BAB II
RESUM KEPERAWATAN
A. Pengkajian
Nama Mahasiswa
Tempat Praktik
Waktu Praktik
Metode Pengkajian
Sumber Data
Tanggal Pengkajian
1. Data Dasar
a. Identitas pasien
Nama
Umur
Jenis Kelamin
Agama
Pendidikan
Alamat
Pekerjaan
Tanggal Masuk
Diagnosa
b. Penanggung Jawab
Nama
: Ny. S
: 47 tahun
: Perempuan
: Islam
: SD
: Sewon, Bantul
: Ibu rumah tangga
: 12 Juni 2016
: Gastroenteritis Akut (GEA)
: Ny. M
28
Umur
Jenis Kelamin
Agama
Alamat
Hubungan dg pasien
: 41 tahun
: Perempuan
: Islam
: Sewon, Bantul
: Adik pasien
c. Faktor Presipitasi
Disebabkan oleh bakteri amuba
d. Faktor Predisposisi
Pasien mengatakan membeli makana saat mau sahur di tempat
tetangganya. Bisa disebabkan kurang kebersihan atau kurang matang
saat memasak, masih ada bakteri yang berada dimakan yang dibeli oleh
pasien.
2. Data Fokus
a. Keluhan Utama
Pada tanggal 13 juni 2016 pasien mengatakan BAB cair sudah 3x
dari jam 1 pagi, nyeri diulu hati dan saat mau BAB dibagian bawah
pusar skala nyeri 3 (1-10), pasien mengeluhkan pusing, lemas, tubuh
panas (37,9oC)
b. Riwayat dahulu
Pasien mengatakan pernah sakit maag tiga tahun yang lalu
c. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan umum
a)
Kesadaran
: Compos Mentis
GCS
: 15 (E : 4, V : 5, M : 6)
b)
Keadaan umum
: Baik
Tanda-tanda vital
TD
: 120/60 mmHg
N
: 90 x/m
S
: 37,9oC
R
: 25 x/m
29
c)
Status gizi
Tabel 2.1 tabel status gizi menurut depkes kementrian indonesia (2011)
Kurus
Kategori
IMT
< 17,0
17,0 18,4
Normal
Gemuk
18,5 25,0
Kelebihan berat badan tingkat
ringan
25,1 27,0
> 27,0
: 70 kg
Tinggi : 164 cm
30
Keterangan :
0
V
3
V
V
V
V
V
V
31
0 : mandiri
1 : alat bantu
2 : dibantu orang lain
3 : dibantu orang lain dan alat
4 : tergantung total oksigen
5) Pemeriksaan Diagnostik
Tabel 2.3 Hasil lab tanggal 12 juni 2016 (darah)
Pemeriksaan
Lekosit
Eritrosit
Segmen
Limfosit
Kalium
Hasil
12,21
5,27
88
6
3,02
Rujukan
4,00 11,00
4,00 5,00
51 67
20 35
3,50 5,10
Satuan
103/uL
103/uL
%
%
mmoL/l
Hasil
Cair
Positif
Positif
Positif
Rujukan
Lunak
Negatif
Negatif
d. Terapi Obat
1) Infus RL 20 tpm ditangan kanan dipasang tanggal 12 juni 2016
Fungsi : kandungan kalium bermanfaat untuk konduksi saraf dan
otak, mengganti cairan yang hilang karena dehidras, syok
hipovolemik dan kandungan natriumnya menentukan
tekanan osmotik pada pasien.
2) Ciprofloxacion (drip) 60 tpm dosis 200 mg/ 12 jam (jam 9 dan jam
21)
Fungsi : membunuh atau mencegah berkembangan bakteri yang
menjadi penyebab infeksi
3) Inj Ranitidin 50 mg/12 jam (jam 9 dan jam 21)
Fungsi : menangani gejala dan penyakit akibat produksi asam
lambung yang berlebihan. Kelebihan asam lambung dapat
membuat dinding sistem pencernaan mengalami iritasi dan
32
penyakit
seperti
tukak
lambung,
tukak
kronik
yang
berhubungan
dengan
intestinal
33
Pengelompokan Data
Tabel 2.5 tabel pengelompokan data
DATA SUBJEKTIF
Pasien mengatakan :
1. bab cair 3x
dari jam 1
malam mulai
tanggal 12 juni
2013
2. nyeri diulu
hati dan saat
mau bab,
P = diuluhati
dan saat mau
BAB
Q = melilit
R = diulihati
S = 3 (1-10)
T = datang
timbul
3. pusing, lemas
4. pasien merasa
badannya
panas
DATA OBJEKTIF
1. pasien tampak lemas
2. pasien tampak gelisah
3. vital sign TD : 120/60 mmHg
N : 90 x/m
S : 37,9 oC
R : 25 x/m
4. diit BBRS (rendah serat)
5. makan 3 sendok
6. minum satu hari 700 cc
7. membran mukosas mulut kering
8. hasil lab 12 juni 2016
leukosit : 12, 21 103/uL
eritrosit : 5,27 103/uL
segmen : 88 %
limfosit : 6 %
kalium : 3,02 mmol/l
9. Balancecairan = -50
10. pola aktivitas
mandi : dibantu org lain dan alat
toileting : dibantu org lain dan alat
11. Infus RL 20 tpm ditangan kanan dipasang tanggal 12
juni 2016
12. Ciprofloxacion (drip) 60 tpm dosis 200 mg/ 12 jam
(jam 9 dan jam 21)
13. Inj Ranitidin 50 mg/12 jam (jam 9 dan jam 21)
14. Obat oral KSR (kalium klorida) 10 mg/8 jam (jam
6,14, 22)
15. Inj Metronidazole 500 mg/8 jam (jam 7,15,23)
16. Obat oral Paracetamol 500 mg/ 8 jam (jam 7,15,23)
34
Analisa Data
Tabel 2. 6 tabel analisa data
No
1
3
4
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Sesuai Pioritas
PENYEBAB
Kehiangan cairan
sekunder akibat diare
MASALAH
Resiko kekurangan
volume cairan tubuh
Gastroenteritis
Nyeri akut
Dehidrasi
Hipertermi
BAB sering
Resiko kekurangan
integritas kulit
Tempat masuknya
organisme sekunder
akibat adanya jalur
invasis, melemahnya
daya tahan pasien
sekunder akibat diare
Kelemahan
Resiko infeksi
Kelemahan
Defisit perawatan
diri mandi
Kurang sumber
pengetahuan
Defisit pengetahuan
Defisit perawatan
diri eliminasi
35
36
RENCANA KEPERAWATAN
Tabel 2.7 tabel Resiko kekurangan volume cairan tubuh berhubungan dengan Kehilangan cairan sekunder 13/06/16
NO
1
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
Tanggal 13/06/16
Pukul 09:10 WIB
Resiko kekurangan
volume cairan tubuh
berhubungan dengan
Kehilangan cairan
sekunder.
