Anda di halaman 1dari 2

i

t,

DE

NITNPUSAT-

q#*Hfrg*ffi,}ffi
Jr.

rrunoioyo Elok

M.l/T3B{.!hoE!:lE+e#.j?.*]itan 1216_0,Ttp:021 |2art2,naziy


02t-7252Eiffit: spfrrr([lpa.gflU- |yfips1iprn@gmailcom

ex:r'.

Faxrmile:

Nomor : 040/DPP/SP-PLN/Il/2016
Lampiran

Sifat

::

Penting

Jakarta, 10 Februari 2016


Kepada Ykh,
Bapak Presiden

Republik lndonesia
Di Temoat

Penolakan SP PLN Terhadap


Rencana Menteri ESDM Memecah PLN
Sehubungan dengan berita media Nasional yang beredar "PLN Direncanakan Tidak Lagi Urus Listrik di

Enam Propinsi (media indonesia.com 3/2/2016), dan "Pemerintah Kembali 'Sunat' Kewenangan
PLN (cnnindonesia.com 31212016), dimana Kementerian ESDM merencanakan akan penyerahkan
pengelolaan kelistrikan kepada pihak lain di luar PLN untuk enam propinsi di lndonesia Timur.

SP PLN melihat rencana dari Menteri ESDM dan Dirjend Ketenagalistrikan tercebut merupakan bagian
dari skenario besar yang berusaha untuk melemahkan PLN dan secara perlahan-lahan akan dialihkan
kepada segelintir orang-orang terlentu yang berusaha mengeruk keuntungan dari sektor ini yang pada
akhirnya menyengsarakan bangsa ini.
Kebijakan ini jelas tidak sesuai dengan landasan konslitusional bangsa UUD 1945 pasal 33 ayal 2
berbunyi; Cabang-cabang usaha yang penting bagi Negara dan yang menguasai hajad hidup orang
banyak dikuasai oleh Negara. Kelistrikan lermasuk cabang+abang usaha yang penting dan menguasai
hajad hidup orang banyak maka seyogyanya harus tetap dikuasai oleh Negara melalui perusahaan listrik
yang dikelola Negara secara langsung, dan tidak boleh diserahkan kepada perusahaan privat (swasta).
Disamping itu upaya pengalihan pengelolaan kelistrikan itu kepada Perusahaan selain milik Negara juga
akan berdampak terhadap harga energi liskik yang semakin mahal yang tentu saja akan menyusahkan
perekonomian bangsa,

0leh karena hal tersebut diatas kami meminta kepada Presiden Republik Indonesia:

1.

Menolak upaya penyerahan sektor kelistrikan yang merupakan cabang-cabang usaha penting bagi
Negara diserahkan kepada pengelola selain Negara (swasta) sehingga bertolak belakang dengan
amanat UUD 1945 pasal 33 ayatZ

,,, DEWAN PIMP|NANPUS.AT


bffrrr*r

pnp-ru (PERstRq
iE ts8.6
-anta,

\krerariut

, Gedr,,rg t
9 prllnifto.ro,'x.nor prrut
uT3$ltbapF@.Jgkfl?
&lgtan yry:!)p: 02] : 7?61pA. 7262234
raxi mile: oz r -zlszffiffi lil : rptiftltiqgl:ru<tlfpefpt O gdii;;

Jr. Trunojoyo Brok M.

2.

lVlenolak upaya pelemahan Perusahaan Listrik Negara oleh lvlenteri ESDM dan jajarannya dengan
cara mengecilkan peran PLN dalam membangun pembangkit lima tahun ke depa. Seharusnya sesuai
dengan amanat konstitusi Negara yang membangun sektor ketenagalistrikan itu yang merupakan
cabang+abang usaha yang penling dan menguasai hajat hidup orang banyak. Kalau pun swasta ikut
berperan tidak boleh melebihi kapasaitas 20% dari total kapasitas yang dioperasikan (sesuai dengan
kebutuhan system)

3.

Menolak upaya memarjinalkan Perusahaan Listrik Negara dengan rencana meniadakan peran
Perusahaan Listrik Negara dimulai di sebagian daerah di Republik lndonesia yakni pada 6 (enam)
Provinsi di lndonesia Timur. Sehingga PLN terpecah-pecah tidak dari sabang sampai Merauke lagi.
Dan berlakunya tariff listrik per daerah yang menimbulkan biaya tinggi energy listrik bagi masyarakat.

Demikian kami sampaikan, atas perhatian Bapak kami ucapkan terima kasih.

g<.
DPP

AFd
Tembusan Yth.
1. Bapak Ketua DPR Rl

2.
3.
4.
5.

Ketua Komisi Vll Bidang Energi DPR Rl


Bapak Menko Maritim dan Sumber Daya
Bapak Menko Perekonomian
Dewan Energi Nasional (DEN)

Anda mungkin juga menyukai