Anda di halaman 1dari 14

TUGAS 2

ILMU SOSIAL DASAR

Nama

: Bustomi

NPM

: 11116500

Kelas

: 1KA20

Pertanyaan:
Apa yang anda ketahui tentang :
a.
b.
c.
d.
e.

Masalah kependudukan?
Masalah individu, keluarga, dan masyarakat?
Masalah hubungan warga negara dan negara?
Masalah pelapisan sosial?
Masalah masyarakat perkotaan dan masyarakat pedesaan?

Jawab:
Masalah Kependudukan di Indonesia
Menurut Peraturan Pemerintah No. 87 Tahun 2014, yang dimasud dengan
kependudukan adalah hal ihwan yang berkaitan dengan jumlah, struktur,
pertumbuhan, persebaran, mobilitas, penyebaran, kualitas, dan kondisi
kesejahteraan yang menyangkut politik, ekonomi, sosial budaya, agama serta
lingkungan penduduk setempat. Setiap negara di dunia mempunyai berbagai
permasalahan dalam pengelolaan kependudukannya salah satunya adalah
Indonesia, sebagai salah satu negara berkembang tentunya masalah kependudukan
di Indonesia sangatlah kompleks.
Berikut adalah masalah kependudukan yang ada di Indonesia:
1. Demografi
a. Jumlah dan Pertumbuhan Penduduk.
Indonesia mempunyai jumlah penduduk yang sangat banyak, menurut data Bank
Dunia jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2015 adalah sekitar 257,5 juta jiwa,
hal ini menempatkan Indonesia sebagai negara dengan jumlah penduduk
terbanyak ke empat di dunia setelah Amerika Serikat yang berada di urutan ke
tiga. China masih menempati urutan pertama dengan jumlah penduduk mencapai
1,371 miliar jiwa, disusul oleh India yang menempati posisi kedua dengan jumlah
yang terpaut tipis atau sekitar 1,311 miliar jiwa. Dengan total seluruh penduduk
dunia mencapai 7,346 miliar jiwa.

Tabel 1.

Population 2015
Rankin
g
CHN
IND
USA
IDN
WLD

1
2
3
4

Economy

(thousands)

China
India
United States
Indonesia

1,371,220
1,311,051
321,419
257,564

World

7,346,633

Sumber : Bank Dunia

Badan Pusat Statistik (BPS) sebagai Lembaga statistik milik pemerintah hanya
melakukan penelitian atau sensus penduduk dalam satu dekade sekali. Terakhir
penelitian mengenai jumlah penduduk Indonesia adalah pada tahun 2010 dimana
penduduk Indonesia berjumlah sekitar 237,6 juta jiwa. Provinsi Jawa Barat
merupakan provinsi dengan populasi tertinggi di Indonesia, dari sepuluh provinsi
dengan populasi tertingggi, 5 provinsi berasal dari pulau Jawa dengan total
penduduk mencapai 137 juta jiwa, lebih dari setengah jumlah penduduk Indonesia
atau sekitar 57%.
Tabel 2.
Penduduk Indonesia menurut Provinsi 2000 dan
2010
(sepuluh provinsi dengan populasi tertinggi)

Provinsi

Penduduk
2000

2010

8098780

4305373
2
3747675
7
3238265
7
1298220
4
1063216
6

DKI Jakarta

8389443

9607787

Sulawesi Selatan

8059627

8034776

Lampung

6741439

7608405

Sumatera Selatan

6899675

7450394

Riau

4957627

5538367
2376413
26

Jawa Barat
Jawa Timur
Jawa Tengah
Sumatera Utara
Banten

INDONESIA

35729537
34783640
31228940
11649655

206264595

Sumber : Badan Pusat Statistik

Jumlah penduduk Indonesia bertambah 1,49% dari tahun 2000 sampai tahun
2010 dan bertambah 1,4% pada tahun 2014 ( Hasil Proyeksi Penduduk Indonesia

2010-2035 (Pertengahan tahun/Juni)) dan akan terus bertambah sesuai dengan


proyeksi penduduk yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2014.
Tabel 3.

