Anda di halaman 1dari 3

Pengkajian Klien Hipertensi dan Patofisiologi Hipertensi

Oleh Hamdana Eka Putri, 0906493363


Keperawatan Gerontik
Kasus:
Seorang laki-laki berusia 65 tahun (Bapak A) tinggal bersama istrinya ibu H (63 tahun) dan
anak bungsunya T (24 tahun). Belakang ini bpk A mengeluh sering sakit kepala dan berat pada
tengkuknya. Setelah ditensi tekanan darah Bpk A 200/100 mmHg. Sebelumnya bapak A pernah
berobat ke Puskesmas 4 bulan yang lalu dengan keluhan yang sama, namun dia tidak tahu kalau
obat darah tingginya harus diminum rutin. Setiap hari bapak A minum kopi susu dan merokok 12 batang sehari.
1. Pengkajian
Data klien:
-

Nama : Tn A
Umur : 65 tahun

Data Objektif:

Tekanan darah

: 200/100 mmHg

Data Subjektif:

Sebelumnya bapak A pernah berobat ke Puskesmas 4 bulan yang lalu dengan keluhan

yang sama, namun tidak tahukalau obat darah tingginya harus diminum rutin
Bapak A sering mengeluh sering sakit kepala dan berat pada tengkuknya.
Setiap hari bapak A harus minum kopi susu dan merokok 1- 2 batang sehari.

Pemeriksaan Fisik:
1. Tanda-tanda vital
Tekanan darah sistole lebih dari 140 mmHg dan diastole lebih dari 90 mmHg. Ada
pembagian tahap hipertensi berdasarkan tekanan darahnya.
Tahap
Tahap 1
Tahap 2
Tahap 3
Tahap 4

Sistole
Diastole
140-159
90-99
160-179
100-109
180-209
110-119
210
120
Berdasarkan data yang ada di kasus, bapak A mengalami hipertensi tahap 3.

2. Denyut nadi orang yang mengalami hipertensi biasanya lebih kuat dan cepat.
3. Laju pernapasan

Pada orang yang mengalami hipertensi biasanya juga menyebabkan laju


pernapasan meningkat.
Manifestasi Klinis Lain:

Sakit kepala, kadang-kadang disertai mual dan muntah akibat peningkatan

tekanan intrakranial
Berat ditengkuk
Penglihatan kabur akibat kerusakan hipertensif pada retina
Cara berjalan yang tidak mantap karena kerusakan susunan saraf
Nokturia yang disebabkan peningkatan aliran darah ginjal dan filtrasi glomelurus
Edema dependen dan pembengkakan akibat peningkatan tekanan kapiler

Komplikasi :

Stroke dapat terjadi akibat hemoragi tekanan tinggi di otak, atau akibat embolus
yang terlepas dari pembuluh selain otak yang terpajan tekanan tinggi. Stroke

dapat terjadi pada hipertensi kronis.


Infark miokard dapat terjadi apabila arteri koroner yang aterosklerotik tidak apat
menyuplai cukup oksigen. Pada hipertensi kronis dan hipertrofi ventrikel,
kebutuhan oksigen miokardium mungkin tidak dapat terpenuhi sehingga terjadi

iskemi jantung
Gagal ginjal dapat terjadi karena kerusakan progresif akibat tekanan tinggi pada
kapiler glomerulus ginjal. Dengan rusaknya membrane glomerulus, protein akan
keluar melalui urin sehingga tekanan onkotik koloid plasma berkurang dan
menyebabkan edema yang sering dijumpai pada hipertensi kronis

Berdasarkan penyebabnya hipertensipun dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis, yaitu:


1. Hipertensi Primer
Hipertensi primer adalah hipertensi atau peningkatan tekanan darah yang tidak
disebabkan oleh penyakit lainnya. Bisanya keadaan ini disebabkan oleh merokok, alcohol,
stress, konsumsi obat, aktivitas fisik, dan aktivitas hormonal.
2. Hipertensi Sekunder
Hipertensi sekunder adalah peningkatan tekanan darah yang disebabkan adanya
penyakit lain. Penyakit yang biasanya dapat menimbulkan hipertensi adalah gagal ginjal,
gangguan parenkim ginjal, peningkatan volume intravaskuler.

DAFTAR PUSTAKA
Corwin, E.J. 2009. Buku Saku Patofisiologi. (terjemahan oleh Nike Budhi Subekti). Jakarta:
EGC.
Lueckenotte, A.G. 1996. Gerontologic Nursing. St. Louis: Mosby.
Smeltzer., S.C., and Bare, B.G. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah: Brunner &
Suddarth. (terjemahan oleh Agung Waluyo). Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai