Anda di halaman 1dari 21

PREDIKSI EROSI TANAH BERDASARKAN METODE USLE DI DUSUN

MANYAMPA KECAMATAN MANUJU KABUPATEN GOWA


Angrian Hidayat, Firdaus Sulang, Ima Rahima Hidayati, Listiawati, Dhyan
Van Ask
Program Studi Agroteknologi, Universitas Hasanuddin

ABSTRAK
Erosi merupakan peristiwa berpindahnya atau terangkutnya partikel-partikel tanah
dari suatu tempat ke tempat lain. Erosi terjadi di sebababkan oleh beberapa faktor
yaitu hujan, tanah, kemiringan lereng, vegetasi dan manusia. Metode USLE
(Universal Soil Loss Equation) merupakan metode yang umum digunakan untuk
memprediksi erosi tanah. Tujuan dari penelitian ini menggunakan persamaan
tersebut untuk memprediksi erosi di Desa Tana Karaeng dengan vegetasi tanaman
tebu. Hasil penelitian menunjukkan tingkat bahaya erosi pada kemiringan 11,11 %
vegetasi tanaman tebu yaitu 0,867 ton/ha berada pada kriteria ringan.
I. PENDAHULUAN
II.

manusia (Utomo, 1994).

Erosi

merupakan

peristiwa

berpindahnya

atau terangkutnya tanah


atau bagian-bagian tanah
dari

suatu

tempat

ke

tempat lain oleh media


alami

(Arsyad,

1989

Asmaranto, 2003). Faktor

faktor

yang

mempengaruhi

erosi

tanah adalah hujan, tanah,


kemiringan, vegetasi dan

Erosi tanah dapat terjadi


secara alamiah dan nonalamiah. Secara alamiah,
erosi dapat terjadi secara
alamiah

pada

tanah

dengan melalui tahapan


penghancuran,pengangkut
an

dan

pengendapan.

Erosi non-alamiah dapat


diakibatkan adanya faktor
dari

manusia.

(Asmaranto, 2003).

III.

Prediksi erosi

dirancang untuk memprediksi

pada sebidang tanah dapat

erosi

dilakukan

Persaman tersebut dapat juga

menggunakan

jangka

model yang dikembangkan

memprediksi

oleh Wischmeier dan Smith

lahan-lahan

tahun 1985 (Tunas, 2005

2006).

dalam

Sitanggang

et

al,

panjang.
erosi

pada

(Listriyana,

IV.

Kabupaten

2013 ) yang diberi nama

Gowa berada pada 12 38.16'

Universal Soil Loss Equation

Bujur Timur dan 5 33.6'

(USLE) dengan persamaan

Bujur

sebagai berikut: A = R x K x

Utara.

LS x C x P. Metode USLE

wilayah

(Universal

Loss

antara 12 33.19' hingga 13

Equation) merupakan metode

15.17' Bujur Timur dan 5 5'

yang umum digunakan untuk

hingga

memperediksi

Selatan.

Soil

laju

erosi.

Timur

dari

Kutub

Sedangkan

letak

administrasinya

Lintang

Wilayah

terluas

Selain sederhana, metode ini

berada

juga sangat baik diterapkan di

(72,26 %) dan sisanya (27,74

daerah- daerah yang faktor

%) berada di dataran rendah.

utama

penyebab

erosinya

Kabupaten ini memiliki enam

adalah

hujan

aliran

gunung dan yang tertinggi

(As-syakur,

adalah Gunung Bawakaraeng.

2008). USLE memungkinkan

Daerah ini juga dilalui 15

perencana memprediksi laju

sungai

erosi rata-rata lahan tertentu

Jeneberang

pada

kemiringan

yang paling panjang dengan

dengan pola hujan tertentu

luas daerah aliran sungainya

untuk setiap macam-macam

yaitu 881 km2, dan pada

jenis tanah dan penerapan

daerah pertemuannya dengan

pengelolaan lahan (tindakan

Sungai

konservasi

Waduk Bili-bili. Keuntungan

permukaan

suatu

dan

lahan).

USLE

di

34.7'
dataran

dimana
adalah

Jenelata

tinggi

Sungai
sungai

dibangun

alam ini menjadikan Gowa

Pertanian

kaya akan bahan galian, di

Hasanuddin pada hari Kamis,

samping tanahnya yang subur

tanggal 28 Maret 2016.

(Kajian

LP2B

kab.Gowa,

2014).
uraian

Berdasarkan
diatas

maka

Alat yang digunakan pada


observasi

perlu

ring

lapang

sampel,

yaitu

meteran,

dilakukan praktikum ini yang

busur

bertujuan untuk mengetahui

paku, linggis, sekop, dan

gambaran

tingkat

GPS.

lebih

IX.

erosi

spasisal

tanah

yang

derajat,

benang,

Adapun bahan

spesifik di kabupaten Gowa

yang digunakan yaitu sample

dengan menggunakan metode

tanah terganggu dan sample

USLE yang berguna dalam

tanah tidak terganggu.

penentun arahan penggunaan

2.3 Metode Pengamatan


1. Pengamatan Lapangan
X.
Panjang Lereng
XI.
Panjang lereng yang

lahan

yang

lebih

sesuai

dengan peruntukannya.
VI.

2.2 Alat dan Bahan


VIII.

V.

Universitas

METODE PENELITIAN
2.1 Tempat dan Waktu
VII.

ditentukan yaitu 5 meter dan diukur

Praktikum

lapangan

dilaksanakan

di

Dusun Manyampa, Desa Tana


Karaeng, Kecamatan Manuju,
Kabupaten Gowa, Sulawesi

menggunakan meteran.
XII. Kemiringan Lereng
XIII.
Adapun
metode
pengukuran kemiringan lereng yaitu :
1. Menentukan 2 pengamat yang
akan

mengukur

kemiringan

Selatan pada hari Sabtu, 16

lereng.
2. Mensejajarkan mata pengamat

April 2016 pada pukul 07.00

pertama dengan bagian wajah

wita

sampai

Sedangkan
tanah

15.00

untuk

wita.
analisis

dilaksankan

Laboratorium

Kimia

di
dan

Kesuburan Tanah Fakultas

pada pengamat kedua.


3. Pengamat pertama mengambil
jarak 5 meter dari pengamat
kedua pada kemiringan lereng.
4. Pengamat pertama mensejajarkan
matanya dengan bagian wajah

dari pengamat kedua kemudian

Titik akhir titrasi adalah pada saat

mengukur kemirngannya dengan

terjadi perubahan warna biru

menggunakan

kehitaman menjadi hijau.

busur

yang

sudahdipasang benang dan paku.


XIV. Struktur
XV.
Adapun
metode

Catat volume fitran Fe21 yang


digunakan begitu pula normalitas
XVIII.

penentuan struktur tanah dilapangan


XIX.

yaitu dengan cara mengambil sampel

C=

tanah utuh menggunakan ring sampel


serta

sampel

kemudian

tanah

XXI.

XXIII. Adapun

sesuai ketentuan.
2. Pengamatan di Laboratorium

prosedur

XVI. Bahan Organik


1

penetapan

Timbang contoh tanah dengan

tanah

Masukan kedalam erlenmeyer

neraca anlisis sebanyak 2 gr.

atau botol tekstur 10 ml Calgon

Masukkan

0,05 % dan air secukupnya.

Tambahkan
K2Cr2C7

butir-butir

berukuran < 2 mm

ke

dalam

tabung

erlenmeyer 250 ml.


3

penetapan

Timbang 20 gram tanah kering


udara,

bahan organik yaitu:


1

kerja

tekstur tanah yaitu :

Adapun
kerja

BO = % C x 1,724

XXII. Tekstur Tanah

dengan gambar struktur tanah yang

prosedur

( ml Bml t ) N 3 1,33
100
mg contoh tana htanpa air

XX.

terganggu

membandingkannya

XVII.

Perhitungan:

10

3
ml

(pipet),

larutan
reaksikan

Kocok dengan mesin pengocok


selama 1-2 jam.

Tuangkan

isinya

ke

dalam

dengan 10 ml H2SO4, dan biarkan

silinder sedimentasi 500 ml yang

reaksi dilakukan pemanasan suhu

diatasnya

400 C selam 5 menit.

saringan dengan diameter lubang

Tambahkan aquades kira-kira 50

0,05 mm dan bersihkan botol

ml dan 10 H3PO4.

tekstur dengan botol semprot.

Tetesi

ml

indikator

dan

telah

di

pasangi

Sembrot dengan sprayer sambil

tambahkan pola larutan 1 yang

diaduk-aduk

telah distandarisasi.

yang

masih

semua

suspensi

tinggal

pada

saringan

sehingga

semua

XXV.

partikel debu dan liat turun.


