Anda di halaman 1dari 17

TUGAS

KRISTAL MINERAL
Mineral Non Silikat

MUSLIANDA
[ 410014071 ]

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL

18

YOGYAKARTA 2014

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.

Latar belakang

Geologi adalah suatu bidang Ilmu Pengetahuan Kebumian yang mempelajari segala
sesuatu mengenai planit Bumi beserta isinya yang pernah ada. Merupakan kelompok ilmu
yang membahas tentang sifat-sifat dan bahan-bahan yang membentuk bumi, struktur, prosesproses yang bekerja baik didalam maupun diatas permukaan bumi,kedudukannya di Alam
Semesta serta sejarah perkembangannya sejak bumi ini lahir di alam semesta hingga
sekarang. Ilmu ini mempelajari dari benda-benda sekecil atom hingga ukuran benua,
samudra, cekungan dan rangkaian pegunungan.
Untuk mempelajari semua tentang Bumi dimulai dari pembentuk bumi yang paling
dasar yaitu mineral. Mineral dapat kita jumpai dimana-mana disekitar kita, dapat berwujud
sebagai batuan, tanah, atau pasir yang diendapkan pada dasar sungai. Beberapa daripada
mineral tersebut dapat mempunyai nilai ekonomis karena didapatkan dalam jumlah yang
besar, sehingga memungkinkan untuk ditambang seperti emas dan perak. Mineral, kecuali
beberapa jenis, memiliki sifat, bentuk tertentu dalam keadaan padatnya, sebagai perwujudan
dari susunan yang teratur didalamnya. Apabila kondisinya memungkinkan, mereka akan
dibatasi oleh bidang-bidang rata, dan diasumsikan sebagai bentuk-bentuk yang teratur yang
dikenal sebagai kristal. Dengan demikian, kristal secara umum dapat di-definisikan sebagai
bahan padat yang homogen yang memiliki pola internal susunan tiga dimensi yang teratur.
Studi yang khusus mempelajari sifat-sifat, bentuk susunan dan cara-cara terjadinya bahan
padat tersebut dinamakan kristalografi.
1.2.

Tujuan

Maksud dan tujuan makalah ini dibuat adalah agar mahasiswa mengenal tentang

18

Mineral Non-Silikat

BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Mineral
Mineral adalah padatan senyawa kimia homogen, non-organik, yang memiliki bentuk
teratur (sistem kristal) dan terbentuk secara alami. The International Mineralogical
Association tahun 1995 telah mengajukan definisi baru tentang definisi material:Mineral
adalah suatu unsur atau senyawa yang dalam keadaan normalnya memiliki unsur kristal dan
terbentuk dari hasil proses geologi. Istilah mineral termasuk tidak hanya bahan komposisi
kimia tetapi juga struktur mineral. Namun pada umumnya dikenal dua defenisi mineral,
defenisi klasik yang disimpulkan sebelum tahun 1977 dan defenisi kompilasi yang
disimpulkan setelah tahun 1977. Menurut defenisi klasik, mineral adalah suatu benda padat
anorganik yang terbentuk secara alami, bersifat homogen, yang mempunyai bentuk kristal
dan rumus kimia yang tetap. Dan menurut defenisi kompilasi, mineral adalah suatu zat yang
terdapat dialam dengan komposisi kimia yang khas, bersifat homogen, memiliki sifat-sifat
fisik dan umumnya berbentuk kristalin yang mempunyai bentuk geometris tertentu.
Mineralogi adalah ilmu yang mempelajari segala sesuatu tentang mineral. Mulai dari
pembagian atau penggolongan mineral, pengenalan sifat-sifat mineral, pendeskripsian
mineral dan semua hal yang berkaitan dengan mineral.
Untuk mempelajari tentang mineral, tentu harus terlebih dahulu mengetahui sifat-sifat
yang ada pada mineral tersebut.Sifat fisik secara teori hanya bisa menggambarkan sebagian
dari sifat-sifat mineral dan tidak dapat digunakan sebagai pedoman untuk menentukan atau
membedakan mineral-mineral yang ada, karena hanya terdapat pada sebagian mineral saja.
Adapaun sifat-sifat mineral secara teori tersebut adalah : Lebih dari 2000 mineral telah
diketahui sampai sekarang ini,dan usaha-usaha untuk mendapatkan mineral-mineral baru
jenis terus dilakukan. Dari jumlah tersebut hanya beberapa yang umum atau sering dijumpai.
Mineral-mineral yang dominan sebagai pembentuk batuan penyusun kerak bumi disebut
mineral pembentuk batuan (Rock Forming Minerals). Selain itu hanya sekitar 8 unsur yang
dominan menyusun mineral-mineral tersebut. Dua unsur yang paling dominan adalah oksigen
dan silikon yang bergabung untuk menyusun kelompok mineral yang sangat umum yaitu

