Arab Nasrah2
Arab Nasrah2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sekitar dua abad sebelum masehi hingga awal abad ke lima, Spanyol berada di
bawah imperium Romawi. Sejak tahun 406 M, Spanyol dikuasai oleh bangsa Vandal,
yaitu bangsa yang berimigrasi dari negeri asal mereka, suatu daerah yang terletak
diantara sungai Oder dan Vistuala. Penguasa daerah ini mendirikan kerajaan di
propinsi wilayah Chartage. Kekuasaan Vandal ini kemudian diambil alih oleh orangorang Gothic. Tak lama kemudian, dinasti merovingian dari kerajaan Frank
merebutnya dari orang-orang Gothic, maka didirikanlah kerajaan Visigoth, yang
wilayah itu dikenal dengan Vandalusia. Dan setelah kedatangan orang-orang Islam
pada tahun 92H/711 m, sebutan Vandalusia diubah menjadi Andalusia atau alAndalus.(Hitti, 1970:498)
"Spain was now adat province of the caliphate. The Arabic name it assumed was alAndalus".
Kehadiran orang-orang Islam di Spanyol merupakan awal munculnya Islam di
benua Eropa karena Spanyol merupakan pintu gerbang bagi benua tersebut.
Sebagaimana diinformasikan dalam buku-buku sejarah, ekspansi Islam ke Wilayah
Barat (dalam hal ini benua Eropa bagian Barat) terjadi pada masa kekhilafahan Bani
Umayyah dengan khalifah (pemimpin) AI-Walidbin Abdul Malik.
Pada saat itu Musa bin Nusair sebagai panglima perang khalifah dan Tariq bin
Ziyad sebagai komandan lapangan, dimana keduanya dianggap sebagai tokoh pelaku
utama atas masuknya Islam di Spanyol. Mereka berhasil mnguasai wilayah Afrika
Utara dan kemudian menyebrang ke benua Eropa. (Nielsen, 1992: 1). Setelah
masuknya Islam di Spanyol maka banyaklah kemajuan-kemajuan yang diperoleh dan
hal ini dapat dilihat dengan banyaknya tokoh-tokoh dan para ilmuwan yang muncul
dari sana. Namun setelah berabad-abad lamanya Islam menguasai Spanyol, mulai
mengalami kemunduran dan kehancuran bahkan kemudian Islam hilang dari bumi
tersebut. Hal ini disebabkan berbagai faktor.
B. Permasalahan
Dari uraian tersebut di atas, maka muncullah beberapa persoalan sebagai
berikut:
1. Mengapa orang-orang Islam datang ke Spanyol?
2. Bagaimana perkembangan Islam di Spanyol setelah wilayah tersebut berada di
tangan kekuasaan orang-orang Islam?
3. Kemajuan-kemajuan apakah yang telah dicapai oleh Spanyol pada masa kejayaan
Islam di sana?
1
e-USU Repository 2004 Universitas Sumatera Utara
sebanyak 18.000 personil yang kebenyakan dari suku-suku Arab dengan menempuh
jalur yang tidak dilewati oleh pasukan Thariq, la mampu menaklukkan Sidonia,
Carmona, dan berhasil memasuki Sevilla, Huelva dan ahirnya mengikuti arah sungai,
sampailah ia bersama pasukannya kekota Merido dan kota-kota kecil lainnya.
Kemudian ia dapat bertemu dan bergabung dengan pasukan Thariq di Toledo pada
bulan Juli 713.(Watt ,1992:15).
Kemenangan yang telah dicapai di Spanyol mengukir sejarah baru Islam di
Eropa, Karena Spanyol merupakan pintu gerbang masuk ke Eropa. Untuk selanjutnya
dapat menyampaikan dagwah Islamiyah keseluruh benua Eropa dengan mudah.
Penaklukan yang dilakukan oleh Thariq Ibnu ziyad inilah merupakan asal-usul Islam
di Spanyol.
B. Perkembangan Islam Di Spanyol
1. Dinasti Islam di Spanyol
Ketika gerakan Abbasiyah berhasil menjatuhkan Bani umayyah dari tampuk
kekuasaan pada tahun 750, maka berdirilah Khilafah Bani Abbas dengan mengambil
Bagdad sebagai pusat pemerintahan. Bersamaan dengan itu, Emirat Islam diSpanyol
menyatakan tunduk kepada Bagdad.