6

ke cawan kemudian masukkan


ke dalam oven suhu 1050 C
selama 2 x 24 jam.
7

Cukupkan
dalam

larutan

selinder

suspensi
sedimentasi

dengan air destilasi hingga 50


Angkat

selinder

sedimentasi,

sumbat dengan karet lalu kocok


dengan membolak balik tegak
lurus 1800 sebanyak 2 kali.
9

Tuangkan kira-kira 3 tetes amyl


alkohol kepermukaan suspensi
untuk menghilangkan buih yang
timbul.

10 Setelah 15 menit, masukkan


hydrometer kedalam suspensi
11 Setelah 40 detik, catat h1 dan
suhu (t1)

Berat liat :
XXVI.

( H 2+ 0,3 (2t 219,8) )0,5 ( b)

Berat debu:
berat (debu+liat )berat liat (c )

15 Hitung persentase pasir, debu


dan liat.
XXVIII.
pasir=

menjelang

3,5

jam,

masukkan hydrometer dan catat


hydrometer kedua (h2) dan suhu
(t2).
14 Hitung berat debu dan liat
dengan persamaan:
XXIV.
Berat debu dan liat:

c
100
a+b

XXIX.
debu=

( ab )
100
a+ c

XXX.
liat=

12 Keluarkan hydrometer
13 Setelah

( H 1+ 0,3(2t 119,8) )0,5 ..( a )

XXVII.

ml.
8

Pasir yang tinggal dipindahkan

b
100
a+c

XXXI. Permeabilitas Tanah


XXXII. Adapun
prosedur

kerja

praktikum

pada

permeabilitas

tanah, yaitu:
1. Lubang botol infus yang telah
disediakan
secukupnya.

dan

isi

dengan

2. Ikatlah tali

ke tiang

untuk

LVII. Keterangan:

mendapatkan gantungan botol

LVIII.

infus.
3. Ring sampel tanah utuh yang
sebelumnya

telah

(cm/jam)
LIX.

direndam

LX. LS

salah satu bagiannya dengan


atas

tabung

erlenmeyer.
4. Ring sampel yang telah berada
di

atas

tabung

C = Vegetasi

LXII.

Teknik

Besarnya

lahan (ton/ha)
3.2 Pembahasan
LXIV. Daerah penelitian bertempat
di desa tana karaeng kecamatan

dari 4 cm
7. Amati jumlah perubahan volume

manuju kabupaten gowa. Bentuk


lahan

di

daerah

praktikum

merupakan pegunungan. Jenis tanah

perhitungan

di daerah praktikum single granular.

permeabilitas dengan rumus:

Nilai erodibilitas tanah ditentukan

XXXIII.

oleh
Q l 1
K= am / jam
t n A

berbagai

faktor.

Tekstur

berkaitan dengan kapasitas infiltrasi


serta

XXXIV.

tanah

untuk

Bahan organik selain menyuburkan

XXXVI.
R

XXXVII. XXXVIII.
XXXIX.
XL.
K
L
C
P

XLIV.
(c

XLV.
(

XLVI. XLVII.XLVIII.
(
(
(

LI.
16

LII.
0

LIII.
0

LIV.
0

kemudahan

terangkut pada saat terjadi erosi.

HASIL DAN PEMBAHASAN


3.1 Hasil

L.
Nil

dan

kehilangan tanah per satuan luas

cm dari permukaan tanah.


5. Tunggu selama 1 jam
6. Tambahkan air apabila kurang

XXXV.
Va

Panjang

LXI.

LXIII.

erlenmeyer

dari selang infus dengan jarak 4

Konservasi (%)

ditetesi dengan air yang berasal

air.
8. Lakukan

= Erodibilitas

Kemiringan Lereng (cm)

kain sifon dan ikat dengan karet


di

Tanah (%)

selama 24 jam dengan menutup

ditempatkan

R = Erosivitas Hujan

LV.
0,

tanah
tanah.

juga

memperkuat

Permeabilitas

agrerat
berkaitan

dengan kemampuan tanah dalam


meloloskan air. Nilai erodibilitas ini
dipengaruhi oleh berbagai faktor

lahan antara lain kemiringan lahan

tanah terhadap pengelupasan

dan penggunaan lahan. Potensi erosi

dan pemindahan tanah akibat

dihitung

metode

energi kinetik hujan. Nilai K

USLEdengan memperhatikan faktor

diperoleh dari hasil selama

erisivitas hujan, erodibilitas tanah,

praktikum

panjang dan kemiringan lereng, jenis

sampel tanah yang diperoleh

tanaman, dan teknik konservasi yang

dari

digunakan.
A. Indeks Erosivitas

erodibilitas

dengan

LXV.

data curah hujan desa tana


karaeng kecamatan manuju
gowa

diperoleh

maka

maka
diperoleh

rata-rata curah hujan tahunan


atau

yaitu

tersebut

161.36.

diperoleh

Nilai
dengan

merata-ratakan curah hujan


harian menjadi curah hujan
bulanan,

kemudian

curah

hujan bulanan dirata-ratakan


menjadi curah hujan tahunan
sehingga diperoleh hasil dari
indeks erosivitas. Rata-rata
ini kemudian dijadikan dasar
untuk melakukan perhitungan
dalam

menentukan

indeks

erosivitas.

