PENDAHULUAN
Di dalam penyaluran tenaga listrik melalui transmisi ke pusatpusat, bukan berarti tanpa hambatan. Banyak faktor yang ternyata
membuat energy listrik yang disalurkan banyak mengalami kerugian dan
membuat peralatan listrik tegangan tinggi yang ada menjadi rusak. Factor
tersebut antara lain adalah hubung singkat fasa-fasa, fasa-tanah, dan gejala
korona.
Korona merupakan gejala/fenomena yang sering terjadi pada saat
penyaluran tenaga listrik yang menimbulkan kerugian baik rugi daya
maupun merusak peralatan listrik. Untuk mengetahui lebih lanjut
mengenai gejala korona, pada pembahasan dalam makalah kali ini, penulis
akan menjabarkan mengenai gejala korona yang terjadi dalam jaringan
transmisi dengan judul Korona pada Jaringan Transmisi.
2.
3.
4.
mampu
memahami
dan
menjelaskan dampak
terjadinya korona
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Korona
atom atau molekul netral dengan elektron bebas, photon atau ion negatif.
Setiap sistem isolasi atau elektroda dimana korona dapat terjadi
merupakan sumber korona. Wilayah dimana korona terjadi disebut lokasi
korona (corona sites).
Dalam Gambar 3, untuk sistem isolasi sederhana diperlihatkan
beberapa lokasi korona yang sering dijumpai dalam kenyataan sehari-hari.
diantara
permukaan
bidang
konduktor
dan
material
cukup besar. Apabila tegangan searah yang diberikan, maka pada kawat
positif korona menampakkan diri dalam bentuk cahaya yang seragam pada
permukaan kawat, sedangkan pada kawat negatifnya hanya pada tempattempat tertentu saja.
Korona terjadi karena adanya ionisasi dalam udara, yaitu adanya
kehilangan elektron dari molekul udara. Oleh karena lepasnya elektron dan
ion, maka jika disekitarnya terdapat medan listrik, maka elektron-elektron
bebas ini mengalami gaya yang mempercepat geraknya, sehingga
terjadilah tabrakan dengan molekul lainnya. Akibatnya timbul elektron dan
ion yang baru. Proses ini berjalan terus-menerus bila gradien tegangan
cukup besar, peristiwa ini dinamakan dengan korona. Jika gradien udara
diantara dua kawat lebih besar dari gradien udara normal, maka akan
terjadi lompatan api, bila hanya sebagian saja udara diantara dua kawat
terionisasikan, maka korona merupakan sampul mengelilingi kawat.
Gradien tegangan seragam yang dapat menimbulkan ionisasi kumulatif di
udara normal adalah 30 kV/cm.
Korona bila bermuatan positif atau negatif. Hal ini ditentukan oleh
polaritas tegangan di elektroda yang kelengkungannya tinggi. Jika
elektroda melengkung bermuatan positif berkenaan dengan elektroda rata
terciptalah korona positif, tapi jika negatif yang tercipta adalah korona
negatif. Ketidaksamaan sifat korona positif dengan korona negatif yang
amat berbeda disebabkan oleh jauh berbedanya massa elektron dengan ion
bermuatan
positif,
dengan
hanya
elektron
memiliki
kemampuan
Dimana :
P= tekanan udara (mm Hg)
t = suhu udara (C0 )
Dimana:
= tegangan kritis disruptif fasa ke netral (kV rms)
= gradien tegangan permukaan maksimum (kV rms/cm)
= faktor keseragaman konduktor
= 1 untuk konduktor silinder solid dengan permukaan mulus
= 0.92 < < 0.94 untuk permukaan konduktor kasar
= 0.82 konduktor pilin (stranded)
b.
kW/km/phase
Dimana :
f = frekuensi ( Hz )
r = Jari-jari kawat ( cm )
D = Jarak antar kawat ( cm )
V = Tegangan kawat ke netral, kV rms
= Tegangan kritis ( critical voltage )
Pada tempat-tempat tertentu pada jaring transmisi hilang korona
dapat mencapai harga tertinggi sekali dalam keadaan hujan. Tetapi
keadaan ini tidak mungkin terjadi secara simultan pada seluruh bagian
jaringan tersebut. Untuk cuaca baik, tegangan hampir sama dengan
tegangan kritis . Oleh sebab itu jaring transmisi harus diberi tegangan
kurang dari tegangan kritis ini.
B. Gangguan Radio
Gangguan radio (Radio Interference, disingkat RI ) adalah faktor
yang membatasi pilihan penghantar untuk suatu tegangan tertentu.
Gangguan radio sebagai fungsi dari tegangan mempunyai karakteristik
yang naik secara lambat sampai tegangan sedikit kurang dari tegangan
minimum di mana hilang korona dipengaruhi oleh permukaan dan jari-jari.
TRANSMISI DAYA ARUS BOLAK BALIK
KORONA PADA JARINGAN TRANSMISI
C. Noise
Noise adalah bunyi yang kontinu baik yang merata,tak teratur serta
tidak nyaman didengar oleh rasa pendengaran manusia normal. Tingkat
Noise diukur dalam satuan dB yang sesuai dengan satuan pendengaran
manusia.Besar Noise sebanding dengan peningkatan tegangan saluran.
Noise cenderung besar ketika cuaca buruk. Pada musim hujan, tetes air
yang jatuh di permukaan konduktor menghasilkan korona yang lebih besar
sehingga terjadi noise. Beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya
noise yaitu gradien tegangan permukaan konduktor, diameter konduktor,
kondisi atmosfer.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Korona merupakan proses dimana arus mungkin diteruskan, muncul dari
sebuah elektroda berpotensial tinggi di dalam sebuah fluida yang netral, biasanya
udara, dengan mengionisasi fluida hingga menciptakan plasma di sekitar
elektroda. Ion-ion yang dihasilkan akhirnya akan melampaui muatan listrik
menuju area-area berpotensi rendah terdekat, atau bergabung kembali untuk
membentuk
molekul-molekul
gas
netral.
3.2 SARAN
Penulisan makalah ini memuat saran-saran yang ditujukan ke berbagai
pihak, antara lain:
Bagi pembaca, terutama mahasiswa diharapkan dapat menggunakan makalah ini
sebagai referensi untuk menambah pengetahuan tentang korona. Dan diharapkan
dapat memperbaiki segala kekurangan yang terdapat pada makalah ini, sehingga
makalah ini dapat terbit dengan kondisi yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
1. http://ft.uisu.ac.id/wp-content/uploads/2013/10/Perhitungan-Rugi-KoronaDan-Bising-Korona-pada-Saluran-Udara-Tegangan-Tinggi-150-KVAplikasi-di-Belawan-Sei-Rotan.pdf
2. aeniparhani.blogspot.com/2013/07/korona-listrik-umt-rifti-fauzan.html
3. http://direktorilistrik.blogspot.com/2013/11/efek-corona-pada-salurantransmisi.html
4. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/37385/4/Chapter%20II.pdf