Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan

teknologi

terutama

teknologi

komunikasi

dan

teknologi informasi, yang telah memperngaruhi seluruh aspek kehidupan tak


terkeculai bisnis, sesungguhnya bisa dimanfaatkan untuk memberikan
dukungan terhadap adanya tuntutan reformasi dalam dunia bisnis.
Pengembangan dan pemanfaatan media informasi baik yang bersifat off-line
maupun on-line.
Etika dan integritas merupakan suatu keinginan yang murni dalam
membantu orang lain. Kejujuran yang ekstrim, kemampuan untuk
mengenalisis batas-batas kompetisi seseorang, kemampuan untuk mengakui
kesalahan dan belajar dari kegagalan.
Kompetisi inilah yang harus memanas belakangan ini. Kata itu
mengisyaratkan sebuah konsep bahwa mereka yang berhasil adalah yang
mahir menghancurkan musuh-musuhnya. Banyak

yang mengatakan

kompetisi lambang ketamakan. Padahal, perdagangan dunia yang lebih bebas


dimasa mendatang justru mempromosikan kompetisi yang juga lebih bebas.
Lewat ilmu kompetisi kita dapat merenungkan, membayangkan
eksportir kita yang ditantang untuk terjun ke arena baru yaitu pasar bebas
dimasa mendatang. Kemampuan berkompetisi seharusnya sama sekali tidak
ditentukan oleh ukuran besar kecilnya sebuah perusahaan. Inilah yang sering
dikonsepkan berbeda oleh penguasa kita.

Penerapan teknologi informasi telah begitu pesat. Banyak hal yang


menguntungkan pengguna namun juga sering membawa dampak tidak
menyenangkan. Sopan santun berkomunikasi melalui teknologi seperti
telepon seluler (ponsel), dan e-mail cenderung terabaikan. Penggunaan
teknologi sering tidak memperhatikan etika berkomunikasi.
Kemajuan teknologi perlu perlindungan menyeluruh akan informasi
jati diri kita agar tidak disalahgunakan untuk keperluan-keperluan yang
mengganggu. Seiring perkembangan TI di masyarakat muncul pula visi dan
budaya dalam menggunakan TI. Dari sini potensi salah kaprah atau hal
negatif karena kurang perhatian terhadap konsep awal penyerapan TI.
Dalam menciptakan etika bisnis, ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan antara lain yaitu pengendalian diri, pengembangan tanggung
jawab sosial, mempertahankan jati diri, menciptakan persaingan yang sehat,
menerapkan konsep pembangunan tanggung jawab sosial, mempertahankan
jati diri, menciptakan

persaingan yang

sehat, menerapkan

konsep

pembangunan yang berkelanjutan, menghindari sikap Kongkalikong,


Koneksi, Kolusi, dan Komisi) mampu mengatakan yang benar itu benar, dll.
Dengan adanya moral dan etika dalam dunia bisnis, serta kesadaran
semua pihak untuk melaksanakannya, kita yakin jurang itu dapat dikurangi,
serta kita optimis salah satu kendala dalam menghadapi era globalisasi pada
tahun 2000 an dapat diatasi.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka
dapat dirumuskan permasalahan adalah :
Bagaimana kita dapat menciptakan etika bisnis dalam bidang TI secara sehat?
C. Tujuan
Tujuan Pembuatan Makalah yaitu memperoleh gambaran tentang
bisnis dalam bidang TI yang sesuai dengan etika bisnis.
D. Manfaat Pembuatan Makalah
Adapun manfaat yang diharapkan dari pembuatan makalah ini adalah:
1. Bagi Penulis:

Untuk menambah wawasan, kemampuan dan pengetahuan pada diri


penulis dalam memahami etika pada dunia bisnis.
2. Bagi Pembaca

Pengenalan dunia bisnis secara umum.


Mengikuti perkembangan Iptek.

BAB II
PEMBAHASAN

A. MORAL DAN EKTIKA DALAM DUNIA BISNIS.


1. Moral Dalam Dunia Bisnis.
Sejalan dengan berakhirnya pertemuan para pemimpin APEC dan
dengan diperjelasnya istilah untuk menjadikan Asia Pasifik ditahun 2000
menjadi daerah perdagangan yang bebas sehingga baik kita batas dunia
akan semakin "kabur". Hal ini jelas membuat semua kegiatan saling
berpacu satu sama lain untuk mendapatkan kesempatan (opportunity) dan
keuntungan (profit). Kadang kala untuk mendapatkan kesempatan dan
keuntungan tadi, memaksa orang untuk menghalalkan segala cara tanpa
memikirkan ada pihak yang dirugikan atau tidak.
Dengan kondisi seperti ini, pelaku bisnis kita jelas akan semakin
berpacu dengan waktu serta negara-negara lainnya agar terwujud suatu
tatanan perekonomian yang saling menguntungkan. Namun perlu kita
pertanyakan apakah yang diharapkan oleh pemimpin APEC tersebut dapat
terwujud manakala masih ada bisnis kita khususnya dan internasional
umumnya dihinggapi kehendak saling "menindas" agar memperoleh
tingkat keuntungan yang berlipat ganda. Inilah yang merupakan tantangan
bagi etika bisnis kita.
Berbicara tentang moral sangat erat kaitannya dengan pembicaraan
agama dan budaya, artinya kaidah-kaidah dari moral pelaku bisnis sangat

dipengaruhi oleh ajaran serta budaya yang dimiliki oleh pelaku-pelaku


bisnis sendiri.
Moral dan bisnis perlu terus ada agar terdapat dunia bisnis yang
benar-benar menjamin tingkat kepuasan, baik pada konsumen maupun
produsen. Moral lahir dari orang yang memiliki dan mengetahui ajaran
agama dan budaya. Berdasarkan ini sebenarnya moral dalam berbisnis
tidak akan bisa ditentukan dalam bentuk suatu peraturan (rule) yang
ditetapkan oleh pihak-pihak tertentu. Moral harus tumbuh dari diri
seseorang dengan pengetahuan ajaran agama yang dianut budaya dan
dimiliki harus mampu diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
2. Etika Dalam Dunia Bisnis.
Apabila moral merupakan sesuatu yang mendorong orang untuk
melakukan kebaikan etika bertindak sebagai rambu-rambu (sign) yang
merupakan kesepakatan secara rela dari semua anggota suatu kelompok.
Dunia bisnis yang bermoral akan mampu mengembangkan etika
(patokan/rambu-rambu) yang menjamin kegiatan bisnis yang seimbang,
selaras, dan serasi.
Etika sebagai rambu-rambu dalam suatu kelompok masyarakat
akan dapat membimbing dan mengingatkan anggotanya kepada suatu
tindakan yang terpuji (good conduct) yang harus selalu dipatuhi dan
dilaksanakan. Etika di dalam bisnis sudahtentu harus disepakati oleh
orang-orang yang berada dalam kelompok bisnis serta kelompok yang
terkait lainnya. Mengapa ?

Dunia bisnis, yang tidak ada menyangkut hubungan antara


pengusaha dengan pengusaha, tetapi mempunyai kaitan secara nasional
bahkan internasional. Jadi, jelas untuk menghasilkan suatu etika didalam
berbisnis yang menjamin adanya kepedulian antara satu pihak dan pihak
lain tidak perlu pembicaraan yang bersifat global yang mengarah kepada
suatu aturan yang tidak merugikan siapapun dalam perekonomian.
Dalam menciptakan etika bisnis, ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan, antara lain ialah:
a. Pengendalian diri .
Artinya, pelaku-pelaku bisnis dan pihak yang terkait mampu
mengendalikan diri mereka masing-masing untuk tidak memperoleh
apapun dari siapapun dan dalam bentuk apapun. Inilah etika bisnis yang
"etis".
b. Pengembangan tanggung jawab sosial (social responsibility) .
Pelaku bisnis disini dituntut untuk peduli dengan keadaan
masyarakat, bukan hanya dalam bentuk "uang" dengan jalan
memberikan sumbangan, melainkan lebih kompleks lagi.
c. Mempertahankan jati diri dan tidak mudah untuk terombangambing oleh pesatnya perkembangan informasi dan teknologi .
Bukan berarti etika bisnis anti perkembangan informasi dan
teknologi, tetapi informasi dan teknologi itu harus dimanfaatkan untuk
meningkatkan kepedulian bagi golongan yang lemah dan tidak
kehilangan budaya yang dimiliki akibat adanya tranformasi informasi
dan teknologi.

d. Menciptakan persaingan yang sehat .


Persaingan dalam dunia bisnis perlu untuk meningkatkan efisiensi
dan kualitas, tetapi persaingan tersebut tidak mematikan yang lemah,
dan sebaliknya, harus terdapat jalinan yang erat antara pelaku bisnis
besar

dan

golongan

menengah

kebawah,

sehingga

dengan

perkembangannya perusahaan besar mampu memberikan spread effect


terhadap perkembangan

sekitarnya. Untuk itu dalam menciptakan

persaingan perlu ada kekuatan-kekuatan yang seimbang dalam dunia


bisnis tersebut.
e. Menghindari sifat (Kongkalikong, Koneksi, Kolusi dan Komisi) .
Jika pelaku bisnis sudah mampu menghindari sikap seperti ini, kita
yakin tidak akan terjadi lagi apa yang dinamakan dengan korupsi,
manipulasi dan segala bentuk permainan curang dalam dunia bisnis.
f. Menumbuhkan sikap saling percaya antara golongan pengusaha
kuat dan golongan pengusaha kebawah.
Untuk menciptakan kondisi bisnis yang "kondusif" harus ada
saling percaya (trust) antara golongan pengusaha kuat dengan golongan
pengusaha lemah agar pengusaha lemah mampu berkembang bersama
dengan pengusaha lainnya yang sudah besar dan mapan.
g. Konsekuen dan konsisten dengan aturan main yang telah
disepakati bersama.
Semua konsep etika bisnis yang telah ditentukan tidak akan dapat
terlaksana apabila setiap orang tidak mau konsekuen dan konsisten
dengan etika tersebut. Mengapa? Seandainya semua ketika bisnis telah

disepakati, sementara ada "oknum", baik pengusaha sendiri maupun


pihak

yang lain mencoba untuk melakukan "kecurangan"

demi

kepentingan pribadi, jelas semua konsep etika bisnis itu akan "gugur"
satu semi satu.
3. Dunia Bisnis.
Sebagian orang berpendapat bahwa bisnis tetap bisnis
dengan rnernfokuskan pada tujuan pencarian keuntungan dan sangat sulit
untuk dicampuradukkan dengan etika. Sementara pihak menganggap
bahwa bisnis perlu dilandasi pertimbangan-pertimbangan yang etis karena
di samping mencari keuntungan juga bertujuan memperjuangkan
nilai-nilai yang bersifat manusiawi. Beberapa alasan yang membuat bisnis
perlu dilandasi oleh suatu etika antara lain adalah berikut: Selain
mempertaruhkan barang dan uang untuk tujuan keuntungan, bisnis juga
mempertaruhkan narna, harga diri dan bahkan nasib umat manusia yang
terlibat di dalarnnya.
Bisnis adalah kegiatan yang mengutamakan rasa saling percaya.
Dengan saling percaya maka suatu kegiatan bisnis akan berkernbang
karena memiliki relasi yang dapat dipercaya dan bisa memercayai. Di sini,
etika dibutuhkan untuk sernakin menumbuhkan dan memperkuat rasa
saling percaya tersebut.
Secara sederhana etika bisnis dapat diartikan sebagai suatu aturan
main yang tidak mengikat karena bukan hukum. Keberadaan usaha pada
hakikatnya adalah untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Bisnis tidak
hanya mempunyai hubungan dengan orang-orang maupun badan hukum
sebagai pemasok, pembeli, penyalur, pemakai dan lain-lain.

B. Prosedur Pendirian Bisnis.


Dalam prosedur pendirian bisnis ini kami fokuskan pada bisnis yang
legal bukan bisnis secara on line , lewat internet dan atau melalui elektronik.
Didalam mendirikan suatu bisnis atau badan usaha dalam bidang
teknologi informasi, kita harus terlebih dahulu mengetahui apa saja yang
harus dilakukan jika ingin mendirikan suatu bisnis. Mulai dari prosedurnya,
cara-cara dalam berbisnis dan segala hal yang berhubungan dengan dunia
bisnis tersebut.
Dalam membangun sebuah badan usaha, kita harus memperhatikan
beberapa prosedur peraturan perizinan, sebagai berikut :
1. Tahapan pengurusan izin pendirian.
Bagi perusahaan skala besar hal ini menjadi prinsip yang tidak
boleh dihilangkan demi kemajuan dan pengakuan atas perusahaan yang
bersangkutan. Hasil akhir pada tahapan ini adalah sebuah izin prinsip
yang dikenal dengan Letter of Intent yang dapat berupa izin sementara,
izin tetap hinga izin perluasan. Untuk beerapa jenis perusahaan misalnya,
sole distributor dari sebuah merek dagang, Letter of Intent akan memberi
turunan berupa Letter of Appointment sebagai bentuk surat perjanjian
keagenan yang merupakan izin perluasan jika perusahaan ini memberi
kesempatan pada perusahaan lain untuk mendistribusikan barang yang
diproduksi. Berikut ini adalah dokumen yang diperlukan, sebagai berikut :
Tanda Daftar Perusahaan (TDP);
Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP);
Bukti diri.

Selain itu terdapat beberapa Izin lainnya yang harus dipenuhi :


Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP), diperoleh melalui Dep.
Perdagangan.
Surat Izin Usaha Industri (SIUI), diperoleh melalui Dep. Perindustrian.
Izin Domisili.
Izin Gangguan.
Izin Mendirikan Bangunan (IMB).
Izin dari Departemen Teknis
2. Tahapan pengesahan menjadi badan hukum
Tidak semua badan usaha mesti ber badan hukum. Akan tetapi
setiap usaha yang memang dimaksudkan untuk ekspansi atau berkembang
menjadi berskala besar maka hal yang harus dilakukan untuk
mendapatkan izin atas kegiatan yang dilakukannya tidak boleh
mengabaikan hukum yang berlaku. Izin yang mengikat suatu bentuk
usaha tertentu di Indonesia memang terdapat lebih dari satu macam.
3. Tahapan penggolongan menurut bidang yang dijalani.
Badan usaha dikelompokkan kedalam berbagai jenis berdasarkan
jenis bidang kegiatan yang dijalani. Berkaitan dengan bidang tersebut,
maka setiap pengurusan izin disesuaikan dengan departemen yang
membawahinya seperti kehutanan, pertambangan, perdagangan, pertanian
dsb.
4. Tahapan mendapatkan pengakuan, pengesahan dan izin dari
departemen lain yang terkait.

10

Departemen tertentu yang berhubungan langsung dengan jenis


kegiatan badan usaha akan mengeluarkan izin. Namun diluar itu, badan
usaha juga harus mendapatkan izin dari departemen lain yang pada
nantinya akan bersinggungan dengan operasional badan usaha misalnya
Departemen

Perdagangan

mengeluarkan

izin

pendirian

industri

pembuatan obat berupa SIUP.

C.

Hal-hal yang perlu diperhatikan daam melakukan Bisnis


1. Kontrak Kerja
Sangatlah penting bagi pekerja untuk memiliki kontrak kerja.
Kontrak kerja adalah suatu perjanjian antara pekerja dan pengusaha
secara lisan dan/atau tulisan, baik untuk waktu tertentu maupun untuk
waktu tidak tertentu yang memuat syarat-syarat kerja, hak dan
kewajiban. Setiap perusahaan wajib memberikan kontrak kerja di hari
pertama anda bekerja. Dalam kontrak kerja biasanya terpapar dengan
jelas pekerja memiliki hak mendapat kebijakan perusahaan yang
sesuai dengan Undang- undang ketenagakerjaan yang berlaku di
Indonesia. Di dalamnya juga memuat mengenai prosedur kerja dan
kode disiplin yang ditetapkan perusahaan.
2. Kontrak Bisnis.
Belajar memahami kontrak bisnis, dan mengetahui cara
membuat kontrak bisnis. Kontrak atau perjanjian adalah suatu
peristiwa dimana seseorang berjannji kepada orang lain atau dua
orang saling berjanji untuk melaksanakan suatu hal.

11

Kontrak dalam hal ini fungsinya sama dengan UU. tapi


hanya berlaku bagi pihak yang membuatnya. Yang ingkar/melanggar
digugat dengan gugatan wanprestasi (ingkar janji).
3. Prosedur Pengaduan.
Pengaduan adalah pemberitahuan disertai permintaan oleh pihak
yang berkepentingan kepada pejabat yang berwenang untuk menindak
menurut hukum seorang yang telah melakukan tindak pidana aduan
yang merugikannya. Sedangkan Laporan adalah pemberitahuan yang
disampaikan oleh seorang karena hak dan kewajiban berdasarkan
undang-undang kepada pejabat yang berwenang tentang telah atau
sedang atau diduga akan terjadinya peristiwa pidana.
Adapun prosedur untuk pengaduannya adalah sebagai berikut:

12

4. Pakta Integritas.
Dalam Pasal 1 Keppres No.80/2003 mengenai pedoman
pelaksanaan pengadaan barang dan jasa pemerintah disebutkan bahwa
yang dimaksud Pakta Integritas adalah surat pernyataan yang
ditandatangani oleh pengguna barang/jasa/panitia pengadaan/pejabat
pengadaan/penyedia barang/jasa yang berisi ikrar untuk mencegah dan
tidak melakukan KKN dalam pelaksanaan pengadaan barang/jasa.
Pakta Integritas merupakan suatu bentuk kesepakatan
tertulis mengenai tranparansi dan pemberantasan korupsi dalam
pengadaan barang dan jasa barang publik melalui dokumen-dokumen
yang terkait, yang ditandatangani kedua belah pihak, baik sektor
publik maupun penawar dari pihak swasta.
Tujuan Pakta Integritas :

13

Mendukung sektor publik untuk dapat menghasilkan barang dan


jasa pada harga bersaing tanpa adanya korupsi yang menyebabkan
penyimpangan harga dalam pengadaan barang dan jasa barang dan
jasa.
Mendukung pihak penyedia pelayanan dari swasta agar dapat
diperlakukan secara transparan, dapat diperkirakan, dan dengan
cara yang adil agar dapat terhindar dari adanya upaya "suap" untuk
mendapatkan kontrak dan hal ini pada akhirnya akan dapat
mengurangi biaya-biaya dan meningkatkan daya saing.

D. Bisnis dalam Bidang TI serta Tantangannya .


1. Bisnis dalam bidang TI.
Bisnis di bidang teknologi informasi memiliki tujuan dan format
yang sama dengan bisnis-bisnis di bidang lainnya. Yang berbeda hanyalah
obyek bisnisnya, yaitu teknologi informasi. Sesuai dengan kegiatan dalam
dunia teknologi informasi maka bisnis di bidang ini dapat dibagi menjadi
beberapa kategori sebagai berikut:
a. Bisnis di Bidang Industri Perangkat Keras.
Bisnis di bidang ini merupakan bisnis yang bergerak di bidang
rekayasa perangkat-perangkat keras pembentuk komputer. Hal ini
seperti yang dilakukan produsen-produsen perangkat keras seperti IBM,
Compaq, Cannon dan lain sebagainya.

b. Bisnis di Bidang Rekayasa Perangkat Lunak.


14

Bisnis ini bergerak di bidang rekayasa perangkat lunak atau


perangkat lunak komputer. Dalam lingkup yang kecil, bisnis ini bisa
saja dilakukan oleh individu atau sescorang yang menguasai
teknik-teknik rekayasa perangkat lunak. Teknik rekayasa yang
dimaksud adalah kegiatan engineering yang meliputi analisis, desain,
spesifikasi, implementasi, dan validasi untuk menghasilkan produk
berupa perangkat lunak yang digunakan untuk memecahkan masalah
pada berbagai bidang.
Sedangkan dalam lingkup yang lebih besar, bisnis rekayasa
perangkat lunak ini adalah seperti yang dilakukan oleh perusahaan
perangkat lunak raksasa Microsoft, Corel Corporation, Adobe dan
lain sebagainya yang melahirkan perangkat-perangkat lunak utama
dalam operasional kornputer.
c. Bisnis di Bidang Distribusi dan Penjualan Barang.
Setelah bisnis di bidang industri menghasilkan suatu produk, dalam
hal ini adalah produk komputer, maka bagian bisnis ini bertugas
menjual dan mendistribusikan produk-produk industri tersebut. Bisnis
teknologi informasi di bidang penjualan dilakukan oleh vendor-vendor
komputer dan atau individu-individu yang melakukan tugas sebagai
salesman produk tersebut. Posisi sales dalam bisnis TI memegang
peranan penting karena posisi tersebut merupakan ujung tombak
keberhasilan industri TI pada umumnya.
d. Bisnis di Bidang Pemeliharaan Teknologi Informasi.

15

Banyak pelaku bisnis yang bergerak d! bidang pemeliharaan


produk-produk TI. Pemeliharaan tersebut bisa saja dilakukan oleh
pengembang melalui divisi technical support-nya atau ada juga yang
dilakukan olch lembagalembaga bisnis yang memang memiliki
2.

spesialisasi di bidang maintenance dan teknisi.


Tantangan umum Bisnis dalam bidang TI.
Seperti juga bisnis-bisnis yang lain, bisnis di bidang teknologi
informasi juga bertujuan mendapatkan keuntungan yang sebesar-besamya
dari kegiatan yang dilakukan. Namun, selain dengan perkembangan
teknologi yang begitu cepat dan perubahan yang terjadi seperti dalam
hitungan detik maka tentunya tujuan sebuah perusahaan bisnis
(teknologi informasi) tidak hanya memusatkan perhatian pada pencarian
keuntungan yang sebesar-besarnya. Perusahaan tidak sekedar mempunyai
tanggung jawab ekonomi, tetapi juga memiliki tanggung jawab sosial.
Berikut di bawah ini adalah beberapa hal yang merupakan
tantangan pelaksanaan etika bisnis dalam dunia bisnis teknologi informasi
seiring dengan perubahan dan perkembangan yang sering kali terjadi
secara revolusioner:
a. Tantangan inovasi dan perubahan yang cepat.
Mengingat perubahan yang begitu cepat dalam bidang
teknologi informasi, sering kali perubahan yang terjadi memberikan
tekanan bagi masyarakat atau perusahaan untuk mengikuti
perubahan tersebut.
Dampak

inovasi

dari

perubahan

tersebut

kerap

menimbulkan banyak masalah menyangkut tenaga kerja dan sumber


daya manusia, dibandingkan dengan manfaat pernbangunannya. Hal

16

ini tentu saja akan mengubah kondisi pekerjaan dan mengurangi


tingkat kepuasan kerja seseorang.
b. Tantangan pasar dan pemasaran di era globalisasi.
Globalisasi menciptakan apa yang disebut lingkungan
vertikal di mana setiap perusahaan diibaratkan sebagai pernain yang
harus bertanding di atas tanah yang terus bergoyang. Persaingan yang
ketat di era globalisasi tersebut menimbulkan banyak alasan bagi
pelaku bisnis di bidang teknologi informasi untuk melakukan
konsentrasi industri, misalnya dengan meningkatkan kernarnpuan
saing, memudahkan pemodalan sehingga sernboyan yang terkuat
adalah yang menang akan berlaku di dalarn persaingan tersebut.
Adalah sebuah tantangan bagi setiap pelaku bisnis untuk
mengembangkan suasana persaingan yang sehat. Persaingan adalah
adrenalir dari sebuah kegiatan bisnis. la menghasilkan dunia usaha
yang dinamis dan terus berusaha menghasilkan yang terbak Namun,
persaingan haruslah adil dengan aturan-aturan yang jelas dan berlaku
bagi

semua

orang.

Memenangkan

persaingan

bukan

berarti

mematikan pesaing. Dengan demikian, persaingan harus diatur agar


selalu ada, dan dilakukan di antara kekuatan-kekuatan yang seimbang.
Selanjutnya, untuk membawa ke arah persaingan sehat, diperlukan
kelompok penekan untuk mengkritik tingkah laku perusahaan dalam
bersaing.
c. Tantangan pergaulan internasional.

17

Sering terjadi bahwa perusahaan internasional mengambil tindakan


yang tak dapat diterima secara lokal di suatu negara. Banyak
pertanyaan

mendasar

bagi

perusahaan

multinasional,

seperti

kemungkinan masuknya nilai moral budayanya ke budaya masyarakat


lain, atau kemungkinan tedadi esploitasi yang dilakukan perusahaan
terhadap lubang-lubang perundang-undangan dalam sebuah negara
demi kepentingan mereka. Mereka dapat menyukseskan aspirasi
negara atau justru malah menimbulkan frustrasi dengan menghambat
tujuan nasional. Hal ini meningkatkan kewajiban bagi perorangan
maupun industri untuk melaksanakan aturan kode etik secara internal
maupun eksternal.
d. Tantangan pengembangan sikap dan tanggung jawab pribadi.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang cepat,
memberikan tantangan penegakan nilai-nilai etika dan moral setiap
individu guna mengendalikan kemajuan dan penerapan teknologi
tersebut bagi kemanusiaan. Dunia etika adalah dunia filsafat, nilai, dan
moral. Dunia bisnis adalah dunia keputusan dan tindakan. Etika
bersifat abstrak dan berkenaan dengan persoalan baik dan buruk,
sedangkan bisnis adalah konkret dan harus mewujudkan apa yang
telah diputuskan. Sebenarnya, inti etika bisnis yang pantas
dikembangkan oleh setiap individu adalah pengendalian. Dalarn hal
ini, semua perlu menyadari bahwa keuntungan adalah motivasi bisnis.
yang ingin diatur oleh etika bisnis adalah bagaimana memperoleh
keuntungan itu. Keuntungan yang dicapai dengan cara curang, tidak

18

adil, dan bertentangan dengan nilai-nilai budaya dan martabat


kemanusiaaan, tidaklah etis..
E. Dampak Posistif dan Negatif bisnis melalui elekronik (Internet).
1. Dampak Negatif.
a. Penipuan
Hal ini memang merajalela di bidang manapun. Internet pun tidak
luput dari serangan penipu. Cara yang terbaik adalah tidak
mengindahkan hal ini atau mengkonfirmasi informasi yang Anda
dapatkan pada penyedia informasi tersebut.
b. Kurangnya Silahturami.
Terlihat jelas apabila berbisnis melalui internet itu mengurangi tali
silaturahim kita, karena user hanya mengandalkan fasilitas internet atau
jaringan yang diberikan oleh pemilik situs tanpa bertatap muka dan
komunikasipun hanya lewat dunia maya, selain itu mengurangi sifat
sosial, manusia karena cenderung lebih suka berhubungan lewat
internet daripada bertemu secara langsung (face to face).
c. Kekejaman dan kesadisan juga banyak ditampilkan.
Karena segi bisnis dan isi pada dunia internet tidak terbatas, maka
para pemilik situs menggunakan segala macam cara agar dapat menjual
situs mereka. Salah satunya dengan menampilkan hal-hal yang bersifat
tabu supaya banyak user yang mengaksesnya.
d. Carding.
Karena sifatnya yang langsung, cara belanja dengan menggunakan
Kartu kredit adalah cara yang paling banyak digunakan dalam dunia

19

internet. Para penjahat internet pun paling banyak melakukan kejahatan


dalam bidang ini. Dengan sifat yang terbuka, para penjahat mampu
mendeteksi adanya transaksi (yang menggunakan Kartu Kredit) on-line
dan mencatat kode Kartu yang digunakan. Untuk selanjutnya mereka
menggunakan data yang mereka dapatkan untuk kepentingan kejahatan
mereka.
e. Perjudian.
Dampak lainnya adalah meluasnya perjudian. Dengan jaringan
yang tersedia, para penjudi tidak perlu pergi ke tempat khusus untuk
memenuhi keinginannya. Anda hanya perlu menghindari situs seperti
ini, karena umumnya situs perjudian tidak agresif dan memerlukan
banyak persetujuan dari pengunjungnya.
2. Dampak Positif :
a. Jaringan penjualan atau pemasaran luas.
Dengan menggunakan media elektronik dan atau internet
bisnis

dapat

kita

informasikan

dengan

cepat

dan

jaringan

pemasarannya juga luas karena jangkauannya secara global dan


menjangkau seluruh dunia. Seorang pembisnis bisa memasarkan
produk dan atau jasa tanpa mengunakan pemasaran tradisional seperti
brosur dan ikaln surt kabar.

b. Menghemat uang.
Bisnis yang menggunakan internet akan sangat menghemat
uang, kertas dan perlengkapan kantor lainnya bisa diminimalkan

20

peggunaannya. Pelaku bisnis bisa mengganti surat atau fax hanya


dengan email.
c. Memperluas jaringan.
Terbukanya jaringan kerjasama dengan pembisnis lain.
Banyak pelaku bisnis internet telah membuat kerjasama dengan orang
lain di bidang mereka, dimana mereka dapat saling berbagi solusi
mengenai tantangan atauppun berbagi manfaat bisnis dengan
menggunakan internet. Kenyataan ini dengan sendirinya akan
menunjang

bertambahnya

pengalaman

sekalligus

mengdorong

pertumbuhan bisnis mereka.


d. Bisa dijalankan dimana saja, kapan saja, dan oleh siapa saja.
Sebuah bisnis yang ideal sekali. Anda bisa menjalankan nya
dirumah, di kantor selepas kerja atau disaat makan siang, bahkan.
Anda bisa menjalankan di saat keluar kota, liburan karena dengan
media ini anda bisa menjalankan bisnis Online anda.
e. Pelanggan Lebih besar
Keuntungan dari internet untuk bisnis adalah potensi
pertumbuhan pelanggan. Sebuah usaha kecil tanpa situs web mungkin
dapat bersaing hanya dengan bisnis usaha kecil lokal lainnya. Namun
dengan menggunakan atau melakukan bisnis di internet pembisnis
kecil dan perusahaan

akan memiliki potensi untuk mengapatkan

pelanggan di seluruh dunia ini, karena internet buka 24 jam sehari dan
bisa di akses oleh siapaun dan dimanapun. Apabila anda menggunakan
internet sebagai bisnis, untuk bisnis anda yang berpotensi lokal bisa
21

berpotensi internasional. Tentu saja anda juga perlu memilih


produk/jasa yang mudah didistribusikan antar negara.
f. Program alifiasi.
Bisnis internet juga bisa membuka program alifiasi yang akan
memperluas pelanggan dan memperbesar pendapatan. Orang biasa
mendaftar pada program alifiasi yang diadakan oleh perusahaan
dengan mendapat persenan atas keberhasilan atas transaksi yang
dilakukan.
Dapat disimpulkan, bahwa seberapa besar pengaruh media
elektronik dan atau

internet dalam dunia bisnis tergantung pada

pemakainya dan bagaimana cara kita dalam menggunakan dan


memanfaatkan teknologi itu, namun semestinya harus ada batasanbatasan dan norma-norma yang harus mereka pegang teguh

BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan

22

Bisnis memang berorientasi kepada keuntungan secara ekonomi.


Namun, tanggung jawab dan kewajiban-kewajiban sosial memiliki nilai yang
tinggi pula untuk keberhasilan sebuah bisnis. Dengan tanggung jawab dan
keterlibatan sosial maka akan tercipta citra positif dari bisnis di mata
masyarakat. Dengan demikian, hal itu akan menguntungkan bagi eksistensi
bisnis jangka panjang serta pengembangan bisnis di masa mendatang.
Sebuah bisnis akan bertahan lama jika memperhatikan juga
kepentingan sosial, baik konsumen, karyawan maupun mitra bisnisnya.
Tanggung jawab sosial tersebut akan membuat perusahaan atau institusi bisnis
menghindari tindakan-tindakan yang mungkin merugikan masyarakat atau
institusi bisnis lain hanya untuk mengejar keuntungan ekonomis semata.
2. Saran
Dalam dunia bisnis kita perlu merencanakan sistem dan teknologi yang
strategis yang tentunya sesuai dengan etika bisnis maka beberapa hal yang
harus dilakukan adalah:
a. Pahami bidang bisnis yang akan ditangani.
b. Pahami proses bisnis yang anda jalankan.
c. Pahami pemasalahan yang terjadi dalam bisnis.
Semakin cepatnya perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi
menuntut manusia untuk mencoba membuat perubahan di segala jenis
kehidupannya yang tujuannya adalah mendapatkan hasil maupun kondisi yang
terbaik yang dapat dicapai. Banyaknya sektor kehidupan yang ada diharapkan
membuka inovasi baru bagi kita untuk menciptakan sesuatu yang baru untuk

23

kemajuan peradaban manusia. Namun semua inovasi tersebut hendaknya harus


dibatasi oleh moral dan etika budaya bangsa Indonesia.

24

Anda mungkin juga menyukai