Anda di halaman 1dari 9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN DESKRIPSI PROSES


2.1 Bahan Baku
2.1.1 Natrium Klorida (NaCl)
Natrium klorida, juga dikenal sebagai garam dan garam dapur, merupakan senyawa ionik
dengan rumus NaCl. Natrium klorida pada umumnya merupakan padatan bening dan tak berbau,
serta dapat larut dalam gliserol, etilen glikol, dan asam formiat, namun tidak larut dalam HCl.
Natrium klorida adalah garam paling berpengaruh terhadap salinitas laut dan cairan ekstraselular
pada banyak organisme multiselular. Sebagai bahan utama dalam garam dapur, dan biasanya
digunakan sebagai bumbu dan pengawet makanan. Natrium klorida terkadang digunakan sebagai
bahan pengering yang murah dan aman karena memiliki sifat higroskopis, membuat penggaraman
menjadi salah satu metoda yang efektif untuk pengawetan makanan (Anonima, 2010).
Pembuatan natrium klorida pada umumnya dilakukan dengan evaporasi air laut ataupun air
payau dari berbagai macam sumber air tersebut, seperti sumur dan danau air asin, dan dengan
menambang dari batu-batuan garam yang biasa disebut dengan halite. Selain digunakan dalam
memasak, natrium klorida juga digunakan dalam banyak aplikasi, seperti pada pembuatan pulp dan
kertas, untuk mengatur kadar warna pada tekstil dan kain, dan untuk menghasilkan sabun, deterjen
dan produk lainnya. Natrium klorida merupakan sumber utama dari industri klorin dan natrium
hidroksida, dan digunakan pada hampir setiap industri.
Natrium klorida juga biasa digunakan sebagai penyerap debu yang aman dan murah
dikarenakan sifatnya yang higroskopis, juga pada pembuatan garam sebagai salah satu metode
pengawetan yang efektif dikarenakan sifatnya yang menarik air keluar dari bakteri melalui tekanan
osmotik sehingga mencegah baktei tersebut bereproduksi dan membuat makanan basi
Adapun beberapa sifat fisis Natrium Klorida antara lain (Anonima,2010) :
1.

Rumus molekul

: NaCl

2.

Berat molekul

: 58,45 g/mol

3.

Titik didih

:1413 C pada 1 atm

4.

Titik beku

: 800,4 C pada 1 atm

5.

Bentuk

: kristal kubik padat

6.

Warna

: putih

7.

Densitas

: 2,163 g/ml

2.1.2 Asam Nitrat (HNO3)


Asam Nitrat (HNO3), yang juga dikenal sebagai aqua fortis, hidrogen nitrat, ataupun nitril
hidroksida. Dikarenakan sifat asam dan pengoksidasinya yang sangat kuat, asam nitrat umumnya
digunakan pada proses pembuatan banyak bahan-bahan kimia, seperti obat-obatan, bahan pewarna,
serat sintetik, insektisida dan fungisida, namun umumnya juga banyak digunakan pada pembuatan
ammonium nitrat pada industri pupuk. Setelah Era Perang Dunia Kedua, kebutuhan akan asam
nitrat bergeser ke arah produksi bahan-bahan peledak, seperti nitrotoleune dan nitrogliserin.

Gambar 2.1 Struktur Molekul Asam Nitrat


(Anonimb, 2010)
Seperti halnya asam pada kebanyakan, asam nitrat bereaksi dengan basa, oksida basa, dan
karbonat untuk membentuk garam. Namun, dikarenakan sifatnya sebagai pengoksidasi, asam nitrat
tidak selalu bereaksi seperti asam pada umumnya. Asam nitrat sangat larut dalam air. Adapun sifatsifat fisis asam nitrat antara lain: (Anonimb, 2010)
1. Rumus molekul

: HNO

2. Berat molekul

: 63,02 g/mol

3. Titik didih

: 86 C pada 1 atm

4. Titik beku

: - 42 C pada 1 atm

5. Bentuk

: cair

6. Warna

: putih

7. Densitas

: 1,502 g/ml

2.2 Produk
2.2.1 Natrium Nitrat (NaNO3)
Natrium nitrat adalah senyawa kimia dengan rumus NaNO3. Garam ini, juga dikenal sebagai
mesiu Chili atau Peru (dikarenakan jumlahnya yang banyak di masing-masing Negara dan untuk
membedakannya dari mesiu biasa, nitrat kalium), adalah padatan putih yang sangat larut dalam air
dan beberapa senyawa lainnya seperti larutan lainnya seperti etanol, methanol dan senyawa
ammoniak. Selain itu, natrium nitrat juga bersifat higroskopis dan tidak mudah terbakar (KirkOthmer, 1995). Natrium nitrat digunakan sebagai bahan dalam pembuatan pupuk, kembang api,
sebagai bahan dalam bom asap, sebagai pengawet makanan, dan sebagai propelan roket padat, serta
dalam gelas dan tembikar. Senyawa ini telah dipergunakan secara luas untuk hal-hal tersebut
(Anonimc, 2010).

Gambar 2.2 Struktur Molekul Natrium Nitrat


(Anonimc, 2010)
Adapun sifat-sifat fisis dari Natrium Nitrat antara lain (Anonimc, 2010) :
1.

Rumus molekul

: NaNO

2.

Berat molekul

: 85,01 g/mol

3.

Bentuk

: kristal trigonal padat ( padat)

4.

Titik didih

: 380 C pada 1 atm

5.

Titik beku

: 308 C pada 1 atm

6.

Warna

: putih

7.

Densitas

: 2,257 g/ml

8.

Panas laten

: 5355 kal/mol pada 310 C

0
0

2.2.2 Klorin (Cl2)


Klorin merupakan unsur halogen (golongan VIIA) dengan nomor atom 17. Sama halnya
dengan ion klorida, klorin banyak terdapat di alam dan juga merupakan zat banyak diperlukan oleh
makhluk hidup, terutama manusia. Pada kondisi ruang, klorin berwujud gas dengan bentuk Cl 2.
Klorin merupakan salah satu oksidan kuat dan banyak digunakan sebagai pemutih dan desinfektan,
yang mana merupakan bahan terpenting pada industry kimia. Sebagai desinfektan yng umum
digunakan, klorin umumnya dipergunakan pada kolam renang untuk menjaganya tetap bersih dan
hygiene. Pada bagian terluar atmosfer, molekul yang mengandung klorin seperti klorofuorokarbon
telah menyebabkan kehancuran pada lapisan ozon.
Pada suhu dan tekanan standar, 2 atom klor akan berikatan sehingga membentuk molekul
gas Cl2. Gas ini berwarna kuning kehijauan, dan memiliki bau yang sangat menyengat, sama seperti
bau pemutih. Ikatan antara 2 atom ini pada umumnya lemah, sehingga membuat molekul klorin
sangat reaktif. Sama halnya dengan fluorin, bromine, iodine dan astatine, klorin juga merupakan
salah satu unsur golongan VIIA (halogen), yaitu golongan unsur yang paling reaktif. Klorin
berikatan dengan hampir semua unsur. Hasil interaksi klorin dengan oksigen, nitrogen, xenon dan
kripton telah banyak diketahui, tetapi tidak terbentuk dari proses reaksi secara langsung antara
unsur-unsur tersebut. Klorin, meskipun reaktif, tetapi tidak sereaktif fluorin (Anonimd, 2010).

Adapun sifat-sifat fisis dari gas klorin antara lain (Anonimd, 2010) :
1. Rumus molekul

: Cl

2. Berat molekul

: 70,91 g/mol

3. Bentuk

: gas

4. Titik beku

: -101,6 C pada 1 atm

5. Titik didih

: -34,6 C pada 1 atm

6. Warna

: kuning kehijauan

7. Densitas

: 1,56 g/ml pada 0 C ; 1 atm

2.2.3 Nitrogen Oksiklorida (NOCl)


Nitrogen Oksiklorida, atau pun juga dikenal dengan nama Nitrosil Klorida merupakan senyawa
dengan rumus molekul NOCl. NOCl merupakan senyawa berwujud gas pada suhu kamar, berwarna
kuning. NOCl juga merupakan salah satu senyawa yang bereaksi dengan air, dan dapat terbilang
dalam uap asam sulfat.
NOCl merupakan komponen terpenting dalam pembuatan aqua regia. Dalam sintesis organik,
NOCl digunakan sebagai zat pengoksidasi. NOCl juga kadang digunakan sebagai sebagai katalis.
Dalam penggunaannya, NOCl sering digunakan pada pembuatan produk farmasi sebagai agen
pengklorinasi (Patnaik, 2002).
Adapun sifat-sifat fisis dari Nitrogen Oksiklorida antara lain (Anonime, 2010)
1. Rumus molekul

