Nama
: Bustomi
NPM
: 11116500
Kelas
: 1KA20
Pertanyaan:
Apa yang anda ketahui tentang :
a.
b.
c.
d.
e.
Masalah kependudukan?
Masalah individu, keluarga, dan masyarakat?
Masalah hubungan warga negara dan negara?
Masalah pelapisan sosial?
Masalah masyarakat perkotaan dan masyarakat pedesaan?
Jawab:
Masalah Kependudukan di Indonesia
Menurut Peraturan Pemerintah No. 87 Tahun 2014, yang dimasud dengan
kependudukan adalah hal ihwan yang berkaitan dengan jumlah, struktur,
pertumbuhan, persebaran, mobilitas, penyebaran, kualitas, dan kondisi
kesejahteraan yang menyangkut politik, ekonomi, sosial budaya, agama serta
lingkungan penduduk setempat. Setiap negara di dunia mempunyai berbagai
permasalahan dalam pengelolaan kependudukannya salah satunya adalah
Indonesia, sebagai salah satu negara berkembang tentunya masalah kependudukan
di Indonesia sangatlah kompleks.
Berikut adalah masalah kependudukan yang ada di Indonesia:
1. Demografi
a. Jumlah dan Pertumbuhan Penduduk.
Indonesia mempunyai jumlah penduduk yang sangat banyak, menurut data Bank
Dunia jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2015 adalah sekitar 257,5 juta jiwa,
hal ini menempatkan Indonesia sebagai negara dengan jumlah penduduk
terbanyak ke empat di dunia setelah Amerika Serikat yang berada di urutan ke
tiga. China masih menempati urutan pertama dengan jumlah penduduk mencapai
1,371 miliar jiwa, disusul oleh India yang menempati posisi kedua dengan jumlah
yang terpaut tipis atau sekitar 1,311 miliar jiwa. Dengan total seluruh penduduk
dunia mencapai 7,346 miliar jiwa.
Tabel 1.
Population 2015
Rankin
g
CHN
IND
USA
IDN
WLD
1
2
3
4
Economy
(thousands)
China
India
United States
Indonesia
1,371,220
1,311,051
321,419
257,564
World
7,346,633
Badan Pusat Statistik (BPS) sebagai Lembaga statistik milik pemerintah hanya
melakukan penelitian atau sensus penduduk dalam satu dekade sekali. Terakhir
penelitian mengenai jumlah penduduk Indonesia adalah pada tahun 2010 dimana
penduduk Indonesia berjumlah sekitar 237,6 juta jiwa. Provinsi Jawa Barat
merupakan provinsi dengan populasi tertinggi di Indonesia, dari sepuluh provinsi
dengan populasi tertingggi, 5 provinsi berasal dari pulau Jawa dengan total
penduduk mencapai 137 juta jiwa, lebih dari setengah jumlah penduduk Indonesia
atau sekitar 57%.
Tabel 2.
Penduduk Indonesia menurut Provinsi 2000 dan
2010
(sepuluh provinsi dengan populasi tertinggi)
Provinsi
Penduduk
2000
2010
8098780
4305373
2
3747675
7
3238265
7
1298220
4
1063216
6
DKI Jakarta
8389443
9607787
Sulawesi Selatan
8059627
8034776
Lampung
6741439
7608405
Sumatera Selatan
6899675
7450394
Riau
4957627
5538367
2376413
26
Jawa Barat
Jawa Timur
Jawa Tengah
Sumatera Utara
Banten
INDONESIA
35729537
34783640
31228940
11649655
206264595
Jumlah penduduk Indonesia bertambah 1,49% dari tahun 2000 sampai tahun
2010 dan bertambah 1,4% pada tahun 2014 ( Hasil Proyeksi Penduduk Indonesia
INDONESIA
INDONESIA
5
4
3
2
1
2.31
1.98
1.49
1.49
1.40
Provinsi
2010
Pulau
Sumatera
Pulau Jawa
Bali dan
Kep. Nusa
Tenggara
Pulau
Kalimantan
Pulau
Sulawesi
Kep.
Maluku
Pulau
Papua
INDONESIA
2015
2020
2025
2030
2035
50860.
30
137033
.30
55272.
90
145143
.60
59337.
10
152449
.90
62898.
60
158738
.00
65938.
30
163754
.80
68500.
00
167325
.60
13129.
70
13850.
90
17437.
10
2585.2
0
3622.3
0
238518
.80
14108.
50
15343.
00
18724.
00
2848.8
0
4020.9
0
255461
.70
15047.
80
16769.
70
19934.
00
3110.7
0
4417.2
0
271066
.40
15932.
40
18082.
60
21019.
80
3363.7
0
4793.9
0
284829
.00
16751.
40
19264.
00
21953.
50
3603.6
0
5139.5
0
296405
.10
17495.
70
20318.
10
22732.
00
3831.4
0
5449.6
0
305652
.40
lapangan kerja yang besar. karena jika tidak dibarengi dengan penyediaan
lapangan pekerjaan yang besar akan membuat angka pengangguran meningkat,
dan ini bisa meningkatkan angka kejahatan. Karena orang akan melakukan
segala cara untuk bertahan hidup. Tabel dibawah ini menunjukan bahwa tenaga
kerja Indonesia pada tahun 2016 mencapai 127.8 juta jiwa dengan tenaga kerja
yang bekerja sebanyak 120.8 juta jiwa dan angka pengangguran mencapai 7.0
juta jiwa. Tentunya dengan angka tenaga kerja yang besar ini menjadi roda
penggerak perekonomian negara sehingga membuat ekonomi tetap tumbuh.
Angka penggangguran yang mencapai 7 juta jiwa bisa dibilang masih cukup
tinggi, ini membuat angka kriminalitas dan kejahatan masih cukup tinggi pula.
Tabel 5.
Tenaga Kerja Indonesia:
dalam juta
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
Tenaga Kerja
116.5
119.4
120.3
120.2
121.9
122.4
127.8
- Bekerja
108.2
111.3
113.0
112.8
114.6
114.8
120.8
8.3
8.1
7.3
7.4
7.2
7.6
7.0
- Menganggur
Sumber: Badan Pusat Statistik
b. Penyebaran Penduduk
Dari Tabel 2. & 4. Bisa dilihat bahwa populasi Indonesia masih berpusat di pulau
Jawa sedangkan populasi di luar pulau jawa masih sedikit, hal ini menjadikan
pertumbuhan ekonomi masih berpusat di pulau jawa. Pembangunan infrastruktur
seperti transportasi, telekomunikasi dan industri belum merata, terutama di
indonesia bagian timur masih sangat rendah. Sehingga membuat penduduk dari
daerah lain berbondong-bondong ke pulau jawa untuk mencari penghidupan yang
lebih layak. Tentunya penyebaran penduduk yang tidak merata menjadika
persoalan baru, karena lahan di pulau jawa semakin sedikit sedangkan
penduduknya semakin banyak. Sebetulnya program transmigrasi sudah
diselenggarakan sejak jaman orde baru, tetapi bisa dikatakan kurang berhasil.
Karena perkembangan dan pembangunan di luar jawa masih kurang.
2. Non Demografi
a. Pendidikan
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya diatas bahwa populasi yang besar
haruslah dikelola dengan baik sehingga menghasilkan SDM yang berkualitas.
Peningkatan wawasan dan skills penduduk wajib dilakukan sehingga SDM
indonesia mampu bersaing dengan SDM dari negara lain. Salah satu caranya
adalah dengan pendidikan, seperti yang tercantum pada tabel dibawah ini, bisa
dilihat bahwa persentase penduduk berumur 15 tahun ke atas yang melek huruf di
Indonesia belum mencapai angka 100%, artinya masih ada penduduk indonesia
yang berumur 15 tahun ke atas belum mengenal huruf.
Tabel 6.
Persentase Penduduk Berumur 15 Tahun Ke Atas yang
Melek Huruf Menurut Golongan Umur dan Daerah
Tempat Tinggal, 2010-2014
Golongan
Umur
15-19
20-24
25-29
30-34
35-39
40-44
45-49
50+
TAHUN
2010
2011
99.5
99.4
2
5
5
9
3
6
2013
99.30
99.57
98.61
98.85
99.42
98.39
98.71
98.62
98.09
98.14
98.34
97.05
97.36
97.82
94.43
95.16
96.30
90.68
93.01
93.55
78.80
79.16
81.71
98.9
4
2012
98.7
98.3
97.5
95.6
91.1
78.4
2014
99.6
9
99.6
7
7
7
2
3
6
4
98.9
98.6
98.1
97.2
94.4
88.4
Sementara itu pada tahun 2015 angkatan angkatan kerja Indonesia berjumlah
sekitar 122,3 juta, dari angka tersebut sekitar 28% adalah lulusan SMA sederajat
atau sekitar 34,5 juta jiwa, disusul oleh lulusan Sekolah Dasar (SD) sebanyak
32,4 juta atau sekitar 26%. Sementara untuk lulusan Akademi/Diploma dan
Universitas hanya berjumlah sekitar 13,5 juta atau sekitar 11% adri total angkatan
kerja. Dari sini kita bisa melihat bahwa tingkat pendidikan angkatan kerja
indonesia masih sangat rendah.
Tabel 7.
Jumlah Angkatan Kerja Indonesia
2015 Agustus
Pendidikan Tertinggi
yang Ditamatkan
Bekerja
Tidak/belum pernah
sekolah
Tidak/belum tamat
SD
SD
SLTP
SLTA Umum/SMU
SLTA Kejuruan/SMK
Akademi/Diploma
Jumlah
Penduduk Usia
15 tahun ke
Atas
4,387,90
4
14,951,1
12
31,487,57
8
20,698,644
19,813,37
3
10,837,24
9
3,086,444
Penganggura
n
55,5
54
371,5
42
1,004,9
61
1,373,9
19
2,280,02
9
1,569,6
90
251,
541
Jumlah AK
4,443,4
58
15,322,6
54
32,492,5
39
22,072,5
63
22,093,40
2
12,406,9
39
3,337,9
85
Persentase
Angkatan
Kerja
Terhadap
Penduduk
Usia Kerja
(TPAK)
% Bekerja /
AK
98.75
97.58
96.91
93.78
89.68
87.35
92.46
8,526,8
18
23,236,0
91
48,348,4
01
65.94
40,890,884
53.98
33,034,4
31
16,246,8
61
4,302,3
15
52.11
67.20
66.88
76.37
77.59
9,556,89
5
Universitas
Tak Terjawab
653,5
86
Total
114,819,199
10,210,
481
7,560,822
11,515
,116
93.60
122,380,021
88.67
93.82
186,100,917
65.76
Rumah Sakit
Umum
2012
2013
Rumah Sakit
Khusus
Puskesmas
2012
2013
2012
2013
ACEH
46
51
330
334
SUMATERA UTARA
158
141
16
15
555
570
SUMATERA BARAT
38
39
21
22
260
262
RIAU
43
44
10
10
207
207
JAMBI
24
26
176
176
SUMATERA SELATAN
34
40
11
317
319
BENGKULU
17
18
178
180
LAMPUNG
37
39
10
276
280
12
13
60
60
KEP. RIAU
22
22
69
70
DKI JAKARTA
84
91
58
59
340
340
JAWA BARAT
182
205
61
69
1046
1050
JAWA TENGAH
179
201
68
74
873
873
DI YOGYAKARTA
43
48
23
21
121
121
JAWA TIMUR
206
229
80
90
960
960
BANTEN
49
53
24
24
228
230
BALI
42
45
12
12
118
120
19
22
157
158
38
38
349
362
KALIMANTAN BARAT
29
32
237
237
KALIMANTAN TENGAH
16
16
190
194
KALIMANTAN SELATAN
24
25
226
228
KALIMANTAN TIMUR
36
40
14
14
217
222
KALIMANTAN UTARA
SULAWESI UTARA
33
37
177
183
SULAWESI TENGAH
19
20
176
183
SULAWESI SELATAN
53
57
23
25
425
440
SULAWESI TENGGARA
21
20
258
264
GORONTALO
10
11
87
91
SULAWESI BARAT
91
92
MALUKU
24
26
178
190
MALUKU UTARA
17
18
119
125
PAPUA BARAT
13
16
128
143
PAPUA
32
33
381
391
1608
1725
475
503
9510
9655
INDONESIA
c. Kemiskinan
Kemiskinan merupakan pangkal dari dua permasalahan diatas. Masyarakat miskin
sulit mendapatkan pendidikan dan kesehatan yang layak. Ada pepatah yang
mengatakan yang miskin tambah miskin, yang kaya tambah kaya, mungkin
pepatah itu ada benarnya. Biaya pendidikan dan kesehatan yang mahal membuat
orang miskin hidup tambah susah. Menurut BPS jumlah penduduk Indonesia yang
hidup dibawah garis kemiskinan sekitar 28 juta jiwa, atau sekitar 11% dari total
penduduk Indonesia.
