Anda di halaman 1dari 5

Motor DC

Motor DC adalah motor listrik yang memerlukan suplai tegangan arus searah
pada kumparan medan untuk diubah menjadi energi gerak mekanik. Kumparan
medan pada motor dc disebut stator (bagian yang tidak berputar) dan kumparan
jangkar disebut rotor (bagian yang berputar). Motor arus searah, sebagaimana
namanya, menggunakan arus langsung yang tidak langsung/direct-unidirectional.
Motor DC memiliki 3 bagian atau komponen utama untuk dapat berputar sebagai
berikut. :
a. Kutub medan
Motor DC sederhana memiliki dua kutub medan: kutub utara dan kutub
selatan. Garis magnetik energi membesar melintasi ruang terbuka
diantara kutub-kutub dari utara ke selatan. Untuk motor yang lebih besar
atau lebih komplek terdapat satu atau lebih elektromagnet.
b. Current Elektromagnet atau Dinamo. Dinamo yang berbentuk silinder,
dihubungkan ke as penggerak untuk menggerakan beban. Untuk kasus
motor DC yang kecil, dinamo berputar dalam medan magnet yang
dibentuk oleh kutub-kutub, sampai kutub utara dan selatan magnet
berganti lokasi.
c. Commutator. Komponen ini terutama ditemukan dalam motor DC.
Kegunaannya adalah untuk transmisi arus antara dinamo dan sumber
daya.

Transistor Bipolar
Transistor adalah bagian dari semikonduktor dalam part elektronik di mana
transist arus dan tegangan untuk kemudian berubah bentuk atau besaranbesarannya dalam daya tertentu. Transistor menjadi komponen aktif yang utama di
semua rangkaian elektronik.

Transistor umumnya dibuat dari bahan silikon dan sebagian (terutama


transistor-transistor type lama) dibuat dari bahan germanium. Transistor dalam
rangkaian elektronik berfungsi antara lain sebagai penguat (amplifier), oscillator,
converter tegangan DC, loading-driver (pengemudi beban), phase-shifter (perubah
fasa), dan lain-lain. Transistor bipolar adalah transistor yang paling banyak dan
umum digunakan dalam berbagai rangkaian elektronik. Ada dua jenis transistor
bipolar : NPN dan PNP. Transistor bipolar mempunyai tiga kaki elektroda : basis (b),
emittor

(e),

dan

collector(c).

Pada transistor NPN, kolektor (c) diberi potential positif (+) terhadap emitor
(tegangan c-e atau Vce). Contoh : jika kolektor +6V (dari ground/ 0V), maka
tegangan emitor harus kurang dari itu (terhadap ground), bisa 5V, 3V, 1V atau
0V.Dengan demikian kolektor harus lebih positif terhadap emitor.Basis (b) diberi
tegangan bias positif dan akan tetap tegangan pada basis ini terhadap emitor

(tegangan b-e atau Vbe), yaitu sekitar +0,6V pada transistor silikon dan sekitar
+0,2V pada transistor germanium.

Pada transistor PNP, kolektor diberi potential negatif (-) terhadap emitor. Basis diberi
tegangan bias negatif dan akan tetap tegangan pada basis ini terhadap emitor (Vbe),
yaitu sekitar -0,6V pada transistor silikon dan sekitar -0,2V pada transistor
germanium.

RANGKAIAN

12v

Input A
GND
Input B

Input A

SW1
0
0
1
1

SW2
0
1
0
1

MOTOR DC
Berhenti
Berputar sesuai arah jarum jam (kanan)
Berputar berlawanan jarum jam (kiri)
Short (komponen rusak)

Prinsip kerja

I.

Kondisi SW1=SW2=0

Karena input SW1 dan SW2 mempunyai logika yg sama 0 (0V), maka kedua
transistor TIP 31 (Q3 & Q4) tidak akan mendapat picuan pada basisnya sehingga
transistor bersifat cut-off atau transistor bersifat seperti saklar yg terbuka. Dari
rangkaian diatas terlihat pula bahwa kedua TIP 32 (Q1 & Q2) bergantung pada TIP
31 dimana basis kedua TIP 32 terhubung pada kolektor TIP 31 Jadi, apabila tidak
ada arus yg mengalir pada kolektor TIP 31 maka basis TIP 32 juga tidak akan
terpicu akibatnya motor tidak akan berputar atau berhenti.
II.

Kondisi SW1=0; SW2=1

Saat input SW1 diberi logika 0 (0V) dan input SW2 diberi logika 1 (12V) maka Q4
akan saturasi sedangkan Q3 tetap cut-off. Karena Q2 bersifat saturasi atau seperti
saklar yang tertutup maka basis Q3 akan mendapat picuan sehingga Q1 juga
bersifat saturasi. Akibatnya arus akan mengalir dgn urutan seperti berikut : Vs Q1
motor Q3 ground, sehingga motor akan berputar searah jarum jam.
III.

Kondisi SW1=1; SW2=0

Saat input SW1 diberi logika 1 (12V) dan input SW2 diberi logika 0 (0V) maka Q3
akan ON sedangkan Q4 cut-off. Akibatnya Q2 juga akan menjadi saturasi karena
basis Q2 mendapat picuan dari Q3. Sehingga arus akan mengalir dengan urutan

seperti berikut : Vs Q2 motor Q4 ground dan motor akan berputar


berlawanan arah jarum jam.
IV.

Kondisi SW1=SW2=1

Jika kedua input diberi logika 1 secara bersamaan maka akan mengakibatkan
semua transistor dalam kondisi saturasi. Secara logika motor tidak akan berputar
karena tidak ada beda potensial pada ujung2 konektornya. Namun hal ini akan
menyebabkan timbulnya panas yang berlebihan pada semua transistor sehingga
dapat menyebabkan kerusakan. Oleh karena itu hal ini harus dihindari.

Kesimpulan
Kontrol putaran pada Motor DC diperoleh dari rangkaian H-Bridge yang terdiri dari 2
transistor PNP dan 2 Transistor NPN. Kontrol motor dc ini menggunakan prinsip
kerja transistor sebagai saklar dimana rangkaian motor dc berputar searah jarum
jam atau berlawanan ini mempunyai 2 switch yang berguna untuk mengatur
perputaran Motor DC .

Anda mungkin juga menyukai