Anda di halaman 1dari 18

NAMA

: MHD.FADLI TRISAPUTRO

NIM

: FD213030

PRODI

: TEKNIK GEOLOGI

Ruang Lingkup Geofisika Dalam Kegiatan Eksplorasi Gravity,


Magnetik, Resistivity, Dan Seismik Refleksi
Geofisika adalah bagian dari ilmu bumi yang mempelajari bumi
menggunakan kaidah atau prinsip-prinsip fisika. Di dalamnya termasuk juga
meteorologi, elektrisitas atmosferis dan fisika ionosfer. Penelitian geofisika untuk
mengetahui kondisi di bawah permukaan bumi melibatkan pengukuran di atas
permukaan bumi dari parameter-parameter fisika yang dimiliki oleh batuan di
dalam bumi. Dari pengukuran ini dapat ditafsirkan bagaimana sifat-sifat dan
kondisi di bawah permukaan bumi baik itu secara vertikal maupun horizontal.
Dalam skala yang berbeda, metode geofisika dapat diterapkan secara
global yaitu untuk menentukan struktur bumi, secara lokal yaitu untuk eksplorasi
mineral dan pertambangan termasuk minyak bumi dan dalam skala kecil yaitu
untuk aplikasi geoteknik (penentuan pondasi bangunan dll).
Secara umum, metode geofisika dibagi menjadi dua kategori yaitu metode
pasif dan aktif. Metode pasif dilakukan dengan mengukur medan alami yang
dipancarkan oleh bumi. Metode aktif dilakukan dengan membuat medan
gangguan kemudian mengukur respons yang dilakukan oleh bumi. Medan alami
yang dimaksud disini misalnya radiasi gelombang gempa bumi, medan gravitasi
bumi, medan magnetik bumi, medan listrik dan elektromagnetik bumi serta radiasi
radioaktivitas bumi. Medan buatan dapat berupa ledakan dinamit, pemberian arus
listrik ke dalam tanah, pengiriman sinyal radar dan lain sebagainya.
Adapun bebeapa metode yang umum di gunakan di dalam geofisika yaitu:

Metode Gravity
Metode Magnetik
Metode Resistivity

Metode Seismik Refleksi

Meode Gravity
Metode gravity (metode gaya berat) meerupakan salah satu metode
geofisika yang didasarkan pada pengukuran medan gravitasi. Pengukuran ini
dapat dilakukan di permukaan bumi, di kapal maupun di udara. Dalam metode ini
yang dipelajari adalah variasi medan gravitasi akibat variasi rapat massa batuan di
bawah permukaan sehingga dalam pelaksanaannya yang diselidiki adalah
perbedaan medan gravitasi dari suatu titik observasi terhadap titik observasi
lainnya. Metode gravitasi umumnya digunakan dalam eksplorasi jebakan minyak
(oil trap). Disamping itu metode ini juga banyak dipakai dalam eksplorasi mineral
dan lainnya.
Survei dengan menggunakan metode gravitasi memanfaatkan nilai percepatan gravitasi
di areasurvei tersebut. Perubahan percepatan pada satu titik dengan titik lain disekitarnya
menandakan adanya perbedaan kandungan yagn ada dibawah permukaan bumi. Namun
perubahan yang terjadirelative lebih kecil sehingga pengukuran metode gravitasi memerlukan
alat yang memiliki kepekaan tinggi, dan alat tersebut adalah gravimeter.

Gambar 1. Gravimeter
Bentuk bumi bukan merupakan bola pejal yang sempurna, dengan relief yang tidak
rata,berotasi serta berevolusi dalam sistem matahari, tidak homogen. Dengan demikian variasi
gayaberat di setiap titik permukaan bumi akan dipengaruhi oleh beberapa faktor dimana
dalam pengukurandan interpretasi, faktor-faktor tersebut harus diperhatikan
(dikoreksi):

Tidal correction (Koreksi Pasang surut)

