Assalamualaikum warahmatullahi wabarakaatuh Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala puji hanya milik Allah yang telah memberi kefahaman kepada kita dari berbagai ilmu para ulama yang ahli. Semoga keselamatan dan kesejahteraan tetap terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang agamanya menghapuskan agama orang-orang kafir dan orang-orang yang jahat. Dan semoga pula keselamatan dan kesejahteraan tetap terlimpahkan kepada keluarga dan para sahabat (nabi) yang baik yang selalu berpegang dengan syari'atnya.. Kita perlu beristighfar atas kekurangan kita masing-masing, kelemahan diri kita dan kurangnya usaha dakwah kita hingga ummat Muhammad saw pada masa ini menghadapi berbagai masalah dalam berbagai rupa. Zaman ini ummat Muslim dihajar habis-habisan oleh pemikiran kaum yang tidak suka dengan Islam, semisal terorisme, sekulerisme, pluralisme, demokrasi dan liberalisme. Dijangkiti pula oleh penyakit dari segi Harta, Tahta, Wanita. Ditambah pula dengan kaum remajanya yang dirusak oleh perang pemikiran (ghazwul fikri) dalam bentuk 3F; Food, Fun and Fashion. Seolah tidak cukup dengan keberadaan serangan dari luar ini, kaum Muslim menambah derita dan sengsara dengan melakukan permusuhan internal. Saling mencela dan memfitnah sudah jadi kontes tanpa akhir. Melaknat dan membuka aib laksanan rantai pembalasan dendam tanpa akhir, keduanya keras kepala dengan pembenaran kami begitu karena anda begitu, kami berhenti bila anda berhenti atau dengan slogan pembalasan itu harus lebih kejam. Sudahlah dimusuhi, kita memusuhi diri sendiri Sudahlah jatuh, ditimpa tangga, ditabrak truk lagi Apalagi pada saat ini, sosial media telah menjadikan semua orang punya cara untuk mengumumkan diri. Bila dahulu kala metode komunikasi adalah satu arah, kini komunikasi tanpa tahu arah. Bila dahulu kala hanya pengemban dakwah yang sudah teruji yang bisa menyampaikan ide, sekarang siapapun bisa menyampaikan walaupun dirinya sendiri tak memahami apa yang dibicarakan. Sebagian memang bagus hasilnya, namun sebagaian lagi tidak.
Dan kata-kata kasar sudah menjadi keseharian dalam hidup kita
Sepertinya orang yang menderita kecanduan kata-kata kasar ini mendapatkan semacam kepuasan adrenalin atau apalah saat mereka berhasil menyakiti orang lain dengan kata-katanya. Mungkin semisal sadisme lisan, senang bila orang terluka karena lidahnya (dalam kasus sosial media yaitu apa yang dia tulis). Setelah banyak mengamati perilaku-perilaku semisal ini, hampir-hampir kami berkesimpulan bahwa kegemarn akan kata-kata kasar ini bagaikan penyakit menular dan membuat kecanduan. Pelaku pasti akan ketagihan untuk megucapkan kata-kata kasar, dan biasanya orang yang berkumpul bersama-sama mereka juga mendadak senang berkata-kata kasar. Padahal kata-kata kasar itu tidak mematikan kecuali bagi empunya, karena telinga pemilik katakata kasarlah yang paling dekat dengan tajam lidahnya. Memang betul, bila tajam lidahnya biasanya tumpul akalnya. Bila lelaki yang berlisan kasar, maka itu akan merendahkan martabatnya. Namun bila wanita yang berlisan kasar, tentu itu lebih mengerikan lagi. Hilanglah segala keanggunannya, kemuliaan dan kehormatan dirinya, enggan dan pantang bagi lelaki mendekati. Mengapa? Karena lisan itu ukuran akal. Lisan kita adalah apa yang senantiasa kita baca, kita dengar dan kita pikirkan. Apa yang masuk itu jualah yang keluar. Maka orang-orang yang berlisan kasar penuh serapah pastilah bukan Al-Quran yang dia daras. Bagaimana mungkin jiwa yang penuh dengan ilmu dan iman bisa mengeluarkan kata-kata kasar? Tidak mungkin. Sifat Rasulullah yang dijelaskan Allah melalui Al-Quran surat Ali Imraan : 159, dia lemah lembut, tidak keras dan berhati kasar, pemaaf dan pengampun, serta senang meminta pendapat dalam satu urusan. Kelembutan itu adalah rahmat daripada Allah yang diberikan pada hamba pilihan-Nya
Barang siapa yang diharamkan baginya kelembutan, diharamkan baginya kebaikan seluruhya (HR Muslim) Demikianlah kelembutan adalah kekuatan tersendiri. Bila ia ada pada Muslimah maka itu adalah tempatnya, namun bila ia dimiliki lelaki maka Rasulullah pastilah teladannya. Karena yang benar akan dianggap salah bila disampaikan secara kasar, maka jadilah lembut dalam menyampaikan yang benar.
Sekian dari saya, semoga Allah memberikan taufiq, hidayat, keridhaan, dan pertolongan-Nya kepada kita semua. Terimakasih atas perhatian kalian. Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakaatuh