pada
empat
azas
1.3.2
BAB lll
TINJAUAN PUSTAKA
3.1. Imunisasi
Imunisasi adalah : suatu usaha untuk memberikan kekebalan secara aktif pada bayi atau
anak terhadap penyakit tertentu, dengan memasukkan vaksin (bibit penyakit yang telah
dimatikan/dilemahkan)
Vaksin adalah suatu obat yang diberikan untuk membantu mencegah suatu penyakit.
Vaksin membantu tubuh untuk menghasilkan antibodi. Antibodi ini berfungsi melindungi
terhadap penyakit. Vaksin tidak hanya menjaga agar anak tetap sehat, tetapi juga membantu
membasmi penyakit yang serius yang timbul pada masa kanak-kanak.
Vaksin secara umum cukup aman. Keuntungan perlindungan yang diberikan vaksin jauh
lebih besar daripada efek samping yang mungkin timbul.
Dengan adanya vaksin maka banyak penyakit masa kanak-kanak yang serius, yang sekarang ini
sudah jarang ditemukan.
A. Jenis-jenis imunisasi wajib
1. Imunisasi BCG
Vaksinasi BCG memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit tuberkulosis (TBC). BCG
diberikan 1 kali sebelum anak berumur 2 bulan. Vaksin disuntikkan secara intrakutan pada
lengan atas, untuk bayi berumur kurang dari 1 tahun diberikan sebanyak 0,05 mL dan untuk anak
berumur lebih dari 1 tahun diberikan sebanyak 0,1 mL.
Vaksin ini mengandung bakteri Bacillus Calmette-Guerrin hidup yang dilemahkan,
sebanyak 50.000-1.000.000 partikel/dosis. Kontraindikasi untuk vaksinasi BCG adalah penderita
gangguan sistem kekebalan (misalnya penderita leukemia, penderita yang menjalani pengobatan
steroid jangka panjang, penderita infeksi HIV).
2. Imunisasi DPT
Imunisasi DPT adalah suatu vaksin 3-in-1 yang melindungi terhadap difteri, pertusis dan
tetanus. Difteri adalah suatu infeksi bakteri yang menyerang tenggorokan dan dapat
menyebabkan komplikasi yang serius atau fatal.
Pertusis (batuk rejan) adalah inteksi bakteri pada saluran udara yang ditandai dengan batuk hebat
yang menetap serta bunyi pernafasan yang melengking. Pertusis berlangsung selama beberapa
minggu dan dapat menyebabkan serangan batuk hebat sehingga anak tidak dapat bernafas, makan
atau minum. Pertusis juga dapat menimbulkan komplikasi serius, seperti pneumonia, kejang dan
kerusakan otak. Tetanus adalah infeksi bakteri yang bisa menyebabkan kekakuan pada rahang
serta kejang
Vaksin DPT adalah vaksin 3-in-1 yang bisa diberikan kepada anak yang berumur kurang
dari 7 tahun. Biasanya vaksin DPT terdapat dalam bentuk suntikan, yang disuntikkan pada otot
lengan atau paha.
3. Imunisasi DT
Imunisasi DT memberikan kekebalan aktif terhadap toksin yang dihasilkan oleh kuman
penyebab difteri dan tetanus. Vaksin DT dibuat untuk keperluan khusus, misalnya pada anak yang
tidak boleh atau tidak perlu menerima imunisasi pertusis, tetapi masih perlu menerima imunisasi
difteri dan tetanus.
4. Imunisasi TT
Imunisasi tetanus (TT, tetanus toksoid) memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit
tetanus. ATS (Anti Tetanus Serum) juga dapat digunakan untuk pencegahan (imunisasi pasif)
maupun pengobatan penyakit tetanus.
Kepada ibu hamil, imunisasi TT diberikan sebanyak 2 kali, yaitu pada saat kehamilan berumur 7
bulan dan 8 bulan
5. Imunisasi Polio
Imunisasi polio memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit poliomielitis.
Polio bisa menyebabkan nyeri otot dan kelumpuhan pada salah satu maupun kedua
lengan/tungkai. Polio juga bisa menyebabkan kelumpuhan pada otot-otot pernafasan dan otot
untuk menelan. Polio bisa menyebabkan kematian.
Terdapat 2 macam vaksin polio:
-
IPV (Inactivated Polio Vaccine, Vaksin Salk), mengandung virus polio yang telah
dimatikan dan diberikan melalui suntikan
OPV (Oral Polio Vaccine, Vaksin Sabin), mengandung vaksin hidup yang telah
dilemahkan dan diberikan dalam bentuk pil atau cairan.
Bentuk trivalen (TOPV) efektif melawan semua bentuk polio, bentuk monovalen (MOPV)
efektif melawan 1 jenis polio.
6. Imunisasi Campak
Imunisasi campak memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit campak (tampek).
Imunisasi campak diberikan sebanyak 1 dosis pada saat anak berumur 9 bulan atau lebih. Pada
kejadian luar biasa dapat diberikan pada umur 6 bulan dan diulangi 6 bulan kemudian. Vaksin
disuntikkan secara subkutan dalam sebanyak 0,5 mL. Kontra indikasi pemberian vaksin campak:
-
wanita hamil.
Efek samping yang mungkin terjadi berupa demam, ruam kulit, diare, konjungtivitis dan
gejala kataral serta ensefalitis (jarang).
7. Imunisasi MMR
Imunisasi MMR memberi perlindungan terhadap campak, gondongan dan campak
Jerman dan disuntikkan sebanyak 2 kali. Campak menyebabkan demam, ruam kulit, batuk,
hidung meler dan mata berair. Campak juga menyebabkan infeksi telinga dan pneumonia.
Campak juga bisa menyebabkan masalah yang lebih serius, seperti pembengkakan otak dan
bahkan kematian.
Gondongan menyebabkan demam, sakit kepala dan pembengkakan pada salah satu maupun
kedua kelenjar liur utama yang disertai nyeri. Gondongan bisa menyebabkan meningitis (infeksi
pada selaput otak dan korda spinalis) dan pembengkakan otak. Kadang gondongan juga
menyebabkan pembengkakan pada buah zakar sehingga terjadi kemandulan.
Campak Jerman (rubella) menyebabkan demam ringan, ruam kulit dan pembengkakan
kelenjar getah bening leher. Rubella juga bisa menyebakban pembengkakan otak atau gangguan
perdarahan.
Jika seorang wanita hamil menderita rubella, bisa terjadi keguguran atau kelainan bawaan
pada bayi yang dilahirkannya (buta atau tuli).
Terdapat dugaan bahwa vaksin MMR bisa menyebabkan autisme, tetapi penelitian
8. Imunisasi Hib
Imunisasi Hib membantu mencegah infeksi oleh Haemophilus influenza tipe b.
Organisme ini bisa menyebabkan meningitis, pneumonia dan infeksi tenggorokan berat yang bisa
menyebabkan anak tersedak.
Vaksin Hib diberikan sebanyak 3 kali suntikan, biasanya pada saat anak berumur 2, 4 dan 6
bulan.
9. Imunisasi Varisella
Imunisasi varisella memberikan perlindungan terhadap cacar air.
Cacar air ditandai dengan ruam kulit yang membentuk lepuhan, kemudian secara perlahan
mengering dan membentuk keropeng yang akan mengelupas.
Setiap anak yang berumur 12-18 bulan dan belum pernah menderita cacar air dianjurkan untuk
menjalani imunisasi varisella.
Anak-anak yang mendapatkan suntikan varisella sebelum berumur 13 tahun hanya
memerlukan 1 dosis vaksin. Kepada anak-anak yang berumur 13 tahun atau lebih, yang belum
pernah mendapatkan vaksinasi varisella dan belum pernah menderita cacar air, sebaiknya
diberikan 2 dosis vaksin dengan selang waktu 4-8 minggu. Cacar air disebabkan oleh virus
varicella-zoster dan sangat menular.
Biasanya infeksi bersifat ringan dan tidak berakibat fatal; tetapi pada sejumlah kasus
terjadi penyakit yang sangat serius sehingga penderitanya harus dirawat di rumah sakit dan
beberapa diantaranya meninggal.
Cacar air pada orang dewasa cenderung menimbulkan komplikasi yang lebih serius.
10. Imunisasi HBV
Imunisasi HBV memberikan kekebalan terhadap hepatitis B.
Hepatitis B adalah suatu infeksi hati yang bisa menyebabkan kanker hati dan kematian.
Dosis pertama diberikan segera setelah bayi lahir atau jika ibunya memiliki HBsAg negatif, bisa
2. . Imunisasi DPT
Terdiri dari
3. Imunisasi Hepatitis B
Bayi lahir dari ibu HBsAg (+) diberikan immunoglobulin hepatitis B 12 jam setelah lahir
+ imunisasi Hepatitis B
Vaksin dari virus polio (tipe 1,2 dan 3) yang dilemahkan, dibuat dlm biakan sel-vero :
asam amino, antibiotik, calf serum dalam magnesium klorida dan fenol merah
Vaksin berbentuk cairan dengan kemasan 1 cc atau 2 cc dalam flacon, pipet.
Pemberian secara oral sebanyak 2 tetes (0,1 ml)
Vaksin polio diberikan 4 kali, interval 4 minggu
Imunisasi ulangan, 1 tahun berikutnya, SD kelas I, VI
Anak diare akibat gangguan penyerapan vaksin.
Ada 2 jenis vaksin
IPV salk
OPV sabin IgA lokal
Penyimpanan pada suhu 2-8C
Virus vaksin bertendensi mutasi di kultur jaringan maupun tubuh penerima vaksin
Beberap virus diekskresi mengalami mutasi balik menjadi virus polio ganas yang
neurovirulen
5. Imunisasi Campak
Vaksin dari virus hidup (CAM 70- chick chorioallantonik membrane) yang dilemahkan +
kanamisin sulfat dan eritromisin Berbentuk beku kering, dilarutkan dalam 5 cc pelarut
aquades.
Diberikan pada bayi umur 9 bulan oleh karena masih ada antibodi yang diperoleh dari
ibu.
Dosis 0,5 ml diberikan sub kutan di lengan kiri.
Disimpan pada suhu 2-8C, bisa sampai 20 derajat celsius
Vaksin yang telah dilarutkan hanya tahan 8 jam pada suhu 2-8C
Jika ada wabah, imunisasi bisa diberikan pada usia 6 bulan, diulang 6 bulan kemudian
6. Imunisasi HIB
7. Imunisasi MMR
8. Imunisasi Typhus
9. Imunisasi Varicella
Vaksin varicella (vaRiLrix) berisi virus hidup strain OKA yang dilemahkan. Bisa
diberikan pada umur 1 tahun, ulangan umur 12 tahun.
Vaksin diberikan secara sub kutan Penyimpanan pada suhu 2-8C.
Imunisasi diberikan pada daerah kurang terpajan, pada anak umur > 2 tahun. Imunisasi
dasar 3x pada bulan ke 0, 1, dan 6 bulan kemudian. Dosis vaksin (Harvix-inactivated
virus strain HM 175) 0,5 ml secara IM di daerah deltoid. Reaksi yag terjadi minimal
kadang demam, lesu, lelah, mual- muntah dan hialng nafsu makan.
C. Jadwal Imunisasi
Jadwal imunisasi pada bayi dan anak
JENIS
WAKTU PEMBERIAN
BCG
3 14 BULAN
DPT
I.
II.
III.
IV.
V.
I.
II.
III.
Polio
Campak
IV.
1 - 2 Tahun
V.
5 Tahun Masuk SD
9 Bulan atau lebih (cukup sekali).
VAKSIN
0 Bln
HB 1
BCG
Polio 1
2 Bln
HB 2
DPT 1
Polio 2
3 Bln
DPT 2
Polio 3
4 Bln
DPT 3
Polio 4
9 Bln
HB 3
Campak
umur
Vaksin
Saat lahir
Hepatitis B-1
keterarang
Hepatitis B-1 HB-1 harus diberikan dalam waktu 12 jam setelah
lahir, dilanjutkan pada umur 1 dan 6 bulan. Apabila status
HbsAg-B
ibu positif, dalam waktu 12 jam setelah lahir diberikan HBlg 0,5
ml bersamaan dengan vaksin HB-1. Apabila semula status
HbsAg ibu tidak diketahui dan ternyata dalam perjalanan
selanjutnya
diketahui bahwa ibu HbsAg positif maka masih dapat
diberikan HBlg 0,5 ml sebelum bayi berumur 7 hari.
Polio-0
1 Bulan
Hepatitis B-2
0-2 Bulan
BCG
2 Bulan
DTP-1
Hib-1
4 Bulan
DTP-2
HIB-2
6 Bulan
DTP-3
Hib-3
Hepatitis B-3
9 Bulan
Campak-1
15-18
MMR
Bulan
Hib-4 diberikan pada 15 bulan (PRP-T atau PRP-OMP).
Hib-4
DTP-4 (DTwp atau DTap) diberikan 1 tahun setelah DTP-3.
18 Bulan
DTP-4
Polio-4 diberikan bersamaan dengan DTP-4.
