Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ilmu lahir karena manusia dibekali Tuhan suatu sifat ingin tahu. Ilmu atau
sains adalah pengetahuan tentang fakta-fakta, baik natural atau sosial, yang berlaku
umum dan sistimatis. Kebenaran yang diungkapkan secara mendalam dengan tidak
terlalu menghiraukan kegunaannya, menghasilkan pengetahuan yang disebut ilmu.
Pengetahuan di dalam ilmu berusaha mengungkapkan keseluruhan aspek di dalam
obyeknya, sehingga tidak hanya memperhatikan kegunaannya saja. Sutrisno Hadi
mengemukakan bahwa: ilmu pengetahuan sebenarnya tidak lain adalah kumpulan dari
pengalaman-pengalaman dan pengetahuan-pengetahuan dari sejumlah orang yang
dipadukan secara harmonik dalam suatu bangunan yang teratur.
Ilmu selalu mulai dari sesuatu yang kongkrit atau sesuatu yang dapat diamati
dan bersifat individual atau khusus. Dengan bantuan kemampuan berfikir yang dapat
melampaui batas waktu dan ruang, ilmu dapat sampai pada sesuatu yang abstrak dan
bersifat umum. Untuk membuktikan objektivitas ilmu yang diungkapkan, Anda harus
bekerja dengan cara-cara ilmiah.
Keingintahuan seseorang terhadap permasalahan di sekelilingnya dapat
menjurus pada keingintahuan secara ilmiah, yang dilakukan melalui penelitian ilmiah,
Ilmu dan penelitian mempunyai kaitan yang sangat erat, karena hubungan antara ilmu
dan penelitian adalah sebagai hasil dan proses. Penelitian adalah proses, sedangkan
hasilnya adalah ilmu. Dalam membuat metode ilmiah tidak bisa lepas dari ilmu yang
mendasarinya, sehingga perlu dilakukan secara ilmiah sesuai dengan aturan yang
berlaku.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah:
1. Apakah yang dimaksud dengan ilmu?
2. Apa sajakah karakteristik ilmu?
3. Apa sajakah yang termasuk dalam komponen-komponen ilmu?
4. Apakah yang dimaksud dengan metode ilmiah dan Penelitian?
5. Apakah tujuan dalam mempelajari metode ilmiah?
6. Apakah langkah-langkah dalam metode ilmiah?
7. Apa saja yang termasuk jenis-jenis penelitian?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan dalam makalah ini adalah:
1. Menjelaskan definisi ilmu.
2. Menjelaskan karakteristik ilmu.
3. Menjelaskan komponen-komponen ilmu.
4. Menjelaskan definisi metode ilmiah dan penelitian
5. Menjelaskan tujuan dalam mempelajari metode ilmiah.
1

6. Menjelaskan langkah-langkah dalam metode ilmiah.


7. Menjelaskan mengenai jenis-jenis penelitian.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Ilmu
Menurut bahasa, arti kata ilmu berasal dari bahasa Arab (ilm), bahasa Latin
(science) yang berarti tahu atau mengetahui atau memahami. Sedangkan menurut istilah,
ilmu adalah pengetahuan yang sistematis atau ilmiah. Perbedaan ilmu dan pengetahuan
secara umum yaitu, ilmu merupakan kumpulan proses kegiatan terhadap suatu kondisi
dengan menggunakan berbagai cara, alat, prosedur dan metode ilmiah lainnya guna
menghasilkan pengetahuan ilmiah yang analisis, objektif, empiris, sistematis dan
verifikatif. Sedangkan pengetahuan (knowledge) merupakan kumpulan fakta yang
meliputi bahan dasar dari suatu ilmu, sehingga pengetahuan belum bisa disebut sebagai
ilmu, tetapi ilmu pasti merupakan pengetahuan.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Ilmu diartikan sebagai pengetahuan
tentang suatu bidang yang disusun secara sistematis menurut metode ilmiah tertentu yang
dapat digunakan untuk menerangkan kondisi tertentu dalam bidang pengetahuan.
Sedangkan dalam Wikipedia Indonesia, Ilmu/ilmu pengetahuan adalah seluruh usaha
sadar untuk menemukan, menyelidiki dan meningkatkan pemahaman manusia dari
berbagai bentuk kenyataan dalam alam manusia.
B. Karakteristik Ilmu
Berdasarkan kehidupan manusia, kita dapat merasakan berbagai kemajuan yang
diakibatkan oleh perkembangan ilmu. Contoh: Anda masih ingat orang bisa mendarat ke
bulan, sebelumnya hal tersebut dianggap mustahil, tetapi dengan adanya kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi ternyata orang sampai juga ke bulan.
Secara umum karakteristik ilmu adalah:
1. Bersifat akumulatif dan merupakan milik bersama.
Ilmu dapat dipergunakan untuk penelitian dan penemuan hal-hal baru, dan tidak

menjadi monopoli bagi yang menemukannya saja. Setiap orang dapat menggunakan
atau memanfaatkan hasil penemuan orang lain.
2. Kebenarannya tidak mutlak
Kebenaran suatu ilmu tidak selamanya mutlak, hal ini terjadi karena yang
menyelidiki/menemukannya adalah manusia. Kekeliruan/kesalahan yang mungkin
terjadi bukan karena metode, melainkan terletak pada manusia yang kurang tepat
dalam penggunaan metode tersebut.
3. Bersifat objektif

Prosedur kerja atau cara penggunaan metode dalam menemukan/meneliti sesuatu


harus didasarkan pada metode yang bersifat ilmiah, tidak tergantung pada
pemahaman secara pribadi.
Harsoyo (1977), mengemukakan ciri-ciri ilmu itu ada empat, yaitu: bersifat
rasional, empiris, umum dan akumulatif. Dari ke empat ciri tersebut, Anda diajak untuk
memaknai masing-masing ciri dan mengaplikasikannya dalam contoh-contoh kongkrit.
1. Bersifat Rasional
Hasil dari proses berfikir merupakan akibat dari penggunaan akal (rasio) yang bersifat
objektif.
2. Bersifat Empiris
Ilmu diperoleh dari dan sekitar pengalaman oleh pancaindera, ilmu sifatnya tidak
abstrak. Berdasarkan pengalaman hidup dan penelitian dapat menghasilkan ilmu.
3. Bersifat Umum
Hasil dari ilmu dapat dipergunakan oleh semua manusia tanpa kecuali. Ilmu tidak
hanya dapat dipergunakan untuk wilayah tertentu, tetapi ilmu dapat dimanfaatkan
secara makro tanpa dibatasi oleh ruang.
4. Bersifat Akumulatif
Hasil ilmu dapat dipergunakan untuk dijadikan objek penelitian berikutnya. Ilmu
sifatnya tidak statis, setelah diperoleh ilmu tentang sesuatu, maka akan muncul ilmuilmu baru lainnya.
Berdasarkan perbedaan objek formal, ilmu dapat dibedakan menjadi kelompok
yaitu:
1. Ilmu yang objeknya benda alam dengan hukum-hukumnya yang relatif bersifat pasti
dan berlaku umum, disebut ilmu alam. Objeknya adalah fakta-fakta alam yang tidak
dipengaruhi manusia. Pengelompokkan yang pertama ini, karena hasilnya dirumuskan
sebagai kepastian, disebut juga ilmu pasti atau ilmu eksakta.
2. Ilmu yang objeknya dipengaruhi oleh manusia termasuk juga manusia itu sendiri,
sehingga hukum-hukumnya tidak sama dengan hukum-hukum alam karena bersifat
relatif kurang pasti, maka disebut ilmu sosial. Bukti kebenaran ilmu ini tidak dapat
diulang-ulang, karena dalam setiap pengulangan selalu terdapat perubahan.
C. Komponen-komponen Ilmu
Pada hakekatnya ilmu memiliki beberapa komponen sebagai berikut:
1. Teori, yaitu generalisasi yang telah teruji kebenarannya secara ilmiah.
2. Fakta, keadaan sebenarnya (empirik) yang diwujudkan dalam jalinan dua konsep
atau lebih.
3. Fenomena, yaitu gejala dan kejadian yang ditangkap dengan panca indera
(penglihatan, pendengaran, penciuman ,perasaan, perabaan), kemudian dijadikan
konsep (istilah atau simbol) yang mengandung pengertian singkat dari fenomena.

4. Konsep, yaitu istilah atau simbul yang mengandung pengertian singkat dari
fenomena.
Bila fakta yang satu mempengaruhi yang lain disebut faktor. Hubungan antar
faktor disebut proporsi. Proporsi inilah lazim disebut embrio teori. Bila sifat hubungan
yang dimiliki proporsi telah diketahui, maka proporsi tersebut menjadi konsep lanjut
(yang lebih tinggi dari konsep awal), yaitu menjadi teori hubungan. Bila teori itu sempat
diuji berulang kali dan tetap bertahan, maka meningkat menjadi hukum atau dalil-dalil.
D. Definisi Metode Ilmiah
Metode ilmiah atau proses ilmiah (bahasa Inggris: scientific method) merupakan
proses keilmuan untuk memperoleh pengetahuan secara sistematis berdasarkan bukti
fisis. Ilmuwan melakukan pengamatan serta membentuk hipotesis dalam usahanya untuk
menjelaskan fenomena alam. Prediksi yang dibuat berdasarkan hipotesis tersebut diuji
dengan melakukan eksperimen. Jika suatu hipotesis lolos uji berkali-kali, hipotesis
tersebut dapat menjadi suatu teori ilmiah.
Adapun definisi metode ilmiah menurur para ahli, yaitu:
1. Menurut Almad (1939), metode ilmiah adalah cara menerapkan prinsip-prinsip logis
terhadap penemuan, pengesahan, dan penjelasan kebenaran.
2. Menurut Ostie (1975), metode ilmiah adalah pengejaran terhadap sesuatu untuk
memperoleh sesuatu interelasi.
Dari beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa metode ilmiah adalah
suatu prosedur (urutan langkah) yang harus dilakukan untuk melakukan suatu proyek
ilmiah (science project) dengan cara menerapkan prinsip-prinsip logis terhadap sesuatu
untuk memperoleh suatu interelasi.
E. Tujuan Mempelajari Metode Ilmiah
Terdapat berbagai tujuan dalam mempelajari metode ilmiah, antara lain:
1. Untuk meningkatkan keterampilan, baik dalam menulis, menyusun, mengambil
kesimpulan maupun dalam menerapkan prinsip-prinsip yang ada.
2. Untuk mengorganisasikan fakta.
3. Merupakan suatu pengejaran terhadap kebenaran yang diatur oleh pertimbanganpertimbangan logis.
4. Untuk mencari ilmu pengetahuan yang dimulai dari penentuan masalah, pengumpulan
data yang relevan, analisis data dan interpretasi temuan, diakhiri dengan penarikan
kesimpulan.
5. Mendapatkan pengetahuan ilmiah (yang rasional, yang teruji) sehingga merupakan
pengetahuan yang dapat diandalkan.
F. Langkah-langkah dalam Metode Ilmiah
Terdapat beberapa langkah di dalam metode ilmiah, antara lain:
5

1. Perumusan Masalah
Peumusan masalah adalah penjelasan mengenai apa yang akan kita teliti?
Mengapa masalah itu di teliti? Bagaimana masalah itu diteliti? Singkatnya: Apa?
Mengapa? Bagaimana?
2. Perumusan Hipotesis
Rumusan masalah diperoleh melalui pengamatan, maka langkah selanjutnya
adalah melakukan hipotesis. Hipotesis adalah jawaban sementara atau dugaan
terhadap masalah yang akan diteloti. Walaupun bersifat dugaan, hipotesis harus
rasional.
3. Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian adalah rancangan yang berisi tentang rencana atau halhal yang harus dilakukan sebelum, selama, dan setelah penelitian. Jenis penelitian bisa
berupa:
a. Deskriptif yaitu penelitian yang memberikan gambaran sistematis, fuktual dan
akurat mengenai fakta dan sifat yang oobjektif mengenai masalah yang diangkat
dalam penelitian.
b. Eksperimental yaitu penelitian menggunakan kelompok pembanding disebut juga
kelompok control, kelompok control ini nantinya akan menjadi pembanding
kelompok percobaan.
4. Pelaksanaan Penelitian
Memasuki tahapan pelaksanaan penelitian perlu melakukan persiapan yang
dapat diwujudkan dengan membuat rancangan penelitian. Yang harus dipersiapkan
dalam tahapan ini, diantaranya alat, bahan, tepat, waktu, dan teknik pengunpulan data.
Teknik pengumpulan data diantaranya adalah :
a. Pencatatan
Data bisa diperoleh dengan dua cara: data kualitatif : adalah data yang diperoleh
dari pengamatan data kuantitatif, adalah data yang diperoleh dari pengukuran
sehingga diperoleh angka-angka.
b. Pengolahan data
Data yang sudah tercatat, bisa diolah dalam bentuk tabel, bagan, grafik.
Pengolahan data menjadi tabel, bagan dan grafik dapat memudahkan peneliti dan
orang lain dalam membaca dan memahami penelitian. Menarik kesimpulan
Setelah pengolahan data selesai maka kita dapat mengetahui hipotesis yang
dibuat, apakah sesuai atau tidak.
5. Laporan Penelitian
Setelah langkah dalam metode penelitian sudah selesai, maka hasil penelitian
harus disusun dalam bentuk laporan penelitian dengan baik dan sistematis.
Sistematika laporan penelitian disusun sebagai berikut:
a. Pendahuluan atau latar belakang masalah

b.
c.
d.
e.

Kajian pustaka
Metode penelitian
Hasil dan pembatasan penelitian
Kesimpulan dan saran

G. Jenis-jenis Penelitian
1. Jenis-Jenis Penelitian Berdasarkan Fungsi
a. Penelitian Dasar
Penelitian dasar adalah penelitian yang dilakukan diarahkan sekedar untuk
memahami masalah dalam organisasi secara mendalam (tanpa ingin menerapkan
hasilnya). Penelitian dasar bertujuan untuk mengembangkan teori dan tidak
memperhatikan kegunaan yang langsung bersifat praktis. Jadi penelitian murni/dasar
berkenaan dengan penemuan dan pengembangan ilmu
Penelitian
dasar
yang
sering
disebut basic

research atau pure

researchdilakukan untuk memperluas batas-batas ilmu pengetahuan. Penelitian dasar


ini tidak ditujukan secara langsung untuk mendapatkan pemecahan bagi suatu
permasalahan khusus. Penelitian dasar ini dilakukan untuk memverifikasi teori yang
sudah ada atau mengetahui lebih jauh tentang sebuah konsep. Hal pertama kali yang
harus dilakukan dalam penelitian dasar adalah pengujian konsep, atau hipotesis awal
dan kemudian pembuatan kajian lebih dalam secara kesimpulan tentang fenomena
yang diamati.
b. Penelitian Terapan
Penelitian Terapan adalah penelitian yang diarahkan untuk mendapatkan
informasi yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah.Penelitian terapan
memilih masalah yang ada hubungannya dengan keinginan masyarakat serta untuk
memperbaiki praktik-praktik yang ada. Penelitian terapan harus dengan segera
mengumumkan hasil penelitiannya dalam waktu yang tepat supaya penemuan tersebut
tidak menjadi kadaluarsa. Contoh penelitian terapan di antaranya termasuk survei
konsumen yang dilakukan oleh sebuah toko dan supermarket, penelitian tindakan
tentang alat-alat ternologi pertanian dan alat produksi dalam suatu perusahaan.
Penelitian pendidikan yang berkaitan dengan bagaimana meningkatkan keinginan
belajar siswa, implementasi kurikulum, peningkatan kualitas, dan sebagainya.
c. Penelitian Evaluatif
Penelitian evaluatif adalah suatu penelitian yang bermaksud mengevaluasi
pelaksanaan dan dibedakan lagi ke dalam dua macam: evaluasi sumatif dan dan
evaluai formatif (pencapaian tujuan suatu program). Evaluasi sumatif dilakukan untuk
meneliti pencapaian tujuan suatu program dan lazimnya dilakukan pada akhir kegiatan
dari pelaksanaan suatu program. Evaluasi formatif dilakukan untuk meneliti

pelaksanaan program yang sedang berjalan, guna mencari umpan balik bagi perbaikan
program itu sendiri jika ternyata ada unsur-unsur program yang secara teknis tidak
mungkin dapat dilaksanakan.
2. Jenis-Jenis Penelitian Berdasarkan Tujuan
a. Penelitian Deskriptif
Penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang ditujukan untuk
mendeskripsikan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena alamiah maupun
fenomena buatan manusia. Fenomena itu bisa berupa bentuk, aktivitas, karakteristik,
perubahan, hubungan, kesamaan, dan perbedaan antara fenomena yang satu dengan
fenomena lainnya.
Furchan menjelaskan bahwa penelitian deskriptif adalah penelitian yang
dirancang untuk memperoleh informasi tentang status suatu gejala saat penelitian
dilakukan. Lebih lanjut dijelaskan, dalam penelitian deskriptif tidak ada perlakuan
yang diberikan atau dikendalikan serta tidak ada uji hipotesis sebagaimana yang
terdapat pada penelitian eksperiman.
b. Penelitian Prediktif
Penelitian prediktif adalah suatu penelitian yang digunakan untuk
meramalkan gejala yang mungkin terjadi pada masa yang akan datang, berdasarkan
proteksi dari hasil penelaahan terhadap gejala yang diamati melalui evaluasi atau
penyelidikan saat ini. Penelitian deskriptif dilakukan secara koreksional dan
kecenderungan melalui penelitian koreksional, selain dapat dicari ada korelasi yang
dicari variabelnya dan dapat dihitung regesinya. Penelitian prediktif dilakukan
menurut kecenderungan, dalam perkembangan selama jangka waktu tertentu. Prediksi
tentang jumlah penduduk lima atau sepuluh tahun yang akan datang bisa dihitung
berdasarkan perkembangan penduduk.
c. Penelitian Improftif
Penelitian Improftif adalah penelitian eksperimental sebagai bagian dari
metode penelitian dan pengembangan atau sebagai metode tersendiri untuk
mengetahui pengaruh dari hal lainnya. Penelitian improftif (improvetive reasearch)
ditujukan untuk memperbaiki, meningkatkan atau menyempurnakan suatu keadaan,
kegiatan atau pelaksanaan suatu program.
d. Penelitian Eksplanatif
Penelitian ini dilakukan untuk menemukan penjelasan tentang mengapa suatu
kejadian/gejala terjadi. Hasil akhir dari penelitian ini adalah gambaran mengenai
hubungan sebab akibat.Tujuan penelitian eksplanatif adalah untuk memberikan

penjelasan mengapa sesuatu terjadi atau menjawab pertanyaan mengapa (why),


untuk menguhubungkan pola-pola yang berada namun memiliki keterikatan dan
menghasilkan pula hubungan sebab akibat.
3. Jenis Penelitian Berdasarkan Pendekatan
a. Penelitian Kuantitatif (quantitative research)
Penelitian kuantitatif ini adalah penelitian yang digunakan untuk menjawab
permasalahan melalui teknik pengukuraan yang cermat terhadap varaiabel-variabel
tertentu, sehingga mengasilkan simpulan simpulan yang dapat digeneralisasikan, lepas
dari konteks waktu dan situasi serta jenis data yang dikumpulkan terutama data
kuantitatif.
Penelitian kuantitatif banyak digunakan terutama untuk mengembangkan
teori dalam suatu disiplin ilmu. Penggunaan pengkuran disertai analisis secara statis di
dalam penellitian mengimplikasikan bahwa penelitian ini menggunakan metode
kuantitatif.
b. Penelitian Kuliatatif (Qualitative Research)
Penelitian kualitatif ini adalah penelitian untk menjawab permasalahan yang
memerlukan pemahaman secara mendalam dalam konteks waktu dan situasi yang
bersangkutan, dilakuukan secara wajar dan alami sesuai dengan kondisi objektif
dilapangan tanpa adanya manipulasi, serta jenis data yang dikumpulkan terutama data
kualitatif. Proses penelitian yang dimaksud antara lain melakukan pengamatan
terhadap orang dalam kehidupannya sehari-hari, berinteraksi dengan mereka, dan
berupaya dalam memahami bahasa dan tafsiran mereka tentang dunia sekitarnya.
Untuk itu, peneliti harus terjun dalam lapangan dengan waktu yang cukup lama.
c. Penelitian Perkembangan (Developmental Reseach)
Penelitian perkembangan ini adalah suatu kajian tentang pola dan urutan
pertumbuhan dan / atau perubahan sebagai fungsi waktu. Objek penelitiannya adalah
perubahan atau kemajuan yang dicapai oleh individu, seperti peserta didik, guru,
kepala sekolah, dan unit-unit pendidikan lainnya. Tujuan peelitian ini adalah untuk
mengetahui

perkembangan

individu

dalam

kurun

waktu

tertentu.

Penelitian perkembangan terdiri dari tiga jenis.


