Anda di halaman 1dari 2

Anda Tidak Dapat Berhenti Makan

Hmmmm,,,,,, enak sekali makan Ibu dan Anak itu, gumam saya, waktu melihat mereka
sedang makan donat penuh coklat di suatu ruang tunggu di bandara. Terlihat wajahnya yang
puas dan menikmati donat demi donat yang masuk ke dalam mulutnya. Saya tidak tahu
berapa potong donat yang telah mereka makan. Tapi saya lihat, mereka baru berhenti, setelah
penumpang sudah harus boarding.
Sampai di pesawat, waktu saya berjalan ke toilet, Ibu dan Anak ini yang duduk di bangku
belakang, terlihat lagi sedang asyik-asyiknya kembali makan donat-donat itu. Air liur saya
seperti mau menetes, seperti ingin juga menikmatinya, tapi syukurlah saya tidak jadi
membelinya waktu di bandara. Ada keinginan untuk itu juga, paling tidak buat oleh-oleh,
namun urung, timbul pertanyaan dalam diri saya, apa tidak lebih baik saya membawa oleholeh yang lebih sehat?
Setelah kembali duduk di kursi, bayangan Ibu dan Anak yang lagi menikmati donat itu masih
menyelimuti saya. Kenapa mereka makan seperti itu? Apakah memang mereka lagi lapar,
membutuhkannya? Apa hanya karena punya uang, kemudian membelinya? Atau bahkan
sekedar ingin menikmatinya, merasakan kelezatannya? Entahlah, tapi banyak kita sekarang,
makan hanya dengan alasan-alasan seperti itu, karena punya, tersedia, lagi ditraktir, karena
makan itu nikmat, lezat.
Disamping bayangan Ibu dan Anak itu, pikiran saya menerawang jauh kepada beberapa
pasien yang pernah saya rawat, yang mempunyai kebiasaan yang sama. Sebagian besar
mereka sekarang sedang mengalami masalah dengan kesehatannya. Ada yang dengan obesita,
hipertensi, kencing manis, ganguan jantung dan sebagainya.
Seorang pasien, wanita, masih sangat muda sekali, umur sekitar 30 tahun yang konsultasi
dengan saya beberapa minggu lalu, bahkan mengalami obesitas, diabetes mellitus dan gagal
jantung. Pasien ini memang mempunyai kebiasaan minum eskrim dan minuman kemasan,
terutama minuman kaleng yang sangat manis itu.
Menurut pengakuan pasien, kebiasaan itu bahkan sudah dimulainya sejak duduk di sekolah
menengah pertama. Dua sampai tiga atau bahkan lebih minuman kaleng favoritnya,
diteguknya setiap hari, belum lagi makanan, minuman manis lainnya. Waktu saya tanyakan,
kenapa sampai begitu? Ngak tahu dokter, jawabnya. Saya seperti tidak bisa
menghentikannya. Saya merasa gelisah, tidak tenang, belum puas sebelum mendapatkannya,
katanya lagi.
Melihat Ibu dan Anak yang sedang menikmati donat itu, dan beberapa pasien saya dengan
perilaku yang sama, saya ingat sebuah buku tentang Prediabetic. Salah satu yang dibahas
secara singkat dalam buku itu adalah apa yang dinamakannya sebagai Food addictions, suatu
perilaku makan yang banyak menjangkiti kita sekarang dan juga pada mereka menjelang
timbulnya diabetes mellitus.
Sebagai suatu kecanduan, food addictions, tidak jauh berbeda sebenarnya dengan kecanduan
lainnya seperti alkohol, rokok, bahkan obat-obatan. Perubahan kimiawi yang terjadi juga
hampir sama. Di otak, pada orang gemuk dapat terjadi peningkatan neurotransmitter

dopamin, yang mempunyai efek menenangkan, merasa puas, terutama setelah mengkonsumsi
makanan yang banyak mengandung karbohidrat olahan dan gula.
Maka, tidak heran Anda akan bolak balik membuka pintu kulkas mencari makanan dan
minuman yang anda simpan di dalamnya. Anda juga akan memilih makanan dan minuman
yang manis-manis. Sambil duduk menonton TV mulut Anda tidak akan berhenti memamah
sesuatu yang Anda sukai. Bahkan, untuk sekedar merasa senang, puas, menghilangkan
kebosanan mulut Anda akan sibuk dengan sebuah permen di dalamnya.
Food addictions tidak timbul serta merta, namun, sedikit- demi sedikit meracuni Anda,
sehingga Anda tidak menyadarinya. Andaikan pagi ini Anda menyantap 15 potong donat atau
menyedot dua liter minuman kaleng itu sekaligus, anda mungkin akan mual, muntah, Anda
akan menghentikannya. Tapi, karena Anda mengambil coklat, donat itu satu demi satu,
akhirnya satu kotak coklat, donat itu akan Anda habiskan. Satu mangkok eskrim juga akan
Anda cicipi sendok demi sendok sampai Anda merasa puas. Kebutuhan Anda untuk merasa
puas dengan makanan yang dapat meyebabkan kecanduan ini, seperti coklat, eskrim, donat,
pizza, minuman kaleng, cemilan yang manis-manis, semakin lama semakin meningkat.
Kemudian, Anda akan sangat mudah tergoda menikmatinya.
Food addictions, sebagai suatu kecanduan makan, perilaku berulang yang sudah lama, sangat
sulit menghentikannya. Sebenarnya banyak kita menderitanya sekarang. Sayang, kita tidak
menyadarinya. Kita baru sadar kalau kita sudah terbentur dengan masalah-masalah kesehatan
yang diakibatkannya. Kadang-kadang itu sudah terlambat!

Anda mungkin juga menyukai