PENDAHULUAN
Hal ini diasumsikan bahwa beban kecil melintang ditempatkan pada balok beton
dengan tulangan tarik dan mendapat beban meningkat secara bertahap sampai balok menjadi
hancur. Sebelum hancur balok mengalami tiga tahapan. Tahapan tersebut adalah sebagai
berikut :
1. Tahap balok beton belum retak (uncracked concrete stage)
2. Tahap balok beton retak tahap tegangan elastis (concrete cracked elastic stresses
stage)
3. Tahap kekuatan ultimate (ultimate-strength stage)
2.2
Dimana :
Batasan dari tahap ini adalah dimulai dari Momen = 0, dan tahap maximum terjadinya
Momen Retak (cracking moment, Mcr),
dimana :
fr
= (modulus of rupture).
Ig
yt
(33106 )(225)
2278125000
Karena f < fr, maka penampang balok belum retak
d = 380 mm
h = 450 mm
d = 70 mm
h d
b = 300 mm
As = 3 D 29 = 1935 mm
As
d'
b
(3.3)(2278125000)
=
225
Mcr = 33412500 N-mm = 33.4 kN-m
=
bf
hf
Centroid
M
M
bf
bw
h
hf
=
=
=
=
=
=
110
kNm
110000000 Nmm
1500 mm
300
mm
800
mm
125
mm
bw
Gambar 2.3 Penampang Balok T untuk Contoh 2.2
Penyelesaian :
a) Tentukan garis netral dan Momen Inersia
Garis Netral
( 2 ) + ( )( ) ( + 2 )
+ ( )( )
= 270.1923077 mm = 270. 2 mm
Momen Inersia
2
( )
3
( )
]
=
+ ( ) +
+ ( ) [
12
2
12
2
Ig = 1500125 / 12 + 1500125(270.2 - 125/2) + 300(800-125) /12
+ 300(800 - 125)[270.2 - 125 - (800 - 125)/2]
Ig = 244140625 + 8088017751 + 7688671875 + 7488905325
Ig = 23509735577 mm
Tegangan pada serat teratas akibat Momen
fa = Mc/I
fa = (110000000 270.2) / 23509735577
fa = 1.26 MPa
fc' = 21MPa
fr = 0.62()(fc') = 0.62(1)(21)
fr = 2.8Mpa
Moment Retak
Mcr = fr Ig/c
Mcr = (2.8 23 509 735 577) / (800 - 270.2)
Mcr = 124 247 459 Nmm
L = 7300 mm
w = 8 M / L
w = (8 124 247 459) / 7300
w = 18.65 N/mm
c) Bila Balok T di balik
Mcr = fr Ig/c
Mcr = (2.8 23 509 735 577) / 270.2
Mcr = 243 631 139 Nmm
L = 7300 mm
w = 8 M / L
w = (8 243 631 139) / 7300
w = 36.57 N/mm
2.3
terekstrim lebih besar dari fr (modulus of rupture), hal ini dianggap bahwa terjadi retak pada
beton dan tegangan tarik pada beton diabaikan. Dan tegangan tarik di beton digantikan
posisinya oleh tegangan tarik pada penulangan.
Tegangan pada umumnya dianggap kurang dari 0.5 fc. Pada tahap ini, karena beton
(dalam hal ini luas beton), daerah tarik diabaikan, dan digantikan fungsinya oleh baja
tulangan, sedang material beton dan material tulangan berbeda, untuk itu luas tulangan dari
baja perlu sesuatu nilai, yang disebut modular rasio = n, agar luas bagian yang diabaikan di
gantikan dengan luas tulangan dikalian dengan nilai n.
Nilai modular rasio = n adalah sebagai berikut:
=
Contoh 2.3
Hitung tegangan akibat lentur (spt gambar berikut), menggunakan metode luas transformasi
b
x
h d
d
d-x
NA(Neutral Axis)
As
nAs
d'
fc'
n
M
b
h
d
As
=
=
=
=
=
=
=
21
9
95
300
500
430
1935
MPa
kN-m =
mm
mm
mm
mm
95106 N-mm
Penyelesaian :
mencari nilai x
(b)(x)(x/2)
(b/2)x
(b/2)x + (nAs)x - (nAs)(d)
= (nAs)(d - x)
= (nAsd) - (nAs)x
= 0
=
x=
x=
2 4
2
172.8023392 mm
-288.9023392 mm
gunakan x = 173
mm
Momen Inersia
Ig = (1/3)(bx) + (nAs)(d - x)
(1/3)(300)(173) + (91935)(430 - 173)
1668015035 mm
Bending Stresses
fc = My/Ig
95000000173/1668015035
9.85 MPa
fs = nM(d-y)/Ig
995000000(430 - 173)/1668015035
131.73 MPa
Contoh 2.4
Tentukan Ketahanan Momen (Moment Resisting) yang di ijinkan, bila
fc' =
fs =
10
140
MPa
MPa
Mc = fc I / y
101668015035/173
96,417,054 Nmm
Ms = (fs I) / (n y)
(1401668015035)/(9(430 - 173))
100,960,703 Nmm
Contoh 2.5
Hitung tegangan pada balok dari gambar menggunakan metode Luas Transformasi
n=
M=
b=
h=
d=
b1 =
h1 =
As =
8
150
450
650
580
150
150
3265
kN-m = 15106
mm
mm
mm
mm
mm
mm
N-mm
Penyelesaian
Asumsi garis netral berada dibawah lubang