Abdurrahman Ibnu Muawiyah Ibnu Hisyam adalah searang pangeran dari
Bani Umayyah yang lalas dari kejaran Bani Abbas. Setelah melarikan diri ke Mesir,
lalu melewati berbagai bukit batu dan gurun yang tandus, akhirnya pada tahun 756
dapat memasuki Spanyol yang sedang dilanda perselisihan antara kelompok Mudhari
yang berasal dari lembah Eufrat dan kelompok Yamani yang berasal dari Yaman
keturunan Qahtan. Kedatangan Abdurrahman segera mendapat sambutan dan
dukungan yang luas. Dan setelah berhasil memadamkan perlawanan Amir Yusuf alFikri, penguasa Spanyol sebagai Emirat dari Khilafah Abbasyah, Abdurrahman
menduduki kursi kepemimpinan sebagai Amir. Dengan demikian, Spanyol secara
resmi tidak lagi menjadi bagian wilayah Khilafah Abbasiyah. Pada saat itu,
Abbassiyah dipimpin oleh khalifah Abu Ja'far al-Mansur, khalifah kedua di Bagdad.
Amir Abdurrahman yang dipanggil al-Dakhil (New Comer) menetapkan Cordova
sebagai ibu kotanya. Karena ketangkasan dan kegigihannya, ia mampu melepaskan
diri dari kejaran Bani Abbas hingga dapat mendirikan emirat (Dinasti Umayyah di
Spanyol): Khalifah alMansur di Bagdad menjulukinya sebagai "The Falcon of
Quraysh" atau si rajawali Qurays. (Hitti, 1970 : 502)
Dinasti Bani Umayyah di Spanyol dapat mempertahankan kekuasannya
sampai tahun 1031 M, Abd al-Rahman al-Dakhil berkuasa selama 32 tahun (756-788
M.). Dibawah kekuasaanya, Spanyol mulai menyaksikan hari-hari kemenangannya. la
memiliki kemampuan yang besar dan kecakapan yang cukup dalam membenahi
pemerintahannya. la mengangkat Gubernur-gubernur yang mampu dan jujur. la
benahi kota tua Cordova dengan gedung-gedung dan taman-taman yang indah.
Tanaman berupa buah-buahan dan sayur-sayuran di datangkan dari timur untuk di
kembangkan di pertanian Spanyol.
Pada tahun 757 M, Abd al-Rahman al-Dakhil tidak mencantumkan lagi nama
Khalifah Bani Abbas di khutbah jum'at, dan menggantinya dengan nama sendiri
walaupun masih memakai gelar Amir. (Chejne, 1974: 18).
2. Pembangunan Islam di Spanyol
a. Pembangunan Dalam Bidang Militer dan Pemerintahan
Sebagai suatu wilayah negara, Spanyol Islam diperlengkapi dengan personilpersonil militer lebih banyak dari jumlah ketika mereka datang. Dan untuk keamanan
3
e-USU Repository 2004 Universitas Sumatera Utara
termasuk di dalamnya katalogisasi. Administrasi dan birokrasi peminjaman bukubuku dilaksanakan dengan baik dalam arti adanya ketentuan-ketentuan tertentu bagi
peminjam yang terdiri dari dua golongan; yaitu golongan ulama dan non ulama.
d. IImu Kesejarahan.
Perkembangan ilmu kesejarahan di Spanyol tidak bisa lepas dari peran Ibnu
Khaldun (1332-1406 M) sebagai sosok reformer, baik analisis sejarah murni ataupun
historiografi. Kelahirannya memang agak belakangan dibanding dengan tokoh-tokoh
sejarah Spanyol seperti Ibnu Qutaybah (wafat 977 M) dan Ibnu Hayyan (988-1076
M) serta sejarawan lainnya Namun sebuah karya monumentalnya, Muqaddimah, telah
mencuatkkan namanya menjadi sosok luar biasa terutama dalam Ilmu sejarah. Teori
life cycle untuk dinasti-dinasti baik secara langsung ataupun tak langsung telah di
adopsi oleh para ilmuan dunia menjadi teori Civilization life cycle.1
e. IImu Keperjalanan
Perkembangan Ilmu keperjalanan ditandai dengan munculnya tokoh-tokoh
geografi di kalangan masyarakat intelek Islam di Spanyol diantaranya Abu Ubayid alBakri (wafat 1094 M), AI- Idrisi lahir 1100 M dan Abu al-Husain bin Ahmad (Iahir
1145 M) merupakan tokoh-tokoh diantara para tokoh geografi yang belakangan
melahirkan tokoh-tokoh adventurers, seperti Ibnu Jubair yang melakukan journey
pulang-pergi dari Granada ke Mekkah melalui Mesir, Irak, Syria dan Sicilya.
