Anda di halaman 1dari 28

Pedoman

Leadership Skills & Team Building

KODE KEGIATAN
DISUSUN OLEH
DITERBITKAN OLEH

Tim Perbaikan Mekanisme Pengelolaan Program


Studi Jurusan Arsitektur FTUP
Jurusan Arsitektur FTUP

Jurusan Arsitektur
Fakultas Teknik Universitas Pancasila
2004

Diterbitkan atas kerjasama jurusan Arsitektur FTUP dengan Depdiknas


melalui program Semi-Que V 2003-2004

KATA PENGANTAR
Puji syukur dipanjatkan ke hadirat Yang Maha Kuasa dengan terselesaikannya
buku Panduan Mengembangkan Leadership Skills & Team Building ini. Buku panduan
ini disusun dengan mengambil beberapa teori-teori dan pendapat-pendapat dari para ahli
yang mengkaji masalah organisasi, kepemimpinan, dan tim kerja. Selain itu juga
ditunjang dengan materi yang diperoleh dalam pelatihan Leadership Skills & Team
Building yang disampaikan oleh Lembaga Manajemen PPM dan telah diikuti oleh tim
Staf Pengajar Tetap jurusan Arsitektur FTUP .
Tak lupa kami, tim penyusun mengucapkan banyak terima kasih kepada semua
pihak yang telah memberikan bantuannya, baik secara langsung dan tak langsung.
Demikian, semoga buku ini dapat bermafaat guna mengembangkan kinerja
Program Studi Arsitektur FTUP.
Jakarta, Oktober 2003

Tim Penyusun

ii

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAGIAN I.
DASAR-DASAR PENGETAHUAN MENGENAI
LEADERSHIP & TEAM BUILDING
A . ORGANISASI
Pengertian Organisasi
Unsur-unsur Dasar Organisasi
Kepemimpinan Dalam Organisasi
Aspek-aspek Dalam Organisasi yang Efektif ..
B. MEMBANGUN LEADERSHIP SKILLS
Arti Kepemimpinan/Leadership
Ciri-ciri Pemimpin
Keefektifan Kepemimpinan ..
Gaya Kepemimpinan
Kepemimpinan dan Memotivasi Tim 5
Alat Untuk Mengetahui Gaya Kepemimpinan Seseorang .
C. MEMBANGUN DINAMIKA TIM DAN KUNCI MENUJU
KERJASAMA TIM YANG EFEKTIF
Membentuk Tim Kerja Yang Solid ...
Aspek Pembentukan Tim Kerja .
Membangun Dinamika Tim
Komunikasi dan Mendengarkan Aktif
Keragaman Anggota Tim dan Mengatasi Konflik
Motivasi Tim .
Alat Untuk Mengetahui Keraaman Anggota Tim .
Alat Untuk Melatih Diri Dalam Membangun Kerjasama Tim ..
REFERENSI
MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN
LEADERSHIP DAN TEAMWORK DI PROGRAM
STUDI ARSITEKTUR
ALAT-ALAT
/
QUESTIONNAIRE
UNTUK
EVALUASI
SECARA
MANDIRI
DALAM
MENGEMBANGKAN
KEMAMPUAN
LEADERSHIP DAN MEMBANGUN TEAMWORK
Questionnaire Untuk Mengetahui Gaya Kepemimpinan
Questionnaire Untuk Mengetahui Keragaman Anggota Kelompok
Alat Untuk Melatih Diri Dalam Membangun Kerjasama Tim

Halaman
i
ii
1
2
2
3
4
5
5
6
6
8
8
9
9
10
11
14
15
15
15
16
17

19

Pedoman
Leadership Skills & Team Building

BAGIAN I
DASAR-DASAR PENGETAHUAN
MENGENAI LEADERSHIP & TEAM BUILDING

KODE KEGIATAN
DISUSUN OLEH
DITERBITKAN OLEH

Tim Perbaikan Mekanisme Pengelolaan Program


Studi Jurusan Arsitektur FTUP
Jurusan Arsitektur FTUP

Jurusan Arsitektur
Fakultas Teknik Universitas Pancasila
2004

Diterbitkan atas kerjasama jurusan Arsitektur FTUP dengan Depdiknas


melalui program Semi-Que V 2003-2004

A. ORGANISASI
1. Pengertian Organisasi
Organisasi adalah kesatuan (entity) sosial yang dikoordinasikan secara sadar,
dengan sebuah batasan yang relatif dapat diidentifikasi, yang bekerja atas dasar yang
relatif terus menerus untuk mencapai suatu tujuan bersama (Robbins, 1994: 4).
2. Unsur-unsur Dasar Organisasi
Pada umumnya, setiap organisasi mempunyai lima bagian dasar, yaitu
(Robbins,1994: 304) :
1. The Operating Core:
Para pegawai yang melaksanakan pekerjaan dasar yang berhubungan dengan
produksi produk dan jasa
2. The Strategic Apex :
Manager tingkat puncak, yang diberi tanggung jawab keseluruhan untuk
organisasi itu
3. The Middle Line :
Para manager yang menjadi penghubung operating core dengan strategic apex
4. The Technostructure :
Para analis yang mempunyai tanggung jawab untuk melaksanakan bentuk
standarisasi tertentu dalam organisasi
5. The Support Staff :
Orang-orang yang mengisi unit staf, yang memberi jasa pendukung tidak
langsung kepada organisasi.
Yang digambarkan dengan bagan sebagai berikut :

3
3. Kepemimpinan Dalam Organisasi
Dalam kaitannya dengan kepemimpinan dalam organisasi, pendekatan yang paling
banyak diterima untuk mengklasifikasi ketrampilan manajerial adalah meliputi tiga hal
(Katz & Mann., Qtd. in. Yukl, 1998 : 214):
1) Ketrampilan Teknis (technical skills): Memperhatikan benda pengetahuan
mengenai metode, proses, prosedur dan teknik untuk melakukan sebuah
kegiatan khusus, dan kemampuan untuk menggunakan alat-alat peralatan yang
relevan bagi kegiatan tersebut.
2) Ketrampilan untuk melakukan hubungan antar pribadi (interpersonal skills):
Memperhatikan manusia pengetahuan tentang perilaku manusia, prosesproses hubungan antar pribadi, kemampuan untuk mengerti perasaan , sikap
serta motivasi orang lain dari apa yang mereka katakan dan lakukan (emphaty,
sensivitas social), kemampuan untuk dapat berkomunikasi secara jelas dan
efektif, serta kemampuan untuk membuat hubungan yang efektif dan
kooperatif.
3) Ketrampilan konsepsual (conceptual skills) : Memperhatikan gagasan/konsep
kemampuan analitis umum, berpikir nalar, kepandaian dalam membentuk
konsep, serta konseptualisasi hubungan yang kompleks dan berarti dua,
kreativitas dalam mengembangkan ide dan pemecahan masalah, kemampuan
untuk menganalisis peristiwa-peristiwa dan kecenderungan-kecenderungan
yang dirasakan, mengantisipasi perubahan-perubahan, dan melihat peluang
serta masalah-masalah potensial (berpikir secara induktif dan deduktif).
Terdapat tiga jenis kepemimpinan yang saling berbeda diantara para manajer yang
efektif dan tidak efektif (Likert., Qtd. in. Yukl, 1998: 49) :
o Perilaku yang berorientasi pada tugas (Task-Oriented Behavior):
Para manajer yang tidak menggunakan waktu dan usaha-usahanya dengan
melakukan pekerjaan yang sama seperti para bawahannya. Sebaliknya para
manajer yang lebih efektif berkonsentrasi pada fungsi-fungsi yang berorientasi
pada tugas, seperti misalnya merencanakan dan mengatur pekerjaan,
mengkoordinasikan kegiatan para bawahan dan menyediakan keperluan,
peralatan dan bantuan teknis yang dibutuhkan.
o Perilaku yang berorientasi pada hubungan (Relationship Oriented Behavior):
Bagi para manajer yang efektif, perilaku yang berorientasi pada tugas tidak
terjadi dengan mengorbankan perhatian terhadap hubungan antar manusia.
Para manajer yang efektif lebih penuh perhatian mendukung dan membantu
para bawahan. Cara seperti ini ternyata berkorelasi dengan kepemimpinan
yang efektif termasuk memperlihatkan kepercayaan dan rasa dipercaya,
bertindak ramah dan penuh perhatian, mencoba untuk mengerti masalah
bawahan, membantu untuk mengembangkan para bawahan dan meningkatkan
karir mereka, selalu memberi informasi kepada bawahan, memperlihatkan
apresiasi terhadap ide-ide para bawahan, dan memberi pengakuan terhadap
kontribusi dan keberhasilan bawahan. Di sini para manajer menetapkan

4
tujuan-tujuan dan pedoman umum bagi para bawahan, namun memberi
kepada mereka beberapa otonomi dalam menentukan bagaimana melakukan
suatu pekerjaan dan bagaimana menentukan kecepatan kerja mereka.

o Kepemimpinan partisipatif:
Dianjurkan agar daripada mengontrol tiap bawahan sendiri-sendiri. Pertemuan
berkelompok mempermudah partisipasi bawahan dalam pengambilan
keputusan, memperbaiki komunikasi, mendorong kerjasama dan memudahkan
pemecahan konflik. Peran dari manajer dalam pertemuan kelompok pertamatama harus memandu diskusi dan membuatnya mendukung, konstruktif dan
berorientasi kepada pemecahan masalah. Karena itu, kepemimpinan tidak
hanya harus dilaksanakan oleh pemimpin yang ditunjuk, dan efektifitas
kelompok akan lebih tergantung kepada kualitas keseluruhan kepemimpinan
dalam sebuah unit kerja daripada kepada siapa yang sebenarnya melaksanakan
tugas tersebut.
4. Aspek-aspek Dalam Organisasi Yang Efektif
Ciri-ciri organisasi yang efektif dapat dilihat dari tujuh aspek (7S Mc. Kinsey):
Strategy

Actions which a company projects in answer to, or by


anticipation of the changes of its external
environment.

Structure

How people, tasks or activities are organized

Systems (systems, formal


and abstract procedures)

All the processes and flows of the information which


bind the organization together

Staff (Personal)

How you develop the human resources (current and


future)

Skills (competence,
know-how)

Dominant attributes or possibilities which exist in the


organization

Style

The behavior of the manager

Shared Values
(superordinate goals).

Longer-term vision, and all this substance of values,


which forms the destiny of the organization

B. MEMBANGUN LEADERSHIP SKILLS


1. Arti Kepemimpinan/Leadership
Kepemimpinan/leadership dapat diartikan sebagai : Kemampuan untuk
mempengaruhi suatu kelompok ke arah tercapainya tujuan (Robbins, 2001: 39;
Robbins, 2001: G-3). Dalam kaitannya dengan pengelolaan/manajemen organisasi pakarpakar ilmu manajemen menjelaskan bahwa pemimpin/leader adalah sangat berbeda
dengan manajer, dengan penjelasan sebagai berikut (Robbins, 2001: 38 39):
- Pemimpin/Leader:
o Cenderung mengambil sikap pribadi dan aktif terhadap tujuan Bekerja dari
posisi berisiko tinggi.
o Pemimpin memperhatikan gagasan, berhubungan dengan orang-orang dalam
cara yang lebih intuitif dan empatik.
- Manager:
o Cenderung mengambil sikap impersonal, jika tidak pasif, terhadap tujuan
o Cenderung memandang kerja sebagai proses yang memungkinkan, mencakup
suatu kombinasi dari orang dan gagasan yang berinteraksi untuk menetapkan
strategi dan mengambil keputusan.
o Manajer lebih suka bekerja dan berhubungan dengan orang-orang menurut
peran yang mereka mainkan dalam suatu urutan peristiwa atau dalam proses
oengambilan keputusan.
2. Ciri-ciri Pemimpin
Terdapat enam ciri yang mebedakan seorang pemimpin dari seorang yang bukan
pemimpin, yaitu (Robbins, 2001: 40):
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Ambisi dan energi


Hasrat untuk memimpin
Kejujuran dan integritas (keutuhan)
Percaya diri
Kecerdasan
Pengetahuan yang relevan dengan pekerjaan

Namun dengan hal tersebut semata tidak satupun akan menjamin sukses, apabila
dalam penglihatannya mengabaikan kebutuhan dari pengikut.

6
3. Keefektifan Kepemimpinan
Fiedler (in Robbins,2001:47) Mengidentifikasikan tiga dimensi kemungkinan
yang mendefinisikan faktor situasional utama (kunci) yang menentukan keefektifan
kepemimpinan sebagai berikut :
1. Hubungan pemimpin-anggota; menyangkut segi tingkat
kepercayaan dan respek bawahan terhadap pemimpin mereka.

keyakinan,

2. Struktur tugas ; menyangkut segi: sampai tingkat mana penugasan pekerjaan


diprosedurkan (yakni terstruktur dan tidak terstruktur).
3. Kekuasaan posisi; menyangkut segi: tingkat pengaruh yang dimiliki seorang
pemimpin ada variable kekuasaan seperti mempekerjakan, memberhentikan,
mendisplinkan, mempromosikan, menaikkan gaji.
Sehingga dalam kondisi ini, langkah yang harus dilakukan adalah mengevaluasi
situasi dari ketiga variable kemungkinan ini : Hubungan pemimpin-anggota baik atau
buruk, struktur tugas tinggi atau rendah, kekuasaan posisi kuat atau lemah.

4. Gaya Kepemimpinan
Dalam kondisi dimana hubungan pemimpin-anggota yang baik, struktur tugas
yang tinggi dan kekuasaan posisi yang kuat, makin banyak kendali dan pengaruh yang
dimiliki untuk pemimpin itu. Sebaliknya makin buruk hubungan pemimpin dan anggota
dalam struktur yang rendah dan pada jenis pekerjaan yang bersifat sukarela, semakin
kecil kendali yang dimiliki pemimpin. (in Robbins,2001:50-51)
Terdapat empat tipe perilaku/gaya kepemimpinan (tipe S4, tipe S3, tipe S2, tipe
S1) (Hebey & Blanchand., Qtd. in. Robbins, 2001), berdasarkan kepada dimensi
pengarahan dan dimensi dukungan pengikutnya, dapat dilihat dalam gambar empat
jendela kepemimpinan sebagai berikut:

7
Dari pendekatan ini didapat penjelasan bahwa Kepemimpinan yang tepat bersifat
tergantung pada tingkat kesiapan atau kedewasaan para pengikutnya. Fokus kepada
pengikut mencerminkan kenyataan bahwa merekalah yang menerima baik atau menolak
pemimpin, dan keefektifan akan bergantung pada tindakan pengikutnya. Kemudian,
kesiapan (readiness) adalah merujuk ke sejauh mana orang mempunyai kemampuan dan
kesediaan untuk menyelesaikan suatu tugas tertentu. Secara Garis besar, keempat gaya
(S4, S3, S2, S1) tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
a.
b.
c.
d.

Jendela Pertama (Gaya S1)


: Pemimpin sebagai pengarah.
Jendela Kedua (Gaya S2) : Pemimpin sebagai pemecah masalah.
Jendela Ketiga (Gaya S3) : Pemimpin sebagai pembangun.
Jendela Keempat (Gaya S4): Pemimpin sebagai pendelegasi.

8
5. Kepemimpinan dan Memotivasi Tim
Memotivasi tim itu penting. Mengapa? Karena memotivasi merangsang anggota
tim untuk bekerja maksimal dan mendorong tim untuk memenuhi tujuannya. Dengan
memotivasi tim, anda akan mencapai tujuan dalam waktu yang lebih singkat dan dengan
tingkat kepuasan yang lebih tinggi (Chang, 1993: 65). Dalam rangka memotivasi tim ini,
terdapat beberapa faktor yang harus dipelihara dalam tim, seperti yang tergambar berikut
ini:

Kepemimpinan

Kondisi Kerja

Hubungan dengan
atasan, rekan dan
bawahan

Faktor-faktor Yang Harus Dipelihara


Dalam Tim

Tiga faktor: Kepemimpinan, Kondisi Kerja, dan Hubungan dengan atasan, rekan
dan bawahan tersebut penting dijaga agar tidak menimbulkan keidakpuasan. Faktorfkator ini merupakan dasar bagi kerja sama tim yang produktif.
6.

Alat Untuk Mengetahui Gaya Kepemimpinan Seseorang

Alat yang dipergunakan untuk mengetahui Gaya Kepemimpinan yang dipakai


seseorang adalah dengan Questionnaire, yang dapat dilihat pada Bagian III buku ini.

