Abstract
Along with the developments in karawitan treatment, Ladrang Pangkur Paripurna
has experienced quite significant developments in its musical treatment.
Beginning as a gending langendriyan, it subsequently developed into a variety
of interpretations of Pangkur, performed for a variety of purposes. The musical
interpretation of performances of Ladrang Pangkur Paripurna in the form of
different interpretations of instrumentation, rhythms, dynamics, tuning (laras),
mode (pathet), vocal style, and so on, have been manifested in a variety of
interpretations of Pangkur, named according to their dominant elements of
treatment, such as Pangkur Pamijn, Pangkur Jnglng, Pangkur Gobyog,
Pangkur Cngkok Kethoprak, and Pangkur Wolak-walik. A number of
interpretations of Pangkur by Ki Nartasabda, such as Pangkur Gala-Gala,
Pangkur Padhang Rmbulan, Pangkur Cluk, and Pangkur Rog-rog Asm, are
based on vocal interpretations. Due to the appearance of various
interpretations or treatments of Pangkur, Ladrang Pangkur has become
increasingly popular among the karawitan community.
Key words: Ladrang Pangkur, development, musical treatment.
Pendahuluan
Repertoar gending dalam karawitan jawa sangat banyak jumlahnya.
Salah satu dari gending tersebut adalah Ladrang Pangkur Paripurna atau lebih
sering disebut dengan Ladrang Pangkur saja. Ladrang Pangkur yang diduga
berasal dari gending Langendriyan, dewasa ini telah banyak mengalami
perkembangan garap musikal. Perubahan musikal dalam karawitan jawa
merupakan tuntutan estetik yang selalu muncul dalam masyarakat karawitan
dalam rangka memenuhi kebutuhan ekspresi musikal yang sesuai dengan
dinamika zaman dan kebutuhannya. Hal ini dapat dilihat seperti terjadinya
88
Sugimin
89
Gendhing
90
Sugimin
Pangkur Paripurna dan alur lagu tembang macapat atau nada-nada slh di
tengah dari tembang macapat tersebut. Dengan demikian nada slh akhir
pada setiap baris tembang Macapat Pangkur sama dengan nada slh akhir,
baik slh kempul (padhang) maupun slh kenong/gong (ulihan) dalam
Ladrang Pangkur. Setiap baris tembang dibentuk menjadi satu bagian (dua
gatra irama wild), baik sebagai padhang (slh kempul) maupun sebagai
ulihan (slh kenong), kecuali pada baris kelima tembang macapat yang
dibentuk menjadi dua bagian, yaitu sebagai padhang (slh kempul) dan
sebagai ulihan (slh kenong). Hal ini disebabkan mengingat tembang
Macapat Pangkur Paripurna hanya terdapat tujuh baris, sementara gending
bentuk ladrang membutuhkan delapan bagian yang diperuntukkan sebagai
padhang maupun ulihan. Oleh karena itu baris kelima tembang Macapat
Pangkur Paripurna yang tersiri dadri 12 suku kata tersebut dibentuk menjadi
dua bagian, yaitu sebagai padhang dan ulihan pada kenongan ketiga Ladrang
Pangkur. Proses penyesuaian ini juga dimaksudkan untuk memenuhi
persyaratan bentuk formal ladrang, yakni setiap satu bagia gong harus terdiri
dari empat kenongan. Transformasi dari tembang Macapat Pangkur Paripurna
ke dalam kerangka balungan gending Ladrang Pangkur bagian irama wild
adalah sebagai berikut.
1
2
2
2
Mingkar
mingkur
x.x x x x2x x x x.x x x 1
Mp. :
y
a-
y
1
y
y
ing ang - ka - ra
x.x x x x2x x x x.x x x xy
Bal. :
Mp. :
Bal. :
Mp. :
Bal. :
Mp. :
Bal. :
Mp. :
1
2
ka - ra -
2 , y y y
na
karnan
y y z1cyt ,
mardi si-wi
xnt
5
6
6
6
6
!
!
! ,
si - na-wung rs - mi - ning ki - dung
x6x x x x6x x x x.x x x .
x x x x 5
5
x x x x x6x x x xp!
6
5
2
2
si - nu - ba
si x@x x x x!x x x 5
x x x x 2
2
z x c1 y ,
x2
nu - kar - ta
x.x x x x1x x x x.x x x xny
y
1
2
2 , 2 2 2 2 2 2 xz3xc2 1
mrih kr - tar - ta
pa-kar-ti- ni-ngil-mu lu -hung
91
Gendhing
Bal. :
Mp. :
kang tum-rap
nng ta -
nah
Ja -
wa
Bal. :
Mp. :
Aa - ga -
ma
a -
g -
ming a -
Bal. :
z1x xcy t
ji
Notasi balungan Ladrang Pangkur laras slndro patht sanga bagian irama
dadi
2 1 2 y
2 1 y nt
6
p1
1
2
n1
py
gt
p1
ny
Notasi balungan Ladrang Pangkur laras slndro patht sanga bagian irama
wild
.
. nt
p!
. ny
p1
2 n1
py
. gt
Sugimin
93
Gendhing
g!
@ ! @
. . @ #
n5
@ ! p6
@ ! 5 3
n2
6 3 p5
! 6 5 6
n1
2 1 py
. 2 . 1
gt
94
Sugimin
95
Gendhing
96
Sugimin
97
Gendhing
98
Sugimin
pada nada-nada slh lagu vokal. Suara glng yang ditimbulkan dari tabuhan
ricikan balungan pada sajian Ladrang Pangkur inilah yang kemudian dikenal
dengan istilah Pangkur Jngglng.
Terdapat tiga komponen musikal yang disajikan selama Ladrang
Pangkur di-garap jngglng, yaitu: (1) Sajian lagu vokal Macapat Pangkur
Paripurna yang sudah dimodifikasi menjadi lagu rambangan (lagu palaran gaya
Yogyakarta). (2) Sajian ricikan balungan (demung, saron barung, saron
penerus, dan slentem) yang menyajikan nada-nada slh, baik pada slh
kempul maupun slh kenong yang difungsikan sebagai penguat rasa slh
lagu vokal. (3) Sajian ricikan kendhang yang memberi aba-aba dengan polapola tabuhan tertentu kepada penyaji ricikan balungan untuk membunyikan
nada slh secara bersama-sama.
Garapan Pangkur Jngglng merupakan rangkaian atau sebagai
variasi garap dari sajian Ladrang Pangkur setelah gending ini disajikan dalam
irama rangkp. Untuk beralih pada garapan Pangkur Jngglng, slh
gong pada sajian irama rangkp tersebut tidak udar (tidak kembali pada
sajian irama wild), tetapi terus dilanjutkan dengan tabuhan ricikan balungan
seperti di bawah ini.
. j.6
j5 3 2 j. 3 j56
99
Gendhing
pada setiap akhir baris lagu vokal adalah seperti di bawah ini.
. D B D .
P . jnB;
Terdapat satu baris lagu vokal yang diberi ater jngglngan dua kali,
yaitu pada baris ketiga atau menjelang slh kempul dan tepat pada slh
kempul pertama. Nada yang dibunyikan pada bagian ini adalah nada 2 (ro)
dan nada 1 (ji) dalam laras slndro patht sanga. Contoh pola kendhangan
yang digunakan sebagai atr garap jngglng pada baris ketiga tembang
macapat yang diberi ater jngglngan dua kali adalah seperti di bawah ini.
Kend.: .
Bal. :
I D .
.
I D . n.
@
. DB D
.
. P . jn B ;
p!
4. Menjelang nada slh pada akhir baris kelima lagu vokal (slh kenong
ketiga) terdapat dua kemungkinan sajian kendhangan. Apabila masih akan
di-garap jngglng, maka pola kendhangan yang digunakan adalah seperti
kendhangan pola pertama di atas. Namun apabila akan digarap rangkp,
maka ricikan kendhang menyajikan pola sekaran rangkp (seperti
nampani andhgan) sebagai tanda bahwa kenong keempat Ladrang
Pangkur akan di-garap dalam irama rangkp. Adapun pola kendhangan
tersebut adalah seperti di bawah ini.
B . I
K O O O
jIHD I B
jIHD B O
5. Gatra pertama kenongan keempat Ladrang Pangkur Paripuna yang digarap irama rangkp juga di-garap jngglng dengan atr kendhangan
seperti di bawah ini.
Kend.: . I I
Bal. :
. .
Kend.: jDBjPBP .
Bal. :
jy 12
. . II
. 5 ..
. . II
. 6 ..
. . I I
. @ . .
.
. !
2 .
6. Gatra kedua hingga gatra keempat kenong keempat di-garap irama rangkp
seperti biasa. Semua ricikan dimainkan hingga slh gong. Pada slh
gong ini bisa langsung suwuk atau udar kembali pada irama wild.
100
Sugimin
Sajian Ladrang Pangkur dengan garap jngglng dapat diselangseling dengan garap palaran. Sebagai contoh, pada kenong pertama dan
paruh pertama kenong kedua di-garap jngglng biasa. Kemudian pada paruh
kedua kenong kedua dan kenong ketiga di-garap palaran. Ketika di-garap
palaran, setiap menjelang slh gong tempo sajian semakin menamban
(semakin pelan), kemudian ricikan kendhang meyajikan pola kendhangan
atr garap jngglng yang disambut dengan tabuhan jngglng semua penyaji
ricikan balungan. Garapan semacam ini terdapat pada kaset rekaman
komersial berjudul Aneka Pangkur, produksi Kusuma Recording : K.G.D
046. Variasi garap sajian yang lain yaitu pada kenong pertama dan kedua digarap jngglng, kenong ketiga di-garap palaran, dan kenong keempat digarap ladrang irama rangkp hingga slh gong. Garapan semacam ini
terdapat pada kaset rekaman komersial berjudul Pangkur Jngglng, produksi
Fajar Recording : 937.
Garapan Pangkur Jngglng diduga berasal dari daerah Yogyakarta.
Hal ini dapat dilihat dari lagu vokal yang diambil dari lagu Rambangan Pangkur
Paripurna yang digarap Pangkur Jngglng. Selain itu garap Pangkur
Jngglng sangat populer di daerah Yogyakarta. Ketika almarhum Basiyo
(pelawak) masih hidup, ia selalu menyajikan Pangkur Jngglng pada setiap
acara uyon-uyon manasuka di RRI Yogyakarta yang diselenggarakan sekali
dalam satu minggu, yaitu pada hari Rabu malam. Penyajiannya diselingi
dengan banyolan-banyolan yang segar, sehingga menjadikan garapan Pangkur
Jngglng banyak disukai oleh para pendengarnya. Teks Macapat Pangkur
yang selalu disajikan oleh almarhum Basiya dalam garapan Pangkur
Jngglng diambil dari Srat Wdhatama, pupuh I, bait 6. Teks Macapat
Pangkur yang sekaligus dijadikan bahan lawakan tersebut adalah seperti di
bawah ini:
Urip spisan rusak
nora mulur nalar ting sluwir
kadi ta guwa kang sirung
sinrang ing maruta
gumarnggng anggrng anggung gumrunggung
pindha padhan si mudha
prandn paksa kumaki
Teks Macapat Pangkur seperti di atas rupanya tidak diikuti secara
ketat oleh Basiyo ketika teks tersebut disajikan dalam garap Pangkur
101
Gendhing
Jngglng. Terdapat dua gatra (baris) tembang macapat yang aturan guru
wilangan-nya tidak diikuti secara ketat, yaitu baris kedua dan kelima. Baris
kedua yang seharusnya nora mulur nalar ting sluwir (11 suku kata), ia
menyajikannya: nora mulur nalar pating sluwir (12 suku kata). Demikian
pula pada baris kelima yang seharusnya gumarnggng anggrng anggung
gumrunggung (12 suku kata), disajikan gumarnggng anggrng anggrung
gumrunggung (13 suku kata). Hal ini diduga terpengaruh oleh lagu uran-uran
serta sajian lagu vokal yang diselingi dengan lawakan, sehingga aturan guru
wilangan kurang mendapat perhatian.
Pada saat ini (Januari 2012) sajian Pangkur Jngglng masih dapat
dinikmati dalam acara Pangkur Jngglng Ayom Ayem di Stasiun TVRI
Yogyakarta yang ditayangkan setiap hari Senin pukul 20.30 hingga pukul 21.30.
Dalam acara tersebut, Pangkur Jngglng disajikan sebagai penutup dari
rangkaian acara lawakan dengan tema tertentu yang dilakukan oleh Ki Ngabdul
dan kawan-kawan.
3. Pangkur Cngkok Kthoprak
Ladrang Pangkur yang disajikan sebagai gending klenngan dapat
digarap dalam barbagai irama. Pada bagian A dapat disajikan dalam irama
tanggung dan irama dadi. Sementara pada bagian B dapat disajikan dalam
irama wild dan rangkp. Berbagai garap irama tersebut dapat dikombinasikan
menjadi satu sajian Ladrang Pangkur secara utuh.
Sajian gending-gending karawitan jawa, selain dapat
mengkombinasikan berbagai ragam garap irama dalam satu sajian gending,
juga dapat memilih hanya dengan menampilkan satu macam garapan irama.
Pangkur Cngkok Kthoprak adalah sajian Ladrang Pangkur yang hanya
menampilkan satu macam garapan irama, yaitu irama rangkp dengan
menggunakan pola kendhang ciblon. Dengan sajian semacam ini, maka
Pangkur Cngkok Kthoprak merupakan bagian Ladrang Pangkur yang
disajikan secara mandiri, yakni bukan merupakan rangkaian sajian Ladrang
Pangkur secara keseluruhan. Pemilihan satu macam garapan irama semacam
ini merupakan bentuk interpretasi musikal yang berpijak dari tafsir irama.
Pangkur Cngkok Kthoprak sebagai gending klenengan yang
disajikan secara mandiri dikelompokkan dalam gending-gending kasmaran,
yaitu gending skar dengan syair lagu yang berisi kisah-kisah asmara atau
percintaan. Pangkur Cngkok Kthoprak yang biasanya digunakan pada
salah satu adegan dalam pertunjukan kethoprak ini, penyajiannya dimulai
102
Sugimin
dengan buka cluk (lagu vokal yang digunakan untuk mengawali sajian
gending) yang diambil dari lagu sindhnan Ladrang Pangkur bagian irama
wild paruh pertama kenong pertama. Ketika menerima buka cluk, ricikan
kendhang sebagai pamurba irama menyajikan pola kendhangan yang
mengararah pada garapan irama rangkp. Selanjutnya, mulai paruh kedua
kenong pertama hingga slh gong di-garap dalam irama rangkp seperti
sajian gending klenngan pada umumnya dengan pola kendhangan pmatut
atau skaran kendhangan ciblon yang tidak mengarah pada pola-pola gerakan
tari dan tidak mempunyai urut-urutan yang baku. Apabila sajian Pangkur
Cngkok Kthoprak ini akan di ulang kembali, maka pada gatra pertama
kenong pertama, ricikan kendhang menyajikan pola kendhangan mandhg,
kemudian sajian dimulai dengan buka cluk lagi seperti sajian pada rambahan
pertama. Contoh lagu vokal Pangkur Cngkok Kthoprak Laras Slndro
Patht Manyura dapat dilihat seperti di bawah ini.
Bal.:
Buka celuk :
Bal.:
Vokal:
Bal.:
Vokal:
Bal.:
Vokal:
z2x.xc 1
Pindha manggih
-ya
rt -na mul
antuk jampi
u- sa- da -
ra - ra
ny
n wong a - yu
! @ # z#x.x@xc! z6x!x@x!xc6
en-da - rat
ju
- ru
3 z2x.x3x2xc1
p@
n1
tam - bang
103
Gendhing
Bal.:
Vokal:
Bal.:
Vokal:
Bal.: 6
Vokal:
sa-brang-na
ta
z#x
u-ba-ya- ning
Bal.:
Vokal:
. 3
ing
xc@
p2
n2
min - ta
####
z6x.x5x6x!xc6
-
z3x5x3x2x3xc2 2
sik
wu - yung
p1
z@x.x#x@x!x@x.x!xc6
z3x.x5c3
z2xc1
yn
ga -
gal
sun
. 1 . gy
! ! ! z!x c@ z6x.x5x3xc5
li - la tu - m- ka -
ning
z2x3x5x3xc2
z1x cy
la
lis.
104
Sugimin
j.6
Ti -
mun si -
jz3c6 6
j.6
ga - ra - n
a-
zj6c@ 6
yo
jz1c2 2
ra - n
Mbangun nu - sa -
bang sa
kan - thi
da - sar
Pan-
ca-
si - la
j.! j6! @
. j.! j6!@
Pembangunan
kabudayan
j.6 6 @ !
i-
di
ga - lak-
ku u -ga
zj6c! 3
j.2 j12 3
. j.2 j123
a ja kuwur
a-ja kuwur
j.6 6 @ !
di- mnne-ga -
jz!c@ #
ra - n
mak-mur
j.3 j13 2
- la - lo
. j. 3 j13 2 j .2
- la -lo
di
2 5 3 2
jz5c6
kan-da - ni ja
mbrng- k - lo
j. 6 j@! 6
j.@ j# @ j6 @ !
j!6
tu- ku ku-pat
j!6 j!@ #
j.@ j#@
j#% @
105
Gendhing
u - wi
j.6
da-wa
jz3c6 6
jz6c@
da - wa
sing ta -
b- ri
mbangun
zj1c2
ji wa
4. Pangkur Gobyok
Salah satu aspek sajian gending yang memungkinkan dapat ditafsir
secara terbuka adalah persoalan dinamik. Dalam konsep sajian gendinggending tradisi (klenngan), sajian gending berjalan secara mengalir, halus
tanpa gejolak, harmonis dalam irama dan lagu, serta rmpk (tabuhan rata
dalam kehalusan). Konsep ini dipahami dan dilakukan secara ketat dalam
lingkungan pengrawit kraton, yang sekaligus dijadikan tolok ukur estetiknya.
Di Surakarta konsep ini mulai sekitar tahun 1960 sudah tidak sepenuhnya
diikuti secara ketat, terutama di kalangan pengrawit muda yang beraktivitas di
luar tembok kraton (Waridi, 2000 : 16).
Ladrang Pangkur yang disajikan oleh kelompok-kelompok karawitan
di luar kraton sudah tidak lagi mengikuti aturan sajian gending secara
konvensional. Penggunaan kendhang ciblon sangat memungkinkan Ladrang
Pangkur untuk di-garap dengan menekankan unsur dinamik, baik dalam
garapan volume tabuhan, tempo sajian, maupun irama. Hal ini tampak pada
pengolahan keras-lirih, cepat-lambat, serta perubahan irama yang kadangkadang dipadukan secara kontras. Sajian Ladrang Pangkur dengan
menekankan pada garapan dinamik yang demikian sering disebut dengan
Pangkur Gobyok.
Kata gobyok oleh masyarakat Jawa sering digunakan untuk menyebut
pertautan bunyi-bunyian yang dihasilkan dari memukul berbagai benda. Bunyibunyian semacam ini digunakan sebagai tanda telah terjadi peristiwa yang
menakutkan, seperti gempa bumi, gerhana, gunung meletus, dan sebagainya.
Suara yang diahasilkan dari memukul kenthongan atau benda apa saja yang
dapat menghasilkan bunyi dengan volume yang keras dan tidak beraturan
tersebut menimbulkan suasana ram, dan atau gemuruh. Istilah Pangkur
Gobyok diduga diambil dari kesan ram yang ditimbulkan dari garapan
Ladrang Pangkur pada bagian cengkok A (bagian yang biasa disajikan dalam
irama tanggung dan dadi), yang memadukan tabuhan keras, lirih, cepat, lambat,
dan perubahan irama, yang semuanya dilakukan secara kontras. Kesan
106
Sugimin
gobyok atau rame yang dimunculkan dalam sajian Ladrang Pangkur Gobyok
antara lain terdapat pada: sajian kbar dalam irama tanggung yang disajikan
dengan volume yang keras, kemudian dikontraskan dengan sajian ricikan
kendhang yang menyajikan pola skaran mandhg nyklk, bagian irama
dadi dengan menyajikan cngkok sindhnan rujak-rujak-an yang digarap
mandhg yang memunculkan garapan ricikan balungan secara nyklk,
peralihan dari irama dadi menuju irama tanggung dengan perubahan irama
maupun volume tabuhan yang secara kontras, dan sebagainya.
5. Pangkur Wolak-walik
Srat Cnthini banyak mengkisahkan berbagai kesenian dan budaya
jawa, salah satu di antaranya adalah tentang gending-gending karawitan jawa.
Gending-gending karawitan jawa yang dimuat dalam Srat Cnthini sudah
dikelompokkan berdasarkan laras dan patht-nya. Gending yang ber-laras
slndro hanya disajikan dalam laras slndro, demikian pula yang ber-laras
plog hanya disajikan dalam laras plog. Perkembangan selanjutnya banyak
gending laras slndro disajikan dalam laras plog. Terdapat beberapa cara
dalam pemindahan laras, antara lain: ada yang utuh tanpa perubahan, merubah
sedikit susunan balungan, ada yang hanya nyrmpt-nyrmpt saja, ada yang
disajikan molak-malik, bahkan ada gending yang laras aslinya sudah tidak
diketahui (Martapangrawit, 1975 : 30)
Ladrang Pangkur adalah gending yang dapat disajikan dalam laras
slndro maupun plog dengan berbagai patht, seperti: laras slndro patht
sanga, laras slndro patht manyura, laras plog patht barang, laras plog
patht nm, dan laras plog manyura atau sering disebut dengan plog nyamat.
Selain itu terdapat sajian Ladrang Pangkur yang disebut dengan Pangkur
Wolak walik. Istilah Pangkur Wolak-walik digunakan untuk menyebut sajian
Ladrang Pangkur pada bagian B (biasa disajikan dalam irama wild dan
rangkp) yang disajikan dengan menggunakan dua perangkat gamelan laras
slndro dan plog secara bergantian dalam satu sajian gending. Sajian
semacam ini merupakan bentuk perkembangan garap musikal yang berpijak
dari tafsir laras dan patht.
Pemilihan patht dalam sajian Ladrang Pangkur yang disajikan dengan
garap wolak-walik harus mempertimbangkan larasan gamelan yang digunakan.
Hal ini dilakukan supaya pada saat pergantian dari laras slndro menjadi laras
plog atau sebaliknya tidak terasa njglk. Sebagai contoh, Ladrang Pangkur
107
Gendhing
108
Sugimin
109
Gendhing
Bal.:
Gr.:
3
2
3
1
3
2
1
ny
j.3 3 3 . 3 2 3 1j . 5 5 5 5 . ! @ 6
Pangkur wi - ra -malam-ba
ga-la ga -la
ca -krik-
Bal.:
Gr.:
!
6
3
p2
5
3
2
n1
j.6! 6 . 6 ! # @ . 6 6 3 3 2 2 1
slndro pa- tht ma-nyu- ra
mu- ga da -di sa -ra -na
Bal.:
Gr.:
3
5
3
p2
6
5
3
n2
. . 3 5 6 . 5 z!x xc6 . 3 z2x xc3 z1x xc2 2
Manunggal la- hir
trus-ing ba - tin
Bal.:
Gr.:
5
3
2
p1
3
2
1
gy
j.222 . 5 3 2 1 . 1 3 2 . . 1 y
trus ma-ju tan-pa mundur pa-tuh lan
tangguh
(S. Gatot Sasmito,tt : 153)
110
Sugimin
Bal.:
Gr.:
3
2
3
7
3
2
1
ny
. 7 5 6 3 5 6 7 # @ # @ . . 7 6
Wlha ka- pa-pa-n pndhapan
g-dh
Bal.:
Gr.:
7
6
3
p2
5
3
2
nu
. 7 6 7 . . # @ 7 @ # 6 j 7 @ # @ 7
Si-rap pa
- yo -n kncar-kncar muncar pandom
Bal.:
Gr.:
3
5
3
p2
6
5
3
n2
6 5 3 5 . . 6 2 . 2 . 2 . u 3 2
dhasarpa-dhang mbu-lan a - kh ro - wa-ng
Bal.:
Gr.:
5
3
2
pu
3
2
u
gy
. 3 6 z5x xc6 2 . u . y u 2 . u . y
Nya-wi-ji
la - hir
te-rus ba - ti - n
111
Gendhing
Irama dadi
Bal.:
Gr.:
3
2
3
u
. . . . @ 6 7 @ .. # @ 7 @ 7 7
Gandhng rntng
run tungr- rn-tng-an
Bal.:
Gr.:
3
2
u
ny
.. 7 @ 7 6 7 @ 7 # @ 7 # @ 7 6
tansah ngawa-w mring pa-ra kan-ca ro -wa-ng
Bal.:
Gr.:
7
6
3
p2
.5 7 6 5 5 7 6 . . 7 @ 7 6 7 @
yo a - yo barngma-ra
ka-na wus si -a - ga
Bal.:
Gr.:
5
3
2
nu
. @ . 6 . 7 . @ 7 @ 7 @ . . 7 7
ka - ra - wi - tan sar-ta p-ngang - go-n
Bal.:
Gr.:
3
5
3
p2
. 5 5 . 5 6 7 @. 5 2
3 6 5 3 2
ngl-la- tih a-mbk-sa mumpung wu -lan pur-na ma
Bal.:
Gr.:
6
5
3
n2
. . 3 2 . 3 . 5 3 6 5 3 6 5 3 2
a - k - ka - dhar gi- lar gi- lar a- nng la - tar
Bal.:
Gr.:
5
3
2
. . u y . . u 2 . 5 5 3 3 2
k-plok
so -rak so -lah - a-nut
112
p
u
2 u
k -prak
Sugimin
Bal.:
Gr.:
3
2
u
gy
. z3x cx 6 5 . . 3 2 5 5 7 6 5 5 7 6
si - nng - gak-an pra-nya-ta a- ma-mtpra-na
(S. Gatot Sasmito,tt : 166-167)
113
Gendhing
Sinom yang kemudian dikenal dengan Ketawang Sinom Rog-Rog Asem. Ciri
khas garapan Ketawang Sinom Rog-Rog Asem adalah setiap peralihan
cngkok (gongan) dilakukan secara nyklk, baik irama maupun volume
tabuhannya. Setelah slh gong, satu gatra yang berupa nada kembar digarap
seperti srpg dengan cara dilipatkan menjadi delapan sabtan, kemudian
mandhg secara mendadak. Sajian berikutnya diawali dengan buka cluk,
kemudian dilanjutkan dengan sajian dalam irama dadi.
Garapan rog-rog asem pada sajian Ladrang Pangkur Paripurna
agaknya terinspirasi dari garapan Ketawang Sinom Rog-Rog Asem yang
disebut di depan. Namun demikian terdapat perbedaan antara keduanya,
yaitu sajian Pangkur Rog-Rog Asem tidak terdapat garapan seperti srpg.
