Anda di halaman 1dari 9

ANALISIS BIAYA PENAMBANGAN PT.

ANUGERAH BARA
KALTIM KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

SALMAN
Jurusan Teknik Pertambangan, Fakultas Teknik, Universitas Pejuang Republik
Indonesia, Jl. Baruga Antang Raya, Makassar
PT. Anugerah Bara Kaltim
Email : Salman501@Gmail.Com

ABSTRAK
PT. Anugerah Bara Kaltim (ABK), merupakan perusahaan tambang
batubara swasta, dimana dalam kegiatan penambangannya melakukan system
tambang terbuka (open cut). Tahap-tahap penambangan yang dilakukan adalah
pembersihan lahan (clearing), pengupasan tanah penutup (stripping). Penggalian,
pemuatan dan pengangkutan batubara (coal getting). Yang didirikan pada tahun
1996 sebagai sebuah perusahaan PDMN, beroperasi konsesi pertambangan
batubara loa janan (7,325 Ha). Di kabupaten loa janan, kabupaten kutai
kertanegara, provinsi kalimatan timur. Tahap produksi perusahaan dimulai maret
2001 dengan produksi tahunan 1,2 juta ton. ABK mengharapkan produksi
meningkat menjadi 2,8 juta ton per tahun mulai 2004 akan meningkat hingga 3
juta ton per tahun pada tahun berikutnya.

ABSTRACT
PT. Anugerah Bara Kaltim (ABK), is a private coal mining company,
where the mining activities do open mining system (open cut). The pusback
mining was land clearing, stripping overburden, excavation, loading, and
transportation of coal. which was set up in 1996 as, a PMDN company, operates
the loa janan coal mining concession (7,325 ha) in loa janan district, kutai
kertanegara regency, east kalimantan province. The companys production stage
commenced in march 2001 with annual production of 1.2 milion tons. ABK
expercts production to increase to 2.8 milion tons per annum starting 2004 will
incerase up to 3 milion tons per annum latter on.

1. PENDAHULUAN
Sebagian besar pemilik konsesi penambangan menggunakan jasa
outsourcing atau kontraktor dalam mengelola sumberdayanya, kontraktor
pertambangan menawarkan keuntungan bagi pemilik konsesi pertambangan,
keuntungan ini meliputi : belanja modal lebih rendah, tenaga kerja yang lebih
kecil, berfokus pada budaya keselamatan, akses terhadap pembiayaan yang yang
kompetitif, biaya penambangan yang lebih rendah, fleksibilitas dalam peralatan
dan rencana tambang, total integritas terhadap tim penambangan, berbagi resiko,
menyelaraskan arah bisnis seperti akuisisi dan eksplorasi, masalah industri lebih
sedikit dan dapat memimpin dalam strategi perbaikan terus menerus, (kirk,
2000).
Pemilik konsesi penambangan dengan melihat resiko yang tinggi terhadap
biaya penambangan sehingga mendistribusikan resiko ini kepada kontraktor
dengan melihat bahwa kontraktor memiliki pengalaman terhadap biaya dan data
produksivitas pada berbagai macam peralatan penambangan yang berbeda
sedangkan pemilik konsesi penambangan biasanya memiliki armada yang jauh
lebih terbatas dan kurang pengalaman dalam operasional langsung. Kontraktor
juga sering mampu memobilisasi peralatan tambahan atau penggantian dalam
waktu singkat, untuk jangkapendek dalam memenuhi permintaan dalam
pelaksanaann operasional penambangan (kirk, 2000).
Untuk mencapai tujuan perusahaan yang pada umumnya adalah
keuntungan , salah satu faktor yang sangat berpengaruhi adalah biaya, dimana
pada industri penambangan, penambahan biaya menurut (akinci, 1998) secara
umum didistribusikan antara pemilik konsesi penambangan dan kontraktor
pelaksana. Biaya pengupasan batubara merupakan biaya terbesardalam suatu
aktivitas penambangan batubara selama masa hidup tambang, bagi perusahaan
kontraktor, biaya pengupasan ini adalah pendapatan bagi perusahaan.
2. METODE PENELITIAN
Penelitian dilakukan di PT. Anugerah bara kaltim pada tanggal 25 agustus
26 september 2016. Pengambilan data untuk penelitian ini meliputi :
1. Kajian pustaka
Mempelajari literatur literatur yang ada baik berupa text book maupun
berbagai referensi laporan penelitian yang berkaitan dengan tujuan penelitian.
Studi literatur ini dilakukan sebelum dan selama penelitian ini berlangsung.
2. Pengumpulan data
Pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah :

a. Observasi lapangan
Metode ini dilakukan untuk mendapatkan data yang sifatnya alami dari objek
penelitian.
b. Interview kepada pihak pihak yang mengerti tentang penelitian.
c. Studi literatur yang berhubunggan dengan permasalahan dalam tulisan ini.
3. Pengolahan data
Data yang diperoleh dari lapangan, bahkan data lain yang diperoleh melalui
studi kepustakaan ataupun lewat interview, dalam pengelolaannya akan
dilakukan secara :
a. Deskriptif, yaitu dengan memberikan gambaran mengenai permasalahan yang
ada
b. Statistik, yaitu dengan menggunakan metode statistik untuk mendapatkan
nilai yang dapat mewakili seluruh data hasil pengamatan.
c. Analitik, yaitu dengan menggunakan permasalahan yang memiliki hubungan
dengan permasalahan yang ada.
4. Analisis data
Dilakukan analisis terhadap data yang diperoleh dari pengelolaan data dengan
berpedoman pada literatur-literatur yang berhubungan dengan masalah
tersebut.
5. Kesimpulan dan saran
Setelah dilakukan analisis, hasil penelitian tadi ditarik suatu kesimpulan serta
diberikan suatu saran yang baik secara teknis.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 analisis Biaya Produksi
analisis untuk dasar pengambilan keputusan dalam penentun alat yang
digunakan dalam operasi penambangan harus diketahui terlebih dahulu.
Adapun biaya biaya produksi yang diperhitungkan dalam kegiatan operasi
penambangan adalah sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.
5.
3.2

Biaya pemakaian bahan bakar


Biaya pemakaian minyak pelumas
Sewa peralatan
Biaya pengangkutan batubara
Gaji karyawan

Produksi Alat Alat Mekanis


Penggunaan alatalat mekanis pada setiap kegiatan memerlukan
pertimbangan yang matang, oleh karena kemampuan produksi pada setiap tahap
akan mempengaruhi tahap kegiatan selanjutnya, bahkan sluruh rangkaian kegiatan
penambangan. Begitu juga dengan pemilihan jenis dan kapasitas produksi alat

yang akan digunakan perlu disesuaikan dengan pemilihan jenis dan kapasitas
produksi alat yang akan digunakan perlu disesuaikan dengan target produksi yang
ingin dicapai.
3.2.1

Produksi Pembongkaran
Alatalat yang digunakan untuk melakukan pembongkaran overborden
adalah alat gusur bulldozer. Untuk menghitung produksi alat tersebut maka
digunakan pendekatan sebagai berikut :
Kapasitas produksi bulldozer dapat dicari dengan menggunakan rumus sebagai
berikut :
Produksi alat garu / dorong
P
= Kb x SF x Eff x 60 menit / jam ...........................................(2.1)
CT (menit)
Kb

= I x H2 x Fs ...........................................................................(2.2)

Dimana :
P(g) = Produksi Bulldozer (m3/jam)
Kb
= Kapasitas blade (m3)
Eff
= Efisiensi Kerja (%)
Ct
= Cycle time (menit)
Sf
= Sweel faktor
I
= lebar blade
H
= Tinggi blade
Fs
= Faktor Sudu (blade) (tabel 2.1)

Tabel 2.1
Faktor sudu dalam pengusuran
Derajat Pelaksanaan Penggusuran

Faktor sudu

Penggusura
n ringan

Penggusura
n sedang

Penggusura
n agak sulit
Penggusura
n sulit

Penggusuran dapat dilaksanakan dengan sudu


penuh lepas :
Kadar air rendah, tanah berpasir tak dipadatkan,
tanah biasa, bahan/mineral untuk timbunan
persediaan (stock pile).
Tanah lepas, tetapi tidak mungkin menggusur
dengan sudu penuh ;
Tanah bercampur kerikil atau split, pasir, batu
pecah.
Kadar air tinggi dan tanah liat, pasir bercampur
kerikil, tanah liat yang sangat kering, dan tanah
asli.
Batu batu hasil ledakan, batu batu barukuran
besar.

1,1 0,9

0,9 0,7

0,7 0,6

0,6 0,4

3.2.2 Produksi Pemuatan


Produksi alat muat pada pemuatan material ke atas alat angkut dipengaruhi
oleh beberapa faktor, antara lain keseragaman ukuran butir material yang akan
dimuat, kemampuan operator, ketersediaan stock material yang akan dimuat (hasil
pembongkaran). Faktor faktor ini secara langsung memengaruhi waktu edar alat
muat dalam melakukan satu siklus pemuatan dan juga jumlah material yang
terambil kedalam bucket alat muat.
Sehingga untuk mempengaruhi jumlah material yang dihasilkan perlu
dikoreksi dengan memperhitungkan jumlah faktor pengisian untuk tiap kali
melakukan pengisian bucket. Untuk menghitung kemampuan produksi alat muat
tersebut digunakan pendekatan sebagai berikut :
Produksi Alat Muat
P
= kb x sf x eff x ef 60 menit / jam ........................................(2.3)
CT (menit)
Dimana :
P
= Produksi alat mekanis (bcm/jam)
Kb
= Kapasitas Bucket (m3)
Sf
= Swell Faktor (%)
Eff
= Efesiensi kerja (%)
Ff
= Fill Factor (%) (gambar 2.1)
CT
= Cycle time (menit)

Gambar 2.1
Fill faktor (faktor pengisian)
3.2.3 Produksi Alat Angkut
Produktifitas pada pengangkutan juga dipengaruhi oleh beberapa faktor
antara lain :
a. Pada saat pengisian material ke alat angkut akan terjadi pertambahan
volume material.
b. Keadaan jalan pengangkutan.
c. Kemampuan operator dan jumlah alat angkut yang digunakan.
Untuk menghitung jumlah produksi pengangkutan material dengan
menggunakan alat pendekatan sebagai berikut :
Produksi alat angkut
P
= Eff x KB x 60 Menit / Jam ...................................................(2.4)
CT
KB
= (Kb x Ff x Sf) x n .................................................................(2.5)
Dimana :
P(dt)
= Produksi Dump Truck (m3/hari)
Eff.
= Effisiensi Kerja (%)
KB
= Kapasitas Bak (m3)
Kb
= Kapasitas bucket (m3)
SF
= Sweel Faktor (%)
Ff
= Fill Faktor (%)
n
= Jumlah Pengisian
CT
= Cycle Time (menit)
3.3

Effisiensi Kerja Alat Mekanis


Effisensi kerja adalah perbandingan antara waktu efektif (We) dengan
waktu kerja yang yang tersedia (T). Hal ini merupakan salah satu faktor yang
dapat mempengaruhi besar kecilnya produksi alat, semakin banyak waktu efektif
yang digunakan untuk alat maka semakin besar pula produksi yang dicapai. Dari
pengalaman dilapangan pekerja atau mesin tidak mungkin selamanya bekerja 60
menit dalam satu jam, sehingga effisiensi jarang dapat mencapai lebih dari 83 %.
Dalam perhitungan effisiensi kerja ada tiga komponen waktu yang harus
diperhatikan yaitu :
Waktu kerja (W)