9
C. MEMBANGUN DINAMIKA TIM DAN KUNCI MENUJU
KERJASAMA TIM YANG EFEKTIF
Dalam mengembangkan kelompok, diungkapkan bahwa kinerja kelompok yang
efektif bergantung pada padanan yang tepat antara gaya interaksi dari si pemimpin
dengan bawahannya serta sampai tingkat mana situasi memberikan kendali dan pengaruh
kepada pemimpin.
1. Membentuk Tim Kerja yang solid
o Sehubungan dengan adanya tujuan untuk membentuk tim kerja yang solid
dalam pengelolaan dan penyelenggaraan prodi arsitektur, perlu dibangun
kerjasama tim (teamwork) dan partisipasi aktif dalam penerapan sistem
manajemen mutu dalam pendidikan dengan siklus kerja plan-do-check-action.
o Implementasi hasil pelatihan dalam pelaksanaan program kerja program studi
secara teamwork.
2. Aspek Pembentukan Tim Kerja
Dalam pembentukan tim-tim kerja perlu diperhatikan kondisi personal yang akan
diterjunkan dalam tim-tim tersebut. Hal ini dipandang perlu guna menghasilkan kinerja
tim yang optimal.
Dalam pembentukan kelompok, diharapkan terdiri dari anggota-anggota yang
sesuai dengan kompetensinya. Dengan demikian suatu kelompok diharapkan memiliki
anggota yang memiliki peran sebagai (Lembaga Manajemen PPM, 2003) :
1) Pemimpin (Ketua), yaitu seorang pemikir yang disiplin yang bertugas
mengorganisir dan mengkoordinir kelompok kerja, memelihara keseimbangan
usaha dan menjadi titik tumpu kelompok kerja dalam menjaga posisi mereka.
2) Pembentuk, yang memiliki kemampuan untuk memberikan dinamika dan
pengarahan kepada kelompok kerja, menyediakan motivasi, kreatif.
3) Pemikir, yang dapat menyediakan gagasan bagi kemajuan kelompok kerja
4) Pengevaluasi, yang dapat mengvaluasi permasalahan dan hasil kerja
kelompok.
5) Penyelidik Sumber Daya, yang mampu menyediakan informasi dan hubungan
social dan relasi
6) Pekerja, yang secara efisien berhubungan langsung dengan pekerjaan,
memecahkan konflik, memperlancar hubungan dan memotivasi rekan satu
kelompok.
7) Penyelaras akhir, yang memandu, menyimpulkan dan memberi peringatan
kepada kelompok, jika terjadi hal-hal yang tidak sesuai dengan komitmen
bersama.

10
Dengan demikian, para anggota tim juga :
1) Perlu memahami perannya masing-masing
2) Aktif dalam hubungan sesama anggota tim tersebut, dikarenakan masingmasing anggota pasti memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing
3) Jangan bersikap diam dan hanya menunggu instruksi saja, apabila melihat
adanya kekurangan-kekurangan dalam pekerjaan yang telah dicapai
4) Justru mengingatkan kepada pemimpin team mengenai faktor-faktor yang
belum sempurna itu.
3. Membangun Dinamika Tim
Apapun bentuk tim anda-panitia, kelompok kerja, maupun tim proyek- Anda perlu
bekerja sama secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan. Tetapi, untuk mencapai
tujuan tersebut banyak hambatan dan rintangannya. Sikap yang berbeda, komunikasi
yang tidak efektif, dan kurangnya motivasi bias menciptakan kekisruhan dalam tim.
Mengidentifikasikan anggota tim dan tujuan tim memang mutlak, tetapi belum
cukup. Selama menggerakan tim banyak masalah yang harus diselesaikan. Meskipun
demikian, jika Anda memahami dinamika tim dan menerapkan teknik untuk memperbaiki
efektivitas tim, tujuan Anda akan tercapai.

Motivasi Tim
Keragaman
Tim

Menyelesaika
n
Konflik

Komunikasi
dan
mendengarkan
Efektif

Membangun Dinamika Tim

Tim adalah kumpulan orang. Apabila orang bergabung menjadi sebuah tim akan
memiliki kebutuhan tertentu, yang mencakup : komunikasi yang efektif, mendengarkan
aktif, menyelesaikan konflik yang pasti muncul ketika orang bekerja dalam kelompok,
dan menjaga motivasi antara semua anggota tim (Chang, 1993: 4). Walau faktor-faktor
tersebut belum mencakup semua faktor yang mempengaruhi dinamika anggota tim,
dengan memfokuskan pada bidang kunci ini, tim anda akan berada pada jalur yang tepat
untuk mendapatkan semua manfaat dari sebuah tim sejati.

11
4. Komunikasi dan Mendengarkan Aktif
Komunikasi adalah proses dua arah, jika sesama anggota tim tidak mendengarkan
serta tidak memahami apa yang diucapkan oleh anggota yang lain, berarti tidak ada
komunikasi.

Mendengarkan dan
memahami

Mendengarkan dan
memahami

Komunikasi Dalam Tim

Komunikasi adalah inti dari keberhasilan kerja sama tim. Komunikasi yang efektif
adalah titik berangkat pemahaman, penafsiran dan tindakan. Di lain pihak, komunikasi
tim yang tidak efektif bias mengarah kepada kesalahpahaman, salah penafsiran, dan
kekeliruan tindakan (Chang, 1993: 4).
ANGGOTA

TIM

Pesan

ANGGOTA

TIM

Karena komunikasi tim yang efektif melibatkan dua pihak yang bertanggung
jawab, yaitu (1) pengirim pesan dan (2) penerima pesan, maka di dalamnya terdapat
teknik-teknik mendengarkan aktif yang akan membantu tim tersebut untuk dapat saling
berkomunikasi secara efektif, yang meliputi beberapa point penting, dan tergambarkan
sebagai berikut (Chang, 1993: 20):
a. Respon Non Verbal
b. Prafrase
c. Memikirkan Implikasinya
d. Mengundang Kontribusi
e. Memikirkan/merenungkan Perasaan yang Mendasari Pernyataan
ANGGOTA

TIM

Konfirmasi
Pemahaman

Pesan

ANGGOTA

TIM

Respon Mendengarkan Nonverbal


Prafrase
Merenungkan implikasi
Mengundang kontribusi
Merenungkan perasaan yang mendasari

12

Teknik-teknik tersebut berkontribusi untuk menutup lingkaran komunikasi,


memastikan bahwa anggota tim tidak hanya saling mendengar satu sama lain, tetapi juga
mengkonfirmasikan pemahaman mereka, dan sebagai hasilnya, mengambil tindakan yang
sesuai (Chang, 1993: 5). Penjelasan dari teknik-teknik tersebut adalah sebagai berikut
(Chang, 1993: 20-22):
a. Respon non verbal
Dalam kaitannya dengan teknik mendengarkan aktif verbal, respon nonverbal
akan meningkatkan kekuatan komunikasi. Namun, jangan sampai menggunakan isyarat
non verbal tanpa mendengarkan dengan sungguh-sungguh ucapan orang lain, karena hal
itu tidak akan membantu dan bahkan dalam jangka panjang akan merugikan Anda jika
anggota tim yang lain mengetahui bahwa anda tidak mendengarkan.
CONTOH

KEUNGGULAN

TIP

- Melihat ke mata pembicara - Mengkomunikasikan pesan dan


penerimaan pribadi

- Lakukan dengan tulus

- Mengangguk-angguk setuju - Bertahanlah dari gangguan luar


dan minat

- Lakukan dengan konsisten

- Menunjuk pemahaman ke
pembicara

- Mencondongkan badan luar

b.

Prafrase
Parafrase adalah teknik mendengarkan aktif yang membantu Anda memahami
secara tepat apa yang diucapkan oleh orang lain, dan menunjukkan bahwa Anda adalah
seorang pendengar yang penuh perhatian. Gunakan teknik ini secara teratur, dan kelak
anda akan terhindar dari keharusan untuk memperjelas hal-hal ymenurut anda saat ini
telah dipahami
CONTOH

KEUNGGULAN

TIP

- Setahu saya..

- Menunjukan bahwa Anda


mendengarkan pesan tersebut
dengan penuh perhatian

- Dengarkan dengan penuh


perhatian

- Yang Anda katakana adalah

- Memperjelas pesan sebenarnya


yang disam paikan oleh
pembicara

- Lakukan parafrase
sesering mungkin

- Kalau saya simpulkan...

- Membantu anda benar-benar


memahami pesan yang
disampaikan

- Anda bisa menyela untuk


melakukan hal tersebut

13

c. Memikirkan implikasinya
Ketika memikirkan dampak dari suatu pesan, Anda tidak sekedar memahami katakatanya saja. Anda berpikir lebih jauh, memahami intinya, dan menunjukkan bahwa
komunikasi berlangsung dua arah.
CONTOH

KEUNGGULAN

TIPS

- Apakah itu berarti bahwa

- Mengkomunikasikan
kepentingan yang sebenarnya
dari pesan yang disampaikan

- Posisikan pembicara untuk


berada dalam kontrol

- Apakah Anda mengatakan


bahwa .

- Menunjukkan pemahaman dari


pesan / isi dari yang
dikomunikasikan

- Hindari untuk melakukan


persuasi

- Apakah itu bisa dijelaskan


dengan kata-kata
bahwa.

- Hindari One-Upmanship

Namun ada kemungkinan dengan teknik ini akan mendorong anda untuk cenderung
berubah menjadi superior atau kelewat agresif jika interpretasi kesan yang anda miliki
keliru. Tunjukkan rasa hormat anda kepada pembicara ketika mengkomunikasikan
ketertarikan dan pemahaman, maka anda akan lepas dari kesukaran.
d. Mengundang kontribusi
Mengundang kontribusi, teknik mendengarkan aktif yang lain, memungkinkan
anda untuk menunjukkan minat dan untuk menindak lanjuti suatu pemikiran yang bagus.
Cara ini bisa mendorong pembicara yang malu-malu untuk menjelaskan gagasannya, atau
mengkomunikasikan secara terbuka ketika anda tidak sepakat dengan pembicara.
CONTOH

KEUNGGULAN

TIPS

- Lalu ..bagaimana?

- Menunjukkan minat untuk


megetahui lebih banyak
mengenai topik yang
dibicarakan

- Sebaiknya tidak digunakan


secara eksklusif

- Bisa beri tahu saya


contohnya ?

- Memberi waktu bagi penyampai


pesan dan penerima pesan
untuk memahami pesan

- Sebaiknya setelah parafrase


dan perenungan atau
pemikiran

- Beritahu saya lebih


banyak mengenai

- Memungkinkan keterbukaan

- Hindari Terlalu
mengekspose pembicara

14

e. Memikirkan / Merenungkan perasaan yang mendasari Pernyataan


Merefleksikan perasaan yang mendasari terutama efektif ketika isi pesan bersifat
emosional. Ini menunjukkan bahwa anda adalah seorang pendengar yang sensitive,
mampu menempatkan diri anda pada posisi orang lain.
CONTOH

KEUNGGULAN

TIPS

- Jika itu menimpa diriku,


saya akan sedih

- Mengkomunikasikan
- Hindari memberi tahu
pemahaman yang tulus terhadap
pembicara mengenai
pesan dan implikasinya
bagaimana seharusnya
merasakan

- Bagaimana anda bisa


merasa begitu?

- Membantu penerima berempati


dengan penyampai pesan

- Saya tahu hal ini membuat


anda jengkel

- Hindari penekanan untuk


mendapat informasi
- Hindari mengevaluasi
pembicara

5. Keragaman Anggota Tim dan Mengatasi Konflik


Keragaman latar belakang anggota tim Anda menghasilkan tantangan sekaligus
peluang. Tantangan muncul ketika anggota tim keliru menafsirkan pesan atau tindakan
orang lain, atau memberi tanggapan dengan cara yang tidak diinginkan.Pada saat yang
sama, keragaman anggota tim memberikan peluang bagi tim untuk belajar memanfaatkan
kekuatan dan keunikan masing-masing anggota. Anggota tim harus mengenali
keunikannya agar bisa menyesuaikan, dan memberi perhatian khusus pada hal-hal yang
tidak bisa diubah (Chang, 1993: 6).
Anggota tim sering memiliki pendekatan dan insting tersendiri dalam mengatasi
konflik. Beberapa orang berusaha menghindari konflik, ada yang menghadapinya secara
obyektif, dan adapula yang menanggapinya secara emosional. Ketika anggota dalam
suatu tim menggunakan campuran dari berbagai pendekatan ini, hasilnya bisa kontra
produktif, sering hasilnya bukan mengatasi konflik, justru memperburuk konflik.
Solusinya tim harus menggunakan pendekatan yang efektif dan konsisten (Chang,
1993: 5).
6. Motivasi Tim
Motivasi adalah spark plug kinerja tim menjadi inspirasi komitmen, inovasi, dan
efektivitas tim. Tetapi motivasi tidak bisa muncul begitu saja. Pemimpin dan anggota tim
perlu menyadari faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi dan teknik yang bisa mereka
gunakan untuk memajukan dan mempertahankan tingkat motivasi (Chang, 1993: 6).
Untuk memotivasi dan mengendalikan suatu Tim kerja, berikut ini beberapa
faktor yang perlu dipertahankan (Chang, 1993: 65):
- Berkomunikasi dengan baik.
i. Menggunakan keterampilan mendengarkan aktif.
ii. Mengelola konflik dengan baik.
iii. Menekankan pada kekuatan anggota.

15

7. Alat Untuk Mengetahui Keragaman Anggota Tim


Guna mengetahui keragaman anggota tim dalam kaitannya dengan aspek
pembentukan tim kerja, dapat dipergunakan Questionnaire yang terdapat pada Bagian III
buku ini.
8. Alat Untuk Melatih Diri Dalam Membangun Kerjasama Tim
Guna melatih kerjasama anggota tim, dapat dipergunakan alat latihan dalam
bentuk latihan soal yang terdapat pada Bagian III buku ini.

