Anda di halaman 1dari 5

Masalah-masalah dalam kehidupan

1. Masalah individu, keluarga dan masyarakat


Pada hekekatnya manusia adalah makhluk sosial, yang memiliki keinginan untuk
menyatu dengan sesamanya serta alam lingkungan di sekitarnya karena saling
membutuhkan satu dengan lainnya. Dengan menggunakan pikiran, naluri, perasaan,
keinginan

dsb

lingkungannya.

manusia
Pola

memberi

interaksi

reaksi
sosial

dan

melakukan

dihasilkan

oleh

interaksi

dengan

hubungan

yang

berkesinambungan dalam suatu masyarakat, menurut Wikipedia Masyarakat (sebagai


terjemahan istilah society) adalah sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem
semi tertutup (atau semi terbuka), di mana sebagian besar interaksi adalah antara
individu-individu yang berada dalam kelompok tersebut. Kata "masyarakat" sendiri
berakar dari kata dalam bahasa Arab, musyarak. Lebih abstraknya, sebuah
masyarakat

adalah

suatu

jaringan

hubungan-hubungan

antar

entitas-entitas.

Masyarakat adalah sebuah komunitas yang interdependen (saling tergantung satu


sama lain). Umumnya, istilah masyarakat digunakan untuk mengacu sekelompok
orang yang hidup bersama dalam satu komunitas yang teratur. Sedangkan Individu
berasal dari Bahasa Latin

yaitu dari kata individuum, yang artinya tak berbagi,

Individu merupakan unit terkecil pembentuk masyarakat Dalam ilmu sosial, individu
berarti juga bagian terkecil dari kelompok masyarakat yang tidak dapat dipisah lagi
menjadi bagian yang lebih kecil. Menurut Peraturan Pemerintah No. 87 Tahun 2014,
Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami isteri, atau
suami, isteri dan anaknya, atau anak dan ayahnya, atau ibu dan anaknya. Dalam
interaksinya,

antara

individu,

keluarga

dan

masyarakat

terdapat

berbagai

permasalahan.
Setiap individu lahir ke dunia dalam keadaan yang polos/tidak tahu apa-apa, kemudian
lingkungan keluargalah yang pertama membentuk kepribadian, sikap dan perilaku
setiap individu tersebut. Dalam keluarga biasanya terdapat permasalahan antara
suami dan isteri ataupun dengan anak-anaknya. Perbedaan prinsip/pandangan hidup
antara suami isteri bisa menjadi suatu permasalahan pada keluarga yang baru
menikah. Perbedaan ini ada karena mereka berasal dari keluarga dan masyarakat
yang berbeda yang membentuk kepribadian, sikap dan perilaku mereka dari kecil.
Keluarga yang berkualitas, bisa dilihat dari segi ketahanan ekonomi serta
pendidikannya. Orangtua harus mempunyai perencanaan masa depan untuk anakanaknya, contohnya adalah Keluarga Berencana (KB), dari awal orangtua harus

mempunyai rencana untuk mempunyai berapa anak. Rencana pendidikannya sudah


dipersiapkan sehingga anak-anaknya bisa lebih sukses.
Dalam hubungannya dengan masyarakat, permasalahan yang timbul semakin
kompleks. Seperti kita ketahui bersama bahwa Indonesia merupakan suatu negara
yang besar yang kaya akan budayanya, terdiri dari berbagai suku bangsa, dan agama.
Budaya membentuk suatu masyarakat dengan aturan/norma-norma yang mengatur
kehidupan masyarakat sehingga berjalan harmonis. Sebagai bangsa yang majemuk
tentunya konsep Bhineka Tunggal Ika (walau berbeda-beda tetap satu jua) sangatlah
penting, dengan budaya dan agama yang berbeda masyarakat tetap mengedepankan
toleransi dan rasa saling menghormati sehingga keutuhan bangsa dan negara tetap
terjaga.
2. Masalah hubungan antara warga dan negara
Negara merupakan alat dari masyarakat yang mempunyai kekuasaan untuk mengatur
hubungan mansia dalam masyarakat. Indonesia merupakan negara yang demokratis,
setiap warga negara diberikan kebebasan untuk memilih dan menyampaikan
pendapat. Dalam hidup bernegara terdapat hak dan kewajiban. Salah satu hak dari
warga negara adalah yang disebutkan diatas, masyarakat bebas memilih agama yang
dianut menurut kepercayaannya. Masyarakat juga berhak mendapatkan pendidikan
yang layak. Dan salah satu kewajiban masyarakat adalah dengan membayar pajak.
Karena pemerintahan bisa berjalan dengan adanya pajak dari masyarakat. Hak dan
kewajiban ini harus dipenuhi oleh kedua belah pihak. Tetapi pada kenyataannya tidak
selalu berjalan mulus, masih banyak warga negara yang tidak membayar pajak atau
menghindar dari pajak dengan membawa uangnya ke negara bebas pajak / tax
heaven. Pun demikian masih banyak warga negara yang masih belum bisa
mengenyam pendidikan dengan baik bahkan ada yang sampai tidak lulus sekolah
dasar.
3. Masalah Pelapisan Sosial dan Kesamaan Derajat
Stratifikasi sosial menurut Pitirim A. Sorokin adalah perbedaan penduduk / masyarakat
ke dalam lapisan-lapisan kelas secara bertingkat (hirarkis).
Pitirim A. Sorokin dalam karangannya yang berjudul Social Stratification mengatakan
bahwa sistem lapisan dalam masyarakat itu merupakan ciri yang tetap dan umum
dalam masyarakat yang hidup teratur.

Stratifikasi sosial menurut Drs. Robert M.Z. Lawang adalah penggolongan orangorang yang termasuk dalam suatu sistem sosial tertentu ke dalam lapisan-lapisan
hirarkis menurut dimensi kekuasaan, privilese dan prestise.
statifikasi sosial menurut Max Weber adalah stratifikasi sosial sebagai penggolongan
orang-orang yang termasuk dalam suatu sistem sosial tertentu ke dalam lapisanlapisan hirarkis menurut dimensi kekuasaan, privilese dan prestise.
Dalam kehidupan masyarakat kita bisa melihat orang dari beberapa hal sehingga
orang itu bisa sangat dihormati atau mungkin biasa saja.
Statifikasi sosial bisa dilihat dari beberapa hal antara lain :
a. Ilmu Pengetahuan, seseorang yang paling menguasai ilmu pengetahuan akan
menempati lapisan tinggi dalam sistem pelapisan sosial masyarakat yang
bersangkutan. Penguasaan ilmu pengetahuan ini biasanya terdapat dalam gelargelar akademik (kesarjanaan), atau profesi yang disandang oleh seseorang,
misalnya dokter, insinyur, doktor ataupun gelar profesional seperti profesor. Namun
sering timbul akibat-akibat negatif dari kondisi ini jika gelar-gelar yang disandang
tersebut lebih dinilai tinggi daripada ilmu yang dikuasainya, sehingga banyak orang
yang berusaha dengan cara-cara yang tidak benar untuk memperoleh gelar
kesarjanaan, misalnya dengan membeli skripsi, menyuap, ijazah palsu dan
seterusnya.
b. Kekayaan dapat dijadikan ukuran penempatan anggota masyarakat ke dalam
lapisan-lapisan sosial yang ada, barang siapa memiliki kekayaan paling banyak, ia
akan termasuk lapisan teratas dalam sistem pelapisan sosial, demikian pula
sebaliknya, yang tidak mempunyai kekayaan akan digolongkan ke dalam lapisan
yang rendah. Kekayaan tersebut dapat dilihat antara lain pada bentuk tempat
tinggal, benda-benda tersier yang dimilikinya, cara berpakaiannya, maupun
kebiasaannya dalam berbelanja, serta kemampuannya dalam berbagi kepada
sesama.
c. Kekuasaan atau kedudukan, Seseorang yang mempunyai kekuasaan atau
wewenang paling besar akan menempati lapisan teratas dalam sistem pelapisan
sosial dalam masyarakat yang bersangkutan. Ukuran kekuasaan sering tidak lepas
dari ukuran kekayaan, sebab orang yang kaya dalam masyarakat biasanya dapat
menguasai orang-orang lain yang tidak kaya, atau sebaliknya, kekuasaan dan
wewenang dapat mendatangkan kekayaan.

4. Masalah Masyarakat Perkotaan dan Pedesaan


Perbedaan yang mencolok antara kota dan desa adalah identik dengan kemewahan
dan kemiskinan.

Masyarakat secara umum masih menganggap bahwa kota akan

membawa anda pada kesuksesan. Lebih dari itu kehidupan di kota sesungguhnya
sangat keras, anda harus bersaing dengan jutaan orang dari berbagai pelosok daerah
dengan berbagai skill dan kemampuannya. Alih-alih ingin mendapatkan penghidupan
yang layak di kota, orang-orang yang tidak mampu bersaing hanya akan menjadi
gelandangan di kota. Masyarakat pedesaan kehidupaannya berbeda dengan
masyarakat perkotaan. Perbedaan-perbedaan ini berasal dari adanya perbedaan yang
mendasar dari keadaan lingkunganya, yang mengakibatkan adanya dampak terhadap
personalitas dan segi-segi kehidupan. Kesan populer masyarakat perkotaan terhadap
masyarakat pedesaan adalah bodoh, lambat dalam berfikir dan bertindak, dan
sebagainya. Kehidupan dikota hukum rimba pun berlaku dimana, siapa yang kuat dia
yang berkuasa dan siapa yang lemah pasti akan tertindas. Sangat jarang kita melihat
yang namanya tegur sapa dan gotong royong, sehingga terjadi kesenjangan sosial
yang menyebabkan ketidak seimbangan dalam kehidupan perkotaan, dimana orang
hanya memperdulikan dirinya sendiri dan tidak memperdulikan orang lain. Kota
dianggap dapat memenuhi kebutuhan hidup semua orang berbeda dengan di desa
yang mata pencahariannya kebanyakan hanya sebagai petani atau peternak. Hal
inilah yang membuat orang berbondong-bondong pergi ke kota untuk mengadu nasib.
Sehingga membuat kota menjadi sesak dan kumuh, karena tidak semua penduduknya
terserap oleh lapangan pekerjaan. Belum lagi masyarakat kota-kota satelit yang
berada/tinggal di pinggiran tetapi bekerja di tengah kota membuat jalanan menjadi
macet. Sebetulnya jika potensi di desa bisa dikembangkan tentunya masyarakat desa
tidak perlu pergi ke kota untuk mencari uang. misalnya dibidang perikanan
ditingkatkan, para petani dipermudah untuk memperoleh bibit dan memasarkan hasil
panennya sehingga menghasilkan untung yang besar. Tentunya orang akan tertarik
untuk budidaya ikan dan tidak harus ke kota untuk menggapai sukses secara finansial.
5. Masalah Pertentangan Sosial dan Integrasi
Dalam masyarakat yang majemuk, segala perbedaan yang ada pada masyarakat baik
itu budaya, bahasa, agama, adat istiadat tidak terelakan. Diawali dengan pertentangan
batin dari soerang individu bisa menjadi besar menjadi Pertentangan Sosial.
Pertentangan Sosial adalah suatu kegiatan yang menentang ilmu - ilmu sosial yang
biasanya terjadi karena kesalah pahaman. contoh pertentangan sosial adalah tauran,
kerusuhan, perang antar suku dan banyak lagi. Biasanya adanya pertentangan sosial
di dasari oleh :

Rasa iri antara satu sama lain, merasa diperlakukan tidak adil.
Adanya rasa tidak puas dengan perlakuan atau tindakan yang diterima dan

diberikan oleh orang lain sehingga merasa terhina.


Adanya adu domba diantara masyarakat, kelompok, atau di dalam pemerintahan.

Pertentangan sosial sangatlah berbahaya bagi keutuhan bangsa dan negara. Konflik
sosial membuat masyarakat menjadi tidak solid dan mudah untuk dipecah belah.
Maka dari itu perlu adanya solusi dari permasalahan sosial yang ada agar masyarakat
bisa hidup damai berdampingan satu sama lain.
Integrasi berasal dari bahasa inggris integration yang berarti kesempurnaan atau
keseluruhan. Dapat dikatakan pula integrasi sosial adalah proses penyesuaian unsurunsur yang berbeda di dalam kehidupan masyarakat sehingga menghasilkan pola
kehidupan bermasyarakat yang memiliki keserasian fungsi.
Jadi integrasi dalam masyarakat dapat dikatakan sebagai suatu keadaan dimana
kelompok-kelompok etnik tertentu dapat beradaptasi dengan kebudayaan mayoritas di
sekitar masyarakat khususnya di lingkungan yang mereka tempati namun tanpa
menghilangkan kebudayaan mereka sendiri. Integrasi ini juga bisa sebagai pengendali
atas konflik dan penyimpangan sosial dalam suatu sistem tertentu.
Integrasi ini sangat diperlukan dalam kehidupan bermasyarakat agar masyarakat
tetap bersatu meskipun menghadapai berbagai tantangan ataupun konflik yang terjadi
secara sosial budaya.
Bentuk integrasi sosial, antara lain:
Asimilasi, yaitu pembauran kebudayaan yang disertai ciri budaya asli
Akulturasi, yaitu penerimaan kebudayaan asing tanpa menghilangkan kebudayaan
asli
Tentunya masyarakat harus mengedepankan rasa saling menghormati, harus
menyadari adanya perbedaan diantaranya, tetapi tidak menjadikan perbedaan itu
suatu konflik, jadikan itu sebagai suatu keindahan. Seperti kata pepatah dimana bumi
dipijak disitu langit dijunjung artinya masyarakat harus menghormati adat istiadat
yang berlaku dimana ia berada.
Referensi :
https://id.wikipedia.org,
http://arifrahman2743.weebly.com/task/pertentangan-sosial-integrasi-masyarakat,

Anda mungkin juga menyukai