Anda di halaman 1dari 6

NAMA: Mefoyusmar

KELAS: BK 1 B pagi
EKONOMI MIKRO

PENGARUH KEBIJAKAN PEMERINTAH PADA PREMIUM TERHADAP


PEREKONOMIAN
Kebijakan pemerintah untuk menaikan harga BBM (Bahan Bakar Minyak) menyebabkan
adanya pro dan kontra di kalangan masyarakat. Salah satu alasan pemerintah untuk menaikan
harga BBM adalah naiknya harga minyak dunia sehingga subsidi BBM membebani anggaran
APBN pemerintah. Menurut pemerintah kenaikan BBM adalah salah satu solusi yang akan
dilaksanakan dan tentu saja juga akan membebani banyak masyarakat, terutama kalangan
menengah dan bawah. Kenaikan BBM terutama pada jenis premium dan solar juga
memberikan dampak pada perekonomian Indonesia. Berikut ini dampak kenaikan harga
BBM pada jenis premium pada perekonomian Indonesia yang ditinjau dari 2 aspek, yaitu
aspek ekonomi makro dan ekonomi mikro

A. Aspek ekonomi makro


1. Pengaruh Kenaikan Harga Premium pada Inflasi
Kenaikan harga premium yang menjadi konsumsi kendaraan bermotor rata-rata
kalangan menengah kebawah akan membuat masyarakat kecewa dengan kebijakan
pemerintah ini. Karena kenaikan harga premium bukan saja memberatkan masyarakat untuk
membelinya tetapi juga masyarakat khawatir jika harga kebutuhan pokok lainnya ikut
melonjak.
Harga BBM mempunyai kaitan yang erat dengan harga-harga barang dan jasa
lainnya, BBM penyumbang inflasi sekitar 20% terhadap kenaikan harga barang dan jasa,
menaikkan harga BBM khususnya premium dan solar akan memancing kenaikan harga

disegala bidang, mulai dari kenaikan TDL (tarif dasar listrik), kenaikan biaya transportasi,
kenaikan barang dan jasa dan ujungnya akan memberatkan industry barang dan jasa karena
beban mereka bertambah besar, selain biaya produksi, biaya distribusi dan biaya gaji dan
administrasi umum lainnya yang sudah pasti ikut naik. Sedangkan disisi lain, kenaikan
barang dan jasa dan biaya transportasi akan menurunkan daya beli masyarakat lapisan
menengah kebawah.
Misalnya di Jakarta tidak bisa memproduksi beras dan harus dikirim atau perlu
mendapat distribusi dari daerah lain yang memproduksi beras seperti cianjur, kerrawang dan
daerah penghasil beras lainnya. Dan pendistribusian itu perlu dana pengiriman yang
menjadikan harga beras di Jakarta lebih besar dari harga beras di cianjur, dan jika premium
dinaikan maka harga beras di Jakarta dan sekitarnya akan mengalami kenaikan harga yang
cukup tinggi, dan itu bukan terjadi pada harga beras saja, tetapi pada harga bahan pokok
lainnya. Seperti yang dapat kita lihat dalam data berikut. Pada tahun 2005, saat pemerintah
menaikkan harga premium per liter dari Rp 1.180 ke Rp 2.400 pada bulan Maret dan Rp
2.400 ke Rp 4.500 pada bulan Oktober, inflasi menunjukkan angka 17,75% pada tahun
berikutnya. Jika pada tahun 2013 harga premium bersubsidi akan dinaikan, bisa jadi keadaan
pada tahun 2005 akan terulang.
2. Pengaruh Kenaikan Harga Premium pada pengangguran.
Kenaikan harga BBM di dunia menyebabkan Indonesia sebagai pengekspor minyak
mentah akan mengalami penurunan penjualan minyak mentah indonesia kepada negara
lainnya. Karena kenaikan BBM akan menaikan biaya transportasi dan biaya produksi lalu
akan menyebabkan penurunan produksi dan menyebabkan penurunkan ekspor sehingga
terjadi Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) terhadap sejumlah tenaga kerja yang bekerja di
bidang inikarena perusahaan harus melepas biaya gaji karyawan untuk menstabilkan
keuntungn yang maksimum.
Inilah penggambaran bagaimana pengangguran dapat terjadi apabila pemerintah
menaikan harga premium. Bukan itu saja, kenaikan harga premium bersubsidi akan membuat

usaha nelayan semakin terpuruk dan berpotensi memicu angka pengangguran. Hal ini
dikarenakan Jika subsidi harga BBM untuk nelayan dikurangi, dipastikan akan banyak
nelayan tidak bisa melaut karena tidak mampu untuk membeli bahan bakar dan mereka pasti
banyak yang menganggur.
3. Pengaruh Kenaikan Harga Premium pada Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi bisa saja menurun atu menaik akibat kenaikan harga BBM
terutama jenis premium jika lihat dari dua poin diatas yang telah dijelaskan seperti angka
pengangguran yang meningkat, kenaikan harga barang atau inflasi, angka kemiskinan yang
meningkat akibat pengangguran. Dan menurut pemerintah, tak mungkin kas negara terusmenerus dipakai untuk subsidi BBM karena sektor lain menjadi tidak terurus.
Menurut catatan Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan, tahun lalu angka
subsidi kesehatan hanya Rp 43,8 triliun, infrastruktur Rp 125,6 triliun, bantuan sosial Rp
70,9 triliun, sementara subsidi BBM menyedot dana paling besar, Rp 165,2 triliun. Padahal
itu belum termasuk subsidi listrik yang berjumlah Rp 90 triliun, sehingga secara total subsidi
energi APBN 2011 mencapai Rp 255 triliun.
Realisasi subsidi BBM juga cenderung membesar dari angka standar karena
konsumsi BBM yang tak terkendali. Dalam makro ekonomi, inflasi ringan akan mendorong
pertumbuhan ekonomi. Tetapi jika inflasi itu diakibatkan oleh kenaikan biaya produksi, maka
kenaikan harga ini akan berakibat terhadap penurunan pertumbuhan nasional

B. Aspek Ekonomi Mikro


1. Pengaruh Kenaikan Harga Premium pada Jumlah Permintaan terhadap
Premium

Agar selalu bisa memenuhi kebutuhan konsumen, maka pemerintah harus bisa
memprediksikan jumlah permintaan BBM nya guna menghindari terjadinya kekurangan
dan keterlambatan dalam pemenuhan kebutuhan konsumen atau masyarakat. Adanya
kenaikan harga BBM berpengaruh juga terhadap besarnya permintaan terhadap premium.
Bisa dilihat dari sisi positifnya, jika diperkirakan jumlah permintaan turun terhadap
premium maka masyarakat bisa beralih menggunakan transportasi umum. Tetapi yang
menjadi masalah baru adalah bagaimana jika harga transportasi umum juga ikut naik cukup
mahal tetapi fasilitasnya tidak sebanding dengan harganya. Penurunan permintaan terhadap
premium diperkirakan tidak cukup drastis karena masyarakat Indonesia masih sangat
bergantung pada minyak.
2. Pengaruh Kenaikan Harga Premium pada Harga Barang
Jika harga premium naik otomatis harga barang lain pun ikut naik. Karena dalam
memproduksi dan mendistribusikan suatu barang butuh biaya transportasi. Kenaikan biaya
transportasi dapat menyebabkan kenaikan harga barang tersebut.
Sedangkan pada kenyataannya, pada saat pemerintah mempublikasikan rencananya
untuk menaikan harga premium bersubsidi saja para pedagang sudah mulai menaikan harga
barangnya. Ini masalah yang timbul jika harga premium dinaikan.
3. Pengaruh Kenaikan Harga Premium pada UMKM ( Usaha Mikro Kecil dan
Menengah)
Para pengusaha kecil inilah yang akan merasakan dampak yang lebih besar, karena
harga-harga yang tinggi, entah dengan mengurangi produksi atau juga mengurangi jumlah
pekerja, yang artinya menyebabkan jumlah pengangguran bertambah. Di media massa juga
menampakkan bahwa masyarakat pada umumnya menolak hal ini dengan alasan kenaikan
harga BBM ini memberatkan rakyat kecil. Rakyat seperti supir angkot, pedagang di pasar,
pengguna sarana transportasi publik, hal ini disebabkan mereka dalam kesehariannya selalu

menggunakan BBM tersebut. Dan mereka berharap kepada pemerintah agar menimbang
ulang kebijakan tersebut atau bila perlu kebijakan tersebut ditiadakan.
4. Pengaruh Kenaikan Harga Premium pada Biaya Produksi