Koreksi ini dilakukan untuk menghilangkan pengaruh gravitasi bendabenda ruang angkasaseperti bulan dan matahari, yang berubah terhadap lintang
dan waktu. Untuk mendapatkan nilai pasangsurut ini maka, dilihatlah perbedaan
nilai gravitasi stasiun dari waktu ke waktu terhadap base Gravitasi terkoreksi tidal
dapat ditulis sebagai berikut :

Gambar grafik koreksi tidal (pasang surut)

Koreksi Apungan (Drift Correction)

Koreksi apungan akibat adanya perbedaan pembacaan gravity dari stasiun


yang sama pada waktu yang berbeda, yang disebabkan karena adanya guncangan
pegas alat gravimeter selama prosestransportasi dari suatu stasiun ke stasiun
lainnya. Dapat juga diakibatkan akibat adanya kemuluran alat(pegas) setelah
dipakai berulang-ulang. Koreksinya adalah dengan melakukan pengukuran di titik
basesesering mungkin. Pengukuran dapat dilakukan satu atau dua jam
sekalitergantung kondisi lapangan.

Gambar grafik drift correction (Koreksi Apungan)

Koreksi Lintang

Koreksi ini dilakukan karena bentuk bumi yang tidak sepenuhnya bulat
sempurna, tetapi tepat pada daerah ekuator dan juga karena rotasi bumi. Hal
tersebut membuat ada perbedaan nilai gravitasikarena pengaruh lintang yang ada
di bumi.

Koreksi Bougeur

Koreksi bouger dilakukan untuk mengkompensasi pengaruh massa batuan


terdapat antara stasiun pengukuran dan (mean sea level) yang diabaikan pada
koreksi udara bebas. Koreksi ini dapat ditulissebagai berikut :

Koreksi Udara Bebas (Free air correction)

Koreksi ini dilakukan untuk mengkompensasi ketinggian antara titik


pengamatan dan datum (mean sea level). Koreksi ini dapat ditulis sebagai berikut :

Koreksi Medan (Terrain Coreection)

Koreksi medan mengakomodir ketidakteraturan pada topografi sekitar titik


pengukuran. Pada saatpengukuran, elevasi topografi di sekitar titik pengukuran,
biasanya dalam radius dalam dan luar, di ukur elevasinya. Sehingga koreksi ini
dapat ditulis sebagai berikut :

Kegunaan

Metode

Gaya

Berat

Dalam

Kegiatan

Eksplorasi

Geothermal
Aplikasi metode graivity dapat digunakan untuk keperluan eksplorasi panas bumi.
Metode ini adalah metode geofisika yang sensitive terhadap perubahan vertikal, sehingga sangat
umum untuk digunakan dalam pencarian prospek geothermal terutama dalam mempelajari
kontak antar batuan , struktur geologi, adanya perangkat, dan densitas dari batuan.

Gambar Contoh titik pengamatan


Hasil pengamatan dari masing-masing titik pengamatan akan menghasilkan
perhitungan-perhitungan yang telah dikoreksi dan mendapatkan anomali gaya berat atau yang
biasa disebut dengan anomali Bourger. Dari anomali teresebut kita dapat membuat kontur
berupa anomali regional dan anomali sisa.

Gambar Kontur Anomali Bougeur

Gambar Kontur Anomali Bouegeur sisa (Residual)

Gambar Kontur Anomali Bougeur Regional


Setelah didapatkan anomali sisa, maka dapat dibuat penampang geologi berdasarkan
konturnya, sehingga kita mampu mengetahui rekonstruksi dari bawah permukaan
daerahpengamatan. Dari hasil perhitungan anomali Bourger dapat diketahui densitas dari batuan
yang ada didaerah penelitian. Sesuai dengan hasil penelitian bahwa batuan yang memiliki
densitas rendah memiliki nilai porositas tinggi. Jika porositas dihubungkan dengan permeabilitas,
maka permeablitas berbanding lurus dengan porositas. Hal ini berarti jika porositasnya tinggi
maka permeabilitasnya juga tinggi dan menurunkan rumus dari hukum Darcy, bahwa
porositasberbanding lurus dengan permeabilitas. Sesuai dengan yang dinyatakan ,bahwa batuan
yang mendomonasi reservoir panasbumi yaitu batuan dengan densitas rendah dan porositas
tinggi serta tingkat permeabilitasnya tinggi. Sehingga kita akan mampu mendapatkan daerah
yang di indikasi menjadi reservoir panas bumi.

Gambar pemodelan 3D penampang daerah reservoir


Metode Magnetik
Metode magnetik adalah salah satu metode geofisika yang digunakan untuk
menyelidiki kondisi permukaan bumi dengan memanfaatkan sifat kemagnetan batuan yang di
identifikasikan oleh kerentanan magnet batuan. Metode ini didasarkan pada pengukuran variasi
intensitas magnetik di permukaan bumi yang disebabkan adanya variasi distribusi (anomali)
benda termagnetisasi di bawah permukaan bumi. Metode magnetik sering digunakan
dalameksplorasi pendahuluan minyak bumi,panas bumi, dan batuan mineral
sertaserta bisa diterapkan pada pencarianprospeksi benda-benda arkeologi.
Metode magnetik memiliki kesamaan latar belakang fisika dengan metode
gravitasi, kedua metode sama-sama berdasarkan kepada teori potensial, sehngga
keduanya sering disebut sebagai metoda potensial. Namun demikian, ditinjau dari
segi besaran fisika yang terlibat, keduanya mempunyai perbedaan yang mendasar.
Dalam magnetik harus mempertimbangkan variasi arah dan besar vektor
magnetisasi. sedangkan dalam gravitasi hanya ditinjau variasi besar vektor
percepatan gravitasi. Data pengamatan magnetik lebih menunjukan sifat residual
yang kompleks. Dengan demikian, metode magnetik memiliki variasi terhadap
waktu jauh lebih besar. Pengukuran intensitas medan magnetik bisa dilakukan
melalui darat, laut dan udara. Metode magnetik sering digunakan dalam eksplorasi
pendahuluan minyak bumi, panas bumi, dan batuan mineral serta serta bisa
diterapkan pada pencarian prospeksi benda-benda arkeologi.
Medan Magnet Bumi

Medan magnet bumi terkarakterisasi oleh parameter fisis atau disebut juga
elemen medan magnet bumi, yang dapat diukur yaitu meliputi arah dan intensitas
kemagnetannya. Parameter fisis tersebut meliputi :

Deklinasi (D), yaitu sudut antara utara magnetik dengan komponen


horizontal yang dihitung dari utara menuju timur

Inklinasi(I), yaitu sudut antara medan magnetik total dengan bidang


horizontal yang dihitung dari bidang horizontal menuju bidang vertikal ke
bawah.

Intensitas Horizontal (H), yaitu besar dari medan magnetik total pada
bidang horizontal.

Medan magnetik total (F), yaitu besar dari vektor medan magnetik total.

Gambar Tiga elemen medan magnet bumi


Medan magnet utama bumi berubah terhadap waktu. Untuk menyeragamkan
nilai-nilai

medan

utama

magnet

bumi,

dibuat

standar

nilai

yang

disebut International Geomagnetics Reference Field (IGRF) yang diperbarui


setiap 5 tahun sekali. Nilai-nilai IGRF tersebut diperoleh dari hasil pengukuran
rata-rata pada daerah luasan sekitar 1 juta km2 yang dilakukan dalam waktu satu
tahun. Medan magnet bumi terdiri dari 3 bagian :

Medan magnet utama (main field) dapat didefinisikan sebagai medan ratarata hasil pengukuran dalam jangka waktu yang cukup lama mencakup
daerah dengan luas lebih dari 106 km2.

Medan magnet luar (external field) Pengaruh medan magnet luar berasal
dari pengaruh luar bumi yang merupakan hasil ionisasi di atmosfer yang
ditimbulkan oleh sinar ultraviolet dari matahari. Karena sumber medan
luar ini berhubungan dengan arus listrik yang mengalir dalam lapisan
terionisasi di atmosfer, maka perubahan medan ini terhadap waktu jauh
lebih cepat.

Medan magnet anomali sering juga disebut medan magnet lokal (crustal
field). Medan magnet ini dihasilkan oleh batuan yang mengandung
mineral bermagnet seperti magnetite , titanomagnetite dan lain-lain yang
berada di kerak bumi.