Tokoh legendaris yang belakangan muncul adalah Ibnu Batutah (1304-1377
M). Dia telah melakukan 4 kali perjalanan Haji ke Mekah yang dilanjutkan dengan
petualangannya ke berbagai negeri Muslim. Negeri-negeri di Timur seperti Srilangka
dan Bengal telah dikunjunginya bahkan sampai ke Cina. Perjalana terahirnya pada
tahun 1353 telah membawanya ke pedalaman Afrika. (Hittl, 1970:569).
f. IImu Kealaman
Perkembangan Ilmu kealaman di masyarakat intlek Islam Spanyol ditandai
dengan munculnya tokoh-tokoh dalam cabang-cabang ilmu tersebut seperti
astronomoi, matematika, ilmu tumbuhan kedokteran dan lain-lain. Dalam
perkembanganya terdapat satu ilmu sempalan dari astronomi yang kemudian dinilai
kontroversial oleh umumnya masyarakat Islam yaitu astronomi dangan tokohnya Abu
Ma'syar (al-falaki). la mengatakan bahwa posisi bintang-bintang berpengaruh
terhadap kelahiran, kematian dan apa saja yang terjadi dimuka bumi ini.
Namun demikian perkembangan ilmu astronomi "murni", yang melatar
belakangi ilmu astronomi modern, terus berkembang, sampai menjelang abad
pertengahan. Bersamaan dengan itu matematika juga memiliki tokoh-tokohnya
tersendiri. Sekalipun sering pula diantara tokoh itu, kepiawaiannya juga meliputi
ilmu-ilmu lain, seperti Al-Majriti (lahir 1007 M), Al-Zarqali (1029-1087 M), Ibnu
Aflah (lahir 1140 M), dan AI-Bitruji (lahir 1204 M). Mereka itu ahli astronomi dan
matematika sekaligus.
Dalam ilmu tumbuh-tumbuhan, apakah itu ilmu murni atau terapan dan
dengan berbagai macam penelitian, terdapat juga perkembangan yang cukup pesat.
Salah satu contoh adalah observasi yang tepat, yang telah dilakukan Ibnu Sab'in:
terhadap perbedaan kelamin antara pohon palm dan rami. Hasil penelitian itu adalah
1
Arnold J. Toynbee mengembangkan teorinya dalam buku A Study of History, (Oxford University
Press, London, 1960) yang sangat mirip sekali dengan teori Ibnu Khaldun kalau tidak ingin
dikatakan persis
9
e-USU Repository 2004 Universitas Sumatera Utara
ada tiga kelompok tumbuhan dalam hal proses reproduksinya. Adanya yang melalui
stek, persemaian benih, dan ada yang tumbuh secara spontan.(Hitti, 1970:574).
Perkembangan ilmu tumbuh-tumbuhan tersebut, berjalan seiring dengan
perkembangan ilmu farmasi dan kedokteran. Hal tersebut disebabkan, secara terapan,
ilmu tersebut berperan sebagai supplier terhadap ilmu farmasi dan kedokteran. Obatobatan yang ditentukan dan dipakai oleh para dokter, sumber penelitiannya memang
dari ilmu tumbuh-tumbuhan. Dalam perkembangan kedokteran tercatat dokter wanita
dari keluarga Ibnu Zuhr.(Arsyad, 1988: 95).
g. Para Tokoh Ilmu Pengetahuan
Di atas telah dikemukan sejumlah tokoh ilmu pengetahuan. Namun demikian,
untuk melengkapi uraian tersebut, berikut ini akan dikemukakan secara selintas
(breifley) beberapa tokoh lainnya sekaligus dengan sfesifikasl keahlian yang dimiliki
masing-masing tokoh tersebut. Agar lebih jelas penulis menampilkan dalam bentuk
tabel.
NAMA
Al-Zahrawiy
Ibnu Julul
Ibnu Al-Wafid
USIA
Hidup abad X
944-994 M
1007-1067 M
Abu Marwan
Wafat 1078 M
Abu-al-Ala
Wafat 1030 M
Abu Marwan
1092-1162 M
Ibnu Safar
Wafat 1035
KEAHLIAN
Ahli Bedah
Dokter Khalifah
Farmakolog
Dokter
Ahli Tumbuhan
Ahli Figh
Ahli Quran
Kedokteran
Ahli Hadist
Ahli Filsafat
Ahli Diagnosa
Dokter
Parasitolog
Ahli
Diagnosa
(teman Ibnu Rusd)
Ahli Matematika
Ahli Astronomi
KARYA TULIS
Al-Tasrif
Thabaqod Al-Thib
Kitab Al-Wisad
Al-Iqtida
Al-Aghdiya
Tabel Astronomi
Astrolable
Sebagai contoh akan disebutkan apa yang telah dikatakan oleh Ibnu Rusyd
dengan mengutip perkataan para filosof, bahwa kehidupan manusia di dunia dan di
akhirat bisa berarti hanya dengan mengerjakan aktifitas-akti sitas praduktif dan
mengutamakan pemikiran. Kedua hal tersebut tidak akan sempurna kecuali dengan
keutamaan-keutamaan akhlaq (nisbah untuk akhlak), yang juga baginya tidak akan
terwujud kecuali dengan ma'rifat kepada Allah Swt dan mengagungkan-Nya melalui
peribadatan ritual yang sesuai dengan syari'at (al-masyru'at) dalam agama (Millat)
seperti Taqarrub, shalat, berdo'a, memuji, dan lain sebagainya.
Di dalam kenyataannya perkembangan ilmu keagamaan dikalangan
masyarakat intelektual Islam Spanyol lebih didomonasi oleh madzhab Maliki,
meskipun pernah juga madzhab Zhahiri mewarnal masyarakat Islam Spanyol. Hal ini
disebabkan oleh dekatnya khilafah Umayyah dengan madzhab tersebut dan secara
geografis Spanyol dekat dengan wilayah Afrika Utara, dimana masyarakat sunni-nya
banyak yang bermadzhab maliki, sementara Islam masuk ke Spanyol melalui wilayah
tersebut.
j. Pengaruh Perkembangan Ilmu Pengetahuan Terhadap Dunia Barat.
Dengan kekecualian pada ilmu keagamaan, boleh dikatakan seluruh
perkembangan ilmu pengetahuan di masyarakat intelek Islam Spanyol mempengaruhi
perkembangan ilmu pengetahuan di dunia barat, terutama setelah memasuki abad
pertengahan. Pernyataan di Bias tercermin dari perkataan Chistave Le Bon ia
mengatakan bahwa perkenalan dengan peradaban Islamlah sebenarnya yang
membawa Eropa menjadi dunia beradab. Abad ke-9 dan ke-10 adalah saat pusat-pusat
Islam di Spanyol sedang berada di puncak kecemerlangannya. Pusat-pusat intelektual
di barat hanya berupa benteng-benteng yang dihuni oleh para bangsawan yang dirinya
merasa bangga atas ketidakmampuannya membaca mereka.( Ma'arif, 1994:25-26).
Tahap selanjutnya, dengan melalui tahap-tahap kecurigaan ketakutan yang
luar biasa dan secara diam-diam kecemburuan dan kekaguman terhadap Islam,
masyarakat Eropa akhirnya berhasil mentransfer metodologi ilmiah intelek
masyarakat Islam. Ironisnya masyarakat Islam justru terpuruk dalam fase Jumud: fase
kemunduran. Metode eksperimen, eksplorasi, opservasi, yang pada awalnya dipakai
setiap kajian ilmiah,berubah menjadi metode pengulangan pendapat para guru, yang
belakangan diketahui bahwa metode tersebut dipakai oleh sedikit masyarakat
terpelajar abad pertengahan di Eropa sebelum datangnya Islam.
Sekarang, masyarakat Islam masih sedang berusaha merumuskan jati diri dan
peranannya dalam percaturan dunia. Dalam pada itu, tahap-tahap yang dulu dilalui
masyarakat Eropa abad pertengahan, sekarang ini nampaknya sedang dilalui
masyarakat Islam. Sikap-sikap seperti sikap kecurigaan, ketakutan, dan kecemburuan
sehingga muncul generalisasi negatif terhadap dunia Barat, sebetulnya menunjukkan
ketidak beradaan intelektual. (Ma'arif,1994:34-35). Pada hal sebaiknya sikap-sikap
akomodatif-transformatif selektif-lah yang harus dikembangkan. Karena, apa yang
ada sekarang ini pada dunia ilmiah barat pada awalnya, dasar-dasarnya milik
masyarakat intektual Islam.
2. Kemajuan Kebudayaan
Pada pembahasan dimuka telah dijelaskan bagaimana perkembangan ilmu
pengetahuan yang luar biasa telah terjadi dikalangan masyarakat intelek Islam
Spanyol. Sebetulnya, Dari perkembangan itu sudah tercermin bagaimana budaya yang
berlaku pada masyarakat tersebut. Budaya ilmiah progresit adalah budaya yang
sehari-hari mewarnai kehidupan mereka.
12
e-USU Repository 2004 Universitas Sumatera Utara
Untuk melengkapi apa yang telah dikemukakan diatas pada bagian ini akan di
uraikan kemajuan kebudayaan (Iebih tepatnya data historis peninggalan kebudayaan)
para masyarakat Islam Spanyol. Biasanya, nilai-nilai tinggi kebudayaan suatu
masyarakat di ketahui dari kraya-karya yang secara audio-visual (atau salah satu dari
keduanya), sampai pada masyarakat berikutnya.
Hasil pekerjaan (seni dengan menggunakan) logam (metal-work) termasuk
didalamnya dekorasi dengan bahan baku emas dan perak banyak dijumpai sebagai
bukti kemajuan kebudayaan masyarakat Islam Spanyol di antaranya adalah dekorasi
interior Al-Hamra dan peninggalan Hisyam II (976-1009 M) yang masih terpelihara
pada bagian atas altar katedral di Gerona, berbentuk peti mayat kayu yang dilapisi
perak yang berkilat dan bergambar, hasil karya dua orang pengrajin Arab Badr dan
Tarif, yang keduanya merupakan anggota Istana. (Hitti, 1970:591)
Barang-barang dari keramik juga ditemukan, di samping barang logam,
dengan pusat industrinya di Valencia, yang imitasinya belakangan ini diketahui baru
ada pada abad ke-15 di Belanda. Industri keramik ini ahirnya juga sampai ke Italy.
Selain dari itu, seni dalam tekstil yang mewah juga tertuang dalam hamparan karpetkarpet Spanyol dengan Cordova sebagai pusat industri tenunannya. Dari sana produkproduk tekstil itu tersebar ke berbagai pelosok Eropa.
Dari segi arsitektur, seluruh monumen keagamaan yang bernilai seni telah
habis, kecuali hanya satu yang terbesar yaitu mesjid Agung Cordova. Fondasi mesjid
tersebut dibuat oleh Abdurrahman I dan diselesaikan oleh anaknya Hisyam I pada
tahun 793 M, yang terletak pada bekas gereja Kristen. (Hitti, 1970: 594) Hal lain yang
tidak kalah menariknya dalam masyarakat Islam Spanyol adalah seni musik. Seni
musik Islam Spanyol merupakan gabungan dari sistim Persia-Arab. Sistim tersebut di
bawa ke Spanyol pada tahun 822 oleh Ziryab, seorang siswa sekolah musik Ishag alMaushuli di Baghdad. Dia mendirikan sekolah musik di Cordova, dan selanjutnya
bermunculan sekolah-sekolah musik dengan berkiblat ke sekolah Ziryab di Cordova,
di Sevilla, Valencia dan Granada.(Shiddiqi, 1985:89-92).
Jasa-jasa seniman musik muslim sangat banyak jumlahnya. Di antarnya musik
Mensural (ukuran tempo dan nada), glossa (tangga nada), tarkib atau compound
(gesekan pada not serentak) dan Octave sehingga melahirkan harmoni, yang belum
dikenal pada waktu itu di daratan Eropa. Masyarakat barat sekarang ini juga mewarisi
alat-alat musik yang bersenar dari masyarakat Islam. Sehingga ahirnya disimpulkan
bahwa masyarakat barat berhasil menemukan revolusi musik dewasa ini, sebetulnya
merupakan kelanjutan dari revolusi musik pada masyarakat Islam.
3. Faktor-Faktor Pendukung Kemajuan
Kemajuan demi kemajuan yang dicapai oleh masyarakat intelektual muslim
pada khususnya dan masyarakat Islam di Spanyol pada umumya sudah barang tentu
tidak terwujud begitu saja tanpa faktor-faktor pendukung yang menyertainya. Tedapat
sejumlah faktor pendukung bagi terwujudnya kemajuan tersebut. Ada yang bisa
disimpulkan dari apa yang telah diuraikan diatas. Ada juga yang kelihatannya terlepas
dari uraian diatas dan diketahui secara hermeneutik, hanya implikasi dari kondisikondisi objektif yang ada pada masyarakat Islam Spanyol.
Faktor-faktor pendukung tersebut diantaranya adalah :
1) Ketika Islam datang ke Spanyol, komposisi masyarakat yang ada dinegeri itu
cukup heterogen yang terdiri dari orang Arab, orang Arab-Spanyol, orang Afrika
Utara, dan orang Yahudi. Heterogenitas masyarakat tersebut belakangan diketahui
memberikan saham intelektual dan kebudayaan yang cukup hebat yang kemudian
melahirkan kembali era kebangkitan ilmu pengetahuan dan peradaban.
13
e-USU Repository 2004 Universitas Sumatera Utara
Charlemagne di Aix la Chapella. Akan tetapi mereka dapat dikalahkan, dan Sulaiman
gugur dalam pertempuran, adapun Abdullah diampuni setelah ia menyerah.
(Mahmudunnasir, 290) Setelah itu terjadi pula pemberontakan penduduk Taledo, yang
akhirnya mereka dibantai dan mayatnya dibuang kedalam parit.
Banyak sekali pemberontakan-pemberontakan yang muncul pada zaman
khalifah-khalifah selanjutnya, yang pada akhirnya pemberontakan tersebut dapat
diatasi. Sekalipun demikian hal ini merupakan faktor yang menyebabkan lemah dan
mundurnya Dinasti Bani Umayyah di Spanyol.
2. Perubahan Struktur Politis
Di zaman Hisyam II (976-1013 MO terdapat perubahan struktur politis.
Hisyam II baru berusia 11 tahun ketika ia menduduki tahta. Karena usianya masih
sangat muda, Ibunya yang bernama Sultanah Subh, dan sekretarisnya negara yang
bernama muhammad Ibnu Abi Amir, mengambil alih tugas pemerintahan.
(Mahmudunnasir, 1991:308). Hisyam II tidak mampu mengatasi ambisi para
pembesar istana dalam merebut pengaruh dan kekuasaan.
Menjelang tahun 981 M, Muhammad Ibnu Abi Amir yang ambisius
menjadikan dirinya sebagai penguasa diktator. Dalam perjalanannya ke puncak
kekuasaan ia menyingkirkan rekan-rekan dan saingannya. Hal ini dimungkinkan
karena ia mempunyai tentara yang setia dan kuat, ia amengirimkan tentara itu dalam
berbagai ekpedisi yang berhasil menetapkan keunggulaannya atas para pangeran
Kristen di Utara. Pada tahun itu juga Muhammad Ibnu Abi Amir memakai gelar
kehormatan al-Mansur Billah. la dapat mengharumkan kembali kekuasaan Islam di
Spanyol, sekalipun ia hanya merupakan seorang penguasa bayangan. Kedudukan
Hisam II tidak ubahnya seperti boneka, hal ini menunjukkan bahwa peranan khalifah
sangat lemah dalam memimpin negara, dan ketergantungan kepada kekuatan orang
lain mencerminkan bahwa khalifah dipilih bukan atas dasar kemampuan yang
dimilikinya melainkan atas dasar warisan turun menurun. Hisam II memang bukan
orang yang cakap untuk mengatur negara, tindakannya menimbulkan kelemahan
dalam negeri. la tidak dapat membaca gejala-gejala pergerakan Kristen yang akan
mulai tumbuh dan mengancam kekuasaannya. Keadaan ini diperburuk dengan
meninggalnya al-Muzaffar pada tahun 1009 M yang dalam kurun waktu 6 tahun
masih dapat mempertahankan kekuasaan Islam di Spanyol.
AI-Muzaffar kemudian digantikan oleh Hajib al-Rahman Sancol. Karena ia
tidak berkwalitas dalam memegang jabatannya sehingga dimusuhi penduduk dan
kehilangan kesetiaan dari tentaranya. Akibatnya timbul kekacauan, karena tidak ada
orang atau kelompok yang dapat mempertahankan ketertiban di seluruh negara.
Akhirnya Hisyam II mema'zulkan diri pada tahun 1009 M, yang kemudian dipulihkan
kembali tahtanya pada tahun berikutnya.
Sejak itu sampai tahun 1013 M, ia dan 6 orang anggota Umayyah lainnya serta
tiga orang anggota keluarga setengah Barber masing-masing menjabat khalifah
sementara. Dalam masa lebih kurang 22 tahun (1009-1031) M terjadi 9 kali
pertukaran khalifah, tiga orang di antaranya dua kali maenduduki jabatan khalifah
pada priode tersebut. Pada tahun 1031 M khilafah dihapuskan oleh orang-orang
Cordova. (Hitti, 1970: 218).
3. Munculnya Raja-raja Kecil
Timbulnya Perpecahan Dinasti Umayyah di Spanyol ditandai dengan
munculnya raja-raja kecil, di antaranya Dinasti Abbadi. Dinasti Murabit, Dinasti
Mmuwahhid, dan Dinasti Bani Nasr. (Nasution, 1985, 78). Mereka saling beperang
15
e-USU Repository 2004 Universitas Sumatera Utara
dan mengadakan aliansi baik dengan penguasa Muslim atau dengan penguasa Kristen
(Aragon dan Castille) yang dulu tidak dihancurkan oleh Musa Ibnu Nusair di zaman
Bani Umayyah yang berpusat di Damaskus, kesempatan ini tidak disia-siakan oleh
orang-orang Kristen, munculnya dinasti-dinasti kecil ini, yang menurut W.
Montgomery watt, berjumlah sekitar tiga puluh negara kecil disebabkan penghapusan
khilafah.
4. Adanya Permintaan Bantuan terhadap Kekuasaan Luar.
Munculnya Dinasti Murabit dari Afrika Utara, yang datang ke Spanyol atas
permintaan al-Mu'tamin untuk membantu untuk melawan Al-fonso, Raja castille.
Dengan bantuan ini al-Mu'tamin, Amir Cordova dapat mengalahkan al-Fonso VI.