: NOCl

2. Berat molekul

: 65,47 g/mol

3. Bentuk

: gas

4. Titik beku

: -64,5 C pada 1 atm

5. Titik didih

: -5,5 C pada 1 atm

6. Warna

: merah kekuningan

7. Densitas

: 1,273 g/ml pada -12 C ; 1 atm

2.3 Jenis Proses Sintesis Natrium Nitrat


2.3.1

Proses Shank
Bahan baku berasal dari garam hasil penambangan (garam Chile) yang mengandung NaNO .
3

Proses shank dimulai dengan memasukkan potongan garam chile yang berukuran 10 in, ke dalam stage
tunggal menjadi potongan garam yang berukuran 1,5 sampai 2 in. Alat penghancur yang berisi potongan
garam dimasukkan ke dalam tabung dari baja yang lebar, masing-masing memuat 75 ton dan alat
tersebut dilengkapi dengan koil sebagai pemanas uap air. Sepuluh tabung yang bentuknya sama dipakai

untuk proses leaching. Prosesnya meliputi loading, leaching, washing dan unloading. Hasil pemurnian
akan melalui mother liquor dari unit kristalisasi dan diperoleh 450 gram natrium nitrat perliter. Hasil
yang terakhir dimana telah melewati lubang-lubang lain diperoleh 700 gram per liter.
Pada prinsipnya proses utamanya adalah proses pemurnian dari garam hasil penambangan
dimana zat-zat selain NaNO dikurangi kadarnya sehingga diperoleh NaNO dengan kadar 60%
3

(Othmer, 1968).
2.3.2

Proses Guggenheim
Prosesnya ini telah dikenal dimana proses Shank agak tidak efisien dalam ekstraksi dan

pemakaian bahan bakar. Pada awal tahun 1920 Guggenheim brothers mengembangkan proses leaching
dengan temperatur rendah, berdasarkan dua prinsip penting yaitu:
0

1. Jika proses leaching dilakukan pada temperatur rendah 40 C hanya natrium nitrat yang
terekstraksi, impuritas lainnya sebagai natrium sulfat dan natrium klorida tidak terekstraksi.
2.

Jika proses leaching pada awal berisi garam proteksi maka yang dihasilkan adalah CaSO ,
4

MgSO dan K SO , garam NaNO yang terlalu sedikit. Na SO di dalam proses akan pecah dan
4

natrium nitrat yang dihasilkan atau terekstraksi akan lebih banyak. Pada prinsipnya proses
Guggenheim sama dengan proses Shank, hanya alatnya lebih disempurnakan, yaitu melalui
proses crushing, leaching, filtering, cristalising dan graining sehingga kadar NaNO lebih besar
3

yaitu 85% (Othmer, 1968).


2.3.3

Proses Sintesis
Natrium nitrat sintesis diperoleh dengan netralisasi asam nitrat dengan kaustik soda . Macam-

macam proses sintesis antara lain:


1. Mereaksikan Na CO dengan HNO
2

Na CO + 2 HNO
2

2 NaNO + H O + CO

2. Mereaksikan NaCl dengan HNO


3 NaCl

(s)

+ 4 HNO

3 NaNO

3( l )

3( s )

+ NOCl

(g)

+ Cl

+2H O

2( g )

(l)

3. Mereaksikan caustic soda (NaOH) dengan konsentrasi 40% dan asam nitrat (HNO ) dengan
3

konsentrasi 53%.
NaOH + HNO

NaNO + H O
3

Pada proses sintesis, kadar NaNO yang dihasilkan lebih tinggi dari proses Shank dan
3

Guggenheim, yaitu 90 99 %. Dari 3 macam proses sintesis diatas maka dipilih proses sintesis

dengan mereaksikan NaCl dengan HNO karena bahan bakunya mudah didapat dan harga bahan baku
3

relatif murah (Othmer, 1968).