Jumlah

nilai

tanah

yang

Nilai

rodibiltas

tergantung

tanah

pada topografi,

kemiringan lereng dan akibat


perlakuan manusia. Selain itu
juga ditentukan oleh tekstur
tanah,

stabilitas

agrerat,

kapasitas

infiltrasi,

kandungan

BO

dan

non

organik tanah.
C. Indeks

Panjang

dan

Kemiringan Lereng
LXVII.

Panjang lereng

diukur dari suatu tempat pada


permukaan

tanah

dimana

erosi mulai terjadi hingga


pada tempat dimana terjadi
pengendapan.
kecuraman

Apabila
S

bertambah,

maka erosi akan meningkat

B. Nilai Erodibilitas Tanah


LXVI.

lokasi.

diperoleh yaitu 0,0823 %.

Berdasarkan

kabupaten

pengamatan

Erodibilitas

tanah merupakan kemampuan

lebih besar jika dibandingkan


dengan
Hasil

aliran
dari

LS

permukaan.
diperoleh

dengan

persamaan

L
LS= (1.38+0.965 s+0.138 s2 )
100

sehingga

diperoleh

terdapat pengolahan lahan


pada lokasi praktikum.
E. Tingkat Bahaya Erosi
LXIX.

hasil

Tingkat

bahaya erosi ditentukan dari

0,653 cm.
D. Indeks Penutupan Vegetasi (C)

perbandingan

antaraa

laju

dan Pengolahan Lahan (P)

erosi potensial (A) dengan

LXVIII.

Nilai C merupakan

laju erosi yang masih dapat

rasio tanah yang tererosi

ditoleransi (TSL). Nilai laju

pada suatu jenis tanaman

erosi atau erosivitas dihitung

terhadap

yang

dengan menggunakan metode

kondisi

USLE. Sedangkan nilai laju

tererosi

tanah
pada

permukaan
sama

lahan

tetapi

tanaman

yang

erosi

yang

tanpa

ditoleransi (TSL) ditentukan

penutup.

dengan

masih

dapat

mengacu

pada

Semakin

luas

tanaman

pedoman penetapan nilai TSL

penutup

atau

vegetasi

untuk tanah di Indonesia.


LXX.

maka nilai tingkat erosi

Berdasarkan

semakin

kecil.

analisis yang telah dilakukan,

Pengolahan

lahan

diperoleh hasil A yaitu 4,558

merupakan

tindakan

ton/hektar/tahun.

Jika

pengendalian laju erosi

dibandingkan dengan nilai

secara mekanis.

TSL

pada

lokasi

Karena

praktikum

ditanami

dengan

yaitu

21,83

ton/hektar/tahun maka hasil


dari

USLE

lebih

rendah

maka

sehingga tingkat erosi yang

diperoleh nilai C yaitu 0,2

terjadi di desa tana karaeng

dan

untuk

kecamatan manuju kabupaten

pengolahan lahan atau P

gowa masih dapat ditoleransi.

yaitu

Dalam

pertanaman

tebu

nilai
1

karena

tidak

diperlukan

hal

ini

tidak
tindakan

konservasi
menanggulangi
terjadi.

erosi

Tetapi

dilakukan

untuk

dan menjaga keadaan tanah

yang

agar resisiten terhadap daya

dapat

penghancuran agrerat agrerat

tindakan

pencegahan

untuk

oleh

tumbukan

hujan.

Hal

butir-butir
ini

dapat

mengurangi erosi yang terjadi

dilakukan dengan melakukan

untuk memaksimalkan daya

penambahan BO pada lahan

guna dan daya dukung lahan.

ini

LXXI.

Erosi

merupakan
partikel

dilakukan

penanaman bibit tebu. Ketiga,

perpindahan

tanah

sebelum

dari

satu

dengan

mengatur

permukaan

aliran

agar mengalir

tempat ke tempat yang lain

dengan kecepatan yang tidak

yang

oleh

merusak dan memperbesar

beberapa faktor. Hujan akan

jumlah air yang terinfiltrasi

mengakibatkan

ke

disebabkan

aliran

dalam

tanah

dengan

permukaan yang merupakan

membuat guludan di sekitar

faktor utama yang menjadi

pertanaman tebu di wilayah

penyebab terjadinya erosi di

ini.

daerah

tropis

seperti

Indonesia. Berdasarkan hal


tersebut,

ada

tiga

cara

LXXII.

PENUTUP

IV.1 Kesimpulan
LXXIII.

Dari

praktikum

pendekatan dalam tindakan

Konservasi

konservasi tanah. Pertama,

Lahan

menutup

menghitung

tanah

dengan

Sumberdaya
dengan
nilai

tanaman atau cover crop yang

kehilangan

sesuai dengan tanaman tebu

tererosi (A) menggunakan

yang

metode

merupakan

tanaman

tanah
USLE

yang
dapat

yang dibudidayakan di daerah

disimpulkan bahwa:

ini. Salah satu tanaman yang

1. Jumlah tanah yang hilang

cocok adalahlegume cover

akibat

erosi

di

lahan

crop. Kedua, memperbaiki

pertanaman tebu desa tana

karaeng kecamatan manuju

pertanaman tebu, dan dari

kabupaten

metode

gowa

dengan

kimia

menggunakan metode USLE

dilakukan

sebesar

menambahka

4,558

sedangkan

dapat
dengan

BO

sebelum

jumlah TSL yang diperoleh

dilakukan penanaman bibit

sebesar

tebu.

21,83

dikategorikan

sehingga

rendah

atau

dapat ditoleransi.
2. Tindakan konservasi

pada

LXXVI.

dasarnya tidak diperlukan,


tetapi

untuk

mencegah

terjadinya tingkat erosi yang


lebih

tinggi

maka

dilakukan

LXXV.

perlu

tindakan

konservasi.
IV.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA

LXXVII.

Asmaranto et al. 2003.

Aplikasi

Sistem

Geografis

(Sig)

Untuk

Identifikasi Lahan Kritis Dan


Arahan

Fungsi

Lahan

Daerah

Aliran

Sungai

Sampean.

LXXIV. Meskipun

Informasi

Universitas

Brawijaya: Malang.

tingkat erosi di daerah ini

LXXVIII.

As-syakur.

tergolong rendah tapi perlu

Prediksi

dilakukan pencegahan agar

Menggunakan Metode USLE

jumlah tanah yang hilang

dan

tidak

Geogra_s

Tindakan

semakin

tinggi.

konservasi

yang

Erosi

2008.

Sistem

Dengan
Informasi

(SIG)

Berbasis

Piksel di Daerah Tangkapan

dapat dilakukan antara lain

Air

melalui vegetatif dan metode

MAPIN XVII: Bandung.

mekanik serta metode kimia.

Danau

LXXIX.

Buyan.

Kajian

LP2B

PIT
kab.

Dari metode vegetative dapat

Gowa. 2014. Kajian hasil

dilakukan

Inventarisasi

dengan

menambahkan

tanaman

penutup,

dari

metode

mekanik

dapat

dibuat

guludan

di

sekitar

lahan

Kabupaten

LP2B
Gow

Sulawesi

Selatan. Direktorat jenderal


Sarana
Makassar.

dan

Prasarana:

LXXX. Listriyana, I. 2006. Pemetaan


Daerah Rawan Bahaya Erosi
LXXXI.

Di

Bagian

Barat

Konservasi

Tanah.

IKIP.

Malang.

Daya Gunung Lawu Melalu

LXXXIV.

Pendekatan Model Pixel dan

Asdak,

C.

Sistem Informasi Geografi

Hidrologi

(SIG). Skripsi S1 Fakultas

Daerah Aliran Sungai (edii

Pertanian UNS. Surakarta.

kedua).

LXXXII.

Sitanggang

2013.

et

Pendugaan

LXXXV.

al.

Simalungun

Utomo,

Wani.1994.

Kuning

Metode

Usle

Brdasarkan
di

Berbagai

No.1: 20-29.
LXXXVI.

Hadi,
Erosi

Merah

teknologi Pertanian Vol. 10

Vol.1,

No.2.
LXXXIII.

2007.

Pengkajian dan Pengembangan

Online

Agroekoteknologi

Firmansyah.

Sistem Usaha Tani. Jurnal

Berdasarkan Metode Usle.


Jurnal

Pengelolaan

Prediksi Erosi Tanah Podsolik

Erosi

Tanah Di Kecamatan Raya


Kabupaten

dan

(2002).

dan

LXXXVII.
LXXXVIII.
LXXXIX. LAMPIRAN
XC.

Diketahui lahan praktikum memiliki vegetasi tanaman tebu.

XCI. Faktor Erosivitas Hujan (R)


XCII.
T

XCIII.
XCVI.
J

XCVII.
F

XCVIII.
M

XCIX.
A

C.
M

CX.
1

CXI.
3

CXII.
2

CXIII.
2

CXIV.
1

Bulan (mm)
CI.
J

CII.
J

XCIV.
CIII.
A

CIV.
S

CV.
O

CVI.
N

CVII.
D
CVIII.

CIX.
2

CXX.
3

CXV. CXVI. CXVII.CXVIII. CXIX.


CXXI.
0
0
0
0
0
0
CXXIII. CXXIV. CXXV. CXXVI. CXXVII. CXXVIII.CXXIX. CXXX.CXXXI.CXXXII.CXXXIII.CXXXIV.
2
1
6
3
3
9
2
1
1
1
6
2
CXXXV.
0
CXXXVII.CXXXVIII.CXXXIX.
CXLII. CXLIII. CXLIV.
CXLVII. CXLVIII.
2
4
8
CXL.
CXLI.
1
4
5
CXLV. CXLVI. 1
2
CXLIX.
0
0
0
0
0
CLI.
CLII.
CLIII.
CLIV.
CLV.
CLVI. CLVII. CLVIII.CLIX. CLX.
CLXI. CLXII. CLXIII.

CXXII.
CXXXVI.
CL.
CLXIV.

CLXV.
2

CLXVI.
8

1
2
0
CLXVII. CLXVIII. CLXIX.
2
1
1

1
6
1
0
0
CLXX. CLXXI. CLXXII.
CLXXIII.
CLXXIV.CLXXV. CLXXVI.CLXXVII.
2
1
6
6
1
2
2
3

CLXXVIII.
CLXXIX.CLXXX. CLXXXI. CLXXXII.CLXXXIII.CLXXXIV.
CLXXXIX.
CXC.
CXCI.
2
6
6
5
2
1
CLXXXV.
CLXXXVI.
CLXXXVII.
CLXXXVIII.
3
3
6
6
0
0
0
CXCII.
CXCIII. CXCIV. CXCV. CXCVI. CXCVII. CXCVIII.CXCIX. CC.
CCII.
CCIII. CCIV. CCV.
2
5
3
5
1
1
1
1
CCI. 2
7
1
4
0
CCVI.
CCVII. CCVIII. CCIX.
CCX.
CCXI.
CCXII. CCXIII. CCXIV.CCXV.
CCXVII. CCXVIII.CCXIX.
2
1
4
2
3
1
3
1
1
CCXVI. 1
2
6
0
CCXX.
CCXXI. CCXXII. CCXXIII. CCXXIV. CCXXV. CCXXVI.CCXXVII.
CCXXVIII.
CCXXXII.CCXXXIII.
2
8
2
2
1
1
2
6
CCXXIX.
CCXXX.CCXXXI.9
5
0
0
9
CCXXXIV.
CCXXXV.CCXXXVI.CCXXXVII.
CCXXXVIII.
CCXXXIX.CCXL. CCXLI.
CCXLVI.
2
1
5
3
2
5
1
CCXLII.
CCXLIII.
CCXLIV.CCXLV. 1
CCXLVII.
0
0
0
0
0
CCXLVIII.
CCXLIX. CCL.
CCLI.
CCLII.
CCLIII. CCLIV. CCLV. CCLVI.CCLVII.
CCLVIII.CCLIX. CCLX. CCLXI. CCLXII.
J
6
4
3
2
1
1
4
9
1
1
2
2
20
CCLXIII. CCLXIV. CCLXV. CCLXVI. CCLXVII. CCLXVIII.
CCLXIX.CCLXX.
CCLXXII.
CCLXXIII.
CCLXXIV.
CCLXXV. CCLXXVI.
R
6
4
3
2
1
1
4
CCLXXI.
1
1
2
2
20
9
CCLXXVII.
CCLXXVIII.
CCLXXIX.CCLXXX.CCLXXXI.CCLXXXII.
CCLXXXIII.
CCLXXXIV.
CCLXXXV.
CCLXXXVI.
CCLXXXVII.
CCLXXXVIII.
CCLXXXIX.
CCXC.
R
6
4
3
2
1
1
4
0.
1.
1
2
2
20.
CCXCI. CCXCII. CCXCIII. CCXCIV. CCXCV. CCXCVI.CCXCVII.
CCXCVIII.
CCXCIX.
CCC.
E
9
3
2
1
3
3
5
1.
8.
CCCV.
I

CCCVI.
6

CCCVII. CCCVIII. CCCIX.


3
2
1

CCCI.
2

CCCII.
8

CCCIII.
1

CCCX. CCCXI. CCCXII.


CCCXIII.
CCCXIV.CCCXV. CCCXVI.CCCXVII.CCCXVIII.
6
6
1
1.
5.
5
1
1
16

CCCXIX.
CCCXX.

Jadi, nilai faktor erosivitas hujan (R) sebesar 161,36 cm/jam/tahun

CCCXXI. Penetapan Bahan Organik


CCCXXII.