INDONESIA
INDONESIA

5
4
3

2
1
2.31

1.98
1.49

1.49

1.40

Sumber : Badan Pusat Statistik

Menurut hasil penelitian BPS, penduduk Indonesia akan bertambah menjadi


sekitar 271 juta jiwa pada tahun 2020 dan akan terus bertambah hingga mencapai
sekitar 305 juta jiwa pada tahun 2035. Jika dilihat dari tabel, jumlah penduduk
terbanyak masih berada di pulau jawa. Dengan berjumlah sekitar 167 juta jiwa.
Tabel 4.
Proyeksi Penduduk menurut Provinsi, 2010-2035 (Ribuan)
Tahun

Provinsi
2010
Pulau
Sumatera
Pulau Jawa
Bali dan
Kep. Nusa
Tenggara
Pulau
Kalimantan
Pulau
Sulawesi
Kep.
Maluku
Pulau
Papua
INDONESIA

2015

2020

2025

2030

2035

50860.
30
137033
.30

55272.
90
145143
.60

59337.
10
152449
.90

62898.
60
158738
.00

65938.
30
163754
.80

68500.
00
167325
.60

13129.
70
13850.
90
17437.
10
2585.2
0
3622.3
0
238518
.80

14108.
50
15343.
00
18724.
00
2848.8
0
4020.9
0
255461
.70

15047.
80
16769.
70
19934.
00
3110.7
0
4417.2
0
271066
.40

15932.
40
18082.
60
21019.
80
3363.7
0
4793.9
0
284829
.00

16751.
40
19264.
00
21953.
50
3603.6
0
5139.5
0
296405
.10

17495.
70
20318.
10
22732.
00
3831.4
0
5449.6
0
305652
.40

Sumber : Badan Pusat Statistik

Berdasarkan penjelasan diatas, bisa dilihat bahwa indonesia merupakan negara


yang besar, di asia tenggara Indonesia merupakan negara terbesar secara
demografi. Tetapi dengan populasi yang besar tentunya pemasalahannya menjadi
semakin rumit. Pertumbuhan penduduk harus juga diiringi dengan penyedian

lapangan kerja yang besar. karena jika tidak dibarengi dengan penyediaan
lapangan pekerjaan yang besar akan membuat angka pengangguran meningkat,
dan ini bisa meningkatkan angka kejahatan. Karena orang akan melakukan
segala cara untuk bertahan hidup. Tabel dibawah ini menunjukan bahwa tenaga
kerja Indonesia pada tahun 2016 mencapai 127.8 juta jiwa dengan tenaga kerja
yang bekerja sebanyak 120.8 juta jiwa dan angka pengangguran mencapai 7.0
juta jiwa. Tentunya dengan angka tenaga kerja yang besar ini menjadi roda
penggerak perekonomian negara sehingga membuat ekonomi tetap tumbuh.
Angka penggangguran yang mencapai 7 juta jiwa bisa dibilang masih cukup
tinggi, ini membuat angka kriminalitas dan kejahatan masih cukup tinggi pula.
Tabel 5.
Tenaga Kerja Indonesia:
dalam juta