Tetapi, sayangnya dengan kemenangan ini Yusuf Ibnu Tasyifin, raja Dinasti Murabit
berhasrat hendak menguasai kekayaan Spanyol. Dua tahun kemudian Ibnu Tasyfin
datang ke Spanyol, dan dalam waktu yang singkat Ia dapat menguasai Spanyol
seluruhnya, karena perpecahan antara Arab dengan Arab dan antara Arab dengan
Berber. Dengan demikian berdirilah di Spanyol Dinasti Murabit pada tahun 1090 M1147 M. Akibat tindakan Ibnu Tasyfin tersebut timbul perpecahan antara muslim
Spanyol dan Muslim Arab. Orang-orang Arab yang merasa tertekan meminta bantuan
kepada Dinasti Muwahhidin di Moroko. Dinasti ini tidak menyia-nyiakan permintaan
bantuan orang-orang Arab, mereka datang menyerbu Spanyol dan dengan mudah
mereka dapat menguasainya. Hilanglah Dinasti Murabit dan berdirilah Dinasti
Muwahhidin di Spanyol.
5. Melemahnya Kekuatan Militer dan Ekonomi
Disintegrasi politik yang terjadi pada waktu itu menyebabkan lemahnya
kekuatan militer dan ekonomi, sedangkan faktor ekonomi sangat memegang peranan
penting dalam mempersiapkan biaya perang. Orang-orang Kristen rupanya tahu
tentang keadaan umat Islam yang sudah oyong itu. Oleh karena itu, pangeranpangeran Kristen di Utara memperkuat posisi mereka untuk memerangi kaum
Muslimin yang telah berpecah belah. Orang-orang Kristen yang semula pada abad ke10 membayar upeti kepada orang Islam, tetapi menjelang pertengahan abad ke-II
mereka dengan leluasa menuntut pembayaran upeti dari beberapa penguasa kecil
Islam.
Perbatasan kekuasaan Kristen makin meluas ke sebelah Selatan. Peristiwa
terpenting adalah tahun 1085 ketika penguasa Teledo yang lemah tidak mampu
menahan tekanan raja Castille sehingga menyerahkan kota tersebut kepadanya.
Teledo memiliki pertahanan yang kuat, karena di jaga di tiga sisinya oleh sungai
Tagus, dan tidak pernah dapat direbut kembali oleh orang-arang Islam.
6. Munculnya Kekuatan Kristen di Spanyol
Bersatunya dua kerajaan Kristen, Lean dan Castille pada tahun 1230 M, telah
meningkatkan usaha perebutan kekuasaan terhadap kekuasaan Islam di Spanyol
semakin efektif. Tahun 1236 M. Cordova dapat direbut, dan tahun 1248 M. Seville
jatuh pula ke tangan orang-orang Kristen. Pada waktu yang bersamaan tentara Castille
semakin kuat, dan satu persatu kota-kota kekuasaan Islam dapat dikuasainya. Kota
Malaga pun jatuh satu tahun kemudian. Kemudian, orang-orang Kristen
merencanakan untuk mengambil alih kosta Granada yang masih bertahan. Penaklukan
Granada ini tertunda disebabkan oleh terjadinya perselisihan antara Castille dengan
Aragon. Namun, perselisihan tersebut tidak berlangsung lama, karena hubungan
mereka membaik setelah Ferdinand II dari Arragon menikah dengan Isabella dari
16
e-USU Repository 2004 Universitas Sumatera Utara
Castille pada tahun 1469 M. Pada tahun 1490 M, Ferdinand membawa pasukan
berkuda lebih kurang 10.000 orang, dan menyerbu Granada sampai la memperoleh
kemenagan. Dengan jatuhnya Granada, maka hancurlah kekuasaan Islam di Spanyol
dan negeri itu kembali dikuasai oleh Kristen. (Hitti, 1970: 555).
Pada tahun 1499 M, Cardinal Ximenes de Cismero melarang beredarnya
buku-buku Islam dan ia membakarnya, bahkan pada tahun 1556 M, Philip II membuat
undang-undang bagi orang-orang Islam yang tinggal di Spanyol untuk meninggalkan
kepercayaan, adat istiadat, bahasa, dan pandangan hidup mereka. Hanya ada dua
pilihan bagi orang-orang Islam, masuk agama Kristen atau meninggalkan Spanyol.
Undang-Undang tersebut di pertegas oleh Philip III, banyak orang Islam yang
dibunuh atas perintah raja Philip III. Nampaknya, kekejaman yang dilakukan itu
merupakan cara untuk melenyapkan Islam sampai ke akar-akarnya.
BAB III
KESIMPULAN
Dari sejumlah uraian di atas, dapatlah ditarik kesimpulan bahwa masuknya
Islam di Spanyol berbeda dengan masuknya Islam di daerah lain. Datangnya Islam ke
Spanyol atas permintaan dari pendududk setempat dan kedatangan Islam di Spanyol
ternyata memberikan kontribusi yang tak ternilai, baik kepada dunia Islam, terlebihlebih kepada dunia Barat, dalam hal ilmu pengetahuan dan peradaban. Kontribusi
tersebut bisa terlaksana karena sikap ilmiah-konstruktif yang secara umum menyertai
para ilmuan dalam melakukan kajian-kajian ilmiahnya. Sikap toleransi yang
proporsional dalam komposisi masyarakat yang tingkat heterogenitasnya yang cukup
tinggi, ternyata telah menghasilkan efek sinergi positif yang luar biasa dalam
membangun sebuah nilai peradapan yang pluralistik.
