Percobaan M-2
PENENTUAN ORDE REAKSI DAN TETAPAN LAJU REAKSI
Tujuan
Menentukan orde reaksi dan tetapan laju reaksi dengan cara titrasi dan cara
konduktometri.
II.
Teori Dasar
A. Cara Titrasi
Pada percobaan ini, reaksi berorde dua:
OH
d [ ester ]
=k 1 [ ester ]
dt
Atau sebagai,
dx
=k 1 ( ax ) ( bx )
dt
Dengan,
Jalannya reaksi diikuti dengan cara penentuan konsentrasi ion OH- pada
waktu tertentu yaitu mengambil sejumlah tertentu larutan, lalu ke dalam larutan
yang mengandung asam berlebih. Penetralan dari basa dalam campuran reaksi
oleh asam akan menghentikan reaksi. Jumlah basa yang ada dalam campuran
reaksi pada saat reaksi dihentikan dapat diketahui dengan cara titrasi sisa asam
oleh larutan standar biasa.
B. Cara Konduktometri
Pada suatu hantaran suatu larutan bergantung pada:
(a) konsentrasi ion,
(b) kemobilan ion dalam larutan.
III.
Data Pengamatan
Metode Titrasi
No
.
1.
2.
3.
4.
5.
[etil asetat]
= 0,02 M
[NaOH]
[HCl]
= 0,0218 M
= 0,0207 M
t (menit)
5
10
20
35
55
Metode Konduktometri
Lair
25 oC = 0,256 mS/cm
LNaOH 40 oC = 2,88 mS/cm
LKCl 25 oC = 12,67 mS/cm
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
t (menit)
5
10
20
35
55
L (mS/cm)
2,11
1,898
1,611
1,466
1,331
1,150
IV.
Pengolahan Data
Metode Titrasi
A. Campuran etil asetat: NaOH = 50:50
[ etil asetat ] .V a
a=
V Campuran
0,02 x 50
=0,01 M
100
b=
[ NaOH ] .V b
V Campuran
0,0218 x 50
=0,0109 M
100
untuk t = 5 menit
{(
V x =V b 20 x
{(
50 20 x
[ HCl ]
[NaOH ]
[ 0,0207 ]
[0,0218]
) }
V t x 10
) }
13,7 x 10
2,9083mL
X=
[ NaOH ] x V x
V Campuran
[ 0,0218 ] x (2,9083)
100
=0,0006 M
Untuk a = b :
X
C=
a(aX )
0,0006
0,01( 0,01(0,0006))
5,9620865
No.
t
(menit)
Vt
(mL)
Vx
(mL)
X (M)
13,7
-2,9083
-0,0006
-5,96200865
10
16,7
20
16,3
35
16,3
55
16,9
Grafik C terhadap t
200
150
C
100
50
0
0
-50
Grafik C terhadap t
Linear (Grafik C
terhadap t)
10 20 30 40 50 60
t (menit)
y=3,243 x0,706
0,02 x 60
=0,012 M
100
b=
[ NaOH ] .V b
V Campuran
0,0218 x 40
=0,00872 M
100
Untuk t = 5 menit
{(
V x =V b 20 x
{(
40 20 x
[ HCl ]
[NaOH ]
) }
V t x 10
) }
[ 0,0207 ]
16,2 x 10
[0,0218]
12,0917 mL
X=
[ NaOH ] x V x
V Campuran
[ 0,0218 ] x (12,0917)
100
=0,00264 M
Untuk a b :
b(aX )
1
C=ln
x
a(bX ) ( ab)
ln
0,00872(0,0120,00264)
1
x
0,012(0,008720,00264) (0,0120,00872)
34,12279371
No.
t
(menit)
Vt
(mL)
Vx
(mL)
16,2
10
16,9
20
16,7
35
18
30,0917 0,00656
184,26324
55
18
30,0917 0,00656
184,26324
X (M)
Grafik C terhadap t
200
150
C 100
Linear (Grafik C
terhadap t)
50
0
0
10 20 30 40 50 60
t (menit)
y=3,421 x+16,44
Metode Konduktometri
L0
= LNaOH
LC
= L campuran
Lt
= L campuran saat t
a=
[ etil asetat ] x V a
V total
0,02 x 50
100
0,01 M
Untuk t = 5 menit :
1 LoLt
1
2,882,11
x
=
x
a Lt Lc 0,01 2,111,15
80,20833
No
.
t
(menit
)
L
(mS/cm
)
1.
