Tujuan Umum
Mahasiswa mampu melakukan pemberian oksigen dengan nasal
kanul kepada boneka peraga
Tujuan Khusus
Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa mampu :
1. Menyebutkan rasional penggunaan ketrampilan pemberian
oksigen
2. Menyebutkan alat - alat yang diperlukan untuk melakukan
pemberian oksigen
3. Mendemostrasikan pemberian oksigen melalui nasal kanul
kepada boneka peraga
Rasional penggunaan dari ketrampilan ini
Oksigen penting untuk kehidupan. Konsentrasi oksigen
dalazn dash yang optimal harus dipertahankan agar fungsi
selular bekerja terus. Hipoksia merupakan keadaan dimana
kandungan oksigen dalam darah arteri rendah ( Perry & Potter,
1997 ). Pada kasus seperti ini pemberian oksigen penting dilakukan
untuk meningkatkan konsentrasinya dalam darah
Bagaimanapun oksigen murni merupakan suatu agen
terapeutik yang akan memberikan efek yang berlawanan apabila
diberikan secara tidak tepat. Oleh karena itu. perawat harus
terbiasa dengan indikasi - indikasi dari pada penggunaan oksigen
dari bermacam - macam peralatan dalam pemberian oksigen.
Diagnosa Keperawatan
Tetapi oksigen digunakan paling sering untuk pasien
dengan diagnosa keperawatan sebagai berikut : gangguan
pertukaran gas. Gangguan ini kemungkinan berhubungan dengan
berbagai faktor, misalnya : sekresi yang banyak dalam paru paru,
Hipoventilasi, proses penyakit yang menyebabkan pertukaran gas
permukaan dalam paru - paru menurun atau kondisi yang
menurunkan sirkulasi darah melalui paru - paru.
Tidak semua kondisi hipoksemia akan teratasi dengan
pemberian oksigen. Untuk mempertahankan efektifitas oksigen
1
Nasal kanul
Tabung plastik yang mempunyai cabang kecil yang menonjol
untuk dimasukkan ke dalam lubang hidung. Metode ini merupakan
metode yang paling mudah dan paling dapat diterima karena lebih
efektif, mudah dipakai dan nyaman untuk pasien ( Potter & Perry,
1997 ). Pasien yang menerima oksigen melalui nasal kanul ke
hidung dapat berkomunikasi dengan mudah, dapat makan dan
melakukan aktifitas setiap hari. Pasien juga dianjurkan untuk
bernafas melalui hidung ( dimana pernafasan melalui mulut dapat
menurunkan bahkan menghilangkan oksigen ). Oksigen dengan
nasal kanul diberikan 16 liter / menit ( Potter & Perry 1997 ). Di atas
meningkatkan kekeringan membrane mukosa. Bagaimanapun
oksigen dengan nasal kanul biasanya digunakan dengan
kecepatan aliran 2 - 3 liter/ menit.
Humidifi er
Humidifier dilengkapi dengan kontainer air steril yang bisa di
isi kembali dan sekali pakai. Alat ini melekat pada alat yang
menghasilkan oksigen. Mengacu pada Potter & Perry, ( 1997 ) alat
ini berfungsi melembabkan, membasahkan oksigen sebelum
bergerak melalui hidung ke paru - paru, sehingga mencegah
mengeringnya membran mukosa saluran pernafasan. Air yang
digunakan harus steril untuk mencegah infeksi dari organisme yang
dapat tumbuh dalam lingkungan lembab.
2
Flowmeter
Sebuah alat yang melekat ke oksigen outlet, yang mengatur
jumlah oksigen yang dihasilkan. Ada 2 tipe flowmeter; balon air
raksa dan ukuran, kedua tipe mencatat jumlah liter oksigen yang
dikeluarkan per menit
Sumber oksigen : sentral / tabung
Oksigen sentral berasal dari pusat di dalam institusi dimana
salurannya berada di dinding / dalam tembok dan disiapkan untuk
digunakan secara cepat. Oksigen ini dihubungkan melalui sebuah
pipa yang bertekanan 50 - 60 pound per inchi persegi. Alat ini
dilengkapi dengan sebuah alat pengukur aliran yang khusus
ditempelkan dijalan keluar dinding. Alat pengukur aliran ini
membuka jalan keluar dan pembukaan katup membuat aliran
oksigen terjadi
Selain dari sentral, oksigen biasanya disimpan di dalam
tabung. Dan pada tabung tersebut dapat alat tambahan yang
disebut dengan regulator, yang melekat pada katup dari tabung
yang berfungsi mengurangi tekanan dan untuk penyelamatan. Jumlah
gas dicatat dalam ukuran pounds per inchi persegi. Ketika tabung
hamper kosong, jarum menunjuk ke area merah dan menadakan
tabung harus diganti dengan cepat. Terdapat juga tabung yang
lebih kecil yang disediakan untuk keadaan darurat, dapat
dipindah - pindahkan dan dapat digunakan di rumah. Alat seperti ini
pada umumnya aman bei-tekanan rendah.
Hal - hal yang perlu diperhatikan :
1 Oksigen adalah gas yang tidak berbau, berasa dan tidak
terlihat yang sedikit lebih berat dari udara
2 Oksigen menyokong terjadi pembakaran. Meskipun oksigen itu ,
sendiri tidak meledak / eksplosive, tetapi dapat mendorong
terjadinya pembakaran. Oleh karena itu api ataupun bunga api
harus dijauhkan dari derah tempat penyimpanan atau tempat
pemakaian. Tindakan pencegahan dengan memasang tanda
DILARANG MEROKOK Pada pintu atau kamar pasien; inspeksi
seluruh alat - alat listrik, selimut pemanas, tali lonceng
listrik, alat pencukur, radio harus diperiksa dengan teliti
untuk memastikan alat - alat ini tidak mengeluarkan api; dan
3
FORMAT
PROSEDUR PEMBERIAN OKSIGEN DENGAN NASAL
KANUL
N
o
A.
B.
C.
KEGIATAN
Pengkajian
1. Cek Instruksi dokter
2. Kaji dengan segera status respirasi
3. Identifikasi alat alat oksigen yang
digunakan
Perencanaan
1. Mencuci tangan
2. Rencanakan segala bantuan yang diperlukan
3. Pilih alat - alat yang tepat sesuai kebutuhan
klien
4. Siapkan lingkungan yang aman
Implementasi
I . Identifikasi klien
2. Jelaskan kepada klien apa yang akan
dikerjakan
3. Letakkan tube / pipa pemberian oksigen yang
digunakan.
Pasang oksigen dan test aliran
4
N
o
D.
KEGIATAN
4. Ikuti prosedur berikut untuk alat - alat yang
akan digunakan :
a. Setelah melekatkan pipa pemberian
oksigen dari nasal kanul, alirkan
oksigen sesuai dengan kebutuhan klien
yang ditetapkan
b. Lekatkan kanul ke muka klien dan
sisipkan cabang ke dalam lubang
hidung
c.
Atur ikatan dan tarikan untuk
kenyamanan
d. Atur kecepatan aliran
e. Balutan kecil di atas puncak telinga jika
diperlukan
5. Kaji pernafasan klien dan atur alat-alat
jika diperlukan
6. Jelaskan hal - hal yang perlu diperhatikan
kepada klien
dan keluarga / pengunjung jika ada
7. Kaji kondisi hidung, mulut dan perawatan
lubang hidung
jika diperlukan
8. Tetap tinggal dengan klien sampai situasi
aman untuk ditinggalkan
9. Pasang tanda penggunaan oksigen pada
pintu kamar klien
10. Perawat cuci tangan
Evaluasi
1. Pola pernafasan yang teratur dan kecepatan
yang normal
2. Warna merah muda pada kuku, bibir,
konjungtiva mata
3. Tidak ada disorientasi, bingung, sulit berpikir
4. Klien tidur dengan nyaman
5. Hasil pengukuran lab ( Pa02) dalam Batas
5
N
o
KEGIATAN
normal.
E.
Dokumentasi
1. Catat tanggal dan waktu pemberian oksigen
dimulai,
konsentrasi oksigen dan kecepatan aliran
liter per menit
2. Observasi subyektif dan obyektif klien
Keterangan:
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
6
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
6. Mesin suction
7. Plaster
8. Bengkok
Prosedur :
1. Posisi pasien semi fowler, kepala sedikit fleksi
2. Beritahu pada pasien
3. Ukur panjang pipa lambung yang akan dimasukkan dengan
cara ujung pipa di tempatkan di telinga, ulur sampai ke
lubang hidung pada sisi yang sama kemudian tarunkan
mencapai xypoid. Beri tanda batas tersebut
4. Beri pelicin jelly jangan terlalu banyak
5. Masukkan pipa secara halus melalui salah satu lubang hidung
6. Setelah masuk ke rongga pharyng, pasien di suruh melakukan
gerakan seperti menelan, kalau perlu di bantu dengan
pemberian air dengan sendok sedikit - sedikit
7. Masukkan pipa sampai batas yang telah di tentukan
8. Bila pasien batuk -batuk atau sesak segera cabut
9. Untuk memastikan letak : aspirasi isi lambung atau beri udara
dengan syringe dan dengarkan dengan stetoskop di daerah
epigastrium
10. Fiksasi ( ada beberapa teknik fiksasi )
11.Hubungkan dengan drain bag atau suction tekanan rendah,
posisi bag harus selalu lebih rendah dari lambung
Perawatan :
1. Periksa batas tiap kali pergantian jaga
2. Jaga supaya jangan buntu
3. Perhatikan jumlah dan warna aspirasi
4. Irigasi setiap 2 - 4 jam atau setiap kali pemberian nutrisi atau
obat
5. Catat intake dan output setiap 6 jam
6. Tutup pipa selama 30 menit setiap kali pemberian obat
7. Lepaskan atau ganti plesternya setiap hari untuk mencegah
necrosis lubang hidung
Dokumentasi :
1. Ukuran dan tipe pipa lambung yang di pakai
2. Jumlah dan kwalitas aspirasi
9
3. Tanggal pemasangan
4. Mukosa hidung adakah perlukaan, tanda sinusitis
FORMAT
PEMASANGAN SONDE LAMBUNG (NGT)
No
KEGIATAN
1.
2
3
4
5
6
7
8
10
11
No
12
13
14
15
16
17
18
19
KEGIATAN
b. memakai
stetoskop
dengan
memasukkan udara dalam lambung 10 20 cc sampai terdengar udara di dalam
lambung
c. bila slang salah masuk, segera slang
ditarik
perlahan
- lahan, ulangi
pernasangan lagi
Bila selang dipasang menetap lakukan
fiksasi dengan plester
Masukkan makanan :
Pasang corong pada ujung slang, tinggi
corong 15 - 20 cc dari wajah pasien
Masukkan air matang 15 - 20 cc
Pada
ujung
permulaan,
corong
dimiringkan dan luangkan makanan
melalui
pinggirnya,
setelah
penuh
corong di tegakkan
klem di buka
Cairan selanjutnya dituangkan sebelum
isi corong kosong
Bila cairan tidak mengalir lancar, Posisi
corong ditinggikan
atau anjurkan pasien merubah posisi
sedikit
Bila minun obat, obat diberikan sebelum
makanan habis
Setelah makanan habis, slang di bilas
dengan air masak lebih kurang 20 - 30 cc,
selanjutnya pangkal selang di klem
Mulut / hidung dan sekitarnya dibersihkan
dengan tissue
Setelah selesai, pasien dirapikan, alat alat dibereskan dan kembalikan ke tempat
semula
Perawat cuci tangan
Cairan nutrisi mengalir lancar melalui sonde,
11
No
KEGIATAN
Keterangan.
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
12
NUTRISI
A. Memberikan makan dan minum pada penderita
Artinya : menyediakan dan menghidangkan makanan serta
minuman pada penderita sesuai dengan diitnya
Tujuan :
1. Membantu dan mempercepat
proses penyembuhan
2. Menambah selera makan penderita
3. Menolong penderita yang tidak sanggup atau tidak
dapat makan sendiri
4. Mengurangi pergerakan penderita
Syarat - syarat makanan penderita :
1. Harus cukup mengandung bahan yang diperlukan
2. Harus sesuai dengan macam penyakit
yang di deritanya
3. Harus cukup kwalitas dan kuantitasnya
4. Cukup menarik, hersih, segar dan
bervariasi
Guna makanan :
1. Memperoleh tenaga sehagai sumber yang diperlukan, misal :
protein. Hidrat arang dan lemak
2. Untuk mempertinggi daya tahan tubuh
3. Sebagai bahan simpanan
4. Sebagai pengobatan
5. Untuk pertumbuhan
6. Sebagai bahan pembangun yang terdiri dari protein, mineral dan
air
Bentuk makanan menurut konsistensinya :
1. Makanan cair, misalnya :
sari buah - buahan, air kacang ijo, susu, kaldu
2. Makanan saring, yaitu :
13
Penyakit ginjal
Yang mana kesemuanya itu tidak terlalu berat
2. Diit tanpa garam ( ZOUT LOOS )
adalah makanan yang sama sekali tidak mengandung garam
dapur atau pula bahan - bahan yang mengandung garam,
misalnya : udang, ikan laut Makanan Zout Loos ini biasanya
diberikan pada :
Penderita oedema akibat dari penyakit :
Jantung, ginjal, hipertensi
3. Kaya Protein ( EIWIT RIJK )
Diberikan kepada penderita yang berpenyakit hati atau
berpenyakit anemia
4. Miskin Protein (EIWIT ARM)
Diberikan kepada penderita yang berpenyakit ginjal
Miskin protein ada 2: BOORST DIIT, KEMPER DIIT
Perbedaan kedua bentuk ini hanya terletak pada
bahannya saja
5. Diit Lemak
rendah lemak : ( VET ARM )
diberikan pada penderita hepatitis
Tanpa lemak : ( VET LOOS )
diberikan kepada penderita hepatitis, diare
6. Diit TKTP ( tinggi kalori tinggi protein )
Biasanya diberikan kepada penderita :
TBC, Malnutrisi, Anemia, Pre-Post operasi
7. Diit Diabetes Mellitus
Diberikan pada penderita DM yang ditentukan oleh dokter,
beberapa jumlah kalori yang dibutuhkan
8. Benzidin Diit
Untuk mengetahui adanya perdarahan atau tidak pada Tractus
Digest Tivus Penderita sebelum diperiksa selama tiga hari harus
menjalani Benzidin Diit ( bahan makanan tidak boleh
mengandung Hb/Fe dan Chloropenil )
9. Diit Halus
Makanan khusus untuk penderita penyakit tertentu,
misalnya : Typhus \abdominalis
Pemberian makan pada penderita yang dapat makan sendiri , tidak
15
16
FORMAT
PEMBERIAN MAKAN DAN MINUMUM PADA
PASIEN
N
o
A
1
2
3
4
5
B
1
2
3
4
5
6
7
8
9
1
0
KEGIATAN
Penderita yang dapat makan sendiri
Penderita mencuci tangan terlebih dahulu alat
- alat disiapkan
Penderita diberitahu
Makan disiapkan di meja dan serbet/lap diberikan
pada penderita
Setelah selesai alat - alat dibawa ke dapur
dan dibersihkan Perawat cuci tangan
Terpenuhi kebutuhan dasar ( makan ) pasien
Penderita dapat makan sendiri tetapi
tidak diperbolehkan duduk
Penderita mencuci tangan terlebih dahulu
Alat - alat disiapkan
Penderita diberitahu
Penderita di miringkan sebaiknya ke sebelah
kiri supaya dapat makan dengan tangan kanan
Serbet diletakkan di dekat penderita
Makanan di letakkan dekat dengan
penderita
Bila lauknya keras dapat kita potong - potong
terlebih dahulu
Sesudah selesai makan alat - alat dibereskan
dan dibawa ke dapur
Perawat cuci tangan
Terpenuhi kebutuhan dasar ( makan ) pasien
17
N
o
C
1
2
3
4
5
6
7
8
9
1
0
1
1
1
2
KEGIATAN
Keterangan.
.............................................................................................................
18
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
19
FORMAT
MEMBERIKAN MAKAN MELALUI SONDE
N
o
1
2
3
4
5
6
7
8
9
1
0
1
1
1
2
1
3
KEGIATAN
Peralatan diletakkan ke dekat pasien
Perawat cuci tangan
Beritahu pasien tentang prosedur yang akan
dilakukan
Pasang corong pada ujung selang NGT
Buka tutup selang NGT, tetapi tetap
mempertahankan agar udara tidak masuk,
dengan cara menekuk selang NGT
Berikan sedikit air matang untuk membilas dan
agar lambung tidak kaget menerima makanan
cair yang akan diberikan
Masukkan air matang kedalam selang tetapi
sebelumnya selang dihubungkan dengan
corong, jangan sampai habis agar udara tidak
ikut masuk ke dalam selang, lalu tutup
Buka selang dan masukkan makanan cair
sesuai kebutuhan
Kalau ada pemberian obat oral, haluskan dulu
obatnya dengan martiI dan tempatnya
kemudian dicampurkan pada makanan cair
tcrscbut lalu masukkan ke dalam selang NGT
secara pcrlahan - lahan, jangan sampai habis
makanan yang ada di corong, lalu tutup
Bilas dengan air matang 10 cc untuk
membersihkan sisa - sisa makanan yang
ada di selang, lalu tutup
Mulut atau hidung dan sekitarnya
dibersihkan dengan tissue Setelah selesai ,
pasien dirapikan
Alat - alat dibereskan dan dikembalikan ke
tempat semula Perawat cuci tangan
20
Keterangan.
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
21
PEMASANGAN KATETER
Tujuan Umum
.
Mahasiswa mampu melakukan latihan pemasangan kateter kepada
boneka peraga
'I'ujuan Khusus :
Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa mampu :
1 Menyebutkan pengertian dari kateterisasi urinarius
2 Menyebutkan tujuan dari pemasangan
kateter
3 Menyebutkan alat - alat yang diperlukan dalam
pemasangan kateter
4 Mendemonstrasikan pemasangan kateter kcpnda boneka
peraga
Pengertian
Kateter adalah suatu selang untuk memasukkan dan
mengeluarkan cairan. Kateterisasi urinarius adalah memasukkan
kateter melalui urethra ke dalam kandung kemih dengan tujuan
untuk mengeluarkan urin ( Perry & Potter 1997 ). "tindakan
kateterisasi dapat menyebabkan infeksi nosokomial, oleh karena itu
sedapat mungkin, tindakan kateterisasi dihindarkan, kecuali bila
sangat diperlukan, dan harus menggunakan teknik yang tepat.
Bila
melakukan
kateterisasi
kita
harus
mcmpunyai
pengetahuan dasar tcntang sistem urinarius bagian bawah, yaitu :
1. Kandung kemih secara normal merupakan
kantong yang steril
2. Sphingter urethra bagian luar tidak steril
3. Kandung kemih mempunyai mekanisme pertahanan sendiri,
dapat mengosongkan urine sendiri secara teratur dan
mempertahankan keasaman lingkungannya, yang bersifat
anti bacterial yang dapat membantu kandung kemih
tetap steril dan mencegah terjadinya infeksi
4. Kuman pathogen yang masuk ke dalam urethra dapat
menyebabkan infeksi kandung kemih dan ginjal
22
Kateter no. 14 / 16
Kateter no. 18 / 20
Kateter no. 8 / 10
Ukuran kateter :
Wanita
Pria
Panjang uretra ( cm )
3,7-7
13 - 20
5-7,5
15-2,5
3-4
5-7,5
24
7. Plester
8. Spuit + aqua
steril
9. Alas / perlak
alas
10. Handuk kecil + Waskom isi air hanga + sabun
11.Sampiran
12. Lampu
13. Perban
25
FORMAT
PEMASANGAN KATETER
N
o
A.
1
2
KEGIATAN
Pengkajian
Kaji klien dan cek instruksi dokter
Tentukan apakah menggunakan indwelling
kateter atau straight kateter
3 Kaji kebutuhan untuk pengumpulan urine
B.
Perencanaan
1 Mencuci tangan
2 Memilih tipe dan ukuran kateter yang spesifik
3 Mengumpulkan alat - alat yang tepat
C Implementasi
1 Perkusi dan palpasi kandung kemih untuk
mengkaji adanya retensi urine
2 Persiapkan klien :
Identifikasi klien
N
o
9
1
0
1
1
1
2
1
3
1
4
1
5
1
6
1
7
1
8
D.
1
2
E
KEGIATAN
Pasang sarung tangan
Lakukan VulVa hygiene atau perineal hygiene
Buka set kateter dan berikan jelly di ujung
kateter
Masukan kateter sampai urine mengalir
Ketika urine mengalir, pindahkan tangan yang
tidak dominan dari labia atau dari penis ke
kateter ,2 cm dari meatus untuk menahan
kateter agar tidak terdorong keluar
Tangan dorninan menghubungkan ujung kateter
ke urine bag
Jika menggunakan indwelling kateter , isi balon
kemudian tarik kateter kira-kira 2,5 cm
Lepas sarung tangan steril
Plester kateter
Pria: ke abdomen bagian bawah
Wanita: ke arah paha
Bantu pasien pada posisi yang nyaman
Kumpulkan dan buang alat - alat yang sekali
pakai, bersihkan alat - alat yang bukan sekali
pakai
Cuci tangan
Evaluasi
Indwelling kateter masuk secara benar,
straight masuk dan dilepas tanpa
menimbulkan rasa sakit
Pasien nyaman
Dokumentasi
Tanggal dan waktu, tipe dan ukuran kateter,
spesimen/ bahan urine yang didapatkan,
jumlah urine, deskripsi urine, respon terhadap
prosedur
27
Keterangan.
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
28
A. Huknah rendah:
- Banyaknya cairan : -1 liter
- Tinggi irrigator
: 25 - 30
cm
- Posisi
: miring
kiri
B. Huknah tinggi :
o Banyaknya cairan
: I - 2 liter.
o tinggi irrigator
:50 - 75 cm
o Posisi
: Miring kekanan
Kegiatan
31
1
2
3
4
Keterangan.
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
32
Pelaksanaan
N
Pelaksanaan
o
1
Perawat cuci tangan .
2
Alat - alat dipersiapkan.
3
Pasien diberitahu.
4
Hisap glyserin dengan semprit gliserin dan
letakkan kedalambengkok.
5 Siapkan pasien seperti akan memberi huknah
rendah.
6
Keluarkan udara dari canule.
7
Masukkan canule secara hati-hati , pasien
dianjurkan tarik nafas panjang
8
Keluarkan canule dan letakkan dalam
bengkok
9
Berikan pasu najis bila merasa mules
1
Cara kerja seperti membantu BAB. ,
0
1
Alat- alat dibereskan , perawat cuci tangan
1
1
Hasilnya dicatat ,dan diperhatikan keadaan
2
pasien juga dengan semprit gliserin berhasil
atau tidak
33
Keterangan.
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
34
HUKNAH RETENSI
Pengertian :
Memberikan huknah makanan dan pengobatan
Persediaan alat alat
a. Larutan Nacl 0,9 % suhu 40 derajat celcius.
b. lrigator dengan perlengkapannya
Pelaksanaan.
N
KEGIATAN
o
1
Perawat cuci tangan
2
Pasien diberi tahu
3
Alat alat dipersiapkan
4
Bila perlu sebelumnya diberi huknah
5
pembersih
Cara kerja seperti memberi huknah rendah,
6
canul dimasukkan dengan hati- hati.
7
Tetesan dihitung, diatur 20 - 60 tetes /
8
menit.
9
Sebelum habis cairannya , ditutup.
10 Canul dikeluarkan dan masukkan dalam
bengkok
Alat- alat dibereskan .
Perawat cuci tangan.
35
Keterangan.
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
36
MEMANDIKAN PASIEN
Tujuannya :
a. Memberikan perasaan segar
b. Membersihkan
c. Mencegah timbulnya luka dan komplikasi pada kulit
d. Merangsang peredaran darah, otot - otot dan urat saraf bagian
perifer
e. Sebagai pengobatan
f. Mendidik penderita dalam kebersihan perorangan
Waktu mengerjakan :
a. Secara rutin
b. Sewaktu - waktu bila perlu :
penderita akan dioperasi
pasien baru yang sangat kotor
Persediaan alat - alat :
1. 2 waskom berisi air bersih
2. Sabun
ditempatnya
3. 2 waslap
4. Handuk
5. Kamper-spiritus dan talk
6. Tempat pakaian kotor
Kontra indikasi :
1. Pada penyakit cacar, morbili
2. Penderita dalam keadaan panas
Perhatian :
1. Selama bekerja perhatikan keadaan
2. Bila pakaian kotor, basah dan alat tenun kotor baru diganti
3. Setiap air kotor harus diganti
37
FORMAT
MEMANDIKAN ORANG DEWASA
N
o
1
2
3
4
5
6
7
8
1
1
2
3
KEGIATAN
PERSIAPAN ALAT
Satu kom berisis air hangat / dingin
2 kantong pencuci
Sabun mandi
Sisir
Sikat gigi, pasta gigi
1 handuk
Pakaian
Ember tertutup
PERSIAPAN PASIEN
Memberi tahu pasien tentang tindakan yang
akan dilakukan
PELAKSANAAN
Memakai celemek
Perawat mencuci tangan
Sebelum mandi
a. Membantu pasien menyikat gigi
b. Membantu untuk buang air kecil / buang
air besar
Mencuci muka
a. Letakkan handuk melintang dibawah
kepala
b. Mencuci daerah mata
c. Mencuci daerah muka dan telinga ( k/p
memakai sabun ), lalu dibilas dan
dikeringkan
Mencuci Lengan
a. Pakaian atas dibuka
b. Letak handuk melintang diatas dada
c. Tangan diletakkan diatas handuk
d. Menyabuni tangan ( dari jari kearah ketiak
)
38
1
0
1
1
1
2
1
3
1
4
1
5
Menyisir rambut
Merapikan tempat tidur
Mengembalikan alat - alat
Mencuci tangan
Keterangan.
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
40
.............................................................................................................
41
FORMAT
MEMANDIKAN BAYI
N
o
A
1
2
3
4
5
6
7
B
1
2
C
1
2
3
4
5
KEGIATAN
PERSIAPAN ALAT
Alkohol 70% dan Betadine 10 % dalam
tempatnya
Kassa dan kapas steril dalam tempatnya
Korentang dalam tempatnya
Perlengkapan pakaian bayi ( gurita, popok,
baju )
Pengikat tali pusat steril
Aquadest steril
Gunting Verband
PERSIAPAN PASIEN DAN LINGKUNGAN
Melakukan pendekatan molalui anak atau
keluarganya
Untuk bayi diselimuti kain khusus atau
digedong
PELAKSANAAN
Kassa Pembungkus tali pusat ditetesi Aquadest
dan dibuka
Bersihkan tali pusat dengan kapas alkohol mulai
dari ujung sampai pangkal tali pusat dan
daerah sekitarnya dengan diameter cm
Olesi tali pusat dengan betadine dengan cara
yang sama seperti diatas
Tali pusat selanjutnya dibungkus kasa steril dan
difiksasi dengan gurita
Pakaian bayi dikenakan dan selanjutnya
dirapikan, kemudian dibaringkan dengan posisi
sesuai kebutuhan
42
Keterangan.
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
43
PEMELIHARAAN RAMBUT
Pemeliharaan Rambut meliputi :
1. Mencuci rambut
2. Menyisir rambut
3. Memasang kap kutu
Pemeliharaan rambut sangat penting, sebab dapat :
1. Mencegah rontoknya rambut
2. Mencegah timbulnya kutu rambut
3. Mencegah infeksi pada kulit kepala
4. Kelihatan rapi, bersih dan bercahaya
5. Memberi perasan senang dan segar
A. MENCUCI RAMBUT
Artinya : Menghilangkan kotoran - kotoran yang ada / melekat di
rambut serta kulit kepala, dengan menggunakan : shampo (
obat untuk mencuci ram but ) dan di bilas dengan air yang
bersih
Tujuan :
a. Untuk menghilangkan bau pada rambut dan memberi rasa segar
b. Untuk membersihkan kulit kepala dan rambut dari kotoran kotoran
c. Untuk merangsang peredaran darah dibawah kulit kepala
d. Memberi perasaan senang pada penderita dan rasa segar
Waktu :
a. Bila rambut kelihatan kotor
b. Pada penderita - penderita yang akan menjalani operasi
c. Setelah mengerjakan perasat memasang kap kutu
Persediaan alat - alat :
Baki berisi :
44
1. 2 buah handuk
2. Perlak pengalas
3. Talang karet
4. 2 buah sisir
5. Waskom yang berisi air hangat dan sarung
6. Shampo, kapas, dan kassa +
7. Kom kosong
8. Ember kosong
9. Kain pel
10.Bengkok berisi larutan lysol 2 - 3 %
11.Celemek
12.Gayung
13.
Head band (pengganti waslap tutup mata )
B. Menyisir Rambut
Artinya: Mengatur rambut supaya kelihatan rapi
dan rajin
Tujuan :
a. Memberikan perasaan senang pada pasien
b. Merangsang kulit kepala
c. Mencegah bersarangnya kutu kutu rambut
d. Agar rambut terpelihara dengan baik
Waktu :
a. 2 kali sehari
b. Bilamana perlu untuk konsultasi
Persediaan alat - alat :
Baki berisi
:
a. Sisir
b. Karet gelang, bila rambut pasien panjang
c. Bengkok berisi larutan air lysol 2 %
d. Handuk
e. Minyak rambut b/p
C. MEMASANG KAP KUTU
45
46
FORMAT
MENCUCI RAMBUT
N
o
KEGIATAN
47
1
2
3
4
5
6
7
8
9
1
0
1
1
1
2
1
3
1
4
1
5
1
6
1
7
1
8
1
9
2
0
2
1
49
Keterangan.
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
50
FORMAT
MENYISIR RAMBUT
N
o
1
2
3
4
5
6
7
8
9
1
0
1
1
KEGIATAN
Perawat cuci tangan
Alat alat disiapkan
Penderita terlebih dahulu diberitahu
Handuk diletakkan di bawah kepada penderita
yang terbaring/ penderita duduk pada
penderita yang sudah boleh duduk
Bila rambut kusut dapat diberi minyak rambut
dahulu
Rambut dibagi menjadi dua, kemudian disisir
sedikit demi sedikit dari ujung pangkal
Setelah rambut licin, rambut di ikat dengan
karet gelang dan pada rambut yang panjang
bisa dijalin dng rapi serta diikat dengan karet
gelang pada pangkalnya
Bila rambut rontok , masukkan ke dalam
bengkok berisi larutan lysol
Sisir dibersihkan yang bersih dan handuk
diangkat
Alat alat kerja dirapikan atau diangkat
Perawat cuci tangan
51
Keterangan.
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
52
FORMAT
MEMBERSIHKAN MULUT
N
o
1
2
3
4
5
6
KEGIATAN
Kaji keadaan mulut dan gigi pasien, juga daerah
sekitar meleputi kebersihan dan kelainan kelainan yang ada
Tentukan rencana tindakan yang akan
dilakukan sesuai dengan kemampuan / kondisi
pasien
Jelaskan pada pesien tentang apa yang akan
dikerjakan
Persiapan alat - alat yang diperlukan di atas
baki beralas atau meja dorong, sebagai berikut
:
gelas air hangat untuk kumur- kumur
1 buah pemangkas dalam keadaan tergulung
1 buah bengkok untuk tempat kotoran
Sudip lidah yang ujungnya dibungkus kain
kasa untuk menekan dorsum
Tissue secukupnya untuk mengeringkan
sekitar mulut
1 buah pinset anatomi untuk menjepit
deppers
Lidi kapas secukupnya bila perlu
Gentian violet untuk mengulas stomatitis (
bila ada )
Boraks gliserin tidak bisa kumur,
tambahkan :
Mesin suction / slym suicker untuk
menghisap sekret / cairan yang ada
dirongga mulut
Air hangat sekitar 30 - 50 cm datam spuit
untuk membasahi bagia - bagian mulut
Jika pasien memakai gigi pa1su, tambahkan
55
7
8
9
1
0
1
1
1
2
1
3
;
- ( satu ) buah kom /
handuk
1 ( satu ) sikat gigi
Pasta / serbuk gigi
1 ( satu ) tempat unluk gigi palsu
Jika semua alat tclah siap, bawa ke dekat
pasien
Perawat cuci tangan
Atur posisi pasien miring semi fowler dengan
kepala miring menghadap perawat, jika tidak
bisa tidur dengan kepala miring menghadap
perawat, jika tidak bisa tidur dengan kepala
miring berada di pinggir bantal.
Pasang pengalas dibawah dada sampai dagu,
lalu letakkan bergkok di bawah pipi
Untuk pasien yang tidak sadar
Posisi pasien miring, bertumpu pada perut /
pinggang, kepala lebih rendah dari dada
Pengalas dipasang di bawah kepala dan leher,
bengkok diletakkan di bawah dagu dan mulut
Ambil air untuk berkumur, bantu pasien untuk
berkumur, buang
ke dalam bengkok, Bila
pasien tidak bisa berkumur / tidak sadar :
letakkan suction di bawah lidah, Amhil spetel
dengan tangan kiri untuk menekan dorsum hingga
mulut terbuka, kemudian ambil spuit yang berisi
air deng an tangan kanan, semprotkan sedikit sedikit di sisi mulut yang atas, letakkan spuit,
tekan / hidupkan mesin suction atau bila tidak
ada hisap dengan suction kemudian untuk sisi
mulut yang bawah.semprotkan air ke seluruh
bagian mulut dengan tangan kanan lalu
letakkan, hisap kembali airnya
Tangan kiri tetap menekan lidah dengan
spatel, ambil pinset anatomi dengan tangan
kanan, jepit 1 buah deppers, basahi dengan air
garam, bersihkan palatum atas dengan
56
1
4
1
5
1
6
1
7
1
8
1
9
2
0
2
1
2
2
Keterangan.
58
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
59
FORMAT
MENGGOSOK GIGI
N
o
1
2
3
4
5
6
7
8
KEGIATAN
Kaji keadaan gigi dan sekitarnya, meliputi
bentuk, kebersihan dan kelainan kelainan
yang ada
Tentukan rencana tindakan sesuai dengan
kondisi pasien, jika pasien mampu menggosok
gigi sendiri, perawat mendampingi pasien saat
membersihkan giginya, jika tidak mampu
perawat membantunya
Jelaskan pada pasien tujuan menggosok gigi
dan apa saja yang akan dikerjakan
Persiapan alat - alat yang diperlukan di
dalam baki beralas atau meja dorong,
sebagai berikut :
o 1 buah pengalas dalam keadaan
tergulung
o l buah bengkok untuk tempat buangan
air kumur
o 1 gelas air hangat untuk kumurkumur
o I buah Sikat gigi yang sudah di beri
pasta secukupnya
o Tissue secukupnya untuk
mengeringkan sekitar mulut
o 1 buah sudip lidah yang ujungnya
dibungkus kassa ( jika pasien sulit
membuka mulut )
o batang lidi secukupnya ( bila perlu )
o Setelah semua alat siap, dibawa ke
dekat pasien, perawat cuci tangan,
60
9
1
0
1
1
1
2
1
3
1
4
1
5
Keterangan.
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
62
VULVA HYGIENE
Artinya :
Membersihkan alat kelamin wanita bagian luar
Tujuan :
1. Memberikan rasa nyaman pada penderita
2. Mencegah infeksi
3. Memperlancar keluarnya lochea
4. Menjaga agar vulva dan perineum tetap kering
Dilakukan :
1. Rutin pada penderita yang habis melahirkan
2. Penderita yang payah
3. Sewaktu - waktu bila diperlukan
Persediaan alat - alat
Baki berisi :
1. Bak instrumen yang berisi bahan steril :
Pinset
Sarung tangan / Hand scoon
Kapas sitblimat atau kapas lysol 1/2 %
Atau larutan PK 1/4000
Yang direndam 24 jam sebelumnya
2. Bengkok
3. Pot
4. Botol berisi larutan lisol 1% atau PK 1 : 400
Bila untuk penderita habis melahirkan persedan ditambah
:
1. Lidi kapas steril
2. Obat merah sulfa puder atau betadin salep
3. Duk
4. Gurita dan stik laken bila perlu
63
FORMAT
VULVA HYGIENE
N
o
1
2
3
4
5
6
7
8
KEGIATAN
Alat alat dibawa kedekat pasien
Memasang sampiran
Menutup badan pasien dengan kain penutup,
kemudian pakaian bawah pasien dikeataskan.
Bengkok diletakkan disela sela paha pasien
dengan terlebih dahulu mengatur posisi pasien
(DR). Dengan sarung tangan steril / kapas
sublimat, membuka labia mayora,
membersihkan vulva bagian luar dengan kapas
sublimat satu arah dari atas kebawah, kapas
dipakai satu kali kemudian dibuang ke bengkok
Catatan:
Kapas sublimat diambil dengan menggunakan
pinset steril
Minimal dilakukan sekali atau sampai dianggap
bersih
Pakaian dirapikan
Alat alat dibersihkan
Perawat cuci tangan
Pasien merasa aman dan nyaman
64
Keterangan.
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
65
6. Selimut
7. Sarung bantal
8. Over Iaken ( Sprei penutup )
68
FORMAT
MEMPERSIAPKAN TEMPAT TIDUR
N
o
1.
2
3
4
5
6
7
8
9
1
0
1
1
KEGIATAN
Siapkan alat tenun yang diperlukan di
atas / meja dorong, yang telah di lipat dan
di susun menurut urutan pemakaian ( dari
atas ) sebagai berikut :
Alas kasur
Perlak
Sprei melintang ( Steek laken )
Sprei alas ( Boven laken ) .
Selimut
Sarung bantal
Sprei penutup ( Over laken )
Dekatkan alat - alat tenun yang diperlukan
Perawat cuci_tangan
Pasang alas kasur dan ikatan tali - talinya ke
arah dalam rangka pada tiap sudut
Letakkan sprei dengan lipatan panjang yang
menentukan garis tengahnya di tengah tengah tempat tidur
Masukkan sprei pada bagian kepala 25 cm ke
bawah kasur, kemudian buat sudut 45
Masukkan sprei pada bagian kaki 25 cm ke
bawah kasur dan buat sudut 45
Masukkan sprei bagian sisi ke bawah kasur (
posisi perawat berdiri )
Letakkan perlak melintang 50 cm dari garis
kasur bagian , kepala, demikian juga steek
laken, dan masukkan sama - sama ke
bawah kasur
Letakkan boven laken secara terbalik dengan
jahitan lebar di bagian kepala, mulai dari garis
kasur kemudian masukkan bagian kaki k.e
69
1
2
1
3
1
4
1
5
1
6
1
7
1
8
bawah kasur
Lipat selimut 25 cm dari garis kasur bagian
kepala dan masukkan bagian kaki ke bawah
kasur
Lipat boven laken bagian atas tepat di atas
garis selimut
Masukkan bantal ke dalam sarungnya dan
letakkan bantal dengan yang tertutup ke
jurusan pintu
Selesaikan bagian sisi yang lain, seperti sisi
yang tadi
Pasang sprei penutup
Perawat cuci tangan
Perhatikan kembali apakah alat - alat tenun
sudah tegang dan rata
Apakah alat alat tenun yang terselip ke bawah
alas kasur
dengan tegang dan rata
Keterangan.
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
70
.............................................................................................................
.............................................................................................................
71
FORMAT
MENGGANTI ALAT TENUN DENGAN PASIEN DI
ATASNYA
N
o
1.
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
KEGIATAN
Menjelaskan prosedur pada klien
Kaji status pasien dan rencana tindakan
keperawatan yang dilakukan
Lihat keadaan alat - alat tenun yang kotor
dan perlu diganti
Komunikasi rencana tindakan yang akan
dilakukan, jelaskan maksud dan tujuannya
Siapkan alat dan bahan yang diperlukan
di atas baki / meja .dorong
Cuci tangan
Angkat selimut lalu masukkan ke dalam
tempat pakaian kotor
Miringkan pasien bila tidak dapat miring
sendiri dibantu seorang perawat lagi yang
memegang atau menahan bahu dan paha
pasien dari sisi lain.
Tempatkan bantal di bawah kepala
pasien
Lepaskan alat tenun dari bawah kasur di
mana perawat berdiri
Gulung steek laken sampai ke punggung
pasien
Bersihkan perlak dengan lap yang
dicelupkan ke dalam larutan lysol, lalu
bersihkan dengan air bersih, kemudian
keringkan dan tutupkan sampai ke
punggung pasien ( bila
perlu perlak
diganti )
Gulung sprei sampai ke punggung pasien
72
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
Keterangan.
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
74
.............................................................................................................
75
Menyapu
Persediaan alat :
a. sapu lantai dan baskom bcrisikan air
b. serok sampah dan tempat sampah
3. Mengepel
Persediaan alat :
a. kain pel 2 buah
b. tangkai pengepel
c. ember berisi larutan creolin
d. ember berisi air bersih
76
FORMAT
HYGIENE LINGKUNGAN
A. MENYAPU
N
o
1
2
3
5
6
7
8
KEGIATAN
Lantai diperciki dahulu dengan air, jangan
terlalu basah, hal ini supaya debu jangan
beterbangan.
Kemudian ruangan disapu dari arah sudut
menuju keluar
Sampah dikumpulkan di dekat pintu kemudian
diserok dan di buang ke tempat sampah
Bila ada kotoran yang besar-besar, misalnya :
kulit jeruk, kulit pisang langsung dimasukkan
dalam serok.
Alat-alat di bersihkan dan dikembalikan
ketempatnya
Lantai dalam keadaan bersih
Perawat cuci tangan
77
Keterangan.
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
78
FORMAT
HYGIENE LINGKUNGAN
B. MENGEPEL
N
o
1.
2
3
4
5
6
7
8
9
KEGIATAN
Kain pel dimasukkan ke dalam larutan creolin,
kemudian diperaskan tetapi jangan terlalu
kering
Kemudian dipasang pada tongkat pengepel
Mengepel dari sudut kemudian ke bagian
tengah
Kain pel harus dibilas atau dibersihkan dalam
ember air bersih kemudian dimasukkan ke
dalam larutan creolin, diperas dan dipakai lagi
Hal ini dilakukan berulang kali sampai lantai
bersih
Jika larutan creolin kelihatan kotor harus
diganti
Setelah selesai semua alat-alat dibersihkan
dan dijemur, kemudian dikembalikan pada
tempatnya
Lantai dalam keadaan bersih
Perawat cuci tangan
79
Keterangan.
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
80
FORMAT
HYGIENE LINGKUNGAN
C. MELAWA LAWA
No
1.
2
3
4
5
6
7
8
9
KEGIATAN
Cuci tangan
Penderita dan alat-alat yang dapat diangkut di
bawa keluar dan untuk alat-alat yang tidak bisa
diangkat ditutup dengan kain penutup koran
atau
Baju atau celemek dipakai, kepala dibungkus
atau ditutup dengan kain segitiga dan bila perlu
memakai masker
Sapu sorong laba-laba yang dibungkus dengan
lap basah
Langit-langit disapu dari sudut menuju ke
tengah, atau bisa dari ruangan yang tidak
begitu kotor lebih dahulu
Pada pembersihan dinding kamar dari atas ke
bawah kemudian bagian dinding bawah
dibersihkan memakai sapu ijuk
Kain segitiga dan maske dibuka kemudian
dilanjutkan dengan menyapu dan mengepel
Langit-langit dan dinding dalam keadaan bersih
Perawat cuci tangan
81
Keterangan.
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
82
FORMAT
HYGIENE LINGKUNGAN
D.MELAP KACA
N
KEGIATAN
o
1. Cuci tangan
2 Terlebih dahulu kayunya dibersihkan dengan larutan
sabun dan dibilas dengan air bersih
3 Bersihkan kacanya dengan lap larutan sabun hangat
dari sudut menuju ke bagian tengah
4 Bila ada kotoran yang tidak bisa hilang, dibersihkan
dengan silet
5 Kemudian dibersihkan dengan lap bersih dan
6 dikeringkan
Dengan lap tua yang diberi spiritus bakar digosok pada
7 kaca atau dapat pula memakai kertas koran
8 Alat-alat disimpan dan dibersihkan pada tempatnya
Perhatian :
Bila air kotor segera diganti
kaca jangan sampai pecah (harus hatihati)
9 jangan sampai menimbulkan goresan silet
pada kaca
Perawat cuci tangan
83
1 2 3
Keterangan.
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
84
MEMBANTU AMBULASI
Ambulasi klien
Ambulasi atau gerakan untuk berjalan merupakan suatu fungsi
yang perlu untuk dibantu. khususnya bagi klien yang berada pada
kondisi sakit atau ditempat tidur yang mengalami immobilisasi. Masa
perawatan yang semakin lama akan semakin menurunkan
kemampuan berjalan.
Klien yang berada pada tempat tidur 1- 2 hari berturut - turut
akan menjadilemah dan tidak siap dan gemetar pada saat pertama kali
bangun dan turun dari tempat tidur . Begitu pula pada klien yang
mengalami pembedahan, klien lansia atau klien dengan
immobilisasi dalam waktu lama akan merasa.sangat lemah
Resiko masalah immobilisasi akan dapat dikurangi apabila
klien untuk ambulasi sesegera mungkin.Perawat dapat membantu
klien untuk mempersiapkan ambulasi dengan membantu mereka
pada tingkat kemandirian yang mungkin dicapai pada saat klien
masih di tempat tidur. Perawat harus memberikan dukungan
pada klien dalam melakukan aktivitas sehari-hari, menjaga
posisis tubuh yang benar dan melakukan latihan ROM ( Range
Of Motion)sampai mencapai batas kemampuan maksimal
dengna tetap memperhatikan pembatasan sesuai dengan
penyakit dari program pemulihan.
Mengajarkan klien Menggunakan Alat Bantu JalanMekanik
:
Tujuan :
1. Meningkatkan kekuatan otot, pergerakan sendi dan
kemampuan mobilisasi.
2. Menurunkan resiko komplikasi immobilisasi
3. Menurunkan ketergantungan klien terhadap orang lain
4. Meningkatkan rasa percaya diri klien
Klien mungkin memerlukan bantuan/asistensi berupa dukungan
sesudah kondisi immobilisasi atau memerlukan alat bantu ambulasi.
85
92
FORMAT
MEMBANTU KLIEN JALAN
No
KEGIATAN
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
93
Keterangan.
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
94
FORMAT
MEMBANTU KLIEN PINDAH DARI TEMPAT TIDUR KE KURSI
N
o
1.
2
3
4
5
6
7
8
9
1
0
1
1
1
2
1
3
1
4
KEGIATAN
Identifikasi kebutuhan akan duduk di sisi
tempat tidur
Jelaskan tujuan dan manfaat tindakan
Cuci tangan
Jaga privacy klien
Letakkan klien pada posisi miring (sesuai sisi
yang diinginkan
Naikkan kepala klien pada tempat tidur
sampai pada ketinggian yang dapat di
toleransi klien beri bantal di belakang
daerah punggung
Tempatkan diri perawat pada bagian kepala
tempat tidur letakkan tangan perawat yang
dekat dengan kepala tempat tidur di bawah
bahu klien dan sokong kepala dan leher klien,
tangan yang lain di pinggul klien, tarik paha
klien dan agak d i p u t a r
Berikan sepatu/sandal
Bantu klien agar dapat menggenggan lengan
kursi(jika mampu)dan kursi terkunci
Sangga kedua aksila klien dengan kedua
tangan anda
Letakkan kaki anda agak kesamping dan
depan klien
Ambil ancang-ancang dan pakai gerakan
koordinasi agar pindah hanya dengan
membantu tubuh klien
Atur posisi di kursi agar nyaman dengan cara
menanyakan pada klien
Perawat cuci tangan
Catat tindakan yang telah dilakukan dan hasil
95
Keterangan.
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
96
FORMAT
MEMBANTU KLIEN DUDUK DI SISI TEMPAT TIDUR
N
o
1.
2
3
4
5
6
7
8
9
1
0
1
1
1
2
1
3
1
4
1
5
KEGIATAN
Identifikasi kebutuhan akan duduk di sisi
tempat tidur
Jelaskan tujuan dan manfaat tindakan
Cuci tangan
Jaga privacy klien
Letakkan klien pada posisi miring ( sesuai sisi
yang anda inginkan)
Naikkan kepala klien pada tempat tidur
sampai pada ketinggian yang dapat di
toleransi klien
Tempatkan diri perawat pada bagian kepala
tempat tidur
Letakkan tangan perawat yang dekat dengan
kepala tempat tidur di bawah bahu klien dan
sokong kepala dan leher klien
Letakkan tangan yang lain di bagian pinggul
klien
Gerakkan kaki bawah klien dan paha ke
samping tempat tidur
Tarik paha klien dan agak di putar sehingga
kaki klien terjuntai ke lantai
Waktu bersamaan dengan langkah no. 11,
angkat bagian bahu sampai klien tertunduk
Atur posisi klien hingga tercapai keseimbangan
jika bisa rendahkan tempat tidur hingga kaki
klien menyentuh lantai
perawat cuci tangan
Catat tindakan yang telah dilakukan dan
hasilnya
97
98
Keterangan.
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
99
FORMAT
MEMINDAHKAN KLIEN KE POSISI LATERAL ATAU PRONE DI
TEMPAT TIDUR
N
KEGIATAN
o
1 Identifikasi kebutuhan akan memindahkan klien ke posisi
. lateral atau prone di tempat tidur
Jelaskan tujuan ,manfaat dan tindakan yang akan
2 dilakukan
. Perawat cuci tangan
Jaga privasy
3 Atur posisi tempat tidur
. Tempatkan diri anda & klien secara tepat sebelum
4 bergerak
.
a. Pindahkan klien ke posisi yang berlawanan
5
b. Letakkan tangan klien yang dekat dengan
.
perawat dada dan tangan yang jauh dari perwat
6
sedikit ke depan badan klien
.
c. Letakkan kaki klien yang terjauh dengan perawat
menyilangkan di atas kaki yang terdekat
d. Tempatkan diri perawat sedekat mungkin dengan
klien
e. Tempatkan tangan perawat di bokong dan bahu
klien
f. Tarik badan klien
Beri bantal pada tempat yang diperlukan
evaluasi tindakan yang telah dilakukan,tanyakan apakah
klien telah merasa nyaman
Perawat cuci tangan
Catat tindakan yang telah dilakukan dan hasilnya
7
.
100
1 2 3
8
.
9
.
101
Keterangan.
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
102
FORMAT
MEMINDAHKAN KLIEN DIATAS TEMPAT TIDUR
N
KEGIATAN
o
1. Identifikasi
kebutuhan
akan
pergerakan
2 ditempat tidur
Jelaskan tujuan, manfaat, dan tindakan yang
3 akan dilakukan
4 Perawat cuci tangan
Letakkan kepala klien dalam posisi datar
5 dengan tempat tidur ( turunkan bantal dari
tempat tidur )
6 Atur tinggi tempat tidur,sesuaikan dengan body
7 aligmentanda (aman dan nyaman)
Taruh bantal di tempat tidur bagian kepala
8 Tekuk lutut klien dan anjurkan untuk meletakkan
tangan diatas dadanya
9 Letakkan satu tangan anda di bawah bahu dan
tangan yang lain di bawah paha klien
1 Angkat
dan
tarik
klien
sesuai
yang
0 diinginkan,perintahkan klien untuk mendorong
kakinya
1 Atur posisi klien,tempatkan bantal-bantal sesuai
1 yang diperlukan
Evaluasi tindakan yang telah dilakukan,tanyakan
1 apakah klien telah merasa nyaman
2 Perawat cuci tangan
1 Catat tindakan yang telah dilakukan dan hasilnya
3
103
Keterangan.
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
104
FORMAT
MEMINDAHKAN KLIEN DARI TEMPAT TIDUR KE KERETA
DORONG
N
KEGIATAN
o
1. Memberitahukan pasien tentang prosedur
yang akan dilakukan
2 Mengatur lingkungan
3 Perawat mencuci tangan
4 Mengatur posisi pasien terlentang
5 Mengunci roda tempat tidur, letakkan kereta
dorong merapat pada pinggir tempat tidur
6 Menganjurkan pasien bergeser ke kereta
dorong ( jika pasien,mampu )
7 Menggeser pasien ke tepi
8 Mengangkat pasien dengan dibantu perawat
lain :
Perawat l di bagian kepala tangan kiri
menyorong
kepala
dan
memegang
pangkal lengan, tangan kanan melalui
dada dan bahu, pasien memegang tangan
perawat 2 di bawah punggung
Perawat 2 di bagian tengah tanggan kiri di
bawah pinggang pasien berpegangan
dengan
perawat satu, tangan kanan
dibawah pangkal paha
8 Perawat 3 dibagian kaki, tangan kiri
9
menyokong paha bawah, tangan kanan
1
pada betis
0 Kedua tangan pasien meyilang di atas dada
Perawat 1 memberi aba - aba
1 Bersama - sama mengangkat pasien dan
1 memindahkan pasien ke kereta dorong
1 Memberi posisi yang nyaman
2 Menyelimuti pasien dengan rapi
105
1
3
1
4
1
5
Keterangan.
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
106
FORMAT
MEBANTU PASIEN PINDAH DARI TEMPAT TIDUR KE KURSI
RODA
N
KEGIATAN
o
1. Memberitahukan pasien tentang prosedur
yang akan dilakukan
2 Mendekatkan alat
3 Mengatur lingkungan yang aman
4 Perawat cuci tangan
5 Mengatur posisi klien
6 Meletakkan kursi roda sejajar dengan tempat
7 tidur
8 Mengunci kursi roda dan membuka sandaran
kaki
9 Perawat meletakkan kedua tangan dibawah
1 ketiak pasien dan j ari - jari memegang dada
0 bagian atas
1 Pasien dibantu untuk berdiri
1 Menganjurkan pasien membelakangi kursi
roda
Kedua tangan pasien memegangi kedua
1 tangan kursi roda kemudian pasien dibantu
2 duduk di atas kursi roda
Memasang kembali sandaran kaki dan
1 meletakkan kaki diatas
3 Kunci kursi roda dilepas
1 Perawat cuci tangan
4 Posisi pasien aman dan keadaan umum
1 pasien tidak berubah Posisi nyaman
5 berada di kursi roda
107
Keterangan.
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
108
POSITIONING
Tujuan Umum :
Setelah
mengikuti
praktikum
mahasiswa
mempu
mendemonstrasikan posisi tidur pada mahasiswa lain sesuai dengan
yang ditugaskan
Tujuan Khusus :
Setelah mengikuti praktikum mahasiswa diharapkan mampu :
1. Menjelaskan tujuan pengaturan posisi dan perubahan posisi
secara teratur
2. Menyebutkan jenis-jenis posisi tidur klien
3. Menyebutkan alat-alat bantu yang diperlukan untuk masingmasing posisi
4. Mengatur posisi tidur mahasiswa lain sesuai kebutuhan
Tujuan pengaturan posisi :
1. Mencegah rasa tidak nyaman pada otot
2. Mencegah terjadinya ulkus dekubitus,
superfisial dan pembuluh darah
3. Mencegah kontraktur
4. Mempertahankan tonus otot
kerusakan
syaraf
Persiapan :
1. Kaji kebutuhan klien akan posisi dorsal recumbent
2. Jelaskan pada klien tentang manfaat dari posisi dorsal
recumbent
3. Jaga privasi klien
4. Siapkan alat-alat
5. Cuci tangan
Posisi prone
Posisis prone adalah posisi tidur dimana klien berbaring dengan
posisi telungkup dan kepala menghadap kesamping (potter dan
perry 1997). Jika digunakan secara teratur, posisi ini dapat
mencegah kontraktur fleksi pada bokong dan lutut. Posisi prone juga
meningkatkan drainase dari mulut, oleh karena itu sangat
bermanfaat untk klien pasca operasi mulut dan tenggorokan.
Kerugian dari posisi ini dadalah menyebabkan lordosis lumbal dan
lateral rotasi pada leher.
Alat bantu yang digunakan :
5 buah bantal
Persiapan :
1. Kaji kebutuhan klien akan posisi prone
2. Jelaskan pada klien tentang manfaat dari posisi prone
3. Jaga privasi klien
4. Siapkan alat-alat
5. Cuci tangan
Posisi lateral
Posisi lateral adalah posisi dimana klien berbaring pada sisi dari
tubuh. Posisi ini baik untuk klien yan membutuhkan istirahat atau
tidur yang baik. Posisi ini juga menghilangkan tekanan pada sakrum
dan tumit.
Alat bantu yang digunakan :
1. 5 buah bantal
2. Gulungan handuk
111
Persiapan:
1. Kaji kebutuhan klien akan posisi lateral
2. Jelaskan pada klien tentag manfaat dari posisi lateral
3. Jaga privasi klien
4. Siapkan alat-alat
5. Cucic tangan
Posisi sims
Posisi sims adalah posisi antara posisi prone dan lateral
Alat bantu yang digunakan :
1. 3 buah bantal kecil
2. Bantal pasir atau gulungan handuk
Persiapan :
1. Kaji kebutuhan klien akan posisi sims
2. Jelaskan pada pasien akan tentang manfaat dari posisi sims
3. Jaga rivasi klien, siapkan alat-alat dan cuci tangan.
112
FORMAT
POSISI FOWLER
No
KEGIATAN
1.
Kaji daerah-daerah yang mungkin tertekan pada
posisi tidur ini, seperti tumit, prosesus spinosis,
sakrum, dan skapula
2
Atur tempat tidur pada posisi datar,
pindahkan klien pada bagian atas tempat tidur.
Instruksikan klieri menekuk lutut sedikit
sebelum menaikkan bagian kepala tempat
tidur. Yakinkan bahwa bokong klien berada
3
tepat pada sudut tekukan tempat tidur
4
Naikkan posisi kepala 30-40 derajat
5
Letakkan bantal kecil atau lunak dibawah
kepala
6
Letakkan bantal kecil didaerah lengkung
pinggang jika terdapat celah kecil didaerah
7
tersebut
8
Letakkan bantal kecil mulai dari bawah lutut
9
sampai ke tumit
Letakkan trochanter roll disisi luar paha
10 Letakkan papan penghalang pada telapak kaki
klien
11 Letakkan bantal untuk mendukung lengan jika
12 klien tidak dapat menggerakkan lengan
13 Evaluasi tindakan yang telah dilakukan dengan
menilai rasa nyaman klien
Rapikan alat-alat
Perawat cuci tangan
Catat tindakan yang telah dilakukan
113
114
Keterangan.
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
115
FORMAT
POSISI DORSAL RECUMBENT
N
o
1.
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
KEGIATAN
Kaji daerah -daerah yang mungkin tertekan
pada posisi tidur ini misalnya tumit, sakrum,
siku, skapula dan bagian belakang kepala
Bantu klien untuk tidur terlentang
Letakkan bantal kecil dibawah kepala dan
bahu klien
Letakkan trochanter roll disisi luar paha
Letakkan gulungan handuk atau bantal kecil
dibawah lengkung lumbal
Jika klien tidak sadar atau mengalami paralisis
pada ekstremitas atas, naikkan lengan bawah
clan letakkan tangan di atas bantal
Jika
klien
mempunyai
kecenderungan
deformitas pada jari - jari dan telapak tangan
gunakan handroll
Evaluasi tindakan yang telah dilakukan
dengan menilai rasa nvaman klien
Rapikan alat - alat
Perawat cuci tangan
Catat tindakan yang telah dilakukan
116
Keterangan.
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
117
FORMAT
POSISI PRONE
N
o
1.
2
3
4
5
6
7
8
9
KEGIATAN
118
Keterangan.
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
119
FORMAT
POSISI LATERAL
N
o
1.
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
KEGIATAN
Kaji daerah tertekan pada posisi ini, ischium,
telinga bawah, pipi, lateral maleolus tumit
bawah, medial maleolus tumit
atas,
trochanter besar
Bantu klien miring
Letakkali gulungan handuk di bawah kepala
dan leher
Atur posisi bahu bawah sedikit fleksi dan agak
condong ke depan
Letakkan bantal di bawah tangan
Letakkan bantal keras pada punggung klien
untuk menstabilkan posisi
Letakkan 2 atau lebih bantal di antara
kedua kaki klien dengan posisi kaki sebelah
atas semi fleksi
Evaluasi tindakan yang telah dilakukan
dengan menilai rasa nyaman klien
Rapikan alat - alat dan kembalikan ke
tempat semula
Perawat cuci tangan
Catat tindakan yang telah dilakukan
120
Keterangan.
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
121
FORMAT
POSISI SIMS
N
o
1.
2
3
4
5
6
7
8
9
1
0
1
1
1
2
1
3
1
4
KEGIATAN
Kaji daerah-daerah yang tertekan pada posisi
ini
Pindahkan klien kesisi tempat tidur dengan
arah
berlawanan dengan posisi yang
diinginkan
Rapatkan kedua kaki klien dan tekuk lututnya
Miringkan klien sampai posisi agak tengkurap
Letakkan bantal kecil di bawah kepala
Tempatkan satu tangan di belakang tubuh
Atur bahu atas sedikit abbduksi dan siku
fleksi
Letakkan bantal di ruang antara dada,
abdomen serta lengan atas dan kasur
Letakkan
bantal
di
ruang
antara
abdomen, pelvis, paha atas dan tempat
tidur
Yakinkan bahwa bahu dan pinggul berada pada
bidang
yang, sama
Letakkan gulungan handuk atau bantal
pasir di bawah telapak_kaki
Rapikan alat - alat dan kcmbalikan ke
tempat semula
Perawat cuci tangan
Catat tindakan yang telah dilakukan pada
catatan keperawatan
122
123
Keterangan.
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
124
FORMAT
POSISI LITHOTOMI
N
o
1.
2
3
4
5
6
KEGIATAN
Keterangan.
.............................................................................................................
.............................................................................................................
125
.............................................................................................................
.............................................................................................................
FORMAT
POSISI TRENDELENBURG
N
o
1.
2.
KEGIATAN
Keterangan.
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
126
.............................................................................................................
.............................................................................................................
MENCUCI TANGAN
Tujuan Umum :
Mahasiswa mampu mempraktikkan teknik mencuci tangan secara
teratur
Tujuan Khusus :
Setelah
mengikuti
praktikum
ini
mahasiswa mampu :
1. Menyebutkan pengertian mencuci
tangan
2. Menjelaskan tujuan mencuci tangan
3. Menyebutkan alat - alat yang diperlukan untuk mencuci tangan
4. Mendemonstrasikan latihan mencuci tangan
secara benar
Pengertian :
Mencuci tangan hingga siku dengan menggunakan air mengalir dan
sabun
Tujuan Mencuci Tangan :
Mengurangi jumlah mikroorganisme pada tangan
Mengurangi resiko tranmisi mikroorganisme ke perawat dan
klien serta
kontaminasi silang kepada kIien lain, anggota keluarga dan
tenaga kesehatan lain
Melatih kebiasaan yang baik
Memberi perasaan enak kepada perawat, pasien dan siapa
saja yang melihatnya
Macam - macam mencuci tangan :
1. Mencuci tangan biasa
127
Cara kerja :
Arloji dilepas ( bila memakai arloji/cincin)
Tangan dibasahi dengan air bersih dari ujung sampai
siku,kemudian dibilas dengan larutan lisol dan di bilas lagi
dengan air bersih
Setelah itu tangan dikeringkan dengan lap tangan
C. Mencuci tangan steril
Persediaan :
Sikat yang steril
Sabun
Kran dengan pegangan yang panjang
Cara kerja :
Cincin dan arloji dilepas ( bila memakai, kemudian baju di
128
gulung sampai
Siku )
Mengambil sikat dan sabun
Kran di buka kemudian tangan dibasahi hingga siku dan
disabun sampai rata
Sabun tetap di pegang dipunggung sikat, kemudian memulai
menyikat dari
jari - jari tangan, punggung tangan kemudian telapak tangan
secara
membujur, kemudian secara melintang
Setelah itu ke bagian lengan secara membujur sampai
dengan siku tangan
Kemudian pindah ke lengan yang lain ( caranya sama dengan
cara menyikat tangan yang telah dilakukan sebelumnya )
Kedua lengan di bilas lalu disabuni sekali lagi, dan di sikat
lagi kemudian di
bilas lagi, hal ini diulangi beberapa kali selama 15 menit
Dengan diarahkan ke atas sehinggaair dari tangan mengarah
ke lengan
Sikat disiram dengan air mengalir dan diletakkan di atas
wastafel
krannya ditutup dengan siku tangan
Yang perlu diperhatikan :
a. Tangan dibiarkan basah
b. Tetap di jaga kesterilannya
CATATAN
Cara
kerja
membuat larutan
lysol :
1. Membuat larutan lysol 0,5 %
5 cc lysol dicampur dengan 1 liter air
2. Membuat larutan lysol
1%
10 cc lysol dicampur dengan I
liter air
3. Membuat larutan lysol 2
129
%
20 cc lysol dicampur dengan I
liter air
Yang perlu diperhatikan :
1. Perbandingan harus benar - benar tepat
2. Bila menuang lysol, pada sisi yang tidak beretiket
supaya etiket tidak kotor
Keterangan :
Perawat mencuci tangan bila :
1. Sebelum dan sesudah berhubungan dengan klien dan di
antara kontak dengan klien yang berbeda
2. Setelah kontak dengan material organik dan segala benda
yang terkontaminasi seperti bedpan, urinal, dan lain lain
3. Sebelum dan sesudah memberi asuhan keperawatan klien,
misalnya merawat luka, memandikan, dan lain lain
4. Sebelum menyiapkan dan memberikan obat
5. Sebelum melakukan prosedur invasif seperti injeksi
parenteral, suction, NGT
6. Sebelum istirahat, minum dan makan
Tenaga kesehatan mencuci tangan bila :
1. Sebelum dan sesudah menyentuh klien ,
2. Setelah menyentuh alat - alat yang digunakan klien
3. Sebelum menggunakan benda - benda steril, misalnya alat alat intravena
pengunjung mencuci tangan bila :
1. Setelah menyentuh klien yang infeksi
2. Setelah menyentuh alat - alat atau barang - barang yang
terkontaminasi
3. Sebelum memberi makan klien
Masalah keperawatan yang timbul :
1. Gangguan integritas kulit
2. Gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh
3. Resiko Infeksi
Persiapan :
130
Alat - alat :
1. Sabun atau desinfektan
.
2. Air yang mengalir ( sebaiknya hangat untuk memudahkan
menghilangkan lemak )
3. Handuk atau kertas tissue
Perawat :
Kuku pendek ( Rasional : mengurangi jumlah mikroorganisme
tersembunyi, mudah dibersihkan, mencegah melukai klien dan tidak
merusak sarung tangan )
FORMAT
MENCUCI TANGAN
No
1.
KEGIATAN
Berdiri di depan wastafel
2.
Lepaskan
perhiasan
(cincin,gelang
dan
jam
tangan)serta angkat lengan
baju diatas siku
3.
KETERANGAN
Pakaian tidak boleh
menyentuh wastafel
Dapat menggunakan
tangan,pengungkit
di lutut,kaki dan siku
131
4.
Basahi
tangan
sampai
pergelangan,pertahankan
agar posisi tangan selalu
lebih rendah dari siku agar
air dapat mengalir ke jari-jari
tangan
5.
6.
7.
Lanjutkan
gerakan
menggosok selam 10-30
detik minimal 5 kali
8.
9.
10.
Air
sebaiknya
mengalir dari area
yang lebih sedikit
kontaminasi ke area
yang
lebih
terkontaminasi
Waktu
mencuci
tangan
bervariasi:
10-30 detik
132
11.
Keterangan.
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
133
memasang
dan
Tujuan Khusus :
Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa mampu :
1. Menyebutkan pengertian dan memasang sarung tangan
steril dan tidak steril
2. Menjelaskan tujuan dari memasang sarung tangan steril dan
tidak steril
3. Menyebutkan alat-alat yang diperlukan
4. Medemonstrasikan latihan memasang sarung tangan steril
dan tidak steril
Memasang sarung tangan tidak steril
pengertian : Memasang sarung tangan tanpa memperhatikan
sterilitas
Tujuan : mencegah transmisi kuman dan melindungi individu
Persiapan :
1. Alat-alat
Sarung tangan tidak steril
Tempat barang-barang kotor
2. Tangan bersih
Memasang sarung tangan steril
Pengertian : memasang sarung tangan dengan memperhatikan
sterilitas
Tujuan :
1. Mencegah kontaminasi dan transmisi kuman dari tangan ke
objek steril
2. Melindungi luka atau rongga tubuh dan mikroorganisme
yang dibawa oleh tangan
3. Mempertahankan aseptik selama melakukan prosedur invasif
4. Melindungi individu
134
Persiapan :
Alat - alat :
1. Sarung tangan steril ukuran 6 sampai dengan 8,5 (sesuai
ukuran tangan pemakai)
2. Cap dan masker(bila perlu)
Hal-hal yang perlu diperhatikan saat memasang sarung tangan steril
dan tidak steril :
1. Pemakaian sarung tangan bukan berarti pengganti cuci tangan
2. Sarung tangan tidak steril digunakan jika ada kemungkinan
transmisi infek
si, kontak langsung dengan klien, dan
kontak
tidak
langsung
misalnya
dengan
alat-alat
terkontaminasi atau dengan cairan tubuh
3. Sarung tangan steril digunakan pada prosedur yang
memerlukan teknik steril. Sarung tangan steril dipasang
setelah memakai masker dan gaun steril(jika benda-benda
ini diperlukan)
4. Sarung tangan hanya digunakan satu kali pakai
135
FORMAT
MEMASANG & MELEPAS SARUNG TANGAN
STERIL
N
o
A
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
KEGIATAN
MEMASANG SARUNG TANGAN
Cuci tangan dan keringkan tangan
Letakkan set sarung tangan steril pada tempat
yang bersih,kering dan rata setinggi di atas
pinggang
Buka pembungkus sbelah luar dengan hatihati,dengan hanya menyentuh bagian luarnya
saja dan idntifikasi sarung tangan kanan dan kiri
Dengan menggunakan tangan yang tidak
dominan,ambil ujung sarung tangan steril yang
terlipat dan angkat dengan hati-hati dengan
ujung jari sarung tangan mengarah ke
bawah,hindari sarung tangan bersentuhan
dengan benda yang tidak steril
Masukkan tangan dominan ke dalam sarung
tangan secara hati-hati dan tarik sarung tangan
ke atas,biarkan lipatan sarunga tangan yang
lainnya memakai sarung tangan juga
Masukkan jari-jari tangan( kecuali ibu jari)yang
bersarung tangan ke dalam lipatan sarunga
tangan yang belum terpasang dan angkat
sarung tangan ke atas
Masukkan tangan yang tidak dominan ke dalam
sarung tangan,atur sarung tangan yang
terpasang dengan hanya menyentuh daerah
yang steril saja
MELEPAS SARUNG TANGAN
136
3
4
Dengan
menggunakan
tangan
yang
dominan,ambil ujung sarung tangan dan
lepaskan dengan cara membalikkannya dengan
daerah yang terkontaminasi pada sebelah
dalam,pegang sarung tangan yang sudah
terlepas pada tangan yang dominan
Masukkan jari tangan yang sudah tidak
memakai sarung tangan ke dalam sarung
tangan yang masih tepasang,pegang bagian
dalam sarung tangan dan lepaskan dengan
bagian dalam sarung tangan di sebelah luar
Letakkan sarunga tangan pada tempatnya
Perawat cuci tangan
Keterangan.
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
137
STERILISASI
Proses pencegahan infeksi dasar yang dianjurkan untuk
menurunkan penularan penyakit dari instrumen yang kotor, sarung
tangan bedah, dan barang - barang lain yang dipakai kcmbali adalah
dekontaminasi, pembersihan, dan sterilisasi atau desinfeksi tingkat
tinggi ( DTT ). Apapun jenis tindakan prosedur bcdah, baik seksio
sesarea maupun memasang AKDR, langkah - langkah dalam
memroses barang-barang adalah sebagai berikut :
138
DEFINISI :
STERILISASI
Suatu tindakan untuk,membunuh kuman patogen dan a
patogen bescrta sporanya pada peralatan perawatan dan kedokteran
dengan cara merebus, stoom, panas tinggi atau menggunakan bahan
kimia.
PELAKSANAAN
1. Sterilisasi dengan cara rebus
Mensterilkan peralatan dengan cara merebusnya didalam air
sampai mendidih ( 100 C ) dan ditunggu antara 15 - 20 menit.
Misalnya peralatan dari logam, kaca dan karet.
2. Sterilisasi dengan cara stoom
Mensterilkan peralatan dengan uap panas didalarn autoclove
dengan waktu, suhu dan tekanan tertentu. Misalnya alat tenun,
obat - obatan dan lain - lain.
3. sterilisasi dengan cara panas kering
Mensterilkan peralatan dalam oven dengan panas tinggi,
misalnya peralatan logam yang tajam, peralatan dari kaca danobat tertentu.
4. Sterilisasi dengan cara menggunakan bahan bimia
Mensterilkan peralatan dengan menggunakan bahan kimia
seperti alkohol, sublimat, uap formalin, khususnya untuk
peralatan yang cepat rusak bila kena panas. Misalnya
sarung tangan, kateter, dan lain - lain-
145
FORMAT
PENCUCIAN DAN PEMBILASAN
N
KEGIATAN
o
1.
Pakai sarung tangan karet yang tebal pada
2 kedua tangan
Ambil peralatan bekas pakai yang telah
didekontaminasi(hati-hati
bila
memegang
3
peralatan yang tajam,seperti gunting dan
jarum jahit).
Agar tidak merusak benda-benda yang
terbuat dari plastik atau karet jangan
4
dicuci segera bersamaan dengan peralatan
yang terbuat dari logam.
Cuci setiap benda tajam secara terpisah dan
hati-hati
Gunakan sikat dengan air dan sabun untuk
menghilangkan sisa darah dan kotoran.
Buka engsel gunting dan klem.
Sikat dengan seksama terutama dibagian
sambungan dan pojok peralatan.
Pastikan tidak ada sisa darah dan kotoran
yang tertinggal pada peralatan.
Cuci setiap benda sedikitnya tiga kali (atau
5
lebih jika perlu) dengan air dan sabun
6
atau
deterjen.bilas
benda-benda
tersebut dengan air bersih
Ulangi prosedur tersebut pada benda-benda
lain
7 Jika peralatan akan didisinfeksi tingkat tinggi
secara kimiawi (misalkan dalam larutan klorin
0,5%) tempatkan peralatan dalam wadah yang
bersih dan biarkan kering sebelum memulai
proses DTT
146
8
9
Keterangan.
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
147
FORMAT
DESINFEKSI TINGKAT TINGGI
N
KEGIATAN
o
A DTT
DENGAN
CARA
MEREBUS
1. Gunakan panci dengan penutup yang rapat.
2 Ganti air setiap kali mendisinfeksi peralatan.
3 Rendam peralatan sehingga semuanya terendam
didalam air.
4 Mulai panaskan air.
5 Mulai hitung waktu saat air mulai mendidih.
6 Jangan tambahkan benda apapun- kedalam air
mendidih setelah penghitungan waktu dimulai :
Rebus selama 20 menit.
Catat lama waktu perebusan peralatan
didalam buku khusus.
Biarkan peralatan kering dengan cara
diangin-anginkan sebelum digunakan atau
disimpan (jika peralatan dalam keadaan
lembab
maka
tingkat
pencapaian
desinfeksi tingkat tinggi tidak terjaga).
Setelah peralatan kering gunakan segera
atau simpan dalam wadah desinfeksi tingkat
tinggi dan berpenutup. Peralatan bisa
disimpan sampai satu minggu asalkan
penutupnya tidak dibuka.
B
DTT SECARA KIMIA
1. Setelah dilakukan dekontaminasi, cuci dan
bilas, keringkan dengan
seksama semua
2 peralatan.
Rendam semua peralatan menggunakan larutan
desinfeksi tinggi (pastikan peralatan terendam
3 seluruhnya dalam larutan kimia).
4 Rendam selama 20 mcnit.
Catat lama waktu peralatan direndam dalam
148
5
6
7
Keterangan.
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
149
Proses
Dekontaminasi
adalah
langkah
pertama
dalam
menangani benda
yang sudah dipakai;
mengurangi resiko
HBV dan HIV/AIDS
Pembersihan
menghilangkan
darah, duh tubuh
dan kotoran yang
tampak
Sterilisasi
menghancurka
n semua mikro
organism
termasuk
endospora
Instrumen / benda
DEKONTAMINASI
PEMBERSIHAN
STERILISASI
Ambu bag/masker
muka
resusitasi
kardiopulmoner
Seka
permukaan
yang
terekspos
dengan kasa yang
direndam dalam 60
90% alcohol atau
klorin 0,5%, bilas
segera
Tidak perlu
Cuci
dengan
sabun dan air,
bilas dengan air
bersih, keringkan
diudara
atau
dengan handuk
Tidak perlu
Tidak perlu
Cuci
dengan
sabun dan air,
bilas dengan air
Tidak
dianjurkan,
kebanyakan
AKDR
dimasukkan
dalam kantong
streril, buang
kalau
kantongnya
berlubang
Tidak perlu
AKDR
inserternya
Alas kaki
dan
150
Disinfeksi tingkat
tinggi
menghancurkan
semua
virus
bakteri
parasit,
fungi
dan
beberapa
endospora
DISINFEKSI
TINGKAT TINGGI
Tidak perlu
Tidak dianjurkan
Tidak perlu
Apron
karet
(plastic
Bola isap
Diafragma
atau
fitting
rings
(digunakan untuk
ukuran pasien)
Forsep
transfer
dan tempatnya
Tidak
perlu
(staf
bersih, keringkan
Cuci
dengan
sabun dan air,
bilas dengan air
bersih, keringkan
Cuci
dengan
sabun dan air,
bilas dengan air
bersih, keringkan
diudara
atau
dengan handuk
Cuci
dengan
sabun dan air,
bilas dengan air
bersih, keringkan
diudara
atau
dengan handuk
Cuci
dengan
menggunakan
sikat,
cuci
dengan
sabun
dan
air,
bilas
dengan
air
bersih, kl sudah
di
sterilisasi,
keringkan
diudara
atau
dengan handuk
Cuci
dengan
151
Tidak perlu
Tidak perlu
Tidak perlu
Tidak perlu
Instrument bedah
londri
harus
memakai
gaun
pelindung, sarung
tangan, dan kaca
mata
sewaktu
menangani
linen
kotor)
Rendam
dengan
larutan klorin 0,5%
selama 10 menit
sebelum
dibersihkan.
Bilas
atau cuci segera
Isi
jarum
dan
semprit
yang
terpasang dengan
klorin 0,5%. Bilas 3
kali dan apakah
dibuang jarumnya
atau
rendam
selama 10 menit
sebelum
pembersihan. Bilas
dengan
menyemprot 3 kali
dengan air bersih
152
Kanula
(plastic)
Kap
darah
AVM
tekanan
Kateter
isap
(karet / plastik)
Laparoskop
Rendam
dengan
larutan klorin 0,5%
selama 10 menit
sebelum
dibersihkan.
Bilas
atau cuci segera
Jika terkontaminasi
dengan darah atau
duh tubuh, seka
dengan kain yang
dibasahi
klorin
0,5%
Rendam
dengan
larutan klorin 0,5%
selama 10 menit
sebelum
dibersihkan.
Bilas
atau cuci segera
Rendam
dengan
larutan klorin 0,5%
selama 10 menit
sebelum
dibersihkan.
Bilas
atau cuci segera
Seka
permukaan
yang
terekspos
dengan kasa yang
dicelupkan
dalam
60 90% alkohol
Cuci
dengan
sabun dan air,
lepaskan semua
partikel
Jika kotor cuci
dengan
sabun,
bilas dengan air
bersih, keringkan
Cuci
dengan
sabun dan air.
Bilas
3
kali
dengan air bersih
(luar dan dalam)
Dengan
menggunakan
sikat cuci dengan
sabun dan air.
Bilas
3
kali
dengan air bersih
(luar dan dalam)
Lepaskan
satu
persatu,
kemudian
menggunakan
sikat cuci dengan
153
atau klorin
bilas segera
0,5%,
Bilas
dengan
larutan klorin 0,5%
Saluran
plastik
udara
Sarung
bedah
tangan
154
Slang
ventilator
atau sirkuit
Tidak perlu
Stetoskop
Seka
permukaan
yang
terekspos
dengan kasa yang
direndam dalam 60
90% alcohol
Rendam
dengan
larutan klorin 0,5%
selama 10 menit
sebelum
dibersihkan.
Bilas
atau cuci segera
Tidak perlu
Tempat
penyimpanan
instrument
Tempat
muntah
bedpan / urinal
Thermometer
gelas
Tudak perlu
Cuci
dengan
menggunakan
sikat,
cuci
dengan
sabun
dan
air,
bilas
dengan
air
bersih,
Bila kotor, cuci
dengan
sabun
dan
air,
bilas
dengan
air
bersih, keringkan
Cuci
dengan
sabun dan air,
bilas dengan air
bersih, keringkan
diudara
atau
dengan handuk
Dengan
sikat,
cuci
dengan
desinfektan,
sabun dan air,
bilas dengan air
bersih
Seka
dengan
larutan
desinfektan, bilas
dengan
air
bersih, keringkan
Catatan:
155
1. Jika tidak dibungkus gunakan segera, bila dibungkus proses ulang jika bungkusnya
rusak atau terkontaminasi
2. Kertas atau plastik letakkan ditempat pembuangan yang tahan kotor atau kantong
plastik untuk dibuang
3. Jika sterilisasi (panas kering atau otoklaf) tidak ada barang barang ini dapat
didesinfeksi tingkat tinggi dengan didihkan, diuapkan, atau direndam dalam
desinfektan kimia
4. Hindarkan paparan berkepanjangan dengan larutan clorin, untuk mengurangi korosi
(karatan) dari instrumen dan kerusakan produk karet dan kain
5. Instrumen yang tajam jangan disterilisasi pada suhu diatas 160oC untuk mencegah
penumpulan
156
PENGKAJIAN FISIK
Pada Kesehatan Fungsional menurut Gordon :
1. Pola Persepsi kcsehatan - Pemeliharaaan Kesehta
2. Pola Nutrisi Metabolisme
3. Pola Eliminasi
4. Pola Aktifitas-Latihan
5. Pola Istirahat Tidur
6. Pola Kognitif-Persepsi
7. Pola Konsep diri - Persepsi diri
8. Pola hubungan Peran
9. Pola Seksual Reproduksi
10. Pola Penanganan masalah - Stress - Toleransi
11. Pola Keyakinan - Nilai - nilai
Untuk membantu pasien dalam mengutarakan maslah /
keluhannya
secara
lengkap,
maka
perawat
dianjurkan
menggunakan analisa simptom PQRST
P
: Provokatif atau Paliatif
Q
: Qualitas atau Kuantitas
R
: Regional / Area radiasi
S
: Skala Keparahan
T
: Timing ( Waktu )
Wawancara riwayat kesehatan meliputi lima bidantg utama
yaitu data biografi, pola sehat - sakit, Permeliharaan kesehatan, Pola
hubungan Peran dan suatu ringkasan data riwayat keperawatan
TEKNIS DAN PERSIAPAN PENGKAJIAN
ADA 4 YA1TU :
1. INSPEKSI
2. PALPASI
3. PERKUSI
4. AUSKULTASI
INSPEKSI
PALPASI
PERKUSI
Adalah
: Metode pemeriksaan dangan cara mangetuk,
Tujuan : Untuk menentukan batas - batas organ atau bagian tubuh
dengan cara merasakan vibrasi yang ditimbulkan akibat adanya
gerakan yang diberikan ke bawah jaringan
Cara Kerja Perkusi :
1. Buka / lepas pakaian pasien sesuai yang diperlukan
2. Luruskan jari tangah tangan kiri., tekan bagian ujung jari dan
letakkan dengan kuat pada permiksan yang diperkusi. Upayakan
jari - jari yang lain tidak menyentuh Permukaan, karena akan
mengaburkan auara Konsistenlah dalam memberikan tekanan
pada permukaan pada permukaannya yang di Perkusi
3. Lenturkan jari tengah kanan ke atas dangan lengan bawah
relaks. Pertahankan kelenturan tangan pada pergelangan tangan
4. Gerakkan pergelangan tangan dengan cepat, jelas dan relaks serta
ketukkan ujung jari tengah tangan kiri ( setelah batas kuku ) di
mans tekanan yang mendesak pada permukaan yang
dipertusi paling besar
5. Segera angkat jari tengah tangan kanan untuk menghindari
vibrasi terendam
6. Pertahankan gerakan pads pergelangan tangg an Ticlak pada
jari, siku atau pundak
AUSKULTASI
Merupakan metode pengkajian yang menggunakan stetoskop
untuk memperjelas pendengaran untuk mendengarkan bunyi
jantung, paru - paru, bunyi usus serta untuk mendengarkan tekanan
darah dan denyut nadi
Cara Kerja dengan menggunakan stetoskop adalah sebagai berikut
:
1. Lakukan pengkajian dalam ruangan yang tenang dan nyaman
2. Pasang bagian telinga ( ear piece ) di telinga
3. Pastikan stetoskop benar - benar terpasang tepat di telinga dan
tidak menimbulkan rasa sakit
4. Pastikan bahwa aksis longitudinal telinga luar dengan ear Piece
benar - banar tepat
159
5. Pilih bagian diafragma atau bel tergantung pada apa yang akan
didengar
TINGKATAN KESADARAN
Kesadaran
Tanda - Tanda
Kompos Mentis
Sadar
penuh,
dapat
menjawab
semua
pertanyaan tentang keadaan sekelilinnya
Keadaan kesadaran yang segan untuk
berhubungan dengan kehidupan sekitarnya,
sikapnya acuh - takacuh
Keadaan kesadaran yang mau tidur saja, dapat
dibangunkan dengan rangsangan nyeri, akan
tetapi jatuh tidur lagi
Apatis
Somnolen
Delinium
Soopor
Semikoma
koma
Keadaan
kacau
motorik
yang
sangat,
memberontak, berteriak-teriak dan tidak
sadar terhadap orang lain, tempat dan waktu
/ Keadaan kesadaranyang menyerupai koma
reaksi
Dapat hanya
ditimbulkan dengan rangsan nyeri
Keadaan kesadaran yang hilang sama sekali dan
tidak dapat dibangunkan dengan ranpsang
apapun
PENGKAJIAN KULIT, RAMBUT DAN KUKU
TELINGA
Pengkajian secara umum bertujuan untuk mengetahi keadaan telinga
luar, saluran telinga, gendang telinga / membran timpani dan
pendengaran Alat - alat yang periu disiapkan dalam pengkajian
telinga antara lain otoskop, Garputala, dan arloji
Inspeksi dan Palpasi
Baca Di Buku Pengkajian Fisik Keperawatan Robert Priharjo hal 50 - 51
Cara Membuka lubang telinga
1. Pada Anak - anak tetap datam posisi normal
2. Pada orang dewasa Ditarik ke atas
Pcmcriksaan Pendengaran
1. Dengan arloji
2. Dengan suara bisikan ( sederhana )
3. Garputala
4. Test Audiometri ( oleh Spesaialis )
Pemeriksaan garputala ada 2 teknik :
a. Pemeriksaan Rinne ( Garputala diletakkan pada mastoid
kiri)
Gunakan untuk membandingkan antara konduksi udara
dengan konduksi tulang
b. Pemeriksaan weber ( Garputala diletakkan di puncak kepala
pasien )
Digunakan untuk mengetahui lateralisasi fibrasi ( getaran,
yang dirasakan baik oleh kanan maupun kiri )
Hidung dan sinus - sinus
Mulut dan Paring
Baca Di Buku Pengkajian Fisik Keperawatan Robert Priharjo hal 68
PENGKAJIAN DADA DAN PARU - PARU
Ciri - Ciri Bunyi Nafas
Bunyi
Durasi bunyi Nada
Nafas
inspirasi
bunyi
dan ekspirasi Ekspiras
163
Intensitas
bunyi
ekspirasi
Lokasi
i
Vesikulcr
Inspirasi
Ekspirasi
>
Rendah
Lembut
BronkoVesikuler
(aspirasi
Ekspirasi
Sedang
Sedang
Bronkeal
Ekspirasi
lnspirasi
Inspirasi
Ekspirasi
> tinggi
Keras
Sangat
Keras
Trakeal
Sangat
tiggi
Sebagian
area
paru
- paru kanan
dan
kiri
,
Sering pada
spasium
intercostalis ke
-1
dan ke-2 bagian
dan di antara
skapula
Di
atas
mal
mutrisi
Di alas trakea
pada leher
Nilai
4
3
2
Respon verbal
Respon
gerak
motorik
Tidak terespon
Orientasi baik
Bingung
Kata kata tidak jelas
Bunyi tidak jelas
/ Mengikuti perintah
Gerakan local
Fleksi, menarik
Fleksi abnormal
Ekstensi abnormal
Tidak ada
Nilai maksimal 15, minimal 3
1
5
4
3
1
6
5
4
3
2
1
Pergerakan
1. Pergerakan otot - otot ekstraokuler di atur oleh saraf kranial III,
IV dan VI
2. Saraf kranial yang terlibat dalam aktifitas lngesti ( Menggigit
dan menelan ) yaitu saraf V, VII, IX, X dan XII
3.
Aktifitas Motoric bicara dipeng,aruhi oleh kenormalan saraf
kranial VII, IX, X dan XII
165
FORMAT
PEMERIKSAAN FISIK
N
o
1
2
3
4
5
6
7
8
KEGIATAN
kesimetrisan
166
muka,
j. Dada
inspeksi : bentuk retraksi, kulit, buah
dada, dll
k Paru - paru
inspeksi ka / ki, palpasi ka / ki, Perkusi
ka-/ ki,
auskultasi ka / ki
l. Jantung
inspeksi, palpasi, auskufiasi, perkusi
m. Perut
o inspeksi : bentuk., retraksi, simetris,
kontur permukaan., penonjolan
o auskultasi : bunyi usus, bising arteri,
bising vena, dIl
o palpasi : ringan, dalam, hepar, lien,
ginjal, kandung kemih, dll
n. Anus & rektum
inspcksi dan palpasi ( RT : rectal toucher
)
9
1
0
1
1
o. Alat kelamin
inspeksi : ( Luar & dalam ) .
palpasi ( VT }
p. Muskuloskletal
Qtot :
Inspeksi : ukuran, kontraktur, kontraksi,
kekuatan
Tulang :
168
Keterangan.
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
169
170
a. Ularis
--------------------a.
---------------Aplikat
--------------a.
Femoralis
Popliteral -------------------------------a.
Dorsalis Pedis
173
PERNAFASAN
Menurut Potter & Perry ( 1997 ) bernafas adalah tindakan
mengambil oksigen oleh tubuh ( inspirasi ) dan tindakan
membuang karbondioksida dan dalam tubuh ( ekspirasi ). Secara
normal orang dewasa sehat bernafas kira - kira 18 - 20 kali per
menit, sementara bayi dan anak kecil bernafas lebih cepat
daripada orang dewasa.
Naiknya kecepatan bernafas disebut Potypnea. Jikasuhu
badan naik
kecepatan bernafas bertambah karena tubuh
berusaha melepaskan diri dari
kelebihan panas. Setiap keadaan yang menyebabkan akumulasi
kekurangan C02 dalam darah mengakibatkan bertambahnya
kecepatan, kedalaman pernafasan Bernafas yang semakin
dalam disebut Hyperpnea. Secara normal bernafas dilakukan
secara otomatis dan tidak mengeluarkan suara, teratur, tenang
dan tanpa upaya khusus. Pernafasan yang sulit disebut Dyspnea
yang ditandai oleh pernapasan cuping hidung, wajah tegang dan
bernafas menggunakan otot - otot tambahan.
TEKANAN DARAH
Kerja jantung dapat dilihat melalul tekanan darah. Tekanan
darah terdiri atas tekanan Sistolik ( pembilang ) yaitu : Merupakan
tekanan tertinggi pada dinding uteri yang terjadi ketika bilik kiri jantung
menyemprotkan darah melalui katuh aorta yang terbuka ke dalam
aorta, dan tekanan Diastolik ( penyebut ) yaitu : tekanan yang
minimal terhadap dinding arteri pada setiap waktu Potter &
Perry, 1997 . Satuan tekanan darah adalah mmHg .
Faktor - faktor yang menentukan tekanan darah :tolakan
periferal, gerakan memompa jantung, volume darah, kekentalan
darah, elastisitas dinding pembuluh darah. Faktor - faktor yang
mempengaruhi tinggi rendahnya tekanan darah pada orang yang
sehat ialah : usia, jenis kelamin, aktifitas dan emosi.
Tekanan darah normal pada setiap orang berbeda. Oleh
karena itu kita perlu mengkaji tekanan darah yang normal pada
orang tertentu. Menurut Potter & Perry, seorang dewasa muda
rata - rata tekanan darah normalnya adahh 120/80 nimlig, Jika
terjadi kenaikan atau penurunan sebesar 20 - 30 mmllg atau Iebih
maka perlu dikaji kembali apakah orang tersebut mempunyai
174
175
FORMAT
OBSERVASI TANDA TANDA VITAL
N
o
A
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
B
1.
2.
3.
4.
5.
KEGIATAN
NADI
Berikan penjelasan kepada klien
Cuci tangan
Atur posisi yang nyaman, duduk atau
berbaring dengan posisi tangan rileks
Letakkan ujung jari-jari tangan kecuali ibu jari
pada arteri / nadi yang akan di ukur, tekan
denagn lembut.
Hitung frekuensi nadi mulai hitungan nol ( 0 )
selama 30 detik ( kalikan 2 kali untuk
memperoleh frekuensi dalam 1 menit ). Jika
ritme naik tidak teratur, hitung selama satu
menit.
Cuci tangan
Catat pada catatan perawat dan kardeks
pasien
Catat pada catatan perawatan dan kardeks
pasien
MENGUKUR TEKANAN DARAH
Berikan penjelasan pada klien
Siapkan alat tensimeter
Cuci tangan
Persiapan tindakan :
a. Paseien berbaring dengan posisi supine
b. Lengan baju pasien di gulung.
c. Pasang manset sphigmomanometer
Manset dipasang setinggi letal jantung
Tepi bawah manset letakkan 2 3 cm di
atas fossa cubiti.
Pengukuran tekanan darah dengan cara
auskultasi
a. Naikkan tekanan dalam manset sambil
176
6.
C
1.
2.
3.
4.
5.
6.
D
177
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Keterangan.
.............................................................................................................
178
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
179
180
181
FORMAT
PERAWATAN PRE - OPERASI
N
o
1
2
3
4
5
6
7
8
9
1
0
1
1
1
2
1
3
KEGIATAN
Ikuti Protokol Standart
Inspeksi kondisi umum kulit. Bila ada luka,
iritasi, atau tanda infeksi, pencukuran tidak
harus dilakukan
Tinjau kembali program dokter untuk area
yang dipotong.
Tinggikan tempat tidur pada posisi tinggi
Posisikan klien secara nyaman dengan tempat
pembedahan yang dapat di akses, kemudian
kenakan
sarung
tangan
sekali
pakai.
Pencukuran rambut dan persiapan kulit
memerlukan beberapa menit
Dengan lembut, keringkan area yang diklip
pakai handuk. Bila krim pencabut rambut
digunakan, berikan pada area tersebut
dengan cukup
Tunggu beberapa menit yang diperlukan dan
kemudian bersihkan krimnya
Jika pencukuran dilakukan, tahan pencukur
pada tangan dominan, kira - kira 1 cm di atas
kulit, dan potong searah tumbuhnya rambut.
Jepit area yang kecil pada saat yang sama
Dengan Iembut, sikat potongan rambut pakai
handuk
Ketika area yang di klip merupakan
permukaan cekung
( Misalkan
umbilikus atau lipat paha ) bersihkan
cekungan dengan aplikator berujung kapas
atau bola kapas yang di rendam dalam
larutan antiseptik, kemudin keringkan
Beritahu pasien bahwa prosedur selesai
Bersihkan dan buang peralatan sesuai
protap dan buang sarung tangan
182
1
4
1
5
Keterangan.
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
183
1. Bantal
2. Spirometer insentif
3. Stocking elastis atau manset kompresi pneumatik
185
FORMAT
PERAWATAN PASCA OPERASI
No
KEGIATAN
Pernafasan Diafragmatik :
Demonstrasikan langkah berikut pada klien :
a. Bantu klien pada posisi nyaman semi fowler atau fowler tinggi dengan lutut
fleksi.
Tunjukkan
langkah
berikut,
kemudian klien mengulangidemonstrasi
anda :
187
f.
188
189
.
c. Ubah - ubah dorsofleksi dan fleksi
plantar pada kaki. Klien akan merasa
otot betisnya kontraksi dan kemudian
ri leks
d. Minta klien memfleksikan dan ekstensi
lututnya
190
Keterangan.
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
191
PERAWATAN LUKA
Pengertian
Luka merupakan discontinuitas / terputusnya atau terpisahnya
susunan sel dari jaringan tubuh yang rusak yang disebabkan benda
tajam, tumpul, peluru, pecahan bahan peledak atau kecelakaan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi penyembuhan luka
1. FAKTOR SISTEMIK.
a. Usia
Pada usia lanjut proses penyembuhan luka lebih lama
dibandingkan dengan usia muda. Faktor ini karena kemungkinan
adanya proses degenerasi , tidak adekuatnya pemasukan
makanan , menurunnya kekebaIan , dan penurunan sirkulasi.
b. Nutrisi
Faktor nutrisi sangat penting dalam proses penyembuhan luka.
Pada pasien yang mengalami penurunan tingkat
diantaranya serum albumin , total limposit dan transferin
adalah merupakan risiko terhambatnya proses penyembuhan
luka.
c. Insufisiensi vascular
Infusiensi vaskular juga merupakan faktor penghambat pada
proses penyembuhan luka. Seringkali pada kasus luka pada
ekstremitas bawah seperti luka diabetik , pada pembuluh
arteri atau vena kemudian decubitus karena faktor tekanan
yang semuanya akan berdampak pada penurunan atau
gangguan sirkulasi darah.
d. Obat-obatan
Terutama sekali pada pasien yang mengunakan terapi
steroid , kemoterapi dan imunosupresi.
2.
FAKTOR LOKAL
a. Suplai darah
b. Infeksi
Infeksi sisternik atau lokal dapat menghambat penyembuhan
luka.
192
c. Nekrosis
Luka dengan jaringan yang mengalami nekrosis dan eskar
akan dapat menjadi faktor penghanbat untuk perbaikan luka.
d. Adanya benda asing pada luka.
193
LUKA DECUBITUS
Luka decubitus adalah suatu area yang terlokalisir dengan
jaringan mengalami jaringan nekrosis yang biasanya terjadi pada
bagian permukaan tulang yang menonjol, sebagai akibat dari
tekanan dalam jangka waktu yang lama menyebabkan
peningkatan tekanan kapiler.
Manisfestasi klinis
1. Adanya eritema atau kemerahan pada kulit setempat yang
menetap , atau bila ditekan dengan jari , tanda eritema atau
kemerahan tidak kembali putih
2. Adanya kerusakan pada epitelial kulit yaitu lapisan epidermis
dan dermis . Kemudian dapat ditandai dengan adanya luka lecet
atau melepuh.
3. Kerusakan pada semua lapisan kulit atau sampai jaringan
subkutan , dan mengalami nekrosis dengan tanpa kapitas yang
dalam . '
Tingkat 4. Adanya kerusakan pada ketebalan kulit dan nekrosis
hingga sampai kejaringan otot bahkan tulang atau tendon dengan
kapitas yang dalam. Tempat luka dekubitus
194
(Gambar 45 )
1. Tulang oksipitalis
2. Skapula
3. Prosesus spinosus
4. Siku
5. Krista iliaka
6. Sakrum
7. Iskium
8. Tendon Achilles
9. Tumit
10. Telapak
11. Telinga
12. Bahu
13. Anterior spina illiaka
14.Trokanter
15.Paha
16.Lutut medial
195
17.Lutut lateral
18.Kaki bawah
19. Maleolus medial
20. Maleolus lateral
21. Tepi lateral telapak kaki
22. Lutut posterior
Penyebab dari luka decubitus dibedakan menjadi dua faktor
yaitu :
Faktor ekstrinsik
a. Tekanan
Faktor tekanan, terutama sekali bila tekanan tersebut
terjadi dalam waktu lama yang menyebabkan jaringan
mengalami iskemik.
b. Pergesekan dan pergeseran
Gaya gesekan adalah faktor yang menimbulkan luka iskemik
(Reichel1958)
Hal ini bisanya akan terjadi apabila pasien diatas tempat tidur
kemudian sering merosot, dan kulit sering kali mengalami
regangan dan tekanan yang mengalihatkan iskemik pada
jaringan.
c. Kelembaban
Kondisi kulit pada pasien yang sering mengalami lembab
akan mengkontribusi kulit menjadi mascrasi kemudian
adanya gesekan dan pergeseran , memudahkan kulit
mengalami kerusakan.Kelembaban dapat akibat incontinesia,
drain luka, banyak keringat dan lainya.
Faktor intrinsik
a. Usia
Usia lanjut mudah sekali untuk terjadi luka decubitus hal ini
karena pada usia lanjut terjadi perubahan kualitas kulit
dimana adanya penurunan elastisitas, dan kurangnya
sirkulasi pada dermis.
b. Temperatur
Kondisi tubuh yang mengalami peningkatan temperatur akan
berpengaruh pada temperatur jaringan . Setiap terjadi
peningkatan metabolisme akan meningkatkan I derajat
celsius dalam temperatur jaringan . Dengan adanya
196
Pelaksanaan:
N
KEGIATAN
o
1 Cuci tangan dan gunakan sarung tangan
2 Tutup pintu ruangan atau gorden tempat
3 tidur.
Baringkan klien dengan nyaman dengan
4 area luka decubitus dan kulit sekitar mudah
diakses.
Kaji luka decubitus untuk menentukan
derajat luka .
a. Perhatikan warna, kelembaban , dan
penampilan kulit sekitar luka.
b. Ukur dua diameter yang dapat
diperkirakan.
c. Ukur kedalaman luka decubitus dengan
5
menggunakan aplikator berujung kapas
atau alat lain yang memungkinkan
6
pengukuran kedalaman luka
Ukur kedalanan lubang kulit dengan nekrosis
7 jaringan .gunakan
Aplikator berujung kapas steril dengan
8 lembut tekan tepi luka.
C u c i ku l i t sekitar dengan lembut dengan
air hangat dan sabun
Aplikator berujung kapas atau alat lain yang
memungkinkan pengukuran kedalaman luka.
9 Ukur kedalaman lubang kulit dengan
nekrosis jaringan . Gunakan aplikator
berujung kapas steril dengan lembut tekan
1 tepi luka
0 Cuci kulit sekitar dengan lembut dengan air
1 hangat dan sabun
1 Cuci secara menyeluruh dengan air
Gunakan sarung tangan steril
1 Bersihkan secara menyeluruh dengan cairan
2 norma salin atau agen pembersih.
Lepaskan sarung tangan dan buang peralatan
199
1
3
1
4
Keterangan.
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
200
LUKA BAKAR
Penyebab luka bakarpun bermacam- macam bisa berupa
api , cairan panas , uap panas bahkan bahan kimia.
Luka bakar yang terjadi , akan menimbulkan kondisi kerusakan
kulit selain itu .juga dapat mempengaruhi berbagai sistem tubuh.
Faktor yang menjadi penyebab beratnya luka bakar antara lain :
1. Keluasan luka bakar.
2. Kedalaman luka bakar .
3. Umur pasien .
4. Agen penyebab.
5. Fraktur atau kuka- luka lain yang menyertai.
6. Penyakit yang dialami terdahulu seperti : diabetes, jantung,
ginjal dan lain- lain.
7. Obesitas.
8. Adanya trauma inhalasi.
Komplikasi luka bakar: Curling ulcer, sepsis, pneumoni, gagal
ginjal akut, deformitas, kontraktur, hipertrofi jaringan parut, dan
decubitus.
Proses penyembuhan luka bakar, terbagi dalam tiga fase :
Fase inflamasi.
Adalah fase yang berentang dari terjadinya luka bakar sampai 3- 4
hari pasca luka bakar . Dalam fase ini terjadi perubahan
vaskular dan proliferasi selular. Daerah luka mengalami
agregasi trombosit dan mengeluarkan serotinin
Mulai timbul epitelisasi
Fase fi broblastik.
Fase yang dimulai pada hari ke 4- 20 pasca luka bakar . Pada
fase ini timbul sebukan fibroblast yang membentuk kolagen
yang tampak secara klinis sebagai jaringan granulasi yang
berwarna kemerahan.
Fase maturasi.
Terjadi proses pematangan kolagen . Pada fase ini terjadi pula
penurunan aktivitas selular dan vaskular, berlangsung 8 bulan
sampai lebih dari 1 tahun dan berakhir jika sudah tidak ada
tanda- tanda radang. Bentuk akhir dari fase ini berupa
201
202
Penanganan luka
Ada berbagai macam hal yang dapat dilakukan dalam
menangani luka yang dialami pasien luka bakar sesuai dengan
keadaan luka.
Pendinginan luka.
Mengingat sifat kulit adalah sebagai penyimpan panas yang
terbaik maka, pada pasien yang mengalami luka bakar , tubuh
masih tetap menyimpan energi panas sampai beberapa menit
setelah terjadi trauma panas.
Oleh karena itu , tindakan pendinginan luka perlu dilakukan
untuk mencegah pasien berada pada zona luka bakar lebih
dalam. Tindakan ini juga dapat mengurangi perluasan
kerusakan fisik sel, mencegah dehidrasi dan membersihkan
luka sekaligus mengurangi penggantian balutan , atau pada
saat pembedahan. Tindakan debridemen ini penting
dilakukan untuk mencegah terjadi infeksi luka dalam proses
penyembuhan luka.
Tindakan pembedahan.
Eskarotomi merupakan tindakan pembedahan utama untuk
mengatasi perfusi jaringan yang tidak adekuat karena
adanya eschar yang menekan vaskuler.Tindakan yang
dilakukan hanya berupa insisi dan bukan membuang eschar.
Apabila
tindakan
ini
tidak
dilakukan
maka
akan
mengakibatkan tidak adanya aliran darah kepembuluh darah
dan terjadi hipoksia serta iskemia jaringan. Tindakan ini
sebaiknya dilakukan sebelum hari ke - 5 .
Penatalaksanaan.
* Penanganan awal ditempat kejadian.
a. Jauhkan korban dari sumber panas , jika penyebabnya api,
jangan biarkan korban berlari, anjurkan korban untuk
berguling- guling dengan kain basah dan pindahkan segera
korban keruangan yang cukup ventilasi jika kejadian luka
bakar berada diruangan tertutup.
b. Buka pakaian dan perhiasan logam yang dikenakan korban.
c. Kaji kelancaran jalan nafas korban , beri bantuan pernafasan (
life suport) dan oksigen jika diperlukan.
d. Beri pendinginan dengan merendam korban dalam air bersih
203
k.
l.
m.
n.
o.
p.
Keterangan :
Pada 8 jam 1 diberkan dari kebutuhan cairan .
8 jam 2 diberikan dari kebutuhan cairan .
8 jam diberikan sisanya.
3. Penanganan pasien luka bakar di unit perawatan intensif.
Hal yang perlu diperhatikan selam pasien dirawat diunit ini
meliputi :
a. Pantau keadaan pasien dan seting ventilator, kaji apakah
pasien mengadakan perlawanan terhadap ventilator.
b. Observasi TTV, tekanan darah , nadi, pernafasan setiap
jam dan suhu setiap 4 .jam.
c. Pantau nilai CVP.
205
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
Kerugian :
Balutan seringkali mengatasi gerakan pasien
Biaya perawatan bertambah.
Butuh waktu perawatan lebih lama.
Pasien merasa nyeri saat balutan dibuka.
5
6
7
8
9
1
0
208
Keterangan.
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
209
12.
13.
Betadine
Korentang + tempatnya
Pelaksanaan :
N
KEGIATAN
o
1 Mencuci tangan dengan menggunakan sabun
atau larutan anti septik
2 Segera pantau luka kemungkinan ada benda
asing dalam luka
3 Bersihkan luka dengan antiseptik atau sabun
antiseptik, bila lukanya dalam, bersihkan
dengan norma salin dari pusat luka kearah
luar, setelah luka dibersihkan kemudian
lakukan irigasi luka dengan norma salin
4 Keringkan luka dengan kassa steril yang
5 lembut
6 Berikan anti biotik atau obat anti septik yang
sesuai
Tutup luka dengan kassa steril dan paten,
tinggikan posisi are IKA bila ada perdarahan
dan imobilisasi
Keterangan.
211
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
212
" Dog ear " terbentuk jika panjang kedua tepi luka tidak sesuai.
Dengan memperpendek jarak antara dua jahitan pada sisi
yang pendek serta memperpanjang jarak ini pada sisi yang lebih
panjang, biasanya " dog ear " yang kecil akan menjadi rata. " Dog
ear " yang besar harus dieksisi ( Gbr. 3.47 )
Jahitan sederhana
1. Jahitan dipasang pada jarak yang sama
2. Meletakkan simpul di satu sisi
3. Jika simpul terlalu ketat, luka akan terasa nyeri dan
jahitan akan meninggalkan bekas yang buruk
4. Simpul harus dilctakkan di tepi luka, di isis yang
mempunyai vaskularisasi lebih balk
216
SIMPUL
Latihan membuat simpul merupakan hal yang penting, simpul
dapat di ikatkan dengan 2 tangan ( mirip dengan mengikat tali
sepatu ) atau satu tangan. Perlu diperhatikan bahwa benang harus
selalu dalam keadaan tegang, karena itu bila kendur gerakan akan
217
218
Persiapan Alat
a. Baki atau meja dorong yang telah dilengkapi dengan heacting
set steril antara lain :
1. Pinset anatomi dan pinset chirurghi
2. Klem arteri
3. Gunting jaringan
4. Jarum otot atau jarum kulit
5. Benang (side atau cat gut)
6. Mes (pisau)
7. Duk steril
8. Hand scoon
9. Chucing dan com
b. Obat anastesi
1. Lidocain, pehacain, procain, lidonest, cloretil
2. Cairan desinfectan
3. NaCl, Perhidrol, BIOC, Betadine, Savlon
4. Lain - lain : kapas lidi, kassa steril, bengkok, depers,
spuit, plester, gunting, supratule
c. Pasien dan lingkungan
1. menjelaskan maksud dan tujuan
2. Mengatur posisi pasien yang nyaman
3. Memasang sketsel / tiras + B40
219
FORMAT
HEACTING
N
o
1
2
3
4
5
6
7
8
9
1
0
1
1
1
2
1
KEGIATAN
Perawat cuci tangan
Pasang pengalas dibawah anggota tubuh
yang akan dilakukan tindakan
Bila luka kotor dibersihkan dengan NaCI
0,9% dengan arah memutar dari dalam
keluar, bila luka masih kotor bersihkan
dengan menggunakan perhidrol kemudian
bersihkan lagi dengan NaCl 0,9%
Resinjeksi pada tepi kulit yang luka
dengan larutan betadine dari dalam keluar
dengan memakai pinset dan depress
Memakai handscoon
Memasang duk lubang
Memberikan anastesi lokal pada daerah
sekitar jaringan yang luka
Lakukan debridement pada jaringan yang
luka dengan memakai pinset chirurghi
Melakukan penjahitan yang dimulai dari tepi
luka dengan jarak antara jahitan yang satu
dengan lainnya - 1 cm, jahitan pc;rtarna
0,5 cm- dari tepi luka dan seterusnya hingga
jahitan terlihat rapi
Desinfektan pada daerah luka dan bersihkan
dengan depress / kassa steril
Kalau perlu memberikan obat untuk
mempercepat proses
penyembuhan
jaringan luka
Menutup luka dengan kassa steril yang
diberi desinfeksi
( betadine ),
kemudian tutup dengan kassa kering dan
difiksasi dengan plester
Peralatan dirapikan dan dikembalikan
220
3
1
4
1
5
1
6
pada tempatnya
Perawat cuci tangan
Teliti dan hati - hati
Bertanggung jawab atau respon yang terjadi
pada prosedur yang dilaksanakan
Keterangan.
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
221
FORMAT
MENGANGKAT JAHITAN
N
o
1
2
3
4
5
6
7
8
9
1
0
1
1
1
2
1
3
KEGIATAN
Perawat mencuci tangan
Memakai hand scoon
Membuka balutan lama dengan menggunakan
pinset anatomis dan membuang pada bengkok
Bekas plester dibersihkan dengan alkohol /
bensin
Membersihkan luka jahitan dengan kassa
satu arah dimulai dari pinggir
Menjepit pangkal / simpul jahitan dengan
pinset
Chirurghi
Ujung dari lekukan gunting diletakkan di
bawah jahitan kemudian kedua simpul
yang berhadapan / simpul yang dibawah
kulit dipotong dan potongan jahitan di
buang di bengkok
Mengangkat jahitan secara berurutan
dengan cara selang seling
Jika tidak terjadi dehischene sisa jahitan
diangkat
Membersihkan luka dengan antiseptik /
betadine
Menutup luka dcngan kassa steril dan
fiksasi dengan plester secukupnya
Rapikan alat - alat dan perawat cuci tangan
Hati hati dan teliti
Bertanggung jawab atas respon yang
tcrjadi
222
Keterangan.
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
223
224
FORMAT
MENYIAPKAN OBAT SUNTIK DARI AMPUL
N
o
1
2
3
4
5
6
7
8
9
1
0
KEGIATAN
Perawat cuci tangan
Menyiapkan medikasi
Menyentil bagian atas ampul dengan perlahan
dan cepat dengan menggunakanjari
Meletakkan bantalan kassa kecil atau kapas
alkohol mengelilingi leher ampul
Mematahkan leher ampul menjahui tangan
anda (jika leher ampul belum patah, gunakan
metal file untuk mengikir salah satu sisi leher
Pegang ampul dengan posisi tegak atau
menjorok dan rnasukkan spuit kedalam ampul (
ujung jarum tidak boleh menyentuh pinggiran
ampul )
Aspirasi mcdikasi kedalam spuit dcngan cara
menarik kebelakang flunger spuit
Jika gelembung udara terinspirasi jangan
mengcluarkan udara didalam ampul
Untuk mengeluarkan gelembung udara
angkat jarum dari dalam ampul dan pegang
spuit dengan jarum mengarah keatas tarik
bagian plunger sedikit dan dorong kembali
keatas untuk mengeluarkan udara tapi jangan
mengeluarkan cairan
Jika udara terlalu banyak dalam spuit
gunakan bak untuk membuang. Pegang spuit
kearah vertikal terhadap ujung jarum,
hentakkan sedikit ke bak dan dengan perlahan
keluarkan sedikit kelebihan cairan ke bak.
Periksa ulang ketinggian cairan dengan
memegang spuit ke arah vertikal.
225
Keterangan.
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
226
FORMAT
MENYIAPKAN OBAT SUNTIKAN DARI VIAL
N
o
1.
2
3
4
5
6
7
8
9
1
0
1
1
KEGIATAN
Lepaskan cap logam untuk memajan penutup
karetnya
Dengan kapas alkohol usap permukann
penutup karet
Lepaskan cap jarum. Tarik pulunger
kebelakang untuk mengumpulkan sejumlah
udara yang sama dengan volume medikasi
yang akan diaspirasi
Masukan bagian ujung jarum, dengan bevel
jarum
mengarah keatas , menembus bagian
tengah penutup karet.
Keluarkan udara kedalam vial, jangan
biarkan plunger kembali keatas
Balikkan vial sambil tetap memegang vial
dengan kuat pada spet dan plunger. Pegang
vial antara ibu jari dan jari tengah pada
tangan yang dominan. Raih bagian ujung
barel dan pulunger dengan ibu jari dan jari
telunjuk dari tangan yang dominan.
Tahan bagian ujung jarum dibawah ketinggian
cairan.
Memungkinkan tekanan udara untuk secara
bertahap mengisi spuit dengan medikasi (
tarik kembali plunger jika perlu )
Sentil bagian barrel dengan hati-hati untuk
melepaskan semua gelembung udara.
Keluarkan semua udara yang terdapat
diatas .spuit kedalam vial
Jika dosis yang sesuai sudah terpenuhi, angkat
jarum dari dalam dengan
menarik kebelakang barrel spuit.
Untuk mengeluarkan kelebihan gelembung
227
1
2
1
3
1
4
1
5
Keterangan.
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
228
.............................................................................................................
229
FUNGSI VENA
Merupakan teknik yang mencakup penusukan vena secara
transcutan dengan jarum tajam yang kaku ( seperti jarum kupu
kupu, angiokateter, jarum yang diletakkan pada spuit atau
vakutainer )
Tujuan umurn :
Untuk mendapatkan darah
Memasukan obat
Memulai infus IV
Menyuntikan bahan radiopaque untuk pemeriksaan sinar -X
TERAPI INTRAVENA
Merupakan teknik yang mencakup penusukan vena
melalui traskutan dengan stilet tajam yang kaku, seperti
angiokateter, atau dengan jarum yang disambungkan spuit
Penggunaan utama dari teknik ini adalah : untuk memulai dan
mempertahankan terapi cairan IV. Pada kebanyakan situasi perawat
rnempunyai tanggungjawab utama untuk memulai terapi IV dengan
ungiokateter
Persiapan alat :
'
1. larutan IV yang tepat
2. Jarum / kateter untuk fungsi vena yang sesuai
3. Untuk infuse cairan IV
4. Perangkat pemberian ( Pilihan tergantung pada tipe larutan
dan kecepatan pemberian : bayi dan anak kecil memerlukan
selang mikrodrip, yang memberikan 60 tetes / ml )
5. Filter 0,22 m( bila diperlukan oleh kebijakan institusi atau bila
bahan berpatikel akan diberikan )
6. Tambahan selang ( digunakan bila jalur IV lebih panjang perlu
)
7. Untuk heparin lock
Steker IV
230
231
Cara kerja :
N
KEGIATAN
o
1 Cuci tangan
2 Atur peralatan di samping yang bebas dari
kusut atau di atas meja tempat tidur
3 Buka kemasan steril dengan menggunakan
teknik aseptic
4 Untuk pemberian cairan IV :
a. Periksa larutan. Pastikan aditif yang
diresepkan, seperti kalium dan vitamin,
telah
ditambahkan.
