2016
Mata Kuliah : Wisata Budaya dan Spiritual
Selasa, 04 Oktober
(J3B115010)
(J3B215024)
(J3B215058)
(J3B115047)
Dosen :
Rini Untari S.Hut, M.Si
Asisten Dosen :
Maulana Yusuf A.md
Rahajeng Dwi Rahmawati A.md
2016
I.
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
B.
Tujuan
II.
TINJAUAN PUSTAKA
a)
Identifikasi
III.
METODE PRAKTIKUM
Kegunaan
Mencatat dan membuat konsep laporan
Mencari studi literatur
Bahan dalam pembuatan laporan
Mengerjakan laporan
Membuat bahan presentasi
Alat untuk mecetak hasil laporan
IV.
Aspek dan elemen spiritual pada masyarakat perkotaan di Kota Manado yang
terdiri dari 4 aspek spiritual dan 5 elemen spiritual dapat di lihat pada Tabel 1.
Tabel 01. Aspek dan Elemen Spiritual pada Masyarakat Perkotaan di Kota
Manado.
No
Jenis Spiritual
Ada
Deksripsi
Tidak Ada
Aspek Spiritual
a.
Merasa yakin
bahwa hidup sangat
bermakna.
b. Memiliki
sebuah
komitmen terhadap
aktualisasi potensi
potensi
positif
dalam setiap aspek
kebudayaan.
c.
Menyadari
akan keterkaitan dalam
kehidupan.
d.
Meyakini
bahwa berhubungan
dengan dimensi
trasendensi adalah
menguntungkan.
Elemen Spiritual
No
a. Kapasitas
Trasendensi
Jenis Spiritual
Ada
Deksripsi
Tidak Ada
b. Kemampuan untuk
memasuki kondisi
kesadaran spiritual
yang lebih tinggi.
c. Kemampuan untuk
menyadari
akan
kemampuan
merasakan hal hal
yang suci.
d. Kemampuan untuk
memanfaatkan
sumber sumber
spiritual
untuk
memecahkan
permasalahan dalam
kehidupan.
e. Kemampuan untuk
bertingkah
laku
yang baik.
Berdasarkan hasil literatur yang didapat mengenai aspek dan elemen spiritual
umat kriten protestan di masyarakat perkotaan manado yang terdiri dari dua bagian
yaitu aspek dan elemen spiritual. Aspek spiritual terdiri dari, 4 aspek dan elemen
spiritual yang terdiri dari 5 elemen yang terdapat di dalam tabel 01. sebagai berikut
a. Aspek Spiritual (Melsha Zaviera Mahmudia J3B215058)
a) Merasa Yakin Bahwa Hidup Sangat Bermakna.
Masyarakat Kota Manado dalam mengimplementasi diri bermakna bagi
kehidupan yaitu, perayaan hari hari besar bagi umat kristen protestan, seperti
Perayaan hari Natal dan Kenaikan yesus kristus. Hari hari besar tersebut dilakukan
setiap tanggal tanggal yang sudah di berlakukan dan diyakini oleh umat kristen
protestan.
Umat kristen protestan di perkotaan Manado perayaan hari natal memiliki pra
natal yang dimulai tanggal 1 desember. Masyarakat manado melakukan safari natal.
