Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka perumusan masalah dari penelitian
ini adalah
1.
2.
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang ada, maka tujuan
dari penelitian ini adalah
1.
2.
D. Tinjauan Pustaka
1.
a.
Sistematika tanaman :
Berikut adalah sistematika tanaman lempuyang pahit:
Divisi
: Magnoliophyta
Kelas
: Liliopsida
Bangsa : Zingiberales
Suku
: Zingiberaceae
Marga
: Zingiber
Jenis
(Anonim, 2009)
b.
Nama Daerah
Nama lain dari lempuyang pahit adalah lampuyang pahit (Sunda) dan
Sinonim
Lempuyang pahit memiliki sinonim antara lain Zingiber americans Bl,
Kandungan Kimia
Lempuyang pahit diketahui mengandung minyak atsiri, saponin, dan
Khasiat
Lempuyang pahit digunakan oleh masyarakat sebagai obat pelancar
Metode Penyarian
Penyarian atau ekstraksi adalah proses penarikan kandungan kimia yang
dapat larut sehingga terpisah dari bahan yang tidak larut dengan pelarut cair.
Cairan penyari yang baik harus memenuhi kriteria, murah dan mudah diperoleh,
stabil secara fisika dan kimia, bereaksi netral, tidak mudah menguap dan tidak
mudah terbakar, selektif yaitu hanya menarik zat berkhasiat yang dikehendaki,
tidak mempengaruhi zat aktif, dan diperbolehkan oleh peraturan. Ada beberapa
metode dasar ekstraksi yang dapat dipakai untuk penyarian yaitu antara lain
metode infundasi, maserasi, perkolasi, dan soxhletasi. Pemilihan terhadap metode
tersebut disesuaikan dengan kepentingan dalam memperoleh sari yang baik
(Anonim, 2000).
Salah satu metode ekstraksi yang umum digunakan adalah metode maserasi.
Maserasi merupakan salah satu metode sederhana yang banyak digunakan untuk
mencari bahan obat yang berupa serbuk simplisia yang halus. Serbuk simplisia
yang akan disari, dimasukkan pada wadah bejana yang bermulut besar, ditutup
rapat kemudian dikocok berulang-ulang, sehingga memungkinkan pelarut masuk
ke seluruh permukaan serbuk simplisia (Ansel, 1989). Simplisia direndam dalam
penyari sampai meresap dan melemahkan susunan sel sehingga zat-zat akan larut.
Cara penyarian tersebut akan menembus dinding sel dan akan masuk ke dalam
rongga sel, zat aktif akan larut dan dengan adanya perbedaan konsentrasi antara
larutan zat aktif di dalam sel dengan yang ada di luar sel, maka larutan yang
terpekat akan didesak keluar. Peristiwa tersebut berulang sehingga terjadi
keseimbangan konsentrasi antara larutan di luar dan di dalam sel (Anonim, 1989).
3.
Bakteri
Bakteri merupakan golongan prokariot yang umumnya berdiameter
0,2-2,0 mm. Ciri yang membedakan prokariotik dengan eukariotik adalah inti sel
dimana sel prokariotik tidak mempunyai membran inti sel atau nukleus yang jelas.
Dinding sel bakteri merupakan struktur kompleks yang berfungsi sebagai
pelindung sel dari perubahan lingkungan di luar sel. Dinding sel bakteri tersusun
atas peptidoglikan yang menyebabkan kakunya dinding sel. Dinding sel bakteri
Gram positif mengandung banyak lapisan peptidoglikan dan asam teikoat.
Berbeda dengan dinding sel bakteri Gram negatif yakni mengandung satu atau
beberapa lapis peptidoglikan dan membran luar (Pratiwi, 2008).
a.
Staphylococcus aureus
Klasifikasi bakteri S. aureus adalah sebagai berikut:
Divisi
: Protophyta
Kelas
: Schizomycetes
Bangsa
: Eubacteriales
Suku
: Micrococcaceae
Marga
: Staphylococcus
Jenis
: Staphylococcus aureus
(Salle, 1961)
Escherichia coli
Klasifikasi bakteri E. coli adalah sebagai berikut :
Kingdom
: Prokaryotae
Divisio
: Protophyta
Sub divisi
: Schizomycetea
Classis
: Schizomycetes
Ordo
: Eubacterials
Famili
: Enterobacteriaceae
Genus
: Escherichia
Spesies
: Escherichia coli
(Salle, 1961)
10
umumnya tidak menyebabkan penyakit bila masih berada dalam usus, tetapi dapat
menyebabkan penyakit pada saluran kencing, paru-paru, saluran empedu,
peritonium dan saluran otak bila mencapai jaringan di luar saluran pencernaan,
pada keadaan yang kurang baik seperti prematur, usia tua, terserang penyakit lain,
setelah imunisasi (Jawetz et al., 2005). E. coli juga diketahui sebagai penyebab
infeksi saluran kemih yang paling sering pada sekitar 90% infeksi saluran kemih
pertama pada wanita muda. Infeksi saluran kemih dapat mengakibatkan
bakterimia dengan tanda-tanda klinis sepsis (Brooks et al., 2007).
4.
Jamur
Jamur terdiri dari kapang dan khamir. Kapang merupakan fungi yang
berfilamen dan multiseluler, khamir berupa sel tunggal dengan pembelahan sel
melalui pertunasan. Jamur berbeda dengan bakteri dilihat dari kondisi lingkungan
tempat hidupnya dan karakteristik nutrisinya. Jamur tumbuh baik pada pH 5
yang terlalu asam bagi bakteri, lebih tahan terhadap tekanan osmotik sehingga
dapat tumbuh baik pada kadar garam atau kadar gula yang tinggi. Dinding sel
jamur terdiri dari glikan, manan, dan kitin (Pratiwi, 2008).
11
a.
Candida albicans
Klasifikasi jamur C. albicans adalah sebagai berikut :
Kingdom
: Fungi
Phylum
: Ascomycota
Subphylum
: Saccharomycotina
Class
: Saccharomycetes
Ordo
: Saccharomycetales
Family
: Saccharomycetaceae
Genus
: Candida
Spesies
: Candida albicans
(Salle, 1961)
Antimikroba
Antimikroba adalah golongan obat yang digunakan untuk terapi infeksi atau
12
dalam
sampel
maupun
kerentanan
mikroorganisme
dengan
menggunakan organisme uji standar yang tepat dan sampel obat tertentu untuk
perbandingan (Brooks et al., 2007).
Metode pengujian terhadap aktivitas antimikroba dapat dilakukan dengan
salah satu dari dua metode ini yaitu:
13
a.
Metode dilusi
Metode dilusi mengukur MIC (Minimum Inhibitory Concentration atau
Metode difusi
Metode yang paling sering digunakan adalah metode difusi agar. Metode
14
(Clark, 2007). Fase gerak yang dikenal sebagai pelarut pengembang akan
bergerak sepanjang fase diam karena pengaruh kapiler pada pengembangan secara
menaik (ascending). Kromatografi lapis tipis dalam pelaksanaannya lebih mudah
dan lebih murah dibandingkan dengan kromatografi kolom. Demikian juga
peralatan yang digunakan, lebih sederhana dan dapat dikatakan hampir semua
laboratorium dapat melaksanakan setiap saat secara cepat (Gandjar dan Rohman,
2007). Beberapa keuntungan dari kromatografi planar ini :
a.
b.
c.
(1)
Jarak pengembangan
Semakin besar nilai Rf dari sampel maka semakin besar pula jarak
bergeraknya senyawa tersebut pada plat kromatografi lapis tipis. Saat
membandingkan dua sampel yang berbeda di bawah kondisi kromatografi yang
sama, nilai Rf akan besar bila senyawa tersebut kurang polar dan berinteraksi
dengan adsorbent polar dari plat kromatografi lapis tipis. Nilai Rf dapat dijadikan
bukti dalam mengidentifikasikan senyawa. Bila identifikasi nilai Rf memiliki nilai
15
yang sama maka senyawa tersebut dapat dikatakan memiliki karakteristik yang
sama atau mirip. Sedangkan bila nilai Rf berbeda, senyawa tersebut dapat
dikatakan merupakan senyawa yang berbeda (Feist, 2010).
E. Keterangan Empiris
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan hasil berupa data ilmiah
aktivitas antimikroba ekstrak etanolik rimpang lempuyang pahit (Zingiber
littorale Val) terhadap S. aureus, E. coli dan C. albicans dengan metode dilusi
padat serta mengetahui senyawa-senyawa yang terkandung dalam ekstrak etanol
lempuyang pahit dengan metode skrining fitokimia dan KLT.