Ditandai dengan :
S : Pasien
mengatakan
demam, diare 3x
dari jam 1 malam
O : membran
mukosa mulut
kering
vital sign
TD: 120/60 mmHg
N : 90 x/m
S : 37,9 oC
R : 25 x/m
PERENCANAAN
TUJUAN
Setelah
dilakukan
tindakan
keperawatan
selama 3 X 24 jam
diharapkan tidak terjadi
kekurangan
volume
cairan dengan kriteria
hasil :
1. Tanda-tanda
vital
dalam batas normal :
nadi normal 80-100
x/m, suhu 36,5 C37,5 C, RR 18-25
x/m
2. Turgor kulit lembab
3. Kebutuhan
cairan
setiyap hari 18002500 ml
IMPLEMENTASI
INTERVENSI
RASIONAL
1. Kaji
status 1. Mengetahui
Tanggal 13/06/16
dehidrasi
apakah
ada Pukul 09:00 WIB
(membrane,
tanda-tanda
1. Mengkaji status
mukosa,
turgor
dehidrasi
dehidrasi
kulit)
2. Mengetahui
2. Kaji pengeluaran
balance cairan
urine dan feses
3. Untuk
(Yogi)
3. Ukur tanda-tanda
mengetahui
vital
rentang normal Pukul 15:35 WIB
4. Kaji BAB pasien
tanda-tanda vital 2. Memonitor
5. Beri caiaran secara 4. Untuk mengukur
balance cairan
oral
balance cairan
6. Kolaborasi
5. Agar kebutuhan
pemberian
obat
cairan
pasien
KSR (oral) 10 mg
terpenuhi
(jam 6, 14 dan jam 6. Untuk mengatasi
22)
kadar
kalium
memalui
keluarnya feses
(Yogi)
Pukul 14:00 WIB
3. Memberikan
obat KSR (oral)
10 mg
(Yogi)
37
EVALUASI
Tanggal 13/06/16
Pukul 09:10 WIB
S:O : membran mukosa
mulut kering
(Yogi)
Pukul 15:40 WIB
S : pasien mengatakan
BAB 6 x
O: konstifasi feses 600
cc
Balance cairan
= input-output-IWL
=2200-1200-1050
= -50 cc
(Yogi)
Pukul 14:30 WIB
S: pasien mengatakan
tidak merasa mual dan
mau muntah
O: obat KSR 10 mg
masuk peroral, efek
saamping tidak muncul
(Yogi)
38
RENCANA KEPERAWATAN
Tabel 2.8 tabel Resiko kekurangan volume cairan tubuh berhubungan dengan Kehilangan cairan sekunder 13/06/16
N
O
1
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
TUJUAN
PERENCANAAN
INTERVENSI
IMPLEMENTASI
EVALUASI
(Yogi)
(Yogi)
RASIONAL
39
RENCANA KEPERAWATAN
Tabel 2.9 tabel Resiko kekurangan volume cairan tubuh berhubungan dengan Kehilangan cairan sekunder13/06/16
N
O
1
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
TUJUAN
PERENCANAAN
INTERVENSI
RASIONAL
IMPLEMENTA
SI
EVALUASI
A
:
masalah
resiko
kekurangan volume cairan
tubuh belum teratasi
P: lanjut intervensi
1. Kolaborasi pemberian
obat
KSR
10mg
peroral (jam 6, 14, 22)
2. Kaji
tanda-tanda
dehidrasi
3. Kaji
inten
input
pasien
4. Motivasi
pasien
minum yang banyak
5. Kaji inten output
pasien
6. Mengukur tanda tanda
vital
7. Beri cairan secara oral
8. Hitung balance cairan
(yogi)
40
CATATAN PERKEMBANGAN
Tabel 2.10 tabel Resiko kekurangan volume cairan tubuh berhubungan dengan Kehilangan cairan sekunder 14/06/16
NO
1
SOAP
Tanggal 14/06/16
Pukul 06:30 WIB
S: pasien mengatakan minum air putih hanya
setengah gelas
Pasien BAB 1 X
O: turgor kulit baik, mukosa mulut kering
A: masalah resiko kekurangan volume cairan
belum teratasi
P: lanjut intervensi
1. Kolaborasi pemberian obat KSR 10mg
peroral (jam 6, 14, 22)
2. Kaji tanda-tanda dehidrasi
3. Kaji inten input pasien
4. Motivasi pasien minum yang banyak
5. Kaji inten output pasien
6. Mengukur tanda tanda vital
7. Beri cairan secara oral
8. Hitung balance cairan
IMPLEMENTASI
Tanggal 14/06/16
Pukul 06:00 WIB
1. Memberikan obat KSR (oral) 10
mg
EVALUASI
Tanggal 14/06/16
Pukul 06:20 WIB
S: pasien mengatakan tidak merasa mual
dan mau muntah
O: obat KSR 10 mg masuk peroral, efek
saamping tidak muncul
(Yogi)
Pukul 06:20 WIB
2. Mengkaji tanda-tanda dehidrasi
(Yogi)
Pukul 06:30 WIB
S:O: turgor kulit baik, mukosa mulut
kering
(yogi)
Pukul 06:30 WIB
3. Mengkaji inten input pasien
(yogi)
Pukul 06:35 WIB
S: pasien mengatakan minum air putih
banyak
O: dari jam 16:00 jam 06:35 cairan
masuk 1950 cc (monitor cairan)
(yogi)
Pukul 06:35 WIB
4. Memotivasi pasien agar minum
yang banyak
(yogi)
Pukul 06:40 WIB
S: pasien mengatakan akan minum air
putih yang bayak
O: pasien mengangguk tanda mengerti
(yogi)
(yogi)
41
CATATAN PERKEMBANGAN
Tabel 2.11 tabel Resiko kekurangan volume cairan tubuh berhubungan dengan Kehilangan cairan sekunder 14/06/16
NO SOAP
1
IMPLEMENTASI
Pukul 14:00 WIB
1. Memberikan obat KSR (oral) 10
mg
EVALUASI
Pukul 14:20 WIB
S: pasien mengatakan tidak merasa mual
dan mau muntah
O: obat KSR 10 mg masuk peroral, efek
saamping tidak muncul
(Yogi)
Pukul 14:20 WIB
2. Mengkaji inten output pasien
(Yogi)
Pukul 14:30 WIB
S: pasien mengatakan BAB sudah 6 X
O: pasien tampak lemas
Inten output dari jam 16:00 jam 14:00
sebesar 1500 cc
(yogi)
(yogi)
42
CATATAN PERKEMBANGAN
Tabel 2.12 tabel Resiko kekurangan volume cairan tubuh berhubungan dengan Kehilangan cairan sekunder 14/06/16
NO
1
SOAP
IMPLEMENTASI
Pukul 15:00 WIB
3. Mengukur tanda-tanda vital
EVALUASI
Pukul 15:10 WIB
S: O: N= 90 x/m
RR= 25 x/m
S= 38 x/m
(yogi)
Pukul 15: 20 WIB
4. Memberikan cairan peroral air
putih 200 cc
(yogi)
Pukul 15:20 WIB
S: pasien mengatakan mau minum
O: pasien minum 50 cc
(yogi)
Pukul 16:10 WIB
5. Menghitung balance cairan
(yogi)
Pukul 16:20 WIB
S:O: Balance cairan
= input-output-IWL
= 2650-1500-1050
= + 100 cc
(yogi)
(yogi)
43
CATATAN PERKEMBANGAN
Tabel 2. 13 tabel Resiko kekurangan volume cairan tubuh berhubungan dengan Kehilangan cairan sekunder 14/06/16
NO SOAP
1
IMPLEMENTASI
EVALUASI
Pukul 16:30 WIB
S: pasien mengatakan sudah enak
Pasien BAB 6 X
O: 1. N= 90 x/m
RR= 25 x/m
S= 38 x/m
1. Balance cairan
= input-output-IWL
= 2650-1500-1050
= + 100 cc
Input lebih besar daripada output
2. obat KSR 10 mg masuk peroral,
efek saamping tidak muncul
A: masalah resiko kekurangan volume
cairan teratasi teratasi sebagian
P: lanjut intervensi
1. Kaji tanda-tanda dehidrasi
2. Kaji inten input pasien
3. Motivasi pasien minum yang
banyak
4. Kaji inten output pasien
5. Mengukur tanda tanda vital
6. Beri cairan secara oral
7. Hitung balance cairan
8. Kolaborasi pemberian obat KSR
10mg peroral (jam 6, 14, 22)
(yogi)
44
CATATAN PERKEMBANGAN
Tabel 2.14 tabel Resiko kekurangan volume cairan tubuh berhubungan dengan Kehilangan cairan sekunder 15/06/16
