Tahapan penting yang mutlak harus dilakukan selama bekerja di ruang praktikum
mikrobiologi adalah prinsip sterilisasi. Bahan atau peralatan yang digunakan harus dalam
keadaan steril. Steril artinya tidak didapatkan mikroba yang tidak diharapkan kehadirannya,
baik yang menganggu kehidupan dan proses yang sedang dikerjakan. Setiap proses baik
fisika, kimia dan mekanik yang membunuh semua bentuk kehidupan terutama mikrooranisme
disebut dengan sterilisasi. Adanya pertumbuhan mikroorganisme menunjukkan bahwa
pertumbuhan bakteri masih berlangsung dan tidak sempurnanya proses sterilisasi. Jika
sterilisasi berlangsung sempurna, maka spora bakteri yang merupakan bentuk paling resisten
dari kehidupan mikroba, akan diluluhkan (Jati, 2007)
Pembiakan mikroba dalam laboratorium memerlukan medium yang berisi zat hara serta
lingkungan pertumbuhan yang sesuai dengan mikroorganisme. Zat hara digunakan oleh
mikroorganisme untuk pertumbuhan, sintesis sel, keperluan energi dalam metabolisme, dan
pergerakan. Lazimnya, medium biakan berisi air, sumber energi, zat hara sebagai sumber
karbon, nitrogen, sulfur, fosfat, oksigen, hidrogen, serta unsur-unsur lainnya. Dalam bahan
dasar medium dapat pula ditambahkan faktor pertumbuhan berupa asam amino, vitamin, atau
nukleotida (Adam, 1992).
1.2 Rumusan Masalah
a.
Pengertian Sterilisasi
b.
Metode Sterilisasi
c.
Macam-Macam Sterilisasi
(Curtis,1999)
b.
c.
a.
Pemijaran/flambir
Cara ini dipakai langsung, sederhana, cepat dan dapat menjamin sterilisasinya, namun
penggunaannya terbatas pada beberapa alat saja, misalnya: benda-benda dari logam
(instrument), benda-benda dari kaca, benda-benda dari porselen.
Caranya yaitu:
1.
Siapkan bahan yang disterilkan, baskom besar yang bersih, brand spritus, korek api.
2.
3.
b.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
2.
a)
1. Alat atau bahan instrumen dicuci bersih dari sisa-sisa darah, nanah atau kotoran lain.
2.
b)
Cara ini cukup efektif dan sangat sederhana. Dapat dipakai dengan dandang/panci dengan
penangas air yang bagiannya diberi lubang/sorongan, agar uap air dapat mengalir bagian alat
yang akan disterilkan.waktu sterilisasi 30 menit.
Caranya yaitu:
1.
2.
c)
1.
Alat-alat atau bahan-bahan yang akan disterilkan dicuci, disikat, dan didesinfeksi
2.
3.
4.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Filter seitz
Dibuat dari bahan asbes yang di jepit pada dasar wadah besi, keuntungan dari filter ini adalah
lapisan filter yang dapat di buang setelah digunakan dan masalah pembersih hanya
berkurang. Filter ini mampu dengan volume dari 30 ml hingga lebih dari 100 ml, kerugian
pertama dari filter ini adalah cenderung memberikan komponen magnesium pada filtrat
kedua permuakaan saat lapisan filter membuat larutan tidak cocok untuk injeksi.
9.
Filter swinny
Mempunyai alat terkhusus yang terdiri dari lapisan asbes, bersama dengan screen dan
pencuci, utamanya untuk digunakan filter swinny dibungkus dengan kertas dan di autoklaf.
Bagian yang dipasang dihubungkan pada spoit luer lola dan cairan dimasukkan melalui disk
asbes dengan menggunakan tekanan pada saluran spoit.
10.
Filter Fritted-glass
Disusun dari dasar serbuk, tombol bulat dari gelas di gabung bersama dengan penggunaan
panas untuk menentukan sebelumnya ukuran dalam bentuk disk.
11.
Tes bentuk tube filter pembanding ini yang dihubungkan dengan dasar logam dan saluran
keluar tube adalah sama pada keduanya. Di buat dari silikat murni, asbes dan kalsium sulfat.
Keuntungan dan kerugian masing-masing metode sterilisasi
Sterilisasi Panas Kering
Keuntungan:
Dapat digunakan untuk membunuh spora dan bentuk vegetatifnya dari semua
mikroorganisme (Lachman: 1263).
Umumnya digunakan untuk senyawa-senyawa yang tidak efektif disterilkan dengan
uap air panas (Ansel: 413).
Metode pilihan bila dibutuhkan peralatan yang kering atau wadah yang kering seperti
pada zat kimia kering atau larutan bukan air (Ansel: 414).
Kerugian:
Hanya digunakan untuk zat-zat yang tahan penguraian pada suhu diatas kira-kira
140oC (Lachman: 1263).
Karena panas kering efektif membunuh mikroba dengan uap air panas, maka
diperlukan temperatur yang lebih tinggi dan waktu yang lebih panjang (Ansel:
413).
Sterilisasi Radiasi
Keuntungan :
Pemakaian radiasi meningkat dalam frekuensi dan luasnya pemakaian setelah
diperoleh pengalaman dengan metode ini, khususnya untuk sterilisasi alat medis,
plastik, sejumlah vitamin, antibiotik, dan hormon dalam keadaan kering setelah
berhasil dibuat steril dengan radiasi (Lachman: 1276).
Kerugian :
Penggunaan teknik ini terbatas karena memerlukan peralatan yang sangat khusus dan
pengaruh radiasi dan produk-produk dan wadah-wadah (Ansel : 418).
Sediaan farmasi dalam carian tubuh lebih sulit disterilkan karena efek radiasi terhadap
sistem zat pembawa dari jaringan obat (Lachman : 1276).
TEKNIK
ASEPTIS
Gambar 2.1
Desinfeksi meja
kerja (Machmud,
2008)
Teknik aseptis atau steril adalah suatu sistem cara bekerja (praktek) yang menjaga
sterilitas ketika menangani pengkulturan mikroorganisme untuk mencegah kontaminasi
terhadap kultur mikroorganisme yang diinginkan. Dasar digunakannya teknik aseptik adalah
adanya banyak partikel debu yang mengandung mikroorganisme (bakteri atau spora) yang
mungkin dapat masuk ke dalam cawan, mulut erlenmeyer, atau mengendap di area kerja.
Pertumbuhan mikroba yang tidak diinginkan ini dapat mempengaruhi atau mengganggu hasil
dari suatu percobaan. Mikroorganisme dapat juga jatuh dari tangan operator, sarung tangan
atau jas laboratorium karena pergerakan lengan yang relatif cepat. Penggunaan teknik aseptik
meminimalisir material yang digunakan terhadap agen pengontaminasi. Pada kenyataanya
teknik aspetis tidak dapat melindungi secara sempurna dari bahaya kontaminan. Namun
semakin banyak belajar dari pengalaman maka semakin mengurangi resiko yang ditimbulkan.
PENUTUP
a.
Kesimpulan
Sterilisasi adalah suatu proses penghancuran secara lengkap semua mikroba hidup dan
spora-sporanya. Ada 5 metode umum sterilisasi, yaitu : sterilisasi uap (panas lembab),
sterilisasi panas kering, sterilisasi dengan penyaringan (filtrasi), sterilisasi gas, sterilisasi
dengan Radiasi.
DAFTAR PUSTAKA
Ansel, H. C. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi Edisi keempat. Jakarta: UI- Press, 1989.
Lachman, L, et all. Teori dan Praktek Industri Farmasi Third Edition. Philadelphia: Lea
and Febiger, 1986.
Machmud, M., 2008, Teknik Penyimpanan dan Pemeliharaan Mikroba., BPBTP,
Bogor.
Orang, Paul, Hummer, 2001, Biology Living System, Glencoe Division Mc Milan
Company, Waterville.
Pelczar, Chan, 2007, Elements of Microbiology, Mc Graw Hill Book Company, New
York.