Sejarah Dan Prespektif Ilmu Kimia Kelompok 6
Sejarah Dan Prespektif Ilmu Kimia Kelompok 6
Handari Febiana
14303241036
Anisa Novianti
14303241046
M. Dihan Ismunandar
14303244009
Hidrogen ditemukan oleh Henry Cavendish di 1766 di London, Inggris. Asal nama:
dari kata Yunani "hydro" dan "gen" yang berarti "air" dan "generator".
Robert Boyle (1627-1691; ahli kimia dan fisika dari Inggris) menerbitkan sebuah
makalah ( "percobaan baru menyentuh hubungan antara api dan udara") pada 1671 di mana
dia menggambarkan reaksi antara serbuk besi dan encer asam yang menyebabkan evolusi gas
hidrogen ( "zat mudah terbakar dari Mars").
Hidrogen telah digunakan bertahun-tahun sebelum akhirnya dinyatakan sebagai unsur
yang unik oleh Cavendish di tahun 1776.
Dinamakan hidrogen oleh Lavoisier, hidrogen adalah unsur yang terbanyak dari
semua unsur di alam semesta. Elemen-elemen yang berat pada awalnya dibentuk dari atomatom hidrogen atau dari elemen-elemen yang mulanya terbuat dari atom-atom hidrogen.
Gas hidrogen, H2, pertama kali dihasilkan secara artifisial oleh T. Von Hohenheim
(dikenal juga sebagai Paracelsus, 14931541) melalui pencampuran logam dengan asam kuat.
Dia tidak menyadari bahwa gas mudah terbakar yang dihasilkan oleh reaksi kimia ini
adalah unsur kimia yang baru. Pada tahun, Robert Boyle menemukan kembali dan
mendeskripsikan reaksi antara besi dan asam yang menghasilkan gas hidrogen. Pada tahun
1766, Henry Cavendish adalah orang yang pertama mengenali gas hidrogen sebagai zat
diskret dengan mengidentifikasikan gas tersebut dari reaksi logam-asam sebagai "udara yang
mudah terbakar". Pada tahun 1781 dia lebih lanjut menemukan bahwa gas ini menghasilkan
air ketika dibakar. Pada tahun 1783, Antoine Lavoisier memberikan unsur ini dengan nama
hidrogen ketika dia dan Laplace mengulang kembali penemuan Cavendish yang mengatakan
pembakaran hidrogen menghasilkan air.
Hidrogen pertama kali dicairkan oleh James Dewar pada tahun 1898 dengan
menggunakan penemuannya, guci hampa. Dia kemudian menghasilkan hidrogen padat
setahun kemudian. Deuterium ditemukan pada tahun 1931 Desember oleh Harold Urey,
dan tritium dibuat pada tahun 1934 oleh Ernest Rutherford, Mark Oliphant, and Paul
Harteck. Air berat, yang mengandung deuterium menggantikan hidrogen biasa, ditemukan
oleh Urey dkk. pada tahun 1932. Salah satu dari penggunaan pertama H 2 adalah untuk sinar
sorot.
Balon pertama yang diisikan dengan hidrogen diciptakan oleh Jacques Charles pada
tahun 1783. Hidrogen memberikan tenaga dorong untuk perjalanan udara yang aman dan
pada tahun 1852 Henri Giffard menciptakan kapal udara yang diangkat oleh hidrogen.
Bangsawan Jerman Ferdinand von Zeppelin mempromosikan idenya tentang kapal udara
yang diangkat dengan hidrogen dan kemudian dinamakan Zeppelin dengan penerbangan
perdana pada tahun 1900. Penerbangan yang terjadwal dimulai pada tahun 1910 dan sampai
pecahnya Perang dunia II, Zeppelin telah membawa 35.000 penumpang tanpa insiden yang
serius.
Penerbangan tanpa henti melewati samudra atlantik pertama kali dilakukan kapal
udara Britania R34 pada tahun 1919. Pelayanan penerbangan udara dipulihkan pada tahun
1920 dan penemuan cadangan helium di Amerika Serikatmemberikan peluang
ditingkatkannya keamanan penerbangan, namun pemerintah Amerika Serikat menolak
menjual gas tersebut untuk digunakan dalam penerbangan. Oleh karenanya, gas H2 digunakan
di pesawat Hindenburg, yang pada akhirnya meledak di langit New Jersey pada tanggal 6
Mei 1937. Insiden ini ditayangkan secara langsung di radio dan direkam. Banyak yang
menduga terbakarnya hidrogen yang bocor sebagai akibat insiden tersebut, namun investigasi
lebih lanjut membuktikan sebab insiden tersebut karena terbakarnya salut fabrik
oleh keelektrikan statis. Walaupun demikian, sejak itu keragu-raguan atas keamanan
penggunaan hidrogen muncul.
manuskrip yang berjudul Treatise on Air and Fire, yang kemudian ia kirimkan ke penerbitnya
pada tahun 1775. Namun, dokumen ini tidak dipublikasikan sampai dengan tahun 1777.
Pada satu eksperimen, Lavoisier menamai 'udara vital' menjadi oxygne pada tahun
1777. Nama tersebut berasal dari akar kata Yunani (oxys) (asam, secara harfiah "tajam")
dan - (-gens) (penghasil, secara harfiah penghasil keturunan). Ia menamainya demikian
karena ia percaya bahwa oksigen merupakan komponen dari semua asam.Ini tidaklah benar,
namun pada saat para kimiawan menemukan kesalahan ini, nama oxygne telah digunakan
secara luas dan sudah terlambat untuk menggantinya. Sebenarnya gas yang lebih tepat untuk
disebut sebagai "penghasil asam" adalah hidrogen.
Oxygne kemudian diserap menjadi oxygen dalam bahasa Inggris walaupun terdapat
penentangan dari ilmuwan-ilmuwan Inggris dikarenakan bahwa adalah seorang Inggris,
Priestley, yang pertama kali mengisolasi serta menuliskan keterangan mengenai gas ini.
Penyerapan ini secara sebagian didorong oleh sebuah puisi berjudul "Oxygen" yang memuji
gas ini dalam sebuah buku popular The Botanic Garden (1791) oleh Erasmus Darwin, kakek
Charles Darwin.
Sumber :
Cotton dan Wilkinson. 2007. Kimia Anorganik Dasar. Jakarta: Universitas Indonesia (UIpress).
Lukman. Kimia. Diunduh dari www.wikipedia.org dan www.einow.org
Mohsin,
dari
Rizky,
Yulianto.
Situs
Kimia
Indonesia,
chem.-is-try.org.
diunduh
http://periodic.lanl.gov/elements/1.html
Muhammad.
2012.
Unsur
dan
Senyawaan
Oksigen.
Online.
(http://muhammadrizky17.wordpress.com/2012/09/14/unsur-dan-senyawaan-oksigen/,
diakses pada 3 Oktober 2016).
Saito, Taro. 1996. Buku Teks Online Kimia Anorganik. Jakarta : Iwanami Publishing
Company.
Saito,Taro. 1996. Inorganic Chemistry,terj.Ismunandar. Diunduh dari Http://oke.or.id
Saito, Taro. 2009. Oksida Nitrogen. Online. (http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimiaanorganik-universitas/kimia-unsur-non-logam/ oksida-nitrogen/, diakses pada 3
Oktober 2016).