari sistem urinarius dimana kandung kemih tidak
boleh tegang sehingga menekan struktur yang lain
9. Menjaga agar pasien yang inkontinen tetap kering pada daerah
perineum, agar kulit tetap utuh dan tidak infeksi
10.Membantu melatih kembali atau memulihkan pengendalian
23

kandung kcmih secara normal


Tipe Kateter :
A. Nelaton kateter /" Straight catheter " / kateter sementara
B. Folley catheter /" Indwelling catheter " / kateter tetap
Folley catheter terbuat dari terbuat dari karet atau plastic
yang mempunyai cabang 2 atau 3 ( yang terdapat satu
balon yang dapat mengembang oleh air atau udara untuk
mengamankan / menahan ujung kateter dalam kandung
kemih, cabang yang lainnya untuk mengalirkan urin dari
kandung kemih, cabang yang lainnya untuk mengalirkan urin
dari kandung kemih dan itu dapat disambung dengan tabung
tertutup dari kantong / urine bag ). Sedangkan pada kateter
cabang 3, cabang yang ketiga digunakan untuk disambung
ke irigasi dengan demikian cairan irigasi yang steril dapat
masuk ke kandung kemih dan tercampur dengan urine dan
akan keluar ke urine bag
Ukuran kateter :
Wanita dewasa
Laki - laki dewasa
Anak - anak

Kateter no. 14 / 16
Kateter no. 18 / 20
Kateter no. 8 / 10

Ukuran kateter :

Wanita

Pria

Panjang uretra ( cm )

3,7-7

13 - 20

Kateter yang masuk

5-7,5

15-2,5

3-4

5-7,5

Yang diberi jelly


Persiapan alat - alat :
1. Set kateter
2. Urine bag
3. Sarung tangan steril
4. Set bengkok + pinset steril
5. Kapas + cairan sublimate
6. Jelly

24

7. Plester
8. Spuit + aqua
steril
9. Alas / perlak
alas
10. Handuk kecil + Waskom isi air hanga + sabun
11.Sampiran
12. Lampu
13. Perban

25

FORMAT
PEMASANGAN KATETER
N
o
A.
1
2

KEGIATAN

Pengkajian
Kaji klien dan cek instruksi dokter
Tentukan apakah menggunakan indwelling
kateter atau straight kateter
3 Kaji kebutuhan untuk pengumpulan urine
B.
Perencanaan
1 Mencuci tangan
2 Memilih tipe dan ukuran kateter yang spesifik
3 Mengumpulkan alat - alat yang tepat
C Implementasi
1 Perkusi dan palpasi kandung kemih untuk
mengkaji adanya retensi urine
2 Persiapkan klien :

Identifikasi klien

Jelaskan prosedur kepada klien

Tarik tirai tempat tidur dan atur


posisi
a Pasien anak atau pasien sadar butuh
bantuan
b Pasien dewasa / wanita : posisi dorsala
recumbent dengan lutut flexi
3
c Pasien dewasa / laki - laki : posisi
supine dengan kaki abduksi
4
Cuci area genital - perineal dengan air hangat
dan sabun
Keringkan
Persiapan alat :
5
Persiapan urine bag
6
Pasang perlak / alas pada klien
7
Sediakan spuit isi aquadest
8
26

N
o
9
1
0
1
1
1
2
1
3
1
4
1
5
1
6
1
7
1
8
D.
1
2
E

KEGIATAN
Pasang sarung tangan
Lakukan VulVa hygiene atau perineal hygiene
Buka set kateter dan berikan jelly di ujung
kateter
Masukan kateter sampai urine mengalir
Ketika urine mengalir, pindahkan tangan yang
tidak dominan dari labia atau dari penis ke
kateter ,2 cm dari meatus untuk menahan
kateter agar tidak terdorong keluar
Tangan dorninan menghubungkan ujung kateter
ke urine bag
Jika menggunakan indwelling kateter , isi balon
kemudian tarik kateter kira-kira 2,5 cm
Lepas sarung tangan steril
Plester kateter
Pria: ke abdomen bagian bawah
Wanita: ke arah paha
Bantu pasien pada posisi yang nyaman
Kumpulkan dan buang alat - alat yang sekali
pakai, bersihkan alat - alat yang bukan sekali
pakai
Cuci tangan
Evaluasi
Indwelling kateter masuk secara benar,
straight masuk dan dilepas tanpa
menimbulkan rasa sakit
Pasien nyaman
Dokumentasi
Tanggal dan waktu, tipe dan ukuran kateter,
spesimen/ bahan urine yang didapatkan,
jumlah urine, deskripsi urine, respon terhadap
prosedur

27

Keterangan.
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................

28

PEMBERSIHAN COLON DAN PEMBERIAN OBATOBATAN


MELALUI ANUS
Beberapa macam :
a. Huknah pembersih
Huknah rendah
Huknah tinggi
b. Huknah perangsang : Huknah gliserin
c. Huknah retensi
: Huknah pengobatan
Huknah makanan
Pengertian :
Huknah adalah memasukkan cairan kedalam poros usus melalui
pelepasan atau anus dengan menggunakan irigator atau semprit
gliserin_
Menggunakan cairan :
1. Air hangat
2. Air sabun hangat 15 gram dalam 1 liter
3. Larutan obat-obatan ( Dermatal, yatreen, garam bismuth )
4. Larutan glukosa 5% atau NaCI 0,9 %
Huknah pembersih :
Ada dua macam :
l. Huknah rendah
2.Huknah tinggi
Huknah rendah :
Tujuan :
1. Untuk merangsang peristaltik colon, supaya dapat buang air
besar
2. Untuk membersihkan colon desenden
Indikasi :
29

1. Pada pasien obstipasi


2. Pada penderita sebelum dilakukan operasi
3. Pada penderita sebelum rectoscopy
4. Pada penderita sebelum pemeriksaan ronten tertentu
5. Penderita sebelum diberi huknah retensi
Persiapan alat :
1. Irigator
2. Pipa karet
3. Rectal kanule
4. Air sabun hangat
5. Bengkok dua
6. Pengalas dan perlak
7. Vaselin
8. Salastop
9. Alat-alat untuk BAB

Yang perlu diperhatikan :


a. Perhatikan keadaan umum pasien
b. Perhatikan apakah jalannya cairan lancar
c. Apakah huknah berhasil atau tidak
Perbedaan huknah rendah dan huknah tinggi :

A. Huknah rendah:
- Banyaknya cairan : -1 liter
- Tinggi irrigator
: 25 - 30
cm
- Posisi
: miring
kiri
B. Huknah tinggi :
o Banyaknya cairan
: I - 2 liter.
o tinggi irrigator
:50 - 75 cm
o Posisi
: Miring kekanan

HUKNAH PERANGSANG ATAU SEMPRIT GLYSERIN.


Pengertian :
Memasukkan sejumlah cairan glyserin biasanya dicampur dengan
30

minyak dengan perbandingan 1 : 1 ke dalam rectum melalui anus.


Tujuan :
a. Merangsang peristaltik usus.
b. Melicinkan feses.
c. Supaya pasien dapat BAB
d. Memberi perasaan tenang dan senang pada pasien.
Indikasi :
a. penderita obstipasi
b. untuk pemeriksaan
Persiapan alat-alat :
a. semprit gliserin
b. bengkok
c. alas dan kain pengalas
d. mangkok berisi gliserin :
untuk orang dewasa : 15-20 cc
untuk anak-anak
: 10 cc
e. alat-alat untuk BAB
Memberikan huknah tinggi
Tujuan :
Untuk membersihkan colon desenden, colon transversum dan
colon ascenden dari feses.
Indikasi :
1. penderita yang akan di operasi
2. penderita yang akan dilakukan rontgen terutama daerah
abdomen dan colon
Persiapan alat-alat :
1. sama seperti diatas
2. cairan sabun hangat 1,5 2 liter
3. darm canule
Pelaksanaan :
no

Kegiatan
31

1
2
3
4

Sama seperti diatas hanya miringnya pasien ke


kanan
Darm canule dimasukkan sepanjang 15 cm
Tinggi irigator 30 cm dari tempat tidur
Air dialirkan perlahan selama 20 menit

Keterangan.
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................

32

Pelaksanaan
N
Pelaksanaan
o
1
Perawat cuci tangan .
2
Alat - alat dipersiapkan.
3
Pasien diberitahu.
4
Hisap glyserin dengan semprit gliserin dan
letakkan kedalambengkok.
5 Siapkan pasien seperti akan memberi huknah
rendah.
6
Keluarkan udara dari canule.
7
Masukkan canule secara hati-hati , pasien
dianjurkan tarik nafas panjang
8
Keluarkan canule dan letakkan dalam
bengkok
9
Berikan pasu najis bila merasa mules
1
Cara kerja seperti membantu BAB. ,
0
1
Alat- alat dibereskan , perawat cuci tangan
1
1
Hasilnya dicatat ,dan diperhatikan keadaan
2
pasien juga dengan semprit gliserin berhasil
atau tidak

33

Keterangan.
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................

34

HUKNAH RETENSI
Pengertian :
Memberikan huknah makanan dan pengobatan
Persediaan alat alat
a. Larutan Nacl 0,9 % suhu 40 derajat celcius.
b. lrigator dengan perlengkapannya
Pelaksanaan.
N
KEGIATAN
o
1
Perawat cuci tangan
2
Pasien diberi tahu
3
Alat alat dipersiapkan
4
Bila perlu sebelumnya diberi huknah
5
pembersih
Cara kerja seperti memberi huknah rendah,
6
canul dimasukkan dengan hati- hati.
7
Tetesan dihitung, diatur 20 - 60 tetes /
8
menit.
9
Sebelum habis cairannya , ditutup.
10 Canul dikeluarkan dan masukkan dalam
bengkok
Alat- alat dibereskan .
Perawat cuci tangan.

35

Keterangan.
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................

36

MEMANDIKAN PASIEN
Tujuannya :
a. Memberikan perasaan segar
b. Membersihkan
c. Mencegah timbulnya luka dan komplikasi pada kulit
d. Merangsang peredaran darah, otot - otot dan urat saraf bagian
perifer
e. Sebagai pengobatan
f. Mendidik penderita dalam kebersihan perorangan
Waktu mengerjakan :
a. Secara rutin
b. Sewaktu - waktu bila perlu :
penderita akan dioperasi
pasien baru yang sangat kotor
Persediaan alat - alat :
1. 2 waskom berisi air bersih
2. Sabun
ditempatnya
3. 2 waslap
4. Handuk
5. Kamper-spiritus dan talk
6. Tempat pakaian kotor
Kontra indikasi :
1. Pada penyakit cacar, morbili
2. Penderita dalam keadaan panas
Perhatian :
1. Selama bekerja perhatikan keadaan
2. Bila pakaian kotor, basah dan alat tenun kotor baru diganti
3. Setiap air kotor harus diganti
37

FORMAT
MEMANDIKAN ORANG DEWASA
N
o
1
2
3
4
5
6
7
8
1
1
2
3

KEGIATAN
PERSIAPAN ALAT
Satu kom berisis air hangat / dingin
2 kantong pencuci
Sabun mandi
Sisir
Sikat gigi, pasta gigi
1 handuk
Pakaian
Ember tertutup
PERSIAPAN PASIEN
Memberi tahu pasien tentang tindakan yang
akan dilakukan
PELAKSANAAN
Memakai celemek
Perawat mencuci tangan
Sebelum mandi
a. Membantu pasien menyikat gigi
b. Membantu untuk buang air kecil / buang
air besar
Mencuci muka
a. Letakkan handuk melintang dibawah
kepala
b. Mencuci daerah mata
c. Mencuci daerah muka dan telinga ( k/p
memakai sabun ), lalu dibilas dan
dikeringkan
Mencuci Lengan
a. Pakaian atas dibuka
b. Letak handuk melintang diatas dada
c. Tangan diletakkan diatas handuk
d. Menyabuni tangan ( dari jari kearah ketiak
)
38

1
0

1
1
1
2
1

e. Membilas dan mengeringkan


Mencuci Dada
a. Leak handuk melintang dibawah
punggung
b. Kedua tangan dikeataskan
c. Menyabuni leher dan dada
d. Membilas dada dan mengeringkan
e. Memberi bedak tipis- tipis
Mencuci Punggung
a. Handuk tetap dibawah pungggung
b. Pasien miring kekiri
c. Menyabuni. Membilas dan mengeringkan
d. Memberi bedak
e. Bila keadaan rnemungkinkan boleh
tengkurap
Mencuci Kaki :
a. Letak handuk memanjang dibawah kaki
b. Menaggalkan pakaian bawah
c. Lutut ditekuk
d. Menyabuni kaki dari jari-jari kaki kearah
paha
e. Membilas dan megeringkan
Mencuci bagian bawah depan :
a. Letak handuk melintang dibawah bokong
b. Sebagian handuk menutupi tubuh bagian
bawah depan
c. Mencuci tubuh bagian bawah depan.
d. Membilas dan mengeringkan
e. Memberi bedak tipis tipis
Mencuci Bagian Bawah Belakang :
a. Handuk tetap melintang dibawah bokong
b. Pasien miring kekiri
c. Menyabuni, membilas dan mengeringkan
d. Memberi bedak
e. pasien miring kekanan
f. menyabuni membilas dan mengeringkan
memberi bedak
Mengenakan pakaian bagian bawah
39

3
1
4
1
5

Menyisir rambut
Merapikan tempat tidur
Mengembalikan alat - alat
Mencuci tangan

Keterangan.
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
40

.............................................................................................................

41

FORMAT
MEMANDIKAN BAYI
N
o
A
1
2
3
4
5
6
7
B
1
2
C
1
2
3
4
5

KEGIATAN
PERSIAPAN ALAT
Alkohol 70% dan Betadine 10 % dalam
tempatnya
Kassa dan kapas steril dalam tempatnya
Korentang dalam tempatnya
Perlengkapan pakaian bayi ( gurita, popok,
baju )
Pengikat tali pusat steril
Aquadest steril
Gunting Verband
PERSIAPAN PASIEN DAN LINGKUNGAN
Melakukan pendekatan molalui anak atau
keluarganya
Untuk bayi diselimuti kain khusus atau
digedong
PELAKSANAAN
Kassa Pembungkus tali pusat ditetesi Aquadest
dan dibuka
Bersihkan tali pusat dengan kapas alkohol mulai
dari ujung sampai pangkal tali pusat dan
daerah sekitarnya dengan diameter cm
Olesi tali pusat dengan betadine dengan cara
yang sama seperti diatas
Tali pusat selanjutnya dibungkus kasa steril dan
difiksasi dengan gurita
Pakaian bayi dikenakan dan selanjutnya
dirapikan, kemudian dibaringkan dengan posisi
sesuai kebutuhan

42

Keterangan.
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................

43

PEMELIHARAAN RAMBUT
Pemeliharaan Rambut meliputi :
1. Mencuci rambut
2. Menyisir rambut
3. Memasang kap kutu
Pemeliharaan rambut sangat penting, sebab dapat :
1. Mencegah rontoknya rambut
2. Mencegah timbulnya kutu rambut
3. Mencegah infeksi pada kulit kepala
4. Kelihatan rapi, bersih dan bercahaya
5. Memberi perasan senang dan segar
A. MENCUCI RAMBUT
Artinya : Menghilangkan kotoran - kotoran yang ada / melekat di
rambut serta kulit kepala, dengan menggunakan : shampo (
obat untuk mencuci ram but ) dan di bilas dengan air yang
bersih
Tujuan :
a. Untuk menghilangkan bau pada rambut dan memberi rasa segar
b. Untuk membersihkan kulit kepala dan rambut dari kotoran kotoran
c. Untuk merangsang peredaran darah dibawah kulit kepala
d. Memberi perasaan senang pada penderita dan rasa segar
Waktu :
a. Bila rambut kelihatan kotor
b. Pada penderita - penderita yang akan menjalani operasi
c. Setelah mengerjakan perasat memasang kap kutu
Persediaan alat - alat :
Baki berisi :
44

1. 2 buah handuk
2. Perlak pengalas
3. Talang karet
4. 2 buah sisir
5. Waskom yang berisi air hangat dan sarung
6. Shampo, kapas, dan kassa +
7. Kom kosong
8. Ember kosong
9. Kain pel
10.Bengkok berisi larutan lysol 2 - 3 %
11.Celemek
12.Gayung
13.
Head band (pengganti waslap tutup mata )
B. Menyisir Rambut
Artinya: Mengatur rambut supaya kelihatan rapi
dan rajin
Tujuan :
a. Memberikan perasaan senang pada pasien
b. Merangsang kulit kepala
c. Mencegah bersarangnya kutu kutu rambut
d. Agar rambut terpelihara dengan baik
Waktu :
a. 2 kali sehari
b. Bilamana perlu untuk konsultasi
Persediaan alat - alat :
Baki berisi
:
a. Sisir
b. Karet gelang, bila rambut pasien panjang
c. Bengkok berisi larutan air lysol 2 %
d. Handuk
e. Minyak rambut b/p
C. MEMASANG KAP KUTU
45

Artinya : Menggosokkan obat kutu pada rambut dan kepala penderita


kemudian membungkusnya dengan kap untuk mematikan kutu
- kutu rambut serta telur telurnya
Tujuan :
a. Memusnahkan kutu - kutu serta tetur - telurnya
b. Menghindari penderita dari luka -- luka di kepalanya
c. Menccgah penularan kutu - kutu rambut dari penderita ke
penderita yang lain, serta menjaga kebersih rambut
Waktu :
a. Bila keadaan penderita mengijinkan
b. Bila penderita / pada penderita yang
mempunyai kutu rambut
Macam - macam obat kutu :
a. Peditok
b. Cuka 3 %
c. D.D.T ( Diclor Difenil Trichloretan ) 5 %
Rambut yang diserang kutu disebut : Pedisculo
Persediaan alat - alat :
a. Pengalas dari karet
b. Kom berisi obat pembasmi kutu
c. Kertas koran
d. Sisir kutu ( serit )
e. Bengkok dalam lanrtan lysol 2%
f. Ember berisi larutan lysol 2 %
Perhatian : harus memperhatikan keadaan pasien

46

FORMAT
MENCUCI RAMBUT
N
o

KEGIATAN

47

1
2
3
4
5
6
7
8
9
1
0
1
1
1
2
1
3
1
4
1
5
1
6
1
7
1

Dekatkan alat - alat yang telah disiapkan


Cuci tangan
Berdirilah di sisi kanan / kiri klien
Beritahu klien bahwa akan dilakukan mencuci
rambut
Pasang celemek
Pasang perlak dan handuk dibawah kepala
klien
Pasang talang di bawah kepala klien dan
arahkan ke ember yang kosong
Letakkan kain pel di bawah ember kosong
tersebut
Sumbatlah telinga klien dengan kapas dan
kenakan head band ( dari handuk ) pada
dahi pasien
Tutup dada dengan handuk sampai leher
Sisirlah rambut kemudian di siram dengan
air hangat memakai gayung
Tuangkan shampo pada kain kassa,
gosokkan pada pangkal rambut, setelah itu
lakukan massage dengan ujung lain
Bilaslah rambut sampai bersih dan
kemudian keringkan
Angkat talang dan masukkan ke dalam
ember yang telah dikosongkan dari air
buangan
kemudian
letakkan
handuk
penutup dada ke dalam baki
Atur pasien ke posisi semula dengan cara
mengangkat kepala dan alas kepala di atas
rambut
Sisirlah rambut pasien dan biarkan kering
atau dengan menggunakan hair dryer
Buka celemek dan masukkan ke dalam
ember
Rambut bersih
Pasien dan tempat tidur rapi
Alat - alat dibereskan dengan baik
Perawat cuci tangan
48

8
1
9
2
0
2
1

49

Keterangan.
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................

50

FORMAT
MENYISIR RAMBUT
N
o
1
2
3
4
5
6
7

8
9
1
0
1
1

KEGIATAN
Perawat cuci tangan
Alat alat disiapkan
Penderita terlebih dahulu diberitahu
Handuk diletakkan di bawah kepada penderita
yang terbaring/ penderita duduk pada
penderita yang sudah boleh duduk
Bila rambut kusut dapat diberi minyak rambut
dahulu
Rambut dibagi menjadi dua, kemudian disisir
sedikit demi sedikit dari ujung pangkal
Setelah rambut licin, rambut di ikat dengan
karet gelang dan pada rambut yang panjang
bisa dijalin dng rapi serta diikat dengan karet
gelang pada pangkalnya
Bila rambut rontok , masukkan ke dalam
bengkok berisi larutan lysol
Sisir dibersihkan yang bersih dan handuk
diangkat
Alat alat kerja dirapikan atau diangkat
Perawat cuci tangan

51

Keterangan.
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................

52

MEMELIHARA KEBERSIHAN MULUT


Pemeliharaan kebersihan mulut meliputi :
a. Menyikat gigi
b. Membersihkan mulut
c. Memelihara gigi palsu
Mulut adalah rongga lonjong pada permulaan saluran
pencernaan yang terdiri atas dua bagian ;
a. Bagian luar yang sempit yaitu : ruang diantara gusi
serta gigi dengan bibir, , dan pipi
b. Bagian dalam yaitu : rongga mulut yang di batasi di
sisi - sisinya oleh tulang maxsilaris dan semua gigi
di sebelah belakang bersambung dengan awal faring
Atap mulut dibentuk oleh palatum : bagian dalam dari
mulut seluruhnya dilapisi oleh selaput lendir dan selalu dalam
keadaan basah oleh air ludah yang dihasilkan dari kelenjar
ludah
Jika ada sisa - sisa makanan yang tertinggal di dalam selasela di rongga mulut maka akan menyebabkan mulut
menjadi kotor dan menimbulkan infeksi
A. MENYIKAT GIGI
Artinya : Membersihkan gigi dari sisa - sisa kotoran makan yang
melekat di sela- sela atau pada gigi , dengan mempergunakan
sikat gigi
Tujuannya :
a. Memberikan perasaan segar pada penderita
b. Supaya mulut dan gigi tidak berbau atau bersih
c. Mencegah terjadinya stomatitis dan caries
Wakt u :
a. Bila gigi gigi kotor
b. Sesudah makan
53

Persediaan alat - alat


Baki bertsi :
a. Sikat gigi
b. Handuk
c. Gelas berisi air bersih dengan pengisapnya
d. Bengkok
Kontra indikasi :
Penderita payah
Perhatian :
a. Bila penderita tidak dapat menyikat gigi sendiri maka
dilakukan oleh perawat
b. Bekerja dengan hati - hati untuk mencegah perdarahan
c. Selama bekerja perhatikan keadaan penderita
B. Membersihkan Mulut
Artinya ; Membersihkan mulut dan gigi dari kotoran dengan
menggunakan kassa atau lidi kapas
Tujuannya :
a. Mencegah Infeksi
b. Memberikan perasaan senang
Dilakukan pada :
a. Penderita yang tidak dapat mempergunakan sikat gigi, karena
stornatitis yang hebat
Persedian alat - alat :
Baki berisi :
a. Handuk
b. Gelas kumur berisi air masak / air garam
c. Boraks gliserin 10 % dalam tempatnya
d. Tong spatel
e. Lidi kapas
f. Bengkok
g. Kassa
h. Bila perlu gentian violet
54

FORMAT
MEMBERSIHKAN MULUT
N
o
1
2
3
4

5
6

KEGIATAN
Kaji keadaan mulut dan gigi pasien, juga daerah
sekitar meleputi kebersihan dan kelainan kelainan yang ada
Tentukan rencana tindakan yang akan
dilakukan sesuai dengan kemampuan / kondisi
pasien
Jelaskan pada pesien tentang apa yang akan
dikerjakan
Persiapan alat - alat yang diperlukan di atas
baki beralas atau meja dorong, sebagai berikut
:
gelas air hangat untuk kumur- kumur
1 buah pemangkas dalam keadaan tergulung
1 buah bengkok untuk tempat kotoran
Sudip lidah yang ujungnya dibungkus kain
kasa untuk menekan dorsum
Tissue secukupnya untuk mengeringkan
sekitar mulut
1 buah pinset anatomi untuk menjepit
deppers
Lidi kapas secukupnya bila perlu
Gentian violet untuk mengulas stomatitis (
bila ada )
Boraks gliserin tidak bisa kumur,
tambahkan :
Mesin suction / slym suicker untuk
menghisap sekret / cairan yang ada
dirongga mulut
Air hangat sekitar 30 - 50 cm datam spuit
untuk membasahi bagia - bagian mulut
Jika pasien memakai gigi pa1su, tambahkan
55

7
8
9

1
0

1
1

1
2
1
3

;
- ( satu ) buah kom /
handuk
1 ( satu ) sikat gigi
Pasta / serbuk gigi
1 ( satu ) tempat unluk gigi palsu
Jika semua alat tclah siap, bawa ke dekat
pasien
Perawat cuci tangan
Atur posisi pasien miring semi fowler dengan
kepala miring menghadap perawat, jika tidak
bisa tidur dengan kepala miring menghadap
perawat, jika tidak bisa tidur dengan kepala
miring berada di pinggir bantal.
Pasang pengalas dibawah dada sampai dagu,
lalu letakkan bergkok di bawah pipi
Untuk pasien yang tidak sadar
Posisi pasien miring, bertumpu pada perut /
pinggang, kepala lebih rendah dari dada
Pengalas dipasang di bawah kepala dan leher,
bengkok diletakkan di bawah dagu dan mulut
Ambil air untuk berkumur, bantu pasien untuk
berkumur, buang
ke dalam bengkok, Bila
pasien tidak bisa berkumur / tidak sadar :
letakkan suction di bawah lidah, Amhil spetel
dengan tangan kiri untuk menekan dorsum hingga
mulut terbuka, kemudian ambil spuit yang berisi
air deng an tangan kanan, semprotkan sedikit sedikit di sisi mulut yang atas, letakkan spuit,
tekan / hidupkan mesin suction atau bila tidak
ada hisap dengan suction kemudian untuk sisi
mulut yang bawah.semprotkan air ke seluruh
bagian mulut dengan tangan kanan lalu
letakkan, hisap kembali airnya
Tangan kiri tetap menekan lidah dengan
spatel, ambil pinset anatomi dengan tangan
kanan, jepit 1 buah deppers, basahi dengan air
garam, bersihkan palatum atas dengan
56

1
4
1
5
1
6
1
7
1
8

deppers kotor ke bengkok. Ambil lagi deppers


dengan pinset basahi dengan air garam,
bersihkan geraham kanan dan kiri atas dengan
gerakan bawah kiri dan kanan, gigi bawah kiri
dan kanan, lidah lalu bibir dengan gerakan
yang sama
Ganti setiap deppers yang kotor, buang
kedalam bengkok, jangan lupa basahi dengan
air garam dulu, jika ada air yang menggenang
di rongga mulut (untuk pasien tidak sadar)
hisap dengan selang suction
Kegiatan seperti no 7
Keringkan sekitar mulut dengan tissue, bila
bibir pasien kering olesi dengan boraks gliscrin
menggunakan lidi kapas
Bengkok diangkat, pengalas digulung kembali,
alat-alat lain disimpan kcmbali ke baki / meja
dorong
Setelah semua tindakan selesai atur kembali
posisi pasien sesuai dengan kebutuhan
Untuk pasien tidak sadar
Biarkan dulu dengan posisi awal, sekitar 20
menit setelah prosedur, baru posisi diperbaiki
Perawat cuci tangan
Untuk pasien yang memiliki gigi palsu
1. Sebelum membersihkan mulut, gigi palsu
dilepas dulu setelah berkumur anjurkan
pasien untuk melepas gigi palsunya, jika
tidak bisa perawat membantu:
- Pegang bagian atas gigi palsu dengan
kasa atau tisu, gerakan keatas dan
kebawah pelan -- pelan, bila sudah
terasa longgar, lepaskan ulangi dengan
gigi palsu
- Yang bawah dengan cara yang sama
2. Setelah mulut dan sekitarnya dibersihkan,
bersihkan gigi palsu dengan cara:
- Ambil gigi palsu bagian atas dengan
57

1
9
2
0
2
1
2
2

tangan kiri, siram dengan air hangat


diatas baskom.
- Kemudian dengan tangan kanan ambil
sikat gigi yang sudah diberi pasta /
serbuk gigi. Bersihkan seluruh
pcrmukaan gigi palsu mulai dari
belakang ke depan dengan gerakan
keatas dan kebawah
- Setelah seluruh permukaan gigi
dibersihkan, bilas dengan air hangat,
lalu keringkan dengan tisu, simpan.
- Ulangi
3. Pasang kembali gigi palsu dengan cara:
- Masukkan gigi palsu bagian bawah
terlebih dahulu, letakkan di gusi lalu
ditekan tekan seluruh permukaan gigi
pelan pelan
- Pasang gigi palsu bagian atas dengan
cara yang sama
Mulut pasien bersih
Pasien merasa aman dan nyaman
Alat alat bersih dan rapi kembali ketempat
semula
Perawat cuci tangan

Keterangan.
58

.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................

59

FORMAT
MENGGOSOK GIGI
N
o
1
2

3
4

5
6
7
8

KEGIATAN
Kaji keadaan gigi dan sekitarnya, meliputi
bentuk, kebersihan dan kelainan kelainan
yang ada
Tentukan rencana tindakan sesuai dengan
kondisi pasien, jika pasien mampu menggosok
gigi sendiri, perawat mendampingi pasien saat
membersihkan giginya, jika tidak mampu
perawat membantunya
Jelaskan pada pasien tujuan menggosok gigi
dan apa saja yang akan dikerjakan
Persiapan alat - alat yang diperlukan di
dalam baki beralas atau meja dorong,
sebagai berikut :
o 1 buah pengalas dalam keadaan
tergulung
o l buah bengkok untuk tempat buangan
air kumur
o 1 gelas air hangat untuk kumurkumur
o I buah Sikat gigi yang sudah di beri
pasta secukupnya
o Tissue secukupnya untuk
mengeringkan sekitar mulut
o 1 buah sudip lidah yang ujungnya
dibungkus kassa ( jika pasien sulit
membuka mulut )
o batang lidi secukupnya ( bila perlu )
o Setelah semua alat siap, dibawa ke
dekat pasien, perawat cuci tangan,
60

9
1
0

1
1

1
2
1
3
1
4
1
5

pasang sampiran bila perlu


Atur posisi pasien jika bisa pasien setengah
duduk
Jika tidak pasien tidur dengan posisi kepala
lebih tinggi
Pasang pengalas diatas dada sampai
dibawah dagu
Ambil air hangat, bantu pasien kumurkumur, buang air kumur ke dalam bengkok
Anjurkan pasien untuk membuka mulutnya
jika tidak bisa ambil sudip lidah dengan
tangan kiri, letakkan pada dorsum, tekan
hingga mulut terbuka
Dengan tangan kanan, ambil sikat gigi yang
tclah diberi pasta, pegang sikat gigi 45 dcrajat
dari sikat gigi, bersihkan gigi geraham, atas kiri
lalu kanan, dari belakang ke depan dengan
gerakan dari bawah ke atas lalu putar keluar
dari dalam, kemudian gigi bagian bawah dengan
cara yang sama, sikat gigi dipegang sejajar
dengan gigi atas
Beri pasien air untuk berkumur, lalu buang
ke dalam bengkok, ulang sampai bersih dan
pasien merasa segar
Jika masih ada sisa makanan di sela gigi,
bersihkan sela gigi dengan benang.
o gulung benang di antara jari kiri dan
kanan
o pegang dan rentangkan dengan ibu jari
kiri dan kanan dengan jarak sekitar 10
cm
o Masukkan benang di sela gigi mulai dari
belakang ke depan
Keringkan sekitar mulut dengan tisu, buang
ke bengkok
Bengkok diambil alat dibersihkan
Atur posisi pasien perawat cuci tangan
Gigi bersih, pasien merasa nyaman
61

Keterangan.
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................

62

VULVA HYGIENE
Artinya :
Membersihkan alat kelamin wanita bagian luar
Tujuan :
1. Memberikan rasa nyaman pada penderita
2. Mencegah infeksi
3. Memperlancar keluarnya lochea
4. Menjaga agar vulva dan perineum tetap kering
Dilakukan :
1. Rutin pada penderita yang habis melahirkan
2. Penderita yang payah
3. Sewaktu - waktu bila diperlukan
Persediaan alat - alat
Baki berisi :
1. Bak instrumen yang berisi bahan steril :
Pinset
Sarung tangan / Hand scoon
Kapas sitblimat atau kapas lysol 1/2 %
Atau larutan PK 1/4000
Yang direndam 24 jam sebelumnya
2. Bengkok
3. Pot
4. Botol berisi larutan lisol 1% atau PK 1 : 400
Bila untuk penderita habis melahirkan persedan ditambah
:
1. Lidi kapas steril
2. Obat merah sulfa puder atau betadin salep
3. Duk
4. Gurita dan stik laken bila perlu
63

FORMAT
VULVA HYGIENE
N
o
1
2
3

4
5
6
7
8

KEGIATAN
Alat alat dibawa kedekat pasien
Memasang sampiran
Menutup badan pasien dengan kain penutup,
kemudian pakaian bawah pasien dikeataskan.
Bengkok diletakkan disela sela paha pasien
dengan terlebih dahulu mengatur posisi pasien
(DR). Dengan sarung tangan steril / kapas
sublimat, membuka labia mayora,
membersihkan vulva bagian luar dengan kapas
sublimat satu arah dari atas kebawah, kapas
dipakai satu kali kemudian dibuang ke bengkok
Catatan:
Kapas sublimat diambil dengan menggunakan
pinset steril
Minimal dilakukan sekali atau sampai dianggap
bersih
Pakaian dirapikan
Alat alat dibersihkan
Perawat cuci tangan
Pasien merasa aman dan nyaman

64

Keterangan.
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................

65

MENGGANTI ALAT TENUN ("BED MAKING")


Tujuan Umum :
Mahasiswa mampu melakukan latihan mengganti alat tenun
Tujuan Khusus :
Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa diharapk.an mampu :
1. Menyebutkan pengertian mengganti alat tenun atau
"bed making"
2. Menyebutkan tujuan dan mengganti alat tenun
3. Menyebutkan alat - alat yang diperlukan
4. Mendemonstrasikan latihan mengganti alat tenun
Pengertian :
Mengganti alat tenun kotor dengan alat tenun yang bersih pada
tempat tidur klien dengan klien di atas tempat tidur dan pada
tempat tidur kosong
Tujuan :
1. Untuk memberikan lingkungan yang bersih, tenang dan
nyaman
2. Untuk menghilangkan hal yang dapat mengiritasi kulit
dengan menciptakan alat tidur dan selimut yang bebas dari
kotoran / lipatan
3. Untuk meningkatkan gambaran diri dan harga diri klien
dengan menciptakan tempat tidur yang bersih, rapi dan
nyaman
4. Untuk mengontrol penyebab mikroorganisme
Alat - alat :
1. Alas kasur
2. Laken
3. Perlak
4. Steek laken (sprei melintang )
5. Boven laken ( sprei alas )
66

6. Selimut
7. Sarung bantal
8. Over Iaken ( Sprei penutup )

Tempat tidur dan perlengkapannya :


a. Macam - macam tempat tidur
Menurut bentuknya
1. Biasa
2. Yang dapat dirubah posisinya
3. Beroda
Menurut bahannya :
1. dari kayu
2. dari besi
Ukuran tempat tidur :
Panjang : 190 cm
Iebar
: 90 cm
Tinggi
: 70 cm
Syarat tempat tidur yang baik :
1. Kuat dan tahan lama
2. Mudah dibersihkan dan dihapus hamakan
3. Mudah untuk merawat pasien
Tempat tidur harus diletakkan sedemikian rupa sehingga penderita
tidak terkena angin atau cahaya yang menyilaukan.
b. Macam macam kasur
1. dibuat dari kain tenun berisi kapuk atau sabut
kelapa
2. karet busa
3. kasur ukuran disesuaikan dcngan tempat tidur, tebalnya 10
cm
c. Bantal :
1. Ukurannya 60 x 45 cm
2. Isi dapat dari bahan kapuk atau busa
d. Alas kasur:
1. Terbuat dari tenun, karet atau plastik
2. Pada ke-empat ( 4) ujungnya dibagi tali - tali mengikat
67

Guna : Untuk melindungi kasur supaya


tidak kotor
e. Sprei atau laken ;
Gunanya untuk :
1. Untuk menutup kasur bagian atas
2. Ukurannya lebih besar dari ukuran kasur 2,80 x 2 meter
f. Perlak atau Zeil :
'
Ukurannya : I meter + dengan 50 cm kain balaso pada kedua
belah sisinya.
Gunanya : Melindungi sprei dan kasur agar tidak mudah basah
dan kotor
g. Steek laken
Ukurannya : 2 x 1,20 meter
Gunanya : Melindungi penderita dari perlak dan menutup perlak
supaya kelihatan rapi
h. Boven laken :
Ukurannya : 2,60 x 2,10 meter
Gunanya : Untuk melindungi selimut supaya tidak kotor
i. Selimut :
Dapat terbuat dari bahan wool, flanel atau katun
Gunanya : untuk memberi rasa hangat pada pcnderita
j. Sarung bantal :
Bahan dapat digunakan dari katun
Ukurannya : 70 x 50 cm
k. Over laken :
Gunanya : Untuk menutup tempat tidur
Ukurannya : 2,5 x 2 meter

68

FORMAT
MEMPERSIAPKAN TEMPAT TIDUR
N
o
1.

2
3
4
5
6
7
8
9
1
0
1
1

KEGIATAN
Siapkan alat tenun yang diperlukan di
atas / meja dorong, yang telah di lipat dan
di susun menurut urutan pemakaian ( dari
atas ) sebagai berikut :
Alas kasur
Perlak
Sprei melintang ( Steek laken )
Sprei alas ( Boven laken ) .
Selimut
Sarung bantal
Sprei penutup ( Over laken )
Dekatkan alat - alat tenun yang diperlukan
Perawat cuci_tangan
Pasang alas kasur dan ikatan tali - talinya ke
arah dalam rangka pada tiap sudut
Letakkan sprei dengan lipatan panjang yang
menentukan garis tengahnya di tengah tengah tempat tidur
Masukkan sprei pada bagian kepala 25 cm ke
bawah kasur, kemudian buat sudut 45
Masukkan sprei pada bagian kaki 25 cm ke
bawah kasur dan buat sudut 45
Masukkan sprei bagian sisi ke bawah kasur (
posisi perawat berdiri )
Letakkan perlak melintang 50 cm dari garis
kasur bagian , kepala, demikian juga steek
laken, dan masukkan sama - sama ke
bawah kasur
Letakkan boven laken secara terbalik dengan
jahitan lebar di bagian kepala, mulai dari garis
kasur kemudian masukkan bagian kaki k.e
69

1
2
1
3
1
4
1
5
1
6
1
7
1
8

bawah kasur
Lipat selimut 25 cm dari garis kasur bagian
kepala dan masukkan bagian kaki ke bawah
kasur
Lipat boven laken bagian atas tepat di atas
garis selimut
Masukkan bantal ke dalam sarungnya dan
letakkan bantal dengan yang tertutup ke
jurusan pintu
Selesaikan bagian sisi yang lain, seperti sisi
yang tadi
Pasang sprei penutup
Perawat cuci tangan
Perhatikan kembali apakah alat - alat tenun
sudah tegang dan rata
Apakah alat alat tenun yang terselip ke bawah
alas kasur
dengan tegang dan rata

Keterangan.
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
70

.............................................................................................................
.............................................................................................................

71

FORMAT
MENGGANTI ALAT TENUN DENGAN PASIEN DI
ATASNYA
N
o
1.
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12

13
14
15

KEGIATAN
Menjelaskan prosedur pada klien
Kaji status pasien dan rencana tindakan
keperawatan yang dilakukan
Lihat keadaan alat - alat tenun yang kotor
dan perlu diganti
Komunikasi rencana tindakan yang akan
dilakukan, jelaskan maksud dan tujuannya
Siapkan alat dan bahan yang diperlukan
di atas baki / meja .dorong
Cuci tangan
Angkat selimut lalu masukkan ke dalam
tempat pakaian kotor
Miringkan pasien bila tidak dapat miring
sendiri dibantu seorang perawat lagi yang
memegang atau menahan bahu dan paha
pasien dari sisi lain.
Tempatkan bantal di bawah kepala
pasien
Lepaskan alat tenun dari bawah kasur di
mana perawat berdiri
Gulung steek laken sampai ke punggung
pasien
Bersihkan perlak dengan lap yang
dicelupkan ke dalam larutan lysol, lalu
bersihkan dengan air bersih, kemudian
keringkan dan tutupkan sampai ke
punggung pasien ( bila
perlu perlak
diganti )
Gulung sprei sampai ke punggung pasien
72

16
17
18

19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32

Bersihkan kerangka tempat tidur sebelah


tempat perawat berdiri
Bentangkan sprei bersih memanjang
dengan lipatan tengahnya tepat pada
bagian tengah tempat tidur
Masukkan sprei bagian kepala dan kaki
ke bawah kasur kemudian buat sudut
dan masukkan bagian sisi ke bawah
kasur
Bentangkan kembali perlak yang
ditutupkan pada punggung pasien
Pasang
steek
laken
bersih
dan
bersama dengan perlak masukkan ke
bawah kasur, cara membentangkan
seperti memasangkan sprei
Terlentangkan
pasien
kemudian
miringkan ke sisi lain
Perawat pindah ke sisi lain dan bawa
alat-alat pembersihan
Lepaskan alat tenun dari bawah kasur
Angkat steek laken yang kotor, kemudian
masukkan ke tempat pakaian kotor.
Bersihkan perlak seperti cara diatas
kemudian masukkan ke tempat pakaian
kotor
Angkat
sprei
kotor,
kemidian
masukkan ke tempat pakaian kotor.
Bersihkan kerangka tempat tidur
seperti diatas
Menarik sprei bersih pada punggung
pasien, lalu bentangkan sampai rata.
Terlentangkan
pasien
kemudian
miringkan ke sisi lain Perawat pindah
kc sisi lain dan bawa alat-alat
pcmbcrsihan
Lepaskan alat tenun dari bawah
kasur,
Ganti
dengan
yang
bersih
lalu
73

33
34
35

letakkan di bawah kepala pasien


Menarik perlak
Menarik steek laken yang kotor dengan
yang
bersih
(caranya
seperti
memasang selimut mandi )
Masukkan sprei, perlak, steek laken
bagian sisi serta bagian kepala ke
bawah kasur
Rapikan pasien
Bersihkan dan kembalikan alat-alat
Periksa keadaan pasien apakah tetap
baik setelah bekerja
Pastikan apakah alat-alat tenun sudah
terlentang rata dan tidak terdapat
lipatan

Keterangan.
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
74

.............................................................................................................

75

PEMELIHARAAN LINGKUNGAN PENDERITA


1. Melawa - lawa
Artinya : Membersihkan sarang laba-laba, debu kotoran yang ada
pada dinding dan langit - langit
Tujuan :
1. supaya ruangan tetap. terpelihara dan bersih
2. mencegah penularan
3. supaya menyenangkan dan sedap dipandang mata baik olch
penderita, petugas dan orang lain
Waktu pembersihan :
1. dilakukan setiap hari atau bila perlu dan
kelihatan kotor
2. pada waktu pembersihan besar / kerja bakti
Persediaan alat-alat :
a. sapu sarang laba - laba / sapu ijuk
b. kain scgi tiga untuk tutup kepala
c. celemek / baju
d. masker
e. lap bersih
2.

Menyapu
Persediaan alat :
a. sapu lantai dan baskom bcrisikan air
b. serok sampah dan tempat sampah

3. Mengepel
Persediaan alat :
a. kain pel 2 buah
b. tangkai pengepel
c. ember berisi larutan creolin
d. ember berisi air bersih
76

FORMAT
HYGIENE LINGKUNGAN
A. MENYAPU
N
o
1
2
3
5
6
7
8

KEGIATAN
Lantai diperciki dahulu dengan air, jangan
terlalu basah, hal ini supaya debu jangan
beterbangan.
Kemudian ruangan disapu dari arah sudut
menuju keluar
Sampah dikumpulkan di dekat pintu kemudian
diserok dan di buang ke tempat sampah
Bila ada kotoran yang besar-besar, misalnya :
kulit jeruk, kulit pisang langsung dimasukkan
dalam serok.
Alat-alat di bersihkan dan dikembalikan
ketempatnya
Lantai dalam keadaan bersih
Perawat cuci tangan

77

Keterangan.
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................

78

FORMAT
HYGIENE LINGKUNGAN
B. MENGEPEL
N
o
1.
2
3
4
5
6
7
8
9

KEGIATAN
Kain pel dimasukkan ke dalam larutan creolin,
kemudian diperaskan tetapi jangan terlalu
kering
Kemudian dipasang pada tongkat pengepel
Mengepel dari sudut kemudian ke bagian
tengah
Kain pel harus dibilas atau dibersihkan dalam
ember air bersih kemudian dimasukkan ke
dalam larutan creolin, diperas dan dipakai lagi
Hal ini dilakukan berulang kali sampai lantai
bersih
Jika larutan creolin kelihatan kotor harus
diganti
Setelah selesai semua alat-alat dibersihkan
dan dijemur, kemudian dikembalikan pada
tempatnya
Lantai dalam keadaan bersih
Perawat cuci tangan

79

Keterangan.
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................

80

FORMAT
HYGIENE LINGKUNGAN
C. MELAWA LAWA
No
1.
2
3
4
5
6
7
8
9

KEGIATAN
Cuci tangan
Penderita dan alat-alat yang dapat diangkut di
bawa keluar dan untuk alat-alat yang tidak bisa
diangkat ditutup dengan kain penutup koran
atau
Baju atau celemek dipakai, kepala dibungkus
atau ditutup dengan kain segitiga dan bila perlu
memakai masker
Sapu sorong laba-laba yang dibungkus dengan
lap basah
Langit-langit disapu dari sudut menuju ke
tengah, atau bisa dari ruangan yang tidak
begitu kotor lebih dahulu
Pada pembersihan dinding kamar dari atas ke
bawah kemudian bagian dinding bawah
dibersihkan memakai sapu ijuk
Kain segitiga dan maske dibuka kemudian
dilanjutkan dengan menyapu dan mengepel
Langit-langit dan dinding dalam keadaan bersih
Perawat cuci tangan

81

Keterangan.
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................

82

FORMAT
HYGIENE LINGKUNGAN
D.MELAP KACA
N
KEGIATAN
o
1. Cuci tangan
2 Terlebih dahulu kayunya dibersihkan dengan larutan
sabun dan dibilas dengan air bersih
3 Bersihkan kacanya dengan lap larutan sabun hangat
dari sudut menuju ke bagian tengah
4 Bila ada kotoran yang tidak bisa hilang, dibersihkan
dengan silet
5 Kemudian dibersihkan dengan lap bersih dan
6 dikeringkan
Dengan lap tua yang diberi spiritus bakar digosok pada
7 kaca atau dapat pula memakai kertas koran
8 Alat-alat disimpan dan dibersihkan pada tempatnya

Perhatian :
Bila air kotor segera diganti
kaca jangan sampai pecah (harus hatihati)
9 jangan sampai menimbulkan goresan silet
pada kaca
Perawat cuci tangan

83

1 2 3

Keterangan.
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................

84

MEMBANTU AMBULASI
Ambulasi klien
Ambulasi atau gerakan untuk berjalan merupakan suatu fungsi
yang perlu untuk dibantu. khususnya bagi klien yang berada pada
kondisi sakit atau ditempat tidur yang mengalami immobilisasi. Masa
perawatan yang semakin lama akan semakin menurunkan
kemampuan berjalan.
Klien yang berada pada tempat tidur 1- 2 hari berturut - turut
akan menjadilemah dan tidak siap dan gemetar pada saat pertama kali
bangun dan turun dari tempat tidur . Begitu pula pada klien yang
mengalami pembedahan, klien lansia atau klien dengan
immobilisasi dalam waktu lama akan merasa.sangat lemah
Resiko masalah immobilisasi akan dapat dikurangi apabila
klien untuk ambulasi sesegera mungkin.Perawat dapat membantu
klien untuk mempersiapkan ambulasi dengan membantu mereka
pada tingkat kemandirian yang mungkin dicapai pada saat klien
masih di tempat tidur. Perawat harus memberikan dukungan
pada klien dalam melakukan aktivitas sehari-hari, menjaga
posisis tubuh yang benar dan melakukan latihan ROM ( Range
Of Motion)sampai mencapai batas kemampuan maksimal
dengna tetap memperhatikan pembatasan sesuai dengan
penyakit dari program pemulihan.
Mengajarkan klien Menggunakan Alat Bantu JalanMekanik
:
Tujuan :
1. Meningkatkan kekuatan otot, pergerakan sendi dan
kemampuan mobilisasi.
2. Menurunkan resiko komplikasi immobilisasi
3. Menurunkan ketergantungan klien terhadap orang lain
4. Meningkatkan rasa percaya diri klien
Klien mungkin memerlukan bantuan/asistensi berupa dukungan
sesudah kondisi immobilisasi atau memerlukan alat bantu ambulasi.
85

Bermacam-macam alat bantu tersedia untuk membantu ambulasi.


Terdapat beberapa tingkatan alat bantu mobilisasi yaitu tongkat,
dengan sport minimal, serta kruk dan alat bantu jalan ( walker )
yang dapat digunakan oleh klien apabila ekstremitas bawahnya
tidak dapat menopang anggota badan-sepenuhnya
Pemilihan alat yang tepat tergantung pada umur, diagnosa,
kordinasi muskular dan kemampuan klien. Penggunaan alat bantu ini
bisa temporal seperti pada klien pemulihan fraktur ekstremitas
atau pembedahan ortopedi. Penggunaan secara permanen seperti
pada kasus klien paralisis atau kelemahan ekstremitas bawah yang
permanen.
1. Tongkat atau canes
Tongkat merupakan alat ringan, membantu pergerakan dengan
mudah terbuat dari kayu atau besi.Tongkat dapat membantu
menjaga keseimbangan badan, diberikan bagi klien dengan
hemiparese
dan
digunakan
untuk
menurunkan
ketegangan karena kumpulan beban yang berat.Tongkat tidak
direkomendasikan untuk klien dengan kelemahan kaki
bilateral.Terdapat tiga tipe tongkat yang umum digunakan yaitu :
Tongkat standart, memberi dukungan minimal dan
digunakan oleh klien yang membutuhkan sedikit
bantuan untuk berjalan.
Tongkat bertangkai,terdapat gagang untuk dipegang
sehingga memudahkan untuk memberikan stabilitas
lebih besar dari tongkat standar khususnya berguna
untuk klien dengan kelemahan tangan.
Tongkat segi empat, mempunyai tiga atau empat kaki
yang memberikan dukungan keseimbangan lebih besar.
Alat ini berguna bagi klien dengan parsial unilateral atau
paralisis penuh pada kaki.
2. Tongkat penopang atau kruk
Terbuat dari kayu atau besi sepanjang ujung mencapai aksila.
Kruk digunakan untuk memindahkan berat dari satu atau kedua
kaki . Terdapat tiga tipe kruk yaitu kruk aksila, kruk
lofstrand/karade, kruk platform. Kruk aksila kebanyakan
digunakan oleh klien semua golongan umur , kruk lofstrand
86

mempunyai suatu pegangan tangan dan lingkaran besi yang


melingkari lengan bawah.Kedua lingkaran besi dan pegangan
tangan diatur sesuai dengan ketinggian klien.Kruk tipe ini
sangat berguna klien yang mengalami ketidakmampuan
permanen seperti para plegia. Lingkaran besi menstabilkan dan
menbantu mengarahkan kruk. Kruk platform digunakan oleh klien
yang tidak dapat menahan berat di pergelangan tangannya.
3. Walkers atau alat bantu jalan.
Alat ini merniliki dasr yang lebar rnemberi keseimbangan dan
keamanan.Terdiri dari tangkai besi dangan pegangan tangan,
4kaki yang kuat dan satu tempat/ permukaan terbuka.Alat bantu
ini dapat digunakan bagi klien yang mengalaii-ii masalah
keseimbangan.
Proses Keperawatan
Pengkajian :
1. Lakukan pergerakan status klien, kaji diagnosa medis
( seperti artritis, fraktur dengan penurunan ambulasi ),
indikasi untuk ambulasi, dan alat bantu ambulasi yang tepat
2. Observasi kesiapan fisik klien untuk mencoba ambulasi
Stabilitas tanda vital
Kaji " range of motion " dan kekuatan otot
Kaji kemungkinan adanya ketidaknyamanan
3. Jelaskan rasional dari manfaat latihan
4. Kaji pengetahuan klien dan petugas kesehatan tentang teknik
yang dapat digunakan
5. Tetapkan waktu optimal untuk tahap latihan
6. Kaji tingkat bantuan yang dibutuhkan klien
Diagnosa Keperawatan
1. Resiko terjadi cedera berhubungan dengan ketidakstabilan
atau penggunaanalat bantu
2. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan usaha ambulasi
setelah immobilisasi
3. Defisit pengetahuan penggunaan alat bantu berhubungan
dengan kurang informasi tentang alat
4. Isolasi sosial berhubungan dengan immobilisasi
Rencana
87

1. Tetapkan tujuan untuk masing - masing diagnosa keperawatan


a. Klien dapat melakukan alnbulasi tanpa mengalami cidera
b. Meminimalkan kelemahan klien sesudah periode ambulasi
c. Menjaga kontak klien dengan keluarga dan orang lain
d. Klien dapat melakukan ambulasi tanpa alat bantu
e. Klien dapat melakukan perawatan diri secara mandiri
f. Klien dapat melakukan aktifitas sosial
2. Persiapkan alat dan perlengkapan lain
a. Alat ambulasi ( kruk, walker,tongkat )
b. Alat pengamanan seperti sabuk pengaman
c. Sepatu
d. jubah mandi
3. Persiapkan pasien untuk prosedur
a. Jelaskan alasan tindakan, demonstrasikan secara spesifik
teknik berjalan kepada klien dan keluarga
b. Tetapkan jarak ambullasi klien
c. Rencanakan kisaran ambulasi dan aktifitas lain klien
d. Tempatkan tempat tidur pada posisi rendah dan perlahan
lahan bantu klien bangun, biarkan klien duduk atau berdiri
beberapa menit sampai tecapai keseimbangan
e. Cek BB dan TB klien sebelum memulai membantu ambulasi
klien
f. Jika ambulasi menggunakan alat bantu, yakinkan ketinggian
alat bantu sudah tepat
Kruk
Ukuran kruk mencakup 3 hal : tinggi klien, jarak antara
bantalan kruk dengan aksila dan sudut fleksi siku.
Gunakan I dari 2 metode berikut : berdiri
posisi
kruk dengan ujung kruk sekitar 14 - 15 cm dan 14 - 15 cm
di depan kaki klien, bantalan kruk 4 - 5 cm di bawah
aksila. Supine, bantalan kruk berada pada 3- 4 jari di
bawah aksila dengan ujung kruk diposisikan 18 cm di
samping luar tumit
dengan metode lain, siku harus difleksikan 11 - 30 derajat.
Fleksi siku dapat diukur dengan geniometer
ukuran tongkat klien harus memegang tongkat dalam
jarak lebih dari 14 - 15 cm di samping telapak kaki.
88

Tongkat harus dipanjangkan dari lingkaran yang Iebih


besar ke lantai, 15 - 30 derajat fleksi siku .
ukuran walker : siku harus difleksikan,pada sudut 15 - 30
derajat pada saat berdiri pada walker dengan tangan
berpegang pada pegangan tangan walker
g. Yakinkan bahwa alat ambulasi memiliki ujung- ujung yang
terbuat dari karet
h. Yakinkan bahwa lantai dalam keadaan bersih, kering dan
pencahayaan yang cukup. Pindahkan obyek / benda yang
mungkin mengganggu klien berjalan
Implementasi
Ambulasi klien dengan alat bantu :
,
1. Bantu klien yang menggunakan kruk dengan memilih /
menggunakan langkah yang tepat
a. Teknik 4 langkah :
Mulai dengan posisi tripod. Kruk ditempatkan 15 cm di
depan atau 18 cm di samping masing -- masing telapak
kaki
Gerakkan maju kruk kanan 14 - 15 cm
Gerakkan maju kruk kiri sejajar dengan kruk kiri
Gerakkan maju kruk 14 - 15 cm
Gerakkan kaki kanan maju sejajar dengan kruk kanan
Ulangi langkah di atas
b. Teknik 3 langkah
mulai dengan posisi tripod
majukan kedua kruk dan kaki yang cidera
Gerakkan kaki dengan kuat ke depan
c. Teknik 2 langkah
Mulai dengan posisi tripod
Gerakkan kruk kiri dan kaki kanan ke depan
Gerakkan kruk kanan dan kaki kiri ke depan
Ulangi langkah-langkah
d. Bantu klien dalam teknik langkah mengayun dan teknik
langkah mengayun berlebih
89

Teknik langkah mengayun


Gerakkan kedua kruk kedepan
Angkat dan ayunkan tungkai ke kruk, biarkan kruk
menahan berat badan
Ulangi langkah 1 dan 2
Teknik langkah mengayun berlebih
Gerakkan kedua kruk ke depan
Angkat dan ayunkan kedua tongkat melalui dan melebihi
kedua kruk
2. Bantu klien dalam menaiki tangga dengan menggunakan
kruk
a. Mulai dengan posisi tripoid
b. Pindahkan berat badan pada kedua kruk
c. Majukan kaki yang tidak cedera ke tangga
d. Posisikan kedua kruk dan kaki yang tidak cedera pada
tangga
e. Ulangi gerakan hingga klien mencapai tangga tertinggi
3. Bantu klien dalam menuruni tangga dengan menggunakan
kruk
a. Mulai pada posisi tripoid
b. Klien memindahkan beban berat badan pada tungkai
yang tidak mengalami cidera
c. Gerakkan kruk ke tangga dan instruksikan klien untuk
memulai memindahkan beban berat badan ke kruk dan
gerakkan tungkai yang mengalami cidera ke depan
d. Gerakkan tungkai yang tidak cidera ke tangga dan
posisikan sejajar dengan kruk
e. Ulangi gerakan sampai tangga terakhir
4. Bantu klien dalam ambulasi dengan walker
a. Berdiri di tengah-tengah walker dan pegang hand grips
(pegangan pada batang yang lebih atas)
b. Lakukan langkah ke depan dalam walker
c. Gerakkan walker 14-15 cm dan lakukan langkah ke depan
dengan tungkai yang lain
d. Ulangi langkah-langkah
5. Bantu klien dalam ambulasi menggunakan tongkat (langkah
yang sama diajarkan pada klein baik pada penggunaan
90

tongkat jenis standart ataupun segi empat)


a. Mulai dengan penempatan tongkat pada sisi yang lemah
b. Tempatkan tongkat ke depan 15-25 cm, jaga beban BB
pada kedua tungkai
c. Gerakkan sisi yang lemah maju
d. Majukan tungkai melewati tongkat dengan kuat
e. Gerakkan tungkai yang lemah ke depan rata dengan
tungkai yang kuat
f. Ulangi langkah
Evaluasi
Kaji ulang klien untuk mengetahui respon terhadap ambulasi
Kaji tingkat energi klien, nadi frekuensi pernapasan, warna
kulit dan temperatur sesudah ambulasi
Kaji respon subjectif klien sesudah latihan
Kaji langkah kaki klien, observasi posisi badan saat berdiri,
serta keseimbangan
Aktifitas lanjutan
1. Inspeksi secara teratur ujung karet pada dasar alat ambulasi
2. Jika menggunakan kruk kayu, perhatikan kemungkinan
tongkat retak/patah
3. Singkirkan barang-barang yang mengganggu di area latihan
4. Hindari ruangan yang terlalu ramai
Jika klien mulai terlihat terjatuh pada saat berjalan
bersama, letakkan lenganmu melingkari pinggang klien
dan berdiri dengan kaki terbuka
Tegakkan tungkaimu dan biarkan klien mendorong
melawan lantai.
Pada saat klien mendorong, tekuk lututnya lebih rendah
dari badanmu
Jika klien mulai akan terjatuh jangan berusaha untuk
memegang
5. Laporkan jika terdapat tanda kekakuan atau gatal pada saat
menggunakan kruk
6. Lanjutkan latihan kekuatan otot di rumah
91

92

FORMAT
MEMBANTU KLIEN JALAN
No

KEGIATAN

1
2

Identifikasi kebutuhan untuk jalan


Jelaskan tujuan dan manfaat yang khusus
untuk berjalan
Pastikan tidak ada hambatan
Perawat cuci tangan
Semua bantal dan selimut disingkirkan dari
klien
Dudukkan klien di pinggir tempat tidur sampai
kaki terjuntai
Lihat kondisi klien (1-2 menit), cek nadi,
tanyakan klien merasa pusing atau tidak
Bantu klien untuk berdiri
Lihat dan evaluasi kembali kondisi klien selama
1-2 menit
Perawat berdiri di sebelah kanan/kiri
Letakkan tangan klien terdekat untuk memegang
bahu perawat
Ajarkan langkah demi langkah yang sesuai
Evaluasi kondisi dan kemampuan klien
Beri pujian atas keberhasilan klien dan dorong
untuk melakukan secara maksimal
Kaji kembali kemampuan klien, pernapasan,
keadaan umum klien dan sebagainya
Bantu klien untuk kembali ke tempat tidur atau
ke kursi
Beri kenyamanan (evalusi klien)
Diskusikan rencana selanjutnya
Perawat cuci tangan
Catat hasil kegiatan dan hasil diskusi dg klien

3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20

93

Keterangan.
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................