Metode Magnetik Dalam Kegiatan Eksplorasi


Eksplorasi menggunakan metode magnetik, pada dasarnya terdiri atas tiga
tahap: akuisisi data lapangan, processing , interpretasi. Setiap tahap terdiri dari
beberapa perlakuanatau kegiatan. Pada tahap akuisisi, dilakukan penentuan titik
pengamatan dan pengukuran dengan satu atau dua alat. Untuk koreksi data
pengukuran dilakukan pada tahap processing. Koreksi pada metode magnetik
terdiri atas koreksi harian (diurnal), koreksi topografi (terrain) dan koreksi
lainnya. Sedangkan untuk interpretasi dari hasil pengolahan data dengan
menggunakan software diperoleh peta anomali magnetik.
Metode ini didasarkan pada perbedaan tingkat magnetisasi suatu batuan
yang diinduksi oleh medan magnet bumi. Hal ini terjadi sebagai akibat adanya
perbedaan sifat kemagnetan suatu material. Kemampuan untuk termagnetisasi
tergantung

dari

suseptibilitas

magnetik

masing-masing

batuan.

Harga

suseptibilitas ini sangat penting di dalam pencarian benda anomali karena sifat
yang khas untuk setiap jenis mineral atau mineral logam.Harganya akan semakin
besar bila jumlah kandungan mineral magnetik pada batuan semakin banyak.
Pengukuran magnetik dilakukan pada lintasan ukur yang tersedia dengan
intervalantar titik ukur 10 m dan jarak lintasan 40 m. Batuan dengan kandungan
mineral-mineral tertentu dapat dikenali dengan baik dalam eksplorasi geomagnet
yang dimunculkan sebagai anomali yang diperoleh merupakan hasil distorsi pada

medan magnetik yang di akibatkan oleh material magnetik kerak bumi atau
mungkin juga bagian atas mantel.
Metode magnetik memiliki kesamaan latar belakang fisika denga metode
gravitasi,kedua metode sama-sama berdasarkan kepada teori potensial, sehingga
keduanya sering disebut sebagai metode potensial. Namun demikian, ditinjau ari
segi besaran fisika yang terlibat, keduanya mempunyai perbedaan yang mendasar.
Dalam magnetik harus mempertimbangkan variasi arah dan besaran vektor
magnetisasi, sedangkan dalam gravitasi hanya ditinjau variasi besar vektor
percepatan gravitasi. Data pengamatan magnetik lebih menunjukkan sifat residual
kompleks. Dengan demikian, metode magnetik memiliki variasiterhadap waktu
lebih besar. Pengukuran intensitas medan magnetik bisa dilakukan melalui darat,
laut dan udara. Metode magnetik sering digunakan dalam eksplorasi pendahuluan
minyak bumi, panas bumi, dan batuan mineral serta bisa diterapkan pada
pencarian prospek benda-benda arkeologi.
Metode Resistivity (Metode Geolistrik)
Metode geolistrik resistivitas atau tahanan jenis adalah salah satu dari
kelompok metode geolistrik yang digunakan untuk mempelajari keadaan bawah
permukaan dengan cara mempelajari sifat aliran listrik di dalam batuan di bawah
permukaan bumi. Metode resistivitas umumnya digunakan untuk eksplorasi
dangkal, sekitar 300 500 m. Prinsip dalam metode ini yaitu arus listrik
diinjeksikan ke alam bumi melalui dua elektrode arus, sedangkan beda potensial
yang terjadi diukur melalui dua elektrode potensial. Dari hasil pengukuran arus
dan beda potensial listrik dapat diperoleh variasi harga resistivitas listrik pada
lapisan di bawah titik ukur.
Konfigurasi Metoda Resistivity dan Faktor Geometri
Konfigurasi elektroda

adalah aturan-aturan penempatan/peletakan

elektroda arus dan potensial sehingga mendapatkan suatu pola tertentu sesuai
dengan tujuan yang ingin dicapai.
Faktor Geometri

Faktor geometri adalah besaran koreksi letak kedua elektroda potensial


terhadap letak kedua elektroda arus yang mana letak kedua elektroda potensial
terhadap letak kedua elektroda arus mempengaruhi besarnya beda potensial di
antara kedua elektroda potensial tersebut.