2010

2011

2012

2013

2014

2015

2016

Tenaga Kerja

116.5

119.4

120.3

120.2

121.9

122.4

127.8

- Bekerja

108.2

111.3

113.0

112.8

114.6

114.8

120.8

8.3

8.1

7.3

7.4

7.2

7.6

7.0

- Menganggur
Sumber: Badan Pusat Statistik

b. Penyebaran Penduduk
Dari Tabel 2. & 4. Bisa dilihat bahwa populasi Indonesia masih berpusat di pulau
Jawa sedangkan populasi di luar pulau jawa masih sedikit, hal ini menjadikan
pertumbuhan ekonomi masih berpusat di pulau jawa. Pembangunan infrastruktur
seperti transportasi, telekomunikasi dan industri belum merata, terutama di
indonesia bagian timur masih sangat rendah. Sehingga membuat penduduk dari
daerah lain berbondong-bondong ke pulau jawa untuk mencari penghidupan yang
lebih layak. Tentunya penyebaran penduduk yang tidak merata menjadika
persoalan baru, karena lahan di pulau jawa semakin sedikit sedangkan
penduduknya semakin banyak. Sebetulnya program transmigrasi sudah
diselenggarakan sejak jaman orde baru, tetapi bisa dikatakan kurang berhasil.
Karena perkembangan dan pembangunan di luar jawa masih kurang.
2. Non Demografi
a. Pendidikan
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya diatas bahwa populasi yang besar
haruslah dikelola dengan baik sehingga menghasilkan SDM yang berkualitas.
Peningkatan wawasan dan skills penduduk wajib dilakukan sehingga SDM
indonesia mampu bersaing dengan SDM dari negara lain. Salah satu caranya
adalah dengan pendidikan, seperti yang tercantum pada tabel dibawah ini, bisa
dilihat bahwa persentase penduduk berumur 15 tahun ke atas yang melek huruf di

Indonesia belum mencapai angka 100%, artinya masih ada penduduk indonesia
yang berumur 15 tahun ke atas belum mengenal huruf.
Tabel 6.
Persentase Penduduk Berumur 15 Tahun Ke Atas yang
Melek Huruf Menurut Golongan Umur dan Daerah
Tempat Tinggal, 2010-2014
Golongan
Umur
15-19
20-24
25-29
30-34
35-39
40-44
45-49
50+

TAHUN
2010

2011

99.5
99.4
2

5
5
9
3
6

2013

99.30

99.57

98.61

98.85

99.42

98.39

98.71

98.62

98.09

98.14

98.34

97.05

97.36

97.82

94.43

95.16

96.30

90.68

93.01

93.55

78.80

79.16

81.71

98.9
4

2012

98.7
98.3
97.5
95.6
91.1
78.4

2014
99.6
9
99.6
7
7
7
2
3
6
4

98.9
98.6
98.1
97.2
94.4
88.4

Sumber : Badan Pusat Statistik

Sementara itu pada tahun 2015 angkatan angkatan kerja Indonesia berjumlah
sekitar 122,3 juta, dari angka tersebut sekitar 28% adalah lulusan SMA sederajat
atau sekitar 34,5 juta jiwa, disusul oleh lulusan Sekolah Dasar (SD) sebanyak
32,4 juta atau sekitar 26%. Sementara untuk lulusan Akademi/Diploma dan
Universitas hanya berjumlah sekitar 13,5 juta atau sekitar 11% adri total angkatan
kerja. Dari sini kita bisa melihat bahwa tingkat pendidikan angkatan kerja
indonesia masih sangat rendah.
Tabel 7.
Jumlah Angkatan Kerja Indonesia
2015 Agustus

Angkatan Kerja (AK)

Pendidikan Tertinggi
yang Ditamatkan

Bekerja
Tidak/belum pernah
sekolah
Tidak/belum tamat
SD
SD
SLTP
SLTA Umum/SMU
SLTA Kejuruan/SMK
Akademi/Diploma

Jumlah
Penduduk Usia
15 tahun ke
Atas

4,387,90
4
14,951,1
12
31,487,57
8
20,698,644
19,813,37
3
10,837,24
9
3,086,444

Penganggura
n
55,5
54
371,5
42
1,004,9
61
1,373,9
19
2,280,02
9
1,569,6
90
251,
541

Jumlah AK
4,443,4
58
15,322,6
54
32,492,5
39
22,072,5
63
22,093,40
2
12,406,9
39
3,337,9
85

Persentase
Angkatan
Kerja
Terhadap
Penduduk
Usia Kerja
(TPAK)