Yaitu waktu yang digunakan alat untuk berproduksi sampai akhir operasi.
Dalam waktu kerja terdapat beberapa variabel meliputi :
Waktu efektif (We) yaitu waktu yang bener bener digunakan oleh alat
untuk berproduksi.
Waktu delay (Wd) yaitu waktu hambatan yang terdiri dari pengisian
bahan bakar, pemindahan alat, menunggu perbaikan jalan, pemeriksaan
mesin serta keadaan cuaca.
Waktu standby (S)
Jumlah jam suatu alat tidak dipakai padahal dapat digunakan, sedangkan
tambang dalam keadaan beroperasi.
Waktu repair (R)
Yaitu waktu perbaikan pada saat jam operasi berlangsung misalnya perawatan
dan waktu menunggu suku cadang alat, pelumasan.
Untuk mengetahui besarnya efisiensi kerja dapat dihitung dengan
menggunakan persamaan :
Eff
= Waktu Kerja Efektif (We) x 100 % ................................... (2.6)
Waktu Kerja Tersedia (Wf)
We
Wd
Dimana :
Whtd
Whd
Wd

= Waktu Kerja Tersedia Waktu Delay ................................(2.7)


= Whtd + Whd ........................................................................(2.8)
= Waktu hambatan tidak dapat dihindari
= Waktu hambatan dapat dihindari
= Waktu delay

3.4
3.4.1

Kombinasi Alat Muat Dan Angkut


Jumlah Pengisian
Banyaknya pengisian yang dilakukan oleh alat muat hingga bucket alat
angkut terisi penuh dapat dihitung dengan persamaan :
n
= H
............................................................................................(2.9)
Kb x ef
Dimana :
n
H
Kb
Ff
3.4.2

= jumlah pengisian
= heaped capacity of dump truck (m3)
= kapasitas bucket (m3)
= faktor pengisian bucket (%)

Faktor Keserasian (Match Faktor)


Untuk mencapai target produksi yang diinginkan maka keserasian kerja
antara alat muat dan alat angkut perlu mendapatkan perhatian, sehingga nantinya

tidak terjadi kekurangan alat maupun kelebihan alat angkut yang dilayani dalam
satu alat muat sehingga dapat mengganggu aktifitas penambangan.
Keserasian kerja yang dimaksud adalah bagaimana pengaturan pola kerja
antara satu alat muat dengan beberapa alat angkut yang berbeda sehingga dapat
kerja sama dengan baik sehingga tercapai keserasian kerja alat. Besarnya harga
faktor keserasian kerja dari setiap sistem kombinasi krja alat mekanis dapat
ditentukan berdasarkan data waktu edar dan jumlah alat muat yang
dikombinasikan dengan alat angkut. Untuk mengetahui faktor keserasian (match
faktor) dari suatu kombinasi alat digunakan persamaan sebagai berikut :
Jumlah alat angkut yang akan digunakan juga dapat dihitung langsung
setelah jumlah alat muat diketahui, yakni dengan menggunakan rumus :
MF
= Na x (n.Ctm) ......................................................................(2.10)
Nm x Cta
n

Keterangan :
Mf
Na
Nm
Ctm
Cta
N
H
Kbm
Ff
3.4.3

= H..................................................................................... (2.11)
Kb X Ef

= Match Faktor atau faktor keserasian


= Jumlah alat angkut
= Jumlah alat muat
= Waktu edar alat muat
= Waktu edar alat angkut
= Jumlah pengisian
= Kapasitas Munjung Alat Angkut
= kapasitas Bucket Alat Muat
= Fill Faktor

Jumlah Alat Mekanis


Dari hasil perhitungan kemampuan produksi alat mekanis, maka jumlah
alat yang dibutuhkan dalam melakukan kegiatan penambangan sesuai dengan
target produksi yang ingin dicapai dapat ditentukan. Untuk menetukan jumlah
peralatan yang diperlukan, maka digunakan rumusnsebagai berikut :
N
= T..........................................................................................(2.12)
P
dimana :
N
= Jumlah alat
T
= Target produksi
P
= Produksi alat

Anda mungkin juga menyukai