Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
HUJAN ASAM
(MATA KULIAH : ANALISIS KOROSI DAN PENCEGAHANNYA)
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Makalah Pada Setiap Kelompok Pada Mata Kuliah
Analisis Korosi Dan Pencegahannya
NAMA KELOMPOK :
ARIF ROHMAN HAKIM
(14.11.053)
HERDHIKA GIOVANI ANGGASTA (14.11.101)
DAFTAR ISI
Daftar Isi
Kata Pengantar
ii
Definisi Istilah
iii
Bab I PENDAHULUAN
1.1 Pendahuluan
1.2 Tujuan
Bab II PEMBAHASAN
10
3.1 Kesimpulan
10
3.2 Saran
10
Daftar Pustaka
11
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan rahmat dan petunjuk-Nya sehingga makalah yang berjudul Hujan Asam ini
dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Makalah ini disusun berdasarkan berbagai sumber yang relevan dengan materi yang
disajikan dalam makalah ini. Adapun materi yang dipaparkan adalah mengenai apa yang
dimaksud dengan hujan asam, apa penyebab terjadinya hujan asam, bagaimana dampak hujan
asam terhadap manusia dan lingkungan, dan bagaimana upaya yang dapat ditempuh untuk
mencegah terjadinya hujan asam.
Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena
itu, kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat konstruktif sangat penyusun harapkan
guna kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata penyusun ucapkan terima kasih, semoga makalah ini bermanfaat bagi
penyusun maupun bagi pembaca semua.
Penyusun
ii
DEFINISI ISTILAH
Amoniak
Asam Nitrat
Asam Sulfat
Atmosfer
Beroksidasi
Deposisi asam
Deposisi basah
Deposisi kering
iii
Difusi
Emisi metan
Hidrologi
Hujan asam
Karbon dioksida
: (CO2) atau zat asam arang adalah sejenis senyawa kimia yang
terdiri dari dua atom oksigen yang terikat secara kovalen
dengan sebuah atom karbon berbentuk gas.
iv
Nitrogen oxide
Pemanasan global
pH Meter
Photokimia
Polusi
Polutan
Prekursor
: zat atau bahan pemula, atau zat kimia tertentu yang dapat
digunakan sebagai bahan baku atau penolong untuk keperluan
proses produksi industri dan apabila di simpangkan dapat
v
Scrubbers
: alat pemisahan suatu partikel solid (debu) yang ada di gas atau
udara dengan menggunakan cairan sebagai alat bantu. Air
adalah cairan yang pada umumnya digunakan dalam proses
scrubbing, meskipun dapat juga digunakan cairan lainnya
(seperti : asam sulfat, dll).
Sulfur dioksida
Urea
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Dengan semakin meningkatnya ilmu pengetahun dan teknologi (IPTEK), semakin
tinggi pula aktivitas kegiatan ekonomi manusia, di antaranya dengan semakin pesatnya
perkembangan sektor industri dan sistem transportasi. Sebagai konsekuensi logis, maka
semakin dampaknya akan meningkatkan pula zat-zat polutan yang dikeluarkan kegiatan
industri maupun transportasi tersebut. Keberadaan zat-zat polutan di udara ini tentu akan
berpengaruh terhadap proses-proses fisik dan kimia yang terjadi di udara. Beberapa contoh
efek negatif perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang menjadi isu-isu global
antara lain efek rumah kaca, pemanasan global, polusi, sampah, dan hujan asam
Istilah hujan asam pertama kali digunakan Robert Angus Smith pada tahun 1972. Ia
menguraikan tentang keadaan di Manchester, sebuah kawasan industri di bagian utara
Inggris. Hujan asam ini pada dasarnya merupakan bagian dari peristiwa terjadinya deposisi
asam. Ia mengatakan bahwa bahan pencemar di udara yang bercampur dengan air hujan
bersenyawa menjadi asam dan menyebabkan kerusakan bangunan dan monumen bersejarah.
Pada dasarnya, air hujan normal memang sudah asam dengan kadar keasaman antara pH 5,66,0. Keasaman ini dihasilkan ketika karbondioksida dan materi asam alami lainnya terurai
dalam uap air yang bercampur di udara.