% Bekerja /
AK
98.75
97.58
96.91
93.78
89.68
87.35
92.46

8,526,8
18
23,236,0
91
48,348,4
01

65.94

40,890,884

53.98

33,034,4
31
16,246,8
61
4,302,3
15

52.11

67.20

66.88
76.37
77.59

9,556,89
5

Universitas
Tak Terjawab

653,5
86

Total

114,819,199

10,210,
481

7,560,822

11,515
,116

93.60

122,380,021

88.67

93.82

186,100,917

65.76

Sumber : Badan Pusat Statistik

Tentunya kesempatan untuk mengenyam pendidikan bagi seluruh putra-putri


bangsa harus dipermudah, hal ini untuk peningkatan jenjang pendidikan SDM
indonesia sehingga mampu bersaing dengan tenaga kerja dari negara lain.
b. Kesehatan
Peningkatan kualitas kesehatan masyarakat di indonesia masih terus ditinkatkan,
dengan adanya program Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) cukup
membantu masyarakat miskin untuk mendapatkan pelayanan kesehatan secara
cuma-cuma. Hanya saja terkadang kesadaran akan pelayanan prima petugas
kesehatan di Rumah Sakit masih kurang. Belum lagi jumlah Rumah Sakit yang
belum merata di setiap pelosok negeri. Sehingga masyarakat di pedalaman sulit
untuk menuju Rumah Sakit.
Tabel 8.
Data Rumah Sakit Umum, Khusus dan Puskesmas tahun 2012 -2013
Provinsi

Rumah Sakit
Umum
2012
2013

Rumah Sakit
Khusus

Puskesmas

2012

2013

2012

2013

ACEH

46

51

330

334

SUMATERA UTARA

158

141

16

15

555

570

SUMATERA BARAT

38

39

21

22

260

262

RIAU

43

44

10

10

207

207

JAMBI

24

26

176

176

SUMATERA SELATAN

34

40

11

317

319

BENGKULU

17

18

178

180

LAMPUNG

37

39

10

276

280

KEP. BANGKA BELITUNG

12

13

60

60

KEP. RIAU

22

22

69

70

DKI JAKARTA

84

91

58

59

340

340

JAWA BARAT

182

205

61

69

1046

1050

JAWA TENGAH

179

201

68

74

873

873

DI YOGYAKARTA

43

48

23

21

121

121

JAWA TIMUR

206

229

80

90

960

960

BANTEN

49

53

24

24

228

230

BALI

42

45

12

12

118

120

NUSA TENGGARA BARAT

19

22

157

158

NUSA TENGGARA TIMUR

38

38

349

362

KALIMANTAN BARAT

29

32

237

237

KALIMANTAN TENGAH

16

16

190

194

KALIMANTAN SELATAN

24

25

226

228

KALIMANTAN TIMUR

36

40

14

14

217

222

KALIMANTAN UTARA

SULAWESI UTARA

33

37

177

183

SULAWESI TENGAH

19

20

176

183

SULAWESI SELATAN

53

57

23

25

425

440

SULAWESI TENGGARA

21

20

258

264

GORONTALO

10

11

87

91

SULAWESI BARAT

91

92

MALUKU

24

26

178

190

MALUKU UTARA

17

18

119

125

PAPUA BARAT

13

16

128

143

PAPUA

32

33

381

391

1608

1725

475

503

9510

9655

INDONESIA

Sumber : Badan Pusat Statistik

c. Kemiskinan
Kemiskinan merupakan pangkal dari dua permasalahan diatas. Masyarakat miskin
sulit mendapatkan pendidikan dan kesehatan yang layak. Ada pepatah yang
mengatakan yang miskin tambah miskin, yang kaya tambah kaya, mungkin
pepatah itu ada benarnya. Biaya pendidikan dan kesehatan yang mahal membuat
orang miskin hidup tambah susah. Menurut BPS jumlah penduduk Indonesia yang
hidup dibawah garis kemiskinan sekitar 28 juta jiwa, atau sekitar 11% dari total
penduduk Indonesia.
Berdasarkan penjelasan diatas dengan jumlah populasi yang besar tentunya
Indonesia memiliki Sumber Daya Manusia (SDM) yang besar. Hal ini bisa
menjadikan Indonesia negara yang kuat atau malah sebaliknya (lemah). Ini berarti
bahwa jika populasi (SDM) yang ada bisa dikelola dengan baik sehingga
menjadikan SDM yang bekualitas tentunya akan menjadi roda penggerak
pertumbuhan ekonomi bangsa. Tetapi jika SDM yang ada tidak dikelola dengan
baik (tidak berkualitas) dan laju pertumbuhan penduduk tidak bisa dikontrol,
tentunya akan menjadi bumerang bagi bangsa Indonesia ke depan. Dengan
populasi yang besar tentunya pemerintah Indonesia harus menyiapkan lapangan
pekerjaan yang besar pula. Sehingga SDM yang ada bisa terserap dengan baik,
Semakin banyak peluang kerja tentunya akan membuat angka pengangguran
menurun dan membuat perekonomian terus berputar. Pengentasan kemiskinan
menjadi fokus utama pemerintah, dengan peningkatan pendapatan masyarakat
dan menahan laju inflasi sehingga daya beli masyarakat tetap terjaga. Pendidikan
untuk semua, baik di daerah perkotaan atau perdesaan secara kualitas harus
merata dan berbiaya murah (gratis). Sehingga skill dan daya saing masyarakat
miskin meningkat. Pelayanan kesehatan yang baik dan murah bagi masyarakat

terus dittingkatkan sehingga masyarakat yang tumbuh adalah masyarakat yang


berkualitas secara jasmani, pengetahuan dan rohaninya. Terakhir tentunya adalah
peran serta masyarakat bersama-sama dengan pemerintah dalam mewujudkan
masyarakat indonesia yang adil dan makmur.
Referensi :
https://www.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/1274, dilihat pada kamis, 29 September
2016.
https://www.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/1267, dilihat pada kamis, 29 September
2016.
https://www.bps.go.id/Brs/view/id/1229, dilihat pada kamis, 29 September 2016.
https://www.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/1268, dilihat pada kamis, 29 September
2016.
https://www.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/1909,
http://data.worldbank.org/data-catalog/Population-ranking-table, dilihat pada kamis,
29 September 2016.

Masalah-masalah dalam kehidupan


1. Masalah individu, keluarga dan masyarakat
Pada hekekatnya manusia adalah makhluk sosial, yang memiliki keinginan untuk
menyatu dengan sesamanya serta alam lingkungan di sekitarnya karena saling
membutuhkan satu dengan lainnya. Dengan menggunakan pikiran, naluri, perasaan,
keinginan

dsb

lingkungannya.

manusia
Pola

memberi

interaksi

reaksi
sosial

dan

melakukan

dihasilkan

oleh

interaksi
hubungan

dengan
yang

berkesinambungan dalam suatu masyarakat, menurut Wikipedia Masyarakat (sebagai


terjemahan istilah society) adalah sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem
semi tertutup (atau semi terbuka), di mana sebagian besar interaksi adalah antara
individu-individu yang berada dalam kelompok tersebut. Kata "masyarakat" sendiri

berakar dari kata dalam bahasa Arab, musyarak. Lebih abstraknya, sebuah
masyarakat

adalah

suatu

jaringan

hubungan-hubungan

antar

entitas-entitas.

Masyarakat adalah sebuah komunitas yang interdependen (saling tergantung satu


sama lain). Umumnya, istilah masyarakat digunakan untuk mengacu sekelompok
orang yang hidup bersama dalam satu komunitas yang teratur. Sedangkan Individu

berasal dari Bahasa Latin yaitu dari kata individuum, yang artinya tak berbagi,
Individu merupakan unit terkecil pembentuk masyarakat Dalam ilmu sosial, individu
berarti juga bagian terkecil dari kelompok masyarakat yang tidak dapat dipisah lagi
menjadi bagian yang lebih kecil. Menurut Peraturan Pemerintah No. 87 Tahun 2014,
Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami isteri, atau
suami, isteri dan anaknya, atau anak dan ayahnya, atau ibu dan anaknya. Dalam
interaksinya,

antara

individu,

keluarga

dan

masyarakat

terdapat

berbagai

permasalahan.
Setiap individu lahir ke dunia dalam keadaan yang polos/tidak tahu apa-apa, kemudian
lingkungan keluargalah yang pertama membentuk kepribadian, sikap dan perilaku
setiap individu tersebut. Dalam keluarga biasanya terdapat permasalahan antara
suami dan isteri ataupun dengan anak-anaknya. Perbedaan prinsip/pandangan hidup
antara suami isteri bisa menjadi suatu permasalahan pada keluarga yang baru
menikah. Perbedaan ini ada karena mereka berasal dari keluarga dan masyarakat
yang berbeda yang membentuk kepribadian, sikap dan perilaku mereka dari kecil.
Keluarga yang berkualitas, bisa dilihat dari segi ketahanan ekonomi serta
pendidikannya. Orangtua harus mempunyai perencanaan masa depan untuk anakanaknya, contohnya adalah Keluarga Berencana (KB), dari awal orangtua harus
mempunyai rencana untuk mempunyai berapa anak. Rencana pendidikannya sudah
dipersiapkan sehingga anak-anaknya bisa lebih sukses.
Dalam hubungannya dengan masyarakat, permasalahan yang timbul semakin
kompleks. Seperti kita ketahui bersama bahwa Indonesia merupakan suatu negara
yang besar yang kaya akan budayanya, terdiri dari berbagai suku bangsa, dan agama.
Budaya membentuk suatu masyarakat dengan aturan/norma-norma yang mengatur
kehidupan masyarakat sehingga berjalan harmonis. Sebagai bangsa yang majemuk
tentunya konsep Bhineka Tunggal Ika (walau berbeda-beda tetap satu jua) sangatlah
penting, dengan budaya dan agama yang berbeda masyarakat tetap mengedepankan
toleransi dan rasa saling menghormati sehingga keutuhan bangsa dan negara tetap
terjaga.
2. Masalah hubungan antara warga dan negara

Negara merupakan alat dari masyarakat yang mempunyai kekuasaan untuk mengatur
hubungan mansia dalam masyarakat. Indonesia merupakan negara yang demokratis, setiap
warga negara diberikan kebebasan untuk memilih dan menyampaikan pendapat. Dalam hidup
bernegara terdapat hak dan kewajiban. Salah satu hak dari warga negara adalah yang
disebutkan diatas, masyarakat bebas memilih agama yang dianut menurut kepercayaannya.
Masyarakat juga berhak mendapatkan pendidikan yang layak. Dan salah satu kewajiban
masyarakat adalah dengan membayar pajak. Karena pemerintahan bisa berjalan dengan
adanya pajak dari masyarakat. Hak dan kewajiban ini harus dipenuhi oleh kedua belah pihak.
Tetapi pada kenyataannya tidak selalu berjalan mulus, masih banyak warga negara yang tidak
membayar pajak atau menghindar dari pajak dengan membawa uangnya ke negara bebas
pajak / tax heaven. Pun demikian masih banyak warga negara yang masih belum bisa
mengenyam pendidikan dengan baik bahkan ada yang sampai tidak lulus sekolah dasar.
3. Masalah Pelapisan Sosial dan Kesamaan Derajat
Stratifikasi sosial menurut Pitirim A. Sorokin adalah perbedaan penduduk /
masyarakat ke dalam lapisan-lapisan kelas secara bertingkat (hirarkis).
Pitirim A. Sorokin dalam karangannya yang berjudul Social Stratification
mengatakan bahwa sistem lapisan dalam masyarakat itu merupakan ciri yang tetap
dan umum dalam masyarakat yang hidup teratur.
Stratifikasi sosial menurut Drs. Robert M.Z. Lawang adalah penggolongan orangorang yang termasuk dalam suatu sistem sosial tertentu ke dalam lapisan-lapisan
hirarkis menurut dimensi kekuasaan, privilese dan prestise.
statifikasi sosial menurut Max Weber adalah stratifikasi sosial sebagai penggolongan
orang-orang yang termasuk dalam suatu sistem sosial tertentu ke dalam lapisanlapisan hirarkis menurut dimensi kekuasaan, privilese dan prestise.
Dalam kehidupan masyarakat kita bisa melihat orang dari beberapa hal sehingga
orang itu bisa sangat dihormati atau mungkin biasa saja.
Statifikasi sosial bisa dilihat dari beberapa hal antara lain :