Diketahui mlb 36.5 g, mlt 6.2 gram, normalitas 0.25 N, dan contohtanah

2000mg.
CCCXXIII.

Penyelesaian :

CCCXXIV.

( mlBmlt ) N 3 x 1.33
100
mg tanah

BO% =

( 36.56.2 ) 0.25 3 x 1.33


100
2000 mg

C=

% C 1.724
CCCXXV.

1.5% 1.724
30.22425
100
2000

CCCXXVI.

CCCXXVII.

1.5

CCCXXVIII.

CCCIV.
16

Jadi, nilai kandungan bahan organik yaitu 2,586 %

= 2.586%

CCCXXIX.

Penetapan Tekstur di Laboratorium

CCCXXX. Diketahui nilai H1 = 4, H2 = 2, T1 = 27, dan T2 = 27, serta nilai c sebesar


0.8 gram.
CCCXXXI.

Penyelesaian :

( h 1+0.3(t2119.8) )0.5

Beratdebudanliat =

CCCXXXII.

( 4 +0.3(2719.8)
)0.5
2
6.31
(
0.5
2 )

CCCXXXIII.
CCCXXXIV.

= 2,655 g

. . . (a)

( h 2+ 0.3(t2219.8) )0.5
2+0.3(2719.8)
(
)0.5
2
4.31
(
0.5
2 )

Berat liat=

CCCXXXV.

CCCXXXVI.

CCCXXXVII.
CCCXXXVIII.

= 1,655 g

. . . (b)
Berat debu=berat ( debu+ liat )berat liat

CCCXXXIX.

CCCXL. 2,6551,655
CCCXLI.

= 1

. . . (a-b)
CCCXLII. Persentasi pasir, debu, dan liat dengan persamaan.
CCCXLIII.
liat =

pasir=
b
100
a+c

C
100
a+c

CCCXLIV.

1,655
100
2,655+ 0.8

CCCXLV.

0.8
100
1.58+ 0.8

0.8
100
3,455

1,655
100
3,455
0.2315 100

CCCXLVI.
0.479 100
CCCXLVII.

23

48
debu=

CCCXLVIII.

ab
100
a+ c

CCCXLIX.

2,6551,655
100
2,6550,8

CCCL.

1
100
3,455

=> % pasir +

% debu + % liat
29

CCCLI.

= 23 % + 29 %

+ 48 %

CCCLII. Tekstur : Liat


CCCLIII. Struktur : Granular sedang => 3
CCCLIV.

Jadi, persentase pasir 23 %, debu 29 %, dan liat 48 %.

CCCLV.
CCCLVI.
CCCLVII.

Penentuan Permeabilitas
Diketahui banyaknya air yang

mengalir pada setiap pengukuran 90 ml, waktu pengukuran 1 jam, tebal contoh tanah 4,9
cm, luas permukaan tanah 4,5 cm, dan tinggi permukaan air dari permukaan contoh tanah
konstan 4 cm.

CCCLVIII. K=

Q l 1
x x
t h A

CCCLIX. Dimana, Q = Air yang mengalir per pengukuran (cm3)


CCCLX.

t = Waktu pengukuran (jam)

CCCLXI.

l = Tebal contoh tanah (tinggi ring sampel) (cm)

CCCLXII.

h = Tinggi permukaan air (4 cm)

CCCLXIII.

A = luas permukaan tanah (cm)


K=

CCCLXIV.
CCCLXV.

90 4,9 1
x
x
1
4 4,5

441
18
24,5 cm/ jam (agak cepat = 2 )

CCCLXVI.
CCCLXVII.

Jadi, permeabilitas tanah 24,5 cm/jam => kelas permebilitas = 2

CCCLXVIII.
CCCLXIX.

Faktor Erodibilitas Tanah (K)


Diketahui persentase pasir 11%, debu 65%, dan liat 24%, dengan

harkat struktur tanah = 2 dan kode permeabilitas tanah = 2, memiliki kandungan bahan
organik 2,586 gram.
CCCLXX.