94

FORMAT
MEMBANTU KLIEN PINDAH DARI TEMPAT TIDUR KE KURSI
N
o
1.
2
3
4
5
6
7

8
9
1
0
1
1
1
2
1
3
1
4

KEGIATAN
Identifikasi kebutuhan akan duduk di sisi
tempat tidur
Jelaskan tujuan dan manfaat tindakan
Cuci tangan
Jaga privacy klien
Letakkan klien pada posisi miring (sesuai sisi
yang diinginkan
Naikkan kepala klien pada tempat tidur
sampai pada ketinggian yang dapat di
toleransi klien beri bantal di belakang
daerah punggung
Tempatkan diri perawat pada bagian kepala
tempat tidur letakkan tangan perawat yang
dekat dengan kepala tempat tidur di bawah
bahu klien dan sokong kepala dan leher klien,
tangan yang lain di pinggul klien, tarik paha
klien dan agak d i p u t a r
Berikan sepatu/sandal
Bantu klien agar dapat menggenggan lengan
kursi(jika mampu)dan kursi terkunci
Sangga kedua aksila klien dengan kedua
tangan anda
Letakkan kaki anda agak kesamping dan
depan klien
Ambil ancang-ancang dan pakai gerakan
koordinasi agar pindah hanya dengan
membantu tubuh klien
Atur posisi di kursi agar nyaman dengan cara
menanyakan pada klien
Perawat cuci tangan
Catat tindakan yang telah dilakukan dan hasil
95

Keterangan.
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................

96

FORMAT
MEMBANTU KLIEN DUDUK DI SISI TEMPAT TIDUR
N
o
1.
2
3
4
5
6
7
8
9
1
0
1
1
1
2
1
3
1
4
1
5

KEGIATAN
Identifikasi kebutuhan akan duduk di sisi
tempat tidur
Jelaskan tujuan dan manfaat tindakan
Cuci tangan
Jaga privacy klien
Letakkan klien pada posisi miring ( sesuai sisi
yang anda inginkan)
Naikkan kepala klien pada tempat tidur
sampai pada ketinggian yang dapat di
toleransi klien
Tempatkan diri perawat pada bagian kepala
tempat tidur
Letakkan tangan perawat yang dekat dengan
kepala tempat tidur di bawah bahu klien dan
sokong kepala dan leher klien
Letakkan tangan yang lain di bagian pinggul
klien
Gerakkan kaki bawah klien dan paha ke
samping tempat tidur
Tarik paha klien dan agak di putar sehingga
kaki klien terjuntai ke lantai
Waktu bersamaan dengan langkah no. 11,
angkat bagian bahu sampai klien tertunduk
Atur posisi klien hingga tercapai keseimbangan
jika bisa rendahkan tempat tidur hingga kaki
klien menyentuh lantai
perawat cuci tangan
Catat tindakan yang telah dilakukan dan
hasilnya

97

98

Keterangan.
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................

99

FORMAT
MEMINDAHKAN KLIEN KE POSISI LATERAL ATAU PRONE DI
TEMPAT TIDUR
N
KEGIATAN
o
1 Identifikasi kebutuhan akan memindahkan klien ke posisi
. lateral atau prone di tempat tidur
Jelaskan tujuan ,manfaat dan tindakan yang akan
2 dilakukan
. Perawat cuci tangan
Jaga privasy
3 Atur posisi tempat tidur
. Tempatkan diri anda & klien secara tepat sebelum
4 bergerak
.
a. Pindahkan klien ke posisi yang berlawanan
5
b. Letakkan tangan klien yang dekat dengan
.
perawat dada dan tangan yang jauh dari perwat
6
sedikit ke depan badan klien
.
c. Letakkan kaki klien yang terjauh dengan perawat
menyilangkan di atas kaki yang terdekat
d. Tempatkan diri perawat sedekat mungkin dengan
klien
e. Tempatkan tangan perawat di bokong dan bahu
klien
f. Tarik badan klien
Beri bantal pada tempat yang diperlukan
evaluasi tindakan yang telah dilakukan,tanyakan apakah
klien telah merasa nyaman
Perawat cuci tangan
Catat tindakan yang telah dilakukan dan hasilnya
7
.

100

1 2 3

8
.
9
.

101

Keterangan.
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................

102

FORMAT
MEMINDAHKAN KLIEN DIATAS TEMPAT TIDUR
N
KEGIATAN
o
1. Identifikasi
kebutuhan
akan
pergerakan
2 ditempat tidur
Jelaskan tujuan, manfaat, dan tindakan yang
3 akan dilakukan
4 Perawat cuci tangan
Letakkan kepala klien dalam posisi datar
5 dengan tempat tidur ( turunkan bantal dari
tempat tidur )
6 Atur tinggi tempat tidur,sesuaikan dengan body
7 aligmentanda (aman dan nyaman)
Taruh bantal di tempat tidur bagian kepala
8 Tekuk lutut klien dan anjurkan untuk meletakkan
tangan diatas dadanya
9 Letakkan satu tangan anda di bawah bahu dan
tangan yang lain di bawah paha klien
1 Angkat
dan
tarik
klien
sesuai
yang
0 diinginkan,perintahkan klien untuk mendorong
kakinya
1 Atur posisi klien,tempatkan bantal-bantal sesuai
1 yang diperlukan
Evaluasi tindakan yang telah dilakukan,tanyakan
1 apakah klien telah merasa nyaman
2 Perawat cuci tangan
1 Catat tindakan yang telah dilakukan dan hasilnya
3

103

Keterangan.
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................

104

FORMAT
MEMINDAHKAN KLIEN DARI TEMPAT TIDUR KE KERETA
DORONG
N
KEGIATAN
o
1. Memberitahukan pasien tentang prosedur
yang akan dilakukan
2 Mengatur lingkungan
3 Perawat mencuci tangan
4 Mengatur posisi pasien terlentang
5 Mengunci roda tempat tidur, letakkan kereta
dorong merapat pada pinggir tempat tidur
6 Menganjurkan pasien bergeser ke kereta
dorong ( jika pasien,mampu )
7 Menggeser pasien ke tepi
8 Mengangkat pasien dengan dibantu perawat
lain :
Perawat l di bagian kepala tangan kiri
menyorong
kepala
dan
memegang
pangkal lengan, tangan kanan melalui
dada dan bahu, pasien memegang tangan
perawat 2 di bawah punggung
Perawat 2 di bagian tengah tanggan kiri di
bawah pinggang pasien berpegangan
dengan
perawat satu, tangan kanan
dibawah pangkal paha
8 Perawat 3 dibagian kaki, tangan kiri
9
menyokong paha bawah, tangan kanan
1
pada betis
0 Kedua tangan pasien meyilang di atas dada
Perawat 1 memberi aba - aba
1 Bersama - sama mengangkat pasien dan
1 memindahkan pasien ke kereta dorong
1 Memberi posisi yang nyaman
2 Menyelimuti pasien dengan rapi
105

1
3
1
4

Perawat mencuci tangan


Posisi pasien aman dan keadaan umum
pasien tidak berubah
Pasien nyaman berada di kereta dorong

1
5

Keterangan.
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................

106

FORMAT
MEBANTU PASIEN PINDAH DARI TEMPAT TIDUR KE KURSI
RODA
N
KEGIATAN
o
1. Memberitahukan pasien tentang prosedur
yang akan dilakukan
2 Mendekatkan alat
3 Mengatur lingkungan yang aman
4 Perawat cuci tangan
5 Mengatur posisi klien
6 Meletakkan kursi roda sejajar dengan tempat
7 tidur
8 Mengunci kursi roda dan membuka sandaran
kaki
9 Perawat meletakkan kedua tangan dibawah
1 ketiak pasien dan j ari - jari memegang dada
0 bagian atas
1 Pasien dibantu untuk berdiri
1 Menganjurkan pasien membelakangi kursi
roda
Kedua tangan pasien memegangi kedua
1 tangan kursi roda kemudian pasien dibantu
2 duduk di atas kursi roda
Memasang kembali sandaran kaki dan
1 meletakkan kaki diatas
3 Kunci kursi roda dilepas
1 Perawat cuci tangan
4 Posisi pasien aman dan keadaan umum
1 pasien tidak berubah Posisi nyaman
5 berada di kursi roda

107

Keterangan.
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................

108

POSITIONING
Tujuan Umum :
Setelah
mengikuti
praktikum
mahasiswa
mempu
mendemonstrasikan posisi tidur pada mahasiswa lain sesuai dengan
yang ditugaskan
Tujuan Khusus :
Setelah mengikuti praktikum mahasiswa diharapkan mampu :
1. Menjelaskan tujuan pengaturan posisi dan perubahan posisi
secara teratur
2. Menyebutkan jenis-jenis posisi tidur klien
3. Menyebutkan alat-alat bantu yang diperlukan untuk masingmasing posisi
4. Mengatur posisi tidur mahasiswa lain sesuai kebutuhan
Tujuan pengaturan posisi :
1. Mencegah rasa tidak nyaman pada otot
2. Mencegah terjadinya ulkus dekubitus,
superfisial dan pembuluh darah
3. Mencegah kontraktur
4. Mempertahankan tonus otot

kerusakan

syaraf

Prinsip pengaturan posisi :


1. Pada saat menempatkan klien di tempat tidur, pertahankan
agar kasur yang digunakan dapat memberikan support yang
baik bagi tubuh
2. Yakinkan bahwa alas tidur tetap bersih dan kering, karena alas
tidur yang lembab atau terlipat akan meningkatkan resiko
terjadinya ulkus dekubitus
3. Letakkan
alat-alat
bantu
di
tempat-tempat
yang
membutuhkan, sesuai dengan jenis posisi
4. Jangan meletakkan satu bagian tubuh di atas bagian tubuh
yang lain, terutama dengan daerah penonjolan tulang
5. Rencanakan perubahan posisi selama 24 jam dan lakukan
secara teratur
109

Jenis-jenis posisi tidur :


1. Fowler dengan kombinasi semi fowler dan high fowler
2. Dorsal recumbent
3. Prone
4. Lateral
5. Sims
Posisi Fowler
Posisi fowler adalah posisi tidur klien dimana kepala dan badan
dinaikkan 45-90 derajat. Terdapat kombinasi posisi fowler yaitu
posisi semi fowler dimana posisi kepala dinaikkan 30-45 derajat dan
posisi high fowler (fowler tinggi), posisi dimana posisi kepala
dinaikkan hingga 45-90 derajat. Posisi ini digunakan untuk klien
yang mengalami masalah pernapasan dan klien dengan gangguan
jantung.
Alat bantu yang digunakan :
1. 1-6 bantal kecil
2. 1-2 trochanter roll
3. Papan kaki/foot board
Persiapan :
1. Identifikasi kebutuhan klien akan posisi fowler
2. Jelaskan pada klien tentang tujuan/manfaat dari posisi fowler
3. Jaga privasi klien
4. Siapkan alat-alat
5. Cuci tangan
Posisi Dorsal Recumbent :
Posisi dorsal recumbent adalah posisi tidur terlentang dngan
kepala dan bahu sedikit di tinggikan dengan bantal
Alat bantu yang digunakan :
1. 1-6 bantal kecil
2. 2 trochnter roll
3. Papan kaki
4. Handroll
110

Persiapan :
1. Kaji kebutuhan klien akan posisi dorsal recumbent
2. Jelaskan pada klien tentang manfaat dari posisi dorsal
recumbent
3. Jaga privasi klien
4. Siapkan alat-alat
5. Cuci tangan
Posisi prone
Posisis prone adalah posisi tidur dimana klien berbaring dengan
posisi telungkup dan kepala menghadap kesamping (potter dan
perry 1997). Jika digunakan secara teratur, posisi ini dapat
mencegah kontraktur fleksi pada bokong dan lutut. Posisi prone juga
meningkatkan drainase dari mulut, oleh karena itu sangat
bermanfaat untk klien pasca operasi mulut dan tenggorokan.
Kerugian dari posisi ini dadalah menyebabkan lordosis lumbal dan
lateral rotasi pada leher.
Alat bantu yang digunakan :
5 buah bantal
Persiapan :
1. Kaji kebutuhan klien akan posisi prone
2. Jelaskan pada klien tentang manfaat dari posisi prone
3. Jaga privasi klien
4. Siapkan alat-alat
5. Cuci tangan
Posisi lateral
Posisi lateral adalah posisi dimana klien berbaring pada sisi dari
tubuh. Posisi ini baik untuk klien yan membutuhkan istirahat atau
tidur yang baik. Posisi ini juga menghilangkan tekanan pada sakrum
dan tumit.
Alat bantu yang digunakan :
1. 5 buah bantal
2. Gulungan handuk
111

Persiapan:
1. Kaji kebutuhan klien akan posisi lateral
2. Jelaskan pada klien tentag manfaat dari posisi lateral
3. Jaga privasi klien
4. Siapkan alat-alat
5. Cucic tangan
Posisi sims
Posisi sims adalah posisi antara posisi prone dan lateral
Alat bantu yang digunakan :
1. 3 buah bantal kecil
2. Bantal pasir atau gulungan handuk
Persiapan :
1. Kaji kebutuhan klien akan posisi sims
2. Jelaskan pada pasien akan tentang manfaat dari posisi sims
3. Jaga rivasi klien, siapkan alat-alat dan cuci tangan.

112

FORMAT
POSISI FOWLER
No
KEGIATAN
1.
Kaji daerah-daerah yang mungkin tertekan pada
posisi tidur ini, seperti tumit, prosesus spinosis,
sakrum, dan skapula
2
Atur tempat tidur pada posisi datar,
pindahkan klien pada bagian atas tempat tidur.
Instruksikan klieri menekuk lutut sedikit
sebelum menaikkan bagian kepala tempat
tidur. Yakinkan bahwa bokong klien berada
3
tepat pada sudut tekukan tempat tidur
4
Naikkan posisi kepala 30-40 derajat
5
Letakkan bantal kecil atau lunak dibawah
kepala
6
Letakkan bantal kecil didaerah lengkung
pinggang jika terdapat celah kecil didaerah
7
tersebut
8
Letakkan bantal kecil mulai dari bawah lutut
9
sampai ke tumit
Letakkan trochanter roll disisi luar paha
10 Letakkan papan penghalang pada telapak kaki
klien
11 Letakkan bantal untuk mendukung lengan jika
12 klien tidak dapat menggerakkan lengan
13 Evaluasi tindakan yang telah dilakukan dengan
menilai rasa nyaman klien
Rapikan alat-alat
Perawat cuci tangan
Catat tindakan yang telah dilakukan

113

114

Keterangan.
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................

115

FORMAT
POSISI DORSAL RECUMBENT
N
o
1.
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11

KEGIATAN
Kaji daerah -daerah yang mungkin tertekan
pada posisi tidur ini misalnya tumit, sakrum,
siku, skapula dan bagian belakang kepala
Bantu klien untuk tidur terlentang
Letakkan bantal kecil dibawah kepala dan
bahu klien
Letakkan trochanter roll disisi luar paha
Letakkan gulungan handuk atau bantal kecil
dibawah lengkung lumbal
Jika klien tidak sadar atau mengalami paralisis
pada ekstremitas atas, naikkan lengan bawah
clan letakkan tangan di atas bantal
Jika
klien
mempunyai
kecenderungan
deformitas pada jari - jari dan telapak tangan
gunakan handroll
Evaluasi tindakan yang telah dilakukan
dengan menilai rasa nvaman klien
Rapikan alat - alat
Perawat cuci tangan
Catat tindakan yang telah dilakukan

116

Keterangan.
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................

117

FORMAT
POSISI PRONE
N
o
1.

2
3
4
5
6
7
8
9

KEGIATAN

Kaji daerah yang mungkin tertekan pada


posisi ini seperti jari - jari, lutut, genital (
pada laki - laki ), payudara (pada wanita ),
prosessus akromius bahu, pipi dan telinga
Bantu klien pada posisi telungkup
Hadapkan kepada klien ke satu sisi,
letakkan bantal kecil di
bawah
kepalatetapi tidak sampai bahu
letakkan bantal kecil dibawah perut
mulai dari diafragma sampai crista iliaca
Letakkan bantal dibawah kaki mulai dari
lutut hingga tumit
Evaluasi tindakan yang telah dilakukan
dengan menilai rasa nyaman klien
Rapikan alat - alat dan kembalikan ke
tempat semula
Perawat cuci tangan
Catat tindakan yang telah dilakukan

118

Keterangan.
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................

119

FORMAT
POSISI LATERAL
N
o
1.
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11

KEGIATAN
Kaji daerah tertekan pada posisi ini, ischium,
telinga bawah, pipi, lateral maleolus tumit
bawah, medial maleolus tumit
atas,
trochanter besar
Bantu klien miring
Letakkali gulungan handuk di bawah kepala
dan leher
Atur posisi bahu bawah sedikit fleksi dan agak
condong ke depan
Letakkan bantal di bawah tangan
Letakkan bantal keras pada punggung klien
untuk menstabilkan posisi
Letakkan 2 atau lebih bantal di antara
kedua kaki klien dengan posisi kaki sebelah
atas semi fleksi
Evaluasi tindakan yang telah dilakukan
dengan menilai rasa nyaman klien
Rapikan alat - alat dan kembalikan ke
tempat semula
Perawat cuci tangan
Catat tindakan yang telah dilakukan

120

Keterangan.
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................

121

FORMAT
POSISI SIMS
N
o
1.
2
3
4
5
6
7
8
9
1
0
1
1
1
2
1
3
1
4

KEGIATAN
Kaji daerah-daerah yang tertekan pada posisi
ini
Pindahkan klien kesisi tempat tidur dengan
arah
berlawanan dengan posisi yang
diinginkan
Rapatkan kedua kaki klien dan tekuk lututnya
Miringkan klien sampai posisi agak tengkurap
Letakkan bantal kecil di bawah kepala
Tempatkan satu tangan di belakang tubuh
Atur bahu atas sedikit abbduksi dan siku
fleksi
Letakkan bantal di ruang antara dada,
abdomen serta lengan atas dan kasur
Letakkan
bantal
di
ruang
antara
abdomen, pelvis, paha atas dan tempat
tidur
Yakinkan bahwa bahu dan pinggul berada pada
bidang
yang, sama
Letakkan gulungan handuk atau bantal
pasir di bawah telapak_kaki
Rapikan alat - alat dan kcmbalikan ke
tempat semula
Perawat cuci tangan
Catat tindakan yang telah dilakukan pada
catatan keperawatan

122

123

Keterangan.
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................

124

FORMAT
POSISI LITHOTOMI
N
o
1.
2

3
4
5
6

KEGIATAN

Perawat cuci tangan


Pasien meletakkan kedua tangan pasien di
atas kepala mengangkat kedua tungkai,
menekuk lutut ke arah dada, kedua
tungkai bawah ditahan oleh kedua orang
perawat
Bila ada meja ginekologi kedua tungkai
bawah diletakkan pada penahan kaki
Merapikan pasien setelah pemeriksaan
atau pelaksanaan perasat
Perawat cuci tangan
Pasien berada pada posisi lithotomy yang
nyaman

Keterangan.
.............................................................................................................
.............................................................................................................
125

.............................................................................................................
.............................................................................................................

FORMAT
POSISI TRENDELENBURG
N
o
1.

2.

KEGIATAN

Sikap trendeleburg dilaksanakan pada :


Pasien dalam keadaan syok
Pasien dengan tekanan darah rendah
Pembedahan di daerah perut
Pemeriksaan
tertentu, misalnya
:
Bronchoscopy
Perhatikan keadaan umum pasien selama bekerja

Keterangan.
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
126

.............................................................................................................
.............................................................................................................

MENCUCI TANGAN
Tujuan Umum :
Mahasiswa mampu mempraktikkan teknik mencuci tangan secara
teratur
Tujuan Khusus :
Setelah
mengikuti
praktikum
ini
mahasiswa mampu :
1. Menyebutkan pengertian mencuci
tangan
2. Menjelaskan tujuan mencuci tangan
3. Menyebutkan alat - alat yang diperlukan untuk mencuci tangan
4. Mendemonstrasikan latihan mencuci tangan
secara benar
Pengertian :
Mencuci tangan hingga siku dengan menggunakan air mengalir dan
sabun
Tujuan Mencuci Tangan :
Mengurangi jumlah mikroorganisme pada tangan
Mengurangi resiko tranmisi mikroorganisme ke perawat dan
klien serta
kontaminasi silang kepada kIien lain, anggota keluarga dan
tenaga kesehatan lain
Melatih kebiasaan yang baik
Memberi perasaan enak kepada perawat, pasien dan siapa
saja yang melihatnya
Macam - macam mencuci tangan :
1. Mencuci tangan biasa
127

2. Mencuci tangan dengan larutan lysol 0,5 %


3. Mencuci tangan steril
A. Mencuci tangan biasa
Persediaan :
Air yang mengalir atau air dalam waskom
Sabun dan lap tangan yang kering dan bersih
B/p sikat kuku
Cara kerja :
Tangan dibasahi dengan air kemudian di sabun
Bita perlu sela - sela jari dan kuku di sikat
Kemudian tangan di bilas dengan air mengalir sampai bersih
Tangan dikeringkan dengan lap tangan
B.

Mencuci tangan dengan larutan lysol 0,5


Persediaan :
Sama dengan mencuci tangan biasa
Larutan lysol 0,5 %
Waskom 2 buah ( 1 berisi air bersih, I berisi larutan lysol )

Cara kerja :
Arloji dilepas ( bila memakai arloji/cincin)
Tangan dibasahi dengan air bersih dari ujung sampai
siku,kemudian dibilas dengan larutan lisol dan di bilas lagi
dengan air bersih
Setelah itu tangan dikeringkan dengan lap tangan
C. Mencuci tangan steril
Persediaan :
Sikat yang steril
Sabun
Kran dengan pegangan yang panjang
Cara kerja :
Cincin dan arloji dilepas ( bila memakai, kemudian baju di
128

gulung sampai
Siku )
Mengambil sikat dan sabun
Kran di buka kemudian tangan dibasahi hingga siku dan
disabun sampai rata
Sabun tetap di pegang dipunggung sikat, kemudian memulai
menyikat dari
jari - jari tangan, punggung tangan kemudian telapak tangan
secara
membujur, kemudian secara melintang
Setelah itu ke bagian lengan secara membujur sampai
dengan siku tangan
Kemudian pindah ke lengan yang lain ( caranya sama dengan
cara menyikat tangan yang telah dilakukan sebelumnya )
Kedua lengan di bilas lalu disabuni sekali lagi, dan di sikat
lagi kemudian di
bilas lagi, hal ini diulangi beberapa kali selama 15 menit
Dengan diarahkan ke atas sehinggaair dari tangan mengarah
ke lengan
Sikat disiram dengan air mengalir dan diletakkan di atas
wastafel
krannya ditutup dengan siku tangan
Yang perlu diperhatikan :
a. Tangan dibiarkan basah
b. Tetap di jaga kesterilannya

CATATAN
Cara
kerja
membuat larutan
lysol :
1. Membuat larutan lysol 0,5 %
5 cc lysol dicampur dengan 1 liter air
2. Membuat larutan lysol
1%
10 cc lysol dicampur dengan I
liter air
3. Membuat larutan lysol 2
129

%
20 cc lysol dicampur dengan I
liter air
Yang perlu diperhatikan :
1. Perbandingan harus benar - benar tepat
2. Bila menuang lysol, pada sisi yang tidak beretiket
supaya etiket tidak kotor
Keterangan :
Perawat mencuci tangan bila :
1. Sebelum dan sesudah berhubungan dengan klien dan di
antara kontak dengan klien yang berbeda
2. Setelah kontak dengan material organik dan segala benda
yang terkontaminasi seperti bedpan, urinal, dan lain lain
3. Sebelum dan sesudah memberi asuhan keperawatan klien,
misalnya merawat luka, memandikan, dan lain lain
4. Sebelum menyiapkan dan memberikan obat
5. Sebelum melakukan prosedur invasif seperti injeksi
parenteral, suction, NGT
6. Sebelum istirahat, minum dan makan
Tenaga kesehatan mencuci tangan bila :
1. Sebelum dan sesudah menyentuh klien ,
2. Setelah menyentuh alat - alat yang digunakan klien
3. Sebelum menggunakan benda - benda steril, misalnya alat alat intravena
pengunjung mencuci tangan bila :
1. Setelah menyentuh klien yang infeksi
2. Setelah menyentuh alat - alat atau barang - barang yang
terkontaminasi
3. Sebelum memberi makan klien
Masalah keperawatan yang timbul :
1. Gangguan integritas kulit
2. Gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh
3. Resiko Infeksi
Persiapan :
130

Alat - alat :
1. Sabun atau desinfektan
.
2. Air yang mengalir ( sebaiknya hangat untuk memudahkan
menghilangkan lemak )
3. Handuk atau kertas tissue
Perawat :
Kuku pendek ( Rasional : mengurangi jumlah mikroorganisme
tersembunyi, mudah dibersihkan, mencegah melukai klien dan tidak
merusak sarung tangan )

FORMAT
MENCUCI TANGAN
No
1.

KEGIATAN
Berdiri di depan wastafel

2.

Lepaskan
perhiasan
(cincin,gelang
dan
jam
tangan)serta angkat lengan
baju diatas siku

3.

Buka kran,atur kecepatan


aliran dan temperatur air

KETERANGAN
Pakaian tidak boleh
menyentuh wastafel

Dapat menggunakan
tangan,pengungkit
di lutut,kaki dan siku

131

4.

Basahi
tangan
sampai
pergelangan,pertahankan
agar posisi tangan selalu
lebih rendah dari siku agar
air dapat mengalir ke jari-jari
tangan

5.

Ambil sabun cair kurang


lebih 1 sdt(2-4 ml) dari
dispenser atau bila tidak
ada,basahi sabun batangan
sehingga
berbusa
lalu
kembalikan sabun batangan
ke tempatnya

6.

Dengan gerakan mengosok


dan
berputar,gosokkan
sabun ke tangan meliputi
daerah
telapak
tangan,punggung
tangan,jari-jari,sela-sela
jari,pergelangan dan lengan
bawah

7.

Lanjutkan
gerakan
menggosok selam 10-30
detik minimal 5 kali

8.

Bilas tangan dengan air


mengalir dari ujung tangan
ke pangkal tangan

9.

Pertahankan posisi tangan


menghadap ke atas sebelum
mengeringkan tangan

10.

Keringkan tangan dari ujung


pangkal
dengan
menggunakan tissue(paper
towel)

Air
sebaiknya
mengalir dari area
yang lebih sedikit
kontaminasi ke area
yang
lebih
terkontaminasi

Waktu
mencuci
tangan
bervariasi:
10-30 detik

132

11.

Matikan kran air dengan


menggunakan tissue yang
dipakai utk mengeringkan
tangan.bila
perlu
memberikan
lotion
atau
pelembab utk klit kering

Kulit kering mudah


mengelupas
dan
menjaditempat
masuknya infeksi

Keterangan.
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................

133

MEMASANG SARUNG TANGAN / HAND SCOON


Tujuan umum :
Mahasiswa mampu melakukan latihan
melepaskan sarung tangan atau hand scoon

memasang

dan

Tujuan Khusus :
Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa mampu :
1. Menyebutkan pengertian dan memasang sarung tangan
steril dan tidak steril
2. Menjelaskan tujuan dari memasang sarung tangan steril dan
tidak steril
3. Menyebutkan alat-alat yang diperlukan
4. Medemonstrasikan latihan memasang sarung tangan steril
dan tidak steril
Memasang sarung tangan tidak steril
pengertian : Memasang sarung tangan tanpa memperhatikan
sterilitas
Tujuan : mencegah transmisi kuman dan melindungi individu
Persiapan :
1. Alat-alat
Sarung tangan tidak steril
Tempat barang-barang kotor
2. Tangan bersih
Memasang sarung tangan steril
Pengertian : memasang sarung tangan dengan memperhatikan
sterilitas
Tujuan :
1. Mencegah kontaminasi dan transmisi kuman dari tangan ke
objek steril
2. Melindungi luka atau rongga tubuh dan mikroorganisme
yang dibawa oleh tangan
3. Mempertahankan aseptik selama melakukan prosedur invasif
4. Melindungi individu
134

Persiapan :
Alat - alat :
1. Sarung tangan steril ukuran 6 sampai dengan 8,5 (sesuai
ukuran tangan pemakai)
2. Cap dan masker(bila perlu)
Hal-hal yang perlu diperhatikan saat memasang sarung tangan steril
dan tidak steril :
1. Pemakaian sarung tangan bukan berarti pengganti cuci tangan
2. Sarung tangan tidak steril digunakan jika ada kemungkinan
transmisi infek
si, kontak langsung dengan klien, dan
kontak
tidak
langsung
misalnya
dengan
alat-alat
terkontaminasi atau dengan cairan tubuh
3. Sarung tangan steril digunakan pada prosedur yang
memerlukan teknik steril. Sarung tangan steril dipasang
setelah memakai masker dan gaun steril(jika benda-benda
ini diperlukan)
4. Sarung tangan hanya digunakan satu kali pakai

135

FORMAT
MEMASANG & MELEPAS SARUNG TANGAN
STERIL
N
o
A
1.
2.
3.
4.

