Anda di halaman 1dari 8

TUGAS IPS 8

Disusun Oleh :
Robby satya wicaksana
Abhirama Arasyid Dirgantara

Adika Hesa Prasetya


Kompetensi keahlian : Rekayasa Pernagkat Lunak

TAHUN PELAJARAN 2015/2016

DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KOTA


METRO
SMK NEGERI 3 METRO
Alamat : JL.Kemiri Kampus 15A Iring Mulyo Metro Timur, Telp/Fax
(0725) 41103
Website : smkn3-metro.sch.id E-mail : smk3metro@yahoo.com

Kelangkaan dan kebutuhan manusia yang tidak terbatas


Macam-macam alat pemuas kebutuhan manusia
Jenis dari alat pemuas kebutuhan manusia bermacam-macam, dan itu dibagi menjadi
beberapa macam yang berdasaran pada wujudnya, cara memperolehnya, tujuan penggunannya,
hubungannya dengan barang lain, dan juga proses pembuatan, berdasarkan sifat atau segi
jaminannya dan juga berdasarkan kualitasnya. Oke langsung saja kita mulai, membahas tentang
macam-macam alat pemuas kebutuhan manusia.

A. Macam-macam alat pemuas kebutuhan berdasarkan


wujudnya
1. Barang konkret
Barang konkret adalah alat pemuas kebutuhan yang dapat diraba, dilihat dan dirasakan.
Contoh, minuman, makanan, tas, lemari, komputer, buku, pakaian dan lain-lain.
2. Barang abstrak
Barang abstrak adalah alat pemuas kebutuhan yang tidak dapat diraba, dilihat, namun
dapat dirasakan. Contoh : jasa guru, jasa dokter, jasa sopir dan lain-lain.

B. Macam-macam alat pemuas kebutuhan berdasarkan cara


memperolehnya (kelangkaan)
1. Benda ekonomi
Barang atau benda ekonomi adalah alat pemuas kebutuhan yang jumlahnya terbatas,
sehingga cara memperolehnya diperlukan pengorbanan. Sebagian besar barang yang kita
butuhkan dan kita gunakan adalah merupakan barang ekonomi, misalnya saja : makanan,
komputer, sepatu, pakaian, perumahan, dan lain sebagainya.
2. Barang bebas
Barang bebas adalah alat pemuas kebutuhan yang telah disediakan oleh alam dan
jumlahnya banyak sekali. Karena jumlahnya yang banyak sekali maka untuk
memperolehnya tidak diperlukan usaha yang keras atau pengorbanan. Contoh barang
bebas adalah, udara, angin, dan sinar matahari, dll.
3. Barang ilith

Pengertian dari barang ilith adalah alat pemuas kebutuhan yang jumlahnya sangat
melimpah (berlebihan) dan juga dapat menyebabkan suatu musibah atau bencana alam.
Misalnya, air ketika terjadi banjir, api pada saat terjadi kebakaran kebakaran dan lain
sebagainya.

C. Macam-macam alat pemuas kebutuhan berdasarkan tujuan penggunaanya


1. Barang konsumsi
Barang konsumsi adalah alat yang secara langsung dapat digunakan untuk
memenuhi kebutuhan, sehingga dapat dinikmati dan dirasakan manfaatnya tanpa harus
melalui proses pengolahan. Contoh, buah-buahan, pakaian, meja kursi, motor dan mobil.
2, Barang produksi
Barang produksi adalah alat pemuas kebutuhan yang tidak secara langsung dapat
digunakan untuk memenuhi kebutuhan. Barang produksi dapat digunakan setelah melalui
proses pengolahan lebih lanjut atau setelah menghasilkan benda lain. Contoh barang
produksi seperti gandum yang akan dibuat menjadi roti, kain yang akan dibuat menjadi
pakaian dan lain sebagainya.

D. Macam-macam alat pemuas kebutuhan berdasarkan hubungannya dengan


barang lain (Fungsinya)
1. Barang pelengkap (komplementer)
Barang pelengkap adalah alat pemuas kebutuhan yang akan lebih bermanfaat dan
lebih dapat dirasakan manfaatnya apabila digunakan secara bersama-sama dengan barang
yang lain. Dengan kata lain, barang pelengkap atau komplementer ini berfungsi untuk
melengkapi barang lain dalam penggunaan. Contoh, minyak tanah akan lebih bermanfaat
bila kita gunakan bersama dengan kompor dan kopi akan lebih bermanfaat apabila
dicampur dengan gula.
2. Barang pengganti (subtitusi)
Barang pengganti adalah alat pemuas kebutuhan yang fungsinya dapat saling
menggantikan. Contoh, jika tidak ada angkot maka kita bisa naik taksi, jika tidak ada nasi
maka kita bisa memakan sagu atau jagung dan jika tidak ada susu maka kita bisa minum
teh. Hal ini berarti fungsi taksi dapat menggantikan angkot, sagu/jagung dapat
menggantikan nasi dan teh dapat menggantikan susu.

E. Macam-macam alat pemuas kebutuhan berdasarkan proses pembuatan


1. Barang mentah

Barang mentah adalah barang yang belum mengalami proses produksi, sehingga
barang ini belum siap untuk digunakan. Barang mentah merupakan bahan dasar untuk
membuat suatu barang. Contoh, hasil hutan (damar, rotan, dan kayu), hasil pertanian
(padi, jagung dan kedelai), hasil perkebunan, hasil pertambangan (batu bara, dan timah).
2. Barang setengah jadi
Barang setengah jadi merupakan barang yang sudah mengalami proses produksi
lebih lanjut, namun belum dapat digunakan karena prosesnya belum selesai. Contoh :
tekstil pada industri konveksi, kulit pada industri sepatu dan tas, tempakau pada industri
rokok dan lain sebagainya.
3. Barang jadi
Barang jadi adalah barang yang sudah melalui proses pengolahan sehingga siap
digunakan untuk memenuhi kebutuhan. Contoh, pakaian, sepatu, tas, sepeda motor,
komputer, televisi dan lain-lain.

F. Macam-macam alat pemuas kebutuhan berdasarkan sifat atau segi


jaminannya
1. Barang bergerak
Barang bergerak adalah barang yang biasanya dapat digunakan sebagai jamianan
untuk mendapatkan kredit jangka pendek. Contoh : televisi, sepeda motor, mobil dan lainlain.
2. Barang tak bergerak
Barang tak bergerak adalah barang yang biasanya dapat digunakan sebagai
jaminan untuk memperoleh kredit jangka panjang. Contoh, rumah, tanah, dan lain-lain.

G. Macam-macam alat pemuas kebutuhan berdasarkan kualitasnya


1. Barang superior
Barang superior adalah alat pemuas kebutuhan yang memiliki kualitas sangat
tinggi. Kualitas tersebut ditunjukan oleh harganya yang mahal sehingga biasanya
dikonsumsi oleh golongan orang-orang yang berpendapatan menengah ke atas. Contoh,
beras raja lele dan cianjur, pakaian-pakaian mahal, dan lukisan-lukisan mewah.
2. Barang Inferior

Barang infreior adalah alat pemuas kebutuhan yang berkualitas rendah. Biasanya
barang inferior dikonsumsi oleh masyarakat berpenghasilan rendah. bekas dan impor
Seperti barang-barang loakan yang dijual diemper-emper toko atau pakaian

Biaya Peluang atau Biaya Ekonomi (Opportunity Cost)


Biaya peluang atau biaya ekonomi adalah suatu ukuran dari biaya ekonomi yang harus
dikeluarkan dalam rangka memproduksi suatu barang atau jasa tertentu dalam kaitannya dengan alternatif
lain yang harus dikorbankan. Misalnya jika kita memilih menggunakan uang kita untuk membeli makanan,
maka kita kehilangan biaya peluang untuk membeli pakaian dari uang tadi. Singkatnya, biaya peluang
merupakan biaya yang dikorbankan untk memperoleh sesuatu yang lain.

Menghitung Biaya Peluang


Berikut ini akan diuraikan cara menghitung biaya peluang. Agar lebihjelas perhatikan contoh
berikut:
Setelah lulus SMA, Farida mendapat 2 tawaran pekerjaan. Tawaran pertama sebagai pelayan
toko di dekat rumah dengan gaji Rp400.000,- per bulan. Tawaran kedua sebagai pramusaji di sebuah
rumah makan di kotanya dengan gaji Rp900.000,- per bulan.
Dengan beberapa pertimbangan, di antaranya ingin dekat keluarga, akhirnya Farida memutuskan
bekerja sebagai pelayan toko. Keputusan Farida memilih bekerja sebagai pelayan toko telah
menghilangkan peluang untuk bekerja sebagai pramusaji yang sebenarnya bisa memberikan pendapatan
Rp900.000,- per bulan. Dengan demikian, biaya peluang yang ditanggung Farida dengan memilih bekerja
sebagai pelayan toko adalah sebesar Rp900.000,- per bulan.