2,11
80,20833
2.
10
1,898
131,2834
3.
20
1,611
275,2711
4.
35
1,466
447,4684
5.
55
1,331
855,8011
1 LoLt
x
a Lt Lc
50
40
1/a x ((Lo-Lt)/(Lt-Lc)) 30
20
10
0
0
500 1000
t (menit)
Persamaan garis
yaitu K1 = 0,064 dan Nilai R > 0,9 maka reaksi tersebut berorde 2
V.
Pembahasan
Orde reaksi merupakan pangkat dari konsentrasi komponen itu dalam hukum laju.
Reaksi penyabunan etil asetat dengan ion hidroksida bukan merupakan reaksi
sederhana, namun ternyata bahwa reaksi ini merupakan reaksi orde dua. Pada
percobaan ini (penentuan orde reaksi dan tetapan laju reaksi) digunakan larutan
standar NaOH. Tujuan percobaan ini untuk menunjukkan bahwa reaksi penyabunan
etil asetat oleh ion hidroksida merupakan reaksi orde dua.
Titrasi adalah proses mengukur volume larutan yang terdapat dalam buret yang
ditambahkan ke dalam larutan lain yang diketahui volumenya sampai terjadi reaksi
sempurna. Atau dengan perkataan lain untuk mengukur volume titran yang diperlukan
untuk mencapai titik ekivalen.
Konduktometri merupakan metode analisis kimia berdasarkan daya hantar listrik
suatu larutan. Daya hantar listrik (L) suatu larutan bergantung pada jenis dan
konsentrasi ion di dalam larutan. Daya hantar listrik berhubungan dengan pergerakan
suatu ion di dalam larutan ion yang mudah bergerak mempunyai daya hantar listrik
yang besar. Daya hantar listrik (L)merupakan kebalikan dari tahanan (R), sehingga
daya hantar listrik mempunyai satuan ohm.
Bila arus listrik dialirkan dalam suatu larutan mempunyai dua elektroda, maka
daya hantar listrik (L) berbanding lurus dengan luas permukaan elektroda (A) dan
berbanding terbalik dengan jarak kedua elektroda (l).
L= l/R = k (A / l)
dimana k adalah daya hantar jenis dalam satuan ohm. Kuat lemahnya larutan
elektrolit sangat ditentukan oleh partikel-partikel bermuatan di dalam larutan
elektrolit. Larutan elektrolit akan mengalami ionisasi, dimana zat terlarutnya
terurai menjadi ion positif dan negatif, dengan adanya muatan listrik inilah
yang menyebabkan larutan memiliki daya hantar listriknya.
Proses ionisasi memegang peranan untuk menunjukkan kemapuan daya
hantarnya, semakin banyak zat yang terionisasi semakin kuat daya hantarnya.
Demikian pula sebaliknya semakin sulit terionisasi semakin lemah dayahantar
listriknya. Untuk larutan elektrolit besarnya harga 0 < < 1, untuk larutan nonelektrolit maka nilai = 0. Dengan ukuran derajat ionisasi untuk
larutan elektrolit memiliki jarak yang cukup besar, sehingga diperlukan pembatasan
larutan elektrolit dan dibuat istilah larutan elektrolit kuat dan larutan elektrolitlemah.
Untuk
elektrolit
kuat
harga =
1,
sedangkan
elektrolit
lemah
(Wahyuni, 2010).
Perlakuan dilakukan dengan berbagai variasi volume antara HCl dengan etil
asetat. Pengenceran ini dilakukan dengan tujuan untuk memvariasi konsentrasi
reaktan sehingga dapat diketahui apakah berpengaruh terhadap orde reaksi atau tidak.
Langkah selanjutnya adalah mencampurkan etil asetat dan larutan NaOH ke
dalam erlenmeyer lalu menutupnya dengan penutup karet dan mengukur suhu kedua
larutan tersebut hingga mencapai suhu yang sama. Larutan ditutup dengan penutup
karet karena bersifat inert, sehingga tidak mudah bereaksi dengan larutan dalam
erlenmeyer dan larutan bersifat higroskopis sehingga mudah mengikat air dan
bereaksi dengan CO2 di udara dan juga agar kedua larutan tersebut tidak
terkontaminasi dengan zat lain yang dapat mempengaruhi konsentrasi kedua larutan.
Selain itu juga untuk mencegah menguapnya larutan etil asetat yang sifatnya mudah
menguap. Kedua suhu disamakan suhunya karena suhu merupakan salah satu faktor
yang mempengaruhi laju reaksi. Jika suhu dinaikkan maka laju reaksi semakin besar
karena kalor yang diberikan akan menambah energi kinetik partikel pereaksi,
akibatnya jumlah dari energi tumbukan bertambah besar, begitu pun sebaliknya.
Pencampuran pada suhu yang sama agar laju reaksi yang dihasilkan tidak mengalami
perubahan besar. Kemudian dilakukan pengocokan agar campuran homogen.
Reaksi yang terjadi adalah:
CH3COOC2H5 (aq) + NaOH (aq)
CH3COONa (aq) + C2H5OH (aq)
Kemudian setelah beberapa menit, campuran tersebut ditambahkan larutan HCl.
Penambahan HCl berfungsi untuk menetralkan campuran karena campuran bersifat
basa akibat kelebihan NaOH (ion OH-). Penetralan dapat mencegah terjadinya reaksi
lebih lanjut sehingga reaksi penyabunan berhenti. Adapun persamaan reaksinya
adalah:
NaOH (aq) + HCl (aq)
VI.
Kesimpulan
Orde Reaksi penyabunan etil asetat dengan NaOH adalah orde dua.
Nilai tetapan laju reaksi
N
o
1
2
3
VII.
Metode
Nilai k
50 mL : 50 mL
40 mL : 60 mL
50 mL : 50 mL
Titrasi
Titrasi
Konduktometri
3,243
3,421
0,064
Daftar Pustaka
Daniels, et al. 1970. Experimental Physical Chemistry, 7th ed. p. 157-161
J.A. Kitchener. 1967. Findlays Practical Physical Chemistry, 8th ed. p. 86-91
J.M. Wilson, et. Al. 1968. Experimental in Physical Chemistry. 2nd ed. p. 89
LAMPIRAN
Kenyataan apakah yang membuktikan bahwa reaksi penyabunan etil asetat ini adalah
reaksi orde dua?
Reaksi penyabunan etil asetat merupakan reaksi orde dua. Hal ini dapat dilihat dari satuan
tetapan reaksinya, M-1menit-1. Tetapan laju reaksi tidak bisa ditentukan secara teoritis
tetapi harus melalui percobaan.
Turunan satuan-satuan yang digunakan dalam sistem Internasional (SI) untuk hantaran
jenis dan hantaran molar?
Hantaran jenis
: ohm-1 cm-1 ( cm-1)
Hantaran molar
: S m2 mol-1 , S cm2 mol-1
Apakah akibatnya bila titrasi dari HCl tidak dapat segera dilakukan? Seandainya titrasi ini
harus ditunda (misalnya sampai seluruh percobaan selesai), apakah yang harus
dikerjakan?
Apabila titrasi HCl tidak segera dilakukan maka temperatur campuran zat akan menurun
dan mempengaruhi hasil tetapan laju rekasinya. Sehingga temperatur campuran zat harus
dijaga tetap agar konstan pada saat titrasi. Seandainya titrasi ditunda, maka temperaturnya
harus dinaikkan dengan pemanasan ulang.
Terangkan tiga buah cara untuk menentukan orde dari suatu reaksi kimia!
- Melihat satuan dari tetapan laju reaksinya
1
3
3
- Membandingkan waktu paruh, misalnya nilai t 2 dengan t 4 dimana t 4
=3t
1
2
- Membandingkan dua buah persamaan laju reaksi yang diketahui datanya.