DI RUANG BOUGENVILLE
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TIDAR MAGELANG
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK :
010113A001
010113A031
3. FANTI FADLIYAH
010113A034
010113A058
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Kemajuan teknologi dan tingginya kesadaran masyarakat untuk mendapat
pelayanan kesehatan yang lebih baik memacu dunia keperawatan untuk terus
meningkatkan keprofesionalan melalui peningkatan kualitas asuhan keperawatan.
Upaya yang telah dilakukan oleh lahan pelayanan keperawatan maupun pendidikan
untuk mencapai hal tersebut antara lain melalui pendidikan berkelanjutan, pembentukan
komite keperawatan, upaya lainnya adalah pengembangan Model Praktik Keperawatan
Profesional, dimana dengan penerapan metode tersebut akan mampu memberikan
kesempatan kepada dunia keperawatan untuk me-manage pelayanan keperawatan
dengan berfokus pada masalah keperawatan yang ada. Pencapaian sebuah metode yang
diterapkan tidak lain adalah menggunakan analisis manajemen keperawatan.
Manajemen keperawatan disini adalah sebagai suatu sistem yang menggambarkan
serangkaian kejadian yang saling berhubungan, meliputi informasi, masukan tenaga,
dari sejumlah input dan proses dengan tujuan mengoreksi kegagalan sistem
(Gilles,2008).
Menejemen Keperawatan di masa depan perlu mendapatkan prioritas utama
dalam pengembangan keperawatan. Hal ini berkaitan dengan tuntunan profesi dan
global bahwa setiap perkembangan dan perubahan memerlukan pengelolaan secara
profesional dengan memperhatikan setiap perubahan yang terjadi. Manajemen
Keperawatan harus diaplikasikan dalam tatanan pelayanan keperawatan yang nyata
yaitu di Rumah Sakit dan komunitas sehingga perawat perlu memahami konsep dan
aplikasinya dari manajemen keperawatan yang berupa perencanaan strategi melalui
pengumpulan data, analisa SWOT dan penyusunan langkah-langkah perencanaan,
pelaksanaan model praktik keperawatan profesional serta melakukan pengawasan serta
pengendalian (Nursalam, 2011).
Kepuasan pasien tergantung pada kualitas pelayanan. Pelayanan adalah semua
upaya yang dilakukan karyawan untuk memenuhi keinginan pelanggannya dengan jasa
yang akan diberikan. Suatu pelayanan dikatakan baik oleh pasien, ditentukan oleh
kenyataan apakah jasa yang diberikan bisa memenuhi kebutuhan pasien, dengan
5 prinsip
perencanaan
penyelesaian
masalah
sehingga
di
harapkan
dapat
Mahasiswa
a. Mahasiswa dapat memperoleh pengalaman dan menerapkan
ketrampilan manajemen keperawatan secara langsung pada tatanan
unit pelayanan.
b. Dapat memberikan kontribusi secara nyata pembentukan karakter dan
kepribdian.
c. Mahasiswa mampu mengeola masalah yang terjadi di ruangan.
3.
Perawat
Memberi masukan dalam menjalankan profesionalisme di lahan klinik guna
meningkatkan mutu pelayanan antara lain :
a. Tercapainya tingkat kepuasan kerja yang optimal
b. Terbinanya hubungan baik antar perawat, perawat dengan tim kesehatan
lain, dan perawat dengan pasien dan keluarga.
c. Tercapainya kepuasan pasien yang optimal
d. Tercapainya pengalaman dalam pengelolaan pelayanan keperawatan
sehingga dapat memodifikasi metode penugasan yang dilaksanakan.
e. Tumbuh dan terbinanya akuntabilitas dan disisplin dari perawat.
BAB I I
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian Manajemen
Manajemen merupakan suatu pendekatan yang dinamis dan proaktif dalam
menjalankan suatu kegiatan di organisasi yang mencakup kegiatan koordinasi dan
supervise terhadap staf, sarana dan prasarana dalam mencapai tujuan organisasi (Nursalam
2002).
Manajemen secara umum diartikan sebagai suatu ilmu atau seni tentang bagaimana
menggunakan Sumber Daya secara efisien, efektif, dan rasional untuk mencapai tujuan
organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya (Muninjaya, A. A. Gde, 2010).
Manajemen keperawatan adalah proses pelaksanaan keperawatan melalui upaya
staf keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan, pengobatan serta rasa aman
nyaman baik kepada pasien, keluarga pasien, maupun masyarakat (Asmadi, 2008).
Manajemen keperawatan adalah cara untuk mengelola sekelompok perawat dengan
menggunakan fungsi-fungsi manajemen untuk dapat memberikan pelayanan dan asuhan
keperawatan kepada klien secara professional (Gillies, dalam Nursalam 2002).
Pengetahuan manajemen merupakan pengetahuan yang universal, demikian juga
pengetahuan manajemen yang ada di dalam ilmu keperawatan.Pengetahuan manajemen
keperawatan menggunakan konsep-konsep yang berlaku terhadap semua situasi
manajemen keperawatan.Teori manajemen keperawatan berkembang dari teori
manajemen umum yang memprioritaskan penggunaan sumber daya manusia dan materi
secara efektif. Sejalan dengan prinsip manajemen secara umum, manajemen dalam
keperawatan juga terdiri atas input, proses dan output.
Input dari manajemen keperawatan terdiri atas tenaga keperawatan, bahan-bahan,
peralatan, bangunan fisik, klien, pengetahuan, dan keterampilan yang akan mengalami
suatu proses transformasi melalui manajemen asuhan keperawatan oleh tenaga
keperawatan sehingga dihasilkan suatu resolusi masalah keperawatan klien.
Prinsip-prinsip manajemen ini diterapkan oleh perawat klinis, perawat kepala,
pengawas, direktur dan tingkat eksekutif di bidang keperawatan. Tapi pada dasarnya,
prinsip manajemen yang diterapkan adalah sama. Lima elemen besar dari teori
manajemen seperti perencanaan, pengorganisasian, ketenagaan, pengarahan dan
pengendalian. Seluruh aktivitas manajemen serta sumber daya yang ada bergerak secara
simultan untuk mencapai output yang diinginkan. Adapun output yang diinginkan dalam
proses manajemen keperawatan adalah resolusi masalah keperawatan sehingga dapat
memberikan pelayanan keperawatan yang efektif kepada klien, keluarga, dan
masyarakat. Aktifitas ini dilakukan secara mandiri dan saling ketergantungan.
2. Fungsi Fungsi Manajemen
Dalam keperawatan, manajemen berhubungan dengan perencanaan (planning),
pengorganisasian (organizing), pengaturan staf (staffing), kepemimpinan (leading),
pengendalian (controling) aktifitas-aktifitas keperawatan (Swanburg, 2000). Pada
dasarnya manajemen keperawatan adalah proses dimana seorang perawat menjalankan
Unsur tujuan.
b.
c.
Unsur kebijakan.
d.
Unsur program.
e.
Unsur prosedur.
b.
c.
Sebagai
alat
pimpinan
bagaimana
pemimpin
a.
b.
c.
d.
e.
Penugasan personil yang cakap, yaitu memilih dan menempatkan staf yang
dipandang mampu melaksanakan tugas.
f.
Mendelegasikan wewenang.
Wewenang adalah kekuasaan atau hak untuk memerintah atau meminta orang lain
berbuat sesuatu yang sesuai dengan fungsi dan kedudukan dalam organisasi
BAB I I I
ANALISA SITUASI
1. Perencanaan
1) Visi dan Misi Organisasi
a. Visi dan Misi RSUD Tidar
1) Visi
Terwujudnya Rumah Sakit yang unggul, professional, beretika dan
berkeadilan.
2) Misi
1. Memberikan pelayanan kesehatan rujukan secara professional, bermutu,
terjangkau, dan adil kepada segala lapisan masyarakat.
2. Mengembangkan dan meningkatkan kompetensi sumber daya manusia
Rumah Sakit.
3. Meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana pelayanan
secara memadai dan berkesinambungan.
4. Menyelenggarakan pengelolaan Rumah Sakit secara akuntabel
5. Menciptakan lingkungan kerja yang sehat, suasana kerja yang nyaman dan
harmonis
6. Melaksanakan pendidikan dan penelitian di bidang kesehatan
3) Motto
Mitra Menuju Sehat
b. Visi dan Misi Keperawatan
1) Visi
Terwujudnya pelayanan keperawatan yang unggul, professional, beretika, dan
berkeadilan
2) Misi
1. Memberikan
pelayanan
keperawatan
secara
professional,
masyarakat akan pelayanan kesehatan, maka sarana dan prasarana gedung, sumber
daya manusia dan fasilitas peralatan kedokteran untuk menunjang operasional rumah
sakit terus diupayakan ditambah agar dapat memenuhi standar pelayanan yang
dipersyaratkan. Dari sisi mutu pelayanan RSUD Tidar Kota Magelang telah lulus
akreditasi 16 pelayanan tingkat lengkap sejak tanggal 6 Maret 2012.
3) Kebijakan Dan Prosedur Organisasi
a. Kebijakan dan Prosedur Rumah Sakit
Pada saat wawancara, karu mengatakan kalau kebijakan rumah sakit itu
mengacu pada pemerintah daerah, kemudian pada pemerintah daerah ke rumah
sakit menjadi sebuah kebijakan rumah sakit dan nantinya akan di turunkan ke
bidang keperawatan dan menjadi kebijakan keperawatan kemudian dari kebijakan
keperawatan akan diturunkan ke ruangan.
b. Kebijakan dan Prosedur Terkait Dengan Keperawatan
Karu mengatakan kebijakan dan prosedur rumah sakit sangat berkaitan erat
dengan keperawatan.
4) Peraturan Organisasi
a. Peraturan Rumah Sakit
Karu mengatakan Pada peraturan rumah sakit misalnya pada pegawaian mengacu
pada Undang-undang kepegawaian kemudian peraturan rumah sakit mengacu
pada undang-undang rumah sakit.
b. Peraturan Yang Terkait Dengan Keperawatan
Untuk peraturan yag terkait dengan keperawatan disesuaikan dengan peraturan di
Rumah Sakit.
5) Perencanaan Strategi Organisasi
a. Rencana strategi rumah sakit (jangka panjang)
Karu mengatakan perencanan yang dibuat jangka panjang yaitu tahunan
b. Rencana operasional
1) Rencana jangka pendek (tahunan, bulanan, mingguan, harian)
Karu mengatakan mempunyai perencanaan bulanan pada ruang
bougenvil misalnya mengadakan rapat bulanan yang biasanya diselenggarakan
pada hari sabtu. Kemudian perencanna tentang alat-alat kesehatan misalnya
dalam ruangan memerlukan alat yang kurang. Kemudian pembuatan jadwal
untuk perawat.
2) Manajemen waktu bekerja
Untuk rapat bulanan dilaksanakan pada jam 9 hari sabtu setelah selesai
tindakan ke pasien.
3) Perencanaan keuangan
2. Fungsi Pengorganisasian
A. Struktur Organisasi
asuhan
keperawatan kepada pasien, Pelatihan ini dibuat sesuai kebutuhan dan jenjang
karier dan kinerja staff yang lebih profesional, hal ini juga sudah termasuk dalam
punishement yaitu teguran secara lisan, melalui surat, dan di laporkan ke instansi
keperawatan.Adapun uraian tugas masing-masing adalah sebagai berikut:
A. Kepala ruangan
1) Uraian Tugas kepala ruang:
1. Perencanaan:
a. Menunjuk ketua tim yang bertugas di kamar masing-masing.
b. Mengikuti serah terima pasien dari shift sebelumnya.
c. Mengidentifikasi tingkat ketergantungan pasien.
d. Mengidentifikasi jumlah perawat yang dibutuhkan berdasarkan
e.
f.
g.
h.
3. Pengarahan:
a. Memberi pengarahan tentang penugasan kepada ketua tim.
b. Memberikan pengarahan kepada ketua tim tentang pelaksanaan
asuhan keperawatan dan fungsi-fungsi manajemen.
c. Menginformasikan hal-hal yang dianggap penting dan berhubungan
dengan asuhan keperawatan pasien.
d. Memberikan motivasi dalam meningkatkan pengetahuan,
keterampilan dan sikap.
e. Melalui supervisi:
Supervisi langsung terhadap pelaksanaan asuhan keperawatan
melalui pengamatan sendiri atau laporan langsung secara lisan
tugasnya.
Memberi pujian kepada bawahan yang melaksanakan tugas
dengan baik.
f. Memberi teguran kepada bawahan yang membuat kesalahan.
g. Melibatkan bawahan sejak awal hingga akhir kegiatan.
h. Melakukan pelaporan dan pendokumentasian.
4. Pengawasan:
a. Melalui komunikasi: mengawasi dan berkomunikasi langsung
dengan ketua tim maupun anggota tim/ pelaksana mengenai asuhan
B. Ketua Tim
Uraian tugas :
1. Perencanaan:
a. Mengikuti serah terima pasien dari shift sebelumnya bersama kepala
ruangan.
b. Bersama kepala ruangan melakukan pembagian tugas untuk anggota
c.
d.
e.
f.
g.
h.
tim/pelaksana.
