KODE KEGIATAN
DISUSUN OLEH
DITERBITKAN OLEH
Jurusan Arsitektur
Fakultas Teknik Universitas Pancasila
2004
KATA PENGANTAR
Puji syukur dipanjatkan ke hadirat Yang Maha Kuasa dengan terselesaikannya
buku Panduan Mengembangkan Leadership Skills & Team Building ini. Buku panduan
ini disusun dengan mengambil beberapa teori-teori dan pendapat-pendapat dari para ahli
yang mengkaji masalah organisasi, kepemimpinan, dan tim kerja. Selain itu juga
ditunjang dengan materi yang diperoleh dalam pelatihan Leadership Skills & Team
Building yang disampaikan oleh Lembaga Manajemen PPM dan telah diikuti oleh tim
Staf Pengajar Tetap jurusan Arsitektur FTUP .
Tak lupa kami, tim penyusun mengucapkan banyak terima kasih kepada semua
pihak yang telah memberikan bantuannya, baik secara langsung dan tak langsung.
Demikian, semoga buku ini dapat bermafaat guna mengembangkan kinerja
Program Studi Arsitektur FTUP.
Jakarta, Oktober 2003
Tim Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAGIAN I.
DASAR-DASAR PENGETAHUAN MENGENAI
LEADERSHIP & TEAM BUILDING
A . ORGANISASI
Pengertian Organisasi
Unsur-unsur Dasar Organisasi
Kepemimpinan Dalam Organisasi
Aspek-aspek Dalam Organisasi yang Efektif ..
B. MEMBANGUN LEADERSHIP SKILLS
Arti Kepemimpinan/Leadership
Ciri-ciri Pemimpin
Keefektifan Kepemimpinan ..
Gaya Kepemimpinan
Kepemimpinan dan Memotivasi Tim 5
Alat Untuk Mengetahui Gaya Kepemimpinan Seseorang .
C. MEMBANGUN DINAMIKA TIM DAN KUNCI MENUJU
KERJASAMA TIM YANG EFEKTIF
Membentuk Tim Kerja Yang Solid ...
Aspek Pembentukan Tim Kerja .
Membangun Dinamika Tim
Komunikasi dan Mendengarkan Aktif
Keragaman Anggota Tim dan Mengatasi Konflik
Motivasi Tim .
Alat Untuk Mengetahui Keraaman Anggota Tim .
Alat Untuk Melatih Diri Dalam Membangun Kerjasama Tim ..
REFERENSI
MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN
LEADERSHIP DAN TEAMWORK DI PROGRAM
STUDI ARSITEKTUR
ALAT-ALAT
/
QUESTIONNAIRE
UNTUK
EVALUASI
SECARA
MANDIRI
DALAM
MENGEMBANGKAN
KEMAMPUAN
LEADERSHIP DAN MEMBANGUN TEAMWORK
Questionnaire Untuk Mengetahui Gaya Kepemimpinan
Questionnaire Untuk Mengetahui Keragaman Anggota Kelompok
Alat Untuk Melatih Diri Dalam Membangun Kerjasama Tim
Halaman
i
ii
1
2
2
3
4
5
5
6
6
8
8
9
9
10
11
14
15
15
15
16
17
19
Pedoman
Leadership Skills & Team Building
BAGIAN I
DASAR-DASAR PENGETAHUAN
MENGENAI LEADERSHIP & TEAM BUILDING
KODE KEGIATAN
DISUSUN OLEH
DITERBITKAN OLEH
Jurusan Arsitektur
Fakultas Teknik Universitas Pancasila
2004
A. ORGANISASI
1. Pengertian Organisasi
Organisasi adalah kesatuan (entity) sosial yang dikoordinasikan secara sadar,
dengan sebuah batasan yang relatif dapat diidentifikasi, yang bekerja atas dasar yang
relatif terus menerus untuk mencapai suatu tujuan bersama (Robbins, 1994: 4).
2. Unsur-unsur Dasar Organisasi
Pada umumnya, setiap organisasi mempunyai lima bagian dasar, yaitu
(Robbins,1994: 304) :
1. The Operating Core:
Para pegawai yang melaksanakan pekerjaan dasar yang berhubungan dengan
produksi produk dan jasa
2. The Strategic Apex :
Manager tingkat puncak, yang diberi tanggung jawab keseluruhan untuk
organisasi itu
3. The Middle Line :
Para manager yang menjadi penghubung operating core dengan strategic apex
4. The Technostructure :
Para analis yang mempunyai tanggung jawab untuk melaksanakan bentuk
standarisasi tertentu dalam organisasi
5. The Support Staff :
Orang-orang yang mengisi unit staf, yang memberi jasa pendukung tidak
langsung kepada organisasi.
Yang digambarkan dengan bagan sebagai berikut :
3
3. Kepemimpinan Dalam Organisasi
Dalam kaitannya dengan kepemimpinan dalam organisasi, pendekatan yang paling
banyak diterima untuk mengklasifikasi ketrampilan manajerial adalah meliputi tiga hal
(Katz & Mann., Qtd. in. Yukl, 1998 : 214):
1) Ketrampilan Teknis (technical skills): Memperhatikan benda pengetahuan
mengenai metode, proses, prosedur dan teknik untuk melakukan sebuah
kegiatan khusus, dan kemampuan untuk menggunakan alat-alat peralatan yang
relevan bagi kegiatan tersebut.
2) Ketrampilan untuk melakukan hubungan antar pribadi (interpersonal skills):
Memperhatikan manusia pengetahuan tentang perilaku manusia, prosesproses hubungan antar pribadi, kemampuan untuk mengerti perasaan , sikap
serta motivasi orang lain dari apa yang mereka katakan dan lakukan (emphaty,
sensivitas social), kemampuan untuk dapat berkomunikasi secara jelas dan
efektif, serta kemampuan untuk membuat hubungan yang efektif dan
kooperatif.
3) Ketrampilan konsepsual (conceptual skills) : Memperhatikan gagasan/konsep
kemampuan analitis umum, berpikir nalar, kepandaian dalam membentuk
konsep, serta konseptualisasi hubungan yang kompleks dan berarti dua,
kreativitas dalam mengembangkan ide dan pemecahan masalah, kemampuan
untuk menganalisis peristiwa-peristiwa dan kecenderungan-kecenderungan
yang dirasakan, mengantisipasi perubahan-perubahan, dan melihat peluang
serta masalah-masalah potensial (berpikir secara induktif dan deduktif).
Terdapat tiga jenis kepemimpinan yang saling berbeda diantara para manajer yang
efektif dan tidak efektif (Likert., Qtd. in. Yukl, 1998: 49) :
o Perilaku yang berorientasi pada tugas (Task-Oriented Behavior):
Para manajer yang tidak menggunakan waktu dan usaha-usahanya dengan
melakukan pekerjaan yang sama seperti para bawahannya. Sebaliknya para
manajer yang lebih efektif berkonsentrasi pada fungsi-fungsi yang berorientasi
pada tugas, seperti misalnya merencanakan dan mengatur pekerjaan,
mengkoordinasikan kegiatan para bawahan dan menyediakan keperluan,
peralatan dan bantuan teknis yang dibutuhkan.
o Perilaku yang berorientasi pada hubungan (Relationship Oriented Behavior):
Bagi para manajer yang efektif, perilaku yang berorientasi pada tugas tidak
terjadi dengan mengorbankan perhatian terhadap hubungan antar manusia.
Para manajer yang efektif lebih penuh perhatian mendukung dan membantu
para bawahan. Cara seperti ini ternyata berkorelasi dengan kepemimpinan
yang efektif termasuk memperlihatkan kepercayaan dan rasa dipercaya,
bertindak ramah dan penuh perhatian, mencoba untuk mengerti masalah
bawahan, membantu untuk mengembangkan para bawahan dan meningkatkan
karir mereka, selalu memberi informasi kepada bawahan, memperlihatkan
apresiasi terhadap ide-ide para bawahan, dan memberi pengakuan terhadap
kontribusi dan keberhasilan bawahan. Di sini para manajer menetapkan
4
tujuan-tujuan dan pedoman umum bagi para bawahan, namun memberi
kepada mereka beberapa otonomi dalam menentukan bagaimana melakukan
suatu pekerjaan dan bagaimana menentukan kecepatan kerja mereka.
o Kepemimpinan partisipatif:
Dianjurkan agar daripada mengontrol tiap bawahan sendiri-sendiri. Pertemuan
berkelompok mempermudah partisipasi bawahan dalam pengambilan
keputusan, memperbaiki komunikasi, mendorong kerjasama dan memudahkan
pemecahan konflik. Peran dari manajer dalam pertemuan kelompok pertamatama harus memandu diskusi dan membuatnya mendukung, konstruktif dan
berorientasi kepada pemecahan masalah. Karena itu, kepemimpinan tidak
hanya harus dilaksanakan oleh pemimpin yang ditunjuk, dan efektifitas
kelompok akan lebih tergantung kepada kualitas keseluruhan kepemimpinan
dalam sebuah unit kerja daripada kepada siapa yang sebenarnya melaksanakan
tugas tersebut.
4. Aspek-aspek Dalam Organisasi Yang Efektif
Ciri-ciri organisasi yang efektif dapat dilihat dari tujuh aspek (7S Mc. Kinsey):
Strategy
Structure
Staff (Personal)
Skills (competence,
know-how)
Style
Shared Values
(superordinate goals).
Namun dengan hal tersebut semata tidak satupun akan menjamin sukses, apabila
dalam penglihatannya mengabaikan kebutuhan dari pengikut.
6
3. Keefektifan Kepemimpinan
Fiedler (in Robbins,2001:47) Mengidentifikasikan tiga dimensi kemungkinan
yang mendefinisikan faktor situasional utama (kunci) yang menentukan keefektifan
kepemimpinan sebagai berikut :
1. Hubungan pemimpin-anggota; menyangkut segi tingkat
kepercayaan dan respek bawahan terhadap pemimpin mereka.
keyakinan,
4. Gaya Kepemimpinan
Dalam kondisi dimana hubungan pemimpin-anggota yang baik, struktur tugas
yang tinggi dan kekuasaan posisi yang kuat, makin banyak kendali dan pengaruh yang
dimiliki untuk pemimpin itu. Sebaliknya makin buruk hubungan pemimpin dan anggota
dalam struktur yang rendah dan pada jenis pekerjaan yang bersifat sukarela, semakin
kecil kendali yang dimiliki pemimpin. (in Robbins,2001:50-51)
Terdapat empat tipe perilaku/gaya kepemimpinan (tipe S4, tipe S3, tipe S2, tipe
S1) (Hebey & Blanchand., Qtd. in. Robbins, 2001), berdasarkan kepada dimensi
pengarahan dan dimensi dukungan pengikutnya, dapat dilihat dalam gambar empat
jendela kepemimpinan sebagai berikut:
7
Dari pendekatan ini didapat penjelasan bahwa Kepemimpinan yang tepat bersifat
tergantung pada tingkat kesiapan atau kedewasaan para pengikutnya. Fokus kepada
pengikut mencerminkan kenyataan bahwa merekalah yang menerima baik atau menolak
pemimpin, dan keefektifan akan bergantung pada tindakan pengikutnya. Kemudian,
kesiapan (readiness) adalah merujuk ke sejauh mana orang mempunyai kemampuan dan
kesediaan untuk menyelesaikan suatu tugas tertentu. Secara Garis besar, keempat gaya
(S4, S3, S2, S1) tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
a.
b.
c.
d.
8
5. Kepemimpinan dan Memotivasi Tim
Memotivasi tim itu penting. Mengapa? Karena memotivasi merangsang anggota
tim untuk bekerja maksimal dan mendorong tim untuk memenuhi tujuannya. Dengan
memotivasi tim, anda akan mencapai tujuan dalam waktu yang lebih singkat dan dengan
tingkat kepuasan yang lebih tinggi (Chang, 1993: 65). Dalam rangka memotivasi tim ini,
terdapat beberapa faktor yang harus dipelihara dalam tim, seperti yang tergambar berikut
ini:
Kepemimpinan
Kondisi Kerja
Hubungan dengan
atasan, rekan dan
bawahan
Tiga faktor: Kepemimpinan, Kondisi Kerja, dan Hubungan dengan atasan, rekan
dan bawahan tersebut penting dijaga agar tidak menimbulkan keidakpuasan. Faktorfkator ini merupakan dasar bagi kerja sama tim yang produktif.
6.
9
C. MEMBANGUN DINAMIKA TIM DAN KUNCI MENUJU
KERJASAMA TIM YANG EFEKTIF
Dalam mengembangkan kelompok, diungkapkan bahwa kinerja kelompok yang
efektif bergantung pada padanan yang tepat antara gaya interaksi dari si pemimpin
dengan bawahannya serta sampai tingkat mana situasi memberikan kendali dan pengaruh
kepada pemimpin.
1. Membentuk Tim Kerja yang solid
o Sehubungan dengan adanya tujuan untuk membentuk tim kerja yang solid
dalam pengelolaan dan penyelenggaraan prodi arsitektur, perlu dibangun
kerjasama tim (teamwork) dan partisipasi aktif dalam penerapan sistem
manajemen mutu dalam pendidikan dengan siklus kerja plan-do-check-action.
o Implementasi hasil pelatihan dalam pelaksanaan program kerja program studi
secara teamwork.
2. Aspek Pembentukan Tim Kerja
Dalam pembentukan tim-tim kerja perlu diperhatikan kondisi personal yang akan
diterjunkan dalam tim-tim tersebut. Hal ini dipandang perlu guna menghasilkan kinerja
tim yang optimal.
Dalam pembentukan kelompok, diharapkan terdiri dari anggota-anggota yang
sesuai dengan kompetensinya. Dengan demikian suatu kelompok diharapkan memiliki
anggota yang memiliki peran sebagai (Lembaga Manajemen PPM, 2003) :
1) Pemimpin (Ketua), yaitu seorang pemikir yang disiplin yang bertugas
mengorganisir dan mengkoordinir kelompok kerja, memelihara keseimbangan
usaha dan menjadi titik tumpu kelompok kerja dalam menjaga posisi mereka.
2) Pembentuk, yang memiliki kemampuan untuk memberikan dinamika dan
pengarahan kepada kelompok kerja, menyediakan motivasi, kreatif.
3) Pemikir, yang dapat menyediakan gagasan bagi kemajuan kelompok kerja
4) Pengevaluasi, yang dapat mengvaluasi permasalahan dan hasil kerja
kelompok.
5) Penyelidik Sumber Daya, yang mampu menyediakan informasi dan hubungan
social dan relasi
6) Pekerja, yang secara efisien berhubungan langsung dengan pekerjaan,
memecahkan konflik, memperlancar hubungan dan memotivasi rekan satu
kelompok.
7) Penyelaras akhir, yang memandu, menyimpulkan dan memberi peringatan
kepada kelompok, jika terjadi hal-hal yang tidak sesuai dengan komitmen
bersama.
10
Dengan demikian, para anggota tim juga :
1) Perlu memahami perannya masing-masing
2) Aktif dalam hubungan sesama anggota tim tersebut, dikarenakan masingmasing anggota pasti memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing
3) Jangan bersikap diam dan hanya menunggu instruksi saja, apabila melihat
adanya kekurangan-kekurangan dalam pekerjaan yang telah dicapai
4) Justru mengingatkan kepada pemimpin team mengenai faktor-faktor yang
belum sempurna itu.
3. Membangun Dinamika Tim
Apapun bentuk tim anda-panitia, kelompok kerja, maupun tim proyek- Anda perlu
bekerja sama secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan. Tetapi, untuk mencapai
tujuan tersebut banyak hambatan dan rintangannya. Sikap yang berbeda, komunikasi
yang tidak efektif, dan kurangnya motivasi bias menciptakan kekisruhan dalam tim.
Mengidentifikasikan anggota tim dan tujuan tim memang mutlak, tetapi belum
cukup. Selama menggerakan tim banyak masalah yang harus diselesaikan. Meskipun
demikian, jika Anda memahami dinamika tim dan menerapkan teknik untuk memperbaiki
efektivitas tim, tujuan Anda akan tercapai.
Motivasi Tim
Keragaman
Tim
Menyelesaika
n
Konflik
Komunikasi
dan
mendengarkan
Efektif
Tim adalah kumpulan orang. Apabila orang bergabung menjadi sebuah tim akan
memiliki kebutuhan tertentu, yang mencakup : komunikasi yang efektif, mendengarkan
aktif, menyelesaikan konflik yang pasti muncul ketika orang bekerja dalam kelompok,
dan menjaga motivasi antara semua anggota tim (Chang, 1993: 4). Walau faktor-faktor
tersebut belum mencakup semua faktor yang mempengaruhi dinamika anggota tim,
dengan memfokuskan pada bidang kunci ini, tim anda akan berada pada jalur yang tepat
untuk mendapatkan semua manfaat dari sebuah tim sejati.
11
4. Komunikasi dan Mendengarkan Aktif
Komunikasi adalah proses dua arah, jika sesama anggota tim tidak mendengarkan
serta tidak memahami apa yang diucapkan oleh anggota yang lain, berarti tidak ada
komunikasi.
Mendengarkan dan
memahami
Mendengarkan dan
memahami
Komunikasi adalah inti dari keberhasilan kerja sama tim. Komunikasi yang efektif
adalah titik berangkat pemahaman, penafsiran dan tindakan. Di lain pihak, komunikasi
tim yang tidak efektif bias mengarah kepada kesalahpahaman, salah penafsiran, dan
kekeliruan tindakan (Chang, 1993: 4).
ANGGOTA
TIM
Pesan
ANGGOTA
TIM
Karena komunikasi tim yang efektif melibatkan dua pihak yang bertanggung
jawab, yaitu (1) pengirim pesan dan (2) penerima pesan, maka di dalamnya terdapat
teknik-teknik mendengarkan aktif yang akan membantu tim tersebut untuk dapat saling
berkomunikasi secara efektif, yang meliputi beberapa point penting, dan tergambarkan
sebagai berikut (Chang, 1993: 20):
a. Respon Non Verbal
b. Prafrase
c. Memikirkan Implikasinya
d. Mengundang Kontribusi
e. Memikirkan/merenungkan Perasaan yang Mendasari Pernyataan
ANGGOTA
TIM
Konfirmasi
Pemahaman
Pesan
ANGGOTA
TIM
12
KEUNGGULAN
TIP
- Menunjuk pemahaman ke
pembicara
b.
Prafrase
Parafrase adalah teknik mendengarkan aktif yang membantu Anda memahami
secara tepat apa yang diucapkan oleh orang lain, dan menunjukkan bahwa Anda adalah
seorang pendengar yang penuh perhatian. Gunakan teknik ini secara teratur, dan kelak
anda akan terhindar dari keharusan untuk memperjelas hal-hal ymenurut anda saat ini
telah dipahami
CONTOH
KEUNGGULAN
TIP
- Setahu saya..
- Lakukan parafrase
sesering mungkin
13
c. Memikirkan implikasinya
Ketika memikirkan dampak dari suatu pesan, Anda tidak sekedar memahami katakatanya saja. Anda berpikir lebih jauh, memahami intinya, dan menunjukkan bahwa
komunikasi berlangsung dua arah.
CONTOH
KEUNGGULAN
TIPS
- Mengkomunikasikan
kepentingan yang sebenarnya
dari pesan yang disampaikan
- Hindari One-Upmanship
Namun ada kemungkinan dengan teknik ini akan mendorong anda untuk cenderung
berubah menjadi superior atau kelewat agresif jika interpretasi kesan yang anda miliki
keliru. Tunjukkan rasa hormat anda kepada pembicara ketika mengkomunikasikan
ketertarikan dan pemahaman, maka anda akan lepas dari kesukaran.
d. Mengundang kontribusi
Mengundang kontribusi, teknik mendengarkan aktif yang lain, memungkinkan
anda untuk menunjukkan minat dan untuk menindak lanjuti suatu pemikiran yang bagus.
Cara ini bisa mendorong pembicara yang malu-malu untuk menjelaskan gagasannya, atau
mengkomunikasikan secara terbuka ketika anda tidak sepakat dengan pembicara.
CONTOH
KEUNGGULAN
TIPS
- Lalu ..bagaimana?
- Memungkinkan keterbukaan
- Hindari Terlalu
mengekspose pembicara
14
KEUNGGULAN
TIPS
- Mengkomunikasikan
- Hindari memberi tahu
pemahaman yang tulus terhadap
pembicara mengenai
pesan dan implikasinya
bagaimana seharusnya
merasakan
15
16
REFERENSI
Chang, Richard Y.. Sukses Melalui Kerja Sama Tim. Trans. Ramelan. Jakarta: Penerbit
PPM, 1993.
Lembaga Manajemen PPM. Leadership Skills & Team Building. Bahan-bahan bacaan
yang diberikan pada pelatihan Leadership Skills & Team Building Fakultas
Teknik Univesitas Pancasila, Jakarta, 2003.
Robbins, Stephen P. Perilaku Organisasi: Konsep, Kontrovresi, Aplikasi. Jakarta:
Prenhallindo, 2001.
Robbins, Stephen P. Teori Organisasi: Struktur, Desain & Aplikasi. 5th ed. trans.Yusuf
Udaya. Bandung: Arcan, 1994.
Yukl, Gary. Kepemimpinan Dalam Organisasi. 3th ed. trans. Yusuf Udaya. Jakarta:
Prenhallindo, 2001.
_______________________________________________________
17
Pedoman
Leadership Skills & Team Building
BAGIAN II
MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN LEADERSHIP DAN TEAMWORK
DI PROGRAM STUDI ARSITEKTUR FTUP
KODE KEGIATAN
DISUSUN OLEH
DITERBITKAN OLEH
Jurusan Arsitektur
Fakultas Teknik Universitas Pancasila
2004
18
o Dari beberapa faktor dalam organisasi, apabila dilihat dari aspek 7S Mc. Kinsey
(strategy, structure, system, staff, skills, style, shared value; Lihat Bagian I A
buku ini mengenai Aspek-aspek Dalam Organisasi yang Efektif), pada diskusi
dalam pelatihan didapat bahwa yang menjadi masalah utama adalah mengenai
sistem, maka program studi mulai memperbaiki sistem.
o Kemudian guna mengembangkan potensi diri dalam rangka mengembangkan dan
memajukan Program Studi Arsitektur, beberapa alat / questionnaire dapat
dipergunakan. Alat / questionnaire tersebut tersedia dalam Bagian III buku ini.
o Bentuk tim yang paling langsung berhubungan dengan mahasiswa adalah Tim
yang terdiri dari Dosen dan beberapa Asisten Mata Kuliah.
19
Pedoman
Leadership Skills & Team Building
BAGIAN III
ALAT-ALAT / QUESTIONNAIRE
UNTUK EVALUASI SECARA MANDIRI DALAM
MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN LEADERSHIP DAN
MEMBANGUN TEAMWORK:
1
2
3
KODE KEGIATAN
DISUSUN OLEH
DITERBITKAN OLEH
Jurusan Arsitektur
Fakultas Teknik Universitas Pancasila
2004
20
Questionnaire Untuk
Mengetahui Gaya Kepemimpinan
21
22
2. Questionnaire Untuk
Mengetahui Keragaman Anggota Kelompok
23
24
25