5.

6.
7.

KEGIATAN
MEMASANG SARUNG TANGAN
Cuci tangan dan keringkan tangan
Letakkan set sarung tangan steril pada tempat
yang bersih,kering dan rata setinggi di atas
pinggang
Buka pembungkus sbelah luar dengan hatihati,dengan hanya menyentuh bagian luarnya
saja dan idntifikasi sarung tangan kanan dan kiri
Dengan menggunakan tangan yang tidak
dominan,ambil ujung sarung tangan steril yang
terlipat dan angkat dengan hati-hati dengan
ujung jari sarung tangan mengarah ke
bawah,hindari sarung tangan bersentuhan
dengan benda yang tidak steril
Masukkan tangan dominan ke dalam sarung
tangan secara hati-hati dan tarik sarung tangan
ke atas,biarkan lipatan sarunga tangan yang
lainnya memakai sarung tangan juga
Masukkan jari-jari tangan( kecuali ibu jari)yang
bersarung tangan ke dalam lipatan sarunga
tangan yang belum terpasang dan angkat
sarung tangan ke atas
Masukkan tangan yang tidak dominan ke dalam
sarung tangan,atur sarung tangan yang
terpasang dengan hanya menyentuh daerah
yang steril saja
MELEPAS SARUNG TANGAN
136

3
4

Dengan
menggunakan
tangan
yang
dominan,ambil ujung sarung tangan dan
lepaskan dengan cara membalikkannya dengan
daerah yang terkontaminasi pada sebelah
dalam,pegang sarung tangan yang sudah
terlepas pada tangan yang dominan
Masukkan jari tangan yang sudah tidak
memakai sarung tangan ke dalam sarung
tangan yang masih tepasang,pegang bagian
dalam sarung tangan dan lepaskan dengan
bagian dalam sarung tangan di sebelah luar
Letakkan sarunga tangan pada tempatnya
Perawat cuci tangan

Keterangan.
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................

137

STERILISASI
Proses pencegahan infeksi dasar yang dianjurkan untuk
menurunkan penularan penyakit dari instrumen yang kotor, sarung
tangan bedah, dan barang - barang lain yang dipakai kcmbali adalah
dekontaminasi, pembersihan, dan sterilisasi atau desinfeksi tingkat
tinggi ( DTT ). Apapun jenis tindakan prosedur bcdah, baik seksio
sesarea maupun memasang AKDR, langkah - langkah dalam
memroses barang-barang adalah sebagai berikut :

138

DEFINISI :

Dekontaminasi : Proses yang membuat benda mati lebih


arnan untuk ditangani oleh staf sebelum dibersihkan
( umpamanya menginaktivasi HBV, HBC, dan HIV ) dan
mengurangi, tapi tidak menghilangkan, jumlah
mikroorganismc yang mengontaminasi.
Pembersihan : Proses yang secara fisik membuang
semua debu yang tampak. kotoran, darah atau cairan
tubuh lainnya dari benda mati ataupun membuang
sejumlah mikroorganisme untuk mengurangi risiko bagi
mereka yang menycntuh kulit atau rnenangani objek
Proses terdiri dari mencuci sepenuhnya dengan sabun
atau deterjen dan air, membilas dengan air bersih, dan
mengeringkan.
Disinfeksi tingkat tinggi ( DTT ) : Proses
menghilangkan semua mikroorganisme, kecuali beberapa
endospora bakterial dari obyek, dengan merebus,
menguapkan atau memakai disinfektan kimiawi.
Sterilisasi : Proses menghilangkan semua
mikroorganisme (bakteria, virus, fungi dan parasit)
termasuk endospora bakterial dari benda mati dengan uap
tekanan tinggi (otoklaf), panas kering (oven), sterilan
kimiawi, atau radiasi.

PANDUAN UNTUK MEMPROSES BENDA - BENDA

Setiap benda, baik instrumen metal yang kotor


maupun sarung tangan, memerlukan penanganan dan
pemrosesan khusus agar :
Mengurangi , risiko perlukaan aksidental atau
terpapar darah atau tubuh terhadap staf pembersih
dan rumah tangga, dan
Memberikan hasil akhir berkualitas tinggi (umpamanya
instrumen atau benda lain yang steril atau yang
139

didesinfeksi tingkat tingggi (DTT )


DEKONTAMINASI

Adalah langkah pertama yang penting dalam menangani


peralatan, perlengkapan, sarung tangan dan benda-benda
lainnya yang terkontaminasi. Dekontaminasi membuat bendabenda lebih aman untuk ditangani petugas pada saat
pembersihan. Untuk perlindungan lebih jauh, pakai sarung
tangan karet yang tebal atau sarung tangan rumah tangga
dari Iates. lika menangani peralatan yang digunakan atau
kotor. Segera setelah digunakan masukan benda - benda yang
terkontaminasi ke dalam larutan klorin 0, 5 % selama 10
menit. Ini akan dengan cepat mematikan virus Hepatitis B dan
HIV. Pastikan hahwa benda - benda yang terkontaminasi, telah
tcrendam scluruhnya dalam larutan klorin. Daya kerja larutan
klorin akan cepat mengalami penurunan sehingga harus
diganti paling sedikit setiap 24 jam atau lebih cepat jika
terlihat telah kotor atau keruh
PERSIAPAN ALAT :

1. Sarung tangan karet yang tebal atau sarung tangan


rumah tangga dari lateks
2. Sikat halus (boleh menggunakan sikatgigi
3. Tabung suntik (minimal ukuran 10 ml,untuk membilas
bagian dalam termasuk kateter penghisap lendir)
4. Wadah plastik atau baja anti karat
(stainless steel)
5. Air bersih
6. Sabun atau deterjen
TAHAP-TAHAP PENCUCIAN DAN PEMBILASAN :

1. Pakai sarung tangan karet yang tebal pada kedua tangan.


2. Ambil peralatan bekas pakai yang sudah
140

didckontaminasi (hati-hati bila memegang peralatan


yang tajam, seperti gunting dan jarum jahit).
3. Agar tidak merusak benda-benda yang terbuat dari plastik
atau karet,jangan dicuci segera bersamaan dengan
peralatan yang terbuat dari logam
4. Cuci setiap benda tajam secara terpisah dan hati-hati :
Gunakan sikat dengan air dan sabun untuk
menghilangkan sisa darah dan kotoran.
Buka engsel gunting dan klem.
Sikat dengan seksama terutama dibagian sambungan
dan pojok peralatan.
Pastikan tidak ada sisa darah dan kotoran yang tertinggal
pada peralatan.
Cuci setiap benda sedik-itnya tiga kali (atau lebih jika
perlu) dengan air dan sabun atau deterjen. Bilas bendabenda tersebut dengan air bersih.
5. Ulangi prosedur tersebut pada benda benda lain.
6. Jika peralatan akan didisinfeksi tingkat tinggi secara
kimiawi (misalkan dalam larutan klorin 0,5%) tempatkan
peralatan dalam wadah yang bersih dan biarkan kering
sebelum memulai proses DTT.
Alasan :.jika peralatan masih basah mungkin akan
mengencerkan larutan kimia dan membuat larutan menjadi
kurang efektif

7. Peralatan yang akan didisinfeksi tingkat tinggi dengan,cara


dikukus atau direbus, atau disterilisasi didalam otoklaf atau
oven panas kering, tidak usah dikeringkan sebelum proses
DTT atau sterilisasi dimulai.
8. Selagi masih memakai sarung tangan, cuci sarung tangan
dcngan air dan sabun dan kemudian bilas secara seksama
dengan menggunakan air bersih.
9. Gantungkan sarung tangan dan biarkan dengan cara
diangin-anginkan.
141

Bola karet penghisap tidak boleh dibersihkan dan digunakan


ulang untuk lebih dari satu bayi. Bola kater seperti itu harus
dibuang setelah digunakan. Secara ideal kateter penghisap lendir
DeLee, harus dibuang setelah satu kali digunakan, jika hal ini
tidak memungkinkan, kateter harus dibersihkan dan didesinfeksi
tingkat tinggi dengan seksama
Kateter urin sangat sulit dibersihkan dan didisinfeksi tingkat
tinggi. Menggunakan kateter tersebut pada lebih dari satu ibu dapat
meningkatkan resiko infeksi jika tidak diproses dengan benar. Untuk
mencuci kateter (termasuk kateter penghisap lendir), lakukan
tahap-tahap berikut ini :
Pakai sarung tangan karct yang tebal atau sarung tangan
rumah tangan dari lateks pada kedua tangan.
Lepaskan penutup wadah penampung lendir (untuk kateter
penghisap lendir)
Gunakan tabung suntik besar untuk mencuci bagian dalam
kateter sedikitnya tiga
kali (atau lebih jika perlu) dengan air dan sabun atau
deterjen.
Bilas kateter menggunakan tabung suntik dan air bersih
Letakkan kateter dalam wadah yang bersih dan biarkan
kering sebelum dilakukan proses DTT.
Catatan: kateter harus didesinfeksi tingkat tinggi secara
kimiawi,kateter bisa rusak jika didesinfeksi tingkat tinggi dengan
jalan direbus.
DTT DENGAN CARA MEREBUS :
1. Gunakan panci dengan penutup yang rapat.
2. Ganti air setiap kali mendisinfeksi peralatan
3. Rendam peralatan sehingga semuanya
terendam didalam air.
4. Mulai panaskan air.
5. Mulai hitung waktu saat air mulai mendidih.
6. Jangan tambahkan benda apapun kedalam air mendidih
setelah penghitungan waklu dimulai :
Rebus selama 20 menit.
Catat lama waktu perebusan peralatan didalam buku khusus.
142

Biarkan peralatan kering dengan cara diangin-anginkan


sebelum digunakan atau disimpan (jika peralatan dalam
keadaan lembab maka tingkat pencapaian desinfeksi tingkat
tinggi tidak terjaga).
Setelah peralatan kering gunakan segera atau simpan
dalam wadah desinfeksi tingkat tinggi dan berpenutup.
Peralatan bisa disimpan sampai satu minggu asalkan
penutupnya tidak dibuka.

DTT DENGAN UAP PANAS PADA SARUNG TANGAN:


Setelah sarung tangan didekontraminasi dan dicuci, maka sarung
tangan ini siap DTT dengan uap tanpa diberi talk
1. Gunakan panci perebus yang memiliki tiga susun nampan
pengukus.
2. Gulung bagian atas sarung tangan sehingga setelah DTT
selesai sarung tangan dapat dipakai tanpa membuat
kontaminasi baru.
3. Letakkan sarung tangan pada baki atau nampan pengukus
yang berlubang dibawahnya. Agar mudah dikeluarkan dari
bagian atas panci pengukus, letakkan sarung tangan dengan
bagian jarinya kearah tengah panci. Jangan menumpuk sarung
tangan (lima sampai sepuluh pasang sarung tangan bisa
diletakkan dipanci pengukus, tergantung dari diameter panci).
4. Ulangi proses tersebut hingga semua nampan pengukus terisi
sarung tangan. Susun tiga nampan pengukus diatas panci
perebus yang berisi air. Letakkan sebuah panci perebus kosong
disebelah kompor.
5. Letakkan penutup di atas panti pengukus paling atas dan
panaskan air hingga mendidih. Jika air mendidih perlahan,
hanya sedikit uap air yang dihasilkan dan suunya mungkin
tidak cukup tinggi untuk membunuh mikroorganisme.jika air
mendidih terlalu cepat,air akan menguap dengan cepat dan
bahan bakar akan terbuang.
6. Jika uap mulai keluar dari celah-celah diantara panci pengukus,
mulailah penghitungan waktu. Catat lamanya pengukusan sarung
tangan dalam buku kh usus.
7. Kukus sarung tangan selama 20 menit.
8. Angkat nampan pengukus paling atas yang berisi sarung tangan
143

dan goyangkan perlahan - lahan agar air yang tersisa pada


sarung tangan dapat menetes keluar.
9. Letakkan nampan pengukus diatas panci perebus yang kosong di
sebelah kompor.
10. Ulangi langkah tersebut hingga semua nampan pengukus
yang berisi sarung tangan tersusun di atas panci perebus yang
kosong Lctakkan penutup di atasnya hingga sarung tangan
menjadi dingin dan kering tanpa terkontaminasi
11.Biarkan sarung tangan kering dengan diangin-anginkan sampai
kering di dalam panci selama 4-6 jam, jika diperlukan segera
biarkan sarung tangan menjadi dingin selama 5-10 menit dan
kemudian gunakan dalam waktu 30 menit pada saat masih
basah atau lembab (setelah 30 menit bagian jari sarung
tangan akan menjadi lengket dan membuat sarung tangan sulit
di gunakan atau dipakai).
12.Jika sarung tangan tidak di pakai segera , setelah kering,
gunakan
cunam
penjepit
atau
pin-set
DTT
untuk
memindahkan sarung tangan. Letakkan sarung tangan
tersebut dalam wadah DTT lalu tutup rapat (sarung tangan bisa
disimpan di dalam panci pengukus yang berpenutup rapat).
Sarung tangan tersebut bisa di simpan sampai satu minggu.
LANGKAH - LANGKAH KUNCI PADA DTT SECARA KIMIA :
1. Setelah dilakukan dekontaminasi, cuci dan bilas, keringkan
dengan seksama semua peralatan.
2. Rendam sernua peralatan menggunakan larutan desinfeksi
tingkat tinggi (pastikan peralatan terendam seluruhnya dalam
larutan kimia).
3. Rendam selama 20 menit.
4. Catat lama waktu peralatan direndam dalam larutan kimia di
buku khusus.
5. Bilas peralatan dengan air matang dan angin-anginkan sampai
kering di wadah DTT yang berpenutup.
6. Setelah kering peralatan dapat digunakan dengan segera
atau disimpan dalam wadah DTT yang berpenutup rapat.
7. Untuk menyiapkan wadah DTT, direbus bila kecil atau isi
dengan larutan klorin 0,5% dan biarkan selama 20 menit.
144

STERILISASI
Suatu tindakan untuk,membunuh kuman patogen dan a
patogen bescrta sporanya pada peralatan perawatan dan kedokteran
dengan cara merebus, stoom, panas tinggi atau menggunakan bahan
kimia.
PELAKSANAAN
1. Sterilisasi dengan cara rebus
Mensterilkan peralatan dengan cara merebusnya didalam air
sampai mendidih ( 100 C ) dan ditunggu antara 15 - 20 menit.
Misalnya peralatan dari logam, kaca dan karet.
2. Sterilisasi dengan cara stoom
Mensterilkan peralatan dengan uap panas didalarn autoclove
dengan waktu, suhu dan tekanan tertentu. Misalnya alat tenun,
obat - obatan dan lain - lain.
3. sterilisasi dengan cara panas kering
Mensterilkan peralatan dalam oven dengan panas tinggi,
misalnya peralatan logam yang tajam, peralatan dari kaca danobat tertentu.
4. Sterilisasi dengan cara menggunakan bahan bimia
Mensterilkan peralatan dengan menggunakan bahan kimia
seperti alkohol, sublimat, uap formalin, khususnya untuk
peralatan yang cepat rusak bila kena panas. Misalnya
sarung tangan, kateter, dan lain - lain-

145

FORMAT
PENCUCIAN DAN PEMBILASAN
N
KEGIATAN
o
1.
Pakai sarung tangan karet yang tebal pada
2 kedua tangan
Ambil peralatan bekas pakai yang telah
didekontaminasi(hati-hati
bila
memegang
3
peralatan yang tajam,seperti gunting dan
jarum jahit).
Agar tidak merusak benda-benda yang
terbuat dari plastik atau karet jangan
4
dicuci segera bersamaan dengan peralatan
yang terbuat dari logam.
Cuci setiap benda tajam secara terpisah dan
hati-hati
Gunakan sikat dengan air dan sabun untuk
menghilangkan sisa darah dan kotoran.
Buka engsel gunting dan klem.
Sikat dengan seksama terutama dibagian
sambungan dan pojok peralatan.
Pastikan tidak ada sisa darah dan kotoran
yang tertinggal pada peralatan.
Cuci setiap benda sedikitnya tiga kali (atau
5
lebih jika perlu) dengan air dan sabun
6
atau
deterjen.bilas
benda-benda
tersebut dengan air bersih
Ulangi prosedur tersebut pada benda-benda
lain
7 Jika peralatan akan didisinfeksi tingkat tinggi
secara kimiawi (misalkan dalam larutan klorin
0,5%) tempatkan peralatan dalam wadah yang
bersih dan biarkan kering sebelum memulai
proses DTT
146

8
9

Peralatan yang akan didisinfeksi tingkat tinggi


dengan cara dikukus atau direbus, atau
disterilisasi didalam otoklaf atau oven panas
kering, tidak usah dikeringkansebelum
proses DTT atau sterilisasi dimulai
Selagi masih memakai sarung tangan, cuci
sarung tangan dengan air dan sabun dan
kemudian bilas secara seksama dengan
menggunakan air bersih
Gantungkan sarung tangan dan biarkan
dengan cara dianginanginkan

Keterangan.
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................

147

FORMAT
DESINFEKSI TINGKAT TINGGI
N
KEGIATAN
o
A DTT
DENGAN
CARA
MEREBUS
1. Gunakan panci dengan penutup yang rapat.
2 Ganti air setiap kali mendisinfeksi peralatan.
3 Rendam peralatan sehingga semuanya terendam
didalam air.
4 Mulai panaskan air.
5 Mulai hitung waktu saat air mulai mendidih.
6 Jangan tambahkan benda apapun- kedalam air
mendidih setelah penghitungan waktu dimulai :
Rebus selama 20 menit.
Catat lama waktu perebusan peralatan
didalam buku khusus.
Biarkan peralatan kering dengan cara
diangin-anginkan sebelum digunakan atau
disimpan (jika peralatan dalam keadaan
lembab
maka
tingkat
pencapaian
desinfeksi tingkat tinggi tidak terjaga).
Setelah peralatan kering gunakan segera
atau simpan dalam wadah desinfeksi tingkat
tinggi dan berpenutup. Peralatan bisa
disimpan sampai satu minggu asalkan
penutupnya tidak dibuka.
B
DTT SECARA KIMIA
1. Setelah dilakukan dekontaminasi, cuci dan
bilas, keringkan dengan
seksama semua
2 peralatan.
Rendam semua peralatan menggunakan larutan
desinfeksi tinggi (pastikan peralatan terendam
3 seluruhnya dalam larutan kimia).
4 Rendam selama 20 mcnit.
Catat lama waktu peralatan direndam dalam
148

5
6
7

larutan kimia di buku khusus.


Bilas peralatan dengan air matang dan anginanginkan sampai
kering di wadah DTT yang berpenutup
Setelah kering peralatan dapat digunakan dengan
segera atau disimpan dalam wadah DTT yang
berpenutup rapat.
Untuk menyiapkan wadah DTT, direbus bila kecil
atau isi dengan larutan klorin 0,5% dan biarkan
selama 20 menit.

Keterangan.
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................

149

Proses

Dekontaminasi
adalah
langkah
pertama
dalam
menangani benda
yang sudah dipakai;
mengurangi resiko
HBV dan HIV/AIDS

Pembersihan
menghilangkan
darah, duh tubuh
dan kotoran yang
tampak

Sterilisasi
menghancurka
n semua mikro
organism
termasuk
endospora

Instrumen / benda

DEKONTAMINASI

PEMBERSIHAN

STERILISASI

Ambu bag/masker
muka
resusitasi
kardiopulmoner

Seka
permukaan
yang
terekspos
dengan kasa yang
direndam dalam 60
90% alcohol atau
klorin 0,5%, bilas
segera
Tidak perlu

Cuci
dengan
sabun dan air,
bilas dengan air
bersih, keringkan
diudara
atau
dengan handuk

Tidak perlu

Tidak perlu

Seka dengan klorin


0,5% bilas dengan
air bersih

Cuci
dengan
sabun dan air,
bilas dengan air

Tidak
dianjurkan,
kebanyakan
AKDR
dimasukkan
dalam kantong
streril, buang
kalau
kantongnya
berlubang
Tidak perlu

AKDR
inserternya

Alas kaki

dan

150

Disinfeksi tingkat
tinggi
menghancurkan
semua
virus
bakteri
parasit,
fungi
dan
beberapa
endospora
DISINFEKSI
TINGKAT TINGGI
Tidak perlu

Tidak dianjurkan

Tidak perlu

Apron
karet

(plastic

Bola isap

Diafragma
atau
fitting
rings
(digunakan untuk
ukuran pasien)
Forsep
transfer
dan tempatnya

Gaun bedah, kain

Seka dengan klorin


0,5% bilas dengan
air bersih
Rendam
dengan
larutan klorin 0,5%
selama 10 menit
sebelum
dibersihkan.
Bilas
atau cuci segera
Rendam
dengan
larutan klorin 0,5%
selama 10 menit
sebelum
dibersihkan.
Bilas
atau cuci segera
Rendam
dengan
larutan klorin 0,5%
selama 10 menit
sebelum
dibersihkan.
Bilas
atau cuci segera

Tidak

perlu

(staf

bersih, keringkan
Cuci
dengan
sabun dan air,
bilas dengan air
bersih, keringkan
Cuci
dengan
sabun dan air,
bilas dengan air
bersih, keringkan
diudara
atau
dengan handuk
Cuci
dengan
sabun dan air,
bilas dengan air
bersih, keringkan
diudara
atau
dengan handuk
Cuci
dengan
menggunakan
sikat,
cuci
dengan
sabun
dan
air,
bilas
dengan
air
bersih, kl sudah
di
sterilisasi,
keringkan
diudara
atau
dengan handuk
Cuci
dengan

151

Tidak perlu

Tidak perlu

Tidak perlu

Tidak perlu

penutup linen dan


pembungkus

Instrument bedah

Jarum suntik dan


semprit
(gelas
plastic)

londri
harus
memakai
gaun
pelindung, sarung
tangan, dan kaca
mata
sewaktu
menangani
linen
kotor)
Rendam
dengan
larutan klorin 0,5%
selama 10 menit
sebelum
dibersihkan.
Bilas
atau cuci segera

Isi
jarum
dan
semprit
yang
terpasang dengan
klorin 0,5%. Bilas 3
kali dan apakah
dibuang jarumnya
atau
rendam
selama 10 menit
sebelum
pembersihan. Bilas
dengan
menyemprot 3 kali
dengan air bersih

sabun dan air.


Bilas dengan air
bersih, keringkan
dengan
udara
atau
mesin
pengering
Cuci
dengan
menggunakan
sikat,
cuci
dengan
sabun
dan
air,
bilas
dengan
air
bersih, kl sudah
di
sterilisasi,
keringkan
diudara
atau
dengan handuk
Buka
pasangannya,
kemudian
cuci
dengan
sabun
dan
air.
Bilas
dengan
air
bersih, keringkan
sempritnya
di
udara
atau
dengan handuk
(hanya
jarum
dikeringkan
di
udara)

152

Kanula
(plastic)

Kap
darah

AVM

tekanan

Kateter
isap
(karet / plastik)

Kateter urin karet


dan logam yang
lurus

Laparoskop

Rendam
dengan
larutan klorin 0,5%
selama 10 menit
sebelum
dibersihkan.
Bilas
atau cuci segera
Jika terkontaminasi
dengan darah atau
duh tubuh, seka
dengan kain yang
dibasahi
klorin
0,5%
Rendam
dengan
larutan klorin 0,5%
selama 10 menit
sebelum
dibersihkan.
Bilas
atau cuci segera
Rendam
dengan
larutan klorin 0,5%
selama 10 menit
sebelum
dibersihkan.
Bilas
atau cuci segera
Seka
permukaan
yang
terekspos
dengan kasa yang
dicelupkan
dalam
60 90% alkohol

Cuci
dengan
sabun dan air,
lepaskan semua
partikel
Jika kotor cuci
dengan
sabun,
bilas dengan air
bersih, keringkan
Cuci
dengan
sabun dan air.
Bilas
3
kali
dengan air bersih
(luar dan dalam)
Dengan
menggunakan
sikat cuci dengan
sabun dan air.
Bilas
3
kali
dengan air bersih
(luar dan dalam)
Lepaskan
satu
persatu,
kemudian
menggunakan
sikat cuci dengan

153

atau klorin
bilas segera

0,5%,

Meja periksa atau


bedah
atau
permukaan area
yang luas (kereta
dan usungan)

Bilas
dengan
larutan klorin 0,5%

PPD (kap, masker,


baju operasi)

Tidak perlu (staf


londri
harus
memakai
gaun
pelindung, sarung
tangan, dan kaca
mata
sewaktu
menangani
linen
kotor)
Rendam
dengan
larutan klorin 0,5%
selama 10 menit
sebelum
dibersihkan.
Bilas
atau cuci segera
Rendam
dengan
larutan klorin 0,5%
selama 10 menit
sebelum
dibersihkan.
Bilas
atau cuci segera

Saluran
plastik

udara

Sarung
bedah

tangan

sabun dan air.


Bilas dengan air
bersih, keringkan
dengan handuk
Cuci
dengan
sabun dan air
kalau
materi
organic
masih
ada
setelah
dekontaminasi
Cuci
dengan
sabun dan air.
Bilas dengan air
bersih, keringkan
dengan
udara
atau
mesin
pengering
Cuci
dengan
sabun dan air,
bilas dengan air
bersih, keringkan
diudara
atau
dengan handuk
Cuci
dengan
sabun dan air,
bilas dengan air
bersih,
lihat
apakah
berlubang

154

Slang
ventilator
atau sirkuit

Tidak perlu

Stetoskop

Seka
permukaan
yang
terekspos
dengan kasa yang
direndam dalam 60
90% alcohol
Rendam
dengan
larutan klorin 0,5%
selama 10 menit
sebelum
dibersihkan.
Bilas
atau cuci segera
Tidak perlu

Tempat
penyimpanan
instrument

Tempat
muntah
bedpan / urinal

Thermometer
gelas

Tudak perlu

Cuci
dengan
menggunakan
sikat,
cuci
dengan
sabun
dan
air,
bilas
dengan
air
bersih,
Bila kotor, cuci
dengan
sabun
dan
air,
bilas
dengan
air
bersih, keringkan
Cuci
dengan
sabun dan air,
bilas dengan air
bersih, keringkan
diudara
atau
dengan handuk
Dengan
sikat,
cuci
dengan
desinfektan,
sabun dan air,
bilas dengan air
bersih
Seka
dengan
larutan
desinfektan, bilas
dengan
air
bersih, keringkan

Catatan:
155

1. Jika tidak dibungkus gunakan segera, bila dibungkus proses ulang jika bungkusnya
rusak atau terkontaminasi
2. Kertas atau plastik letakkan ditempat pembuangan yang tahan kotor atau kantong
plastik untuk dibuang
3. Jika sterilisasi (panas kering atau otoklaf) tidak ada barang barang ini dapat
didesinfeksi tingkat tinggi dengan didihkan, diuapkan, atau direndam dalam
desinfektan kimia
4. Hindarkan paparan berkepanjangan dengan larutan clorin, untuk mengurangi korosi
(karatan) dari instrumen dan kerusakan produk karet dan kain
5. Instrumen yang tajam jangan disterilisasi pada suhu diatas 160oC untuk mencegah
penumpulan

156

PENGKAJIAN FISIK
Pada Kesehatan Fungsional menurut Gordon :
1. Pola Persepsi kcsehatan - Pemeliharaaan Kesehta
2. Pola Nutrisi Metabolisme
3. Pola Eliminasi
4. Pola Aktifitas-Latihan
5. Pola Istirahat Tidur
6. Pola Kognitif-Persepsi
7. Pola Konsep diri - Persepsi diri
8. Pola hubungan Peran
9. Pola Seksual Reproduksi
10. Pola Penanganan masalah - Stress - Toleransi
11. Pola Keyakinan - Nilai - nilai
Untuk membantu pasien dalam mengutarakan maslah /
keluhannya
secara
lengkap,
maka
perawat
dianjurkan
menggunakan analisa simptom PQRST
P
: Provokatif atau Paliatif
Q
: Qualitas atau Kuantitas
R
: Regional / Area radiasi
S
: Skala Keparahan
T
: Timing ( Waktu )
Wawancara riwayat kesehatan meliputi lima bidantg utama
yaitu data biografi, pola sehat - sakit, Permeliharaan kesehatan, Pola
hubungan Peran dan suatu ringkasan data riwayat keperawatan
TEKNIS DAN PERSIAPAN PENGKAJIAN
ADA 4 YA1TU :
1. INSPEKSI
2. PALPASI
3. PERKUSI
4. AUSKULTASI

INSPEKSI

lnspeksi Merupakan proses obserfasi dengan menggunakan mata.


Adapun langkah kerja inspeksi adalah :
1. atur pencahayaan yang cukup sebelu m melakukan inspeksi
157

2. Atur suhu dan suasana ruangan yang nyaman


3. Buka bagian yang diinspeksi dan yakinkan bahwa bagian
tersebut tidak tertutup baju selimut dan sebagainya
4. Bila perlu gunakan kaca pembesar untuk membantu inspeksi
5. Selalu jelaskah dalam menetapkan apa yang anda lihal
6. Perhatikan kesan pertama pasien yang meliputi perilaku,
ekspresi, penampilan umum pakaian, postur tubuh dan
gerakan dengan waktu yang cukup
7. Lakukan inspeksi secara sistematis, bila perlu bandingkan
bagian sisi tubuh dengan sisi yang lain

PALPASI

Palpasi dilakukan dengan menggunakan sentuhan atau rabaan.


metode ini dikerjakan untuk mendeterminasi ciri - ciri jaringan atau
organ. Palpasi biasanya dilakukan terakir setelah inspeksi, auskultasi
dan perkusi
Ada 2 jenis Palpasi yaitu :
1. Palpasi Dalam
2. Palpasi Ringan
Palpasi Rangan banyak digunakan dalam pengkajian
Palpasi Dalam dikerjakaanuntuk merasakan isi Abdomen
Cara Kerja Palpasi :
1. Pastikan bahwa area, yang akan di palpasi benar - benar
nampak ( tidak tertutup selimut, baju dan lain - lain )
2. Cuci tangan sampai bersih dan keringkan
3. Beritahu pasien tentang apa yang akan dikerjakan
4. Secara prinsip palpasi dapat dikerjakan dengan semua jari,
tetapi jari telunjuk dan ibu jari lebih sensitif
5. Untuk menterminasi bentuk dan struktur organ gunakan jari
2,3 dan 4 secara bersamaan Untuk Palpasi abdomen gunakan
telapak tangan dan beri tekanan dengan jari - jari secara
ringan
6. Bila perlu lakukan palapasi dengan dua tangan
7. Perhatikan dengan seksama muka pasien selama palpasi
untuk mengetahui adanya nyeri tekan
8. Lakukan palpasi secar sistematis dan uraian ciri - ciri
tentang ukuran, bentuk, konsistensi dan permukaannya
158

PERKUSI
Adalah
: Metode pemeriksaan dangan cara mangetuk,
Tujuan : Untuk menentukan batas - batas organ atau bagian tubuh
dengan cara merasakan vibrasi yang ditimbulkan akibat adanya
gerakan yang diberikan ke bawah jaringan
Cara Kerja Perkusi :
1. Buka / lepas pakaian pasien sesuai yang diperlukan
2. Luruskan jari tangah tangan kiri., tekan bagian ujung jari dan
letakkan dengan kuat pada permiksan yang diperkusi. Upayakan
jari - jari yang lain tidak menyentuh Permukaan, karena akan
mengaburkan auara Konsistenlah dalam memberikan tekanan
pada permukaan pada permukaannya yang di Perkusi
3. Lenturkan jari tengah kanan ke atas dangan lengan bawah
relaks. Pertahankan kelenturan tangan pada pergelangan tangan
4. Gerakkan pergelangan tangan dengan cepat, jelas dan relaks serta
ketukkan ujung jari tengah tangan kiri ( setelah batas kuku ) di
mans tekanan yang mendesak pada permukaan yang
dipertusi paling besar
5. Segera angkat jari tengah tangan kanan untuk menghindari
vibrasi terendam
6. Pertahankan gerakan pads pergelangan tangg an Ticlak pada
jari, siku atau pundak
AUSKULTASI
Merupakan metode pengkajian yang menggunakan stetoskop
untuk memperjelas pendengaran untuk mendengarkan bunyi
jantung, paru - paru, bunyi usus serta untuk mendengarkan tekanan
darah dan denyut nadi
Cara Kerja dengan menggunakan stetoskop adalah sebagai berikut
:
1. Lakukan pengkajian dalam ruangan yang tenang dan nyaman
2. Pasang bagian telinga ( ear piece ) di telinga
3. Pastikan stetoskop benar - benar terpasang tepat di telinga dan
tidak menimbulkan rasa sakit
4. Pastikan bahwa aksis longitudinal telinga luar dengan ear Piece
benar - banar tepat
159

5. Pilih bagian diafragma atau bel tergantung pada apa yang akan
didengar
TINGKATAN KESADARAN
Kesadaran
Tanda - Tanda
Kompos Mentis

Sadar
penuh,
dapat
menjawab
semua
pertanyaan tentang keadaan sekelilinnya
Keadaan kesadaran yang segan untuk
berhubungan dengan kehidupan sekitarnya,
sikapnya acuh - takacuh
Keadaan kesadaran yang mau tidur saja, dapat
dibangunkan dengan rangsangan nyeri, akan
tetapi jatuh tidur lagi

Apatis
Somnolen

Delinium

Soopor
Semikoma
koma

Keadaan
kacau
motorik
yang
sangat,
memberontak, berteriak-teriak dan tidak
sadar terhadap orang lain, tempat dan waktu
/ Keadaan kesadaranyang menyerupai koma
reaksi
Dapat hanya
ditimbulkan dengan rangsan nyeri
Keadaan kesadaran yang hilang sama sekali dan
tidak dapat dibangunkan dengan ranpsang
apapun
PENGKAJIAN KULIT, RAMBUT DAN KUKU

INSPEKSI DAN PALPASI


1. Inspeksi kulit mengenai warna, jaringan parut, lesi dan
kondisi vaskularisasi supervisial
2. Palpasi kulit untuk mengetahui suhu kulit, tekstur ( halus,
kasar ), mobilitas / turgor dan adanya lesi
3. Inspeksi dan palpasi kuku dan catat mengenai warna, bentuk
dan setiap ada ketidak normalan / lesi
4. Inspeksi dan palpasi rambut dan perhatikan jumlah, distribusi
dan teksturnya
Variasi warna kulit
160

1. Coklat : Deposisi melanin, Deposisi melanin hemosiderin


2. Biru ( sianosis) Akibat hipoksia
3. Biru kemerah - merahan : Kombinasi akibat jumlah total
hemoglobin meningkat, polisitemia
4. Merah : Demam, Alkohol, Peradangan Iokal, lingkungan
yang dingin
5. Kuning ( Ikterik ) : Kadar bilirubin meningkat
6. Warna Berkurang : Penurunan kadar melanin ( Albinisme ),
Kehilangan melanin ( Vitiligo ) Tinea Versikolor ( Infeksi
jamur yang umum )
Bates, A. Guide To Physical Examination and History Taking. Fifth
Edition, JB, Lippiacott, New York, 1991
PENGKAJIAN KEPALA DAN LEHER
KEPALA
Mengetahui bentuk dan fungsi kepala, pengkajian diawali dengan inspeksi
kemudian palpasi
1. Atur pasien dalam posisi duduk atau berdiri tergantung kondisi
pasien
2. Bila
pasien
memakai
kacamata,
anjurkan
untuk
melepaskannya
3. Lakukan inspeksi yaitu dengan memperhatikan kesimetrisan
muka, tengkorak, warna dan distribusi rambut serta kulit kepala,
Muka Normalnya simetris antara kanan dan kiri. Ketidak
simetrisan muka dapat merupakan suatu petunjuk adanya
kelumpuhan / parasa, saraf ketujuh. Bentuk tengkorak yang
normal adalah simetris dengan bagian frontal
4. Distribusi rambut sangat bervariatif pada setiap orang dan kulit
kepala normalnya tidak mengalami peradangan , tumor maupun
bekas luka / sikatrik
MATA
Dalam Inspeksi, bagian - bagian mata yang perlu diamati adalah
bola mata, kelopak mata, konjungtiva, sklera dan pupil
1. Amati bola mata terhadap adanya protrusis, gerakan mata, medan
penglihatan dan visus.
2. Amati kelopak mata , perhatikan terhadap bentuk dan setiap
161

ada kelainan dengan cara sebagai berikut


a. Anjurkan pasien melihat ke depan
b. bandingkan mata kanan dan kiri
c. Anjurkan pasien menutup kedua mata
d. Amati Bentuk dan keadaan kulit pada kelopak mata , serta
pada bagian pinggir kelopak mata
e. Amati pertumbuhan rambut pada kelopak mata
f. Perhatikan keluasan mata dapat membuka dan catat bila ada
dropping kelopak mata atau sewaktu waktu membuka ( Ptosis
)
3. Amati konjungtiva dan Skler
4.
Amati warna iris serta ukinan dan bentuk pupil, kemudian
lanjutkan dengan mengevaluasi reaksi pupil terdap cahaya.
Normalnya bentuk pupil sama besar ( Isokor), pupil yang
mengecil tersebut Miosis, Amat kecil disebitt Pin Poin, sedangkan
pupil yang melebar / dilatasi disebut Midriasis
lnspeksi gerakan mata dan inspeksi Medan Penglikatan
Baca Di Buku Pengkajian Fisik Keperawatan Robert Priharjo hal 43
Pemeriksaan Visus ( Ketajaman Penglihatan )
1. Siapkan kartu snellen / kartu yang lain untuk pasien dewasa
atau kartu gambar untuk anak - anak
2. Atur Kursi tempat duduk pasien dengan jarak 5 stau 6 cm dari
kartu snellen
3. Atur pencahayaan
4. Beritahu pasien untuk menutup mata kiri dengan satu tangan
5. Pemeriksaan mata kanan dengan cara pasien disuruh membaca
mulai huruf yang paling besar menuju huruf yang kecil dan
catat tulisan terakhir yang masih dapat dibaca oleh pasien
6. Selanjutnnya pemeriksaan mata kiri
PALPASI
Untuk mengetahui tekanan bola mata dan untuk mengdari adanya
nyeri ) tekan secara Icbih teliti diperlukan alat Tonometer
a. Beritahu pasien untuk duduk
b. Anjurkan pasien untuk memejamkan mata
c. Lakukan palpasi pada kedua mata. Bila tekanan bola mata
tinggi maka mata teraba keras
162

TELINGA
Pengkajian secara umum bertujuan untuk mengetahi keadaan telinga
luar, saluran telinga, gendang telinga / membran timpani dan
pendengaran Alat - alat yang periu disiapkan dalam pengkajian
telinga antara lain otoskop, Garputala, dan arloji
Inspeksi dan Palpasi
Baca Di Buku Pengkajian Fisik Keperawatan Robert Priharjo hal 50 - 51
Cara Membuka lubang telinga
1. Pada Anak - anak tetap datam posisi normal
2. Pada orang dewasa Ditarik ke atas
Pcmcriksaan Pendengaran
1. Dengan arloji
2. Dengan suara bisikan ( sederhana )
3. Garputala
4. Test Audiometri ( oleh Spesaialis )
Pemeriksaan garputala ada 2 teknik :
a. Pemeriksaan Rinne ( Garputala diletakkan pada mastoid
kiri)
Gunakan untuk membandingkan antara konduksi udara
dengan konduksi tulang
b. Pemeriksaan weber ( Garputala diletakkan di puncak kepala
pasien )
Digunakan untuk mengetahui lateralisasi fibrasi ( getaran,
yang dirasakan baik oleh kanan maupun kiri )
Hidung dan sinus - sinus
Mulut dan Paring
Baca Di Buku Pengkajian Fisik Keperawatan Robert Priharjo hal 68
PENGKAJIAN DADA DAN PARU - PARU
Ciri - Ciri Bunyi Nafas
Bunyi
Durasi bunyi Nada
Nafas
inspirasi
bunyi
dan ekspirasi Ekspiras
163

Intensitas
bunyi
ekspirasi

Lokasi

i
Vesikulcr

Inspirasi
Ekspirasi

>

Rendah

Lembut

BronkoVesikuler

(aspirasi
Ekspirasi

Sedang

Sedang

Bronkeal

Ekspirasi
lnspirasi
Inspirasi
Ekspirasi

> tinggi

Keras

Sangat
Keras

Trakeal

Sangat
tiggi

Sebagian
area
paru
- paru kanan
dan
kiri
,
Sering pada
spasium
intercostalis ke
-1
dan ke-2 bagian
dan di antara
skapula
Di
atas
mal
mutrisi
Di alas trakea
pada leher

Tindakan Gradasi Kekuatan Otot


Skal Kekuatan
Ciri ciri
a
normal %
0
0
Paralisis total
1
10
Tidak ada gerakan, teraba / terlihat
adanya kontraksi otot
2
25
Gerakan otot penuh menentang gravitasi,
dengan sokongan
3
50
Gerakan normal menentang gravitasi
4
75
Gerakan
normal
penuh
menentang
gravitasi dengan sedikit penahanan
5
100
Gerakan
normal
penuh
menentang
gravitasi dengan sedikit penahanan penuh
Skala Koma Glasgow ( GCS )
Parameter
responden
Mata
Membuka secara spontan
Terhadap suara
Terhadap nyeri
164

Nilai
4
3
2

Respon verbal

Respon
gerak

motorik

Tidak terespon
Orientasi baik
Bingung
Kata kata tidak jelas
Bunyi tidak jelas
/ Mengikuti perintah
Gerakan local
Fleksi, menarik
Fleksi abnormal
Ekstensi abnormal
Tidak ada
Nilai maksimal 15, minimal 3

1
5
4
3
1
6
5
4
3
2
1

Pergerakan
1. Pergerakan otot - otot ekstraokuler di atur oleh saraf kranial III,
IV dan VI
2. Saraf kranial yang terlibat dalam aktifitas lngesti ( Menggigit
dan menelan ) yaitu saraf V, VII, IX, X dan XII
3.
Aktifitas Motoric bicara dipeng,aruhi oleh kenormalan saraf
kranial VII, IX, X dan XII

165

FORMAT
PEMERIKSAAN FISIK
N
o
1
2
3
4
5
6
7
8

KEGIATAN

Menyapa klien dengan ramah


Meminta klien mengosongkan kandung kemih
( k/p )
Merninta klien mengganti baju dengan skort (
klp )
Mengatur sikap klien dalam keadaan nyaman
Memberitahu
klien
tentang
prosedur
permintaan
Mencuci tangan
Mendekatkan peralatan dan memeriksa
kembali kelengkapan alat dan bahan
Pemeriksaan sistematis dari kepala s/d ujung
kaki ( inspeksi palpasi, auskultasi, perkusi )
a Penampilan umum
Keadaan umum
Wajah
Penafsiran umum
Bentuk badan
Cara berbaring, bergerak
Cara bicara
Pakaian, kerapian, kehersihan badan
b. Kulit, rarnbut dan kuku
insneksi : warna kulit, akar, lesi,
banyaknya rambut, warna kuku, bentuk
kuku
palpasi : suhu, kelembaban, tekstur,
turgor, edema
c. Kepala
inspeksi

kesimetrisan
166

muka,

tengkorak, rambut, kulit kepala


palpasi : kulit kepala, deformitas
d. Mata
inspeksi : bentuk bola mata, kelopak,
konjungtiva, sidera, konim iris, pupil
ka / ki, lensa, gerakan, medan
Penglihatan, visus .
palpasi : tekanan bola main
e. Telinga
o inspeksi : daun telinga, liang, membran
tympani
o palpasi : nyeri tekan tragus, kartilago
uji pendengaran
f. Hidung dan sinus - sinus
o inspeksi : badan luar, bagian dalam,
ingus, perdarahan, penyumbat
o palpasi : septum, sinus
g. Mulut
inspeksi : bibir, gigi, gusi, lidah,
selaput lendir, faring usula tonsil
Palpasi : pipi palatum, dasar mulut,
lidah
Perkusi gigi
Bau mulut
h. leher
Inspeksi : bentuk, warna kulit,
bengkak tumor, gerakan
Palpasi : kelenjar linfe, kelenjar tiroid,
trakhea
i. Pembulub darah
167

inspeksi : a. temporalis, a karotis, a.


brachialis, a radialis, a. femoralis a
popliteal, a tibialis post, a. dorsalis
pedis

j. Dada
inspeksi : bentuk retraksi, kulit, buah
dada, dll
k Paru - paru
inspeksi ka / ki, palpasi ka / ki, Perkusi
ka-/ ki,
auskultasi ka / ki
l. Jantung
inspeksi, palpasi, auskufiasi, perkusi
m. Perut
o inspeksi : bentuk., retraksi, simetris,
kontur permukaan., penonjolan
o auskultasi : bunyi usus, bising arteri,
bising vena, dIl
o palpasi : ringan, dalam, hepar, lien,
ginjal, kandung kemih, dll
n. Anus & rektum
inspcksi dan palpasi ( RT : rectal toucher
)

9
1
0
1
1

o. Alat kelamin
inspeksi : ( Luar & dalam ) .
palpasi ( VT }
p. Muskuloskletal
Qtot :
Inspeksi : ukuran, kontraktur, kontraksi,
kekuatan
Tulang :
168

Inspiksi : susunan tulang, deformitas,


pembengkakan
Persendian,
kaku,
ROM, dll
Palpasi : nyeri tekan, bengkak, krepitasi
q. Neurologi
kesadaran, mentasi, gerakan, sensasi, regulasi
integrasi, pola pemecahan masalah /
penyesuaian diri
Kesimpulan
Mencatat hasil pengkajian
Mencuci tangan

Keterangan.
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
169

170

OBSERVASI TANDA - TANDA VITAL


Tujuan Umum :
Mahasiswa mampu melakukan observasi tanda - tanda vital
Tu j u a n k h u s u s :
Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa mampu :.
1. Menyebutkan pengertian dan tanda - tanda vital
2. Menyebutkan suhu normal rata - rata di berbagai bagian tubuh
3. Menyebutkan tempat untuk pengukuran suhu
4. Menyebutkan kecepatan denyut nadi yang normal
5. Menyebutkan tempat untuk mengukur denyut nadi
6. Menyebutkan kecepatan pernafasan yang normal
7. Melakukan observasi tanda - tanda vital
Perubahan fungsi tubuh seringkali tercermin pada suhu tubuh,
denyut nadi, pernafasan dan tekanan darah. Setiap perubahan yang
berbeda dengan keadaan normal dianggap sebagai indikasi yang
penting mengenai keadaan kesehatan seseorang. Karena itu ke
empat komponen ini disebut tanda - tanda vital
( Potter &
Perry 1997 ).
Pemeriksaan tanda - tanda vital merupakan cara yang cepat
dan efisien dalam memantau kondisi klien atau mengidentifikasi
masalah, dan mengevaluasi respon klien terhadap intervensi yang
diberikan. Pemeriksaan merupakan bagian dari proses penerimaan
pasien. Data ini membemrikan sebagian keterangan pokok yang
memungkinkan disusunnya rencana perawatan. Selanjutnya
pengambilan tanda - tanda vital ini dilakukan dengan jarak waktu,
pengambilan tergantung pada keadaan umum atau kebutuhan klien.
Palpasi dan auskultasi merupakan metode pokok yang digunakan untuk
mengetahui tanda - tanda vital.
SUHU TUBUH
Suhu tubuh rata - rata untuk orang dewasa adalah : suhu oral 3 7
C ; suhu rectal 37,5 C; dan suhu aksilla 36,7 C ( Potter & Perry 1997 ).
Pusat pengaturan ,suhu tuhuh ada di hipotalamus dalam SSP yang
terletak di bawah otak. Organ ini memainkan peranan penting sebagai
171

pengatur panas. Hipotalamus mempunyai dua, hipotalamus bagian


depan untuk mengatur pembuangan panas; dan hipotamus bagian
belakang mengatur upaya penyimpanan panas. Pusat tersebut
menjaga agar suhu tetap birkisar 37 C dengan mempertahankan
keseimbangan ,rata rata panas yang hilang dengan produksi
panas yang berasal dari metaholisme. Sedangkan mekanisme untuk
menjaga agar suhu tubuh tetap seimbang dilakukan dengan
melebarkan pembuluh darah / vasodilatasi dalam upaya
mengeluarkan panas dan menyempitnya pembuluh darah /
vasokontriksi dalam upaya menahan pan as.
Pireksia atau demam adalah terjadinya kenaikan suhu tubuh di
atas normal yang merupakan gejala umum penyakit. Naiknya suhu
tubuh membantu tubuh -nelawan penyakit / menghancurkan bakteri.
Hiperpireksia terjadi jika suhu lebih 41C dan dalam keadaan ini sel
sel otak dapat mengalami kerusakan dan jika suhu lebih dari 43C,
maka individu tidak dapat bertahan untuk hidup. Hipotermia adalah
kondisi sebaliknya dimana suhu berada dibawah rata rata normal.
Kematian biasanya terjadi apabila suhu turun sampai dibawah 34C
M e n e n t u k a n t e m p at u n t u k m e n g u k u r s u h u
a. Suhu Oral / mulut merupakan suhu inti tubuh. Menurut
Potter & Perry ( 1997 ) cara ini tidak dilakukan pada
klien yang menjalani bedah mulut, menggigil, riwayat
epilepsi, pingsan, bernafas dengan mulut, klien dengan
terapi oksigen, klien yang baru makan/minum ( tunggu 30
menit untuk memberikan waktu pada jaringan untuk
kembali pada suhu normal) Pengukuran pada tempat ini
juga tidak dilakukan pada bayi dan balita.
b. Suhu rektal : Lebih akurat dari suhu mulut. Tidak dilakukan
pada bayi baru lahir, klien diare, kanker anus atau klien
dengan sakit jantung,
c. Suhu aksla : Dilakukan jika pengambilan suhu mulut dan
rektal tidak mungkin dilakukan karena merupakan kontra
indikasi. Metode ini adalah metode yang paling tidak akurat
karena kondisi ketiak mudah dipengaruhi oleh suhu
lingkungan.
NADI
172

Kecepatan denyut nadi yang normal bagi orang dewasa


adalah a n t a r a 5 0 - 100 kali permenit. Denyut nadi
merupakan
dorongan
alau
ketukan
yang
diukibatkan
mengembangnya aorta yang menghasilkun gelombang,pada
dinding aorta
Ada banyak sebab terjadinya perubahan kecepatan denyut
jantung.
Kecepatan
denyut bereaksi
terhadap
terhadap
rangsangan yang ditimbulkan oleh sistem saraf simpatis dan
para simpatis. Beberapa hal yang mempengaruhi jumlah denyut
: Emosi, nyeri, aktivitas dan obat - obatan. Kecepatan denyut
nadi bertambah bila tekanan darah turun karena jantung
berusaha meningkatnya keluarnya darah. Kecepatan denyut >
100 kali pernienit disebut takikardia dan < 50 kali permenit
disebut bradikardia. Irama denyut nadi ada beberapa macam
yaitu : irama normal ( jika selang waktu antar denyut sama ), irama
tidak teratur (aritmia), pulsus intermitten (denyut yang mengalami
periode irama yang normal kemudian terganggu oleh periode
yang tidak teratur)
Tempat-tempat yang paling sering digunakan untuk
memeriksa denyut nadi adalah nadi radialis dipergelangan
tangan. Bagian-bagian tubuh yang lain dapat dijadikan tempat
mengukur nadi dapat dilihat digambar berikut ini :
a. Temporal---------------------a. Radialis---------------a. Bracialis-----------------Kronis

a. Ularis
--------------------a.
---------------Aplikat

--------------a.
Femoralis
Popliteral -------------------------------a.
Dorsalis Pedis
173

PERNAFASAN
Menurut Potter & Perry ( 1997 ) bernafas adalah tindakan
mengambil oksigen oleh tubuh ( inspirasi ) dan tindakan
membuang karbondioksida dan dalam tubuh ( ekspirasi ). Secara
normal orang dewasa sehat bernafas kira - kira 18 - 20 kali per
menit, sementara bayi dan anak kecil bernafas lebih cepat
daripada orang dewasa.
Naiknya kecepatan bernafas disebut Potypnea. Jikasuhu
badan naik
kecepatan bernafas bertambah karena tubuh
berusaha melepaskan diri dari
kelebihan panas. Setiap keadaan yang menyebabkan akumulasi
kekurangan C02 dalam darah mengakibatkan bertambahnya
kecepatan, kedalaman pernafasan Bernafas yang semakin
dalam disebut Hyperpnea. Secara normal bernafas dilakukan
secara otomatis dan tidak mengeluarkan suara, teratur, tenang
dan tanpa upaya khusus. Pernafasan yang sulit disebut Dyspnea
yang ditandai oleh pernapasan cuping hidung, wajah tegang dan
bernafas menggunakan otot - otot tambahan.
TEKANAN DARAH
Kerja jantung dapat dilihat melalul tekanan darah. Tekanan
darah terdiri atas tekanan Sistolik ( pembilang ) yaitu : Merupakan
tekanan tertinggi pada dinding uteri yang terjadi ketika bilik kiri jantung
menyemprotkan darah melalui katuh aorta yang terbuka ke dalam
aorta, dan tekanan Diastolik ( penyebut ) yaitu : tekanan yang
minimal terhadap dinding arteri pada setiap waktu Potter &
Perry, 1997 . Satuan tekanan darah adalah mmHg .
Faktor - faktor yang menentukan tekanan darah :tolakan
periferal, gerakan memompa jantung, volume darah, kekentalan
darah, elastisitas dinding pembuluh darah. Faktor - faktor yang
mempengaruhi tinggi rendahnya tekanan darah pada orang yang
sehat ialah : usia, jenis kelamin, aktifitas dan emosi.
Tekanan darah normal pada setiap orang berbeda. Oleh
karena itu kita perlu mengkaji tekanan darah yang normal pada
orang tertentu. Menurut Potter & Perry, seorang dewasa muda
rata - rata tekanan darah normalnya adahh 120/80 nimlig, Jika
terjadi kenaikan atau penurunan sebesar 20 - 30 mmllg atau Iebih
maka perlu dikaji kembali apakah orang tersebut mempunyai
174

gangguan dalam sistem sirkulasi.

175

FORMAT
OBSERVASI TANDA TANDA VITAL
N
o
A
1.
2.
3.
4.
5.

6.
7.
8.

B
1.
2.
3.
4.

5.

KEGIATAN
NADI
Berikan penjelasan kepada klien
Cuci tangan
Atur posisi yang nyaman, duduk atau
berbaring dengan posisi tangan rileks
Letakkan ujung jari-jari tangan kecuali ibu jari
pada arteri / nadi yang akan di ukur, tekan
denagn lembut.
Hitung frekuensi nadi mulai hitungan nol ( 0 )
selama 30 detik ( kalikan 2 kali untuk
memperoleh frekuensi dalam 1 menit ). Jika
ritme naik tidak teratur, hitung selama satu
menit.
Cuci tangan
Catat pada catatan perawat dan kardeks
pasien
Catat pada catatan perawatan dan kardeks
pasien
MENGUKUR TEKANAN DARAH
Berikan penjelasan pada klien
Siapkan alat tensimeter
Cuci tangan
Persiapan tindakan :
a. Paseien berbaring dengan posisi supine
b. Lengan baju pasien di gulung.
c. Pasang manset sphigmomanometer
Manset dipasang setinggi letal jantung
Tepi bawah manset letakkan 2 3 cm di
atas fossa cubiti.
Pengukuran tekanan darah dengan cara
auskultasi
a. Naikkan tekanan dalam manset sambil
176

6.

C
1.
2.

3.
4.
5.
6.
D

meraba arteri radialis sampai denyutan


hilang.
b. Tekanan di naikkan lagi kurang lebih 30
mmHg
c. Letakkan stetoskop pada arteri brachialis
pada fossa cubiti dengan cermat dan
tentukan tekanan sistolik.
d. Turunkan tekanan dalam manset dengan
kecepatan 4 mmHg / detik sambil
mendengar hilangkan bunyi pembuluh
yang mengikuti 5 fase Korotkov.
Ulangi pengukuran 1 kali lagi dengan air raksa
dalam spigmomanometer di kembalikan pada
angka 0, lakukan tindakan seperti di atas.
MENGUKUR RESPIRASI
Mencuci tangan
Hitunglah naik turunnya dad klien ( pernafasan
) sambil memegang arteri radialis dan
menekukkan ke dada pasien seperti pura
pura menghitung denyut nadi ( mengupayakan
agar pasien tidak merasa di observasi ).
Hitunglah jumlah pernafasan ; jika teratur
selama 30 detik, jika tidak teratur selama 1
menit.
Cuci tangan
Catat hasil pengukuran pada catatan perawat
dan kardeks pasien
MENGUKUR SUHU : AKSILA

177

1.
2.
3.

4.
5.
6.
7.
8.

Menjelaskan prosedur pada klien


Mencuci tangan
Bersihkan termometer yang di ambil dari
larutan antiseptik, bersihkan / keringkan dari
ujung ke pangkal termometer, kemudian
turunkan air raksa sampai angka nol.
Siapkan posisi yang nyaman pada klien ;
duduk / supinasi dan membersihkan daerah
aksila.
Pasang termometer dari aksila dan baca
kenaikan air raksa.
Lepaskan termometer dari aksila selama 5 10
menit.
Turunkan air raksa pada termometer sampai
batas normal dan kemudian mengelap dari
pangkal ke ujung, lalu rendamkan kembali ke
larutan antiseptik.
Catat hasil pengukuran pada catatan perawat
dan kardeks pasien

Keterangan.
.............................................................................................................
178

.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................

179

PERAWATAN PRE DAN POST OPERASI


PERSIAPAN KULIT UNTUK PEMBEDAHAN
Sebelum proses pembedahan kulit dipersiapkan untuk
meminimalkan jumlah mikroorganisme residen yang dapat masuk
ke luka operasi. Persiapan kulit secara rutin memerlukan
pembersihan menyeluruh dengan scrub atau pancuran. Penjepitan
atau pencukuran rambut juga dilakukan untuk menghilangkan
rambut tubuh yang menjadi tempat mikroorganisme dan
menghambat pandangan lapangan pembedahan
CDC ( Central For Disease Control and Prevention )
menganjurkan menghindari penghilangan atau, bila perlu, mencukur
hanya segera sebelum operasi ( Garner, 1996, CDC, 1999 ).
Pembuangan rambut dapat mencederai kulit, khususnya tempat
pertumbuhan bakteri. Makin lama periode antara pencukuran dan
pembedahan, makiri besar potensial untuk pertumbuhan bakteri.
PERSIAPAN ALAT :
1. Alat potong elektrik
2. Gunting
3. Handuk
4. Baskom dengan air
5. Bola kapas, aplikator, dan larutan antiseptik ( opsional )
6. Lampu portable
7. Selimut mandi
8. Sarung tangan steril (hand scoon steril / sekali pakai)

180

A dan B, area yg gelap menunjukkan area perkiraan penghilangan


rambut pra operasi
( Dari Peterson VM: Just the Facts: a Pocket guide to basic
nursing, ed 2, St.Louis, 1998,Mosby)

181

FORMAT
PERAWATAN PRE - OPERASI
N
o
1
2
3
4
5

6
7
8

9
1
0

1
1
1
2
1
3

KEGIATAN
Ikuti Protokol Standart
Inspeksi kondisi umum kulit. Bila ada luka,
iritasi, atau tanda infeksi, pencukuran tidak
harus dilakukan
Tinjau kembali program dokter untuk area
yang dipotong.
Tinggikan tempat tidur pada posisi tinggi
Posisikan klien secara nyaman dengan tempat
pembedahan yang dapat di akses, kemudian
kenakan
sarung
tangan
sekali
pakai.
Pencukuran rambut dan persiapan kulit
memerlukan beberapa menit
Dengan lembut, keringkan area yang diklip
pakai handuk. Bila krim pencabut rambut
digunakan, berikan pada area tersebut
dengan cukup
Tunggu beberapa menit yang diperlukan dan
kemudian bersihkan krimnya
Jika pencukuran dilakukan, tahan pencukur
pada tangan dominan, kira - kira 1 cm di atas
kulit, dan potong searah tumbuhnya rambut.
Jepit area yang kecil pada saat yang sama
Dengan Iembut, sikat potongan rambut pakai
handuk
Ketika area yang di klip merupakan
permukaan cekung
( Misalkan
umbilikus atau lipat paha ) bersihkan
cekungan dengan aplikator berujung kapas
atau bola kapas yang di rendam dalam
larutan antiseptik, kemudin keringkan
Beritahu pasien bahwa prosedur selesai
Bersihkan dan buang peralatan sesuai
protap dan buang sarung tangan
182

1
4
1
5

Lihat kondisi klien setelah penyelesaian


pembuangan rambut
Catat prosedur, area yang diklip atau dicukur,
dan kondisi klien sebelum dam setelah
prosedur dalam catatan perawat
Lengkapi Akhir Protokol

Keterangan.
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................