Periksa
larutan
terhadap warna, kejernihan, dan tanggal
kadaluarsa
b. Bila menggunakan larutan IV dalam botol,
lepaskan penutup logam dan lempeng
logam dan logam di bawah penutup.
Untuk kantung larutan IV plastic, lepaskan
lapisan plastic di atas port selang IV
c. Buka set infuse, mempertankan sterilitas
pada kedua ujung
d. Pasang klem rol sekitar 2 - 4 cm ( 1
sampai 2 Inci ) di
bawah bilik drip dan pindahkan klem rol
pada posisi "o ff "
e. Tusukkan set infuse ke dalam kantung botol
cuiran :
lepaskan penutup pelindung kantong IV
tanpa menyentuh lubangnya
lepaskan penutup pelindung dari paku
penusuk, dan tusukan paku ke dalam
lubang kantung IV atau tusukan penusuk
ke penyumbat karet hitam dari botol.
Bersihkan karet penyumbat dengan
antiseptik sebelum menusukkan paku
penusuk
f. Isi selang infuse :
232
5
6
7
8
9
1
0
1
1
1
2
1
3
1
4
1
5
1
6
1
7
1
8
1
9
2
0
genggaman
Menepuk perlahan di atas vena
Memasang kompres hangat pada ekstremitas,
misalnya dengan waslap hangat
Bersihkan tempat insersi dengan gerakan
sirkular yang kuat menggunakan laurtan
povidon iodine, hindari rnenyentuh tempat
yang telah dibersihkan, biarkan tempat
tersebut mengering selama sedikitnya 30
detik. bila klien alergi terhadap iodine,
gunakan alcohol
Lakukan fungsi vena, tahan vena dengan
meletakkan ibu jari di atas vena dan dengan
meregangkan kulit berlawanan arah dengan
arah penusukan 5 sampai 7,5 cm kearah distal
tempat penusukkan
Perhatikan keluarnya darah melalui selang
jarum yang menandakan bahwa jarum telah
memasuki vena, turunkan jarum sampai
hampir menyentuh kulit, dorong jarum sampai
menempel dengan tempat
tungsi vena jangan pcrnah mcmasukkan
kembali stilet bila telah rnelepaskannya
Tahan kateter dengan satu tangan, lepaskan
tourniquet dan lepaskan stilet dari ONC,
dengan cepat hubungkan adaptor jarum dari
perangkat pemberian, jangan menyentuh
tempat penusukan adaptor
j arum
Lepaskan klem roler untuk memulai infuse
pada kecepatan untuk mempertahankan
patensi aliran IV
Amankan kateter atau jarum IV ( Prosedur
dapat
saja
berbeda,periksa
kebijakan
institusi )
Pasang plester kecil di bawah kateter
dengan sisi yang Iengket menghadap ke
atas dan silangkan plester di atas kateter
234
2
1
2
2
2
3
2
4
235
Keterangan.
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
236
1.
2.
Atau
237
Hikrodrip
Makrodrip
238
239
241
242
Keterangan.
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
243
Suhu tinggi
Perdarahan
pada penderita kesakitan
Persediaan alat :
1.
Kirbat es
2.
Sarung kirbat es
3.
Kom berisi potongan - potongan es
4.
Pisau
5.
Kom berisi air bersih
6.
Serbet atau lap
FORMAT
244
KEGIATAN
Alat alat disiapkan
Perawat cuci tangan
Es dipotong kecil - kecil dengan pisau,
kemudian dimasukkan kedalam kom berisi
air bersih, untuk menghilangkan ujung
-ujungnya
Kirbat es diisi setengah bagian, kemudian
udara dikeluarkan
Periksa apakah ada kebocoran atau tidak
Dila basah dilap terlebih duhulu kemudian
masukkan ke dalam sarungnya
Kemudian letakkan kepada tempat yang
memerlukan
Menganti es sebelum esnya mencair
kesemuanya
Bila sudah selesai alat - alat yang
dipergunakan dibereskan
Perawat cuci tangan
245
Keterangan.
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
246
kerja :
Alat- alat disiapkan
Perawat cuci tangan
Perlak dan kain pengalas diletakkan dibawah tempat yang
akan di kompres
4. Kain kasa dibasahi dengan air es atau alkohol dalam kom
5. Pasang pada tempat yang memerlukan
247
kerja :
Perawat cuci tangan
Alat - alat dipersiapkan
Es dijadikan potongan kecil - kecil
Cuci dengan air bersih
Masukkan dalam mangkuk tertutup
Penderita diberitahu
Dengan sendok es diberikan penderita
Banyaknya es yang diberikan menurut kebutuhan penderita
248
Perhatian :
1. Kirbat Es dapat diisi penuh
2. Kirbat Es tidak boleh menekan pada daerah tersebut
3. Tanyakan pada penderita apakah penderita merasa enak
dan nyaman
Cara
1.
2.
3.
kerja ke II :
Alat alat disiapkan
Perawat cuci tangan
Letakkan sarung kirbat Es di atas perut atau yang
dikehandaki
4. Seorang perawat berdiri dibagian ujung tempat tidur bagian
kepala, seorang lagi berdiri di ujung bagian kaki
249
kerja :
Perawat cuci tangan
Alat alat disiapkan
Penderita diberitahu
Buli buli panas diisi air panas tidak kurang setengah sampai
sepertiganya
5. Keluarkan udara dengan cara meletakkan buli-buli panas
diatas meja, sampai permukaan air ada pada tempat penutup
setelah itu ditutup
6. Periksa apakah ada yang bocor atau tidak dengan cara
membalikan buli-buli tersebut
7. Keringkan dan masukan kedalam sarungnya
250
KOMPRES PANAS
Kompres panas basah efektif untuk memperbaiki sirkulasi,
menghilangkan edema dan meningkatkan konsolidasi dan
drainase pus, karena kompres dipasangkan pada luka terbuka
maka kompres harus steril begitu juga sebaliknya.
Diagnosa keperawatan potensial
1. resiko tinggi terhadap infeksi
2. Nyeri
3. Mobilitas fisik
251
Persiapan alat :
1. Hangatkan larutan yang diresepkan pada suhu yang tepat
( sekitar 43 derajat celcius sampai 46 derajat celcius )
2. Balutan kassa steril
3. Wadah steril untuk larutan
4. Kompres siap pakai yang dapat dibcli tanpa resep ( k/p )
5. Sarung tangan steril
6. Jeli petrolium
7. Kapas steril
8. Bantalan tahan air ( sarung buli-buli panas )
9. Plester atau tali
10. Handuk mandi kering
11. Bantalan pemanas atau aliran air ( buli - buli panas ) kalau
Perlu
12. Sarung tangan sekali pakai
13. Termometer mandi
1. Hipertemia
2. Hipotermia
Persiapan alat :
1. Selimut hipotermia/ hipotermia dengan panel
pengontrol dan pemeriksa suhu rectal
2. Sprei atau selimut mandi tipis.
3. Air distalasi untuk mengisi unit bila perlu
4. Sarung tangan
5. Termometer rectal
2.
3.
4.
5.
6.
MEMELIHARA MAYAT
Sikap perawat :
1. Tenang
2. Tetap sopan dan menghormati
3. Hindarkan perasaan takut
4. Menghibur keluarga dan memberikan bela sungkawa
Hal-hal yang perlu diperhatikan :
1. Mencatat waktu penderita meninggal
2. Mata harus ditutup dengan baik dengan kapas basah
3. Bila mulut terbuka bisa diikat dengan perban
4. Surat-surat kematian dibereskan
Persiapan alat-alat :
1. Untuk mernandikan mayat sama seperti memandikan penderita
biasa ditambah dengan : pinset, schort, kapas dan bengkok.
2. Tempat pakaian kotor
3. Laken
Cara kerja :
1. Perawat cuci tangan
2. Alat-alat dipersiapkan
3. Perawat memakai schort
4. Mayat dimandikan
5. Semua bagian badan yang harus ditutup, ditutup dengan kapas
bila perlu memakai pinset
255
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
Keterangan.
257
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
INJEKSI SUBKUTAN
Injeksi subkutan diberikan dengan menusuk area dibawah kulit
( jaringan konektif atau lemak dibawah dermis ).
Setiap jaringan subkutan dapat dipakai untuk area injeksi ini
tapi yang lazim adalah dilengan atas bagian luar, paha bagian
depan dan area yang lazim lainnya adalah perut, area skapula,
ventrogluteal dan dorsogluteal.
Injeksi tidak boleh diarea yang nyeri, merah, pruritus atau edema
Jenis
1.
2.
3.
4.
5.
KEGIATAN
258
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Menyiapkan alat
Memasukkan obat dari vial/ampul kedalam
spuit dengan cara yang benar
Beritahu pasien dan atur posisi yang nyaman
serta rileks
Pilih area tubuh yang tepat, uasap dengan
kapas antiseptik dari tengah keluar secara
melingkar sekitar 5 Cm menggunakan
tangan yang tidak untuk menginjeksi
Siapkan spuit, lepas kap penutup secara
tegak lurus sambil menunggu antiseptik
kering dan keluarkan udara dari spuit
Pegang salah satu tangan antara jempol
dan jari jari pada area injeksi dengan
telapak tangan menghadap kearah
samping atau atas untuk kemiringan 45
derajat atau dengan telapak tangan
menghadap ke bawah untuk kemiringan
45 derajat. Gunakan tangan yang tidak
memegang spuit untuk mengangkat atau
merentangkan kulit, lalu secara hati hati
dan mantap tangan yang lain
menusukkan jarum. Lakukan aspirasi, bila
muncul darah maka segera cabut spuit
untuk dibuang dan diganti spuit dan obat
baru. Bila tidak muncul darah, maka pelan
pelan dorong obat kedalam jaringan
Buanag spuit tanpa harus menutup jarum
dengan kapnya ( mencegah cedera pada
perawat ) pada tempat pembungan yang
benar
Catat tindakan yang telah dilakukan
Kaji keefektifan obat
259
Keterangan.
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
260
INJEKSI IM ( INTRAMUSKULAR )
Tujuan injeksi IM adalah untuk memasukkan obat dalam jumlah
yang Iebih besar dibanding obat yang diberikan melalui SC,
absorbsi juga lebih cepat karena lebih banyaknya suplai darah
diotot tubuh tapi cara ini dapat mencegah/mengurangi iritasi
obat.
Beberapa lokasi yang lazim digunakan untuk injeksi IM :
1. Deltoid
2. Dorsogluteal
3. Ventrogluteal
4. Vastus lateralis
5. Rektus femoris
Alasan- alasan area di atas digunakan untuk injeksi IM :
1. Massa otot yang besar
2. Vaskularisasi yang baik
3. Jauh dari syaraf
Hal-hal yang harus diperhatikan
:
1. Usia pasien
2. Ukuran dan kondisi dari otot yang akan diinjeksi
3. Jarum dalarn posisi tegak lurus ( 90 derajat).
Peralatan :
1. Kartu pengobatan atau rcncana pengobatan
2. Obat steril dalam ampul atau vial
3. Spuit dan jurum steril (ukuran sesuai dengan kebutuhan)
4. Kapas pengusap dalam larutan antiseptik
5. Kasa steril jika perlukan untuk membuka ampul.
Pelaksanaan:
No
KEGIATAN
261
1
2
3
4
5
6
7
8
10
11
12
13
263
Keterangan.
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
264
INJEKSI INTRAVENA
Jalur vena dipakai khususnya untuk tujuan agar obat yang
diberikan dapat bereaksi dengan cepat misalnya pada situasi bawat
darurat.Obat langsung masuk sistem sirkulasi reaksi Iebih cepat
dibanding dengan cara enteral atau parenteral yang
memerlukan waktu untuk absorbsi.
Cara pemberian obat intravena jika pasien tidak memakai infus
diinjeksikan langsung kevena yaitu mencari vena yang besar ( vena
basilika atau vena sefalika pada lengan )
Jika pasien dipasang infus, obat dapat diberikan melalui botol
infus atau melalui karet pada selang infus yang dibuat untuk
memasukkan obat. Mengusap tempat yang akan ditusuk
dengan kapas anti septik dan klem infus dimatikan selama obat
dimasukkan, bila sudah selesai kecepatan tetesan diatur kembali.
Untuk memasukkan obat melalui vena, perawat harus
mempunyai pengetahuan dan ketrampilan yang cukup sehingga
tidak terjadi kesalahan karena resikonyn sangat besar misalnya
emboli udara
Persiapan alat :
1. Kartu pengobatan/rencana order pengobatan
2. Spuit steril yang berisi obat steril
3. Kapas pengusap dalam larutan antiseptik
4. Turnikuet
265
INJEKSI INRAVENA
N
o
1
2
3
4
5
6
7
8
9
1
0
1
1
KEGIATAN
Memastikan tentang adanya order pengobatan
Menyiapkan alat
Menyakinkan bahwa pasien benar dan
beritahu pasien tentang tindakan yang
dilakukan dan atur posisi yang nyaman
Tentukan dan cari vena yang akan ditusuk
Bila vena sudah ditemukan pasang torniket
agar vena benar-benar dapat dilihat dan diraha
dan usap dengan kapas antiseptik
Siapkan spuit yang sudah berisi obat dan cek
adanya udara
Dengan pelan tusukkan jarum kedalam vena
dengan posisi jarum sejajar dengan vena.
Untuk mencegah vena tidak bergeser tangan
yang tidak memegang spuit digunakan untuk
menahan vena sarnpai jarum masuk
vena
Lakukan aspirasi dengan cara menarik
pengokang spuit. Bila terhisap darah lepas
torniket dan dorong obat pelan-pelan
kedalam vena
Setelah obat masuk semua segera cabut spuit
dan buang spuit ditempat sesuai prosedur.
Rapikan pasien dan atur posisi yang nyaman
Observasi pasien dan catat tindakan
266
Keterangan.
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
267
269
INJEKSI INTRADERMAL
Injeksi intradermal atau injeksi intrakutan merupakan injeksi yang
ditusukkan pada lapisan dermis atau dibawah epidermis
( permukaan kulit ).
Injeksi ini dilakukan secara terbatas karena hanya sejumlah kecil
obat yang dapat dimasukan dan biasanya digunakan untuk :
1. Tes tuberculin
2. Tes untuk mengetahui reaksi alergi terhadap obat tertentu
3. Vaksinasi
4. Kadang-kadang untuk anastesi local yang demikian
dilanjutkan injeksi pada area yang lebih dalam
Area yang lazim digunakan untuk injeksi intradermal adalah :
Lengan bawah bagian dalam
Dada bagian atas
Dan punggung area scapula
Persiapan alat :
1. Spuit ukuran 1 ml dengan kalibrasi ratusan millimeter
2. Jarum degan ukuran yang sesuai kebutuhan
3. Kapas alcohol
4. Buku pengobatan dan intruksi pengobatan
Pelaksanaan :
NO
1.
2
3
4
5
KEGIATAN
Menyiapkan alat
Memberi tahu pasien
Menyiapkan area yang akan diinjeksi
misalnya lengan kanan lengan kanan dan
lakukan desinfeksi dengan alcohol
Pegang erat lengan pasien dengan tangan
kiri anda dan tangan satunya memegang
spuit kearah pasien.
Tusukkan spuit dengan sudut 15 derajat
pada epidermis kemudian diteruskan
sampai dermis lalu dorong cairan obat.
270
Keterangan.
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
.............................................................................................................
271
Daftar isi
PEMBERIAN TERAPI OKSIGEN DENGAN NASAL KANUL........................6
PIPA LAMBUNG, PEMASANGAN DAN PERAWATANNYA.......................12
NUTRISI............................................................................................ 17
PEMASANGAN KATETER....................................................................25
PEMBERSIHAN COLON DAN PEMBERIAN OBAT-OBATAN MELALUI ANUS
......................................................................................................... 31
HUKNAH RETENSI............................................................................. 37
MEMANDIKAN PASIEN......................................................................39
PEMELIHARAAN RAMBUT..................................................................45
MEMELIHARA KEBERSIHAN MULUT...................................................52
VULVA HYGIENE................................................................................ 61
MENGGANTI ALAT TENUN ("BED MAKING")......................................64
PEMELIHARAAN LINGKUNGAN PENDERITA........................................72
MEMBANTU AMBULASI.....................................................................81
POSITIONING.................................................................................. 102
MENCUCI TANGAN..........................................................................118
MEMASANG SARUNG TANGAN / HAND SCOON...............................125
PENGKAJIAN FISIK...........................................................................146
OBSERVASI TANDA - TANDA VITAL.................................................159
PERAWATAN PRE DAN POST OPERASI.............................................166
PERAWATAN LUKA..........................................................................177
272
273