Tabel 2.1 Perbandingan Ketiga Jenis Proses Sintesis Natrium Nitrat


Jenis Proses
Keunggulan
Kelemahan
Proses Shank

Hanya memerlukan proses


treatment pada natrium
nitrat hasil penambangan

Proses Guggenheim

Kurang lebih sama dengan


proses Shank, hanya saja
pada proses ini proses
ekstraksi dan pemakaian
bahan bakar lebih efisien
a. Kadar yang dihasilkan
dapat mencapai 90-99%
b. Bahan baku proses
relatif lebih murah dan
mudah didapat

Proses Sintesis

a. Kadar yang diperoleh hanya


berkisar 60%
b. Hanya bisa dilakukan di
lokasi dimana natrium nitrat
tersedia melimpah
Kurang lebih sama dengan
Proses Shank, hanya saja
kadarnya lebih besar, yaitu
berkisar 80-85%
Modal pembuatan pabrik
dengan menggunakan proses ini
biasanya relatif jauh lebih besar
daripada kedua proses lainnya.

2.4 Deskripsi Proses Pembuatan Natrium Nitrat


Pada Pra Rancangan Pabrik ini, produksi Natrium Nitrat (NaNO 3) dibuat dengan
menggunakan proses sintesis dan dilakukan dalam beberapa tahap, yaitu:
1. Tahap Reaksi (Reaction Step)
2. Tahap Pemisahan (Separation Step)
3. Tahap Pemurnian (Purification Step)
2.4.1 Tahap Reaksi
Umpan berupa HNO3 60% dialirkan dari tangki penyimpanan (F-110) menggunakan pompa
(L-111), kemudian masuk ke dalam Heater (E-112) untuk menaikkan temperaturnya dari 30 0C
menjadi 60 0C, sedangkan pure NaCl dipindahkan dari silo (F-120) menggunakan bucket elevator
(J-121). Umpan tersebut dimasukkan ke dalam tangki berpengaduk (R-130) dengan perbandingan
molar NaCl : HNO3 = 1:1,3 pada kondisi operasi suhu 60 0C dan tekanan 1 atm. Reaksi yang terjadi
merupakan reaksi netralisasi eksotermik dengan reaksi :
3 NaCl(s) + 4 HNO3(l)

3 NaNO3(s) + NOCl(g) + Cl2(g) + 2H2O(l)


(Austin, 1997)

2.4.2 Tahap Pemisahan


Keluaran dari reaktor (R-130) adalah campuran nitrosil klorida dan klorin dalam fase gas
yang merupakan produk atas, natrium klorida, dan asam nitrat yang tidak habis bereaksi serta dalam
fase cair yang merupakan produk bawah. Campuran nitrosil klorida dan klorin dalam fase gas
masuk ke kompressor (G-132) yang bertujuan untuk menaikkan tekanannya dari 1 atm menjadi 10

atm dengan suhu 650C, tujuannya adalah untuk merubah fase gas menjadi fase uap cair. Kemudian
campuran tersebut masuk ke dalam flash drum (V-210) dengan tekanan 10 atm dan temperatur
operasi 65 0C untuk untuk memisahkan senyawa klorin dengan nitrosil klorida. Pada kondisi operasi
tersebut, gas klorin akan tetap berupa gas, sedangkan nitrosil klorida akan berubah menjadi cairan.
Produk atas yang berupa gas klorin selanjutnya akan dikondensasi dengan menggunakan kondensor
(E-211) hingga suhu kamar sehingga akan diperoleh produk klorin dalam fasa cair. Selanjutnya,
produk bawah flash drum yang berupa nitrosil klorida cair akan didinginkan dengan cooler (E-214)
hingga diperoleh produk dengan suhu kamar.
2.4.3 Tahap Pemurnian
Keluaran dari reaktor (R-130) berupa natrium nitrat, air, dan asam nitrat yang tidak habis
bereaksi akan dialirkan ke Evaporator-I (V-340) untuk diuapkan asam nitratnya. Uap asam nitrat
kemudian dikondensasi oleh unit kondensor (E-311), hingga nantinya akan dimasukkan ke dalam
tangki penyimpanan asam nitrat (F-440), dimana diperoleh asam nitrat dengan kadar 53%.
Selanjutnya, campuran yang telah terpisah dari asam nitrat dialirkan ke dalam Crystallizer (K-320)
dengan menggunakan pompa (L-331) dengan tujuan untuk didinginkan untuk membantu proses
kristalisasi padatan-padatan natrium nitrat dari campuran. Campuran tadi lalu di dialirkan ke
centrifuge (H-330) dengan menggunakan pompa (L-331) untuk memisahkan natrium nitrat yang
berupa padatan dengan natrium klorida dan air yang belum terpisah. Produk atas berupa natrium
klorida dan air dimasukkan ke dalam Evaporator-II (V-340) dengan menggunakan pompa (L-341)
untuk memperoleh natrium klorida dengan kadar yang lebih tinggi. Natrium klorida yang diperoleh
nantinya akan dikembalikan ke reaktor (R-130). Sedangkan natrium nitrat sebagai produk bawah
dibawa ke dalam dryer (B-350) dengan menggunakan screw conveyor (J-341) untuk dikurangi
kadar airnya hingga diperoleh natrium nitrat dengan kadar 95%. Kemudian natrium nitrat tersebut
dimasukkan ke dalam Silo (F-440) dengan menggunakan bucket elevator (J-351) dan siap untuk
dikemas.

