Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kontusio pulmonal adalah kerusakan jaringan paru yang terjadi pada
hemoragi dan edema setempat. Kontusio paru berhubungan dengan trauma dada
ketika terjadi kompresi dan dekomprasi cepat pada dinding dada.kontusio paru
mungkin saja tidak terbukti pada pemeriksaan awal.
Kontusio miokard adalah pukulan langsung pada sternum dengan diikuti
memar jantung di kenal sebagai kontusio miokard.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah pengertian Kontusio pulmonal dan kontusio miokard ?
2. Apa etiologi Kontusio pulmonal dan kontusio miokard ?
3. Sebutkan klasifikasi dari kontusio pulmonal dan kontusio miokard?
4. Menjelaskan patofisiologi Kontusio pulmonal dan kontusio miokard ?
5. Menjelaskan tentang manifestasi klinik pada kontusio pulmunal dan kontusio
miokard ?
6. Jelaskan penatalaksanaan medis pada kontusio pulmonal dan kontusio
miokard ?
7. Sebutkan pemeriksaan diagnostik dari kontusio pulmonal dan kontusio
miokard ?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian kontusio pulmonal dan kontusio miokard ?
2. Untuk mengetahui etiologi Kontusio pulmonal dan kontusio miokard ?
3. Untuk mengetahui klasifikasi dari kontusio pulmonal dan kontusio miokard ?
4. Untuk mengetahui patofisiologi Kontusio pulmonal dan kontusio miokard ?
5. Untuk mengetahui manifestasi klinik pada kontusio pulmunal dan kontusio
miokard ?
6. Untuk mengetahui penatalaksanaan medis pada kontusio pulmonal dan
kontusio miokard ?
7. Untuk mengetahui pemeriksaan diagnostik dari kontusio pulmonal dan
kontusio miokard ?
BAB II
PEMBAHASAN
A. DEFENISI

Kontusio pulmonal adalah kerusakan jaringan paru yang terjadi pada


hemoragi dan edema setempat. Kontusio paru berhubungan dengan trauma dada
ketika terjadi kompresi dan dekomprasi cepat pada dinding dada.kontusio paru
mungkin saja tidak terbukti pada pemeriksaan awal.
Kontusio miokard adalah pukulan langsung pada sternum dengan diikuti memar
jantung di kenal sebagai kontusio miokard.
B. ETIOLOGI
a. Kontusio paru
1. Trauma thoraks
2. Kecelakaan lalu lintas
3. Terjadi terutama setelah trauma tumpul thoraks
4. Dapat pula terjadi pada trauma tajam dengan mekanisme perdarahan dan
edema parenkim
b. Miokard
Kemungkinan penyebab termasuk virus,bakteri, jamur, terapi radiasi,
dan farmakologis dan faktor kimia virus terutama jenis coxsackie virus A dan
B adalah agen etiologi yang paling umum diamerica dan canada.
C. MANIFESTASI KLINIS
a. Kontusio pulmonal
Tanda dan gejala klinis yang tampak termasuk dispnea, rales,
hemoptisis dan takipnea. Kontusio hebat dapat juga mengakibatkan
peningkatan puncak tekanan jalan napas, hipoksemia, respirasi asidosis.
Kontusio pulmonal dapat menyerupai ARDS, dimana keduanya berespons
buruk terhadap fraksi oksigen inspirasi yang tinggi (FO).
b. Miokard
Sebagian besar keluhan klien tidak khas, mungkin didapatkan rasa
lemah, berdebar-debar, sesak nafas, dan rasa tidak enak di dada. Nyeri dada
biasanya ada bila disertai perikarditis.kadang kadang didapatkan nyeri
menyerupai angina pektoris. Gejaa yang paling sering ditemukan adalah
takikardia yang tidak sesuai dengan kenaikan suhu tubuh.kadang kadang
didaptkan hipotensi dengan nadi yang kecil atau dengan pulsus alternans.
D. PATOFISIOLOGI
a. Kontusio pulmonal
Defek Patologi primer adalah akumulasi abnormal cairan dalam
ruang interstisial dan intra intra alveola. Ada dugaan bahwa cidera pada
parenkim paru dan jaring-jaring kapilernya mengakibatkan kebocoran protein
serum dan plasma. Kebocoran protein serum mengeluarkan tekanan osmotik
yang meningkatkan kehilangan cairan dari kapiler. Darah, edema, dan debris

selular (dari respon jaringan terhadap cedera) memasuki paru dan menumpuk
dalam bronkeolus serta permukaan alveolar, dimana mereka mengganggu
pertukaran gas. Peningkatan tahanan vaskular paru dan tekanan arteri
pulmonari terjadi.pasien mengalami hipoksia sistemik dan retensi karbon
dioksida. Kadang, kontusio paru terjadi pada sisi lainnya dari titik benturan
tubuh. Hal ini disebut kontusio contrecoup.
b. Miokard
Cairan dan darah dari pembuluh darah yang mengalami ruptur,
memasuki alfeolus ,ruang interstisial dan bronkus. Menghasilkan obstruksi
jalan nafas lokal. Daya kembang paru berkurang dan ventilasi menjadi lebih
sukar. Pada inspeksi terlihat dispnu yang nyata dan penderita batuk dengan
sputum yang berbuih atau dengan darah. Perkusi dada menunjukan
keredupan dengan bermacam-macam derajat sebanding dengan kerusakan
paru-paru. Suara napas melemah dan biasanya ada ronkhi , krepitasi,atau
ronkhi kasar seperti meniup gelembung.
E. KLASIFIKASI
a. Kontusio paru
Menurut brunner dan suddart (2001) adalah :
1. Ringan : nyeri saja
2. Sedang : sesak nafas , mucus dan darah percabangan bronkhial, batuk
tetapi tidak mengeluarkan secret.
3. Berat : sesak napas hebat , takipnea , takikardi, sianosis , agitasi, batuk
produktif dan kontinyu, sekret berbusa , berdarah dan mukoid.
b. Miokard
1. Miokard akut
Biasanya orang orang muda ( umur sekitar 20-an ) ,lebih banyak lakilaki dan pada umumnya didahului oleh riwayat infeksi virus. Perjalanan
penyakit berlangsung kira-kira 8 minggu dan bagi yang mengalami payah
jantung kongestif sebagian pasien akan meninggal atau mengalami dan
perbaikan dan sembuh sempurna sesudah 6 bulan.
2. Rapidly progresipe myocard
Terdapat pada orang-orang yang lebih tua ( sekitar 35 an), juga lebih
sering laki-laki dengan gejala utama payah jantung kongestif yang
progresif, aritmia terutama tentrikuler.
3. Miokarkonik
Terdapat pada umur 30-an dan kebanyakan wanita. Perjalanan
penyakitnya dimulai dengan episode payah jantung yang di susul dengan
perbaikan klinis dengan disfungsi jantung yang tersisa.

F. PENATALAKSANAAN
a. Penatalaksanaan medis
Pengobatan medis kontusio pulmonal bergantung pada keparahan
cedera dan bersifat suportif. Klien dengan kontusio ringan membutuhkan
pemantauan ketat. Kontusio pulmonal hebat dapat membutuhkan dukungan
penggunaan ventilator mekanik dengan PEEP.
1. Penatalaksanaan selang dada
Pemasangan selang dada bertujuan untuk memulihkan tekanan
negatif dalam ruang intrapleural. Tujuan ini dicapai dengan membuang
akumulasi udara atau cairan (mis. darah) dari dalam ruang pleural.
Akumulasi tersebut biasanya diakibatkan oleh trauma, penyakit
pernapasan kronis, atau bedah toraks.
Selang dada dipasang kedalam rongga torakik klien dan dihubungkan
pada sistem drainase water-seal. Tujuan dari water seal ini adalah untuk
mencegah udara masuk kembali ke dalam ruang pleural ketika akumulasi
udara atau cairan dialirkan keluar dari ruang pleural. Terdapat empat tipe
sistem drainase yang mungkin digunakan dengan selang dada:
1. Hanya menggunakan gaya gravitasi untuk mendorong drainase udara
atau cairan dari ruang pleural. Sistem satu botol biasanya digunakan
untuk mengatasi pneumotoraks.
2. Botol pertama digunakan sebagai penampung cairan dan udara dan
botol kedua berfungsi sebagai water seal. Sistem dua botol
digunakan untuk mengatasi hemotoraks (darah), hemopneumotoraks
(darah dan udara), dan efusi pleural (cairan serosa)
3. Fungsi dua botol pertama adalah sama seperti pada sistem drainase
dua botol, dan botol ketiga dihubungkan pada alat pengontrol
suction. Sistem ini dapat digunakan untuk kondisi kondisi seperti
yang disebutkan diatas.
4. Sistem disposibel komersial (mis. Pleur-evac, Thoracklex, Argyle)
bekerja baik sebagai sistem dua botol (tidak terdapat mesin pengisap)
atau sebagaisistem tiga botol (ketika tersedia mesin pengisap).
Penggunaannya membutuhkan air steril dan bergantung pada intruksi
pabrik pembuatnya.
Respon yang diharapkan:

1. Membuang udara, cairan atau darah dari ruang pleural berhasil


dilakukan sejalan dengan pemulihan tekanan negatif.
2. Bunyi napas yang teruskultasi membaik dan klien secara subjektif
mulai merasa lebih baik.
3. Hasil pemeriksaan AGD terakhir lebih normal.
Respons yang merugikan:
1. Pembuangan udara, cairan, atau udara dari ruang pleural tersumbat,
kemungkinan karena malfungsi pada sistem drainase.
2. Tekanan negatif tidak pulih, mungkin karena terjadi kebocoran udara.
3. Bunyi napas yang terus
b. Penatalaksaan keperawatan
1. Berikan analgesik sesuai pesanan setiap 3 jam.
2. Pantau terhadap tanda-tanda kelebihan cairan.
a. Pertahankan semua catatan masukan dan haluaran dengan akurat.
b. Pantau tanda-tanda vital setiap 3 menit. Frekuensi nadi dan pernapasan
dapat diperkirakan meningkat pada keadaan kelebihan cairan.
c. Pantau bunyi napas setiap 30 menit.
3. Pantau status ventilator setiap 30 menit.
a. Periksa terhadap tanda gawat napas: dispnea, peningkatan

frekuensi

napas, dan perubahan dalam bunyi napas.


b. Periksa hasil pemeriksaan AGD.
4.
Pantau terhadap tanda dan gejala flail-chest, yang umumnya sering
menyertai kontusio pulmonal.
5. Dukung klien untuk tetap tirah baring sampai status fisik stabil.
a. Temani klien dan dengarkan kekhawatiran klien dan jelaskan tentang apa
yang telah direncanakan.
b. Bantau klien dengan AKS sehingga klien dapat menghemat energi dan
tuntutan yang ditimbulkan pada sistem kardiopulmonal.
G. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
a. Kontusio Pulmonal
1. AGD (Analisa gas darah)
Cukup oksigen dan karbondioksida berlebihan, namun kadar tidak
menunjukkan kelainan pada awal perjalanan luka memar paru.
2. Rontgen Thorax
Menunjukkan gambaran infiltrat
3. CT SCAN Thorax
Memberikan gambaran kontusio
4. EKG
Memberikan gambaran iskemik
5. USG
Menunjukkan memar paru awal, terdapat garis putih vertikal B- garis.
b. Miokard

1. Pemeriksaan laboratorium
Dijumpai leukositosis dengan polimorfonuklear atau limfosit
yang dominan, bergantung pada penyebabnya. Pada infeksi parasit
ditemukan eosinofilia. Laju endap darh biasanya meningkat, enzim
jantung, kreatinin kinase atau laktat dehidrogenase (LDH) dapat juga
meningkat tergantung luasnya nekrosis miokardium. Pemeriksaan serial
dapat juga menetukan progresifitas atau penumbuhan miokarditis.
2. Pemeriksaan elektrokardiografi
Kelainan yang didapat bersifat sementara dan lebih ditemukan
dibanding kelainan klinis jantungnya. Yang paling sering adalah sinus
takikardia, perubahan segmen ST dan/atau gelombang T serta low
voltage. Kadang kadang ditemukan aritmia atrial atau ventrikular, blok
AV, infraventikular conduktion defect dan QT memanjang. Pada penyakit
chaga sering didapatkan right bundle branch block yang komplit. Blok
AV total sifatnya sementra dan hilang tanpa bekas, kadang kadang dapat
sebagai penyebab kematian mendadak pada miokarditis
3. Pemeriksaan rontgen toraks
Ukuran jantung sering membesar walaupun dapat juga normal
kadang kadang disertai kongesti paru.
4. Pemeriksaan ekokardiografi
Sering di dapatkan hipokenesis kedua ventrikel walaupun
kadang-kadang bersifat regional terutama di apeks. Dapat juga di
temukan penebalan dinding ventrikel, trombus ventrikel kiri, pengisian
diastolik yang abnormal atau efusi perikardial.
H. PENCEGAHAN
a. Kontusio pulmonal
1. Airbag dikombinasikan dengan sabuk pengaman.
2. Olahraga yang teratur
b. Miokard
1. Menghindari orang yang memilki penyakit virus atau flu
2. Mencuci tangan dengan sering adalah cara terbaik untuk membantu
mencegah penyebaran penyakit
3. Untuk mengurangi resiko miokard yang terkait HIV maka praktekkan
sexs aman dan jangan menggunakan obat-obatan terlarang.
I.