NO
1
SOAP
Tanggal 15/06/16
Pukul 07:00 WIB
S: Pasien belum BAB
O: turgor kulit baik, mukosa mulut lembab
A: masalah resiko kekurangan volume cairan
teratasi sebagian
P: lanjut intervensi
1. Kaji tanda-tanda dehidrasi
2. Kaji inten input pasien
3. Motivasi pasien minum yang banyak
4. Kaji inten output pasien
5. Mengukur tanda tanda vital
6. Beri cairan secara oral
7. Hitung balance cairan
8. Kolaborasi pemberian obat KSR 10mg
peroral (jam 6, 14, 22)
IMPLEMENTASI
Tanggal 15/06/16
Pukul 06:00 WIB
1. Memberikan obat KSR (oral) 10
mg
EVALUASI
Tanggal 15/06/16
Pukul 06:20 WIB
S: pasien mengatakan tidak merasa mual
dan mau muntah
O: obat KSR 10 mg masuk peroral, efek
saamping tidak muncul
(Yogi)
(Yogi)
(yogi)
Pukul 07:30 WIB
3. Mengkaji inten input pasien
(yogi)
Pukul 07:35 WIB
S: pasien mengatakan minum air putih
banyak
O: dari jam 16:10 jam 07:35 cairan
masuk 1900 cc (monitor cairan)
(yogi)
Pukul 07:35 WIB
4. Memotivasi pasien agar minum
yang banyak
(yogi)
Pukul 07:40 WIB
S: pasien mengatakan akan minum air
putih yang bayak
O: pasien mengangguk tanda mengerti
(yogi)
(yogi)
45
CATATAN PERKEMBANGAN
Tabel 2. 15 tabel Resiko kekurangan volume cairan tubuh berhubungan dengan Kehilangan cairan sekunder 15/06/16
NO SOAP
1
IMPLEMENTASI
Pukul 14:00 WIB
1. Memberikan obat KSR (oral) 10
mg
EVALUASI
Pukul 14:20 WIB
S: pasien mengatakan tidak merasa mual
dan mau muntah
O: obat KSR 10 mg masuk peroral, efek
saamping tidak muncul
(Yogi)
(Yogi)
(yogi)
(yogi)
46
CATATAN PERKEMBANGAN
Tabel 2. 16 tabel Resiko kekurangan volume cairan tubuh berhubungan dengan Kehilangan cairan sekunder 15/06/16
NO
1
SOAP
IMPLEMENTASI
Pukul 15:00 WIB
3. Mengukur tanda-tanda vital
EVALUASI
Pukul 15:10 WIB
S: O: N= 80 x/m
RR= 24 x/m
S= 36,7 x/m
(yogi)
Pukul 15: 20 WIB
4. Memberikan cairan peroral air
putih 200 cc
(yogi)
Pukul 15:20 WIB
S: pasien mengatakan mau minum
O: pasien minum 50 cc
(yogi)
Pukul 16:10 WIB
5. Menghitung balance cairan
(yogi)
Pukul 16:20 WIB
S:O: Balance cairan
= input-output-IWL
= 2700-1600-1050
= + 50 cc
(yogi)
(yogi)
47
CATATAN PERKEMBANGAN
Tabel 2. 17 tabel Resiko kekurangan volume cairan tubuh berhubungan dengan Kehilangan cairan sekunder 15/06/16
NO SOAP
1
IMPLEMENTASI
EVALUASI
Pukul 16:30 WIB
S: pasien mengatakan sudah enak
Pasien BAB 6 X
O: 1. N= 80 x/m
RR= 24 x/m
S= 36,7 x/m
3. Balance cairan
= input-output-IWL
= 2700-1600-1050
= + 50 cc
Input lebih besar daripada output
4. obat KSR 10 mg masuk peroral,
efek saamping tidak muncul
A: masalah resiko kekurangan volume
cairan teratasi teratasi sebagian
P: lanjut intervensi
1. Kaji tanda-tanda dehidrasi
2. Kaji inten input pasien
3. Motivasi pasien minum yang
banyak
4. Kaji inten output pasien
5. Mengukur tanda tanda vital
6. Beri cairan secara oral
7. Hitung balance cairan
8. Kolaborasi pemberian obat KSR
10mg (jam 6, 14, 22)
(yogi)
48
RENCANA KEPERAWATAN
Tabel 2.18 tabel Rencana Keperawatan Nyeri akut berhubungan dengan gastroenteritis 13/06/16
NO
2.
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
Nyeri akut
berhubungan
dengan
Gastroenteritis.
Ditandai dengan :
S : nyeri diulu hati
dan saat mau
bab
P = diuluhati dan
saat mau BAB
Q = melilit
R = diulihati
S = 3 (1-10)
T = datang timbul
O : pasien gelisah
TUJUAN
Setelah
dilakukan
tindakan
keperawatan
selama 3 X 24 jam nyeri
dapat dikontol dengan
kriteria hasil :
1. Pasien
mampu
mengenali
nyeri
(skala,intesitas,frekue
nsi dan tanda nyeri)
2. Pasien
mampu
mengontrol
nyeri
(tahu penyebab nyeri,
mampu menggunakan
teknik
non
farmakologi
untuk
mengurangi nyeri)
3. Pasien
melaporkan
bahwa
nyeri
berkurang
dengan
menggunakan
manajemen nyeri
PERENCANAAN
IMPLEMENTASI
INTERVENSI
RASIONAL
1. Kaji nyeri secara 1. Lokasi
Senin, 13/06/16
komprehensif
karakteristik
pukul 08:00 WIB
yangmeliputi
durasi frekuensi 1. Mengkaji nyeri
lokasi,
kualitas, factor
pasien dengan
karakteristik,
presitipasi dan
PQRST
duransi, frekuensi,
skala
nyeri
kualitas, intensitas
adalah data dasar
atau
beratnya
yang digunakan
nyeri dan factor
dalam
pencetus
merumuskan
2. Ajarkan
intervensi yang
penggunaan teknik
tepat
nonfarmakologi
2. Teknik
nafas
(seperti
teknik
dalam
nafas dalam)
merupakan
3. Kontrol
teknik
non
lingkungan yang
farmakologi
dapat
untuk
mempengaruhi
mengurangi
nyeri seperti suhu
tingkat nyeri
ruangan,
3. Suhu ruangan,
pencahayaan, dan
pencahayaan,
(Yogi)
kebisingan.
merupakan
4. Tingkatkan
kontrol
istirahat
lingkungan dapat
mengurangi
nyeri
EVALUASI
Senin, 13/06/16
Pukul
08:15
WIB
S
:
pasien
mengatakan
nyeri diuluhati
dan saat mau
bab
P : diuluhati dan
saat mau BAB
Q
:
melilit
R : diuluhati dan
perut
kuadran
kanan
S : 3 (1-10)
T : hilang timbul
O: nyeri di perut
kuadran kanan
bawah
(Yogi)
49
RENCANA KEPERAWATAN
Tabel 2.19 tabel Rencana Keperawatan Nyeri akut berhubungan dengan gastroenteritis 13/06/16
NO
2
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
PERENCANAAN
IMPLEMENTASI
TUJUAN
INTERVENSI
RASIONAL
4. Pasien
5. Kelola pemberian 4. Istirahat
dapat Pukul 08:20 WIB
menyatakan rasa analgesik
mengurangi nyeri 2. Mengajarkan
nyaman
setelah
5. Antibiotik dapat
teknik
nafas
nyeri berkurang
mengurangi nyeri
dalam
EVALUASI
Pukul 08:30 WIB
S
:
pasien
mengatakan
lebih
baikan dan lebih
enak
O: pasien dapat
melakukan teknik
nafas dalam
(Yogi)
Pukul 08:30 WIB
3. Memberikan
posisi semifoler
pada pasien
(Yogi)
Pukul 08:40 WIB
S:
pasien
mengatakan nyaman
O: pasien terlihat
lebih rileks
(Yogi)
Pukul 09:00 WIB
1. Memberikan
inj. Ranitidin
50 mg
(Yogi)
Pukul 09:25 WIB
S: O: inj. Ranitidin 50
mg masuk melalui
IV
pasien
mengatakan sudah
tidak nyeri diulu
hati
(Yogi)
(Yogi)
50
RENCANA KEPERAWATAN
Tabel 2.20 tabel Rencana Keperawatan Nyeri akut berhubungan dengan gastroenteritis 13/06/16
NO
2
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
PERENCANAAN
TUJUAN
INTERVENSI
IMPLEMENTASI
EVALUASI
(Yogi)