Masalah itu masih terjadi hingga kini dan kita tahu bahwa banyak gas polutan yang
menyebabkan pencemaran udara. Ini termasuk sulfur dioksida yang umumnya dihasilkan
oleh pembangkit tenaga listrik yang menggunakan batubara, dan nitrogen oksida dari
kendaraan bermotor serta bahan bakar fosil yang digunakan oleh industri. Kedua unsur
tersebut bersenyawa di atmosfer dengan air, oksigen, dan oksidan dari senyawa-senyawa
asam lainnya. Persenyawaan ini membentuk semacam lapisan gabungan antara asam sulfur
dan asam nitrat. Cahaya matahari mempercepat laju reaksi proses itu. Hujan asam
menyebabkan peningkatan kadar asam di tanah, danau-danau, sungai serta menyebabkan
kematian pohon. Selain itu asam juga merusak material gedung, patung-patung dan
peninggalan sejarah.
Mengingat begitu besar dampak yang ditimbulkan oleh hujan asam terhadap
kehidupan manusia dan lingkungan, maka pada makalah ini akan dibahas mengenai
bagaimana penyebab terjadinya hujan asam, proses terbentuknya hujan asam, dampak hujan
asam bagi lingkungan maupun manusia, beberapa macam hujan asam, serta usaha yang dapat
kita lakukan untuk mengurangi dan mencegah terjadinya hujan asam.
1.2
Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
dalam Rahardiman, Arya. 2009).Hujan asam merupakan istilah umum untuk menggambarkan
turunnya asam dari atmosfir ke bumi. Sebenarnya turunnya asam dari atmosfir ke bumi bukan
hanya dalam kondisi basah Tetapi juga kering. Sehingga dikenal pula dengan istilah
deposisi ( penurunan / pengendapan ) basah dan deposisi kering . Hujan asam dapat terjadi
ketika ada reaksi antara air, oksigen dan zat-zat asam lainnya di atmosfer. Sinar matahari
akan mempercepat terjadinya reaksi antar zat-zat tersebut.
Deposisi basah mengacu pada hujan asam , kabut dan salju. Ketika hujan asam ini
mengenai tanah, ia dapat berdampak buruk bagi tumbuhan dan hewan , tergantung dari
konsentrasi asamnya, kandungan kimia tanah , buffering capacity ( kemampuan air atau
tanah untuk menahan perubahan pH ), dan jenis tumbuhan/ hewan yang terkena. Deposisi
kering mengacu pada gas dan partikel yang mengandung asam. Sekitar 50% keasaman di
atmosfer jatuh kembali ke bumi melalui deposisi kering. Kemudian angin membawa gas dan
partikel asam tersebut mengenai bangunan, mobil, rumah dan pohon.
Ketika hujan turun ,partikel asam yang menempel di bangunan atau pohon tersebut
akan terbilas, menghasilkan air permukaan yang asam. Angin dapat membawa material asam
pada deposisi kering dan basah melintasi batas kota dan negara sampai ratusan kilometer.
Untuk mengukur keasaman hujan asam digunakan pH meter. Hujan dikatakan hujan asam
jika telah memiliki pH dibawah 5,6. Makin rendah pH air hujan tersebut , makin berat
dampaknya bagi mahluk hidup.
2.2
tersebut memberikan dampak negative berupa air yang bersifat asam di danau Skandinavia
dan Kanada (Mukono, 2000 dalam Rahardiman, Arya. 2009).Secara mudah hujan asam dapat
diartikan turunnya asam dari atmosfer ke bumi. Hujan disini tidak selalu diartikan dengan
kondisi air atau basah, karena hujan asam dapat terjadi pada kondisi kering dan kondisi basah
yang kemudian dikenal dengan deposisi (penurunan/ pengendapan) asam. Hujan asam
(deposisi asam) ada dua jenis, yaitu deposisi kering dan deposisi basah.
a) Deposisi kering ialah peristiwa terkenanya benda dan mahluk hidup oleh asam yang ada
dalam udara. Ini dapat terjadi pada daerah perkotaan karena pencemaran udara akibat
3
kendaraan maupun asap pabrik. Selain itu deposisi kering juga dapat terjadi di daerah
perbukitan yang terkena angin yang membawa udara yang mengandung asam. Biasanya
deposisi jenis ini terjadi dekat dari sumber pencemaran.
b) Deposisi basah ialah turunnya asam dalam bentuk hujan. Hal ini terjadi apabila asap di
dalam udara larut di dalam butir-butir air di awan. Jika turun hujan dari awan tadi, maka air
hujan yang turun bersifat asam. Deposisi asam dapat pula terjadi karena hujan turun melalui
udara yang mengandung asam sehingga asam itu terlarut ke dalam air hujan dan turun ke
bumi. Deposisi jenis ini dapat terjadi sangat jauh dari sumber pencemaran.