a. Ilmu Pengetahuan
Seseorang yang paling menguasai ilmu pengetahuan akan menempati lapisan
tinggi dalam sistem pelapisan sosial masyarakat yang bersangkutan. Penguasaan
ilmu

pengetahuan

ini

biasanya

terdapat

dalam

gelar-gelar

akademik

(kesarjanaan), atau profesi yang disandang oleh seseorang, misalnya dokter,


insinyur, doktor ataupun gelar profesional seperti profesor. Namun sering timbul
akibat-akibat negatif dari kondisi ini jika gelar-gelar yang disandang tersebut lebih
dinilai tinggi daripada ilmu yang dikuasainya, sehingga banyak orang yang
berusaha dengan cara-cara yang tidak benar untuk memperoleh gelar
kesarjanaan, misalnya dengan membeli skripsi, menyuap, ijazah palsu dan
seterusnya.
b. Kekayaan dapat dijadikan ukuran penempatan anggota masyarakat ke dalam
lapisan-lapisan sosial yang ada, barang siapa memiliki kekayaan paling banyak, ia
akan termasuk lapisan teratas dalam sistem pelapisan sosial, demikian pula
sebaliknya, yang tidak mempunyai kekayaan akan digolongkan ke dalam lapisan
yang rendah. Kekayaan tersebut dapat dilihat antara lain pada bentuk tempat
tinggal, benda-benda tersier yang dimilikinya, cara berpakaiannya, maupun
kebiasaannya dalam berbelanja, serta kemampuannya dalam berbagi kepada
sesama.
c. Kekuasaan atau kedudukan, Seseorang yang mempunyai kekuasaan atau
wewenang paling besar akan menempati lapisan teratas dalam sistem pelapisan
sosial dalam masyarakat yang bersangkutan. Ukuran kekuasaan sering tidak
lepas dari ukuran kekayaan, sebab orang yang kaya dalam masyarakat biasanya
dapat menguasai orang-orang lain yang tidak kaya, atau sebaliknya, kekuasaan
dan wewenang dapat mendatangkan kekayaan.

4. Masalah Masyarakat Perkotaan dan Pedesaan


Perbedaan yang mencolok antara kota dan desa adalah identik dengan kemewahan
dan kemiskinan. Masyarakat secara umum masih menganggap bahwa kota akan
membawa anda pada kesuksesan. Lebih dari itu kehidupan di kota sesungguhnya
sangat keras, anda harus bersaing dengan jutaan orang dari berbagai pelosok
daerah dengan berbagai skill dan kemampuannya. Alih-alih ingin mendapatkan
penghidupan yang layak di kota, orang-orang yang tidak mampu bersaing hanya
akan menjadi gelandangan di kota. Masyarakat pedesaan kehidupaannya berbeda
dengan masyarakat perkotaan. Perbedaan-perbedaan ini berasal dari adanya
perbedaan yang mendasar dari keadaan lingkunganya, yang mengakibatkan adanya
dampak terhadap personalitas dan segi-segi kehidupan. Kesan populer masyarakat
perkotaan terhadap masyarakat pedesaan adalah bodoh, lambat dalam berfikir dan
bertindak, dan sebagainya. Kehidupan dikota hukum rimba pun berlaku dimana,
siapa yang kuat dia yang berkuasa dan siapa yang lemah pasti akan tertindas.
Sangat jarang kita melihat yang namanya tegur sapa dan gotong royong, sehingga
terjadi kesenjangan sosial yang menyebabkan ketidak seimbangan dalam kehidupan

perkotaan, dimana orang hanya memperdulikan dirinya sendiri dan tidak


memperdulikan orang lain. Kota dianggap dapat memenuhi kebutuhan hidup semua
orang berbeda dengan di desa yang mata pencahariannya kebanyakan hanya
sebagai petani atau peternak. Hal inilah yang membuat orang berbondong-bondong
pergi ke kota untuk mengadu nasib. Sehingga membuat kota menjadi sesak dan
kumuh, karena tidak semua penduduknya terserap oleh lapangan pekerjaan. Belum
lagi masyarakat kota-kota satelit yang berada/tinggal di pinggiran tetapi bekerja di
tengah kota membuat jalanan menjadi macet. Sebetulnya jika potensi di desa bisa
dikembangkan tentunya masyarakat desa tidak perlu pergi ke kota untuk mencari
uang. misalnya dibidang perikanan ditingkatkan, para petani dipermudah untuk
memperoleh bibit dan memasarkan hasil panennya sehingga menghasilkan untung
yang besar. Tentunya orang akan tertarik untuk budidaya ikan dan tidak harus ke
kota untuk menggapai sukses secara finansial.
5. Masalah Pertentangan Sosial dan Integrasi
Dalam masyarakat yang majemuk, segala perbedaan yang ada pada masyarakat
baik itu budaya, bahasa, agama, adat istiadat tidak terelakan. Diawali dengan
pertentangan batin dari soerang individu bisa menjadi besar menjadi Pertentangan
Sosial. Pertentangan Sosial adalah suatu kegiatan yang menentang ilmu - ilmu sosial
yang biasanya terjadi karena kesalah pahaman. contoh pertentangan sosial adalah
tauran, kerusuhan, perang antar suku dan banyak lagi. Biasanya adanya
pertentangan sosial di dasari oleh :
Rasa iri antara satu sama lain, merasa diperlakukan tidak adil.
Adanya rasa tidak puas dengan perlakuan atau tindakan yang diterima dan

diberikan oleh orang lain sehingga merasa terhina.


Adanya adu domba diantara masyarakat, kelompok, atau di dalam
pemerintahan.

Pertentangan sosial sangatlah berbahaya bagi keutuhan bangsa dan negara. Konflik
sosial membuat masyarakat menjadi tidak solid dan mudah untuk dipecah belah.
Maka dari itu perlu adanya solusi dari permasalahan sosial yang ada agar
masyarakat bisa hidup damai berdampingan satu sama lain.
Integrasi berasal dari bahasa inggris integration yang berarti kesempurnaan atau
keseluruhan. Dapat dikatakan pula integrasi sosial adalah proses penyesuaian
unsur-unsur yang berbeda di dalam kehidupan masyarakat sehingga menghasilkan
pola kehidupan bermasyarakat yang memiliki keserasian fungsi.
Jadi integrasi dalam masyarakat dapat dikatakan sebagai suatu keadaan dimana
kelompok-kelompok etnik tertentu dapat beradaptasi dengan kebudayaan mayoritas

di sekitar masyarakat khususnya di lingkungan yang mereka tempati namun tanpa


menghilangkan kebudayaan mereka sendiri. Integrasi ini juga bisa sebagai
pengendali atas konflik dan penyimpangan sosial dalam suatu sistem tertentu.
Integrasi ini sangat diperlukan dalam kehidupan bermasyarakat agar masyarakat
tetap bersatu meskipun menghadapai berbagai tantangan ataupun konflik yang
terjadi secara sosial budaya.
Bentuk integrasi sosial, antara lain:
Asimilasi, yaitu pembauran kebudayaan yang disertai ciri budaya asli
Akulturasi, yaitu penerimaan kebudayaan asing tanpa menghilangkan kebudayaan
asli
Tentunya masyarakat harus mengedepankan rasa saling menghormati, harus
menyadari adanya perbedaan diantaranya, tetapi tidak menjadikan perbedaan itu
suatu konflik, jadikan itu sebagai suatu keindahan. Seperti kata pepatah dimana
bumi dipijak disitu langit dijunjung artinya masyarakat harus menghormati adat
istiadat yang berlaku dimana ia berada.

Referensi :
https://id.wikipedia.org,
http://arifrahman2743.weebly.com/task/pertentangan-sosial-integrasi-masyarakat,

Anda mungkin juga menyukai