Penyelesaian :

CCCLXXI.

M = (Persen pasir +persendebu) x (100 - % liat)

CCCLXXII.

= (23 % + 29 %) x (100 48%)

CCCLXXIII.

= 2704

CCCLXXIV.
CCCLXXV.

K=

2.713 M 1.14 ( 104 ) ( 12a )+3.25 ( b2 ) +2.5(c3)


100

Dimana, M = Persen debu (100 - %liat)

CCCLXXVI.

a = kandungan bahan organik

CCCLXXVII.

b = Harkat struktur tanah => granular sedang = 3

CCCLXXVIII.

c = Harkat permeabilitas tanah => agak cepat = 2

CCCLXXIX.
K=

2.713 2704

1.14

( 104 ) ( 122,586 ) +3.25 ( 32 ) +2.5(23)


100

CCCLXXX.

2.713 8174,99 ( 104 ) ( 9,414 )+3.25 ( 1 ) +2.5(1)


100

CCCLXXXI.

2.713 0.8175 9,414+3.252,5


100

CCCLXXXII.

20.8791+0.75
100

CCCLXXXIII.

21.6291
100

CCCLXXXIV.

0.2163

CCCLXXXV.
CCCLXXXVI.

Faktor Panjang Dan Kemiringan Lereng (LS)


Diketahui panjang lereng 5 meter dan kemiringan 11,11 %.

Faktorpanjangdankemiringanlerengdihitungmenggunakanrumus Morgan (1979).

CCCLXXXVII.

L
LS= (1.38+0.965 s+0.138 s2 )
100

CCCLXXXVIII.

5 (1.38+0.965 11,11+0.138 11,112 )


100

CCCLXXXIX.

2.24
(1.38+10,721+ 17,0336)
100

2.24
( 29,1346)
100

CCCXC.

CCCXCI.

0, 653 cm

CCCXCII.

Jadi, nilai faktor panjang dan kemiringan lereng,

yaitu 0,653 cm.


CCCXCIII.
CCCXCIV.

Faktor Vegetasi (C)


Nilai C untuk pertanaman tunggal jenis tanaman

tebu yaitu 0,2.


CCCXCV.
CCCXCVI.
CCCXCVII.
CCCXCVIII.

Faktor Pengolahan Lahan (P)


Aktivitas konservasi di lapangan yaitu dengan

pengolahan tanah dan penanaman menurut garis kontur. Adapun nilai P dengan
kemiringan 4 % yaitu 0,5.

CCCXCIX.

Indikasi Erosi

CD.

Diketahui faktor erosivitas hujan

(R) = 161,36 cm/jam, faktor erodibilitas tanah (K) = 0.0823, faktor panjang dan
kemiringan lereng (LS) = 0,167 cm, faktor vegetasi penutup tanah (C) = 0,2 dan faktor
tindakan konservasi (P) = 0.5.
CDI.

Penyelesaian :

CDII. A = R x K x LS x C x P
CDIII.

= 161,36 x 0,0823 x 0,653 x 0,2 x 0,5

CDIV.

= 0,867

CDV. Jadi, banyaknya tanah yang terosi yaitu sebesar 0,867 ton/ha
CDVI. Tolerable Soil Lost (TSL)

TSL=

CDVII.

kedalaman tanahefektif nilai faktor kedalamantanah


BD
umur gunatanah

CDVIII.
CDIX.

Nilai factor kedalaman tanah (sub ordo udalf) =

0,90
CDX. Umur guna tanah = 400 tahun
CDXI.

BD = 0,97 gr/cm3

CDXII.

CDXIII.

TSL=

kedalaman tanahefektif nilai faktor kedalamantanah


BD
umur gunatanah
TSL=

100 0,90
0,97 10
400
90
0,97 10
400

CDXIV.

TSL=

CDXV.

TSL = 21,83 to/ha/tahun

CDXVI.
CDXVII.

CDXVIII. Gambar 1. Peta Praktek Lapang

CDXIX.

CDXX.
CDXXI.

Gambar 2. Peta Penggunaan Lahan Desa Tana Karaeng

CDXXII.

CDXXIII. Gambar 3. Peta Penggunaan Lahan Desa Tana Karaeng

CDXXIV.

CDXXV.
CDXXVI.
CDXXVII.
CDXXVIII.

CDXXIX.
CDXXX.
CDXXXI.

CDXXXII.
CDXXXIII.
CDXXXIV.
CDXXXV.

CDXXXVI.

Anda mungkin juga menyukai