2.3
1.Pada dasarnya Hujan asam disebabkan oleh 2 polutan udara, Sulfur Dioxide (SO2) dan
nitrogen oxides (NOx) yang keduanya dihasilkan melalui pembakaran. Akan tetapi sekitar
50% SO2 yang ada di atmosfer diseluruh dunia terjadi secara alami, misalnya dari letusan
gunung berapi maupun kebakaran hutan secara alami. Sedangkan 50% lainnya berasal dari
kegiatan manusia, misalnya akibat pembakaran BBF ( Bahan Bakar Fosil ), peleburan logam
dan pembangkit listrik. Minyak bumi mengadung belerang antara 0,1% sampai 3% dan
batubara 0,4% sampai 5%.Saat BBF di bakar, belerang tersebut beroksidasi menjadi belerang
dioksida (SO2) dan lepas di udara. Oksida belerang itu selanjutnya berubah menjadi asam
sulfat. Oksida nitrogen, atau NOx, dan sulfur dioksida, atau SO2, adalah dua sumber utama
hujan asam. Sulfur dioksida, yang merupakan gas tidak berwarna, dilepaskan sebagai produk
oleh-ketika bahan bakar fosil yang mengandung belerang yang terbakar.Gas ini dihasilkan
karena berbagai proses industri, seperti pengolahan minyak mentah, pabrik utilitas, dan besi
dan pabrik baja. Berarti, alam dan bencana juga dapat mengakibatkan belerang dioksida yang
dilepaskan ke atmosfer, seperti vegetasi membusuk, plankton, semprot laut, dan gunung
berapi, yang semuanya memancarkan sekitar 10% belerang dioksida. Secara keseluruhan,
pembakaran industri bertanggung jawab atas 69,4% emisi sulfur dioksida ke atmosfer, dan
transportasi kendaraan bertanggung jawab atas sekitar 3,7% (Anonim , 2009).
2. Secara alami hujan asam dapat terjadi akibat semburan dari gunung berapi dan dari proses
biologis di tanah, rawa, dan laut. Akan tetapi, mayoritas hujan asam disebabkan oleh aktivitas
manusia seperti industri, pembangkit tenaga listrik, kendaraan bermotor dan pabrik
pengolahan pertanian (terutama amonia). Gas-gas yang dihasilkan oleh proses ini dapat
terbawa angin hingga ratusan kilometer di atmosfer sebelum berubah menjadi asam dan
terdeposit ke tanah (Anonim , 2009).
4
2.4
ke tanah, sungai, danau, hutan, lahan pertanian, atau bangunan melalui tetes hujan, kabut,
embun, salju, atau butiran-butiran cairan (aerosol), ataupun jatuh bersama angin.
Asam-asam tersebut berasal dari prekursor hujan asam dari kegiatan manusia
(anthropogenic) seperti emisi pembakaran batu bara dan minyak bumi, serta emisi dari
kendaraan bermotor. Kegiatan alam seperti letusan gunung berapi juga dapat menjadi salah
satu penyebab deposisi asam. Reaksi pembentukan asam di atmosfer dari prekursor hujan
asamnya melalui reaksi katalitis dan photokimia.
Didaerah peternakan dan pertanian akan cocok menghasilkan asam pada tanahnya
mengingat kotoran hewan banyak mengandung NH3 dan tanah pertanian mengandung urea.
Amoniak di tanah semula akan menetralkan asam, namun garam-garam ammonia yang
terbentuk akan teroksidasi menjadi asam nitrat dan asam sulfat. HNO3 sangat asam dan larut
dengan baik sekali. Selain itu juga merupakan asam keras dan reaktif terhadap benda-benda
lain yang menyebabkan korosif. HNO3 sangat asam dan larut dengan baik sekali. Selain itu
juga merupakan asam keras dan reaktif terhadap benda-benda lain yang menyebabkan
korosif. Oleh sebab itu, presipitasinya akan merusak tanaman terutama daun. (Manahan, 1994
dalam Rahmawaty, 2002)
2.5
maupun terhadap lingkungan. Berikut akan dijelaskan dampak dari terjadinnya hujan asam :
a) Dampak Hujan Asam bagi Kesehatan Manusia
Pada dasarnya gas sulfur dioksida (SO2) dan nitrogen oksida (NOx) bersifat
membahayakan bagi kesehatan manusia. Kedua gas tersebut akan bereaksi di udara
membentuk sulfat dan nitrat yang berupa partikel halus yang dapat masuk terhirup ke saluran
pernapasan manusia, bahkan partikel halus sulfat dan nitrat tersebut dapat masuk ke dalam
ruangan indoor. Menurut berbagai studi yang dilakukan, kedua partikulat halus tersebut dapat
menyebabkan seseorang sakit yang berhubungan dengan kelainan jantung dan paru-paru,
seperti asma dan bronchitis. Sumber zat SO2 dan Nox itu sendiri dapat berasal dari alam dan
dapat juga karena aktifitas manusia. Berikut ini adalah berbagai aktifitas manusia yang turut
andil dalam proses terbentuknya polutan (zat) pencemar pada proses deposisi asam :
1. Pembangkit Listrik dengan Batubara sebagai Pemasok SO2
2. Kendaraan Bermotor Sebagai Pemasok Zat NOx
ilai dari bangunan atau objek itu sendiri. Kerugian secara finansial pun akan terasa manakala
perbaikan akan kerusakan bangunan diperlukan. Jika sudah begini, Kita pun harus mulai
berbenah untuk mengurangi emisi gas SO2 dan NOx ke udara.