Konfigurasi wenner

Konfigurasi Schlumberger

Konfigurasi dipole-dipole

Konfiguasi pole-dipole

Konfigurasi pole-pole

Penggunaan Metode Resistivitas untuk eksplorasi


Metoda ini memanfaatkan sifat kelistrikan material bawah permukaan
untuk mendapatkan anomali dan sebaran sifat kelistrikan bawah permukaan.
Metode ini efektif digunakan untuk pemetaan dangkal dan menengah.dan juga
dapat di gunakan untuk Eksplorasi air bawah tanah, Eksplorasi batu bara,
Eksplorasi emas, tujuan survey ini adalah untuk menentukan titik bor pada
zona

epithermail

berdasarkan

anomali

besaran listrik (Besaran IP &

Resistivity), Eksplorasi besi batu (iron ore), tujuan dari pada survey adalah
untuk menetukan velume dari pada batu besi (iron ore) berdasarkan anomali
dari besaran listrik (Resistivity dan IP), yang mana akan dilakukan konfirmasi
dengan program pemboran, Eksplorasi mangan. Penyelidikan resistivitas
dilakukan atas dasar sifat fisika batuan terhadap arus listrik, dimana setiap
batuan yang berbeda akan mempunyai harga tahanan jenis yang berbeda pula.
Hal ini tergantung pada beberapa faktor, diantaranya umur batuan, kandungan
elektrolit, kepadatan batuan, jumlah mineral yang dikandungnya, porositas,
permeabilitas dan lain sebagainya.
Metode Seismik Refleksi

Metode seismik refleksi merupakan metode geofisika aktif yang


memanfaatkan sumber seismik buatan (dapat berupa ledakan, pukulan, dll).
Setelah gelombang buatan tersebut diberikan, maka gelombang tersebut akan
merambat melalui medium tanah/batuan di bawah permukaan, dimana perambatan
gelombang tersebut akan memenuhi hukum-hukum elastisitas ke segala arah dan
mengalami pemantulan maupun pembiasan sebagai akibat dari adanya perbedaan
kecepatan ketika melalui pelapisan medium yang berbeda. Pada jarak tertentu di
permukaan, gerakan partikel tersebut direkam sebagai fungsi waktu. Berdasarkan
data rekaman tersebut selanjutnya dapat diperkirakan bentuk lapisan/struktur
bawah permukaan.
Bumi sebagai medium rambat gelombang seismik tersusun dari perlapisan
batuan yang memiliki sifat fisis yang berbeda-beda, terutama sifat fisis densitas
batuan () dan cepat rambat gelombang (v). Sifat fisis tersebut adalah sifat fisis
yang mempengaruhi refleksivitas seismik. Dengan berdasar konsep tersebut
sehingga dapat dilakukan perkiraan bentuk lapisan/struktur bawah permukaan.
Penerapan konsepnya kemudian disebut sebagai Impedansi Akustik, dimana
sebagai karekteristik akustik suatu batuan dan merupakan perkalian antara
densitas dan cepat rambat gelombang pada medium, yang dinyatakan sebagai:

Apabila terdapat dua lapisan batuan yang saling berbatasan dan memiliki
perbedaan nilai impedansi akustik, maka refleksi gelombang seismik dapat terjadi
pada bidang batas antara kedua lapisan tersebut. Besar nilai refleksi yang terjadi
kemudian dinyatakan sebagai Koefisien Refleksi :

Skema pemantulan gelombang seismik pada batas dua medium berbeda


nilai AI-nya.
Koefisien

refleksi

menunjukkan

perbandingan

amplitudo

(energi)

gelombang pantul dan gelombang datang, dimana semakin besar amplitudo


seismik yang terekam maka semakin besar koefisien refleksinya.

Ilustrasi survey metode seismik.


Dalam penerapannya, metode seismik refleksi memiliki beberapa
keunggulan dibandingkan dengan metode geofisika lainnya. Dengan seismik
dapat diketahui dan dipetakan gambaran kondisi struktur bawah permukaan secara
lateral maupun vertikal, dapat digunakan dalam studi stratigrafi dan beberapa
kenampakan pola pengendapan, dapat digunakan dalam studi petrofisika
(porositas, permeabilitas, kompaksi batuan), hingga memungkinkan untuk
mendeteksi langsung keberadaan hidrokarbon (minyak dan gas bumi). Sehingga

metode ini dijadikan sebagai salah satu garda terdepan dalam eksplorasi minyak
dan gas bumi.
Namun, keunggulan tersebut juga diimbangi dengan beberapa kelemahan,
mengingat survey seismik refleksi umumnya dilakukan dalam skala yang besar.
Sehingga akan membutuhkan teknologi, biaya, waktu, dan tenaga yang relatif
besar.
Tahap Esplorasi Menggunakan Metode Seismik Refleksi
1. Akuisisi Data Seismik
Akuisisi data seismik, tidak lain adalah tahapan pengukuran guna
mendapatkan data seismik berkualitas baik di lapangan. Data seismik yang
diperoleh dari tahapan ini akan menentukan kualitas hasil tahapan berikutnya.
Sehingga, dengan data yang baik akan membawa hasil pengolahan yang baik pula,
dan

pada

akhirnya,

dapat

dilakukan

interpretasi

yang

akurat,

yang

menggambarkan kondisi bawah permukaan sebagaimana mestinya.


Untuk memperoleh data berkualitas baik perlu diperhatikan pemilihan
desain survey dan beberapa faktor terkait. Dalam eksplorasi minyak dan gas bumi
pada khususnya, ada beberapa faktor yang menjadi pertimbangan yang akan
mempengaruhi kegiatan survey, termasuk juga kualitas data, yaitu :

Kedalaman jebakan hidrokarbon yang menjadi target

Resolusi vertikal

Kualitas refleksi pada batuan

Sumber gangguan/noise yang dominan

Ciri-ciri jebakan hidrokarbon

Kemiringan target paling curam

Kemungkinan adanya proses lain yang perlu dilakukan

Medan pengukuran seismik mencakup pengukuran di darat, di laut, dan di


lingkungan transisi. Selain itu, survey seismik juga dapat dilakukan secara 2
dimensi maupun 3 dimensi. Masing-masing kondisi tersebut akan memerlukan
desain survey dan teknologi yang berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan dan
tujuannya.

Survey seismik refleksi darat.

Survey seismik refleksi laut.


2. Pengolahan Data Seismik
Pengolahan data seismik, pada dasarnya dimaksudkan untuk mengubah
data seismik lapangan yang terekam menjadi suatu penampang seismik yang
kemudian dapat dilakukan interpretasi darinya. Sedangkan tujuan pengolahan data
seismik adalah untuk menghasilkan penampang seismik dengan kualitas signal to
noise ratio (S/N) yang baik tanpa mengubah bentuk kenampakan-kenampakan
refleksi/pelapisan batuan bawah permukaan, sehingga dapat dilakukan interpretasi
keadaan dan bentuk dari struktur pelapisan bawah permukaan bumi seperti

kenyataannya. Atau dapat dikatakan bahwa pengolahan data seismik didefinisikan


sebagai suatu tahapan untuk meredam noise dan memperkuat sinyal.

Proses pengolahan data, dan data seismik mentah (raw data)


3. Interpretasi Data Seismik
Dari pengolahan data seismik, hasilnya yang berupa penampang seismik
kemudian diinterpretasikan/ditafsirkan. Tujuan interpretasi seismik adalah
menggali dan mengolah berbagai informasi-informasi geologi bawah permukaan
dari penampang seismik. Pada eksplorasi minyak dan gas bumi, interpretasi
ditujukan untuk mengetahui lokasi reservoar hidrokarbon di bawah permukaan.
Pada umumnya, penampang seismik ditampilkan sebagai penampang
waktu (time section), namun dapat juga ditampilkan sebagai penampang
kedalaman (depth section) setelah melalui beberapa tahapan perhitungan tertentu.

Interpretasi Data Seismik

Anda mungkin juga menyukai