Kegiatan safari natal yaitu, mengikuti ibadah setiap kecamatan yang setiap harinya
berbeda. Masyarakat manado melakukan tradisi pawai keliling, dan mengunjungi
makam kerabat atau keluarga dan membersihkan nya. Perayaan natal di masyarakat
manado akan diakhiri di awal bulan januari dan melakukan perayaan yang disebut
kunci taon. Tradisi Taon Kunci adalah tradisi parade dengan berjalan mengelilingi
kampung dengan menggunakan kostum-kostum unik dan menghibur masyarakat
manado. Sejarah tradisi taon kunci sudah dilakukan turun temurun dari nenek
moyang masyarakat perkotaan manado. Tradisi taon kunci bertujuan untuk
merekatkan persaudaraan antar warga masyarakat perkotaan Manado yang dilakukan
secara meriah untuk menyambut hari raya besar natal dan tahun baru. Tradisi taon
kunci dilakukan untuk semua kalangan umur dan masyarakat manado dimulai dari
anak anak, remaja, dewasan, dan kalangan lanjut usia. Tradisi kunci taon terdapat
kegiatan inti dalam tradisi tersebut, yaitu warga atau perserta yang hadir dalam
festival tersebut harus mengenakan berbagai kostum unik dan lucu untuk berpawai di
sepanjang jalan raya perkotaan yang ditentukan. Biasanya, tradisi taon kunci
memiliki tema hari raya natal, maka warga harus mengenakan kostum seperti
sinterklas, pohon natal, dan kue jahe serta para peserta akan berpawai berkeliling di
jalan raya. Tradisi kunci taon juga mengadakan doa bersama dan pertujukan tari dan
musik tradisional khas manado. Kegiatan doa bersama yang dipimpin oleh seorang
pendeta. Seorang pendeta akan memberi siraman rohani pada semua warga
masyarakat yang hadir. Tradisi kunci taon yang dilakukan oleh masyarakat kota
manado beragama kristen protestan untuk menambahkan jiwa spritual di dalam diri
dengan suasana keceriaan dan bercampur kesyukuran kepada tuhan-Nya.
Gambar 01. Tradisi Kunci Taon di Manado
Sumber, Cermati.com
b) Memiliki sebuah komitmen terhadap aktualisasi potensi potensi positif
dalam setiap aspek kebudayaan.
Umat kristen protestan di masyarakat manado untuk mengaktualisasi potensi
positif dengan mengadakan tradisi upacara pernikahan.Upacara Toki Pintu
merupakan upacara pernikahan yang biasa dilakukan oleh masyarakat kota Manado
yang dianut oleh penduduk beragama kristen protestan. Upacara adat toki pintu
dilaksanakan di salah satu rumah pengantin laki laki atau rumah pengantin
perempuan dalam satu hari. Masyarakat manado mengganti acara pesta malam hari
dengan acara kebaktian dan makan malam.Upacara toki pintu pada waktu hari
adanya kegiatan pemandian pengantin, merias pengantin, dan memakai mahkota atau
topi untuk melaksanakan upacara toki pintu. Waktu siang hari, pengantin pergi ke
catatan sipil dan melaksanakan pengesahan atau pemberkatan pernikahan di gereja
yang kemudian dilanjutkan resepsi pernikahan. Upacara toki pintu diiringi
pelemparan bunga dan waktu malam hari diisi dengan acara kebaktian dan makan
malam. Upacara toki pintu bertujuan untuk menyucikan diri dari hal buruk dan
mensyukuri diri untuk menempuh kehidupan yang baru.
Gambar 01. Upacara Adat Toki Pintu
Sumber Seputarsulut.com
c) Menyadari akan keterkaitan dalam kehidupan
Masyarakat manado yang berumat kristen protestan melakukan tradisi foso
rumages upaya untuk semakin mendekatkan diri dengan-Nya,di dalamnya juga ada
wujud penghormatan terhadap leluhur.
Tradisi foso rumages dilakukan secara turun termurun oleh para walian (pendeta)
untuk menekankan pemberian rasa sykur kepada Pencipta-Nya dan para leluhur opo
kasuruang wangko sebagai pemberi dan pencipta segalanya. Tradisi foso rumages
dilakukan sesudah panen besar yang dilakukan setiap tahun pada bulan juli yang
menggambarkan sebagai rangkaian siklus hidup. Siklus pertanian yang berulang
menunjukkan rangkaian kehidupan dari kegiatan pertanian yaitu, kegiatan mapar,
perombakan hutan, pemberian lahan, menanam, dan panen. Siklus tersebut harus
dihayati, dipahami, dan sebagai pengingat bahwa bagaimana masyarakat manado
umat kristen protestan menjalankan hidup. Tradisi foso rumages melakukan nya
dengan cara Rerumetaan (persembahan khusus bagi Tuhan) dan persembahan
sebagai simbol penghormatan bagi leluhur , dengan cara padi hasil panen perdana,
dimasak di dalam bambu dan dikhususkan untuk Opo Wananatas. Persembahan
untuk foso rumages dimasak dan disediakan sebagai wujud hormat bagi leluhur atau
weteng. Tradisi foso rumages juga persembahannya dalam bentuk binatang seperti
ayam, Pada puncak ritual nya dilakukan sebelum matahari terbit. Ritual foso
rumages menggambarkan mendapat semangat baru untuk kehidupan. Ritual foso
rumages mengundang masyarakat lain, untuk mewujudkan kasih terhadap sesama.
Tradisi foso rumages menghubungkan rasa spiritual antara masyarakat umat kristen
protestan dengan Si Opo Kasuruang Wangko dan Para Leluhur.
d) Meyakini bahwa
menguntungkan
berhubungan
dengan
dimensi
transidensi
adalah
b. Elemen Spiritual
a) Kapasitas Trasendensi (Muhamad Raka Adrian J3B115010)
Upacara adat opo-opo yang ada di Kota Manado merupakan suatu tradisi
turun-temurun yang sudah ada di Kota Manado. Upacara adat ini biasa dilakukan
oleh leluhur masyarakat manado yang bertujuan untuk menghalau kekacauan, dan
menjauhkan masyarakat dari penyakit yang mengganggu masyarakat manado.
Upacara adat opo-opo ini memiliki tiga peristiwa yang penting yang ada dalam
upacara. Peristiwa tersebut yaitu Rumages, Rumages merupakan suatu tiupan angin
pertanda kehadiran roh-roh para leluhur. Peristiwa kedua yaitu Tumiwa, Tumiwa
merupakan sumpah setia bersama sebagai kesatuan tanah minahasa. Peristiwa ketiga
yaitu Mangorai, Mangorai ini merupakan suatu kegiatan tarian yang memiliki
gerakan melingkari benda pusaka yang di tengah-tengah penari.
Pada saat peristiwa Rumages berlangsung ada delapan opo (orang tua
minahasa) yang hadir dan berbicara melalui mediator yang disebut para Tonaas yang
menyampaikan pesan-pesan dan nasihat yang disampaikan dari para leluhur untuk
para puyun-puyun (keturunan minahasa). Upacara adat opo-opo ini diyakini oleh
masyarakat manado sebagai pedoman dan petunjuk masyarakat manado untuk
menata hidup yang lebih baik dan menjauhkan serta menyembuhkan masyarakat dari
penyakit yang mengganggu masyarakat sekitar.
Masyarakat Kota Manado memiliki sebuah ritual yang bernama Gofeca yang
dilakukan setiap tanggal 27 Mei. Ritual Gofeca ini biasa dilakukan oleh masyarakat
manadi di pesisir Pantai Malalayang Manado. Ritual Gofaca ini diyakini sebagai
ritual adat memanjatkan doa untuk kelangsungan hidup masyarakat pesisir yang
bergantung pada laut. Doa-doa pada Ritual Gofaca menggunakan bahasa bantik yang
sudah hampir punah. Ritual Gofaca dibuka dengan adanya penari-penari cakalele dan
menggunakan pakaian berwarna merah dengan membawa senjata parang. Orang tua
yang mengikuti Ritual Gofaca ini memakai pakaian berwarna putih dan
menggunakan ikat kepala yang berwarna merah. Pemimpin upacara ritual ini
biasanya di pimpin oleh pemuka agama di daerah manado yang berjumlah 6 orang
dan dua diantaranya adalah pendeta.
Konon Ritual Gofeca sudah ada sebelum agama kristen masuk ke daerah
Sulawesi Utara. Ritual Gofeca ini dapat berupa persembahan-persembahan yang
sudah disediakan oleh masyarakat sekitar, dan ketika ritual dimulai masyarakat dapat
memanjatkan doa-doa dan menyanyikan lagu-lagu persembahan. Pada saat matahari
sudah mulai tenggelam, masyarakat mematikan lampu yang ada disekitar lokasi
ritual dan mulai menyalakan obor yang sudah dipersiapkan. Ritual Gofaca memiliki
sebuah kebiasaan yaitu melepaskan sebuah rakit bambu kecil yang bernama gofeca
yang sudah diisi oleh persembahan dari masyarakat sekitar. Rakit gofeca tersebut
kemudian di tarik ke tengah laut menggunakan sebuah perahu motor, dan dilepas di
tengah laut hingga hilang bersama dengan matahari yang terbenam.
Gambar 2 Ritual Gofaca
Sumber : https://kristupa.wordpress.com
c)
jahat. Opo yang baik akan senantiasa menolong manusia yang dianggap sebagai cucu
mereka, apabila mentaati petunjuk-petunjuk yang diberikan mereka. Pelanggaran
terhadap petunjuk itu dapat mengakibatkan yang bersangkutan mengalami bencana,
kesulitan hidup atau hilangnya kekuatan sakti akibat murka dari Opo-opo tersebut.
Ada juga Opo-opo yang memberikan kekuatan sakti untuk hal-hal yang tidak baik
seperti untuk mencuri dan berjudi. Opo masih dibagi lagi ke dalam beberapa jenis,
yakni: nenek moyang (dotu), Opo dari setiap kerabat, makhluk-makhluk penghuni
gunung, sungai, mata air, hutan, tanah, pantai/laut, mata angin, dan Opo hujan.
Agama-agama wahyu dalam masyarakat Manado, umumnya orang Manado dikenal
sebagai suatu komunitas Kristen yang juga masih menerima beberapa unsur atau
konsep tertentu dari religi pribumi. Namun dalam kehidupan sehari-hari, unsur-unsur
dari religi pribumi ini berpadu dengan komponen-komponen Kristen dan membentuk
sebuah sinkretisme. Hal ini terlihat dalam upacara-upacara siklus hidup, pengobatan,
dan perilaku keagamaan sehari-hari. Dalam proses sinkretisme ini, unsur-unsur religi
pribumi mengalami penyesuaian maupun transformasi makna sehingga sejalan
dengan agama Kristen. Misalnya, Opo Wailan Wangko sebagai konsep dewa
tertinggi telah dilihat sebagai Tuhan Allah. Namun, di samping itu tentu terjadi juga
beberapa ketidaksesuaian persepsi emic dan etic atas sinkretisme tersebut. Agamaagama yang umum dipeluk oleh masyarakat ialah Protestan, Katolik, Islam, dan
Budha. Sekarang ini Protestanisme merupakan mayoritas (85%) di Manado.
Penganut Islam sendiri terhitung 8% dari populasi penduduk.
d)
Rambu Solo dalah upacara adat kematian masyarakat Manado yang bertujuan
untuk menghormati dan menghantarkan arwah orang yang meninggal dunia menuju
alam roh,yaitu kembali kepada keabadian bersama para leluhur mereka di sebuah
tempat peristirahatan. Upacara ini sering juga disebut upacara penyempurnaan
kematian karena orang yang meninggal baru dianggap benar-benar meninggal setelah
seluruh prosesi upacara ini digenapi. Upacara tersebut harus berjalan, jika belum,
maka orang yang meninggal tersebut hanya dianggap sebagai orang sakit atau lemah,
sehingga ia tetap diperlakukan seperti halnya orang hidup, yaitu dibaringkan di
tempat tidur dan diberi hidangan makanan dan minuman bahkan selalu diajak
berbicara. Puncak dari upacara Rambu solo ini dilaksanakandisebuah lapangan
khusus. Dalam upacara ini terdapat beberapa rangkaian ritual,seperti proses
pembungkusan jenazah, pembubuhan ornament dari benang emas danperak pada peti
jenazah, penurunan jenazah ke lumbung untuk disemayamkan, danproses
pengusungan jenazah ke tempat peristirahatan terakhir., selain itu, dalam upacara
adat ini terdapat berbagai atraksi budaya yang dipertontonkan, diantaranya adu
kerbau,kerbau-kerbau yang akan dikorbankan di adu terlebih dahulu sebelum
disembelih,dan adu kaki. Ada juga pementasan beberapa musik dan beberapa tarian
Toraja, Manado. Kerbau yang disembelih dengan cara menebas leherkerbau hanya
dengan sekali tebasan, ini merupakan ciri khas masyarakat TanaToraja. Kerbau yang
akan disembelih bukan hanya sekedar kerbau biasa, tetapi kerbau bule Tedong Bonga
yang harganya berkisar antara 10-50 juta atau lebih per ekornya.
Hal ini banyak ditunggu-tunggu oleh masyarakat karena banyak masyarakat yang
akan mendapat jatah dari sembelihan kerbau tersebut danmenjadikanya cadangan
makanan. hal tersebut bisa menjadi pesta atausedekahan. Selain itu pesta ini juga
menghilangkan cemburu antar keluarga karena dalam aturan toraja jika seseorang
yang meninggal tersebut menyayangi anggota keluarga (anak emas) maka anak atau
orang yang disayang tersebutlahyang harus membiayai upacara pemakaman tersebut.
V.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil studi literatur yang di dapat, identifikasi aspek dan elemen
spritual di masyarakat perkotaan manado umat kristen protestan dapat ditarik
kesimpulan yaitu,
1. Aspek dan elemen spiritual masyarakat perkotaan manado terbagi menjadi dua,
yaitu aspek dan elemen spiritual. Aspek spiritual terdiri dari 4 aspek yaitu, merasa
yakin bahwa hidup sangat bermakna dengan merayakan hari hari besar umat
kristen protestan yaitu, hari raya natal dan kenaikan yesus kristus. Aspek
selanjutnya yaitu, memiliki sebuah komitmen terhadap aktualisasi potensi
potensi positif dengan cara upacara adat umat kristen protestan yaitu, upacara toki
pintu. Aspek ketiga yaitu, menyadari akan keterkaitan dalam kehidupan yang
dilakukan dengan cara tradisi foso rumages (rasa syukur), dan aspek keempat
yaitu, meyakini bahwa berhubungan dengan dimensi transidensi adalah
menguntungkan bagi umat kristen masyarakat manado dengan cara ritual opo
opo. Elemen spiritual yang terdapat di masyarakat perkotaan manado yaitu, terdiri
dari lima elemen spiritual.
2. Aspek dan elemen spiritual di masyarakat perkotaan manado terdiri dari 4 aspek
dan 5 elemen budaya. Elemen budaya terdiri dari kapasitas transendensi dengan
melakukan upacara adat opo opo, kemampuan untuk memasuki kondisi
kesadaran spiritual yang lebih tinggi yang dilakukan dengan ritual gofeca yang
diadakan tiap tanggal 27 mei, kemampuan untuk menyadari akan kemampuan
merasakan hal hal yang suci yaitu dengan cara upacara wailan wongko,
kemampuan untuk memanfaatkan sumber sumber spiritual untuk memecahkan
permasalahan dalam kehidupan yang dilakukan oleh masyarakat manado dengan
cara ritual atau upacara adat rambu solo, dan elemen terakhir yaitu kemampuan
untuk bertingkah laku yang baik dengan cara ritual opo opo yang mempercayai
roh roh untuk kehidupan yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2015. Sejarah Pengucapan Syukur. http://www.seputarsulut.com/sejarahpengucapan-syukur-atau-rumages/ [Diakses 29 September 2016 17:00].
Anonim. 2015. Tulude, Manifestasi Daerah Yang Berkepribadian Budaya.
http://www.seputarsulut.com/tulude-manifestasi-daerah-yang-berkepribadianbudaya/ [Diakses 29 September 2016 17:05].
Margaretha.2014. Suasana Malam Natal Berlangsung.
http://www.beritasatu.com/nasional/235788-suasana-malam-natal-di-manadoberlangsung-meriah.html. [Diakses 29 September 2016 17:05].
Anonim. 2015. Tradisi Unik Natal di Indonesia.
https://www.cermati.com/artikel/tradisi-natal-unik-di-berbagai-daerah-diindonesia-1 [Diakses 29 september 2016 17:06].
Anonim.2015.Upacara Keagamaan Suku Minahasa Sebagai Wujud Sinkretisme
Budaya. https://kuliahsejarah.wordpress.com/2015/07/05/upacarakeagamaan-suku-minahasa-sebagai-wujud-sinkretisme-budaya [diakses pada
30 september 2016. 13.00 WIB.]
Jelajahi. 2015. Pengertian Kecerdasan Spiritual.
http://www.jelajahinternet.com/2015/10/10-pengertian-kecerdasanspiritua.html [Diakses 01 Oktober 2016 12:00].