18

mineral silikat. Setiap mineral silikat disusun oleh oksigen dan silikon, kecuali kuarsa.

2.2 Mineral Non Silikat


Mineral Non silikat adalah kelompok mineral yang unsur pembentuknya bukan dari
silica. Secara garis besar hampir semua mempunyai komposisi kimia yang sederhana berupa
unsur, sulfida (bila unsur logam bersenyawa dengan sulfur), atau oksida (bila unsur logam
bersenyawa dengan oksigen). Native element seperti tembaga, perak atau emas agak jarang
terdapat. Sulfida kecuali Pirit, tidak jarang ditemukan, tetapi hanya cukup berarti bila relatif
terkonsentrasi dalam urat (Vein) dengan cukup besar.
Berikut ini adalah mineral - mineral yang yang non silikat :
2.2.1. Mineral Sulfida
Kelas mineral sulfida atau dikenal juga dengan nama sulfosalt ini terbentuk dari
kombinasi antara unsur tertentu dengan sulfur (belerang). Pada umumnya unsure utamanya
adalah logam (metal). Pembentukan mineral kelas ini pada umumnya terbentuk disekitar
wilayah gunung api yang memiliki kandungan sulfur yang tinggi. Proses mineralisasinya
terjadi pada tempat-tempat keluarnya atau sumber sulfur. Unsur utama yang bercampur
dengan sulfur tersebut berasal dari magma, kemudian terkontaminasi oleh sulfur yang ada
disekitarnya. Pembentukan mineralnya biasanya terjadi dibawah kondisi air tempat
terendapnya unsur sulfur. Proses tersebut biasanya dikenal sebagai alterasi mineral dengan
sifat pembentukan yang terkait dengan hidrotermal (air panas).

Mineral kelas sulfida ini juga termasuk mineral-mineral pembentuk bijih (ores).
Dan oleh karena itu, mineral-mineral sulfida memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi.
Khususnya karena unsur utamanya umumnya adalah logam. Pada industri logam, mineralmineral sulfides tersebut akan diproses untuk memisahkan unsur logam dari sulfurnya.
Beberapa penciri kelas mineral ini adalah memiliki kilap logam
karena unsur utamanya umumnya logam, berat jenis yang tinggi dan
memiliki tingkat atau nilai kekerasan yang rendah. Hal tersebut berkaitan
dengan unsur pembentuknya yang bersifat logam.

18

Beberapa contoh mineral sulfides yang terkenal adalah pyrite


(FeS3), Chalcocite (Cu2S), Galena (PbS), sphalerite (ZnS) dan proustite
(Ag3AsS3). Dan termasuk juga didalamnya selenides, tellurides,
arsenides, antimonides, bismuthinides dan juga sulfosalt. Contoh-contoh
mineral yang termasuk kedalam kelas ini adalah anhydrite , celestine ,

barite, alabaster, dan gypsum. Juga termasuk didalamnya mineral


chromate , molybdate , selenate , sulfite , tellurate serta mineral
tungstate.
Contoh Mineral Golongan Sulfida :

PYRITE

18

Pyrite adalah mineral kuningan-kuning deng an kilap logam cerah. Ia memiliki


komposisi kimia disulfida besi (FeS2) dan merupakan yang paling umum mineral sulfida.
Pyrite terbentuk pada suhu tinggi dan dan juga rendah. Biasanya terdapat dalam batuan beku,
batuan metamorf dan sedimen di seluruh dunia. Lokasi di Indonesia: Sulawesi Tenggara,
NTB, Sulbar, Padang, Kalteng.

GALENA

Galena merupakan bijih utama di dunia timbal dan ditambang di sejumlah banyak
negara. Mineral yang termasuk bahan galian logam bukan besi ini ditemukan dalam batuan
sedimen dan metamorf dalam lingkungan hidrotermal suhu rendah. Lokasi di Indonesia:
NAD, Sumut, Sumbar, Bengkulu, Lampung, Jabar, Kalbar, Kalteng, Kaltim, Sulsel.
Kegunaan: Sumber logam timbal atau timah hitam, penyusun baterai kendaraan hibrida.

2.2.2.Mineral oksida dan hidroksida


Mineral oksida dan hidroksida ini merupakan mineral yang terbentuk dari
kombinasi unsur tertentu dengan gugus anion oksida (O) dan gugus hidroksil hidroksida (OH
atau H). Mineral oksida terbentuk sebagai akibat persenyawaan langsung antara oksigen dan
unsur tertentu. Susunannya lebih sederhana dibanding silikat. Mineral oksida umumnya lebih
keras dibanding mineral lainnya kecuali silikat. Mereka juga lebih berat kecuali sulfida.

18

Unsur yang paling utama dalam oksida adalah besi, chrome, mangan, timah dan aluminium.

Beberapa mineral oksida yang paling umum adalah es (H2O), korondum (Al2O3), hematit
(Fe2O3) dan kassiterit (SnO2).

Seperti mineral oksida, mineral hidroksida terbentuk akibat


pencampuran atau persenyawaan unsur-unsur tertentu dengan hidroksida
(OH). Reaksi pembentukannya dapat juga terkait dengan pengikatan
dengan air. Sama seperti oksida, pada mineral hidroksida, unsur
utamanya pada umumnya adalah unsur-unsur logam. Beberapa contoh
mineral hidroksida adalah goethit (FeOOH) dan limonite (Fe2O3.H2O).

18

Sifat dari golongan Oxida tidak tetap/dapat beruba-ubah;


Terbentuk/ditemui pada banyak Lingkungan Geologi dan pada tipe batuan
yang bermacam-macam. Golongan mineral oxides terbentuk dari magma
yang mengalami pembekuan atau magma yang mengintruksi batuan
lainnya. Mineral golongan oxides merupakan mineral pembentuk batuan
(rock forming). Beberapa mineral oksida yang paling umum adalah es
(H2O), korondum (Al2O3), hematit (Fe2O3) dan kassiterit (SnO2).
Daerah persebaran mineral oksida umumnya di daerah Nanggroe
Aceh Darussalam, Sumatera Barat, Jambi, Lampung, Jawa, Kalimantan
Tengah dan Kalimantan Selatan.
Contoh Mineral Golongan Oksida :

MAGNETITE

Magnetite adalah salah satu mineral oksida yang paling umum dan juga
salah satu mineral besi yang paling banyak ditemukan. Magnetit
merupakan bijih besi penting dan ditemukan dalam batuan beku,
metamorf dan sedimen. Sangat melimpah di batuan sedimen. Lokasi di
Indonesia: Sumatera Barat, Jambi, Lampung, Jawa Barat, Kalimantan
Tengah dan Kalimantan Selatan.

CORUNDUM

Corundum adalah mineral kedua terkeras setelah berlian yang masih


empat kali lebih keras dari mineral ini. Kekerasan corundum dapat
dikaitkan dengan ikatan aluminium dan oksigen yang kuat dan pendek.
Ikatan ini menarik oksigen dan aluminium atom berdekatan, membuat
kristal tidak hanya keras tapi juga cukup padat untuk mineral yang hanya
terdiri dari dua elemen ringan. Lokasi di Indonesia: Jatim, Jateng, Jabar,
Sumbar, Sumsel, NTT, Maluku Utara.
2.2.3. Mineral Carbonat
Merupakan persenyawaan dengan ion (CO3)2-, dan disebut karbonat,
umpamanya persenyawaan dengan Ca dinamakan kalsium karbonat, CaCO3 dikenal
sebagai mineral kalsit. Mineral ini merupakan susunan utama yang membentuk batuan
sedimen. Carbonat terbentuk pada lingkungan laut oleh endapan bangkai plankton. Carbonat
juga terbentuk pada daerah evaporitic dan pada daerah karst yang membentuk gua (caves),
stalaktit, dan stalagmite. Dalam kelas carbonat ini juga termasuk nitrat (NO3) dan juga Borat
(BO3).Carbonat, nitrat dan borat memiliki kombinasi antara logam atau semilogam dengan

18

anion yang kompleks dari senyawa-senyawa tersebut (CO3, NO3, dan BO3)

Karbonat, nitrat dan borat memiliki kombinasi antara logam atau semilogam dengan
anion yang kompleks dari senyawa-senyawa tersebut. Beberapa contoh mineral yang
termasuk dalam kelompok karbonat adalah dolomite (CaMg(CO3)2 , calcite (CaCO3) dan
magnesite (MgCO3).

Contoh Mineral Golongan Karbonat :

18

CALCITE

Calcite terbentuk dari pengendapan kalsium yang kaya air, biasanya terletak di guagua atau di tebing kapur. dan semua itu ada dalam bentuk stalagmit, stalaktit, flowstone dan
pertumbuhan globular yang aneh. zat-zat tersebut terus menumpuk dan membentuk lapisan
tersendiri, sehingga terbentuklah mineral kasilt. namun hal ini juga membuat mineral kasilt
menjadi mineral yang tidak murni, karena banyak menjebak bahan organik dalam
pembentukanya, seperti daun, ranting, lumut dan lainnya. Lokasi di Indonesia : Sumatera
Utara, Sulawesi , Jawa Tengah

DOLOMITE

Dolomite adalah mineral yang sangat umum dan terkenal karena pelanya yang
berbentuk agregat kristal melengkung, terbentuk karena hasil pelarutan dan rekristalisasi batu
gamping yang mengandung Mg. Dolomit sangat unik, pernah ditemukan jenis dolomit yang
terisolasi di Eugui, Spanyol yang memiliki kristal transparan bewarna yang menyerupai
Iceland Spar seperti Kalsit, dan tidak memiliki kemiripan dengan dolomit di daerah lain.
Persebaran di Indonesia : Sekapak (Tuban) dan Jawa Timur.

2.2.4. Mineral Sulfat


Sulfat terdiri dari anion sulfat (SO42-). Mineral sulfat adalah kombinasi logam
dengan anion sufat tersebut. Pembentukan mineral sulfat biasanya terjadi pada daerah
evaporitik (penguapan) yang tinggi kadar airnya, kemudian perlahan-lahan menguap
sehingga formasi sulfat dan halida berinteraksi. Pada kelas sulfat termasuk juga mineralmineral molibdat, kromat, dan tungstat. Dan sama seperti sulfat, mineral-mineral tersebut

18

juga terbentuk dari kombinasi logam dengan anion-anionnya masing-masing.

Contoh-contoh mineral yang termasuk kedalam kelas ini adalah anhydrite (calcium
sulfate), Celestine (strontium sulfate), barite (barium sulfate), dan gypsum (hydrated calcium
sulfate). Juga termasuk didalamnya mineral chromate, molybdate, selenate, sulfite, tellurate
serta mineral tungstate.

Contoh Mineral Golongan Sulfat :

GYPSUM

18

Gypsum adalah mineral yang memiliki sifat yang sangat menarik, mineral ini
memiliki kebiasan yang sangat unik, Gypsum banyak ditemukan sempurna dan utuh, tanpa
ada kerusakan atu patah sedikitpun. Gypsum biasanya ditemukan di dalam tanah liat sebagai
kristal pelampung, dimana gypsum sepenuhnya terbentuk tanpa melekat pada batu atau
mineral matriks. Terbentuk dalam lingkungan sedimen, dan sering berselingan dengan
batugamping, serpih, batupasir, lempung dan garam batuan. Dapat pula ditemukan dalam
urat-urat metalik sebagai mineral geng. Lokasi di Indonesia: Cirebon, Jawa Barat

BARITE

Barite (BaSO4) mengandung campuran unsur Cr, Ca, Pb, dan Ra, yang
senyawanya mempunyai bentuk kristal yang sama. Unsur pengotor barit adalah besi oksida,
lempung, dan unsur organik, yang semuanya dapat memberikan beragam warna pada warna
kristal barit murni adalah putih atau abu-abu. Sebagian besar produksi barit dunia digunakan
dalam industri perminyakan.
2.2.5. Mineral Phospat
Golongan mineral Fosfat merupakan satu-satunya bahan galian (diluar air) yang
mempunyai siklus. Unsur fosfor di alam diserap oleh makhluk hidup , senyawa fosfat pada
jaringan makhluk hidup yang telah mati terurai kemudian terakumulasi dan terendapkan
dilautan. Proses terbentuknya endapan fosfat ada 3 :
1. Fosfat Primer
Terbentuk dari pembekuan magma alkali yang bersusunan nefelin , syenit , dan
takhitserta mengandung mineral fosfat apatit , terutama fluor apatit.
2. Fosfat Sedimenter ( marin )
Merupakan endapan fosfat sedimen yang terendapkan di laut dalam , pada lingkungan
alkali dan suasana tenang. Mineral fosfat yang terbentuk terutama frankolit.
3. Fosfat Guano
Merupakan hasil akumulasi sekresi burung pemakan ikan dan kelelawar yang terlarut
dan bereaksi dengan batu gamping karena pengaruh air hujan dan air tanah.
Berdasarkan tempatnya endapan fosfat guano terdiri dari endapan permukaan , bawah
permukaan , dan gua.

18

Fosfat merupakan unsur dalam suatu batuan beku (apatit) atau sedimen dengan kandungan
fosfor ekonomis. Biasanya kandungan fosfor dinyatakan sebagai Bone Phospate of Lime
(BPL) atau Triphospate of Lime (TPL) atau berdasarkan kandungan P2O5. Kadang-kadang
endapan fosfat berasosiasi dengan batuan beku alkali kompleks , terutama karbonit kompleks
dan sienit. Berikut akan diberikan contoh mineral fosfat dan deskripsinya.
Contoh Mineral Golongan Phospat :

MONAZITE

APATITE

2.2.6.Mineral Halida
Halida adalah kelompok mineral yang memiliki anion dasar halogen. Halogen adalah
kelompok khusus dari unsur-unsur yang biasanya memiliki muatan negatif ketika tergabung
dalam satu ikatan kimia. Halogen yang biasanya ditemukan di alam adalah Fluorine,
Chlorine, Iodine, dan Bromine. Halida cenderung memiliki struktur yang rapi dan simetri
yang baik. Mineral halida memiliki cri khas lembut, terkadang transparan, umumnya tidak
terlalu padat, memiliki belahan yang baik, dan sering memiliki warna-warna cerah.
Kelompok ini dicirikan oleh adanya dominasi dari ion halogen elektronegatif seperti : F- , Cl, Br- dan I- . Pada umumnya memiliki berat jenis yang rendah ( < 5 ). Contoh mineralnya
adalah Fluorit (CaF2) , Halit (NaCl) , Silvit (KCl) , dan Kriolit (Na 3AlF6). Berikut akan
diberikan contoh beberapa mineral Halida beserta deskripsinya.
Contoh Mineral Golongan Halida :

Fluorite terbentuk pada urat Hydrotermal


pada suhu sedang sampai suhu tinggi Pada
fase Hypotermal pada suhu 300-500 C.
Terdapat pada pegmatit.berasosiasi dengan
barite,kuarsa, zinc, timbal, topas, tourmalin,
cassiterit,dan apatit.

FLUORITE

Halite dibentuk karena proses eksogen


melalui
pengeringan
danau
yang
mengandung garam atau tempat lain yang
mengandung air garam atau terbentuk dari
hasil
presipitasi
air
laut
secara
primer/langsumg dangan temperatur sekitar
100 C,juga merupakan hasil presipitasi
pada endapan sedimen seperti lempug.

18

HALITE

2.2.7. Mineral Native Element


Native element atau unsur murni ini adalah kelas mineral yang dicirikan dengan hanya
memiliki satu unsur kimia saja. Mineral pada kelas ini tidak mengandung unsur lain selain
unsur pembentuk utamanya.
Pada umumnya tenacity golongan mineral ini adalah malleable yang jika ditempa dengan
palu akan menjadi pipih. Dan juga dapat bertenacity ductile yang jika ditarik akan dapat
memanjang namun tidak akan kembali seperti semula jika dilepaskan. Kelas mineral ini
terdiri dari dua bagian umum :
a). Metal dan element intermetalic (logam). Contohnya emas , perak , dan tembaga.
b). Semimetal dan non metal (bukan logam). Contohnya sulfur dan bismuth.
Contoh Mineral Golongan Native Element :

Sulfur dapat terbentuk di daerah gunungapi


aktif, di sekitar mata air panas, dan hasil aktivitas
bakteri yang memisahkan sulfur dari sulfat.
Dapat pula terbentuk karena oksidasi sulfidasulfida pada urat-urat yang berasosiasi dengan
sulfida-sulfida metal. Dijumpai juga pada batuanbatuan sedimen yang berasosiasi dengan anhidrit,
gipsum dan batugamping.

SULFUR

Intan terbentuk pada pembentukan batuan beku


ultrabasa, yaitu porfiri-olivin, atau porfiri kayaflogopit; batuan ini dikenal sebagai kimberlit.
Dapat dijumpai dalam deposit aluvial, baik di
sungai-sungai maupun di pantai.

18

DIAMOND (INTAN)

KELOMPOK

ANGGOTA

Hematite
Magnetite
Oxides
Corrundum
Chromite
Ilmenite
Galena
Sphalerite
Pyrite
Sulfides
Chalcopyrite
Bornite
Cannabar
Gypsum
Sulfates
Anhydrite
Barite
Gold
Cooper
Diamond
Native Elements
Sulfur
Graphite
Silver
Platinum
Halite
Halides
Flourite
Sylvite
Calcite
Dolomite
Carbonates
Malachite
Azurite
Limonite
Hydroxides
Bauxite
Apatite
Phosphates
Turquoise
2.2.8.Tabel Mineral Non-Silikat

18

BAB III

SENYAWA KIMIA
Fe2O3
Fe3O4
Al2O3
FeCr2O4
FeTiO3
PbS
ZnS
FeS2
CuFeS2
Cu5FeS4
HgS
CaSO4,2H2O
CaSO4
BaSO4
Au
Cu
C
S
C
Ag
Pt
NaCl
CaF2
KCl
aCO3
CaMg(CO3)2
Cu2(OH)2CO3
Cu3(OH)2(CO3)2
FeO(OH).nH2O
Al(OH)3.nH2O
Ca5(F,Cl,OH)PO4
CuAl6(PO4)4(OH)8

PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Mineral adalah padatan senyawa kimia homogen, non-organik, yang memiliki bentuk
teratur (sistem kristal) dan terbentuk secara alami.

Mineral Non silikat adalah kelompok

mineral yang unsur pembentuknya bukan dari silica. Secara garis besar hampir semua
mempunyai komposisi kimia yang sederhana berupa unsur, sulfida (bila unsur logam
bersenyawa dengan sulfur), atau oksida (bila unsur logam bersenyawa dengan
oksigen).mineral-mineral Non-Silikat : Mineral Sulfida, Mineral oksida dan hidroksida,
Mineral Carbonat, Mineral Sulfat, Mineral Phospat, Mineral Halida dan Mineral Native

18

Element.

DAFTAR PUSTAKA

18

http://unpadgeol09.blogspot.com/2010/11/mineralogi.html diakses pada pukul 19.23 wib


http://bagoesdhermanto.blogspot.com/2012/07/pengenalan-mineral.html diakses pada pukul
20.03 Wib
http://eriantcrishman.wordpress.com/tag/8-golongan-mineral/ diakses
pada pukul 21.07 Wib

Anda mungkin juga menyukai