Berdasarkan penjelasan diatas dengan jumlah populasi yang besar tentunya
Indonesia memiliki Sumber Daya Manusia (SDM) yang besar. Hal ini bisa
menjadikan Indonesia negara yang kuat atau malah sebaliknya (lemah). Ini berarti
bahwa jika populasi (SDM) yang ada bisa dikelola dengan baik sehingga
menjadikan SDM yang bekualitas tentunya akan menjadi roda penggerak
pertumbuhan ekonomi bangsa. Tetapi jika SDM yang ada tidak dikelola dengan
baik (tidak berkualitas) dan laju pertumbuhan penduduk tidak bisa dikontrol,
tentunya akan menjadi bumerang bagi bangsa Indonesia ke depan. Dengan
populasi yang besar tentunya pemerintah Indonesia harus menyiapkan lapangan
pekerjaan yang besar pula. Sehingga SDM yang ada bisa terserap dengan baik,
Semakin banyak peluang kerja tentunya akan membuat angka pengangguran
menurun dan membuat perekonomian terus berputar. Pengentasan kemiskinan
menjadi fokus utama pemerintah, dengan peningkatan pendapatan masyarakat
dan menahan laju inflasi sehingga daya beli masyarakat tetap terjaga. Pendidikan
untuk semua, baik di daerah perkotaan atau perdesaan secara kualitas harus
merata dan berbiaya murah (gratis). Sehingga skill dan daya saing masyarakat
miskin meningkat. Pelayanan kesehatan yang baik dan murah bagi masyarakat
dsb
lingkungannya.
manusia
Pola
memberi
interaksi
reaksi
sosial
dan
melakukan
dihasilkan
oleh
interaksi
hubungan
dengan
yang
berakar dari kata dalam bahasa Arab, musyarak. Lebih abstraknya, sebuah
masyarakat
adalah
suatu
jaringan
hubungan-hubungan
antar
entitas-entitas.
berasal dari Bahasa Latin yaitu dari kata individuum, yang artinya tak berbagi,
Individu merupakan unit terkecil pembentuk masyarakat Dalam ilmu sosial, individu
berarti juga bagian terkecil dari kelompok masyarakat yang tidak dapat dipisah lagi
menjadi bagian yang lebih kecil. Menurut Peraturan Pemerintah No. 87 Tahun 2014,
Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami isteri, atau
suami, isteri dan anaknya, atau anak dan ayahnya, atau ibu dan anaknya. Dalam
interaksinya,
antara
individu,
keluarga
dan
masyarakat
terdapat
berbagai
permasalahan.
Setiap individu lahir ke dunia dalam keadaan yang polos/tidak tahu apa-apa, kemudian
lingkungan keluargalah yang pertama membentuk kepribadian, sikap dan perilaku
setiap individu tersebut. Dalam keluarga biasanya terdapat permasalahan antara
suami dan isteri ataupun dengan anak-anaknya. Perbedaan prinsip/pandangan hidup
antara suami isteri bisa menjadi suatu permasalahan pada keluarga yang baru
menikah. Perbedaan ini ada karena mereka berasal dari keluarga dan masyarakat
yang berbeda yang membentuk kepribadian, sikap dan perilaku mereka dari kecil.
Keluarga yang berkualitas, bisa dilihat dari segi ketahanan ekonomi serta
pendidikannya. Orangtua harus mempunyai perencanaan masa depan untuk anakanaknya, contohnya adalah Keluarga Berencana (KB), dari awal orangtua harus
mempunyai rencana untuk mempunyai berapa anak. Rencana pendidikannya sudah
dipersiapkan sehingga anak-anaknya bisa lebih sukses.
Dalam hubungannya dengan masyarakat, permasalahan yang timbul semakin
kompleks. Seperti kita ketahui bersama bahwa Indonesia merupakan suatu negara
yang besar yang kaya akan budayanya, terdiri dari berbagai suku bangsa, dan agama.
Budaya membentuk suatu masyarakat dengan aturan/norma-norma yang mengatur
kehidupan masyarakat sehingga berjalan harmonis. Sebagai bangsa yang majemuk
tentunya konsep Bhineka Tunggal Ika (walau berbeda-beda tetap satu jua) sangatlah
penting, dengan budaya dan agama yang berbeda masyarakat tetap mengedepankan
toleransi dan rasa saling menghormati sehingga keutuhan bangsa dan negara tetap
terjaga.
2. Masalah hubungan antara warga dan negara
Negara merupakan alat dari masyarakat yang mempunyai kekuasaan untuk mengatur
hubungan mansia dalam masyarakat. Indonesia merupakan negara yang demokratis, setiap
warga negara diberikan kebebasan untuk memilih dan menyampaikan pendapat. Dalam hidup
bernegara terdapat hak dan kewajiban. Salah satu hak dari warga negara adalah yang
disebutkan diatas, masyarakat bebas memilih agama yang dianut menurut kepercayaannya.
Masyarakat juga berhak mendapatkan pendidikan yang layak. Dan salah satu kewajiban
masyarakat adalah dengan membayar pajak. Karena pemerintahan bisa berjalan dengan
adanya pajak dari masyarakat. Hak dan kewajiban ini harus dipenuhi oleh kedua belah pihak.
Tetapi pada kenyataannya tidak selalu berjalan mulus, masih banyak warga negara yang tidak
membayar pajak atau menghindar dari pajak dengan membawa uangnya ke negara bebas
pajak / tax heaven. Pun demikian masih banyak warga negara yang masih belum bisa
mengenyam pendidikan dengan baik bahkan ada yang sampai tidak lulus sekolah dasar.
3. Masalah Pelapisan Sosial dan Kesamaan Derajat
Stratifikasi sosial menurut Pitirim A. Sorokin adalah perbedaan penduduk /
masyarakat ke dalam lapisan-lapisan kelas secara bertingkat (hirarkis).
Pitirim A. Sorokin dalam karangannya yang berjudul Social Stratification
mengatakan bahwa sistem lapisan dalam masyarakat itu merupakan ciri yang tetap
dan umum dalam masyarakat yang hidup teratur.
Stratifikasi sosial menurut Drs. Robert M.Z. Lawang adalah penggolongan orangorang yang termasuk dalam suatu sistem sosial tertentu ke dalam lapisan-lapisan
hirarkis menurut dimensi kekuasaan, privilese dan prestise.
statifikasi sosial menurut Max Weber adalah stratifikasi sosial sebagai penggolongan
orang-orang yang termasuk dalam suatu sistem sosial tertentu ke dalam lapisanlapisan hirarkis menurut dimensi kekuasaan, privilese dan prestise.
Dalam kehidupan masyarakat kita bisa melihat orang dari beberapa hal sehingga
orang itu bisa sangat dihormati atau mungkin biasa saja.
Statifikasi sosial bisa dilihat dari beberapa hal antara lain :
a. Ilmu Pengetahuan
Seseorang yang paling menguasai ilmu pengetahuan akan menempati lapisan
tinggi dalam sistem pelapisan sosial masyarakat yang bersangkutan. Penguasaan
ilmu
pengetahuan
ini
biasanya
terdapat
dalam
gelar-gelar
akademik
Pertentangan sosial sangatlah berbahaya bagi keutuhan bangsa dan negara. Konflik
sosial membuat masyarakat menjadi tidak solid dan mudah untuk dipecah belah.
Maka dari itu perlu adanya solusi dari permasalahan sosial yang ada agar
masyarakat bisa hidup damai berdampingan satu sama lain.
Integrasi berasal dari bahasa inggris integration yang berarti kesempurnaan atau
keseluruhan. Dapat dikatakan pula integrasi sosial adalah proses penyesuaian
unsur-unsur yang berbeda di dalam kehidupan masyarakat sehingga menghasilkan
pola kehidupan bermasyarakat yang memiliki keserasian fungsi.
Jadi integrasi dalam masyarakat dapat dikatakan sebagai suatu keadaan dimana
kelompok-kelompok etnik tertentu dapat beradaptasi dengan kebudayaan mayoritas
Referensi :
https://id.wikipedia.org,
http://arifrahman2743.weebly.com/task/pertentangan-sosial-integrasi-masyarakat,