1) Studi alur panjang (longitudinal)
Studi ini mempelajari pertumbuhan, perkembangan, dan perubahan individu yang
sama, perkembangan yang berbeda dalam waktu yang cukup lama (jangka
panjang)
2) Studi silang-sekat (cross-selectional)
9

Studi ini mengkaji tentang pertumbuhan, perkembangan, dan perubahan yang


terjadi pada individu pada tingkat atau kelompok usia tertetu dengan waktu yang
cukup singkat (jangka pendek). Peneliti tidak perlu mengamati individu teralu
lama karena dapat diganti dengan subjek baru dari berbagai kelompok/tingkat
usia. Untuk menarik simpulan, peneliti tidak perlu menunggu waktu yang cukup
lama. Misalnya, meneliti tentang kemampuan berbahasa Indonesia pada peserta
didik di kelas satu saja atau di kelas dua saja, dan seterusnya.
3) Studi kecenderungan (ternd)
Studi ini bertujuan untuk menentukan bentuk perubahan di masa lampau agar
dapat memprediksi bentuk perubahan di masa datang. Fungsi studi ini adalah
memprediksi kecenderungan yang akan terjadi pada masa yang akan datang.
4. Jenis Penelitian Berdasarkan Tempat
a. Penelitian Kepustakaan (libarary research), yaitu penelitian yang dilaksanakan di
perpustakaan.
b. Penelitian laboratrium (laboratory research), yaitu penelitian yang dilaksanakan
di laboratorium. Penelitian ini sering digunakan dalam penelitian eksperimen.
c. Penelitian lapangan (field research), yaitu penelitian ang dilaksanakan di suatu
tempat, dan tempat itu diluar perpustakaan dan laboratorium.

10

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ilmu merupakan suatu usaha untuk mengorganisasikan dan mensistematisasikan
pengetahuan atau fakta yang berasal dari pengalaman dan pengamatan dalam kehidupan
sehari-hari, dan dilanjutkan dengan pemikiran secara cermat dan teliti dengan
menggunakan berbagai metode yang biasa dilakukan dalam penelitian ilmiah (observasi,
eksperimen, survei, studi kasus dan lain-lain).
Secara umum, karakteristik ilmu yaitu bersifat akumulatif dan merupakan milik
bersama, kebenarannya tidak mutlak, dan bersifat objektif. Pada hakekatnya ilmu
memiliki beberapa komponen yaitu teori, fakta, fenomena, dan konsep.
Metode ilmiah adalah suatu prosedur (urutan langkah) yang harus dilakukan
untuk melakukan suatu proyek ilmiah (science project) dengan cara menerapkan prinsipprinsip logis terhadap sesuatu untuk memperoleh suatu interelasi. Langkah-langkah
dalam metode ilmiah antara lain: perumusan masalah, perumusan hipotesis, rancangan
penelitian, pelaksanaan penelitian, dan laporan penelitian. Adapun kriteria dalam metode
ilmiah yaitu berdasarkan fakta, bebas dari prasangka, menggunakan prinsip analisa,
hipotesa, ukuran objektif, dan teknik kuantifikasi.
B. Saran
Dengan dibuatnya makalah ini, kami menyarankan kepada pembaca agar dapat
mengetahui tentang karakteristik ilmu dan metode ilmiah.

11

DAFTAR PUSTAKA
Nazir, Moh. 2005. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Suriasumantri, Jujun. 2001. Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer. Jakarta: Sinar Harapan
Suwartono. 2014. Dasar-dasar Metodologi Penelitian. Yogyakarta: ANDI
https://id.wikipedia.org/wiki/Ilmu
https://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/13/hakikat-ilmu/
http://pratiwi-19.blogspot.co.id/2012/04/metode-ilmiah.html
http://rararirureroo.blogspot.co.id/2013/06/metode-ilmiah-definisi-tujuan-langkah.html
http://anandaheristina.blogspot.co.id/2014/11/jenis-jenis-penelitian.html

TUGAS MAKALAH
KARAKTERISTIK ILMU, METODE ILMIAH, PENELITIAN &
JENIS PENELITIAN

12

KELOMPOK 1 A :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

ILHAM
UTARI JUFITHA
MAHDANIA NADJIB
MUH. RIJAL
DITA AGNISYAR
TIRSA MANGIWA
MUH. TAUFIK HIDAYAT

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

13

Anda mungkin juga menyukai