MAKALAH
KELEMBAGAAN PERIKANAN
Oleh
ASRIANI
213095 2006
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan
makalah ini dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan Dia mungkin penyusun
tidak akan sanggup menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang
KELEMBAGAAN PERIKANAN, yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari
berbagai sumber. Makalah ini di susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan.
Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun
dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya makalah ini
dapat terselesaikan. Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada dosen
Metodologi Riset yang telah membimbing penyusun agar dapat menyelesaikan
makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada
pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun
mohon untuk saran dan kritiknya. Terima kasih.
Watampone, 21 Juli 2016
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ................................................................................
.....................................................................................................i
DAFTAR ISI ..............................................................................................
.....................................................................................................ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................................
...............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................
...............................................................................................................2
C. Tujuan Penulisan...................................................................................
...............................................................................................................2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kelembagaan............................................................
....................................................................................................3
B. Bentuk Kelembagaan.................................................................
....................................................................................................4
C. Sejarah Kelembagaan Perikanan Di Indonesia..........................
....................................................................................................6
D. Peran Dan Fungsi Kelembagaan Pelaku Utama Perikanan.......
E.
....................................................................................................10
Kelembagaan yang terlibat dalam Pemasaran Komoditi
Perikanan....................................................................................
....................................................................................................12
F. Peran dan Perkembangan Kelembagaan Komoditi Perikanan... 18
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan.....................................................................
........................................................................................21
B. Saran...............................................................................
........................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia yang sebagian besar wilayahnya terdiri dari lautan dan memiliki
potensi kelautan cukup besar, seharusnya mampu mensejahterakan kehidupan
masyarakat nelayan yang menggantungkan hidup pada potensi kelautan (maritim)
tersebut. Realitasnya, kehidupan masyarakat nelayan senantiasa dilanda
kemiskinan, bahkan kehidupan nelayan sering diidentikkan dengan kemiskinan
(Nasution et al. 2005).
Menurut Dahuri et al 2001 diacu Nasution et al. (2007), tingkat
kesejahteraan para pelaku perikanan (nelayan) pada saat ini masih di bawah
sektor-sektor lain, termasuk sektor pertanian agraris. Nelayan (khususnya nelayan
buruh dan nelayan tradisional) merupakan kelompok masyarakat yang dapat
digolongkan sebagai lapisan sosial yang paling miskin diantara kelompok
masyarakat lain di sektor pertanian.
Potensi sektor perikanan Provinsi Sulawesi Selatan meliputi perikanan laut
dan perikanan darat (tambak air payau, kolam, sawah, danau, sungai, dan rawa).
Berdasarkan data produksi perikanan menurut kabupaten/kota di Sulawesi Selatan
pada tahun 2005 menunjukkan, secara keseluruhan produksi perikanan laut
mencapai 315.734 ton dengan daerah pengahasil terbesar adalah Kabupaten Bone
sebesar 67.707,9 ton. Kemudian menyusul Kabupaten Jeneponto dengan 43.670,7
ton, Kabupaten Takalar sebesar 39.543,5 ton. Sementara produksi perikanan
darat secara keseluruhan mencapai 425.753,44 ton yang meliputi tambak
391.745,40 ton, kolam 13.798,90 ton, sawah 37,442 ton, danau 14.252,40 ton, dan
sungai 2.091,4 ton, dan produksi perikanan rawa mencapai 5.919,30 ton.
Kelembagaan yang sering muncul dan banyak di kalangan masyarakat
pesisir adalah kelembagaan ekonomi dan sosial masyarakat, hal ini dikarenakan
faktor ketersediaan modal dan hubungan antara pemilik modal dengan
bawahannya. Tetapi hal ini sangat berimplikasi terhadap kesenjangan yang ada di
masyarakat pesisir, untuk itu perlu adanya kajian lebih dalam akan hal ini
sehingga dianggap perlu diadakannya praktek lapang Kelembagaan Perikanan,
untuk memganalisis masalah yang ada.
Bertolak dari uraian yang telah dikemukakan tersebut di atas, maka dapat
dikatakan bahwa fenomena seperti itu sangat menarik untuk diteliti, oleh
karenanya penelitian ini akan mengkaji mengenai peranan kelembagaan untuk
pengembangan masyarakat pesisir.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
1.
Apa yang dimaksud kelembagaan?
2.
Bagaimana bentuk kelembagaan?
3.
Bagaimanakah Sejarah Kelembagaan Perikanan Di Indonesia?
4.
Apa sajakah Peran Dan Fungsi Kelembagaan Pelaku Utama Perikanan?
5.
Kelembagaan apa sajakah yang terlibat dalam pemasaran komoditi perikanan?
6.
Bagaimana Peran dan Perkembangan Kelembagaan Komoditi Perikanan?
C. Tujuan Penulisan
1.
Untuk mengetahui Pengertian Kelembagaan.
2.
Untuk mengetahui Bentuk Kelembagaan.
3.
Untuk mengetahui Sejarah Kelembagaan Perikanan Di Indonesia.
4.
Untuk mengetahui peran dan fungsi kelembagaan pelaku utama perikanan.
5.
Untuk mengetahui kelembagaan yang terlibat dalam pemasaran komoditi
6.
perikanan.
Mengetahui peran dan perkembangan kelembagaan komoditi perikanan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kelembagaan
Lembaga di dalam sosiologi merupakan suatu system norma untuk mencapai
tujuan tertentu yang oleh masyarakat dianggap penting. System norma tersebut
mencakup gagasan, aturan, tata cara kegiatan, dan ketentuan sanksi (reward
system). System norma tersebut merupakan hasil proses berangsur-angsur menjadi
suatu system yang terorganisasi. Artinya, system itu telah teruji kredibilitasnya,
dipercaya sebagai sarana mencapai tujuan tertentu, (Idianto,2004).
Meskipun belum sepakat, namun dapat diyakini bahwa kelembagaan adalah
social form ibarat organ-organ dalam tubuh manusia yang hidup dalam
masyarakat. Kata kelembagaan (Koentjaraningrat, 1997) menunjuk kepada
sesuatu yang bersifat mantap (established) yang hidup (constitued) di dalam
masyarakat. Suatu kelembagaan adalah suatu pemantapan perilaku (ways) yang
hidup pada suatu kelompok orang. Ia merupakan sesuatu yang stabil, mantap, dan
berpola; berfungsi untuk tujuan-tujuan tertentu dalam masyarakat; ditemukan
dalam sistem sosial tradisional dan modern, atau bisa berbentuk tradisional dan
modern; dan berfungsi untuk mengefisienkan kehidupan sosial.
Tiap kelembagaan memiliki tujuan tertentu, dan orang-orang yang terlibat di
dalamnya memiliki pola perilaku tertentu serta nilai-nilai dan norma yang sudah
disepakati yang sifatnya khas. Kelembagaan adalah kelompok-kelompok sosial
yang menjalankan masyarakat. Tiap kelembagaan dibangun untuk satu fungsi
tertentu. Karena itu kita mengenal kelembagaan pendidikan, kelembagaankelembagaan di bidang ekonomi, agama, dan lain-lain. Dunia selalu berisi
kelembagaan-kelembagaan, dan semua manusia pasti masuk dalam satu atau lebih
kelembagaan. Dalam bidang pembangunan pedesaan dan pertanian, kelembagaan
umumnya dipersempit terutama hanya menjadi kelembagaan kelompok tani,
koperasi, subak, kelompok petani peserta program, dan kelompok pengrajin.
B. Bentuk Kelembagaan
Lembaga di dalam sosiologi merupakan suatu system norma untuk mencapai
tujuan tertentu yang oleh masyarakat dianggap penting. System norma tersebut
mencakup gagasan, aturan, tata cara kegiatan, dan ketentuan sanksi (reward
system). System norma tersebut merupakan hasil proses berangsur-angsur menjadi
suatu system yang terorganisasi. Artinya, system itu telah teruji kredibilitasnya,
dipercaya sebagai sarana mencapai tujuan tertentu, (Idianto,2004).
atau
lembaga-lembaga
diadakannya
(tradisional,
modern).
secara
nyata
10
usaha,
bermitra
dengan
lembaga
keuangan,
serta
11
12
13
Pola pemasaran hasil ikan olahan tradisionil memiliki bentuk yang lebih
sederhana dibandingkan dengan pemasaran pengolahan modern maupun ikan
segar. Produk-produk olahan tradisionil dipasarkan dipasar lokal, pasar
regional, dan pasar nasional.
14
Skema saluran pemasaran yang umum terjadi di Jawa untuk komoditi ikan
laut (segar dan olahan) adalah sebagai berikut (A.M Hanafiah dan A.M
Saefuddin, 1983 : 30 dalam Dewayanti, 2003) :
15
16
reform
seiring
dengan
terjadinya
Multilateral
Trade
18
sudah mulai masuk ke dalam jaringan konsumen dan korporasi global. Secara
global kini sudah terbentuk kelembagaan dalam bentuk organisasi perdagangan
yang sarat kepentingan negara-negara maju seperti WTO dan sebagainya.
Para produsen yang berkecimpung di sektor perikanan dan kelautan,
khususnya di Indonesia, harus bisa dan mampu menghadapi perubahan pola
konsumsi masyarakat secara global. Konsumen sekarang ini bukan hanya
sekedar membeli produk perikanan namun lebih dari itu, mereka membrrtuhkan
kualitas, konsistensi, dan nilai. Dengan demikian harus ada perubahan paradikma
di tingkat nelayan kita dari filosofi : "tidak hanya berproduksi tapi juga harus
bisa melayani keinginan konsumen". Dengan berkembangnya teknologi baru,
mestinya kita bisa melayam karakteristik permintaan tersebut. Namun demikian,
perkembangan
teknologi
akan
menjadi
pedoman
terhadap
perubahan
19
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kata kelembagaan menunjuk kepada sesuatu yang bersifat mantap
(established) yang hidup (constitued) di dalam masyarakat. Suatu kelembagaan
adalah suatu pemantapan perilaku (ways) yang hidup pada suatu kelompok orang.
Ia merupakan sesuatu yang stabil, mantap, dan berpola; berfungsi untuk tujuantujuan tertentu dalam masyarakat; ditemukan dalam sistem sosial tradisional dan
modern, atau bisa berbentuk tradisional dan modern; dan berfungsi untuk
mengefisienkan kehidupan sosial.
Tiap kelembagaan memiliki tujuan tertentu, dan orang-orang yang terlibat di
dalamnya memiliki pola perilaku tertentu serta nilai-nilai dan norma yang sudah
disepakati yang sifatnya khas. Kelembagaan adalah kelompok-kelompok sosial
yang menjalankan masyarakat. Tiap kelembagaan dibangun untuk satu fungsi
tertentu.
Lembaga tataniaga/pemasaran adalah badan-badan yang menyelenggara-kan
kegiatan atau fungsi tataniaga dengan mana barang-barang bergerak dari pihak
produsen ke pihak konsumen. Golongan produsen adalah mereka yang tugas
utamanya menghasilkan barang-barang. Mereka adalah nelayan, petani ikan, dan
pengolah hasil perikanan.
B. Saran
20
DAFTAR PUSTAKA
Budi, Restiana. 2013. Pemberdayaan Poklahsar Melalui Usaha Pembuatan
"Miela". Kementerian Kelautan dan Perikanan.
Dewayanti, N. C. 2003. Analisis Pemasaran Ikan Laut Segar di Kabupatten
Cilacap. Skripsi. Universitas Sebelas Maret. Surakarta.
Hanafiah, A.M dan A.M. Saefuddin. 1986. Tataniaga Hasil Perikanan. Cetakan
Pertama. Penerbit Universitas Indonesia Jakarta.
Kusnadi. 2007. Jaminan Sosial Nelayan. Yogyakarta: LKiS Pelangi Aksara.
Lampe, Munsi. 2008. Wawasan Sosial Budaya Bahari. UPT-MKU:Makassar
Michel Sipahelut, 2010. Analisis Pemberdayaan Masyarakat Nelayan Di
Kecamatan Tobelo Kabupaten Halmahera Utara. Skripsi. Institut Pertanian
Bogor : 2010.
Mappamiring, 2005. Kebijaksanaan pengembangan kelembagaan dalam
Pengembangan strategi Dan teknologi pengembangan Kawasan pulaupulau kecil yang berkelanjutan. Jurnal Administrasi Publik. Volume : I.
Halaman : 1-14.
Nasution A, Badaruddin. 2005. Isu-Isu Kelautan Dari Kemiskinan Hingga Bajak
Laut. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 130 hlm.
Raharjo, B. 2009. Peran Kelembagaan disektor Pemasaran hasil-Hasil Perikanan.
PENA Akuatika. 1 (1).
Sartika, A., 2001. Dinamika Modernisasi Perikanan (Formasi Sosial dan Mobilitas
Nelayan). Humaniora Utama Press. Bandung.
21
22