PROSEDUR Fix
PROSEDUR Fix
digunakan. Adonan bakso yang telah dicampur rata selanjutnya dibentuk bulatbulat kemudian dimasukan ke dalam air panas hingga bakso mengapung di
permukaan air. Bakso yang telah mengapung kemudian diangkat dan dicelupkan
ke dalam air es.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kunjungan praktikum pengolahan daging dan ikan kelompok kami yaitu
mengunjungi UKM yang berada di perumahan Caringin, Jatinangor. UKM
tersebut memproduksi berbagai jenis makanan berbahan dasar daging ayam dan
ikan seperti nugget dan bakso. Jumlah pekerja di UKM ini hanya terdiri dari
pemilik dan seorang pegawai. Bakso ikan adalah produk olahan hasil perikanan
dengan bahan baku ikan utuh atau lumatan daging ikan atau surimi, ditambah
bahan pengisi berpati atau tepung tapioka dan bumbu-bumbu, yang dibentuk
bulat-bulat dan direbus dalam air panas.
Jenis ikan yang dipakai pada pembuatan bakso ikan adalah ikan tuna.
Daging ikan yang akan digunakan dalam pembuatan bakso harus sesegar
mungkin, karena protein myofibril terutama aktin dan myosin sebagai pembentuk
tekstur bakso belum terdenaturasi. Selain itu daya ikat air pada ikan yang segar
lebih tinggi. Daging ikan yang kurang segar menyebabkan tekstur bakso yang
dihasilkan agak lembek dan warnanya tidak putih lagi. Mutu bakso ikan yang baik
adalah yang warnanya putih bersih, tekstur kompak dan kenyal, tidak rapuh atau
lembek (Wibowo, 2006). Fungsi protein dalam bakso adalah sebagai pengikat
hancuran daging dan sebagai emulsifier (Kramlich 1971). Kesegaran daging
antara lain dilihat dari warnanya yang dikarenakan adanya mioglobin. Mioglobin
dapat mengalami perubahan bentuk akibat berbagai reaksi kimia. Bila terkena
udara, pigmen mioglobin akan teroksidasi menjadi oksimioglobin yang
menghasilkan warna merah terang. Oksidasi lebih lanjut dari oksimioglobin akan
menghasilkan pigmen metmioglobin yang berwarna coklat. Timbulnya warna
coklat menandakan bahwa daging terlalu lama terkena udara bebas, sehingga
menjadi rusak (Purnomo, 1990).
dengan 4 butir putih telur. Putih telur berfungsi sebagai perekat bahan-bahan yang
dicampurkan agar menyatu seluruhnya sehingga bahan bisa homogen dengan
sempurna (Asyahari, 1992).
Bumbu-bumbu yang telah disiapkan tadi kemudian dicampurkan ke dalam
daging yang telah digiling, kemudian ditambahkan tepung kanji/tapioca sebanyak
10% dari total daging yang digunakan. Tepung tapioka berfungsi sebagai bahan
baku tambahan agar bakso yang dihasilkan bisa lebih kenyal dan padat. Bahan
pengisi yang biasa digunakan dalam pembuatan bakso adalah tepung pati,
misalnya tepung tapioka dan tepung pati aren. Bahan pengisi mempunyai
kandungan karbohidrat yang tinggi, sedangkan kandungan proteinnya rendah.
Bahan tersebut tidak dapat mengemulsikan lemak tetapi memiliki kemampuan
mengikat air. Penambahan tepung terlalu tinggi akan menutup rasa daging
sehingga rasa bakso kurang disukai konsumen. Tepung tapioka juga berfungsi
sebagai bahan pewarna putih dan memberikan warna yang khas.
Tepung yang ditambahkan dalam pembuatan bakso berperan penting pada
produk akhir. Interaksi miofibril dari daging dengan tepung gelatinisasi yaitu
molekul tepung akan mengisi ruang-ruang matrik miofibril sehingga terbentuk
struktur gel-gel miofobril yang kokoh (Purnomo, 1996). Menurut Triatmojo
(1995), pati gelatinisasi dapat menggantikan elastisitas dari protein otot yang
kehilangan elastisitasnya akibat degradasi pada proses rigor mortis. Tepung lain
yang memiliki kualitas yang hampir sama dengan tapioka adalah tepung jagung
dan tepung sagu, tetapi kedua tepung tersebut menghasilkan tekstur bakso yang
kurang disukai konsumen dibanding tekstur bakso dengan campuran tepung
tapioka (Triatmojo, 1995).
Tepung tapioka berfungsi sebagai bahan pengisi, kaya akan karbohidrat
sedangkan kandungan proteinnya rendah. Pati tidak mengemulsikan lemak tetapi
memiliki kemampuan dalam mengikat air. Tepung tapioka disamping murah,
mudah didapat, suhu gelatinisasinya rendah sehingga menghemat energi dalam
pemanasan, juga tidak berasa sehingga tidak mencemari rasa dari produk yang
dibuat (Asyahari, 1992).