2.6
mengandung sedikit zat pencemaran, menghindari terbentuknya zat pencemar saat terjadinya
pembakaran, dan penghematan energi.
a) Menggunakan Bahan Bakar Dengan kandungan Belerang Rendah
Kandungan belerang dalam bahan bakar bervariasi. Penggunaan gas alam akan
mengurangi emisi zat pembentuk asam, akan tetapi kebocoran gas ini dapat menambah emisi
metan. Usaha lain yaitu dengan menggunakan bahan bakar non-belerang atau bahan bakar
alternatif yang ramah lingkungan, misalnya metanol, etanol dan hidrogen.
b) Pengendalian Pencemaran Selama Pembakaran
Beberapa teknologi untuk mengurangi emisi SO2 dan Nox pada waktu pembakaran
telah dikembangkan. Salah satu teknologi ialah lime injection in multiple burners (LIMB).
Selain itu, bisa juga dilakukan dengan penggunaan Scrubbers. Alat ini mampu mengurangi
emisi sulfur okida hingga 80-95 % (Ophardt, C.O., 2003).
c) Mengaplikasikan prinsip 3R (Reuse, Recycle, Reduce)
7
Hendaknya prinsip ini dijadikan landasan saat memproduksi suatu barang, dimana
produk itu harus dapat digunakan kembali atau dapat didaur ulang sehingga jumlah sampah
atau limbah yang dihasilkan dapat dikurangi.
1. Reuse
Reuse yaitu menggunakan sisa sampah yang masih bisa dipakai.
pemanfaatan kembali botol botol bekas menjadi wadah
pemanfaatan kantong plastik bekas menjadi kemasan belanja untuk pembungkus
pemanfaatan pakaian atau kain kain bekas menjadi bahan kerajinan tangan, perangkat
pembersih maupun berbagai keperluan lainnya.
2. Recycle
Recycle yaitu mendaur ulang sampah, mendaur ulang sampah memang tidak mudah
karena kadang dibutuhkan teknologi dan penanganan khusus. Ada beberapa cara yang bisa
dilakukan yaitu :
Mengumpulkan kertas, majalah, dan surat kabar
Mengumpulkan sisa sisa kaleng atau botol gelas
Menggunakan berbagai produk kertas maupun barang lainnya hasil daur ulang.
3. Reduce
Reduce yaitu mengurangi sampah, ada beberapa cara untuk mengurangi sampah yaitu :
Membawa tas belanja sendiri untuk mengurangi sampah kantong plastik pembungkus
barang belanjaan
Membeli susu, makanan kering, deterjen, dan lain lain dalam paket yang besar daripada
membeli beberapa paket kecil untuk volume yang sama
Membeli kemasan isi ulang untuk shampoo dan sabun daripada membeli botol baru setiap
kali habis
2.
3.
4.
5.
BAB III
PENUTUP
3.1.
Kesimpulan
Dari pembahasan di atas mengenai hujan asam dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut :
1. Hujan asam didefinisikan sebagai segala macam hujan dengan pH di bawah 5,6. Hujan
secara alami bersifat asam (pH sedikit di bawah 6) karena karbondioksida di udara yang larut
dengan air hujan memiliki bentuk sebagai asam lemah.
2. Hujan asam disebabkan oleh belerang (sulfur) yang merupakan pengotor dalam bahan
bakar fosil serta nitrogen di udara yang bereaksi dengan oksigen membentuk sulfur dioksida
dan nitrogen oksida. Zat-zat ini berdifusi ke atmosfer dan bereaksi dengan air untuk
membentuk asam sulfat dan asam nitrat yang mudah larut sehingga jatuh bersama air hujan.