KOMPLIKASI
a. Kontusio paru
1. Memar paru dapat mengakibatkan kegagalan pernapasan, sekitar
setengah dari kasus terjadi dalam beberapa jam dari trauma awal

2. Komplikasi lainnya , termasuk infeksi akut dan syndrom gangguan


pernapasan (ARDS).
3. Orang tua dan mereka yang punya penyakit hati, paru-paru atau penyakit
ginjal sebelum cedera lebih mungkin untuk tinggal lebih lama di rumah
rasik dan memiliki komplikasi dari cedera.
4. Pneumonia,komplikasi lain potensial , berkembang sebanyak 20% dari
orang dengan memar paru.
b. Miokard
1. Kardiomiopati kongestif / dilated
2. Payah jantung kongestif
3. Efusi perikardial
4. AV block total
5. Trombi kardiac

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN

Kontusio pulmonal adalah kerusakan jaringan paru yang terjadi pada


hemoragi dan edema setempat. Kontusio paru berhubungan dengan trauma
dada ketika terjadi kompresi dan dekomprasi cepat pada dinding
dada.kontusio paru mungkin saja tidak terbukti pada pemeriksaan awal.
Kontusio miokard adalah pukulan langsung pada sternum dengan diikuti
memar jantung di kenal sebagai kontusio miokard.
Kontusio paru
1. Trauma thoraks
2. Kecelakaan lalu lintas
3. Terjadi terutama setelah trauma tumpul thoraks
4. Dapat pula terjadi pada trauma tajam dengan mekanisme perdarahan
dan edema parenkim
Miokard
Kemungkinan penyebab termasuk virus,bakteri, jamur, terapi radiasi, dan
farmakologis dan faktor kimia virus terutama jenis coxsackie virus A dan B
adalah agen etiologi yang paling umum diamerica dan canada.
Kontusio pulmonal
Tanda dan gejala klinis yang tampak termasuk dispnea, rales,
hemoptisis dan takipnea. Kontusio hebat dapat juga mengakibatkan
peningkatan puncak tekanan jalan napas, hipoksemia, respirasi asidosis.
Kontusio pulmonal dapat menyerupai ARDS, dimana keduanya berespons
buruk terhadap fraksi oksigen inspirasi yang tinggi (FO).
Miokard
Sebagian besar keluhan klien tidak khas, mungkin didapatkan rasa lemah,
berdebar-debar, sesak nafas, dan rasa tidak enak di dada. Nyeri dada biasanya
ada bila disertai perikarditis.kadang kadang didapatkan nyeri menyerupai
angina pektoris. Gejaa yang paling sering ditemukan adalah takikardia yang
tidak sesuai dengan kenaikan suhu tubuh.kadang kadang didaptkan
hipotensi dengan nadi yang kecil atau dengan pulsus alternans.
B. SARAN
Dengan adanya makalah ini diharapkan dapat menembah wawasan dan
ilmu mahasiswa serta dapat mengaplikasikan asuhan keperawatan pada
pasien dengan gangguan kontusio pulmonal dan kontusio miokard.

DAFTAR PUSTAKA

Brunner dan suddarth ,2010 .buku ajar keperawatan medikal bedah edisi 8 .vol 1
Effendy Christantie, 2002. Keperawatan Medikal Bedah : Klien dengan gangguan sistem
pernafasan. Penerbit Buku Kedokteran EGC

Anda mungkin juga menyukai