Menyusun rencana asuhan keperawatan.
Menyiapkan keperluan untuk pelaksanaan asuhan keperawatan.
Memberi pertolongan segera pada pasien dengan masalah kedaruratan.
Melakukan ronde keperawatan bersama kepala ruangan.
Mengorientasikan pasien baru.
Melakukan pelaporan dan pendokumentasian
j.
k.
l.
m.
n.
o.
p.
q.
keindahan ruangan.
Memberi penyuluhan kesehatan kepada klien sehubungan dengan penyakitnya
Melaporkan segala sesuatu mengenai keadaan klien baik lisan maupun tertulis.
Membuat laporan harian.
Mengikuti timbang terima.
Mengikuti kegiatan ronde keperawatan.
Melaksanakan rencana keperawatan yang dibuat oleh perawat primer.
Berkoordinasi dengan perawat associate yang lain dan perawat primer.
Melakukan evaluasi formatif.
Klasifikasi Tingkat
Jumlah
Status
1 PNS
Pendidikan
1.
Ners
2.
D III keperawatan
11
3.
SPK
3. Fungsi Pengarahan
a. Motivasi Kepada Perawat
Dari hasil wawancara dengan kepala ruang, telah dilakuakan didapatkan informasi
bahwa peningkatan motivasi sebenarnya sudah dilakukan oleh rumah sakit dan
juga kepala ruang, baik secara langsung maupun tidak langsung. Motivasi yang
dilakukan kepala ruang misalnya yaitu dengan meberikan dorongan kepada staf
untuk mengikuti pelatihan-pelatihan yang diselenggarakan oleh rumah sakit,
sedangkan oleh rumah sakit pemberian motivasi yaitu Misalnya dengan memberi
reward berupa pelatihan-pelatihan bagi perawat untuk meningkatkan kinerja
perawat yang professional serta dengan adanya pemberian izin untuk kembali
melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih
d. Model Komunikasi
Menurut karu yangtelah di wawancarai didapatkan informasi bahwa model
komunikasi yang digunakan adalah model komunikasi terbuka dengan cara antar
pimpinan dan pelaksanaan menjalin keakraban, keterbukaan, dan di lakukan
dengan cara sedikit humor agar tidak merasa bosan.Kepala ruang selalu
mengkomunikasikan informasi-informasi terbaru mengenai peningkatan mutu
perawat serta pelayanan rumah sakit.
Observasi : perawat menjalani keakraban dan keterbukaan dengan mendiskusikan
apa yang dikeluhkan dan bersama-sama saling mencari solusi apa yang
dikeluhkan.
e. Supervisi
Menurut karu didapatkan informasi bahwa supervisi dilakukan secara berkala
pada
supervise mengalami Kendala yaitu pengetahuan SOP dan SAK perawat yang
masih kurang.Serta SOP masih dalam tahap revisi.
Masalah : kurangnya pengetahuan perawat dalam mempelajari dan menerapkan
SOP dan SAK.
f. Pendelegasian
Menurut karu didapatkan informasi bahwa jika karu tidak bisa hadir karena
ada acara dari pihak atasan rumah sakit, maka tugasnya akan didelegasikan
kepada ketua tim untuk menggantikannya. Dalam proses pendelegasian bisa
secara lisan pada saat di ruangan atau melalui telefon. Setelah mendapatkan
persetujuan, maka ketua tim akan bertanggung jawab atas ruangan sepenuhnya.
Observasi : jika perawat yang tidak hadir harus mendelegasikan kepada perawat
yang lain dan setara supaya ada yang mengganti dan tidak perbedaan tingkat
dalam pendelegasian.
g. Uraian Tugas
Menurut karu didapatkan informasi bahwa tugas kepala ruang,katim dan perawat
pelaksana sebagai berikut :
menerapkan
merupakan
tindakan
proses
yang
keperawatan
yang
berlanjut
dan
ketua tim mengatakan bahwa selalu mengkaji pasien baru yang datang
ke ruangan.
Observasi ;
Ketua tim belum sepenuhnya mengkaji pasien baru, ketua tim
melimpahkan keperawat pelaksana dalam pelaksanaan annamnesa
pasien, ketua tim belum mampumelakukan pengkajian pasiensecara
optimal.pengkajian dilakukansetelah pasien datang dan saat pre
conference dimana perawat dan kepala ruang mendatangi serta menyapa
pasien di setiap ruangan.
b) Mengkoordinasikan rencana perawatan yang tepat waktu membimbing
anggota tim untuk mencatat tindakan keperawatan yang telah di lakukan
Ketua tim mengatakan bahwa selalu mengndokumentasikan setiap
tindakan dilorkan dan di catat dan lampirkan dalam rekamedik pasien
bagian tindakan keperawatan.
Observasi :
Ketua tim selalu mengndokumentasikan tindakan yang telah diberikan di
dalam rekamedik pasien.setiaptindakan tertera dan sudah tersusun secara
sistematis.Tindakan yang dicatatn hanyalah tindakan secara umum yang
sehari-hari dilakukan oleh perawat.
c) Meyakinkan semua evaluasi berupa respon klien terhadap tindakan
keperawatan
Staff mengatakan bahwa telah menulis respon hasil tindakan dan
evaluasi tindakan yang telah dilakukan.
Observasi:
Pendokumentasian evaluasi tindakan belum optimal.
h. Konflik
Menurut karu didapatkan informasi bahwa selama ini tidak terjadi konflik,
dan bila terjadi konflik karu dan anggota tim yang lain akan menelusuri masalah
kemudian mecari solusi untuk mengatasi konflik tersebut.Sejauh ini tidak pernah
terjadi konflik antara staff ruangan, ketika da konflik pribadi antara staff, karu
segera mengkomunikasiannya dengan orang yang bersangkutan.
Kuesioner : persepsi perawat menunjukkan kategori baik 80%
Masalah : i. Kolaborasi Dan Koordinasi
2. Perawat
Perawat mengatakan telah memberikan pelayanan yang sesuai dengan
kebutuhan pasien.
Perawat mengatakan salah satu indicator mutu pelayanan ruangan adalah
memberikan pelayanan dengan komunikasi terateutik kepada pasien dan
pengunjung.Perawat mengatakan belum sepenuhnya mampu menjalankan five
moment karena keterbatasan waktu dan beberapa perawat memang belum
membiasakan diri untuk melakukan five moment di ruangan. Perawat
mengatakan belum menjalankan pemberian injeksi sesuai SOP, belum
menjelaskan nama, dosis, dan fungsi obat kepada pasien.
Observasi :
Perawat belum mampu meberikan pelayanan kesehatanyang bermutu kepada
pasien, dilihat dari cara perawat dalam mencegah terjadinya infeksi
nosokomial di ruangan yaitu dengan cara mencuci tangan yang benar dan 5
kertas
yang
disediakan
ruangan
diberikan
agar
pasien
atau
hukuman secara lisan sudah ada yang diberikan kepada salah satu perawat karena
tidak mentaati aturan yang sudah ada.
Dari pengamatan diatas ada berbagai macam masalah, yaitu :
1. Kurangnya perawat dalam menjalankan SAK dan SOP di ruangan.
2. Tidak ada reward atau hadiah untuk perawat yang rajin menjalankan SAK
dan SOP, sehingga perawat menjadi malas dalam melakukan SAK dan SOP
terhadap pasien.
3. Kurangnya komunikassi terapeutik terhadap pasien dan keluarga pasien.
4. Ketidaktaatan perawat dalam melaksanaan pencegahan penularan infeksi
melalui cuci tangan 5 moment yang nyata tidak dilakukan.
5. Perawatan alat-alat kesehatan yang belum sesuai standar kebersihan alat.
3) Penilaian penampilan kerja
a. Cara penilaian penmpilan kinerja
Cara mengetahui nilai penampilan kerja seorang perawat adalah dari
penampilan dan cara bekerjanya. Apakah sudah menggunakan SAK dan
SOP dengan baik atau belum. Selain itu juga dari cara bersosialisasi dengan
teman sebaya dan rekan kerja dan tim yang ada di ruangan.
b. Alat penilaian penampilan kerja
Kalau untuk alat penilaian kerja seorang perawat itu tidak ada. Tapi bisa
dilihat melalui cara kerja, kerapian baju dan rambut, cara bersosialisasi,
peggunaan SAK dan SOP.
c. Waktu penilaian kinerja
Waktu penilaian kinerja bisa dilihat pada waktu melakukan tindakan
keperawatan kepada pasien.
B.
Data Fokus
Wawancara :
Masalah
1. Belum
optimalnya
pendokumentasian
keperawatan.
Asuhan
Wawancara :
Berdasarkan wawancara dengan kepala ruang,
mengatakan :
Di ruang bugenville sudah terpajang poster five moment cuci
moment
cuci
tangan
secara
Wawancara :
1.
di ruang Bougenville
hasil
pengkajian
SOP
ruangan,
SOP
belum
Belum
optimalnya
pasien
tentang
tujuan
pemberian
Prioritas masalah :
No
1.
Masalah
Belum
Prioritas Masalah
optimalnya
pendokumentasian
P
4
S
4
Importancy
RI PC DU
3
3
5
Ixtxr
Pc
Asuhan
keperawatan.
2.
Jumlah
Prioritas
1. Keterangan :
Impoertancy (I) atau pentingnya masalah
Prevalency (P)
: masalah lebih banyak serius
Secerity (S)
: akibat yang ditimbulkan apabila tidak ditangani.
Rate of Increase (RI) : angaka kenaikan
Public concern (PC)
: perhatian masyarakat
Degree of Unmeetneeds(DU) : tingkat keinginan yang tidak terpenuhi
Politic Climate (PC)
: Politic Climate
2. Technology (T)
3. Resource (R)
Skal Nilai
C.
ANALISA SWOT
1. Analisa SWOT Dokumentasi Keperawatan
Strength
Weakness
( Kekuatan )
Ruangan
Opportunity
( Kelemahan)
Belum adanya
respon
pelatihan
memiliki
objektif)
peningkatan
format
pendokumentasian
keperawatan
Perawat
pada
asuhan keperawatan
Keterbatasan
waktu
perawat
untuk
mengerti
melakukan
bahwa setiap
respon
tindakan
keperawatan
harus
ada
respon
hasil
pasien
form
pengisian
hasil
karena
kesibukan diruangan
Kurangnya
motivasi
perawat
dalam
Threatned
( Kesempatan )
( Ancaman )
Adanya program Dimungkinkan
sudah
dokumentasi
: 1-5
dan
jenjang pendidikan
bagi perawat.
Adanya mahasiswa
yang
terjadinya
kesalah
fahaman
tentang
tindakan keperawatan.
Kekurangan
dokumentasi
sedang
dapat
menungjang
praktik
proses
managemen
ASKEP
secara
keperawatan.
konferehensif
terkait
pemberian
masalah pasien.
Kurang efektif
melaksanakan
efisien
pendokumentasian.
dokumentasi
keperawatan.
tidak
dan
proses
No
Masalah
1. Belum optimalnya
Intervensi
a. Kaji penyebab kurang optimalnya perawat dalam
pendokumentasian
Asuhan
b. Lengkapi dokumentasi yang ada di ruangan dalam
keperawatan.
motivasi
perawat
dalam
kepala
evaluasi
ruang
untuk
terkait
untuk
kelengkapan
komponen pendokumentasian.
Diagnosa fishbo
1. Diagnosa fishbone :
Material :
Ruangan
memiliki
dokumentasi
keperawatan
Man :
sudah
format
optimalnya
pendokumentasian
Asuhan
keperawatan.
Methode :
No
Methode :
Pengarahan
mengenai
pentingnya
POA (Planning Of Action)
melaksanakan evaluasi
pendokumentasian asuhan
terkait kelengkapan
keperatan dalam penulisan
komponen
respon hasil pasin
Bahan
Rencana Tindakan
Metode
pendokumentasian Wkt
Sasaran
Dan Alat
Tempat
PeLaksana-
Pe-Laksana
an
1
Kaji
penyebab Diskusi
Perawat
Rabu,
Ruangan
kurang optimalnya
25 mei
bougenvill
perawat
2016
Format
Rabu,
Ruangan
dokumentasi yang
asuhan
25 mei
bougenvill
ada di ruangan
keperawat
2016
an
Kamis,
Ruangan
perawat dalam
26 mei
bougenvill
mendokumentasika
2016
dalam
Kelompok
mendokumentasian
asuhan keperawatan
2
Lengkapi
Diskusi
jaga
Tingkatkan motivasi
Perawat
Diskusi
perawat
Kelompok
Kelompok
n asuhan
keperawatan dalam
menuliskan respon
hasil (Data subjektif
& objektif)
Usulkan
kepada
kepala ruang untuk
untuk melaksanakan
4
evaluasi
terkait Diskusi
Perawat
Kamis,
Ruangan
26 mei
bougenvill
2016
kelengkapan
Kelompok
komponen
pendokumentasian.
2. Analisis SWOT
Analisis SWOT five moment cuci tangan
Strength (kekuatan)
Adanya alat
untuk
cuci
Weakness
(kelemahan)
Belum adanya
kesadaran
tangan
perawat
seperti :
keluarga
dan
Opportunity
(kesempatan)
Mencegah
Threatened
(ancaman)
Adanya
terjadinya
penularan
penularan infeksi
infeksi
dari perawat ke
perawat
dari
ke
Handsrub
pasien dalam
pelaksanaan
washlap
pencegahan
terjadinya
sebaliknya
Serta penularan
infeksi dengan
penularan
penyakit pasien
melakukan
penyakit
five moment.
bakteri
setelah
dari
pasien
pasien
Mencegah
pasien
begitu
sebaliknya
Kurang
perhatian
kebersihan tangan
mengenai
agar
rerhindar
bahaya
dari
kuman
disekitar
lingkungan
kekeluarga
atau
keperawat
Menjaga
perawatan
Mencegah
terjadinya infeksi
nosokomial.
atau
penularan
infeksi
juga
No
1
Masalah
Belum
terlaksananya
five
moment
cuci
tangan
Intervensi
a. Sampaikan kepada staff perawat dan keluarga pasien :
pentingnya pelaksanaan five moment cuci tangan di ruangan.
b. Berikan tugas kepada staff ruangan dan keluarga pasien :
mengerti waktu pelaksanaan five moment cuci tangan.
secara efektif
dan efisien.
4. Diagnosa fishbone :
Material :
Man :
Ketidakefektifan Perawat
ruangan dan keluarga dalam
melakukan five moment cuci
Belum
five
terlaksananya
moment
cuci
Methode :
Pembuatan poster
Methode :
POA (Planning
Of Action)
Pengarahan
pentingnya
Tempat
No
Rencana Tindakan
Metode
Laksana-
Rabu,
pulpen
25 Mei
bougenvill
2016
Bahan :
Rabu,
Ruangan
Materi
25 mei
bougenvill
Keluarga
cuci
2016
pasien
tangan
tangan.
Kertas
Kamis
Ruangan
kuisioner
26 mei
bougenvill
Keluarga
pulpen
2016
pasien
Hp
perawat
Jumat,
Ruangan
staff dalam
27 mei
bougenvill
pelaksanaan five
2016
penyebab Diskusi
Perawat
five
moment
Sampaikan kepada Diskusi
Perawat
Langkah
five
dan 5
moment
cuci tangan di
moment
ruangan.
cuci
Observasi
Penyebaran
pengetahuan
kuisioner /
perawat
dan wawancara
keluarga mengenai :
waktu
five
Kelompok
Kelompok
Kelompok
perawat dan
moment keluarga
cuci tangan.
Tingkatkan motivasi
moment
kepada
Perawat
Pe-Laksana
dan beberapa
pelaksanaan
Pe-
Kertas
Kaji
pelaksanaan
Dan Alat
Wkt
an
Ruangan
kurang optimalnya
Bahan
Sasaran
pasien.
Diskusi
Kelompok
3. Analisa SWOT
Pelaksanaan Injeksi Sesuai SOP
Strengh (Kekuatan)
Ruangan
sudah
mempunyai
SOP
Weaknes
Opportunity
(Kelemahan)
Dalam SOP
(Kesempatan)
Kebijakan
sudah
jelas
Thereatened (Ancaman)
Direktur
dari
Prinsip 5 B belum
bisa tercapai
Melanggar
dan
tertulis
kepala
obat
tentang
untuk melakukan
pasien
injeksi
tujuan
evaluasi
ulang
mengetahui nama,
pemeberian
obat,
nama
terkait SOP.
Kebijakan
dari
(IV,IM,SC,IC)
Ruangan
punya
stock spuit banyak
Peralatan
obat
serta
kepala
diberikan.
fungsi
obat
memanagementda
melalui
penunjang
untuk
perawat
mempunyai
namun
belum
di
laksanakan.
kompetensi dalam
proses
injeksi
Tenaga
pemberian
perawata
mempunyai
motivasi
tinggi
dalam berbenah.
ruang
hak
tentang pemberian
ruang
memelihara
perawatan medis.
obat
untuk
yang
No
Masalah
1. Belum
Intervensi
a. Menilai tingkat kemampuan mengenai pengetahuan dan
optimalnya
pelaksanaan
SOP.
injeksi
sesuai
injeksi intravena.
SOP di ruang
Bougenville
Diagram fishbone :
Material :
Man :
Kurangnya
melaksanakan
dengan
baik
pemahaman
perawat
dan
tepat.
Belum optimalnya
pelaksanaan injeksi
sesuai SOP di ruang
Bougenville
Methode :
Diskusikan tentang pengoptimalan
POA (Planning Of Action)
pelaksanaan injeksi sesuai SOP
dan SAK.
Tempat
No
Rencana Tindakan
Metode
Sasaran
Bahan
Dan Alat
Wkt
PeLaksana-
Rabu,
an
Ruangan
25 mei
bougenvill
2016
Format
Rabu,
Ruangan
dokumentasi yang
asuhan
25 mei
bougenvill
ada
keperawat
2016
Rabu,
Ruangan
perawat dalam
25 mei
bougenvill
mendokumentasikan
2016
Kaji
penyebab Diskusi
kurang
Perawat
optimalnya
perawat
dalam
Pe-Laksana
Kelompok
mendokumentasian
asuhan keperawatan
2
Lengkapi
di
dalam
3
Diskusi
Perawat
ruangan
tiap
shift
jaga
Tingkatkan motivasi
Kelompok
an
Diskusi
perawat
Kelompok
asuhan keperawatan
dalam menuliskan
respon hasil (Data
subjektif & objektif)
Usulkan
kepada
kepala ruang untuk
untuk melaksanakan
4
evaluasi
Rabu,
terkait Diskusi
Perawat
kelengkapan
Ruangan
25 mei
bougenvill
2016
Kelompok
komponen
pendokumentasian.
Tempat
No
Rencana Tindakan
Metode
Sasaran
Bahan
Dan Alat
Wkt
PeLaksana-
Pe-Laksana
Bahan :
Rabu,
an
Ruangan
Fanti
kemampuan
terapi
11 mei
bougenvill
fadliah
mengenai
obat
2015
pengetahuan
sesuai
dan pemahaman
indikasi
Menilai tingkat
Diskusi
Perawat
perawat tentang
Alat :
pelaksanaan
Spuit,
injeksi sesuai
tupes, bak
SOP.
instrumen,
perlak
pengalas,
Kertas
Kamis
Ruangan
Kulsum
kuisioner
12 mei
bougenvill
sindi
Keluarga
pulpen
2016
pertiwi
pasien
Hp
perawat
Jumat,
Ruangan
Endang nur
13 mei
bougenvill
jamaliyah
diberikan kepada
2016
dalam kepada
pemberian
injeksi beberapa
intravena.
perawat dan
Perawat
keluarga
3
pasien.
Diskusi
pasien dalam
pelaksanaan injeksi.
4
Tingkatkan motivasi
Diskusi
Perawat
- Sabtu,
Ruangan
Abi yazid
albastomi
perawat dalam
14 mei
bougenvill
pelaksanaan injeksi
2016
sesuai SOP
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari semua kegiatan yang telah dilakukan, maka secara umum dapat disimpulkan sebagai
berikut :
1) Pendokumentasian
Poses pelaksanaan pendokumentasian pemberian asuhan keperawatan di Ruang
Bougenville akan lebih efektif dan efisien apabila telah didukung oleh adanya :
a) Kemampuan profesional dari pemberi asuhan keperawatan, dari mulai
pengetahuan, ketrampilan dan sikap dan pendokumentasian.
b) Mau dan mampu mendokumentasikan asuhan keperawatan yang diberikan sebagai
salah satu bentuk tanggung jawab tugas keperawatan.
c) Yang paling penting dari semuanya adalah adanya kesepakatan (komitmen) dari
segenap unsur.
Proses penyelenggaraan dokumentasi keperawatan merupakan salah satu bentuk
tanggung jawab yang sangat penting bagi perawat. Beberapa kendala yang masih
dihadapi adalah masih belum optimalnya sistem pendokumentasian keperawatan
dalam pengisian respon hasil pasien, pengisian data subjektif dan data objektif yang di
dapat dari pasien. Dengan adanya evaluasi dan perbaikan terkait kelengkapan
komponen pendokumentasian dan motivasi perawat dalam mengoptimalkan
pendokumentasian , perawat dapat bekerja secara profesional dan pasien mendapatkan
pelayanan sesuai dengan apa yang di butuhkan.
B. Saran
Dalam pengakajian yang dilakukan oleh kelompok didapatkan berbagai macam
masalah dan cara penyelesaiannya. Bagi ruangan hal terpenting adalah ketiga masalah
yang telah di uraikan diatas agar profesionalisme perawat tetap dilakukan. Serta
menunjang kinerja perawat agar maksimal.
DAFTAR PUSTAKA