183

MENDEMONSTRASIKAN LATIHAN PASCA OPERASI


Cara menyiapkan klien untuk pembedahan dapat
memberikan pengaruh positif pada pemulihannya. Pada instruksi
yang direncanakan dengan baik, klien dapat belajar bagaimana
batuk, nafas panjang dengan teratur, ambulasi dan melakukan
aktifitas sehari - hari dini setelah pembedahan.
Sedikit manuver sederhana - pernafasan diafragmatik, batuk,
membalik, dan latihan kaki - membantu mencegah komplikasi
pernafasan dan sirkulasi yang dapat menyebabkan klien tinggal
inaktif pasca operasi. Latihan penting untuk klien yang mengalami
anastesi umum. Penyuluhan pra - operasi terstruktur dapat
mempengaruihi faktor pasca - operasi seperti :
1. Fungsi ventilasi
: perbaikan kemampuan batuk dan
nafas panjang
2. Kapasitas fungsi fisik : Perbaikan kemampuian ambulasi dan
melakukan
aktifitas dini
3. Perasaan Sejahtera
: Penurunan ansietas
4. Lama Tinggal di Rumah Sakit : Penurunan Lama Tinggal
Bila direncanakan latihan pasca opernsi, penting untuk
mengetahui resiko komplikasi klien :
1. Perokok Klinik
2. Riwayat pernafasan dan Insisi bedah yang nyeri dapat
menyertai gangguan kapasitas ventilasi klien.
3. Demikian juga riwayat penyakit vaskular perifer atau
immobilisasi kuat daripenggunaan gips atau traksi dapat
meningkatkan resiko perfusi jaringan buruk
4. Membantu Klien Belajar bagaimana berpartisipasi secara
aktif dalam pemulihan
pasca operasi
5. Memberi perencanaan pencegahan dan perawatan yang
efektif
6. Demonstrasi latihan pasca operasi memerlukan
pengetahuan dan pembuatan kepeutusan untuk perawat
profesional dan tidak boleh didelegsikan pada personel
asisten
PERSIAPAN ALAT :
184

1. Bantal
2. Spirometer insentif
3. Stocking elastis atau manset kompresi pneumatik

185

FORMAT
PERAWATAN PASCA OPERASI
No

KEGIATAN
Pernafasan Diafragmatik :
Demonstrasikan langkah berikut pada klien :
a. Bantu klien pada posisi nyaman semi fowler atau fowler tinggi dengan lutut
fleksi.
Tunjukkan
langkah
berikut,
kemudian klien mengulangidemonstrasi
anda :

Duduk atau berdiri tegak,


tempatkan telapak tangan anda
sepanjang batas bawah, kurva iga
anterior anda, minta klien bernafas
panjang dan lambat melalui hidung,
hindari hiperventilasi

Beri perhatian pada gerakan


ke bawah normal dari diafragma anda
selama inspirasi. Organ abdominal
menurun, dan toraks meluas dengan
perlahan

Hindari menggunakan dada


dan bahu anda ketika inhalasi

Ambil Nafas panjang dan pada


hitungan 3
hembuskan melalui mulut dengan
perlahan
Ulangi latihan 3 sampai 5 kali
b. Minta klien mempraktikkan latihan
Spirometri Insentif
a. Berikan posisi semi fowler atau fowler tinggi
b. Tempatkan bagian mulut pada mulut
sehingga bibir benar - benar menutup bagian
mulut
c. Klien menarik nafas dengan perlahan untuk
186

mempertankan aliran konstan melalui


bagian mulut. Bila inspirasi maksimal
dicapai klien menahan nafas selama 2
sampai
3
detik
dan
kemudian
mengeluarkan dengan perlahan. Jumlah
pernafasan tidak harus lebih dari 10 sampai
12 per menit
d. Klien bernafas dengan normal selama
periode pendek
e. Klien menglangi gerakan. Beritahu klien
tentang petingnya tindakan spirometer
insentif setiap 2 jam saat bangun selma
periode pasca operasi
Pengontrolan Batuk
a. Jelaskan pentingnya mempertahankan posisi
tegak di tempat tidur atau dui samping tempat
tidur
b. Tunjukkan batuk dengan mengambil 2 atau
3 nafas pendek
c. Inhalasi dalam, tahan nafas anda pada
hitungan ke 3, dan batuk sekali dan
kemudian batuk lagi
d. Waspadai
klien
terhadap
hanya
membersihkan tenggorok daripada batuk
dengan dalam
e. Bila Insisi pembedahan di dada atau area
abdomen, tempatkan satu tangan di atas
area insisi dan tangan yang lain di atas
tangan pertama, selama inhalasi dan
batuk, tekan dengan perlahan pada area
tersebut untuk membelat insisi ( satu
bantal di atas insisi adalah opsional )

187

f.

Biarkan klien mempraktikkan batuk dengan


pembelatan setiap 2 jam ketika terjaga
selama periode pasca operasi
g. Instruksikan
klien
untuk
memeriksa
sputum terhadap konsistensi, bau, jumlah,
dan warna
Membalik
Catatan : Tindakan ini untuk membalik klien
ke kiri
A. Instruksikan klien untuk melakukan
posisi terlentang pada setengah
kanan tempt tidur ( tempat tidur
harus dipasang pagar di kedua
sisinya )
B. Tempatkan tangan kiri klien di atas
area insisi untuk membelat
C. Minta Klien lurus dan fleksi lutut kanan
dan di atas kaki kiri

188

A. Penggunaan bantal dan posisi untuk


meningkatkan kenyamanan klien
B. Perawat
menggunakan
bantal
untuk Menyokong insisi abdomen
d. Pegang pagar tempat pada sisi kiri
tempat tidur dengan tangan kanannya,
klien menarik ke arah kiri dan
mengelinding ke sisi kirinya
e. Beritahu klien pentingnya membalik
setiap 2 jam saat bangun selama
periode pasca operasi
Latihan Kaki
a. Tempatkan klien terlentang di tempat
tidur. i Demontrasikan latihan kaki
dengan gerakan rentang sendi pasif'
b. Rotasikan tiap sendi pergelangan kaki
pada lingkaran yang lengkap dengan
berpura - pura menggambarkan
lingkaran dengan ibu jari kakinyn ,

189

.
c. Ubah - ubah dorsofleksi dan fleksi
plantar pada kaki. Klien akan merasa
otot betisnya kontraksi dan kemudian
ri leks
d. Minta klien memfleksikan dan ekstensi
lututnya

e. Pertahankan kaki klien lurus


klienkemudian secara
bergantian meninggikan tiap kaki
dari perrnukaaan tempat tidur
dan biarkan turun dengan
perlahan
f. Instruksikan klien untuk melakukan
latihan kaki tiap 2 jam saat
terbangun
g. Untuk semua latihan pasca operasi,
observasi kemampuan klien untuk
melkukan semua latihan secara
mandiri

190

Keterangan.
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................

191

PERAWATAN LUKA
Pengertian
Luka merupakan discontinuitas / terputusnya atau terpisahnya
susunan sel dari jaringan tubuh yang rusak yang disebabkan benda
tajam, tumpul, peluru, pecahan bahan peledak atau kecelakaan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi penyembuhan luka
1. FAKTOR SISTEMIK.
a. Usia
Pada usia lanjut proses penyembuhan luka lebih lama
dibandingkan dengan usia muda. Faktor ini karena kemungkinan
adanya proses degenerasi , tidak adekuatnya pemasukan
makanan , menurunnya kekebaIan , dan penurunan sirkulasi.
b. Nutrisi
Faktor nutrisi sangat penting dalam proses penyembuhan luka.
Pada pasien yang mengalami penurunan tingkat
diantaranya serum albumin , total limposit dan transferin
adalah merupakan risiko terhambatnya proses penyembuhan
luka.
c. Insufisiensi vascular
Infusiensi vaskular juga merupakan faktor penghambat pada
proses penyembuhan luka. Seringkali pada kasus luka pada
ekstremitas bawah seperti luka diabetik , pada pembuluh
arteri atau vena kemudian decubitus karena faktor tekanan
yang semuanya akan berdampak pada penurunan atau
gangguan sirkulasi darah.
d. Obat-obatan
Terutama sekali pada pasien yang mengunakan terapi
steroid , kemoterapi dan imunosupresi.
2.

FAKTOR LOKAL
a. Suplai darah
b. Infeksi
Infeksi sisternik atau lokal dapat menghambat penyembuhan
luka.
192

c. Nekrosis
Luka dengan jaringan yang mengalami nekrosis dan eskar
akan dapat menjadi faktor penghanbat untuk perbaikan luka.
d. Adanya benda asing pada luka.

193

LUKA DECUBITUS
Luka decubitus adalah suatu area yang terlokalisir dengan
jaringan mengalami jaringan nekrosis yang biasanya terjadi pada
bagian permukaan tulang yang menonjol, sebagai akibat dari
tekanan dalam jangka waktu yang lama menyebabkan
peningkatan tekanan kapiler.
Manisfestasi klinis
1. Adanya eritema atau kemerahan pada kulit setempat yang
menetap , atau bila ditekan dengan jari , tanda eritema atau
kemerahan tidak kembali putih
2. Adanya kerusakan pada epitelial kulit yaitu lapisan epidermis
dan dermis . Kemudian dapat ditandai dengan adanya luka lecet
atau melepuh.
3. Kerusakan pada semua lapisan kulit atau sampai jaringan
subkutan , dan mengalami nekrosis dengan tanpa kapitas yang
dalam . '
Tingkat 4. Adanya kerusakan pada ketebalan kulit dan nekrosis
hingga sampai kejaringan otot bahkan tulang atau tendon dengan
kapitas yang dalam. Tempat luka dekubitus

194

(Gambar 45 )
1. Tulang oksipitalis
2. Skapula
3. Prosesus spinosus
4. Siku
5. Krista iliaka
6. Sakrum
7. Iskium
8. Tendon Achilles
9. Tumit
10. Telapak
11. Telinga
12. Bahu
13. Anterior spina illiaka
14.Trokanter
15.Paha
16.Lutut medial
195

17.Lutut lateral
18.Kaki bawah
19. Maleolus medial
20. Maleolus lateral
21. Tepi lateral telapak kaki
22. Lutut posterior
Penyebab dari luka decubitus dibedakan menjadi dua faktor
yaitu :
Faktor ekstrinsik
a. Tekanan
Faktor tekanan, terutama sekali bila tekanan tersebut
terjadi dalam waktu lama yang menyebabkan jaringan
mengalami iskemik.
b. Pergesekan dan pergeseran
Gaya gesekan adalah faktor yang menimbulkan luka iskemik
(Reichel1958)
Hal ini bisanya akan terjadi apabila pasien diatas tempat tidur
kemudian sering merosot, dan kulit sering kali mengalami
regangan dan tekanan yang mengalihatkan iskemik pada
jaringan.
c. Kelembaban
Kondisi kulit pada pasien yang sering mengalami lembab
akan mengkontribusi kulit menjadi mascrasi kemudian
adanya gesekan dan pergeseran , memudahkan kulit
mengalami kerusakan.Kelembaban dapat akibat incontinesia,
drain luka, banyak keringat dan lainya.
Faktor intrinsik
a. Usia
Usia lanjut mudah sekali untuk terjadi luka decubitus hal ini
karena pada usia lanjut terjadi perubahan kualitas kulit
dimana adanya penurunan elastisitas, dan kurangnya
sirkulasi pada dermis.
b. Temperatur
Kondisi tubuh yang mengalami peningkatan temperatur akan
berpengaruh pada temperatur jaringan . Setiap terjadi
peningkatan metabolisme akan meningkatkan I derajat
celsius dalam temperatur jaringan . Dengan adanya
196

peningkatan temperatur akan berisiko terhadap iskemik


jaringan. Selain itu dengan menurunnya elasitas kulit, akan
tidak toleran terhadap adanya gaya gesekan dan pergeseran
sehingga akan mudah mengalami kerusakan kulit.
c. Nutrisi
Nutrisi merupakan faktor yang dapat mengkontribusi terjadi
lika decubitus. Individu dengan tingkat serum albumin
yang rendah terkait dengan perkembangan terjadinya luka
decubitus.
Adapun faktor yang lain adalah:
a. Menurunnya persepsi sensori
b. Immobilisasi dan
'
c. Keterbatasan aktivitas
Ketiga dampak Ini adalah dampak dari pada lamanya intesitas
tekanan pada bagian permukaan tulang yang menonjol
Perawatan luka decubitus mencakup prinsip :
Debridement, pembersihan dan dressing.
Debridement adalah mengangkat jaringan yang sudah
mengalami nekrosis dan untuk menyokong pertumbuhan atau
pemulihan luka.
Adapun tipe dari debridement adalah beberapa cara diantaranya
secara mekanik yaitu dengan kompres basah - kering ,
hidroterapi , dan irigasi luka. Secara bedah yaitu dengan bedah
insisi , kemudian autolitik debridement yaitu mengunakan
dresing sintetis dengan menutup luka , ini hanya digunakan
pada klien dengan terinfeksi hydroclloid, hydrogels, calcium
alginates dan lain- lain.
Pembersihan ( wound cleansing )
Pada setiap luka yang akan diganti selalu dibersihkan .
Bahan - bahan yang perlu dihindari untuk membersihkan luka
seperti povidon iodine, larutan sodium hypochlorite, hydrogen
peroxide, acetic acid, karena bahan- bahan ini tersebut bersifat
cytotoxic. Yang paling sering membersihkan luka decubitus
adalah dengan norma salin atau bisa dengan larutan antiseptik
197

yang tidak menimbulkan cytotoxic. Dalam membersihkan luka


perlu di irigasi dengan tekanan yang tidak terlalu kuat , dengan
tujuan untuk membersihkan sisa - sisa jaringan nekrotik atau
eksudat.
Dressing
Dressing adalah suatu usaha untuk mempertahankan
integritas fisiologi pada luka. Sebelum melakukan dressing atau
balutan dan pengobatan luka diperlukan pengkajian pada kondisi
luka hal ini untuk menentukan tipe dressing atau balutan yang
dibuluhkan . Perawatan luka decubitus adalah berdasarkan
derajat luka decubitus , eksudat, sekeliling luka , dan ada
tidaknya infeksi. Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada
balutan yaitu terdapat beberapa tipe balutan atau dressing tersebut
adalah dressing yang sifatnya kering, basah , basah lembab basah
kering. Ada juga balutan untuk pelindung luka, dan dressing yang
sifatnya menyerap dan mengabsorsi.
Persiapan alat
1. Bak instrumen berisi:
- Pinset anatomi 2
- Pinset chirurgi 1
- Handscoon steril sepasang
- Kassa steril sesuai kebutuhan
- Gunting nekrotomi
- Depress sesuai kebutuhan
2. Cucing 1
3. Baskorn berisi air hangat
4. Sabun
5. cairan norma salin
6. Spuit 10 cc
7. Handsccon bersih
8. Waslap
9. Plester
10.Balutan adesif( hipofix) sekali pakai
11. Bengkok 2
12.Handuk kecil 1
198

Pelaksanaan:
N
KEGIATAN
o
1 Cuci tangan dan gunakan sarung tangan
2 Tutup pintu ruangan atau gorden tempat
3 tidur.
Baringkan klien dengan nyaman dengan
4 area luka decubitus dan kulit sekitar mudah
diakses.
Kaji luka decubitus untuk menentukan
derajat luka .
a. Perhatikan warna, kelembaban , dan
penampilan kulit sekitar luka.
b. Ukur dua diameter yang dapat
diperkirakan.
c. Ukur kedalaman luka decubitus dengan
5
menggunakan aplikator berujung kapas
atau alat lain yang memungkinkan
6
pengukuran kedalaman luka
Ukur kedalanan lubang kulit dengan nekrosis
7 jaringan .gunakan
Aplikator berujung kapas steril dengan
8 lembut tekan tepi luka.
C u c i ku l i t sekitar dengan lembut dengan
air hangat dan sabun
Aplikator berujung kapas atau alat lain yang
memungkinkan pengukuran kedalaman luka.
9 Ukur kedalaman lubang kulit dengan
nekrosis jaringan . Gunakan aplikator
berujung kapas steril dengan lembut tekan
1 tepi luka
0 Cuci kulit sekitar dengan lembut dengan air
1 hangat dan sabun
1 Cuci secara menyeluruh dengan air
Gunakan sarung tangan steril
1 Bersihkan secara menyeluruh dengan cairan
2 norma salin atau agen pembersih.
Lepaskan sarung tangan dan buang peralatan
199

1
3
1
4

yang basah. Cuci Tangan


Catat penmpilan luka dan perawatan pada
catatan perawatan
Laporkan adanya penyimpangan penampilan
luka pada perawat atau dokter yang bertugas

Keterangan.
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................

200

LUKA BAKAR
Penyebab luka bakarpun bermacam- macam bisa berupa
api , cairan panas , uap panas bahkan bahan kimia.
Luka bakar yang terjadi , akan menimbulkan kondisi kerusakan
kulit selain itu .juga dapat mempengaruhi berbagai sistem tubuh.
Faktor yang menjadi penyebab beratnya luka bakar antara lain :
1. Keluasan luka bakar.
2. Kedalaman luka bakar .
3. Umur pasien .
4. Agen penyebab.
5. Fraktur atau kuka- luka lain yang menyertai.
6. Penyakit yang dialami terdahulu seperti : diabetes, jantung,
ginjal dan lain- lain.
7. Obesitas.
8. Adanya trauma inhalasi.
Komplikasi luka bakar: Curling ulcer, sepsis, pneumoni, gagal
ginjal akut, deformitas, kontraktur, hipertrofi jaringan parut, dan
decubitus.
Proses penyembuhan luka bakar, terbagi dalam tiga fase :
Fase inflamasi.
Adalah fase yang berentang dari terjadinya luka bakar sampai 3- 4
hari pasca luka bakar . Dalam fase ini terjadi perubahan
vaskular dan proliferasi selular. Daerah luka mengalami
agregasi trombosit dan mengeluarkan serotinin
Mulai timbul epitelisasi
Fase fi broblastik.
Fase yang dimulai pada hari ke 4- 20 pasca luka bakar . Pada
fase ini timbul sebukan fibroblast yang membentuk kolagen
yang tampak secara klinis sebagai jaringan granulasi yang
berwarna kemerahan.
Fase maturasi.
Terjadi proses pematangan kolagen . Pada fase ini terjadi pula
penurunan aktivitas selular dan vaskular, berlangsung 8 bulan
sampai lebih dari 1 tahun dan berakhir jika sudah tidak ada
tanda- tanda radang. Bentuk akhir dari fase ini berupa
201

jaringan parut yang berwarna pucat, tipis , lemas tanpa rasa


nyeri atau gagal.

202

Penanganan luka
Ada berbagai macam hal yang dapat dilakukan dalam
menangani luka yang dialami pasien luka bakar sesuai dengan
keadaan luka.
Pendinginan luka.
Mengingat sifat kulit adalah sebagai penyimpan panas yang
terbaik maka, pada pasien yang mengalami luka bakar , tubuh
masih tetap menyimpan energi panas sampai beberapa menit
setelah terjadi trauma panas.
Oleh karena itu , tindakan pendinginan luka perlu dilakukan
untuk mencegah pasien berada pada zona luka bakar lebih
dalam. Tindakan ini juga dapat mengurangi perluasan
kerusakan fisik sel, mencegah dehidrasi dan membersihkan
luka sekaligus mengurangi penggantian balutan , atau pada
saat pembedahan. Tindakan debridemen ini penting
dilakukan untuk mencegah terjadi infeksi luka dalam proses
penyembuhan luka.
Tindakan pembedahan.
Eskarotomi merupakan tindakan pembedahan utama untuk
mengatasi perfusi jaringan yang tidak adekuat karena
adanya eschar yang menekan vaskuler.Tindakan yang
dilakukan hanya berupa insisi dan bukan membuang eschar.
Apabila
tindakan
ini
tidak
dilakukan
maka
akan
mengakibatkan tidak adanya aliran darah kepembuluh darah
dan terjadi hipoksia serta iskemia jaringan. Tindakan ini
sebaiknya dilakukan sebelum hari ke - 5 .
Penatalaksanaan.
* Penanganan awal ditempat kejadian.
a. Jauhkan korban dari sumber panas , jika penyebabnya api,
jangan biarkan korban berlari, anjurkan korban untuk
berguling- guling dengan kain basah dan pindahkan segera
korban keruangan yang cukup ventilasi jika kejadian luka
bakar berada diruangan tertutup.
b. Buka pakaian dan perhiasan logam yang dikenakan korban.
c. Kaji kelancaran jalan nafas korban , beri bantuan pernafasan (
life suport) dan oksigen jika diperlukan.
d. Beri pendinginan dengan merendam korban dalam air bersih
203

yang bersuhu 20 derajat celcius ( suhu air yang terlalu rendah


akan menyebabkan hipotermia ) selama 15 - 20 menit segera
setelah terjadinya luka bakar ( jika sudah tidak ada masalah
pada jalan nafas korban ).
e. Jika penyebab luka bakar adalah zat kimia , siram korban
dengan air sebanyak - banyaknya untuk menghilangkan zat
kimia dari tubuh korban.
f'. Kaji kesadaran , keadaan umum , luas dan kedalaman luka
bakar dan cedera lain yang menyertai luka bakar.
g. Segera bawa penderita kerumah sakit untuk penangan lebih
lanjut( tutup tubuh korban dengan kasa / kain yang bersih
selama perjalanan kerumah sakit
2. Penanganan pertama luka bakar di unit gawat darurat.
Tindakan yang harus dilakukan terhadap pasien pada 24 jam
pertama yaitu :
a. Penilaian keadan umum pasien . Perhatikan A: Airway
( jalan nafas ); B: Breathing (pernafasan); C: Circulation
( sirkulasi ) .
b. Penilaian luas dan kedalaman luka bakar.
c. Kaji adanya kesulitan menelan atau bicara ( kemungkinan
pasien mengalami trauma inhalasi).
.
d. Kaji adanya edema saluran pernafasan ( mungkin pasien
perlu dilakukan intubasi atau trakeostomi ).
e. Kaji adanya faktor faktor lain yang memperberat luka bakar
seperti: adanya fraktur ,riwayat penyakit sebelumnya
( seperti diabetes, hipertensi , gagal ginjal dll) dan penyebab
luka bakar karena tegangan listrk ( sulit diketahui secara
akurat tingkat kedalamannya ).
f. Pasag infus ( iv line ) jika luka bakar > 20 % derajat 2 / 3
basanya dipasang CVP ( kolaborasi dengan dokter )
g. Pasang kateter urine.
h. Pasang nasograstik tube (NGT) jika perlu
i. Berikan terapi cairan intra vena (kolaborasi dengan dokter)
Biasanya diberikan sesuai formula parkland yaitu cairan
ringer laktat (RL) 4 ml / kgBB/ % luka bakar pada 24 jam
pertama
j. Beri terapi oksigen sesuai kebutuhan ( kolaborasi dengan
dokter ) pada pasien yang mengalami trauma inhalasi /
204

k.

l.
m.

n.
o.
p.

gangguan sistem pernafasan dapat dilakukan nebulasasi


dengan obat bronkodilatator ( seperti :ventolin )
Pemeriksaaan lab darah : Hb, Ht, trombosit, proten
lokal( albumin dan globulin ), ureum dan kreatinin,
elektrolit, gula darah, analisa gas darah (jika perlu
dilakukan tiap 12jam atau minimal tiap hari ),
karboksihaemoglobin, test fungsi hati / LFT
Berkan suntikan ATS / Toxoid.
Perawatan luka :
Cuci luka dengan cairan savlon 1% ( savlon dipecah
kecuali terdapat pada daerah sendi yang dapat
menggangu gerakan ).
Biarkan bullae ( lepuh ) utuh"( jangan dipecah kecuali
terdapat pada daerah sendi yang dapat mengganggu
gerakan )
Selimuti pada pasien dengan selimut steril ( usahakan
pasien tidak kedinginan sampai siap dipindah keruang
gawat ).
Pemberian obat -obatan ( kolabarasi dengan dokter ):
antasida, H2 antagonis, roborantika ( vitamin c, vitamin b),
analgeik, antibiotika.
Mobilisasi secara dini ( range of moian )
Pengaturan posisi.

Keterangan :
Pada 8 jam 1 diberkan dari kebutuhan cairan .
8 jam 2 diberikan dari kebutuhan cairan .
8 jam diberikan sisanya.
3. Penanganan pasien luka bakar di unit perawatan intensif.
Hal yang perlu diperhatikan selam pasien dirawat diunit ini
meliputi :
a. Pantau keadaan pasien dan seting ventilator, kaji apakah
pasien mengadakan perlawanan terhadap ventilator.
b. Observasi TTV, tekanan darah , nadi, pernafasan setiap
jam dan suhu setiap 4 .jam.
c. Pantau nilai CVP.
205

d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.

Amati neurologis pasien ( GCS )


Pantau status hemodinamik .
Pantau saluran urin (minimal 1 ml/ kg BB/ jam)
Auskultasi suara paru tiap pertukaran jaga.
Cek analisa gas darah setiap hari / bila diperlukan.
Pantau saturasi oksigen.
Pengisapan lendir ( suction ) minimal setiap 2 jam dan jika
perlu.
k. Perawatan mulut setiap 2 jam ( beri boraq gliserin ).
l. Perawatan dengan memberi salep / tetes mata setiap 2 jam.
m. Ganti posisi pasien setiap 3 jam ( perhatikan posisi yang
benar bagi pasien )
n. Fisioterapi dada.
o. Perawatan daerah invasif seperti daerah pemasangan CVP
, kateter, tube setiap hari.
p. Ganti kateter dan NGT setiap minggu.
q. Observasi letak tube ( ETT) setiap shift.
r. Observasi terhadap aspirasi cairan lambung .
s. Periksalah caiaran elektrolit ureum / kreatinin, AGD,
protein
( albumin ),gula darah (kolaborasi dokter)
t. Perawatan luka bakar sesuai dengan protokol rumah sakit
u. Pemberian medikasi sesuai dengan petunjuk dokter
4. Penanganan pasien luka bakar diunit perawatan luka bakar.
Terdapat 2 jenis perawatan luka bakar selama
dirawat dibangsal yaitu :
1. Perawatan terbuka adalah luka yang telah diberi obat
topikal dibiarkan terbuka tanpa balutan dan diberi
pelindung cradle bed Biasanya juga dilakukan untuk daerah
yang sulit dibalut seperti wajah , perineum, lipat paha.
Keuntungan perawatan terbuka :
a. Waktu yang dibutuhkan lebih singkat.
b. Lebih praktis dan efisien.
c. Bila terjadi infeksi mudah terdeteksi.
Kerugiannya :
1. Pasien merasa tidak nyaman.
2. Dari segi etika kurang.
3. Perawatan tertutup adalah penutupan luka dengan balutan
206

kassa steril setelah diberikan obat topikal.


Keuntungan perawatan luka tertutup :
Luka tidak langsung berhubungan dengan udara ruangan
( mengurangi kontaminasi )
Pasien merasa lebih nyaman.

Kerugian :
Balutan seringkali mengatasi gerakan pasien
Biaya perawatan bertambah.
Butuh waktu perawatan lebih lama.
Pasien merasa nyeri saat balutan dibuka.

Persiapan alat- alat :


Bak instrumen berisi :
1. Pinset anatomi l
2. Handscoon steri 1 .
3. Kassa steril sesuai kebutuhan.
4. Pinset chirurgi 2
5. Gunting nekrotomi
6. Gunting plester.
7. Bengkok.
8. Cairan savlon I %.
9. Cairan Nacl 0,9 %.
10. Betadine sol 2 %.
11. Salep silver sulfadiazine.
12. Cucing
Pelaksanaan:
N
KEGIATAN
o
1 Cuci / bersihkan luka dengan cairan savlon
1% dan cukur rambut yang tumbuh pada
daerah luka bakar seperti pada wajah,
2 aksila, pubis.
Lakukan nekrotomi / debridement jaringan
3 nekrosis.
207

5
6
7
8
9

1
0

Lakukan escharotomy jika luka bakar


melingakar
dan
eschar
menekan
pembuluh d arah .
Bullae dibiarkan utuh sampai hari ke 5 post
luka bakar, kecuali jika berada di daerah
sendi / pergerakan boleh dipecahkan
dengan menggunakan spuit steril dan
kemudian lakukan nekrotomi.
Mandikan pasien tiap hari .jika mungkin.
Jika banyak pus, bersihkan dengan
betadine sol 2 %, perhatikan ekspresi
wajah dan KU pasien selama merawat
luka.
Bilas savlon 1% dengan menggunakan
cairan Nacl 0,9 %.
Keringkan dengan menggunakan kassa
steril.
Beri salep silver sulfadiazine ( SSD)
setebal 0,5 cm pada seluruh daerah luka
bakar ( kecuali wajah hanya jika luka bakar
derajat beri salep antibiotika ( mis.,
salep neomisin ).
Tu t u p
dengan
ka s s a
steril
( p e r a w a t a n tertutup ) atau biarkan
terbuka ( gunakan cradle bed ).

208

Keterangan.
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................

209

Hal - hal y ang harus d ip e rhat i kan d al am pe raw at an


l uka yai t u :
a. Saat membuka balutan luka yang.akan dibersihkan harus
dilakukan secara hati - hati dan beri / siram dengan
cairan Nacl jika kassa lengket dan kering untuk
menghindari perdarahan dan nyeri.
b. Beri analgetik sebelum dilakukan perawatan luka ( jika
diperlukan ) kolaborasi dokter.
c. Kaji dan catat kondisi luka setiap hari terhadap tanda- tanda
infeksi seperti kemerahan, bengkak, berbau, ada pus dan
lain- lain.
d. Jangan gunakan salep yang sama ( satu tube) untuk
pasien yang berbeda.
e. Ganti sarung tangan steril saat merawat pasien lain.
f. Cukur gundul pasien terutama pada pasien dengan luka
bakar luas dan dalam yang perlu tindakan operasi dan luka
bakar didaerah wajah.
g. Gunakan linen steril ( sprei, selimut, sarung bantal ).
PERAWATAN LUKA SECARA UMUM.
Perawaan luka tergantung pada jenis luka , berat ringannya luka,
ada tidaknya perdarahan dan resiko yang dapat menimbulkan
infeksi.
Persiapan alat :
Bak instrumen steril berisi
1. Pinset anatomi 1
2. Pinset chirurgi 2
3. Handscon steril 1 pasang
4. Kassa steril sesuai kebutuhan
5. Gunting nekrotomi 1 k/p
6. Gunting lancip 1 k/p .
7. Cuching sesuai dengan larutan yang dibutuhkan.
8. Gunting kassa 1
9. Bengkok 2
10. Cairan Norma salin (Ns )
11. Cairan Perihidrol ( H 2O 2 )
210

12.
13.

Betadine
Korentang + tempatnya

Pelaksanaan :
N
KEGIATAN
o
1 Mencuci tangan dengan menggunakan sabun
atau larutan anti septik
2 Segera pantau luka kemungkinan ada benda
asing dalam luka
3 Bersihkan luka dengan antiseptik atau sabun
antiseptik, bila lukanya dalam, bersihkan
dengan norma salin dari pusat luka kearah
luar, setelah luka dibersihkan kemudian
lakukan irigasi luka dengan norma salin
4 Keringkan luka dengan kassa steril yang
5 lembut
6 Berikan anti biotik atau obat anti septik yang
sesuai
Tutup luka dengan kassa steril dan paten,
tinggikan posisi are IKA bila ada perdarahan
dan imobilisasi

Keterangan.
211

.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................

212

MENGATASI TEGANGAN KULIT


Kulit yang terlampau tegang tidak boleh dijahit. Biarkan luka
tetap terbuka atau tutup dengan split skin graft . Kedua tepi luka
dapat ditarik mendekat dan dibersihkan dengan membuat sayatan
horisantal dilapisan lemak subdermal sejauh 3-6 mm ( undermining ).
Kedalaman
sayatan
ditentukan
dengan
memperhitungkan
vaskularisasi dan enervasi. Teknik ini tidak boleh digunakan tanpa
batas karena dapat menyebabkan nekrosis tepi luka. Jika diperlukan
penutupan primer untuk melindungi tulang, tendo atau saraf yang
terbuka . Beberapa teknis insisi sejajar untuk mengurangi
ketegangan kulit.
MENGGUNAKAN PLESTER UNTUK MENGURANGI KETEGANGAN
KULIT :
Setelah luka selesai dijahit, plester steristrips bisa
direkatkan sepanjang luka agar tegangan tersebar pada daerah
yang lebih luas. Dipilah ukuran yang sesuai, kulit dikeringkan, dan
plester direkatkan melintang pada kulit dengan bantuan pinset tak
bergigi. Jika salah satu tepi luka diragukan vaskularisasinya, plester
direkatkan dari sisi ini kesisi yang sehat. Daya rekat plester akan
bertambah jika kulit disekitar luka dibubuhi semacam bahan
penutup luka yang disemprotkan atau dibalsam friar..Karena
menghambat epitalisasi bahan ini disapukan didaerah sekitar luka
dengan bantuan kasa tidak boleh disemprotkan langsung. Plester
harus dipasang dengan rapi dan interval yang sama
JAHITAN SUB KUTIKULAR UNTUK MENJAHIT KULIT
Disebut juga jahitan intradermal. Jahitan ini cukup kuat
dan memberikan parut luka yang tipis tanpa bekas melintang
.Teknis ini sangat menguntungkan dari segi kosmetika. Benang
yang dipakai harus satu tingkat lebih kuat dari pada benang jahitan
sederhana.
Jahitan dimulai dengan menusukkan jarum kekulit 1 cm dan
ujung luka sebelah kanan, sampai keluar tepat dibagian luka. Jarum
ditusukkan mendatar mengambil 5 mm jaringan dermis. Benang
ditarik terus sampal ujungnya yang telah dijepit dengan klem
disisakan 5 cm diatas kulit. Tusukkan disisi yang lain dilakukan
tepat diseberang tempat keluarnya benang. Eversi tepi luka yang
213

dicapai dengan jepitan pinset disisi operator dan tarikan benang


disisi asisten .
Kedua tepi luka yang tidak sama tinggi serta dog ear juga
bisa disebabkan oleh jahitan subkutis yang tidak terpasang
dengan balk. Jahitan ini harus diangkat. Jika dibiarkan, dengan
cara apapun kulit tidak dapat dirapatkan dengan sempurna.
Untuk mengatasi inversi kulit dan tepi luka yang tidak sama
tinggi dipakai jahitan matras vertikal. Jahitan ini tidak boleh
dipakai jika ada keraguan atas vaskularisasi kulit. Bila salah
satu sisi yang pendarahan nya diragukan, bisa digunakan
jahitan donatti yang telah dimodifikasi. Tepi lika akan cenderung
untuk inversi jika lemak subkutis tidak dijahit dengan baik atau
jika kulit telah mengalami atrofi dan kurang disangga oleh
jaringan lemak.
Menjahit dari sisi luka yang tebal akan terasa lebih
mudah dibandingkan dengan dan sisi yang tipis. Pada flap,
misalnya luka kulit kepala, jarum dapat ditusukkan dari sisi
yang bebas kearah sisi yang terfiksasi. Pada lika yang tepinya
tidak sama tinggi, tusukkan dari sisi yang tinggi kearah yang
rendah.
Tebal ketipis,
'
.
Sisi bebas kesisi yang terfiksasi,
Tinggi ke rendah.
CARA MENCAPAI HASIL YANG MEMUASKAN
DALAM MENJAHIT KULIT
Pada jahitan terputus sederhana eversi kulit akan terjadi bila
lapisan lemak subkutis diambil lebih banyak dari pada kulit. ( Gbr.
3.45 )

Jika jahitan pertama ditempatkan dipertengahan luka dan


jahitan - jahitan selanjutnya dipasang di pertengahan jarak
214

antara dua jahitan, kedua tepi luka dapat dirapatkan sesuai


posisi semula dengan mencocokkan kembali alur - alur kulit di
kedua sisi. Jika kulit kendur, kedua ujung sayatan dapat ditarik
dengan pengait bergigi tunggal ( Gbr. 3.46 )

" Dog ear " terbentuk jika panjang kedua tepi luka tidak sesuai.
Dengan memperpendek jarak antara dua jahitan pada sisi
yang pendek serta memperpanjang jarak ini pada sisi yang lebih
panjang, biasanya " dog ear " yang kecil akan menjadi rata. " Dog
ear " yang besar harus dieksisi ( Gbr. 3.47 )

Jahitan kendali digunakan untuk mengontrol atau mengarahkan


jaringan yang akan dimanipulmi, misalnya pada sirkumsisi ( Gbr.
3.43
TEKNIK JEPIT DAN POTONG UNTUK MENUTUP LUKA
215

Untuk memasang sederetan jahitan dalam dengan tepat,


digunakan teknik " jepit dan potong " ini memungkinkan visualisasi
seluruh luka sampai seluruh jahitan selesai terpasang. Setelah itu
simpul dieratkan satu persatu
( Gbr. 3.41 )

Jika jaringan dalam keadaan rapuh ( misalnya pada penjapitan


sekunder) jarum dapat dimasukkan menembus semua lapisan,
termasuk kulit ini dikerjakan dengan teknik jepit dan potong
Jika fasia begitu tegang, jaitan jelujur boleh dipakai

Jahitan sederhana
1. Jahitan dipasang pada jarak yang sama
2. Meletakkan simpul di satu sisi
3. Jika simpul terlalu ketat, luka akan terasa nyeri dan
jahitan akan meninggalkan bekas yang buruk
4. Simpul harus dilctakkan di tepi luka, di isis yang
mempunyai vaskularisasi lebih balk
216

Memegang jarum yang benar dengan alat

Memegang jarum yang salah dengan alat


Memotong benang

SIMPUL
Latihan membuat simpul merupakan hal yang penting, simpul
dapat di ikatkan dengan 2 tangan ( mirip dengan mengikat tali
sepatu ) atau satu tangan. Perlu diperhatikan bahwa benang harus
selalu dalam keadaan tegang, karena itu bila kendur gerakan akan
217

menjadi lebih lambat. Dalam Ilustrasi akan terlihat jelas bahwa


setelah satu gerakan selesai dilakukan, tangan dan be nang berada
dalam posisi siap untuk gerakan selanjutnya

Mengikat dengan menggunakan instrumen akan menghemat


pemakaian benang. Untuk operasi - operasi halus cara ini harus
dipakai, setelah benang dilewatkan menembus kedua tepi luka,
diusahakan agar ujung yang bebas sependek mungkin mencuat
dari permukaan kulit, dengan demikian ujung tersebut akan mudah
dijepit dan ditarik melalui bagian benang yang dilingkarkan pada
klem pemegang jarum ( Gbr. 3.29 dan 3.30 )
JARUM
Jarum ada yang dirancang untuk digunakan langsung dengan
tangan ada pula yang harus dengan instrumen, jarum biasanya
terbuat dan baja tahan karat yang keras, dan ditutupi oleh lapisan
yang akan membuatnya menembus jaringan dengan mudah,
semua jarum bedah mempunyai tiga komponen dasar ; bagian
belakang, bagian tengah atau batang tuhuh : serta bagian ujung

218

Persiapan Alat
a. Baki atau meja dorong yang telah dilengkapi dengan heacting
set steril antara lain :
1. Pinset anatomi dan pinset chirurghi
2. Klem arteri
3. Gunting jaringan
4. Jarum otot atau jarum kulit
5. Benang (side atau cat gut)
6. Mes (pisau)
7. Duk steril
8. Hand scoon
9. Chucing dan com
b. Obat anastesi
1. Lidocain, pehacain, procain, lidonest, cloretil
2. Cairan desinfectan
3. NaCl, Perhidrol, BIOC, Betadine, Savlon
4. Lain - lain : kapas lidi, kassa steril, bengkok, depers,
spuit, plester, gunting, supratule
c. Pasien dan lingkungan
1. menjelaskan maksud dan tujuan
2. Mengatur posisi pasien yang nyaman
3. Memasang sketsel / tiras + B40

219

FORMAT
HEACTING
N
o
1
2
3

4
5
6
7
8
9

1
0
1
1
1
2
1

KEGIATAN
Perawat cuci tangan
Pasang pengalas dibawah anggota tubuh
yang akan dilakukan tindakan
Bila luka kotor dibersihkan dengan NaCI
0,9% dengan arah memutar dari dalam
keluar, bila luka masih kotor bersihkan
dengan menggunakan perhidrol kemudian
bersihkan lagi dengan NaCl 0,9%
Resinjeksi pada tepi kulit yang luka
dengan larutan betadine dari dalam keluar
dengan memakai pinset dan depress
Memakai handscoon
Memasang duk lubang
Memberikan anastesi lokal pada daerah
sekitar jaringan yang luka
Lakukan debridement pada jaringan yang
luka dengan memakai pinset chirurghi
Melakukan penjahitan yang dimulai dari tepi
luka dengan jarak antara jahitan yang satu
dengan lainnya - 1 cm, jahitan pc;rtarna
0,5 cm- dari tepi luka dan seterusnya hingga
jahitan terlihat rapi
Desinfektan pada daerah luka dan bersihkan
dengan depress / kassa steril
Kalau perlu memberikan obat untuk
mempercepat proses
penyembuhan
jaringan luka
Menutup luka dengan kassa steril yang
diberi desinfeksi
( betadine ),
kemudian tutup dengan kassa kering dan
difiksasi dengan plester
Peralatan dirapikan dan dikembalikan
220

3
1
4
1
5
1
6

pada tempatnya
Perawat cuci tangan
Teliti dan hati - hati
Bertanggung jawab atau respon yang terjadi
pada prosedur yang dilaksanakan

Keterangan.
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................

221

FORMAT
MENGANGKAT JAHITAN
N
o
1
2
3
4
5
6

7
8
9
1
0
1
1
1
2
1
3

KEGIATAN
Perawat mencuci tangan
Memakai hand scoon
Membuka balutan lama dengan menggunakan
pinset anatomis dan membuang pada bengkok
Bekas plester dibersihkan dengan alkohol /
bensin
Membersihkan luka jahitan dengan kassa
satu arah dimulai dari pinggir
Menjepit pangkal / simpul jahitan dengan
pinset
Chirurghi
Ujung dari lekukan gunting diletakkan di
bawah jahitan kemudian kedua simpul
yang berhadapan / simpul yang dibawah
kulit dipotong dan potongan jahitan di
buang di bengkok
Mengangkat jahitan secara berurutan
dengan cara selang seling
Jika tidak terjadi dehischene sisa jahitan
diangkat
Membersihkan luka dengan antiseptik /
betadine
Menutup luka dcngan kassa steril dan
fiksasi dengan plester secukupnya
Rapikan alat - alat dan perawat cuci tangan
Hati hati dan teliti
Bertanggung jawab atas respon yang
tcrjadi

222

Keterangan.
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................

223

MENYIAPKAN OBAT SUNTIKAN DARI AMPUL


ATAU VIAL AMPUL
Ampul adalah wadah gelas bening dengan bagian Ieher
menyempit yang berisi obat dosis tunggal dalam bentuk cair,
Untuk mengambil obat dalam ampul, perawat harus dapat
mematahkan leher ampul untuk dapat mencapai medikasi. Saat
menghisap medikasi, perawat menggunakan teknik aseptik ( jarum
tidak menyentuh permukaan luar ampul ). Obat / cairan dalam
ampul dapat mudah diaspirasi kedalam spuit cukup dengan menarik
plunger spuit kebelakang.
VIAL
Vial adalah wadah dosis tunggal atau multi dosis dengan
penutup karet diatasnya yang terdapat cap logam untuk melindungi
penutup steril sampai vial siap digunakan. Vial berisi medikasi dalam
bentuk cairan dan atau kering dan untuk memudahkan mengambil
cairan didalamnya, disuntikkan dulu udara kedalam vial karena vial
merupakan sistem tertutup. Jika gagal menyuntikkan udara sebelum
mengambil obat bagian dalam vial tetap vakum sehingga untuk
mengambil obat didalam vial menjadi sulit.
PERSIAPAN ALAT :
1. Spuit dan jarum dengan ukuran yang diperlukan
2. Ampul atau vial dari medikasi yang diresepkan
3. Kapas alkohol atau kassa dengan ukuran 2x2 inc
4. Metal file ( opsional )
5. Jarum spuit ekstra .

224

FORMAT
MENYIAPKAN OBAT SUNTIK DARI AMPUL
N
o
1
2
3
4
5
6
7
8
9

1
0

KEGIATAN
Perawat cuci tangan
Menyiapkan medikasi
Menyentil bagian atas ampul dengan perlahan
dan cepat dengan menggunakanjari
Meletakkan bantalan kassa kecil atau kapas
alkohol mengelilingi leher ampul
Mematahkan leher ampul menjahui tangan
anda (jika leher ampul belum patah, gunakan
metal file untuk mengikir salah satu sisi leher
Pegang ampul dengan posisi tegak atau
menjorok dan rnasukkan spuit kedalam ampul (
ujung jarum tidak boleh menyentuh pinggiran
ampul )
Aspirasi mcdikasi kedalam spuit dcngan cara
menarik kebelakang flunger spuit
Jika gelembung udara terinspirasi jangan
mengcluarkan udara didalam ampul
Untuk mengeluarkan gelembung udara
angkat jarum dari dalam ampul dan pegang
spuit dengan jarum mengarah keatas tarik
bagian plunger sedikit dan dorong kembali
keatas untuk mengeluarkan udara tapi jangan
mengeluarkan cairan
Jika udara terlalu banyak dalam spuit
gunakan bak untuk membuang. Pegang spuit
kearah vertikal terhadap ujung jarum,
hentakkan sedikit ke bak dan dengan perlahan
keluarkan sedikit kelebihan cairan ke bak.
Periksa ulang ketinggian cairan dengan
memegang spuit ke arah vertikal.

225

Keterangan.
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................

226

FORMAT
MENYIAPKAN OBAT SUNTIKAN DARI VIAL
N
o
1.
2
3
4
5
6

7
8
9
1
0
1
1

KEGIATAN
Lepaskan cap logam untuk memajan penutup
karetnya
Dengan kapas alkohol usap permukann
penutup karet
Lepaskan cap jarum. Tarik pulunger
kebelakang untuk mengumpulkan sejumlah
udara yang sama dengan volume medikasi
yang akan diaspirasi
Masukan bagian ujung jarum, dengan bevel
jarum
mengarah keatas , menembus bagian
tengah penutup karet.
Keluarkan udara kedalam vial, jangan
biarkan plunger kembali keatas
Balikkan vial sambil tetap memegang vial
dengan kuat pada spet dan plunger. Pegang
vial antara ibu jari dan jari tengah pada
tangan yang dominan. Raih bagian ujung
barel dan pulunger dengan ibu jari dan jari
telunjuk dari tangan yang dominan.
Tahan bagian ujung jarum dibawah ketinggian
cairan.
Memungkinkan tekanan udara untuk secara
bertahap mengisi spuit dengan medikasi (
tarik kembali plunger jika perlu )
Sentil bagian barrel dengan hati-hati untuk
melepaskan semua gelembung udara.
Keluarkan semua udara yang terdapat
diatas .spuit kedalam vial
Jika dosis yang sesuai sudah terpenuhi, angkat
jarum dari dalam dengan
menarik kebelakang barrel spuit.
Untuk mengeluarkan kelebihan gelembung
227

1
2
1
3
1
4
1
5

udara lepaskan jarum dari vial dengan


menarik barrel kebelakang. Pegang spuit
dengan jarum mengarah keatas dan sentilsentil untuk melepaskan gelembung. Tarik
sedikit plunger dan dorong plunger keatas
untuk mengeluarkan udara (jangan
mcngeluarkan cairan).
Berikan label pada vial jika masih tersisa obat
didalamnya. Catat jumlah larutan dan
konsentrasi obat.
Bungkus jarum dengan capnya dan ganti
jarum yang terdapat pada spuit
Buanglah alat alat yang basah pada
tempatnya
Cuci tangan

Keterangan.
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
228

.............................................................................................................

229

FUNGSI VENA
Merupakan teknik yang mencakup penusukan vena secara
transcutan dengan jarum tajam yang kaku ( seperti jarum kupu
kupu, angiokateter, jarum yang diletakkan pada spuit atau
vakutainer )
Tujuan umurn :
Untuk mendapatkan darah
Memasukan obat
Memulai infus IV
Menyuntikan bahan radiopaque untuk pemeriksaan sinar -X
TERAPI INTRAVENA
Merupakan teknik yang mencakup penusukan vena
melalui traskutan dengan stilet tajam yang kaku, seperti
angiokateter, atau dengan jarum yang disambungkan spuit
Penggunaan utama dari teknik ini adalah : untuk memulai dan
mempertahankan terapi cairan IV. Pada kebanyakan situasi perawat
rnempunyai tanggungjawab utama untuk memulai terapi IV dengan
ungiokateter
Persiapan alat :
'
1. larutan IV yang tepat
2. Jarum / kateter untuk fungsi vena yang sesuai
3. Untuk infuse cairan IV
4. Perangkat pemberian ( Pilihan tergantung pada tipe larutan
dan kecepatan pemberian : bayi dan anak kecil memerlukan
selang mikrodrip, yang memberikan 60 tetes / ml )
5. Filter 0,22 m( bila diperlukan oleh kebijakan institusi atau bila
bahan berpatikel akan diberikan )
6. Tambahan selang ( digunakan bila jalur IV lebih panjang perlu
)
7. Untuk heparin lock
Steker IV
230

Loop IV atau selang pendek ( Bila perlu )


Normal salin atau salin heparinisasi 1 sampai 3 ml ( 10 100 U/ml )
Spuit
8. Tourniquet
9. Sarung tangan sekali pakai
10.Papan tangan
11.Kasa 2 x 2 dan salep povidon yodin : atau, untuk balutan
transparan, larutan hovidon yodin
12.Plester yang telah dipotong dan siap digunakan
13.
Handuk untuk diletakkan dibawah tangan pasien
14. Tiang intravena
15. Pakaian khusus dengan kancing di lapisan bahu ( membuat
pelepasan selang IV lebih mudah ) bila tersedia

231

Cara kerja :
N
KEGIATAN
o
1 Cuci tangan
2 Atur peralatan di samping yang bebas dari
kusut atau di atas meja tempat tidur
3 Buka kemasan steril dengan menggunakan
teknik aseptic
4 Untuk pemberian cairan IV :
a. Periksa larutan. Pastikan aditif yang
diresepkan, seperti kalium dan vitamin,
telah
ditambahkan.
Periksa
larutan
terhadap warna, kejernihan, dan tanggal
kadaluarsa
b. Bila menggunakan larutan IV dalam botol,
lepaskan penutup logam dan lempeng
logam dan logam di bawah penutup.
Untuk kantung larutan IV plastic, lepaskan
lapisan plastic di atas port selang IV
c. Buka set infuse, mempertankan sterilitas
pada kedua ujung
d. Pasang klem rol sekitar 2 - 4 cm ( 1
sampai 2 Inci ) di
bawah bilik drip dan pindahkan klem rol
pada posisi "o ff "
e. Tusukkan set infuse ke dalam kantung botol
cuiran :
lepaskan penutup pelindung kantong IV
tanpa menyentuh lubangnya
lepaskan penutup pelindung dari paku
penusuk, dan tusukan paku ke dalam
lubang kantung IV atau tusukan penusuk
ke penyumbat karet hitam dari botol.
Bersihkan karet penyumbat dengan
antiseptik sebelum menusukkan paku
penusuk
f. Isi selang infuse :
232

5
6
7
8
9
1
0
1
1
1
2

1
3
1
4

Tekan bilik drip dan lepaskan, biarkan


terisi
sepertiga sampai setengah
penuh
Lepaskan pelindung jarum dan klem
rol untuk
memungkinkan cairan memenuhi bilik
drip melalui
selang ke adapter jarum. Kembalikan
klem rol ke posisi off setelah selang
terisi
Pastikan selang bersih dari udara dan
gelembung udara
Lepaskan pelindung jarum
Pilih jarum IV yang tepat atau over the needle
catheter ( ONC )
Pilih tempat distal vena yang digunakan
Bila terdapat banyak rambut pada temapat
penusukkan, bersihkan atau gunting
Bila mungkin letakkan ekstremitas pada posisi
dependen
Letakkan tourniquet 10 - 12 cm di atas tempat
penusukan ,tourniquet harus menyumbat
aliran vena bukan arteri. Periksa adanya nadi
distal
Kenakan
sarung
tangan
sekali
pakai.
Pelindung mata dan masker dapat digunakan
untuk mencegah cipratan darah pada
membrane mukosa perawat
Letakkan ujung adapter jarum perangkat
infuse dekat dengan kasa steril atau handuk
Pilih vena yang terdilatasi baik. Metode metode untuk membantu mendilatasi vena
meliputi :
Menggosok ekstremitas dari distal ke
proksimal dibawah tempat vena yang
dimaksud
Menggenggam
dan
melepaskan
233

1
5

1
6

1
7

1
8
1
9

2
0

genggaman
Menepuk perlahan di atas vena
Memasang kompres hangat pada ekstremitas,
misalnya dengan waslap hangat
Bersihkan tempat insersi dengan gerakan
sirkular yang kuat menggunakan laurtan
povidon iodine, hindari rnenyentuh tempat
yang telah dibersihkan, biarkan tempat
tersebut mengering selama sedikitnya 30
detik. bila klien alergi terhadap iodine,
gunakan alcohol
Lakukan fungsi vena, tahan vena dengan
meletakkan ibu jari di atas vena dan dengan
meregangkan kulit berlawanan arah dengan
arah penusukan 5 sampai 7,5 cm kearah distal
tempat penusukkan
Perhatikan keluarnya darah melalui selang
jarum yang menandakan bahwa jarum telah
memasuki vena, turunkan jarum sampai
hampir menyentuh kulit, dorong jarum sampai
menempel dengan tempat
tungsi vena jangan pcrnah mcmasukkan
kembali stilet bila telah rnelepaskannya
Tahan kateter dengan satu tangan, lepaskan
tourniquet dan lepaskan stilet dari ONC,
dengan cepat hubungkan adaptor jarum dari
perangkat pemberian, jangan menyentuh
tempat penusukan adaptor
j arum
Lepaskan klem roler untuk memulai infuse
pada kecepatan untuk mempertahankan
patensi aliran IV
Amankan kateter atau jarum IV ( Prosedur
dapat
saja
berbeda,periksa
kebijakan
institusi )
Pasang plester kecil di bawah kateter
dengan sisi yang Iengket menghadap ke
atas dan silangkan plester di atas kateter
234

2
1
2
2
2
3
2
4

Bila digunakan balutan kasa oleskan salep


povidon iodine di tempat fungsi vena, bila
digunakan balutan transparan, oleskan
larutan povidon iodine di tempat fungsi
vena, biarkan larutan mengering
Pasang plester kedua tepat menyilang hub
kateter
Letakkan bantalan kassa 2 x 2 di atas tempat
insersi dan hub kateter dan amankan plester
2,5 cm atau pasang balutan transparan di atas
tempat
penusukan
IV
searah
pertumbuhan
rambut, jangan menutup hubungan antara
selang IV clan hub kateter
Lekatkan loop sclanb infuse pada balutan
menggunakan plester 2,5 cm
Untuk pernberian cairan IV atur kecepatan
aliran sarnpai tetesan yang tepat per menit
Tuliskan tanggal dan waktu pemasangan
aliran serta ukuran jarum pada balutan
Lepaskan sarung tangan , singkirkan alat alat dan cuci tangan
Catat pada catatan perawat jenis lanitan,
Ietak insersi, kecepatan aliran, ukuran dan
tipe kateter atau jarum, kapan infuse
dimulai,dan
bagaimana
toleransi
klien
terhadap
prosedur,
mungkin
digunakan
lembar kerja terapi khusus parenteral

235

Keterangan.
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................

236

MENGATUR KECEPATAN ALIRAN INTRAVENA


Manakala infus terpasang perawat mempunyai tanggung
jawab tentang pengaturan kecepatan sesuai advis dokter,
kecepatan infus yang terlalu lambat menimbulkan kolaps
kardiovaskuler dan sirkulasi pada klien dehidrasi, syok, atau sakit
kritis. Kecepatan infus terlalu cepat mengakibatkan lelebihan
cairan. Perawat menghitung kecepatan infus untuk mencegah
ketidaktepatan pemberian cairan
Persiapan alat :
1. Kertas dan pensil
2. Jam dengan jarum detik
a. Mikrodrip 60 gtUml
b. Makrodrip ( Mathency, 1992) Abbott Lab 15 gtt/ml Travcnol
Lab 10 gtt/ml McGraw Lab15gtt/ml
Pi l i h s a l a h s a t u r u m u s b e r i ku t u n t u k m e n g h i t u n g
kecepatan aliran setelah menentukan ml/jam ( Bila.perlu )

1.
2.
Atau

237

Dengan meggunakan rumus hitung kecepatan aliran permenit :


Botol 1 ( 1000 ml dengan mEq KCL )

Hikrodrip

Makrodrip

Memungkinkan anda untuk menghitung kecepatan aliran per jam


berdasarkan pada rumus dibawah ini :

238

239

MENAMBAHKAN OBAT KE DALAM WADAH


CAIRAN INTRAVANA
Cara teraman untuk pemberian obat IV adalah dengan
menambahkan kedalam wadah cairan yang mempunyai volume besar
( biasanya dengan dekstrosa dan larutan air atau normal salin ).
Kemudian obat infuskan dengan lambat, resiko efek samping
diminimalkan dan kadar terapeutik dalam darah dapat di
pertahankan.
Obat-obat yang ditambahkan kedalam wadah cairan IV
termasuk elektrolit, vitamin dan mineral Resiko utama terjadi
dengan metode ini adalah kelebihan cairan.
Peralatan :
1. Siapkan obat didalam spuit
2. Wadah cairan IV ( kantung/ botol dengan volume 500 atau
1000 ml )
3. Swab alkohol atau antiseptik
4. Label yang akan diletakkan kekantong atau botol IV
Pelaksanaan :
N
KEGIATAN
o
1 Cuci tangan
2 Pastikan advis dari dokter
3 Pastikan advis dari dokter
4 Jelaskan rosedur ada klien
pastikan identifikasi klien dengan benar
5 Tambahkan obat kewadah yang baru :
Cari port menyuntikkan obat pada kantung
IV
Usap port dengan antiseptik
Tusukkan jarum spuit sampai mencmbus
bagian tengah port dan dorong plunger
Tarik spuit dan campur larutan dengan
memegang kantung cairan dan
240

membalikkan kantung cairan dengan


perlahan dari satu ujung keujung yang
lain
Gantung kantung cairan dan periksa
kecepatan infus
Lengkapi label obat dan tempel label
tersebut dengan terbalik.
Tambahkan obat kedalam wadah yang sudah
ada :
Cuci tangan
Periksa volume cairan yang tersisa
kedalam wadah
Tutup klep infus IV
Usap port obat dengan antiseptik atau
alkohol
Tusukkan jarum spuit melalui port dan
suntikkan obat
Turunkan wadah dari penggantung
kantung IV dan campur dengan
perlahan dengan membalikkan kantung
perlahan.
Gantungkan kembali dan atur kembali
kecepatan tetesan
Berikan label pada wadah dengan nama
dan dosis obat
Cuci tangan.