16
REFERENSI
Chang, Richard Y.. Sukses Melalui Kerja Sama Tim. Trans. Ramelan. Jakarta: Penerbit
PPM, 1993.
Lembaga Manajemen PPM. Leadership Skills & Team Building. Bahan-bahan bacaan
yang diberikan pada pelatihan Leadership Skills & Team Building Fakultas
Teknik Univesitas Pancasila, Jakarta, 2003.
Robbins, Stephen P. Perilaku Organisasi: Konsep, Kontrovresi, Aplikasi. Jakarta:
Prenhallindo, 2001.
Robbins, Stephen P. Teori Organisasi: Struktur, Desain & Aplikasi. 5th ed. trans.Yusuf
Udaya. Bandung: Arcan, 1994.
Yukl, Gary. Kepemimpinan Dalam Organisasi. 3th ed. trans. Yusuf Udaya. Jakarta:
Prenhallindo, 2001.
_______________________________________________________

17

Pedoman
Leadership Skills & Team Building

BAGIAN II
MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN LEADERSHIP DAN TEAMWORK
DI PROGRAM STUDI ARSITEKTUR FTUP

KODE KEGIATAN
DISUSUN OLEH
DITERBITKAN OLEH

Tim Perbaikan Mekanisme Pengelolaan Program


Studi Jurusan Arsitektur FTUP
Jurusan Arsitektur FTUP

Jurusan Arsitektur
Fakultas Teknik Universitas Pancasila
2004

Diterbitkan atas kerjasama jurusan Arsitektur FTUP dengan Depdiknas


melalui program Semi-Que V 2003-2004

18

MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN LEADERSHIP


DAN TEAMWORK DI PROGRAM STUDI ARSITEKTUR FTUP
Dalam upaya mengembangkan kemampuan Leadership dan kemapuan membangun
teamwork yang baik di Program Studi Arsitektur FTUP, telah dilakukan pelatihan
Leadership Skills & Team Building, dan hasil yang dapat diidentifikkasikan dari
pelatihan ini adalah:
o Pelatihan telah diikuti oleh tenaga-tenaga tetap dari jurusan arsitektur. Dari
pelatihan ini telah diperoleh masukan-masukan berupa :
-

Bagaimana cara mengelola tim yang baik


Bagaimana cara mengambil keputusan
Bagaimana cara membangun kerjasama yang baik

o Dari beberapa faktor dalam organisasi, apabila dilihat dari aspek 7S Mc. Kinsey
(strategy, structure, system, staff, skills, style, shared value; Lihat Bagian I A
buku ini mengenai Aspek-aspek Dalam Organisasi yang Efektif), pada diskusi
dalam pelatihan didapat bahwa yang menjadi masalah utama adalah mengenai
sistem, maka program studi mulai memperbaiki sistem.
o Kemudian guna mengembangkan potensi diri dalam rangka mengembangkan dan
memajukan Program Studi Arsitektur, beberapa alat / questionnaire dapat
dipergunakan. Alat / questionnaire tersebut tersedia dalam Bagian III buku ini.
o Bentuk tim yang paling langsung berhubungan dengan mahasiswa adalah Tim
yang terdiri dari Dosen dan beberapa Asisten Mata Kuliah.

19

Pedoman
Leadership Skills & Team Building

BAGIAN III
ALAT-ALAT / QUESTIONNAIRE
UNTUK EVALUASI SECARA MANDIRI DALAM
MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN LEADERSHIP DAN
MEMBANGUN TEAMWORK:
1
2
3

Questionnaire Untuk Mengetahui Gaya Kepemimpinan


Questionnaire Untuk Mengetahui Keragaman Anggota Kelompok
Alat Untuk Melatih Diri Dalam Membangun Kerjasama Tim

KODE KEGIATAN
DISUSUN OLEH

Jurusan Arsitektur FTUP

DITERBITKAN OLEH

Jurusan Arsitektur FTUP

Jurusan Arsitektur
Fakultas Teknik Universitas Pancasila
2004

Diterbitkan atas kerjasama jurusan Arsitektur FTUP dengan Depdiknas


melalui program Semi-Que V 2003-2004

20

Questionnaire Untuk
Mengetahui Gaya Kepemimpinan

21

sisipkan materi pelatihan disini

22

2. Questionnaire Untuk
Mengetahui Keragaman Anggota Kelompok

23

sisipkan materi pelatihan disini

24

3. Alat Untuk Melatih Diri Dalam Membangun Kerjasama Tim

25

sisipkan materi pelatihan disini

Anda mungkin juga menyukai