Pukul 21:00 WIB
1. Memberikan inj.
Ranitidin 50 mg
(Yogi)
Pukul 21:25 WIB
S: O: inj. Ranitidin
50 mg masuk
melalui IV pasien
mengatakan
sudah tidak nyeri
diulu hati
(Yogi)
(Yogi)
RASIONAL
51
RENCANA KEPERAWATAN
Tabel 2.21 tabel Rencana Keperawatan Nyeri akut berhubungan dengan gastroenteritis 13/06/16
NO
2
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
PERENCANAAN
TUJUAN
IMPLEMENTASI
INTERVENSI
EVALUASI
RASIONAL
Pukul 21:30
S: pasien mengatakan
nyeri berkurang
P : diuluhati dan saat
mau
BAB
Q
:
melilit
R : diuluhati dan perut
kuadran
kanan
S
:
3
(1-10)
T : hilang timbul
O: 1. Teknik relaksasi
nafas dalam sudah di
ajarkan
2. Pemberian
posisi
semifoler
sudah
dilakukan
3. Terapi
ranitidine 50
mg/IV sudah
diberikan (jam
9 dan 21)
4. TD= 120/90
mmHg
N= 92 x/m
RR= 30 x/m
S= 37,8 C
52
RENCANA KEPERAWATAN
Tabel 2.22 tabel Rencana Keperawatan Nyeri akut berhubungan dengan gastroenteritis 13/06/16
NO
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
PERENCANAAN
TUJUAN
IMPLEMENTASI
INTERVENSI
EVALUASI
RASIONAL
A: masalah nyeri akut
teratasi sebagian
P: lanjut intervensi
1. Kaji
nyeri
pasien PQRST
2. Monitor
tanda-tanda
vital
3. Pemberian
ranitidin
50
mg melalui IV
(jam 9 dan
jam 21)
(Yogi)
CATATAN PERKEMBANGAN
53
CATATAN PERKEMBANGAN
Tanggal 14/06/16
Pukul 06:20 WIB
S: pasien mengatakan masih nyeri bila mau BAB
P:diuluhati
dan
saat
mau
BAB
Q
:
melilit
R : diuluhati dan perut kuadran kanan
S
:
3
(1-10)
T : hilang timbul
O: pasien tampak menahan nyeri bilau mau BAB
TD= 130/100 mmHg
N= 92 x/m
RR= 24 x/m
S= 38,4 C
A: masalah nyeri akut belum teratasi
P: lanjut intervensi
1. Kaji skala nyeri
2. Ukur tanda-tanda vital
3. Pemberian ranitidin 50 mg /IV (jam 9 dan
21)
CATATAN PERKEMBANGAN
IMPLEMENTASI
EVALUASI
Tanggal 14/06/16
Tanggal 14/06/16
Pukul 06:00 WIB
Pukul 06:10 WIB
1. Mengkaji nyeri pasien dengan S : pasien mengatakan nyeri diuluhati
PQRST
dan saat mau bab
P : diuluhati dan saat mau BAB
Q : melilit
R : diuluhati dan perut kuadran kanan
S : 3 (1-10)
T : hilang timbul
O: nyeri di perut kuadran kanan bawah
(Yogi)
Pukul 06:10 WIB
1. Mengukur tanda-tanda vital
(Yogi)
Pukul 06:20 WIB
S:O: TD= 130/100 mmHg
N= 92 x/m
RR= 24 x/m
S= 38,4 C
(Yogi)
Pukul 09:00 WIB
1. Memberikan inj. Ranitidin 50
mg
(Yogi)
Pukul 09:25 WIB
S: O: inj. Ranitidin 50 mg masuk melalui
IV pasien mengatakan sudah tidak nyeri
diulu hati
(Yogi)
(Yogi)
54
SOAP
IMPLEMENTASI
Pukul 14:00 WIB
1. Mengukur tanda-tanda vital
EVALUASI
Pukul 14:10 WIB
S:O: TD= 130/90 mmHg
N= 90 x/m
RR= 24 x/m
S= 38 C
(Yogi)
Pukul 21:00 WIB
1. Memberikan inj. Ranitidin 50 mg
(Yogi)
Pukul 21:25 WIB
S: O: inj. Ranitidin 50 mg masuk melalui IV
pasien mengatakan sudah tidak nyeri
diulu hati
(Yogi)
(Yogi)
Pukul 06:10 WIB
S : pasien mengatakan nyeri diuluhati dan
saat mau bab
P : diuluhati dan saat mau BAB
Q : melilit
R : diuluhati dan perut kuadran kanan
S : 3 (1-10)
T : hilang timbul
CATATAN PERKEMBANGAN
55
SOAP
IMPLEMENTASI
EVALUASI
O: 1. nyeri di perut kuadran kanan bawah
2. TD= 130/90 mmHg
N= 90 x/m
RR= 24 x/m
S= 38 C
3. inj. Ranitidin 50 mg masuk
melalui IV pasien mengatakan
sudah tidak nyeri diulu hati
A: masalah nyeri akut belum teratasi
P: lanjut intervensi
1. Kaji skala nyeri
2. Ukur tanda-tanda vital
3. Pemberian ranitidin 50 mg /IV
(jam 9 dan 21)
(Yogi)
CATATAN PERKEMBANGAN
56
CATATAN PERKEMBANGAN
57
SOAP
IMPLEMENTASI
Pukul 14:00 WIB
1. Mengukur tanda-tanda vital
EVALUASI
Pukul 14:10 WIB
S:O: TD= 130/90 mmHg
N= 90 x/m
RR= 24 x/m
S= 38 C
(Yogi)
(Yogi)
Pukul 21:00 WIB
Pukul 21:25 WIB
1. Memberikan inj. Ranitidin 50 S: mg
O: inj. Ranitidin 50 mg masuk melalui IV
pasien mengatakan sudah tidak nyeri diulu hati
(Yogi)
(Yogi)
S : pasien mengatakan sudah tidak nyeri di ulu
hati
O: sudah tidak nyeri di perut kuadran kanan
bawah
TD= 110/80 mmHg
N= 86 x/m
RR= 22 x/m
S= 36,7 C
inj. Ranitidin 500 mg masuk melalui IV pasien
mengatakan sudah tidak nyeri diulu hati
A: masalh nyeri akut teratasi
P: folo up
(Yogi)
RENCANA KEPERAWATAN
58
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
Tanggal 13/06/16
Pukul 13.10 WIB
Hipertermi
berhubungan
dengan Dehidrasi.
Ditandai dengan :
S : pasien
mengatakan demam
O : S= 37,9 oC
N: 90 x/m
RR: 25 x/m
PERENCANAAN
TUJUAN
Setelah
dilakukan
tindakan keperawatan
selama 3 X 24 jam
termoregulasi pasien
membaik,
dengan
kriteria hasil :
1. Suhu tubuh dalam
rentang
normal
36,5oC- 37,5o C
2. Nadi
dan
RR
dalam
rentang
normal, N: 60100x/menit
RR:
20-24x/menit
3. Tidak
ada
perubahan warna
kulit dan tidak ada
pusing
RENCANA KEPERAWATAN
IMPLEMENTASI
INTERVENSI
RASIONAL
1. Monitor
suhu 1. Suhu 38,9o - 41,1o C Tanggal 13/06/16
sesering
menunjukan proses Pukul 13.00 WIB
mungkin
penyakit infeksius 1. Mengobserfasi
2. Monitor warna
akut. Pola demam
tanda perubahan
dan suhu kulit
dapat
membantu
warna kulit
3. Monitor tekana
dalam
diagnosis;
darah, nadi dan
mis.,kurva demam
RR
lanjut berakhir lebih
(Yogi)
4. Tingkatkan
dari
24
jam Pukul 13:40 wib
intake cairan dan
menunjuk
2. mengukur tanda
nutrisi
2. Warna dan suhu
tanda vital
5. Selimuti pasien
kulit
menunjukan
6. Diskusikan
adanya infeksi
tentang
3. Membantu
pentingnya
menentukan adanya
pengaturan suhu
tanda infeksi
dan
4. Mengetahui asupan
kemungkinan
nutrisi yang adekuat
(Yogi)
efek negatif dari 5. Mencegah
kedinginan
hilangnya
7. Kolaborasi
kehangatan tubuh
pemberian
antipiretik
EVALUASI
Tanggal 13/06/16
Pukul 13.10 WIB
S: O: tidak ada
perubahan warna
kulit
(Yogi)
Pukul 13.50 wib
S: Pasien
mengatakan
demam
O: suhu 37,9 C
RR:25 x/menit
N: 90 x/menit
(Yogi)
59
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
PERENCANAAN
TUJUAN
INTERVENSI
IMPLEMENTASI
RASIONAL
6. Peningkatan
suhu Pukul 14: 00 wib
tubuh adalah tanda 3. memberikan
suatu gejala yang
paracetamol
abnormal
dalam
500
mg
tubuh,
jika
klien
melalui oral
mengetahui
pentingnya hal tesebut
klien
berusaha
(Yogi)
menyetabilkan suhu
tubuhnya
7. Digunakan
mengurangi demam
dengan
aksi
dentralnya
pada
hipotalamus,
meskipun
demam
mungkin
dapat
berguna
dalam
membatasi
pertumbuhan
organisme,
dan
meningkatkan
autodestruksi dari selsel yang terinfeksi.
EVALUASI
Pukul 14:20 wib
S:O:
obat
paracetamol
masuk 2mg melalui oral
tidak ada alergi
(Yogi)
Pukul 14.30 wib
S: Pasien mengtakan tadi
pagi demam
O: suhu 37,9 C
Nadi: 90 x/menit
Rr:25 x/ menit
A: Masalah hipertemi
teratasi sebagian
P: lanjutkan interfensi
1. Ukur tanda tanda vital
2. Kompres hangat bila
demam
3. kelola
pemberian
paracetamol
500mg
jika panas
(Yogi)
60
CATATAN PERKEMBANGAN
Tabel 2.30 Hipertermi berhubungan dengan dehidrasi 14/06/16
NO
3
SOAP
Tanggal 14 juni 2016
Pukul 07 00 WIB
S: pasien mengtakan masih panas
O: N :92 x/menit
Rr: 24x/menit
S :38,4 c
A : masalah hipertermi teratasi sebagian
P: lanjutkan intervensi
1. Ukur tanda tanda vital
2. Kompres hangat bila demam
3. Kelola pemberian paracetamol
500mg jika panas
IMPLEMENTASI
Tanggal 14 juni 2016
Pukul 08.00 WIB
1. Ukur tanda tanda vital
EVALUASI
Tanggal 14 juni 2016
Pukul 08. 30 wib
S: O: suhu 38,4C
(Yogi)
(Yogi)
(Yogi)
Pukul 10:20 WIB
S: pasien mengatakan lebih baik
O: kompres di leher
(Yogi)
Pukul 12.20 WIB
S: O: suhu 38,4c nadi :92x/menit
Rr : 24x/menit
Paracetamol masuk melalui oral
A: masalah hipertermi belum teratasi
P: lanjut kolaborasi
1. Kompres air hangat
2. Pemberian paracetamol 500 mg
bila perlu
(Yogi)
61
CATATAN PERKEMBANGAN
Tabel 2.31 Hipertermi berhubungan dengan dehidrasi 15/06/16
NO SOAP
3
Tanggal 15 juni 2016
Pukul 07 00 WIB
S: pasien mengtakan sudah tidak panas
O: S :36,7 c
A : masalah hipertermi teratasi sebagian
P: lanjutkan intervensi
1. Ukur tanda tanda vital
IMPLEMENTASI
Tanggal 15 juni 2016
Pukul 08:00 WIB
1. Ukur tanda tanda vital
EVALUASI
Tanggal 15 juni 2015
Pukul 08:10 WIB
S: pasien mengatakan sudah tidak panas
O: S= 36,7C
(Yogi)
(Yogi)
Pukul 14:10
S: pasien mengatakan sudah tidak panas
O: suhu 36,5 C
(Yogi)
(Yogi)
Pukul 14.20 WIB
S: O: suhu 36,5 C
A: masalah hipertermi teratasi
P: follow up
(Yogi)
62
RENCANA KEPERAWATAN
Tabel 2.32 Resiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan BAB sering 14/06/16
63
RENCANA KEPERAWATAN
Tabel 2.33 Resiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan BAB sering 14/06/16
NO
4
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
PERENCANAAN
TUJUAN
IMPLEMENTASI
INTERVENSI
EVALUASI
RASIONAL
Pukul 16:00 WIB
S:
Pasien
mengatakan BAB
sudah
6
X,
anusnya
panas
saat BAB
O: tidak terkaji
karena
pasien
menolak
untuk
dikaji
A: masalah resiko
kerusakan
integritas
kulit
belum teratasi
P:
Lanjut
intervensi
1. Monitor kulit
akan adanya
kemerahan
bagian anus
(Yogi)
64
CATATAN PERKEMBANGAN
Tabel 2.34 Resiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan BAB sering 15/06/16
No
4
Catatan kerkembangan
Tanggal 15/06/16
Pukul 09:10 WIB
S: pasien mengatakan saat BAB anusnya
sudah tidak panas seperti kemarin
O: tidak terkaji karena pasien menolak
untuk dikaji
A masalah resiko kerusakan integritas
kulit teratasi sebagian
P: Lanjut intervensi monitor kulit akan
adanya kemerahan bagian anus
Implementasi
Tanggal 15/06/16
Pukul 09:00 WIB
1. Mengkaji integritas kulit
Evaluasi
Tanggal 15/06/16
Pukul 09:10 WIB
S: pasien mengatakan saat BAB anusnya
sudah tidak panas seperti kemarin
O: tidak terkaji karena pasien menolak untuk
dikaji
(Yogi)
(Yogi)
Pukul 15:00 WIB
S: pasien mengatakan saat BAB anusnya
sudah tidak panas seperti kemarin
O: tidak terkaji karena pasien menolak untuk
dikaji BAB sudah 4 X
A masalah resiko kerusakan kulit anus
teratasi sebagian
P: Lanjut intervensi
monitor kulit akan adanya kemerahan
bagian anus
(Yogi)
65
RENCANA KEPERAWATAN
Tabel 2.35 Resiko infeksi berhubungan dengan Tempat masuknya organisme sekunder akibat adanya jalur invasis, melemahnya daya tahan
pasien sekunder akibat diare 13/06/16
NO
5
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
Tanggal 13/06/16
Pukul 08:50 WIB
Resiko infeksi
berhubungan
dengan Tempat
masuknya
organisme
sekunder akibat
adanya jalur
invasis,
melemahnya daya
tahan pasien
sekunder akibat
diare.
Ditandai dengan :
S : BAB
konsistensi cair
warna kuning 3 X
dari jam 1 malam
O : hasil lab
tanggal 13 juni
2016 bakteri
amuba
PERENCANAAN
TUJUAN
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 3 X 24
jam
tidak
terjadi
penyebaran/aktivitas ulang
infeksi, dengan kriteria hasil
:
1. Leukosit 4,00-11,00
2. Tidak ada tanda-tanda
infeksi
kemerahan,
bengkak, nyeri, panas.
3. Suhu
tubuh
dalam
rentang normal 36,5oC37,5o C, Nadi dalam
rentang normal, N: 60100x/menit RR: 2024x/menit
INTERVENSI
1. Batasi
pengunjung
2. Ajarkan pasien
dan keluarga cuci
tangan 6 langkah
3. Monitor
tanda
dan gejala infeksi
4. Lakukan
perawatan sekitar
tusukan
infuse
secara aseptic
5. Edukasi keluarga
mengenai tandatanda infeksi
6. Kolaborasi
pemberian
Ciprofloxacion
(drip) 60 tpm
dosis 200 mg
(jam 9 dan jam
21)
RASIONAL
1. Agar pasien tidak
tetapar infeksi
2. Mencegah tepaparnya
mikro organisme
3. Untuk
mengetahui
tanda dan gejala
infeksi
4. Agar sekitar tusukan
infus tetap bersih dan
tidak terpapar infeksi
5. Agar
keluarga
mengetahui tanda dan
gejala infeksi
6. Untuk
membunuh
atau
mencegah
berkembangnya
bakteri yang menjadi
penyebab infeksi
IMPLEMENTASI
EVALUASI
Tanggal 13/06/16
Pukul 08:40 WIB
1. Memonitor
dan
memantau
tanda,
gejala infeksi pada
bagian tangan yang
terpasang infus
Tanggal 13/06/16
Pukul 08:50 WIB
S: pasien mengatakan
demam
O: terdapat tanda dan
gejala infeksi panas
(Yogi)
(Yogi)
Pukul 08:50 WIB
Pukul 09:00 WIB
2. Mengukur
tanda- S: pasien mengatakan
tanda vital
tubuhnya demam
O: N = 90 x/m
RR = 25 x/m
S = 37,9 C
(Yogi)
Pukul 09:00 WIB
3. Memberikan
Ciprofloxacion (drip)
60 tpm dosis 200 mg
(Yogi)
Pukul 09:20 WIB
S: O: obat Ciprofloxacion 60
tpm dosis 200 mg melalui
drip tidak ada alergi
(Yogi)
(Yogi)
66
RENCANA KEPERAWATAN
Tabel 2.36 Resiko infeksi berhubungan dengan Tempat masuknya organisme sekunder akibat adanya jalur invasis, melemahnya daya tahan pasien
sekunder akibat diare 13/06/16
NO
5
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
PERENCANAAN
TUJUAN
INTERVENSI
IMPLEMENTASI
EVALUASI
(Yogi)
(Yogi)
RASIONAL
67
RENCANA KEPERAWATAN
Tabel 2.37 Resiko infeksi berhubungan dengan Tempat masuknya organisme sekunder akibat adanya jalur invasis, melemahnya daya tahan
pasien sekunder akibat diare 13/06/16
NO
5
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
PERENCANAAN
TUJUAN
IMPLEMENTASI
INTERVENSI
EVALUASI
RASIONAL
P: lanjut intervensi
1. Ajarkan pasien dan
keluarga cuci tangan 6
langkah
2. Monitor
tanda
dan
gejala infeksi
3. Ukur tanda- tanda vital
4. Kolaborasi pemberian
Ciprofloxacion (drip) 60
tpm dosis 200 mg (jam
9 dan jam 21)
(Yogi)
68
CATATAN PERKEMBANGAN
Tabel 2.38 Resiko infeksi berhubungan dengan Tempat masuknya organisme sekunder akibat adanya jalur invasis, melemahnya daya tahan
pasien sekunder akibat diare 14/06/16
NO
5
CATATAN PERKEMBANGAN
Tanggal 14/06/16
Pukul 06:10 WIB
S: pasien mengatakan masih demam
O: terdapat tanda dan gejala infeksi panas
N= 92 x/m
RR= 24 x/m
S= 38,4 C
A: masalah resiko infeksi belum teratasi
P: lanjut intervensi
1. Ajarkan pasien dan keluarga pasien untuk
cuci tangan
2. Edukasi keluarga tanda-tanda infeksi
3. Lakukan perawatan sekitar tusukan infuse,
secara aseptilk
IMPLEMENTASI
Tanggal 14/06/16
Pukul 06:00 WIB
1. Mengukur tanda-tanda vital
EVALUASI
Tanggal 14/06/16
Pukul 06:10 WIB
S: pasien mengatakan masih demam
O: N = 92 x/m
RR = 24 x/m
S = 38,4 C
(Yogi)
Pukul 09:00 WIB
2. Memberikan
Ciprofloxacion
(drip) 60 tpm dosis 200 mg
(Yogi)
Pukul 09:25WIB
S: O: obat Ciprofloxacion 60 tpm dosis 200
mg melalui drip tidak ada alergi
(Yogi)
Pukul 10:30 WIB
3. Mengjarkan pasien dan keluarga
pasien cuci tangan 6 benar
(Yogi)
Pukul 10:40 WIB
S: Pasien dan keluarga pasien
mengatakan akan selalu cuci tangan
setelah makan dan dari toilet
O: pasien dan keluarga pasien kooperatif
(Yogi)
Pukul 14:00 WIB
1. Mengukur tanda-tanda vital
(Yogi)
Pukul 14:10 WIB
S: pasien mengatakan demam
O: N = 90 x/m
RR = 25 x/m
S = 38 C
(Yogi)
(Yogi)
69
CATATAN PERKEMBANGAN
Tabel 2.39 Resiko infeksi berhubungan dengan Tempat masuknya organisme sekunder akibat adanya jalur invasis, melemahnya daya tahan
pasien sekunder akibat diare 14/06/16
NO
5
SOAP
IMPLEMENTASI
Tanggal 14/06/16
Pukul 14:20 WIB
1. Mengedukasi keluarga pasien
tentang tanda gejala infeksi
(Yogi)
Pukul 15:00 WIB
1. Memberikan inj.
500mg
(Yogi)
EVALUASI
Tanggal 14/06/16
Pukul 14:30 WIB
S: keluarga pasien mengatakan mengerti, dan
akan melaporkan bila ada tanda gejala infeksi
pada pasien
O: keluarga pasien kooperatif
(Yogi)
Pukul 15:25WIB
Metronidazole S: O: obat Metronidazole 500mg memaluai injeksi
IV
(Yogi)
Pukul 15:35 WIB
S: pasien mengatakan tubuhnya demam
O: terdapat tanda dan gejala infeksi panas
N = 90 x/m
RR = 25 x/m
S = 37,9 C
A: masalah resiko infeksi belum teratasi
P: lanjut intervensi
1. Lakukan perawatan sekitar tusukan
2. Lanjut pemberikan Ciprofloxacion (drip)
60 tpm dosis 200 mg (jam 9, dan 21)
3. Lanjut pemberikan inj. Metronidazole
500mg/ 8 jam (jam 7,15,23)
(Yogi)
70
CATATAN PERKEMBANGAN
Tabel 2.40 Resiko infeksi berhubungan dengan Tempat masuknya organisme sekunder akibat adanya jalur invasis, melemahnya daya tahan
pasien sekunder akibat diare 15/06/16
NO
5
SOAP
Tanggal 15/06/16
Pukul 06:10 WIB
S: pasien mengatakan sudah tidak demam
O: tidak terdapat tanda dan gejala infeksi
seperti kemerahan, bengkak, nyeri, panas
N= 86 x/m
RR= 22 x/m
S= 36,7 C
A: masalah resiko infeksi teratasi sebagian
P: lanjut intervensi
1. Lakukan perawatan sekitar tusukan
2. Lanjut pemberikan Ciprofloxacion
(drip) 60 tpm dosis 200 mg (jam 9,
dan 21)
3. Lanjut pemberikan inj. Metronidazole
500mg/ 8 jam (jam 7,15,23)
IMPLEMENTASI
Tanggal 15/06/16
Pukul 06:00 WIB
1. Mengukur tanda-tanda vital
(Yogi)
Pukul 07:00 WIB
2. Memberikan
Metronidazole 500mg
EVALUASI
Tanggal 14/06/16
Pukul 06:10 WIB
S: pasien mengatakan sudah tidak demam
O: N = 86 x/m
RR = 22 x/m
S = 36,7 C
(Yogi)
Pukul 07:25WIB
inj. S: O: obat Ciprofloxacion 60 tpm dosis 200 mg
melalui drip tidak ada alergi
(Yogi)
Pukul 09:00 WIB
4. Memberikan Ciprofloxacion
(drip) 60 tpm dosis 200 mg
(Yogi)
Pukul 09:25WIB
S: O: obat Metronidazole 500mg memaluai injeksi
IV
(Yogi)
(Yogi)
Pukul 14:10 WIB
S: pasien mengatakan sudah tidak demam
O: N = 80 x/m
RR = 24 x/m
S = 36,7 C
(Yogi)
71
CATATAN PERKEMBANGAN
Tabel 2.41 Resiko infeksi berhubungan dengan Tempat masuknya organisme sekunder akibat adanya jalur invasis, melemahnya daya tahan
pasien sekunder akibat diare 15/06/16
NO
5
SOAP
IMPLEMENTASI
EVALUASI
Pukul 21:00 WIB
Pukul 21:20 WIB
1. Memberikan
S: Ciprofloxacion (drip) 60 O: obat Ciprofloxacion 60 tpm dosis 200 mg melalui
tpm dosis 200 mg
drip tidak ada alergi
(Yogi)
(Yogi)
Pukul 23:00 WIB
Pukul 23:25WIB
1. Memberikan
inj. S: Metronidazole 500mg
1. O: obat Metronidazole 500mg memaluai
injeksi IV
(Yogi)
(Yogi)
Pukul 23:25 WIB
S: pasien mengatakan sudah tidak demam
O: tidak terdapat tanda dan gejala infeksi seperti
kemerahan, bengkak, nyeri, panas
N = 90 x/m
RR = 25 x/m
S = 37,9 C
A: masalah resiko infeksi belum teratasi
P: lanjut intervensi
1. Edukasi keluarga tanda-tanda infeksi
2. Lakukan perawatan sekitar tusukan
3. Lanjut pemberikan Ciprofloxacion (drip) 60
tpm dosis 200 mg (jam 9, dan 21)
4. Lanjut pemberikan inj. Metronidazole 500mg/
8 jam (jam 7,15,23)
(Yogi)
72
RENCANA KEPERAWATAN
Tabel 2.42 Defisit perawatan diri eliminasi berhubungan dengan kelemahan 13/06/16
NO
6
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
Tanggal 13/06/16
Pukul 06:10 WIB
Defisit perawatan
diri eliminasi
berhubungan
dengan kelemahan
Ditandai dengan :
S : Pasien
mengatakan BAB
di bantu oleh
adiknya
O : pasien
menggunakan
pempers untuk
BAB
PERENCANAAN
TUJUAN
Setelah di lakukan
tindakan
keperawatan selama
3 X 24 jam di
harapkan
pasien
mampu
toileting
mandiri
dengan
kriteria hasil :
1. Pasien mampu
melakukan
eliminasi secara
mandiri
atau
dengan bantuan
2. Pasien mampu
melakukan
eliminasi tanpa
alat bantu
INTERVENSI
1. Kaji
tingkat
kemampuan
dalam ambulasi
secara mandiri
2. Bantu
pasien
untuk
pemenuhan
eliminasi
3. Ajarkan pasien
tentang
pentingnya
eliminasi secara
mandiri
4. Libatkan
keluarga dalam
pemenuhan
eliminasi
RASIONAL
1. Untuk mengetahui
kemampuan pasien
mobilisasi
kemandirian
2. Membantu pasien
agar
dapat
memenuhi
eliminasi
IMPLEMENTAS
I
Tanggal 13/06/16
Pukul
06:00
WIB
1. Mengkaji
kemampuan
pasien dalam
ambulasi
secara mandiri
EVALUASI
Tanggal 13/06/16
Pukul 06:10 WIB
S: pasien mengatakan
menggunakan pempers
O : pasien tidak sempat ke
kamar mandi karena lemas
ke kamar mandi terus, lalu
menggunakan
pempers
saat BAB
(Yogi)
Pukul 17 : 00 WIB
S : pasien mengatakan
menggunakan pempers
O: pasien tidak sempat ke
kamar mandi karena lemas
ke kamar mandi terus, lalu
menggunakan
pempers
saat BAB
A
: masalah defisit
perawatan diri toileting
berhubungan
dengan
kelemahan belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
Kaji tingkat kemampuan
ambulasi pasien secara
mandiri.
(Yogi)
73
CATATAN PERKEMBANGAN
Tabel 2.43 Defisit perawatan diri eliminasi berhubungan dengan kelemahan 14/06/16
NO
6
SOAP
Tanggal 14/06/16
Pukul 06:10 WIB
S : pasien mengatakan BAB sudah bisa ke kamar
mandi tapi di dampingi
O : pasien mampu ambulasi ke kamar mandi
dengan bantuan
A : defisit perawatan diri toileting berhubungan
dengan kelemahan teratasi bagian
P : lanjutkan intervensi
Kaji tingkat kemampuan pasien dalam ambulasi
IMPLEMENTASI
EVALUASI
Tanggal 14/06/16
Tanggal 14/06/16
Pukul 06:00 WIB
Pukul 06:10 WIB
1.mengkaji kemampuan pasien dalam S : pasien mengatakan BAB sudah bisa ke
ambulasi
kamar mandi tapi di dampingi
O : pasien mampu ambulasi ke kamar
mandi dengan bantuan
(Yogi)
(Yogi)
Jam 16: 10
S : pasien mengatakan akan terus
meningkatkan aktifitas ambulasi
O : pasien mampu ambulasi ke kamar
mandi dengan bantuan sudah 6 X sehari
ini
A : defisit perawatan diri toileting
berhubungan dengan kelemahan teratasi
bagian
P : lanjutkan intervensi
Kaji tingkat kemampuan pasien dalam
ambulasi
(Yogi)
74
CATATAN PERKEMBANGAN
Tabel 2.44 Defisit perawatan diri eliminasi berhubungan dengan kelemahan 15/06/16
NO
6
SOAP
Tanggal 15/06/16
Pukul 06:10 WIB
S : pasien mengatakan BAB sudah bisa ke kamar
mandi sendiri
O : pasien mampu ambulasi ke kamar mandi
dengan sendiri 1 X sehari ini
A : defisit perawatan diri toileting berhubungan
dengan kelemahan teratasi
P : follow up
IMPLEMENTASI
EVALUASI
Tanggal 15/06/16
Tanggal 15/06/16
Pukul 06:00 WIB
Pukul 06:10 WIB
1.mengkaji kemampuan pasien dalam S : pasien mengatakan BAB sudah bisa ke
ambulasi
kamar mandi sendiri
O : pasien mampu ambulasi ke kamar
mandi dengan sendiri
(Yogi)
(Yogi)
Jam 15: 10
S : pasien mengatakan akan terus
meningkatkan aktifitas ambulasi
O : pasien mampu ambulasi ke kamar
mandi sendiri sudah 4 X sehari ini
A : defisit perawatan diri toileting
berhubungan dengan kelemahan teratasi
P : follow up
(Yogi)
RENCANA KEPERAWATAN
Tabel 2.45 Defisit perawatan diri mandi berhubungan dengan kelemahan 13/06/16
75
NO
7
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
Tanggal 13/06/16
Pukul 07:50 WIB
Defisit perawatan
diri mandi
berhubungan
dengan Kelemahan.
Ditandai dengan :
S : pasien
mengatakan mandi
di lap oleh adiknya
O : pasien mandi di
lap, belum bisa ke
kamar mandi
PERENCANAAN
TUJUAN
Setelah di lakukan
tindakan keperawatan
selama 2 X 24 jam di
harapkan pasien dapat
mandi mandiri dengan
kriteria hasil :
1. Kulit
pasien
tampak bersih
2. Pasien
lebih
segar
dan
nyaman
3. Pasien mampu
melakukan
mandi dengan
bantuan
minimaldi
tempat tidur
RENCANA KEPERAWATAN
IMPLEMENTASI
INTERVENSI
1. Kaji kemampuan
perawatan diri
mandi
2. Bantu
pasien
untuk perawatan
diri mandi
3. Ajarkan pasien
tentang
pentingnya
mandi
4. Libatkan
keluarga dalam
pemenuhan
kebersihan
RASIONAL
1.untuk
mengetahui Tanggal 13/06/16
kemampuan
pasien Pukul 07:40 WIB
dalam kemandirian
1. Mengkaji
tingkat
2.Memberikan
kemampuan
pembelajaran secara
pasien dalam
langsung
kepada
perawatan
pasien
diri mandiri.
3.agar pasien dapat
melakukan
secara
mandiri
(Yogi)
4.membantu
pasien
untuk
melakukan
kebersihan badan
EVALUASI
Tanggal 13/06/16
Pukul
07:50
WIB
S
:
pasien
mengatakan
hanya
mampu
mengelap muka
sendiri.
O : pasien di lap
di tempat tidur
oleh keluarganya
(Yogi)
76
Tabel 2.46 Defisit perawatan diri mandi berhubungan dengan kelemahan 13/06/16
NO
7
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
PERENCANAAN
TUJUAN
IMPLEMENTASI
INTERVENSI
EVALUASI
RASIONAL
Pukul 17 : 00 WIB
S : pasien hanya
mampu
mengelap
muka sendiri dan
akan usaha untuk
lenih mandiri
O : pasien di lap di
tempat tidur oleh
keluarganya
A : defisit perawatan
diri
mandi
berhubungan dengan
kelemahan
belum
teratasi
P
:
lanjutkan
intervensi
1. Libatkan keluarga
dalam pemenuhan
kebersihan
2. Persiapkan
peralatan
mandi
untuk pasien
(Yogi)
77
CATATAN PERKEMBANGAN
Tabel 2.47 Defisit perawatan diri mandi berhubungan dengan kelemahan 14/06/16
NO
7
SOAP
Tanggal 14/06/16
Pukul 06:20 WIB
S : pasien mengatakan tadi pagi sudah mandi
sendiri di kamar mandi
O : 1. Kulit pasien tampak bersih
2.Pasien terlihat lebih segar dan nyaman
A : defisit perawatan diri mandi berhubungan
dengan kelemahan teratasi
P : follow up
IMPLEMENTASI
Tanggal 14/06/16
Pukul 06:10 WIB
1. membantu
mempersiyapkan
peralatan mandi pasien
(Yogi)
Jam 11:00
3. mengajarkan pasien
pentingnya mandi.
EVALUASI
Tanggal 14/06/16
Pukul 06:05 WIB
S: O: mempersiapkan sabun mandi, pasta
gigi dan sikat, air panas, waslap, handuk
dan sisir
(Yogi)
Pukul 06:25 WIB
dalam S : pasien mengatakan lebih segar dan
wangi setelah mandi
O : 1. Kulit pasien tampak bersih
2.Pasien terlihat lebih segar dan
nyaman
(Yogi)
Jam 11:00
tentang
S : pasien mengatakan sudah tahu akan
pentingnya mandi dan akan lebih rajin
untuk mandi
O : pasin mampu menyebutkan alasan
pentingnya mandi
(Yogi)
(Yogi)
78
CATATAN PERKEMBANGAN
Tabel 2.48 Defisit perawatan diri mandi berhubungan dengan kelemahan 14/06/16
NO
7
SOAP
IMPLEMENTASI
Pukul 15:40 WIB
4. mengkaji mandi pasien
EVALUASI
Pukul 15:50 WIB
S: pasien mengatakan sudah bisa mandi
sendiri di kamar mandi
O: pasien tampak segar
(Yogi)
(Yogi)
Pukul 16:20 WIB
S : paien mengatakan akan mandi teratur
O : 1. Kulit pasien tampak bersih
2.Pasien terlihat lebih segar dan
nyaman
A : defisit perawatan diri mandi
berhubungan dengan kelemahan teratasi
P : follow up
(Yogi)
RENCANA KEPERAWATAN
Tabel 2.49 Defisit pengetahuan berhubungan dengan Kurang sumber pengetahuan 13/06/16
NO DIAGNOSA
KEPERAWATAN
PERENCANAAN
TUJUAN
INTERVENSI
IMPLEMENTASI
RASIONAL
EVALUASI
79
Tanggal 13/06/16
Pukul 10:20 WIB
Defisit pengetahuan
berhubungan dengan
Kurang
sumber
pengetahuan.
Ditandai dengan :
Setelah dilakukan
tindakan
keperawatan
selama 3 X 20
menit
pengetahuan
pasien
tentang
penyakitnya
S
:
Pasien meningkat,
mengatakan kurang dengan
kriteria
mengetahui tentang hasil :
penyakitnya
1. Pasien
dan
O : pasien tampak
keluarga
gelisah
menyatakan
pemahaman
tentang
penyakit,kond
isi, prognosis
dan program
pengobatan
2. Pasien
dan
keluarga
mampu
melaksanakan
prosedur yang
dijelaskan
secara benar
1. Kaji
tentang
tingkat
pengetahuan
pasien
tentang
penyakit
dan
spesifik
2. Gambarkan tanda
dan gejala yang
biasa muncul pada
penyakit, dengan
cara yang tepat
3. Diskusikan
perubahan
gaya
hidup
yang
mungkin
diperlukan untuk
mencegah
komplikasi dimasa
yang akan datang
dan atau proses
pengontrolan
penyakit
RENCANA KEPERAWATAN
Tabel 2.50 Defisit pengetahuan berhubungan dengan Kurang sumber pengetahuan 13/06/16
Tanggal 13/06/16
Pukul 10:20 WIB
S:
pasien
mengatakan tahu
penyakitnya hanya
diare
O: pasien terlihat
bingung
(Yogi)
Pukul 10:30 WIB
S:
pasien
mengatakan tahu
penyakitnya hanya
diare
O: pasien terlihat
bingung
A:
defisit
pengetahuan belum
teratasi
80
NO
8
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
PERENCANAAN
TUJUAN
INTERVENSI
RASIONAL
3. Pasien
dan
4. Instruksikan
keluarga
pasien
mampu
mengenai tanda
menjelaskan
dan
gejala
kembali
apa
untuk
yang
melaporkan
dijelaskan
pada pemberi
perawat
perawatan
kesehatan,
dengan
cara
yang tepat
CATATAN PERKEMBANGAN
Tabel 2.51 Defisit pengetahuan berhubungan dengan Kurang sumber pengetahuan 14/06/16
IMPLEMENTASI
EVALUASI
P:
lanjut
intervensi
berikan
penyuluhan
tentang penyakit
yang
diderita
oleh pasien
(Yogi)
81
NO
8
SOAP
Tanggal 14/06/16
Pukul 11:00 WIB
S: pasien mengatakan mengerti yang sudah
disampaikan oleh perawat
O: pasien tampak mengangguk tanda mengerti
A: defisit pengetahuan teratasi sebagian
P: lanjut intervensi
Evaluasi promosi kesehatan tentang cara
penanganan diare dan cara cuci tangan 6 langkah
IMPLEMENTASI
Tanggal 14/06/16
Pukul 10:40 WIB
1. Memberikan promosi kesehatan
tentang cara penanganan diare
dan cara cuci tangan 6 langkah
EVALUASI
Tanggal 14/06/16
Pukul 11:00 WIB
S: pasien mengatakan mengerti yang
sudah disampaikan oleh perawat
O: pasien dan keluarga pasien kooperatif
(Yogi)
Pukul 13:00 WIB
2. Mengevaluasi promosi kesehatan
tentang cara penanganan diare
dan cara cuci tangan 6 langkah
(Yogi)
Pukul 13:20 WIB
S: pasien mengatakan sudah tahu
O: pasien bisa menjawab pertanyaan
yang ditanyakan oleh perawat
(Yogi)
(Yogi)
Pukul 13:30 WIB
S: pasien mengatakan sudah tahu
O: pasien bisa menjawab pertanyaan
yang ditanyakan perawat
A: masalah defisit pengetahuan sudah
teratasi
P: follow up
(Yogi)