Hal ini disebabkan pada gatra pertama Ladrang Pangkur Paripurna tidak
terdapat nada kembar yang dapat di-garap srpg. Maka sebagai gantinya,
pada kenongan pertama di-garap irama tanggung dengan perubahan irama
secara nyklk, kemudian mandhg secara mendadak pada kenongan
pertama. Sajian selanjutnya diawali dengan buka cluk seperti halnya pada
sajian Pangkur Gobyok yang sudah disebutkan di atas. Apabila dalam
Pangkur Gobyok buka celuk menggunakan syair lagu rujak-rujakan dan
menggunakan mandheg, tetapi dalam Pangkur Rog-Rog Asem menggunakan
syair lagu khusus tanpa menggunakan mandheg.
Lagu vokal dalam garapan Pangkur Rog-Rog Asem adalah anggitan
baru dengan menggunakan syair lagu bebas bertema asmara. Lagu vokal ini
hanya disajikan dalam irama dadi yang dimulai pada kenong kedua. Sajiannya
dilakukan dengan cara slang-sling antara pesindhn dengan wiraswara.
Contoh lagu vokal Pangkur Rog-Rog Asem laras slndro patht sanga.dapat
dilihat seperti di bawah ini.
Irama dadi
Bal.:
Bal.:
t (mandheg)
Bal.:
Buka cluk:. . . . j. 2 5 6 !
A dhuh ka-kang
114
Sugimin
Bal. :
Gr.:
3
j@! @
ya gn
Bal.:
Gr.:
2
.
2
1
ny
5 5
j@! @ zj5c! 6
gn-dhuk ng-gal mr- n - ya
3
@ !
tu- lung -
2
1
j.5 6 @ !
a - na a - ku
Bal.:
Gr.:
5
3
j.5 5 .
j 5 j55
ndangr - n - ya a -
2
n1
j55 6
j 5 j32 1
ku kang ba-kal nulungi
Bal.:
Gr.:
3
2
.5 5
jz c@ .
j 5 2
a-dhuh
ka-kang
1
y
j6! 6 j5! 6
lho lha kok l-l -wa
Bal.:
Gr.:
j.2
jz3c5 j.!6
gt
gt
Keterangan:
1. Buka cluk dilakukan oleh vokal tunggal putri.
2. Lagu vokal yang dicetak tebal disajikan secara bersama oleh wiraswara.
3. Lagu vokal yang dicetak biasa disajikan secara bersama oleh swarawati.
(4). Pangkur Cluk
Judul ini diambil berdasarkan bentuk sajian Ladrang Pangkur Paripurna
yang diawali dengan buka cluk. Lagu vokal yang digunakan sebagai buka
adalah lagu vokal bagian awal (paruh pertama kenong pertama) pada garapan
irama dadi. Oleh sebab itu dalam sajian ini disajikan dalam irama dadi lebih
115
Gendhing
dahulu, baru kemudian di-garap dalam irama tanggung, terus kembali dalam
irama dadi sebagai peralihan menuju irama wild.
Terdapat satu macam garapan lagu vokal dalam sajian Pangkur Laras
Celuk, yaitu lagu vokal dalam garapan irama tanggung, sementara lagu vokal
dalam garapan irama dadi seperti lagu vocal larasmadya dengan sedikit
modifikasi. Syair lagu baik dalam irama tanggung maupun irama dadi
merupakan gubahan baru yang bertema asmara. Pada bagian irama tanngung
bercerita tentang pujian terhadap wanita yang diumpamakan sebagai berbagi
bunga, sedangkan pada bagian irama dadi bercerita tentang pujaan hatinya
yang dibayangkan seperti bidadari turun ke bumi yang dapt menyejukkan
hati. Lagu vokal dalam garapan irama tanggung dimulai pada kenong kedua
dengan menggunakan syair lagu berbentuk purwakanthi guru swara.
Purwakanthi pada rambahan atau cngkok pertama berakhir dengan bunyi
ar, kedua bunyi i, dan ketiga bunyi a. Sementara lagu vokal dalam garapan
irama dadi menggunakan cakpan macapat Pangkur. Lagu vocal dalam
irama tanggung maupun irama dadi disajikan dengan model unisono (sajian
vokal bersama antara pria dan wanita. Di bawah ini adalah contoh Ladrang
Pangkur Cluk laras plog patht nm.
Irama tanggung
Bal. :
2
Bal. :
6
Gr.:
Bal. :
Gr.:
1
116
1
5
2
2
y
p1
. . . . 2 5 6 !