(b)(x)(x/2) - (b1)(h1)(x-h1/2)
= (n As)(d - x)
(450/2) x - (150)(150)(x - 150/2) = (83265)(580 - x)
225 x - (22500)(x - 75)
= (26120)(580 - x)
225 x - 22500x + 1687500
= 15149600 - (26120)x
225 x - 22500x + 26120x
= 15149600 - 1687500
225 x + 3620 x
= 13462100
225 x + 3620 x - 13462100
= 0
a = 225
b = 3620
c = -13462100
menggunakan rumus a,b,c didapatkan
x = 237 mm > 150
Momen Inersia
2(1/3)(b1)(x)
(1/3)(b1)(x - h1)
(nAs)(d - x)
= 2(1/3)(150)(237)
= (1/3)(150)(237 - 150)
= (26120)(580 - 237)
(1/3)(b1)(x)
(1/3)(b1)(x - h1)
(nAs)(d - x)
Ig
=
=
=
=
1331205300
32925150
3072991880
4,437,122,330 mm
Menghitung Tegangan
fc =
=
=
fs =
=
=
My/I
150000000237 / 4437122330
8
MPa
nM(d-y)/I
8150000000 (580 - 237)/4437122330
93 MPa
CONTOH 2.6
bf
hf
d
As
bw
fc'
n=
M=
bf =
bw =
hf =
d=
As =
n As =
21
9
340
1500
300
125
700
3040
27360
MPa
kNm = 340000000 Nmm
mm
mm
mm
mm
mm
mm
bf
bw
hf
d
n As
Penyelesaian
Asumsikan garis netral berada di badan
(bf - bw)(hf)(x - hf/2) + (bw)(x)(x/2)
(1500 - 300)(125)(x - 125/2) + (300/2) x
(1200)(125)(x - 125/2) + (150) x
(150000)(x - 125/2) + (150) x
150 x + 150000x - 9375000
150 x + 150000x + 27360x
150 x + 177360x
x + 1182.4x
(x + 591.2)(x + 591.2)
(x + 591.2)
(x + 591.2)
(x + 591.2)
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
(nAs)(d - x)
(27360)(700 - x)
19152000 - 27360x
- 27360x + 19152000
- 27360x + 19152000
19152000 + 9375000
28527000
190180
190180 + (591.2)
539697.44
(539697.44)
734.641
x=
734.641 - 591.2
x=
143.441
x=
143
mm
x > hf = 143 > 125 asumsi benar, bila sebaliknya dihitung ulang
Icr pada Luasan Transformasi
(1/12)(bf - bw)(hf)
= (1/12)(1500 - 300)(125)
(bf - bw)(hf)(x - hf/2) = (1500 - 300)(125)(143 - 125/2)
(1/12)(bw)(x)
(bw)(x)(x/2)
(nAs)(d-x)
(1/12)(bf - bw)(hf)
(bf - bw)(hf)(x - hf/2)
(1/12)(bw)(x)
(bw)(x)(x/2)
(nAs)(d-x)
Icr
= (1/12)(300)(143)
= (300)(143)/4
= 27360(700 - 143)
=
=
=
=
=
=
195312500
972037500
73105175
219315525
8488412640
9,948,183,340
mm
tegangan tekan beton tidak lagi menjadi lurus, Tegangan tarikpun menjadi tegangan leleh
(yield). Variasi tegangan diperlihatkan pada gambar 2.6.
Untuk lebih menggambarkan tiga tahap perilaku balok yang baru saja dijelaskan,
diagram momen kelengkungan ditunjukkan pada gambar 2.7. Pada diagram ini,
didefinisikan sebagai perubahan sudut dari balok lebih panjang tertentu dan dihitung dengan
persamaan berikut di mana adalah regangan dari serat terjauh dari balok, y, dari sumbu
netral balok.
=
Tahap pertama dari diagram akibat momen yang kecil dimana lebih kecil dari Momen
retak (cracking Momen, Mcr). Pada daerah ini regangan adalah kecil, pada diagram relative
mendekati vertical dan sangat dekat dengan garis lurus. Ketika Momen di tambah dan
melebihi momen retak (Mcr), sudut kelengkungan berkurang sedikit, hal ini disebabkan balok
tidak cukup kaku dalam tahap awal sebelum beton retak. Diagram hampir sebagai garis lurus
mulai dari Mcr ke titik tulangan mulai leleh. Setelah tulangan meleleh, balok mempunyai
pertambahan kapasitas Momen yang sangat kecil, sudut kelengkungan menjadi sangat datar.
Gambar 2.7 Diagram Curvature vs Momen untuk beton bertulang dengan hanya tulangan
tarik.
0.85 fc
a = c
c
h
tegangan
tekan beton
As
C=0.85 fc a b
(d - a/2)
fy
d'
b
balok
Tegangan
tekan aktual
Tegangan
tekan asumsi
=
=
=
=
=
0
C
642600
642600/7140
90 mm
Mn
=
=
=
=
C ( d - a/2)
642600(430 - 90/2)
247401000
Nmm
247.401 kN-m
atau
T =
As fy =
a =
a =
a =
Mn
=
=
=
=
=
C
0.85 fc' a b
(As fy)/(0.85 fc' b)
(1530420)/(0.8528300)
90
mm
T(d - a/2)
(As fy)(d - a/2)
(1530420)(430 - 90/2)
247401000
Nmm
247.4
kNm
SOAL LATIHAN
d'
As'
h
As
As2
As
As1
d'
b
(a) Tulangan Tunggal
bf
hf
d
As
bw
Gambar 2.10. Balok T
d1
'd1
'