STEAM

Keterangan Gambar

AIR PENDINGIN

F-410

LI

16

ASAM NITRAT

KLORIN

18
TC
TC

E-112

LI

E-211

FC

15

F-110

LI

LI

F-420

NITROSIL KLORIDA

20

TC

L-212

F-430
FC

E-311

13

ASAM NITRAT

10
3

L-341

H2O

L-111
E-214

PC

NATRIUM KLORIDA

V-210

G-132

17

12
7

19

14

V-340

H-330

FC

F-440

LI

LI

J-121

F-120

8
LC

11

F-110 = Tangki Penyimpanan Asam Nitrat


L-111 = Pompa
E-112 = Heater
F-120 = Silotank Natrium Klorida
J-121 = Bucket Elevator-I
R-130 = Reaktor
L-131 = Pompa
G-132 = Kompressor
V-210 = Flash Drum
E-211 = Kondensor-I
L-212 = Pompa
L-213 = Pompa
E-214 = Cooler
V-310 = Evaporator-I
E-311 = Kondensor-II
K-320 = Crystallizer
L-321 = Pompa
H-330 = Centrifuse
J-331 = Screw Conveyor
V-340 = Evaporator-II
L-341 = Pompa
B-350 = Dryer
J-351 = Bucket elevator-II
F-410 = Tangki Bertekanan Klorin
F-420 = Tangki Bertekanan Nitrosil Klorida
F-430 = Tangki Asam Nitrat
F-440 = Silotank Natrium Nitrat

J-351

L-321

L-213

NATRIUM NITRAT

V-310

R-130

K-320

J-331

B-350

TC

STEAM BEKAS

L-131

AIR PENDINGIN BEKAS

Laju Alir Massa (Kg/ jam)


KOMPONEN

Asam Nitrat (HNO3)


Natrium Klorida (NaCl)

241,963

241,963

4,8393

172,6284

Natrium Nitrat (NaNO3)

9
17,4372

10

11

17,4372

12

13

25,1192

25,1192

7,6820

239,89

239,899

239,899

239,899

210,0625

210,0625

64,2415

145,821

17,4372

59,2972

4,9443

128,3838

475,0806

475,0806

311,8224

163,2582

163,2582

59,2972

252,5253

161,308

161,308

214,35

174,3721

403,271

403,271

484,21

128,28

15

16

17

18

19

20

4,8393

4,8393

7,6820
61,5856

61,5856

66,7029

61,5856

61,5856

61,5856

66,70
1,7437

14

239,899

61,585

Klorin (Cl2)
Total

25,119

Nitrosil Klorida (NOCl)


Air (H2O)

66,7029

66,7029

66,7029

128,3838

128,2885

66,7029

DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
DIAGRAM ALIR PABRIK PEMBUATAN NATRIUM NITRAT
DARI ASAM NITRAT DAN NATRIUM NITRAT
PRA-RANCANGAN PABRIK PEMBUATAN NATRIUM NITRAT
DENGAN KAPASITAS 2.000 TON/TAHUN

4,2914

4,2914

9,1307

9,1307

Tekanan, P (atm)

10

10

10

10

10

Temperatur, T (0C)

30

30

60

60

60

86

40

40

40

100

100

100

100

65

65

30

65

30

86

30

Skala : Tanpa Skala


Digambar Nama : Azlansyah
NIM : 050405023
Diperiksa / Nama : Prof. Dr.Ir. M Turmuzi, MS
NIP : 19640617 199403 2 001
Disetujui
Nama : M Hendra S. Ginting, ST, MT
NIP : 197000919 199903 1 001

Tanggal

Tanda Tangan

Anda mungkin juga menyukai