Kelangkaan dan Faktor Penyebab Kelangkaan


Kelangkaan
Apakah Anda menginginkan sebuah rumah yang mewah, mobil baru, bahkan makanan yang
lezat setiap hari?. Meskipun semua keinginan tersebut telah Anda penuhi, pasti akan muncul
keinginan-keinginan yang lain.
Pada umumnya keinginan mausia adalah tidak terbatas, sedangkan sumberdaya
yangdigunakan sebagai alat pemuas keinginan tersebut terbatas adanya. Kondisi inilah yang pada
akhirnya menimbulkan masalah kelangkaan.
Banyak para ekonomi yang berpendapat bahwa permasalahan utama dalam ilmu ekonomi
adalah mengatasi kelangkaan, yaitu bagaimana manusia menggunakan sumberdaya yang terbatas
untuk memenuhi keinginannya yang tidak terbatas.
Kelangkaan akan terjadi apabila jumlah yang diinginkan melebihi jumlah yang tersedia pada
harga sebesar nol, sehingga menuntut manusia untuk melalukan pilihan. Keinginan manusia
adalah tidak terbatas. Hal inilah yang menyebabkan kebutuhan manusia menjadi beragam adanya.
Dalam hal ini ketika sebuah
keinginan tersebut menuntut adanya pemenuhan, maka ia akan menjadi sebuah kebutuhan.
Contoh, ketika kita lapar maka kita ingin makan. Dalam kasus ini, ketika keinginan makan tersebut

menuntut adanya pemenuhan maka menjadi kebutuhan untuk makan. Untuk dapat memenuhi
kebutuhan tersebut diperlukan adanya alat pemuas kebutuhan, yaitu barang dan jasa.
Barang dan jasa yang digunakan sebagai alat pemuas kebutuhan
dihasilkan dari sumber daya atau faktor produksi. Akibat keterbatasan sumberdaya maka barang
dan jasa yang tersedia juga terbatas, atau akibat sumberdaya langka maka barang dan jasa juga
langka. Barang dan jasa dikatakan langka jika jumlah yang diinginkan melebihi jumlah yang tersedia.
Kelangkaan berbeda dengan kekurangan barang dan jasa. Perhatikan ilustrasi berikut ini:
Ilustrasi 1:
Seorang guru menggunakan keilmuan yang ia miliki dan sumberdaya lain yang langka
seperti kemampuan mengajar, waktu dan tenaganya dalam mengajar untuk mendapatkan
penghasilan. Penghasilan yang diperoleh tersebut ditukarkan dengan
tempat tinggal, pakaian, makanan, dan ribuan barang dan jasa lainnya untuk memenuhi
keinginan guru tersebut.
Ilustrasi 2:
Hujan deras yang mengguyur beberapa kota di pulau jawa selama dua hari telah
menimbulkan musibah banjir dan berdampak pada lumpuhnya jalur transportasi antar kota.
Akibatnya distribusi bahan pangan, khususnya komoditas beras ke berbagai kota, khususnya
Surabaya terhenti. Situasi ini mengakibatkan jumlah persediaan beras di Kota Surabaya menipis dan
beras pun sulit dijumpai di pasar.
Ilustrasi pertama merupakan contoh kasus kelangkaan. Kasus yang dialami oleh guru tersebut
mencerminkan kelangkaan.
Sumber daya yang dimiliki oleh guru, seperti keilmuan, kemampuan mengajar, waktu dan
tenaga adalah terbatas, sedangkan keinginan yang dimiliki guru tersebut tidak
terbatas, maka munculah masalah kelangkaan.
Permasalahan kelangkaan tersebut dapat diatasi dengan membuat pilihan. Pembuatan pilihan
dalam kondisi yang serba langka mengharuskan guru tersebut kehilangan kesempatan untuk
memperoleh barang dan jasa tertentu.
Adapun ilustrasi yang kedua bukan merupakan kelangkaan
melainkan kekurangan barang dan jasa dalam hal ini kekurangan beras. Akibat terputusnya jalur
transportasi, distribusi beras ke Kota Surabaya terhambat sehingga jumlah persediaan beras pun
menipis. Dalam hal ini masyarakat di Kota Surabaya mengalami kekurangan beras bukan kelangkaan
beras.
Dengan demikian perbedaaan utama antara kelangkaan dan kekurangan terletak pada ada tidaknya
keputusan untuk membuat pilihan. Barang dan jasa langka karena sumber daya langka. Keterbatasan
sumber daya berakibat tidak semua keinginan dapat terpenuhi, maka kita harus membuat pilihan dan
setiap pilihan yang kita ambil mengandung biaya peluang, yaitu hilangnya kesempatan untuk
memperoleh barang dan jasa tertentu. Inilah yang disebut
dengan kelangkaan. Sementara dalam kasus kekurangan tidak menuntut adanya keputusan untuk
membuat pilihan. Kekurangan jumlah barang dan jasa akan berdampak pada naiknya harga barang
tersebut. Adapun implikasi perilaku atas kekurangan tersebut adalah mengurangi jumlah barang
yang dikonsumsi.

Kelangkaan adalah kondisi di mana kita tidak mempunyai cukup sumber daya untuk memuaskan
semua kebutuhan kita. Dengan singkat kata kelangkaan terjadi karena jumlah kebutuhan lebih banyak
dari jumlah barang dan jasa yang tersedia. Kelangkaan bukan berarti segalanya sulit diperoleh atau
ditemukan. Kelangkaan juga dapat diartikan alat yang digunakan untuk memuaskan kebutuhan
jumlahnya tidak seimbang dengan kebutuhan yang harus dipenuhi. Kelangkaan mengandung dua
pengertian:
1. Alat pemenuhan kebutuhan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan.
2. Untuk mendapatkan alat pemuas kebutuhan memerlukan pengorbanan yang lain.
Masalah kelangkaan selalu dihadapi merupakan masalah bagaimana seseorang dapat memenuhi
kebutuhan yang banyak dan beraneka ragam dengan alat pemuas yang terbatas. Dalam menghadapi
masalah kelangkaan, ilmu ekonomi berperan penting karena masal ekonomi yang sebenarnya adalah
bagaimana kita mampu menyeimbangkan antara keinginan yang tidak terbatas dan alat pemuas
kebutuhan yang terbatas. Apabila suatu sumber daya dapat digunakan untuk menghasilkan suatu alat
pemuas kebutuhan dalam jumlah tidak terbatas, maka sumber daya tersebut dikatakan tidak
mengalami kelangkaan

Faktor Penyebab Kelangkaan :


1.
Keterbatasan sumber daya
Alam memang menyediakan sumber daya yang cukup melimpah. Namun, tetap saja jumlahnya
terbatas, apalagi jika manusia mengolahnya secara sembarangan. Walaupun sumber daya tersebut
dapat diperbaharui atau tersedia secara bebas, tetap saja akan berkurang dan lama-kelamaan akan
habis.
2.
Perbedaan letak geografis
Sumber daya alam biasanya tersebar tidak merata disetiap daerah. Ada daerah yang sangat subur, ada
pula daerah yang kaya akan bahan tambang. Namun, ada pula daerah yang gersang dan selalu
kekurangan air. Perbedaan ini menyebabkan sumber daya menjadi langka dan terbatas, terutama bagi
daerah yang tidak mempunyai sumber daya yang melimpah.
3.
Pertambahan jumlah penduduk
Pertumbuhan jumlah penduduk selalu lebih cepat dibandingkan dengan pertumbuhan produksi barang
dan jasa. Hal ini telah diamati oleh seorang ekonom, Thomas Robert Malthus. Menurutnya, jumlah
manusia tumbuh mengikuti deret ukur (1, 2, 4, 8, 16, dan seterusnya). Sementara jumlah produksi
hanya tumbuh mengikuti deret hitung (1, 2, 3, 4, 5, dan seterusnya).
4.
Keterbatasan kemampuan produksi
Kemampuan produksi didukung oleh faktor-faktor produksi yang digunakan. Misalnya kapasitas
faktor produksi manusia terbatas karena masih bisa sakit, lelah, atau bosan. Mesin produksi juga bisa
rusak dan aus. Selain itu, keterbatasan produksi juga ditentukan karena perkembangan teknologi yang
tidak sama. Di negara maju, perkembangan teknologi berlangsung sangat cepat. Sementara itu, di
negara berkembang perkembangan kebutuhan barang dan jasa masih lebih cepat daripada
perkembangan teknologinya.
5.
Bencana alam
Bencana alam merupakan faktor perusak yang berada di luar kekuasaan dan kemampuan manusia.
Walaupun sebenarnya sebagian bencana terjadi akibat ulah manusia sendiri. Banjir, gempa bumi,
tanah longsor, kebakaran hutan, dan lain-lain telah membawa dampak kerugian yang cukup besar.

Kerusakan bangunan, tempat usaha, sumber daya alam, dan bahkan korban jiwa yang menjadi korban
bencana alam tersebut
6.
Kerusakan sumber daya alam akibat ulah manusia
Manusia harus berhati-hati menggunakan SDA yang tersedia. Jangan karena kesalahan manusia,
sumber daya yang tersedia menjadi rusak. Misalnya penebangan hutan yang tidak terencana dengan
baik mengakibatkan hutan menjadi gundul dan mengakibatkan banjir

7.
Keterbatasan manusia untuk mengolah sumber daya yang ada
Keterbatasan kemampuan manusia untuk mengolah Sumber Daya terjadi karena kekurangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, modal dan faktor-faktor yang lain

Peningkatan Kebutuhan manusia yang lebih cepat dibandingkan dengan kemampuan


penyediaan sarana kebutuhan
Inti masalah ekonomi adalah bagaimana manusia memenuhi kebutuhannya yang tidak terbatas dengan
alat atau benda yang jumlahnya terbatas
8.

Anda mungkin juga menyukai