Kemajuan yang dibawa dan diperkenalkan Islam dengan dunia barat ditandai
dengan munculnya tokoh-tokoh ilmuwan dan filosouf dari negeri tersebut. Spanyol
pulalah yang menjadi gerbang utama masuknya Islam ke dunia Barat dan kemudian
membangkitkan Barat dari dunia kegelapan dan memperkenalkan pada kemajuan.
Kekuasaan Islam di Spanyol yang telah mencapai puncak kejayaannya
kemudian mulai melemah kemudian mundur dan hancur secara perlahan akibat
berbagai faktor. Diantaranya faktor utama penyebab kehancuran tersebut adalah
akibat terjadinya disintegrasi yang menyebabkan munculnya kerajaan-kerajaan kecil
yang berusaha memerdekakan diri. Kekuasaan Islam kemudian digantikan oleh
kekuasaan Kristen dan berusaha menghapus habis seluruh pengaruh Islam dan
menghilangkan Islam dari bumi Spanyol.
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, M. Natsir, 1988, IImuan Muslim Sepanjang Sejarah, Mizan, Bandung.
Arabi, Ibnu, 1988, Misykat al-Anwar, edisi bahasa Indonesia; (Relung Cahaya) oleh
Ari Anggari, Pustaka Firdaus, Jakarta.
Brackkelman, Carl, 1970, History of Islamic Peoples. Putnames Sona, New York.
Chejne, Anwar G, 1974, Muslim Spain: Its History and Culture, Menneapolis, The
University of Minnesota Press.
17
e-USU Repository 2004 Universitas Sumatera Utara
Dozy, Reinhart, 1972, Spanish Islam, judul Asli: Historoire des Musulmans
d'Espagne, penerjemah: F.G. Stokes, Cet. Frank Class and Company Limited,
London.
Hitti, Pilip K, 1970, History of The Arabs, edisi ke-10, London Macmillan .
Imamuddin, S.M. 1981, Muslim Spain, 711-1492 AD: A Sociological Study, Leiden :
E.J. Brill.
Khan, Abd Rahman, 1980, Muslim Constribution to Science Delhi.
Khaldun, Ibnu, t.t. Muqaddimah, edisi. bahasa Indonesia penerjemah Tim Pustaka
Firdaus, cet. Ke-1, Pustaka Firdaus Jakarta.
Ma'arif, Syafi'l, 1994, Peta Bumi Intelektualisme Islam di Indonesia, cet. ke-2, Mizan,
Bandung.
Madkour, lbrahim, 1988, Fi al-falsafah al- Islamiyah manja wa Tatbiquha, terjemahan
(Filsafat Islam metode dan Penerapan oleh Yudian Wahyudi, Jakarta, Rajawali.
Mahmudunnasir, Syed, 1993, Islam Konsepsi dan Sejarahnya cet. III Remaja
Rosdakarya, Bandung.
Madjid, Nurcholis, 1995, Islam Agama Peradaban Membangun Makna dan Relevansi
Doktrin Islam dalam Sejarah Paramadina, Jakarta.
Nasution, Harun, 1978, Islam Ditinjaiu dari Berbagai Aspeknya, Jilid I, Universitas
Indonesia, Jakarta.
AI-Qadir, C.A., Philosophyand Science in the Islamic World edisi Bahasa Indonesia
(Filsafat dan Ilmu Pengetahuan dalam Islam), alih bahasa Hasan Basri, 1989,
Yayasan Obor Indonesia Jakarta.
AI-Siba'l, Musthafa. 1992, Min Raw'i Hadaratina, ed Bahasa Indonesia (Peradaban
Islam Dulu, Kini dan Esok), alih bahasa R.b. Irawan dan Fauzi Rahman, 1992,
Gema Insani Press Jakarta.
Siddiqi, Amir Hasan, 1985, Studies in Islamic History ed bahasa Indonesia, alih
bahasa M.J. Irawan, cet. ke-10, Al-Ma'a Bandung.
Sou'yb, Yoesoef, 1977, Sejarah Daulat Umayyah di Cordo Bulan Bintang, Jakarta.
Syalabi Ahmad, 1979, al- Tarikh aI-Islam wa al-Hadharat Islamy, Maktabat, alNahdhat al-Misriyyat, Cairo.
Watt, Montgomery dan Cachia, Pierre, 1992, A History Islamic Spain, Edinburgh
University Press.
William Benton Publisher, 1970, Encyclopedia Britanica, Vol:20, USA.
18
e-USU Repository 2004 Universitas Sumatera Utara