3. Secara sedehana, proses pembentukan hujan asam sebagai berikut: Pada dasarnya Hujan
asam disebabkan oleh 2 polutan udara, Sulfur Dioxide (SO2) dan nitrogen oxides (NOx) yang
keduanya dihasilkan melalui pembakaran.
4. Adapun beberapa dampak yang ditimbulkan oleh hujan asam antara lain Kelebihan zat
asam pada danau akan mengakibatkan sedikitnya species yang bertahan, hujan asam yang
larut bersama nutrisi didalam tanah akan menyapu kandungan tersebut sebelum pohon-pohon
dapat menggunakannya untuk tumbuh, korosi dan menyebabkan terganggunya kesehatan
manusia.
5. Usaha untuk mengendalikan deposisi asam ialah menggunakan bahan bakar yang
mengandung sedikit zat pencemar, menghindari terbentuknya zat pencemar saar terjadinya
pembakaran, menangkap zat pencemar dari gas buangan dan penghematan energi serta
penambahan zat kapur.
1.2.
Saran
Hujan asam bersifat merusak merupakan salah satu dari aktifitas manusia yang
berlebihan. Kerugian dan kerusakannya sangat bervariasai mulai dari rusaknya lingkungan
disekitar kita hingga kesehatan manusia itu sendiri yang terancam. Ekosistem di alam sekitar
kita saling berkait dan saling ada timbal balik didalamnya, dengan rusaknya salah satu mata
rantai dari ekosistem, dengan sendirinya alam akan mengalami kerusakan juga.
Sekarang saatnya kita jaga alam dan lingkungan kita untuk anak cucu kita kelak.
Pemerintah dan masyarakat baik dari kalangan industri maupun umum, untuk bekerja sama
dalam menjalankan peraturan yang berkaitan dengan upaya penurunan polusi udara agar
dapat terlaksana dan diterapkan dengan baik dan seksama.
10
Daftar Pustaka
Anonim . 2009. Cause and Effects of Acid Rain. http://www.buzzle.com/ articles/ causes
and effects of acid rain.html. Diakses pada: 22 Januari 2014
Arfa, Rizdela. ( 2012 ). Penyebab Terjadinya Hujan Asam. Diperoleh dari :
http://younggeomorphologys.wordpress.com/2011/01/15/hujan-asam-peny ebab-dan-prosespembentukannya/ . Diakses pada : 16 Januari 2014.
Hariyanto. 2012. Upaya Pencegahan dan Dampak hujan asam.
http://prodiipa.wordpress.com/kelas-vii/hujan-asam/upaya-pencegahan-dampak-hujan-asam/ .
Diakses pada : 20 Januari 2014.
Kurniawan, Anas. 2011 . Hujan Asam ( Acid Rain ).
http://annaskurniawan.wordpress.com/2011/06/01/hujan-asam-acid-rain / . Diakses pada : 16
Januari 2014.
Maulana, Moh. 2012 . Hujan Asam Menghancurkan Bumi.
http://maulanusantara.wordpress.com/2012/01/05/mengenal-macam-macam-hujan/ . Diakses
pada : 16 Januari 2014.
Nandika, Dodi.,2004. Hujan Asam Suatu Fenomena yang Mengancam Kelestarian Hutan.
Staf
Pengajar
Jurusan
Teknologi
Hasil
Hutan-IPB.
http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/. Diakses pada : 22 Januari 2014
Ophardt, C.O. 2003. AcidRain. http://www.elmhurst.edu/~chm/vchembook. Diakses pada :
16 Januari 2014.
Prasetyo, Anam. 2013. Dampak Hujan Asam dan Penyebab Terjadinya Hujan Asam.
http://prasetyomanan.blogspot.com/2013/10/penyebab-dan-dampak-hujan-asam.html .
Diakses pada : 22 Januari 2014.
Rahardiman, Arya. 2009. HujanAsam. http://keslingbanget.blogspot.com/2009/03/ hujan asam. html. Diakses pada: 20 Januari 2014
Rahmawaty, ( 2002 ). Dampak Pencemaran Udara Terhadap Tumbuhan. Fakultas Pertanian
Program Ilmu Kehutanan Universitas Sumatera Utara. http://repository.usu.ac.id/bitstream
/123456789/857/1/ hutan-rahmawaty2.pdf. Diakses pada : 20 Januari 2014
Sumahamijaya,I.
2009.
Hujan
Asam
Menghancurkan
Bumi.
http://majarimagazine.com/2009/03/ hujan asam mencegah global warmingmenghancurkan- bumi/. Diakses pada : 20 Januari 2014
11