241

242

Keterangan.
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................

243

MENGISI DAN MEMBERI KIRBAT ES


Kirbat Es adalah : suatu kantong yang dapat terbuat dari karet
atau plastic yang dapat di isi dengan potongan- potongan es
Tujuan memberikan kirbat es :
1.
Menurunkan suhu
2.
Mengurangi rasa saki setempat
3.
Mengurangi perdarahan
Indikasi :
1.
2.
3.

Suhu tinggi
Perdarahan
pada penderita kesakitan

Macam - macam bentuk kirbat es :


1. Bulat gepeng
2. Bulat lonjong gepeng
3. Berbentuk panjang dan kecil seperti KRAAG
4. Berbentuk segiempat dan berisi semacam agar - agar, bila
mendinginkan di dalam almari es
Gambaran macam macam kirbat es :

Persediaan alat :
1.
Kirbat es
2.
Sarung kirbat es
3.
Kom berisi potongan - potongan es
4.
Pisau
5.
Kom berisi air bersih
6.
Serbet atau lap

FORMAT
244

MENGISI DAN MEMBERIKAN KIRBAT ES


N
o
1
2
3
4
5
6
7
8
9
1
0

KEGIATAN
Alat alat disiapkan
Perawat cuci tangan
Es dipotong kecil - kecil dengan pisau,
kemudian dimasukkan kedalam kom berisi
air bersih, untuk menghilangkan ujung
-ujungnya
Kirbat es diisi setengah bagian, kemudian
udara dikeluarkan
Periksa apakah ada kebocoran atau tidak
Dila basah dilap terlebih duhulu kemudian
masukkan ke dalam sarungnya
Kemudian letakkan kepada tempat yang
memerlukan
Menganti es sebelum esnya mencair
kesemuanya
Bila sudah selesai alat - alat yang
dipergunakan dibereskan
Perawat cuci tangan

245

Keterangan.
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................

246

MENGISI DAN MEMBERI KRAAG ES


Persedian alat :
1. Sama dengan di atas
2. Es kraag
Cara Kerja :
1. Sama dengan yang di atas
2. Tempatnya di leher
Perhatian :
1. Kulit harus diperhatikan apakah ada iritasi,luka atau tidak
2. Sering sering mengontrol apakah letaknya kirbat es tepat
pada tempatnya atau tidak
3. Sebelum diberikan kntrol terlebih dahulu

MEMBERIKAN KOMPRES AIR ES ATAU ALKOHOL


Dibrikan pada penderita yang tidak dapat atau tidak
mungkin memakai kirbat es
Misal : pada pasien/ penderita dengan suhu sangat tinggi
Persedian alat :
1. Kom berisi air es atau alcohol
2. Dua helai kain kasa yang besar dan kom.
3. Perlak dan kain pengalas
Cara
1.
2.
3.

kerja :
Alat- alat disiapkan
Perawat cuci tangan
Perlak dan kain pengalas diletakkan dibawah tempat yang
akan di kompres
4. Kain kasa dibasahi dengan air es atau alkohol dalam kom
5. Pasang pada tempat yang memerlukan
247

6. Kain kasa sering dibasahi supaya tidak kering,tetap dingin


7. Alat alat dibereskan
8. Perawat cuci tangan
Perhatian :
Bila memakai alcohol 70 % dicampur denagan air supaya
tidak terjadi iritasi

MEMBUAT DAN MEMBERIKAN PIL PIL


Tujuan :
1. Mengurangi perdarahan
2. Mengurangi rasa haus
Diberikan :
1. Penderita yang mengalami perdarahan
Misal :Haematemesis, Haemaptoe, Tonsilectomi
2. Penderita post operasi tetapi belum diperbolehkan minum
Persediaan alat :
1. Es
2. Pemukul Es
3. Mangkok dan air bersih
4. Sendok
5. Mangkok dan penutupnya
Cara
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

kerja :
Perawat cuci tangan
Alat - alat dipersiapkan
Es dijadikan potongan kecil - kecil
Cuci dengan air bersih
Masukkan dalam mangkuk tertutup
Penderita diberitahu
Dengan sendok es diberikan penderita
Banyaknya es yang diberikan menurut kebutuhan penderita

248

MENGISI DAN MEMBERIKAN KIRBAT ES


GANTUNG
Tujuan : Mengurangi perdarahan
Dilakukan :
1. Penderita dengan perdarahan di otak
2. Penderita dengan peritonitis
Persiapan alat :
1. Sama dengan mengisi dan member kirbat kraag
2. Sungkup busur, jika memakai cara1
3. Sarung kirbat es yang berbentuk segi empat dengan
memakai dua tali pada setiap sudutnya
4. Handuk atau kain segitiga
Cara
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

kerja dengan memakai sungkup busur ( cara 1 ) :


Perawat cuci tangan
Alat alat disiapkan
Penderita diberi tahu
Cara mengisi kibet es sama
Letakkan sungkup busur pada daerah perut
Letakkan kirbat es diatas kain
Perawat cuci tangan

Perhatian :
1. Kirbat Es dapat diisi penuh
2. Kirbat Es tidak boleh menekan pada daerah tersebut
3. Tanyakan pada penderita apakah penderita merasa enak
dan nyaman
Cara
1.
2.
3.

kerja ke II :
Alat alat disiapkan
Perawat cuci tangan
Letakkan sarung kirbat Es di atas perut atau yang
dikehandaki
4. Seorang perawat berdiri dibagian ujung tempat tidur bagian
kepala, seorang lagi berdiri di ujung bagian kaki
249

5. Masinh masing perawat memegang tali sarung kirbat es


sambil merentangkan sampai tegak, kemudian mengikatkan
tali tersebut ke tiang tempat tidur
6. Mulut sarung kirbat es menghadap ke atas
7. Kirbat es dimasukan ke dalam sarung tadi, dengan jarak
antara perut dan kirbat es gantung kurang lebih 2-4 mm
8. Perawat cuci tangan

MENGISI DAN MEMBERI BULI BULI PANAS ( W


WS)
Tujuan :
1. Untuk mengurangi rasa sakit
2. Untuk menghangatkan penderita
3. Member perasaan senang dan nyaman
Dilakukan :
Sewaktu waktu bila perlu
Persedian alat :
1. Buli - buli panas dengan sarungnya
2. Air panas dengan tempatnya
3. Kom kecil
4. Lap kerja
Cara
1.
2.
3.
4.

kerja :
Perawat cuci tangan
Alat alat disiapkan
Penderita diberitahu
Buli buli panas diisi air panas tidak kurang setengah sampai
sepertiganya
5. Keluarkan udara dengan cara meletakkan buli-buli panas
diatas meja, sampai permukaan air ada pada tempat penutup
setelah itu ditutup
6. Periksa apakah ada yang bocor atau tidak dengan cara
membalikan buli-buli tersebut
7. Keringkan dan masukan kedalam sarungnya
250

8. Pasang pada bagian badan penderita yang memerlukan


9. Alat-alat dibersihkan
10.Perawat cuci tangan
Perhatian :
1. Bila sudah dingin segera diganti
2. Air panas untuk penderita langsung suhunya 50 deraiat
3. untuk aether bed 80 derajat
4. jangan diberikan pada perdarahan usus
Gambar buli buli panas :

KOMPRES PANAS
Kompres panas basah efektif untuk memperbaiki sirkulasi,
menghilangkan edema dan meningkatkan konsolidasi dan
drainase pus, karena kompres dipasangkan pada luka terbuka
maka kompres harus steril begitu juga sebaliknya.
Diagnosa keperawatan potensial
1. resiko tinggi terhadap infeksi
2. Nyeri
3. Mobilitas fisik
251

Persiapan alat :
1. Hangatkan larutan yang diresepkan pada suhu yang tepat
( sekitar 43 derajat celcius sampai 46 derajat celcius )
2. Balutan kassa steril
3. Wadah steril untuk larutan
4. Kompres siap pakai yang dapat dibcli tanpa resep ( k/p )
5. Sarung tangan steril
6. Jeli petrolium
7. Kapas steril
8. Bantalan tahan air ( sarung buli-buli panas )
9. Plester atau tali
10. Handuk mandi kering
11. Bantalan pemanas atau aliran air ( buli - buli panas ) kalau
Perlu
12. Sarung tangan sekali pakai
13. Termometer mandi

PENGGUNAAN SELIMUT HIPOTERIMIA /


HIPERTERMIA
Klien
dapat
megalami
demam
tinggi
dan
berkepanjangan kibat penyakit neurologist infeksius dan efek
samping anastesia. Satu tindakan. untuk mengontrol demam
adalah selimut hipotermia ( pendigin )selimut hipotermia adalah
selinut karet berisi air yang mensirkulasi larutan dingin ( biasanya
air distilasi ) melalui selinut. Bila klien berbaring di atas alat ini
selimut pendingin membantu menurunkan suhu tubuh klien.
Sebaliknya klien yang suhu tubuhnya secara abnormal
rendah karena pemajanan ekstrem pada dingin atau sebagai akibat
hipotermia dari bedah neurologik atau jantung memerlukan selimut
hipertermia ( penghangatan ) untuk membantu tubuh kembali ke
suhu hamper normal. Pada kasus hipertermia atau penghangatan
ulang, terapi larutan hangat disirkulasi melalui selimut untuk
membantu kembalinya suhu tubuh klien ke normal.
Diagnosa keperawatan potensial :
252

1. Hipertemia
2. Hipotermia
Persiapan alat :
1. Selimut hipotermia/ hipotermia dengan panel
pengontrol dan pemeriksa suhu rectal
2. Sprei atau selimut mandi tipis.
3. Air distalasi untuk mengisi unit bila perlu
4. Sarung tangan
5. Termometer rectal

PERAWATAN PENDERITA YANG AKAN DAN


TELAH MENINGGAL DUNIA
Tujuan :
1. Memberikan perasaan tenang tentram dan damai pada
penderita
2. Memberikan perasaan puas atas usaha perawat yang telah
diberikan kepada keluarga penderita
Kemungkinan dampak penderita dirawat dirumah sakit :
1. Sembuh
2. Tidak dapat sembuh dan pulang
3. Meninggal
Pada penderita yang sakit payah dan akan meninggal dunia
keadaannya tidak selalu sama, pada umumnya dijumpai beberapa
keadaan sebagai berikut :
1. Warna muka berubah menjadi pucat atau biru
2. Mata cekung dan hidung menonjol
3. Sirkulasi darah menjadi tidak sempurna
sehingga anggota badan menjadi dingin
4. Otot - otot menjadi lemes dapat juga terjadi inkontinential urin
atau alvi
5. Denyut nadi menjadi tidak teratur
6. Pernafasan sesak
253

7. Penglihatan berkurang, reflek mala negatif


8. Kadang-kadang gelisah
9. Tensi turun
Tanda-tanda kematian pasti :
1. Jantung dan paru-paru berfienti bekerja, jadi tekanan
darah, pernafasan dan denyut nadi negatif
2. Dua tiga jam sampai dengan enam jam sesudahnya tubuh akan
menjadi kaku.
MENJELANG AJAL
Tugas perawat menghadapi penderita menjelang ajal :
1. Perawatan yang khusus
2. Kenyalnanan
3. perawatan mental
4.
A. PERAWATAN YANG KHUSUS
Sedapat mungkin penderita disendirikan atau diisolasikan dengan
jalan memberikan kamar tersendiri atau dapat pula disudut kamar
yang dilindungi dengan tabir dan ketenangan lingkungan terjaga.
B. MEMBERI KENYAMANAN
Dengan membetulkan letak bantal, membasahi bibir penderita,
bila banyak peluh atau keringat dikeringkan bila perlu pakaian
diganti, menjaga kebersihan dan mengabulkan permintaannya
( asal tidak berbahaya ) Melaksanakan intruksi dokter, misalnya
memberikan obat-obatan.
Catatan : Perawat tetap berada didekat pasien untuk
mengobservasi penderita.
C. PERAWATAN MENTAL
Berusaha rnemberikan kekuatan mental, iman dan kepercayaan.
Misalnya membaca doa-doa singkat ,berusaha memberikan
kesempatan bertobat
Memberikan pengertian kepada keluarga penderita tentang
keadaan penderita dan memberikan ketenangan
Sikap seorang perawat :
1. seorang perawat harus tenang
254

2.
3.
4.
5.
6.

hindarkan rasa takut


harus terus mengobservasi
Berlaku sopan dan serius
Hindarkan keributan
Bekerja harus hati-hati

Hal yang harus diperhatikan :


Bila penderita masih safar, sesuai dengan agamanya dapat
dipanggilkan pemuka agama masing-masing

MEMELIHARA MAYAT
Sikap perawat :
1. Tenang
2. Tetap sopan dan menghormati
3. Hindarkan perasaan takut
4. Menghibur keluarga dan memberikan bela sungkawa
Hal-hal yang perlu diperhatikan :
1. Mencatat waktu penderita meninggal
2. Mata harus ditutup dengan baik dengan kapas basah
3. Bila mulut terbuka bisa diikat dengan perban
4. Surat-surat kematian dibereskan
Persiapan alat-alat :
1. Untuk mernandikan mayat sama seperti memandikan penderita
biasa ditambah dengan : pinset, schort, kapas dan bengkok.
2. Tempat pakaian kotor
3. Laken
Cara kerja :
1. Perawat cuci tangan
2. Alat-alat dipersiapkan
3. Perawat memakai schort
4. Mayat dimandikan
5. Semua bagian badan yang harus ditutup, ditutup dengan kapas
bila perlu memakai pinset
255

6. Semua perhiasan diangkat dan seterusnya diserahkan


kepada keluarga penderita
7. Dagu dan kaki diikat
8. Tangan diikat sesuai dengan agamanya
9. Mayat dan tempat tidur dirapikan kemudian ditutup dengan
taken yang bersih
Catatan : Selama berkerja perawat tetap bersikap hormat dan
mengantar mayat kekamar mayat dengan menggunakan brangkart
khusus.
Cara kerja :
1. Sesudah dimandikan, brangkart di ambil olek dua perawat
kemudian mayat dipindahkan ke brangkart
2. Mayat ditutup dengan selimut atau dengan penderita
3. Perawat cuci tangan, scort dibuka
4. Barang-barang penderita dikumpulkan dan dikirimkan ke
kamar mayat diserahkan keluarga penderita
Dikamar mayat :
1. Memakai mayat
2. Mayat dipindahkan kepembaringan mayat
3. Mayat ditutup seluruhnya dengan kain putih
4. Surat keterangan meninggal ditaruh diatasnya
5. Mengisi saluran air pada bagian bawah pembaringan supaya
serangga tidak naik keatas 6.
6. Periksa sekali lagi barang-barang penderita
7. Schort dibuka dan cuci tangan
Catatan :
1. Kasur dan bantal di jemur
2. Lemari dan tempat tidur dibersihkan dengan larutan lisol
3. Semua alat-alat dibersihkan
4. Schort dimasukan ditempat cucian
5. Cuci tangan
Penatalaksanaan :
N
KEGIATAN
o
256

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19

Perawat cuci tangan


Perawat cuci tangan
Pasien diberi tahu
Menyiapkan alat-alat
Memasang sketsel
Pasien miring kekiri
Memasang perlak dan pengalas
Pakaian bagian bawah ditinggikan
Memasang bengkok dibawah bokong
Irigator diisi air satu liter, kanul diolesi dengan
vaselin
Udara dikeluarkan dari pipa karet melalui
kanul, airan ditampung dalam bengkok
Pasien dianjurkan menarik nafas panjang,
kanul dimasukan kurang lebih 5cm-7,5cm
Tinggi irrigator 50 cm di atas tempat tidur
Air di alirkan perlahan-lahan 10 menit
Pipa karet ditiup sebelum masuk
udaranya,kanul ditarik keluar di masukan
kedalam bengkok
Segera setelah tindakan berikan pasien
pasu najis bila ingin BAB
Membereskan alat-alat
Pearawat cuci tangan
Hasil huknah dilaporkan

Keterangan.
257

.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................

INJEKSI SUBKUTAN
Injeksi subkutan diberikan dengan menusuk area dibawah kulit
( jaringan konektif atau lemak dibawah dermis ).
Setiap jaringan subkutan dapat dipakai untuk area injeksi ini
tapi yang lazim adalah dilengan atas bagian luar, paha bagian
depan dan area yang lazim lainnya adalah perut, area skapula,
ventrogluteal dan dorsogluteal.
Injeksi tidak boleh diarea yang nyeri, merah, pruritus atau edema
Jenis
1.
2.
3.
4.
5.

obat yang diberikan secara subkutan :


Vaksin
Obat-obatan preoperasi
Narkotik
Insulin
Heparin

Persiapan alat alat :


1. Buku catatan rencana/order pengobatan
2. Vial atau ampuf yang berisi obat yang akan diberikan
3. Spuit dan jarum steril
4. Kapas antiseptik steril
5. Kasa Steril untuk membuka ampul
Pelaksanaan :
INJEKSI SUBKUTAN
N
o

KEGIATAN
258

1
2
3
4

5
6

7
8
9

Menyiapkan alat
Memasukkan obat dari vial/ampul kedalam
spuit dengan cara yang benar
Beritahu pasien dan atur posisi yang nyaman
serta rileks
Pilih area tubuh yang tepat, uasap dengan
kapas antiseptik dari tengah keluar secara
melingkar sekitar 5 Cm menggunakan
tangan yang tidak untuk menginjeksi
Siapkan spuit, lepas kap penutup secara
tegak lurus sambil menunggu antiseptik
kering dan keluarkan udara dari spuit
Pegang salah satu tangan antara jempol
dan jari jari pada area injeksi dengan
telapak tangan menghadap kearah
samping atau atas untuk kemiringan 45
derajat atau dengan telapak tangan
menghadap ke bawah untuk kemiringan
45 derajat. Gunakan tangan yang tidak
memegang spuit untuk mengangkat atau
merentangkan kulit, lalu secara hati hati
dan mantap tangan yang lain
menusukkan jarum. Lakukan aspirasi, bila
muncul darah maka segera cabut spuit
untuk dibuang dan diganti spuit dan obat
baru. Bila tidak muncul darah, maka pelan
pelan dorong obat kedalam jaringan
Buanag spuit tanpa harus menutup jarum
dengan kapnya ( mencegah cedera pada
perawat ) pada tempat pembungan yang
benar
Catat tindakan yang telah dilakukan
Kaji keefektifan obat

259

Keterangan.
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................

260

INJEKSI IM ( INTRAMUSKULAR )
Tujuan injeksi IM adalah untuk memasukkan obat dalam jumlah
yang Iebih besar dibanding obat yang diberikan melalui SC,
absorbsi juga lebih cepat karena lebih banyaknya suplai darah
diotot tubuh tapi cara ini dapat mencegah/mengurangi iritasi
obat.
Beberapa lokasi yang lazim digunakan untuk injeksi IM :
1. Deltoid
2. Dorsogluteal
3. Ventrogluteal
4. Vastus lateralis
5. Rektus femoris
Alasan- alasan area di atas digunakan untuk injeksi IM :
1. Massa otot yang besar
2. Vaskularisasi yang baik
3. Jauh dari syaraf
Hal-hal yang harus diperhatikan
:
1. Usia pasien
2. Ukuran dan kondisi dari otot yang akan diinjeksi
3. Jarum dalarn posisi tegak lurus ( 90 derajat).
Peralatan :
1. Kartu pengobatan atau rcncana pengobatan
2. Obat steril dalam ampul atau vial
3. Spuit dan jurum steril (ukuran sesuai dengan kebutuhan)
4. Kapas pengusap dalam larutan antiseptik
5. Kasa steril jika perlukan untuk membuka ampul.
Pelaksanaan:
No

KEGIATAN
261

1
2
3
4
5
6

7
8

10
11
12
13

Pastikan adanya order pengobatan


Menyiapkan peralatan
Mengambil obat dari ampul / vial sesuai
dengan jumlah yang dikehendaki
Yakinkan
bahwa
pasien
benar
dan
memberitahu pasien tentang tindakan yang
akan dilakukan dan bantu untuk posisi yang
nyaman.
Buka pakaian /selimut kain yang menutupi
area yang akan diinjeksi
Tentukan lokasi penyuntikan, pilihlah area
yang bebas dari lesi,nyeri tekan bengkak
dan radang dan bersihkan kulit dengan
pengusap antiseptik secara melingkar dari
dalam keluar
Siapkan spuit yang sudah berisi obat buka
penutup jarumnya dengan hati-hati dan
keluarkan udara dalam spuit
Gunakan tangan yang tidak memegang spuit
untuk membentangkan kulit yang akan
ditusuk, pegang spuit antara jempol dan jarijari kemudian tusukkan jarum secara tegak
lurus hadap sudut 90 de:rajat
Lakukan aspirasi untuk mengecek apakah
jarum tidak mengenai pembuluh darah
dengan cara menarik pengokang. Bila
terhisap darah segera cabut spuit buang dan
ganti yang baru. Bila tidak terhisap darah
maka perlahan lahan masukkan obat
dengan cara mendorong pengkang spuit
Bila obat sudah masuk semua segera cabut
spuit dan lakukan masase pada area
penusukan
Rapikan pasien dan atur posisi yang nyaman
Buang spuit pada tempat yang disedikan dan
bereskan alat
Observasi keadaan pasien dan catat tindakan
yang dilakukan
262

263

Keterangan.
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................

264

INJEKSI INTRAVENA
Jalur vena dipakai khususnya untuk tujuan agar obat yang
diberikan dapat bereaksi dengan cepat misalnya pada situasi bawat
darurat.Obat langsung masuk sistem sirkulasi reaksi Iebih cepat
dibanding dengan cara enteral atau parenteral yang
memerlukan waktu untuk absorbsi.
Cara pemberian obat intravena jika pasien tidak memakai infus
diinjeksikan langsung kevena yaitu mencari vena yang besar ( vena
basilika atau vena sefalika pada lengan )
Jika pasien dipasang infus, obat dapat diberikan melalui botol
infus atau melalui karet pada selang infus yang dibuat untuk
memasukkan obat. Mengusap tempat yang akan ditusuk
dengan kapas anti septik dan klem infus dimatikan selama obat
dimasukkan, bila sudah selesai kecepatan tetesan diatur kembali.
Untuk memasukkan obat melalui vena, perawat harus
mempunyai pengetahuan dan ketrampilan yang cukup sehingga
tidak terjadi kesalahan karena resikonyn sangat besar misalnya
emboli udara
Persiapan alat :
1. Kartu pengobatan/rencana order pengobatan
2. Spuit steril yang berisi obat steril
3. Kapas pengusap dalam larutan antiseptik
4. Turnikuet

265

INJEKSI INRAVENA
N
o
1
2
3
4
5
6
7

8
9
1
0
1
1

KEGIATAN
Memastikan tentang adanya order pengobatan
Menyiapkan alat
Menyakinkan bahwa pasien benar dan
beritahu pasien tentang tindakan yang
dilakukan dan atur posisi yang nyaman
Tentukan dan cari vena yang akan ditusuk
Bila vena sudah ditemukan pasang torniket
agar vena benar-benar dapat dilihat dan diraha
dan usap dengan kapas antiseptik
Siapkan spuit yang sudah berisi obat dan cek
adanya udara
Dengan pelan tusukkan jarum kedalam vena
dengan posisi jarum sejajar dengan vena.
Untuk mencegah vena tidak bergeser tangan
yang tidak memegang spuit digunakan untuk
menahan vena sarnpai jarum masuk
vena
Lakukan aspirasi dengan cara menarik
pengokang spuit. Bila terhisap darah lepas
torniket dan dorong obat pelan-pelan
kedalam vena
Setelah obat masuk semua segera cabut spuit
dan buang spuit ditempat sesuai prosedur.
Rapikan pasien dan atur posisi yang nyaman
Observasi pasien dan catat tindakan

266

Keterangan.
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................

267

PEMBERIAN OBAT SECARA PARENTERAL


Pemberian obat secara parenteral atau injeksi, baik injeksi
intradermal, subcutan, intramuscular atau intravena.
Pemberian obat secara parenteral mempunyai aksi kerja lebih
cepat dibanding secara oral. Tapi pemberian secara parenteral
mempunyai beberapa resiko sebagai berikut: merusak kulit,
menyebabkan nyeri pada pasien, salah tusuk dan lebih mahal.
Demi keamanan pasien, sebelum injeksi seorang perawat harus
mempunyai pengetahuan yang memadai tentang cara pemberian
obat secara parenteral termasuk cara menyiapkan obat dan
menggunakan teknis steril.
Hal hal yang harus diperhatikan dalam pemberian obat secara
parenteral :
1. Menyiapkan peralatan yang benar ,termasuk alat suntik, jarum,
vial dan ampul
2. Menurut bentuknya spuit mempunyai tiga bagian :
Ujung yang berkaitan dengan jarum
Bagian tabung
Bagian pendorong obat
3. Menurut bahannya, spuit ada :
Spuit kaca
Spuit
Plastic
4. Menurut penggunaannya, spuit ada :
Spuit standart hipodermik
Spuit insulin
Spuit tuberculin
5. Jarum merupakan alat pelengkap spuit, yang terbuat dari bahan
stainles dan mempunyai ukuran yang bervariasi dalam bentuk
gauge. Semakin besar ukuran gaugenya semakin kecil
diameternya jarumnya.
6. Penngunaan ukuran jarum disesuaikan dengan keadaan pasien
yang meliputi : umur, gemuk/kurus, jalur yang akan dipakai, obat
yang akan dimasukan.
268

7. Cairan/atau obat yang diberikan secara parenteral/biasanya


dikemas dalam ampul atau vial.

269

INJEKSI INTRADERMAL
Injeksi intradermal atau injeksi intrakutan merupakan injeksi yang
ditusukkan pada lapisan dermis atau dibawah epidermis
( permukaan kulit ).
Injeksi ini dilakukan secara terbatas karena hanya sejumlah kecil
obat yang dapat dimasukan dan biasanya digunakan untuk :
1. Tes tuberculin
2. Tes untuk mengetahui reaksi alergi terhadap obat tertentu
3. Vaksinasi
4. Kadang-kadang untuk anastesi local yang demikian
dilanjutkan injeksi pada area yang lebih dalam
Area yang lazim digunakan untuk injeksi intradermal adalah :
Lengan bawah bagian dalam
Dada bagian atas
Dan punggung area scapula
Persiapan alat :
1. Spuit ukuran 1 ml dengan kalibrasi ratusan millimeter
2. Jarum degan ukuran yang sesuai kebutuhan
3. Kapas alcohol
4. Buku pengobatan dan intruksi pengobatan
Pelaksanaan :
NO
1.
2
3
4
5

KEGIATAN
Menyiapkan alat
Memberi tahu pasien
Menyiapkan area yang akan diinjeksi
misalnya lengan kanan lengan kanan dan
lakukan desinfeksi dengan alcohol
Pegang erat lengan pasien dengan tangan
kiri anda dan tangan satunya memegang
spuit kearah pasien.
Tusukkan spuit dengan sudut 15 derajat
pada epidermis kemudian diteruskan
sampai dermis lalu dorong cairan obat.
270

Obat ini akan menimbulkan tonjalan


dibawah permukaan kulit.
Cabut spuit, usap pelan-pelan area
penyuntikan dengan kapas antiseptic
tanpa memberikan masase ( massase
dapat menyebabkan obat masuk
kejaringan atau keluar melalui lubang
injeksi

Keterangan.
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................

271

Daftar isi
PEMBERIAN TERAPI OKSIGEN DENGAN NASAL KANUL........................6
PIPA LAMBUNG, PEMASANGAN DAN PERAWATANNYA.......................12
NUTRISI............................................................................................ 17
PEMASANGAN KATETER....................................................................25
PEMBERSIHAN COLON DAN PEMBERIAN OBAT-OBATAN MELALUI ANUS
......................................................................................................... 31
HUKNAH RETENSI............................................................................. 37
MEMANDIKAN PASIEN......................................................................39
PEMELIHARAAN RAMBUT..................................................................45
MEMELIHARA KEBERSIHAN MULUT...................................................52
VULVA HYGIENE................................................................................ 61
MENGGANTI ALAT TENUN ("BED MAKING")......................................64
PEMELIHARAAN LINGKUNGAN PENDERITA........................................72
MEMBANTU AMBULASI.....................................................................81
POSITIONING.................................................................................. 102
MENCUCI TANGAN..........................................................................118
MEMASANG SARUNG TANGAN / HAND SCOON...............................125
PENGKAJIAN FISIK...........................................................................146
OBSERVASI TANDA - TANDA VITAL.................................................159
PERAWATAN PRE DAN POST OPERASI.............................................166
PERAWATAN LUKA..........................................................................177

272

MENYIAPKAN OBAT SUNTIKAN DARI AMPUL


ATAU VIAL
AMPUL............................................................................................ 204
FUNGSI VENA................................................................................. 209
MENGATUR KECEPATAN ALIRAN INTRAVENA...................................215
MENAMBAHKAN OBAT KE DALAM WADAH
CAIRAN
INTRAVANA..................................................................................... 217
MENGISI DAN MEMBERI KIRBAT ES.................................................220
MENGISI DAN MEMBERI KRAAG ES................................................223
MEMBUAT DAN MEMBERIKAN PIL PIL............................................224
MENGISI DAN MEMBERIKAN KIRBAT ES GANTUNG.........................225
MENGISI DAN MEMBERI BULI BULI PANAS ( W W S )....................226
KOMPRES PANAS............................................................................ 227
PENGGUNAAN SELIMUT HIPOTERIMIA / HIPERTERMIA.....................228
PERAWATAN PENDERITA YANG AKAN DAN TELAH MENINGGAL DUNIA
....................................................................................................... 229
MEMELIHARA MAYAT.......................................................................231
INJEKSI SUBKUTAN..........................................................................234
INJEKSI IM ( INTRAMUSKULAR )......................................................237
INJEKSI INTRAVENA.........................................................................240
PEMBERIAN OBAT SECARA PARENTERAL........................................243
INJEKSI INTRADERMAL....................................................................244

273

Anda mungkin juga menyukai