Polio-4
2 Tahun
Hepatitis A
2-3 Tahun
Tifoid
5 Tahun
DTP-5
6 Tahun
MMR
10 Tahun
dT/TT
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1
Identifikasi Masalah
Beberapa potensi masalah yang berhasil diidentifikasi di Puskesmas Penyandingan
adalah :
1. Pengetahuan masyarakat tentang Imunisasi masih rendah
2. Rendahnya cakupan kunjungan bayi / balita di posyandu
3. Bayi / balita mendapat imunisasi di fasilitas kesehatan lain
4.2.
Prioritas Masalah
1. Pengetahuan masyarakat tentang Imunisasi masih rendah
2. Rendahnya cakupan kunjungan bayi / balita di posyandu
6) Persepsi masyarakat untuk lebih baik imunisasi langsung ke Rumah Sakit daripada ke
Posyandu atau Puskesmas
7) Kurangnya alokasi dana pemerintah untuk pelaksanaan kegiatan imunisasi
BAB IV
RENCANA USULAN KEGIATAN UPAYA KESEHATAN WAJIB
UPTD PUSKESMAS PENYANDINGAN
TAHUN 2016
UPAYA
NO KESEHATAN
1.
Cakupan
UCI (95%)
TUJUAN
SASARAN
TARGET
DANA
ALAT
TENAGA
SUMBER
INDIKATOR
PEMBIAYAAN
KEBERHASILAN
Ada Peningkatan Dana BOK
Pengetahuan
Masyarakat
Tentang Penyakit
Imunisasi
Promosi aktif
dengan
Penyuluhan di
Posyandu dan
melibatkan
kader
Sweeping
Imunisasi
Adanya
Dana BOK
peningkatan angka
cakupan Imunisasi
Melakukan
Imunisasi di
Posyandu
Adanya
Dana BOK
peningkatan angka
cakupan Imunisasi
BAB V
PENUTUP
Pembuatan PLANNING Of Action ( POA ) dilakukan dengan dasar pencapaian program
2015 .Upaya kegiatan promosi kesehatan yang sudah dilakukan di
UPTD Puskesmas
Penyandingan dengan bersumber daya masyarakat. Program Promosi Kesehatan ini merupakan
pedoman pelaksanaan dari berbagai program di dalam kegiatan pelayanan kesehatan dasar bagi
masyarakat, terutama di wilayah Puskesmas Pembantu (Pustu), Poskesdes dalam berbagai Upaya
Kesehatan Bersumber daya Masyarakat ( UKBM ) dan dalam melakukan pembinaan program
Kesehatan Panca indra Oleh karena itu dalam pembentukan maupun pengembangan UKBM yang
dilaksanakan oleh masyarakat sebagai bentuk partisipasinya , hendaknya selalu mendapat
bimbingan / pembinaan dari petugas kesehatan baik dari petugas kesehatan desa / kelurahan
setempat maupun dari Puskesmas serta dari Dinas Kesehatan.
Rencana Kegiatan Operasional ini bersifat dinamis, artinya dapat disempurnakan kembali
bila ada masukan untuk penyempurnaan. Demikian yang dapat disampaikan dalam penyusunan
POA tahun 2016 dengan satu harapan bahwa dalam pelaksanaan kegiatan / pelayanan kesehatan
dapat berhasil guna dan berdaya guna.
5.1
Kesimpulan
Pencapaian UPTD Puskesmas Penyandingan untuk program imunisasi mencapai 70 %.
Hal-hal
yang
dapat
rendahnya pengetahuan dan kemauan masyarakat agar segera mendatangi petugas kesehatan
untuk memeriksakan diri sesegera mungkin untuk divaksinasi
Kurangnya penyuluhan di dalam dan di luar puskesmas mengenai Imunisasi berpengaruh
terhadap hasil cakupan. Di
puskesmas
media informasi seperti papan informasi, poster, pamflet, dan leaflet tentang Imunisasi.
5.2
Saran
Promosi kesehatan :
1. Melakukan pembinaan Kader
2. Melakukan penempelan poster dan penyebaran pamflet mengenai imunisasi di
tempat-tempat umum, seperti pada papan pengumuman mesjid, sekolah-sekolah,
balai pemuda dan pasar, bekerjasama dengan organisasi mahasiswa
Penanggungjawab P2TB :
1. Melakukan
Melakukan sosialisasi tentang manfaat imunisasi pada setiap desa di kecamatan sosoh
buay rayap.