Kebijakan kenaikan harga premium yang dilakukan oleh pemerintah tidak hanya
menurunkan daya beli masyarakat tetapi juga menyebabkan biaya produksi sejumlah barang
lain yang ikut meningkat. Misalnya pengaruhnya terhadap biaya produksi kayu. BBM adalah
salah satu komponen biaya energi dalam sebuah proses produksi. Sehingga kenaikan harga
BBM akan berpengaruh terhadap biaya produksi suatu produk termasuk biaya produksi
pembuatan kapal kayu.
Kenaikan harga BBM pada oktober 2005 telah menaikkan biaya produksi kapal kayu
yang cukup signifikan. Tetapi di sisi lain kenaikan harga BBM atau premium tidak
mempengaruhi sejumlah barang seperti terigu. menurut asosiasi industri, kenaikan harga
BBM bersubsidi terhadap total biaya produksi industri terigu nasional relatif kecil. Ketua
Umum Asosiasi Produsen Tepung Terigu Indonesia, menjelaskan industri terigu nasional
tidak akan terpengaruh dengan kenaikan harga BBM bersubsidi berkisar 30% seperti usulan
pemerintah saat ini.

inilah pengaruh kenaikan harga BBM pada jenis premium pada perekonomian
Indonesia yang ditinjau dari 2 aspek, yaitu aspek ekonomi makro dan ekonomi mikro.

Kesimpulan
Kebijakan pemerintah untuk menaikan harga premium bersubsidi memang akan
menimbulkan pro dan kontra dalam masyarakat, meskipun pemerintah melakukan hal ini
karena terpaksa. Kenaikan harga BBM khususnya jenis premium selalu disertai dengan

kenaikan harga-harga kebutuhan yang lain, seperti harga bahan pokok masyarakat, tarif
transportasi umum, dan tarif dasar listrik (TDL) karena BBM merupakan faktor bahan baku
yang utama bagi sektor industri. Sehingga dampak kenaikan harga BBM pasti akan sangat
dirasakan oleh masyarakat luas, khususnya masyarakat kecil.
Apalagi dengan bertambahnya jumlah kendaraan bermotor, maka kebutuhan akan
Bahan Bakar Minyak (BBM) semakin lama semakin meningkat. Tetapi tanpa kenaikan harga
jual Premium dan Solar, sementara harga minyak dunia terus melonjak, anggaran pemerintah
untuk menutupi subsidi akan semakin besar. Ini justru lebih merugikan warga berpenghasilan
rendah.
Dari sisi lain, naiknya harga BBM akan meningkatkan pendapatan negara, jika
harga minyak naik, penerimaan negara juga naik. Namun, pada saat yang sama
pengeluaran negara turut melonjak. Daya beli masyarakat juga akan menurun. Dan juga
dengan naiknya harga BBM masyarakat akan mencari bahan bakar alternatif seperti BBG
(Bahan Bakar Gas) tetapi sayangnya pemerintah belum terlalu merealisasikan BBG.
Dalam hal ini, pemerintah sebaiknya melakukan subsidi silang, maksudnya seperti
mengurangi anggaran belanja pejabat yang notabennya sudah mempunyai gaji yang cukup
besar dengan mengalokasikan dana tersebut untuk dana yang akan menyejahterakan
rakyat. Dan untuk mengurangi beban masyarakat terhadap daya beli mereka yang menurun
pemerintah juga memberikan Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM) berupa
dana tunai senilai Rp. 150.000 Per bulan. Penerima bantuan ini adalah rumah tangga
dengan tingkat sosial ekonomi rendah di Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai