BAB III
PEMBAHASAN
86
87
/ L
/ L.
3) Hipertermi
Hipertermi adalah kondisi dimana suhu tubuh melebihi
suhu normal tubuh manusia yang berkisar antara 36,5 C sampai
37,5 c (Carpenito, L.J. 2013)
Mengapa kasus ini bisa muncul pada pasien karena,
seperti yang dijelaskan pada teori yaitu peningkatan suhu tubuh
88
dalam
kerusakan.Penyebab
kejadian-kejadian
diamana
nyeri
agens-agens
adanya
terjadi
yang
89
90
respiratorik
sebagai
usaha
tubuh
untuk
91
b)
c)
d)
92
e)
f)
g)
h)
persepsi.
Defisit perawatan diri mandi berhubungan dengan Kelemahan.
Defisit pengetahuan berhubungan dengan Kurang sumber
pengetahuan.
1) Diagnosa keperawatan yang ada dalam teori dan ada
dalam kasus :
(a) Resiko kekurangan volume cairan tubuh berhubungan
dengan Kehilangan cairan sekunder
Resiko kekurangan volume cairan (FVD) terjadi
jika air dan elektrolit hilang pada proporsi yang sama
ketika mereka berada pada cairan tubuh normal sehingga
rasio elektrolit serum terhadap air tetap sama (Brunner dan
Suddarth, 2013).
Air beserta
unsure-unsur
didalamnya
yang
93
interstitial,
5%
cairan
intravaskuler
ddan
1-2%
transeluler.
Mengapa diagnosa keperawatan ini bisa muncul
karena, pasien mengalami kehilangan cairan secara aktif
(diare). Kekurangan volume cairan dapat disebabkan
karena penurunan masukan, kehilangan cairan yang
abnormal melalui kulit, gastrointestinal, ginjal abnormal
dan perdarahan (Carpenito, L.J, 2013). Hal ini dibuktikan
pada saat pengkajian tanggal 13 Juni 2016, pasien
mengatakan pusing, diare 3x dari jam 1 malam. Dan
ditemukan data objektif, membran mukosa mulut kering
vital sign TD: 120/90 mmHg, N: 92 x/m, S: 37,9 oC, R: 25
x/m.
adalah
emosional
suatu
yang
sensori
tidak
subjektif
dan
menyenangkan
94
95
yang
mampu
menyebabkan
sakit
96
(1) Agen
Agen yaitu penyebab infeksi, mikroorganisme
yang masuk bisa karena agennya senddiri atau karena
toksin yang dilepas.
(2) Host
Host yaitu yang terinfeksi, jadi biarpun ada
gaen, bila tidak ada yang bisa dikenai tidak ada
infeksi. Host biasanya orang atau hewan yaitu sesuai
dengan kebutuhan agen untuk bisa bertahan hidup
atau berkembang biak.
(3) Environment (lingkungan)
Environment adalah lingkungan disekitar agen
dan host, seperti suhu, kelembaban, sianar matahari,
oksigen dan sebagainya. Ada agen tertentu yang
hanya bisa bertahan atau menginfeksi pada keadaan
lingkungan yang tertentu.
Mengapa diagnosa ini muncul karena dalam
pengkajian pada tanggal 14 Juni 2016 hasil lab
menunjukkan adanya bakteri amoba yang berada pada
feses pasien.
(f) Defisit pengetahuan berhubungan dengan Kurang sumber
pengetahuan
97
mandi
berhubungan
dengan
98
dari
kebutuhan
tubuh
: 70 kg
Tinggi : 164 cm
99
Tabel 3.1 tabel status gizi menurut depkes kementrian indonesia (2011)
Kurus
Kategori
IMT
< 17,0
17,0 18,4
Normal
Gemuk
18,5 25,0
Kelebihan berat badan tingkat
ringan
25,1 27,0
> 27,0
3. Perencanaan
Rencana keperawatan merupakan pedoman tertulis untuk
melaksanakan tindakan keperawatan dalam membantu pasien untuk
memudahkan masalah serta memenuhi kebutuhan dan kesehatan serta
mengkoordinir
staf
perawatan
dalam
melaksanakan
asuhan
keperawatan.
Dalam penyusunan perencannan keperawatan pada pasien
gastroenteritis akut, penulis sudah memprioritaskan sesuai diagnosa
dan selanjutnya disusun tujuan dan criteria hasil evaluasi dengan
mengacu pada teori dan pelayanan asuhan keperawatan pada pasien.
Penentuan tujuan yang akan dicapao berdasarkan SMART, yaitu
Spesific (jelas dan singkat), Measurable (dapat diukur dan
diobservasi), Achiefable (dapat dicapai), Reality (sesuai dengan
100
c)
Nou urgen
aktif.
: apabila problem timbul secara perlahan dan dapat
101
cairan
enteral
(per-oral)
ataupun
102
3,
masalah
nyeri
akut
berhubungan
dengan
103
nyeri
seperti
suhu
ruangan,
(b) Rencana tindakan yang ada pada teori dan tidak ada
dalam kasus
Tidak ada, karena penulis dalam melakukan
perencanan keperawatan kekurangan volume cairan focus
pada teori.
(c) Rencana tindakan tidak ada dalam teori tapi ada pada
kasus
Tidak ada, karena penulis dalam melakukan
perencanan keperawatan kekurangan volume cairan focus
pada teori.
104
pentingnya
105
106
sekunder
akibat
adanya
jalur
invasis,
107
(4)
(5)
108
109
110
posisi
terapeutik, memberikan
tidur, menciptakan
dorongan
lingkungan
yang
motivasi, pemenuhan
Tindakan Diagnostik
a. Wawancara dengan klien
b.
111
c.
Melakukan
pemeriksaan
laboratorium
sederhana,
Tindakan terapeutik
Tindakan untuk mencegah, mengurangi, dan mengatasi
masalah klien. Misalnya: Untuk mencegah gangguan integritas
kulit dengan melakukan mobilisasi dan memberikan bantal air
pada bagian tubuh yang tertekan.
3.
Tindakan Edukatif
Tindakan ini untuk merubah perilaku klien melalui
promosi kesehatan dan pendidikan kesehatan kepada klien.
Misalnya: Perawat mengajarkan kepada klien cara injeksi
insulin.
4.
Tindakan Merujuk
Tindakan kerja sama dengan tim kesehatan lainnya.
b. Interdependent,
Suatu kegiatan yang memerlukan suatu kerja sama dengan
tenaga
kesehatan
lainnya
misalnya
tenaga
soaial, ahli
112
ahli
dan
sebagainya.
keluarga
pada
setiap
tindakan
keperawatan.
Penulis
113
c)
d)
e)
114
dehidrasi
yang
telah
direncanakan
penulis,
dapat
115
116
117
118
119
pada
pasien
Ny. S
dengan
diagnosis
medis
120
121
perawatan
diri
eliminasi
berhubungan
dengan
kelemahan
Tujuan dari diagnose ini tercapai karena setelah
dilakukan tindakan keperawatan, pasien mampu mencapai
criteria hasil yang telah ditetapkan pada tujuan. Adapun
tujuannya sebagai berikut :
a) Pasien mampu melakukan eliminasi secara mandiri atau
dengan bantuan
b) Pasien mampu melakukan eliminasi tanpa alat bantu
Tujuan dari diagnose ini dapat tercapai karena adanya faktor
pendukung yaitu : pasien bisa ke kamar mandi sendiri.
122
123
tindakan
keperawatan,
pasien
belum
mampu
124
profesional
dan
perlindungan
hokum.
Banyak
dan
bentuk
dalam
proses
keperawatan
mulai
dari
pengkajian,
diagnose
125
keperawatan yang ada pada pasien dan muncul diagnose. Jenis data
yang didokumentasikan adalah data subjektif dan obyektif.
b. Tahap diagnose keperawatan
Penulis mendapatkan diagnose sesuai dengan prioritas
berdasarkan masalah yang sebera ditangani, sesuai dengan kebutuhan
pasien atau sesuai dengan kebutuhan. Abraham Malow setelah
melakukan analisa data. Diagnosa ditulis secara lengakap dari unsur
unsur masalah, penyebab dan batasan karakteristik.
c. Tahap perencanaan
Penulis menulis tujuan yang disusun berdasarkan SMART diantaranya :
Spesifik ( tujuan harus spesifik dan tidak menimbulkan arti ganda ),
Measurable ( tujuan keperawatan harus dapat diukur, khususnya
tentang, Perilaku klien; dapat di lihat, didengar, diraba, dirasakan dan
dibau ), Achievable ( tujuan harus di capai ), Reasonable ( Tujuan
harus dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah ), Time ( Tujuan
keperawatan ) dan pada bagian intervensi disusun dengan mencangkup
4 aspek atau rumus ONEC (observasi, nursing planning, education,
colaboration) sesuai dengan masalah yang ada pada pasien sehingga
tercapai asuhan keperawatan.
d. Tahap pelaksanaan
Penulis sudah melakukan tindakan sesuai dengan apa yang telah
direncanakan dengan tujuan tindakan ini untuk memenuhi kebutuhan
pasien secara optimal dan mencangkup bio-psiko-social sehingga
masalah pasien dapat diatasi atau berkurang.
e. Tahap evaluasi
126