2
3
1
2
y
1
nt
ny
6 ! @ . ! 5 ! 6
Um-pa-ma- n
Um-pa-ma- n
Um-pa-ma- n
! . z5x xc! 6 5 3 2
p1
n1
war - na
ci - lik
n - dah
ci - lik
m - grok
m -
ma - wh ra - sa mul-ya
kar
Sugimin
Bal. :
gan yn
da
ri -
py
a - rum
non - c
ga a -
w
bi - ngar
nglam - lam - i
rat
nan-
dhang brang- ta
Gr.:
am - b -
gt
kang
Irama dadi
Bal. :
Gr.:
2
1
. . . . 5 ! 5 2
Ra -sa -ku nya
Bal. :
Gr.:
2
1
. . . . 2 2 3 1
2
y
. . 3 1 . z2x xc1 y
-
6
5
. . . . ! ! @ 5
lir
Bal. :
Gr. :
Wi-do-da
3
2
x.x x#x x!x xc@ . 5 6 2
p -pa-ring
di -
ka
y
nt
. y 1 2 3 1 y t
tan-pa bo-sn
Bal. :
Gr.:
wang an -
ku -ma-nthil a-nng a ti
2
p1
. . 2 5 . z6x xc@ z!
-
ri tu -
mu - run
1
y
. . jz1xc2z3x xc2 z1x x j2xc1zyx
ka- tn
- tr - man
117
Gendhing
Bal. :
Gr. :
Bal. :
2
3
2
p1
x.x x.x x.x x.x x1x xtx x1x xyx x x x.x x.x x.x x.x x2x xyx x2x xc1
5
3
2
n1
Gr. :
. . . . 2 4 5 6
ri - na we-ngi
Bal. :
Gr. :
3
2
1
py
. 5 . 6 . @ . z!x x x xc@ z5x xc6 2 . . 1 y
mu - lat
Bal. :
Gr. :
5 6 ! 5 2 1 y 1
cah - ya
2
1
. . . . 2 2 3 1
ma-dha-ngi kang
kang
su
mu-nar
y
gt
. 3 . 2 . z1x xcy t
nan - dhang brang - ti
Sugimin
119
Gendhing
laras, patht, cngkok, dinamik, vokal, dan instrumen sebagai bagian yang
penting untuk mendapat sentuhan garap.
Penggunaan kendhang ciblon pada sajian Ladrang Pangkur memberi
peluang bagi penyaji kendhang untuk memilih alternatif garapan. Ladrang
Pangkur dapat disajikan dalam berbagai irama, seperti irama tanggung, dadi,
wilt, dan rangkp dengan berbagai garap seperti Pamijn, Jnglng, Gobyog,
Cngkok Kethoprak, dan sebagainya.
Perkembangan garap musikal juga terjadi dalam penggunaan laras
dan patht. Dengan adanya perkembangan garap karawitan dewasa ini, Ladrang
Pangkur dapat disajikan dalam laras slndro maupun plog dengan berbagai
patht, seperti: laras slndro patht sanga, laras slndro patht manyura,
laras plog patht barang, laras plog patht nm, dan laras plog manyura
atau dikenal dengan istilah plog nyamat. Selain itu Ladrang Pangkur dapat
disajikan wolak-walik, yaitu menggunakan perangkat gamelan slndro dan
plog dengan memadukan beberapa patht sekaligus dalam satu sajian.
Masuknya lagu vokal dengan berbagai model grongan dalam sajian
Ladrang Pangkur semakain memperkaya perbendaharaan garap di bidang
vokal. Ladrang Pangkur pada bagian irama dadi dan tanggung sekarang dapat
di-grong-i dengan berbagai ragam lagu grongan. Ladrang Pangkur garapan
Ki Nartasabdha adalah yang paling banyak menggunakan berbagai ragam
grongan.
Berbagai aneka garap Ladrang Pangkur seperti yang telah dipaparkan
di depan menunjukkan bahwa sampai tahapan ini Ladrang Pangkur telah
mengalami perkembangan garap musikal sesuai dengan dinamika yang
berkembang dalam garap karawitan. Dengan munculnya aneka garapan
tersebut, keberadaan Ladrang Pangkur semakin populer di masyarakat
karawitan.
Kepustakaan
Sumber Pustaka
Benamou, Marc. 1998. Rasa in Javanese Musical Aesthetics, A dissertation
submitted in partial fulfillment of Doctor of Philosophy. USA: UMI.
Evans, James R. 1994. Berfikir Kreatif. Jakarta: Bumi Aksara.
Martapangrawit. 1975. Pengetahuan Karawitan Jilid I dan II. Surakarta:
ASKI.
_____________. 1976. Tetembangan. Surakarta: DEMA ASKI Surakarta.
_____________. 1998. Dibuang Sayang. Surakarta: Seti-Aji.
120
Sugimin
121
Gendhing