PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Eritema nodosum adalah jenis septal paniculitis yang paling sering secara
kliniko-patologi. Kelainan ini umumnya bermanifestasi dengan onset akut dan secara
klinis ditandai dengan erupsi nodul dan plak eritem yang nyeri yang berlokasi
predominan di bagian anterior (ekstensor) tungkai bawah. Lesi tersebut menunjukkan
regresi spontan, tanpa terbentuknya ulkus, scar, atau atrofi, dan episode berulang
tidak umum terjadi. Eritema nodosum adalah proses reaktif di kulit yang dapat dipicu
oleh beragam stimulus yang mungkin. Penyakit infeksi, sarcoidosis, penyakit
rematik, penyakit inflamasi usus, reaksi pengobatan, kelainan autoimun, kehamilan,
dan keganasan merupakan kondisi yang umum berkaitan dengan eritema nodosum.
Namun, eritema nodosum dapat juga terjadi secara idiopatik.1, 2
Eritema nodosum pertama kali dideskripsikan pada tahun 1798 oleh seorang
dermatologis Inggris, yang bernama Willan. Willan memperkirakan frekuensi
tertinggi proses ini terjadi pada wanita. Kelainan ini lebih lanjut dideskripsikan oleh
Wilson pada tahun 1842, yang memikirkan eritema nodosum adalah bagian dari
eritema multiforme. Selanjutnya, Hebra pada tahun 1860, memperluas karakteristik
klinis proses tersebut dan menggambarkan adanya perubahan warna dalam evolusi
lesi, dan mengajukan istilah dermatitis contusioformis untuk menamai kelainan
tersebut.1
Angka kejadian eritema nodosum bervariasi pada tiap negara. Di Inggris angka
kejadiannya 2,4 kasus per 10.000 per tahun. Di Amerika Serikat, puncak insidens
1
terjadi pada usia 18 hingga 34 tahun. Distribusi usia dan jenis kelamin bervariasi
bergantung pada penyebab dan lokasi geografi. Pada banyak pasien, eritema nodosum
sembuh tanpa efek samping apapun. Berdasarkan jenis kelamin, wanita lebih banyak
menderita eritema nodosum dibandingkan laki-laki, dengan ratio 4:1. Eritema
nodosum dapat terjadi pada anak-anak maupun pasien tua lebih dari 70 tahun, tetapi
usia yang lebih sering mengalami eritema nodosum adalah dewasa muda berusia 18
hingga 34 tahun.2
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah definisi dari Eritema nodusum?
2. Bagaimana epidemiologi dari Eritema nodusum?
3. Apakah etiologi dari Eritema nodusum?
4. Jelaskan patofisiologi dari Eritema nodusum?
5. Sebutkan manifestasi klinis dari Eritema nodusum?
6. Bagaimana pemeriksaan penunjang dari Eritema nodusum?
7. Apa saja diagnosis banding dari Eritema nodusum?
8. Apa saja komplikasi dari Eritema nodusum?
9. Bagaiman penatalaksanaan dari Eritema nodusum?
10. Bagaimana prognosis dari Eritema nodusum?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui dan memahami definisi dari Eritema nodusum
2
1.4.2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 DEFINISI
Eritema nodosum adalah kondisi kulit yang ditandai dengan nodul yang
berwarna merah yang terbentuk di bagian anterior tungkai bawah, dan jarang di paha
maupun di lengan. Eritema nodosum merupakan salah satu tipe paniculitis, yaitu
peradangan yang terjadi pada lemak subkutan. Eritema nodosum merupakan tipe
septal paniculitis yang paling umum. Eritema nodosum bukan suatu penyakit, tetapi
merupakan sebuah rekasi terhadap berbagai agen penyebab.3,4
Sinonim:
Erythema nodosum migrans
Subacute nodular migratory panniculitis
Chronic erythema nodosum
2.2.EPIDEMIOLOGI
Eritema nodosum dapat menyerang pada semua umur, namun kasus terbanyak
terjadi pada umur dekade Il-IV (5) Insiden tersering pada wanita daripada laki-laki
dengan perbandingan ratio wanita : laki-laki 3-6 : 1. EN umumnya lebih sedikit
terjadi pada anak-anak daripada dewasa muda.
Di Amerika Serikat dilaporkan insiden terbanyak terjadi pada umur 18-34
tahun. Distribusi umur dan jenis kelamin tergantung pada etiologi dan letak geografis.
Sedangkan di Inggris didapatkan rata-rata 2,4 kasus per 10.000 per tahun.
2.3 ETIOLOGI
Penyebab eritema nodosum sangat beragam, meliputi infeksi, obat-obatan,
dan penyakit inflamasi serta keganasan.3,5 Namun, penyebab pasti belum diketahui.6
Tabel 1. Penyebab Eritema Nodosum
reaksi hipersensitivitas lambat tipe IV juga dapat mempunyai peran peting dalam
patogenesis kelainan ini.1,2
Lesi awal dari eritema nodosum secara histopatologi ditandai dengan infiltrasi
neurtofilik inflamasi pada septa jaringan subkutan. Investigasi terbaru telah
menunjukkan bahwa pasien yang terserang eritema nodosum mempunyai persentase
reactive oxygen intermediates (ROI), yang dihasilkan oleh neutrofil aktif di peredaran
darah perifer, empat kali lebih tinggi dibandingkan dengan orang sehat. Selanjutnya,
persentase ROI-yang dihasilkan oleh sel pada pasien dengan eritema nodosum
berhubungan dengan tingkat keparahan klinis. Data tersebut mendukung bahwa ROI
mungkin berperan dalam pathogenesis eritema nodosum. ROI mungkin menujukkan
efek mereka dengan kerusakan jaringan oksidatif dan dengan memicu inflamasi
jaringan.1
Pasien eritema nodosum dengan sarcoidosis menghasilkan tumor nekrosis
faktor yang tidak umum, TNF - II. Pada pasien ini tampak perubahan nukleotida
pada TNF gene promoter, sedangkan pasien dengan eritema nodosum yang tidak
berhubungan dengan sarcoidosis tidak menunjukkan perubahan tersebut. Hal ini
mendukung kepercayaan bahwa eritema nodosum yang berhubungan dengan
sarcoidosis mungkin secara patogenetik berhubungan dengan gangguan produksi
TNF. Sebaliknya, penulis lain menemukan bahwa pola sitokin proinflamasi
menunjukkan peningkatan konsentrasi serum Interleukin 6 (IL-6) baik pada penyakit
infeksi atau non-infeksi yang berhubungan dengan eritema nodosum, sedangkan
hanya keterlibatan minor TNF yang ditemukan pada pasien tersebut.1
Alasan tungkai bawah bagian anterior lebih sensitive untuk terjadinya lesi
eritema nodosum tidak diketahui. Namun, beberapa penulis berasumsi bahwa terdapat
faktor anatomi lokal yang membuat lesi eritema nodosum cenderung berlokasi pada
bagian anterior tungkai bawah.1
2.5 GAMBARAN KLINIS
Berdasarkan hasil anamnesis, didapatkan keluhan berupa lesi yang sangat
nyeri, umumnya selama beberapa hari disertai dengan demam 38-39 0C, malaise,
lemas dan arthralgia (50%), paling sering pada persendian kaki. Selain itu, dapat juga
disertai dengan keluhan sakit kepala, sakit perut, muntah, batuk, atau diare, sesuai
dengan penyebab dasar eritema nodosum. Lesi episklera dan phlyctenular
conjunctivitis juga dapat menyertai lesi kulit. Manifestasi klinis yang jarang
bersamaan
dengan
eritema
nodosum
adalah
limfadenopati,
hepatomegali,
datar, dengan warna unggu atau merah livid. Pada akhirnya, lesi tersebut tampak
kuning atau kehijauan menyerupai tahap penyembuhan hematoma (erythema
contusioformis). Perubahan warna contusioform cukup khas pada eritema nodosum.
1,5
10
Eritema nodosum pada anak biasanya mempunyai durasi waktu yang lebih
pendek dibandingkan dengan dewasa, nyeri sendi hanya terlihat pada sedikit pasien,
dan demam sebagai manifestasi penyerta kurang dari setengah kasus yang ada.1
Gambar 1. Eritema nodosum klasik. Terdapat nodul eritem bilateral yang berlokasi
pada anterior tungkai bawah.3
11
awal,
tetap
dilakukan
evaluasi
terhadap
titer
umumnya tidak
adekuat. Deep skin incisional biopsy dibutuhkan untuk mengambil sampel berupa
jaringan subkutaneus. Eritema nodosum adalah contoh histologi yang stereotipikal
pada kebanyakan septal paniculitis tanpa vaskulitis. Septa jaringan penyambung
subkutis tanpa menebal dengan sel infalamsi yang meluas hingga periseptal area
13
lobulus lemak. Sama seperti paniculitis lainnya, komposisi infiltrate inflamasi dalam
septa lesi eritema nodosum bervariasi sesuai usia lesi, dengan neurtofil menjadi sel
predominant pada lesi awal, sedangkan histiosit dan granuloma kecil terlihat pada lesi
stage akhir. Sebuah tanda histopatologi yang khas pada eritema nodosum disebut
Miescher radial granuloma, yang terdiri dari nodular kecil, bulat, batas tegas hasil
agregasi small histiocytes yang tersusun secara radial mengelilingi sebuah celah.
Secara alami, terdapat celah di pusat yang tidak diketahui, dan penelitian
imunohistokimia dan ultrastruktural gagal mendemonstrasikan sel endothelial
ataupun sel lainnya yang melapisi celah tersebut.
14
vaskulitis.3,6
16
17
18
Gambar 7 : Akut Urtikaria : urtika berukuan kecil hingga besar dengan batas eritem
dan warna yang lebih pucat di bagian tengah. Batas tegas. Lesi pada lengan kiri atas
batasnya tidak tegas pada tepi bawah, ketika terdapat pengurangan ruam kulit.3
Pembeda
Etiologi
Gejala klinis
Pemeriksaan
penunjang
Terapi
Eritema Nodosum
Erisipelas
Infeksi,
obat-obatan, Streptococcus
penyakit keganasan, dan hemolyticus
lain-lain
Urtikaria
B Bermacammacam,
diantaranya : obat,
makanan, gigitan
serangga, inhalan,
kontaktan, trauma
fisik,
infeksi,
genetic,
dan
penyakit sistemik.
Erupsi terdiri dari nodul- Terdapat
gejala Subjektif biasanya
nodul yang lunak dan plak- konstitusi : demam, gatal,
rasa
plak dengan diameter 1-10 malese. Kelainan kulit terbakar,
atau
cm yang simetris dan yang utama adalah tertusuk.
Klinis
bilateral. Biasanya ada eritema yang berwarna tampak
eritema
lebih dari 10 lesi namun merah cerah, berbatas dan
edema
pada kasus berat dapat tegas dan pinggirnya setempat berbatas
ditemukan lebih banyak. meninggi
dengan tegas,
kadangNodul berwarna merah, tanda-tanda
radang kadang
bagian
halus, sedikit meninggi dan akut.
tengah
tampak
mengkilap. Umumnya lesi
lebih pucat.
khas didapatkan di daerah
pretibial dan tibia lateral.
Histopatologis : sel raksasa Pemeriksaan
Lab: -Laboratorium
:
dan jaringan granulasi.
Leukositosis.
darah, urin dan
feses.
-Tes kulit
-Tes
eliminasi
makanan
-Mengidentifikasi trigger.
Istirahat,
tungkai -Menghindari
-Tirah
baring
dan bawah
dan
kaki penyebab.
ektremitas yang terkena elevasi.
Pengobatan -Antihistamin
diletakkan elevasi.
sistemik
adalah -Kotikosteroid
- Obat anti inflamasi yang antibiotic.
sistemik
untuk
spesifik
urtikaria akut dan
berat.
2.9 TATALAKSANA
19
menjadi
terapi
medikamentosa meliputi
medikamentosa
dan
non-medikamentosa.
Terapi
20
eksogen akibat penggunaan potassium iodide sebagai terapi eritema nodosum juga
dilaporkan.1
Terapi non-medikamentosa meliputi tirah baring, kompres basah, elevasi
tungkai, dan compressive bandage. Tirah baring sendiri sering merupakan terapi yang
efektif pada eritema nodosum. Pada fase akut dimana terdapat nyeri dan bengkak
yang nyata, mobilisasi pasien dibatasi.2,5
Kortikosteroid sistemik mempunyai respon yang cepat, tetapi jarang
diindikasikan pada eritema nodosum. Penggunaannya diindikasikan hanya ketika
etiologi diketahui dan penyebab berupa infeksi telah disingkirkan. Ketika diberikan,
prednisone dengan dosis 40 mg per hari, diikuti resolusi nodul dalam beberapa hari.
Injeksi triancinolone acetonide intralesi, dengan dosis 5mg/ml, ke dalam pusat nodul
dapat mengakibatkan nodul reda.1,2,5
Beberapa pasien dapat berespon dengan pemberian colchicines, 0,6 hingga 1,2
mg dua kali sehari. Hydroxychloroquine, 200 mg dua kali sehari, juga dilaporkan
mempunyai manfaat pada laporan terbaru.1,17
2.10 PROGNOSIS
Banyak kasus eritema nodosum regresi spontan dalam 3 hingga 4 minggu.
Pada kasus yang lebih parah membutuhkan sekitar 6 minggu untuk sembuh. Relaps
tidak umum terjadi, tetapi mereka lebih umum pada pasien dengan eritema nodosum
idiopatik dan eritema nodosum yang berhubungan dengan infeksi saluran nafas atas
oleh non-streptokokus atau streptokokus. Pada pasien yang lebih tua, terutama
mereka yang mempunyai insufisiensi vena dan edema oleh gravitasi pada tungkai
21
bawah, episode akut eritema nodosum mungkin disertai dengan bengkak persendian
kaki yang persisten. Komplikasi pada eritema nodosum tidak umum.1,2,5,16
BAB III
KESIMPULAN
Angka kejadian eritema nodosum bervariasi pada tiap negara. Berdasarkan
jenis kelamin, wanita lebih banyak menderita eritema nodosum dibandingkan lakilaki. Eritema nodosum dapat terjadi pada anak-anak maupun pasien tua lebih dari 70
tahun, tetapi usia yang lebih sering mengalami eritema nodosum adalah dewasa muda
berusia 18 hingga 34 tahun.
22
Eritema nodosum adalah kondisi kulit yang ditandai dengan nodul yang
berwarna merah yang terbentuk di bagian anterior tungkai bawah, yang merupakan
salah satu tipe septal paniculitis yang paling umum. Eritema nodosum bukan suatu
penyakit, tetapi merupakan sebuah rekasi terhadap berbagai agen penyebab.
Penyebab eritema nodosum sangat beragam, tetapi penyebab pasti belum diketahui.
Eritema nodosum diperkirakan sebagai respon hipersensitivitas terhadap berbagai
macam faktor pencetus.
Gambaran klinis eritema nodosum : lesi terlihat seperti eritema tetapi pada
perabaan terasa seperti nodul. Dengan bertambah hari, lesi yang eritema berubah
warna seperti tahap penyembuhan hematoma. Eritema nodosum terjadi resolusi
spontan dalam 3 hingga 6 minggu. Lesi yang ada tidak pernah menjadi ulkus ataupun
jaringan skar. Diagnosis eritema nodosum, selain secara klinis dibantu dengan
pemeriksaan penunjang berupa pemeriksaan laboratorik, radiologik, skin test dan
biopsy. Pada biopsy, gambaran histopatologi yang khas berupa Miescher radial
granuloma.
Pengobatan
eritema
nodosum ditujukan
pada
kelainan
dasar
yang
23
DAFTAR PUSTAKA
1. Requena L, Requena C. Erythema Nodosum in Dermatology Online Journal 8 (1):
4. Spain. 2002. Diunduh dari : http://dermatology.cdlib.org/DOJvol8num1/
2. Hebel JL. Erythema Nodosum. 2012.
Diunduh dari : http://emedicine.medscape.com/article/1081633-overview
3. Wolff K, Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest BA. Et al. Fitzpatricks Dermatology
in General Medicine. 7th Ed. New York: McGraw-Hill, 2008
4. Anonymous. Erythema Nodosum. 2012
Diunduh dari : http://dermnetnz.org/vascular/erythema-nodosum.html
5. Wolff K, Johnson RA, Suurmond D. Fitzpatricks Color Atlas & Synopsis of
Clinical Dermatology. 5th Ed. New York: McGraw-Hill, 2007
6. Siregar R. Atlas Berwarna Saripati Penyakit Kulit. Edisi 2. Cetakan 1. Jakarta:
EGC, 2005
24
7. Djuanda A, Hamzah M, Aisah S, Editor. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi 5.
Cetakan 2. Jakarta: Balai Penerbit FKUI, 2007.
8. Anonymous.
Erysipelas.
Diunduh
dari
http://classroom.sdmesa.edu/eschmid/Lecture16-Microbio.htm
9. Anonymous. Eritema Induratum. Diunduh dari :
http://accessmedicine.net/loadBinary.aspx?
name=wolf7&filename=wolf7_c068f006t.jpg
10. Anonymous. Insect bites
Diunduh dari : http://www.bedbugsbronx.com/bedbug-nyc-bronx-pest-controlexterminator-bites.php
11. Bandyopadhyay D. Erythema Nodosum in Dermatology Lecture Note. India.
Diunduh dari : http://dermind.tripod.com/enodosum.htm
12. William DJ, Timothy GB, Dirk ME. Viral Diseases. In: Sue Hodgson/Karen
Bowler, editors. Andrews Disease of the skin: Clinical Dermatology. 10th ed.
Canada: Saunders Elsevier; 2006. p. 487-89.
13. Harlim,
A.;
Kosasih,
A.:
www.medicastore.com/penyakit/806/Eritema_Nodosum.html
14. Juanda PDdA, Hamzah dM, Aisah PDdS, editors. Ilmu Penyakit Kulit dan
Kelamin. 5th ed. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2009. p. 6061, 69, 169-175.
15. Burns T, Breathnach S, Cox N, Griffiths C, editors. Rook's Textbook of
Dermatology. 1-4. Oxford: Blackwell Publishing Company; 2010. p. 50.82-87.
16. Hebel,
Jeanette
L.;
Habif,
Thomas:
www.emedicine.medscape.com/article/1081633-overview , Last update 13
April 2015.
17. Wolff K, Goldsmith LA, Ktz SI, Gilcrest BA, Paller AS, Leffell DJ, editors.
Flitzpatrick's Dermatology in General Medicine. 7th ed. United States of Amerika:
McGraw-Hill Companies, Inc.; 2008. p. 571-573.
18. Silbernagl, Stefan; Lang, Florian: Teks dan Atlas Berwarna Patofisiologi, EGC,
2007, P : 54
19. Requena, Luis,; Yus, Evaristo Snchez, : Eritema Nodosum. Semin Cutan Med
Surg Elsevier Inc. All rights reserved. 2007. 26:114-125.
25