MANAJEMEN STRATEGIS
Oleh :
Putu Ary Wulandari
1206305127
1206305129
1206305135
1206305136
b.
c.
Ketiga matriks tersebut telah dijelaskan pada bab sebelumnya. Informasi yang berasal dari
ketiga matriks ini memberikan informasi dasar untuk matriks di tahap pencocokan dan
tahap keputusan. Alat input membutuhkan penyusun strategi untuk menguantifikasi secara
subjektif selama tahap awal dari perumusan strategi. Membuat keputusan kecil dalam
matriks input berhubungan dengan tingkat penting relatif dari faktor internal dan eksternal
memungkinkan penyusun strategi dengan lebih efektif.
2. TAHAP PENCOCOKAN (MATCHING STAGE)
Berfokus pada penciptaan strategi alternatif yang masuk akal meliputi:
A. Matrik
Kekuatan-Kelemahan-Peluang-Ancaman
(StrenghtsWeakness-
Opportunities-Threats - SWOT)
Matrik SWOT adalah alat untuk pencocokan yang sangat penting bagi para
manajer mengembangkan 4 (empat) jenis strategi:
1. Strategi SO (Kekuatan-Peluang) : Memanfaatkan kekuatan internal perusahaan
untuk menarik keuntungan dari peluang eksternal.
2. Strategi WO (Kelemahan-Peluang) : Memperbaiki kelemahan internal dengan
cara mengambil keuntungan dari peluang eksternal.
3. Strategi ST (Kekuatan-Ancaman) : Menggunakan kekuatan sebuah perusahaan
untuk menghindari atau menngurangi dampak ancaman eksternal.
4. Strategi WT (Kelemahan-Ancaman) : Merupakan taktif defensif yang diarahkan
untuk mengurangi kelemahan internal untuk menghindari ancaman eksternal.
Terdapat 8 (delapan) langkah dalam membentuk sebuah Matrik SWOT:
1. Tuliskan peluang eksternal kunci perusahaan.
2. Tuliskan ancaman eksternal kunci perusahaan.
3. Tuliskan kekuatan internal kunci perusahaan.
4. Tuliskan kelemahan internal kunci perusahaan.
5. Cocokkan kekuatan internal dengan peluang eksternal dan catat hasilnya dalam
sel Strategi SO.
6. Cocokkan kelemahan internal dengan peluang eksternal dan catat hasilnya dalam
sel Strategi WO.
7. Cocokkan kekuatan internal dengan ancaman eksternal dan catat hasilnya dalam
sel Strategi ST.
8. Cocokkan kelemahan internal dengan ancaman eksternal dan catat hasilnya dalam
sel Strategi WT.
Walaupun matriks SWOT digunakan secara luas dalam perencanaan strategis, analisis ini
memiliki beberapa keterbatasan, yakni :
1) SWOT tidak menunjukkan cara untuk mencapai suatu keunggulan kompetitif.
2) SWOT merupakan penilaian yang statis (atau terpotong-potong) dan tunduk oleh
waktu.
untuk
membantu
upaya-upaya
perusahaan
multidimensional
dalam
merumuskan strategi. BCG adalah sebuah perusahaan konsultasi manajemen swasta yang
berbasis di BOSTON dan memperkerjakan 1.400 konsultan di seluruh dunia.
5
Secara grafis menggambarkan perbedaan antardivisi dalam hal posisi pangsa pasar
relatif dan tingkat pertumbuhan industri. Matrik BCG memungkinkan sebuah organisasi
multidivisional mengelola portofolio bisnisnya dengan cara mengamati posisi pangsa
pasar relatif dan tingkat pertumbuhan industri dari setiap divisi relatif terhadap semua
divisi dalam organisasi. Posisi pangsa pasar relatif didefinisikan sebagai rasio pangsa
pasar (atau pendapatan) suatu divisi di sebuah industri tertentu terhadap pangsa pasar
yang dimiliki oleh perusahaan pesaing terbesar di industri tersebut.
Posisi pangsa pasar relatif diberikan pada sumbu x dari matriks BCG. Titik tengah
dari sumbu x biasanya dibuat 0,50 sama dengan divisi yang dimiliki separuh pangsa
pasar dari perusahaan pemimpin dalam industri. Sumbu y menggambarkan tingkat
pertumbuhan industri dalam penjualan yang diukur dalam bentuk persentase. Persentase
tingkat pertumbuhan pada sumbu y dapat berkisar antara -20 hingga 20 persen, dengan
0,0 sebagai titik tengah. Angka kisaran ini pada sumbu x dan y sering kali digunakan,
tetapi angka lainnya dapat dibuat bila dianggap sesuai untuk organisasi tertentu.
Manfaat terbesar dari Matrik BCG adalah menarik perhatian kita pada arus kas,
karakteristik investasi dan kebutuhan berbagai divisi dalam organisasi.
Kelebihan Model BCG
1) Memenuhi keinginan manusia terhadap taksonomi, pengelompokan bisnis yang
berbeda.
2) Menambahkan gagasan sederhana dengan implikasi arus kas yang diperlukan
manager.
3) Membawa bersama-sama sejumlah isu strategis penting dan memudahkan mereka
dipahami dengan cepat.
4) Salah satu penggunaan informasi matriks boston adalah menentukan posisi pesaing.
Kelemahan Model BCG
1) Pangsa pasar bervariasi tergantung pada definisi produk/pasar. Karena itu, suatu
produk dapat saja dikelompokkan dalam sel yang berbeda, tergantung batasan pasar
yang digunakan.
2) Banyak kritik yang mendebat bahwa matrik pertumbuhan pangsa bcg adalah
melebihi pasar produk dan dapat menyebabkan kurangnya perhatian manajemen
terhadap faktor-faktor yang penting dalam strategi pemasaran.
3) Tingkat pertumbuhan pasar adalah deskripsi yang tidak sesuai dengan daya tarik
industry.
4) Pangsa pasar relatif adalah deskripsi yang tidak sesuai dengan kekuatan persaingan.
6
5) Model bcg secara implisit mengasumsikan bahwa semua unit bisnis adalah
independen satu dan lainnya kecuali untuk arus kas.
6) Kerangka portfolio BCG dikembangkan untuk menyeimbangkan arus kas.
Akan tetapi ada perbedaan penting antara matrix BCG dan matrik IE. Pertama
sumbunya tidak sama dan juga matrik IE membutuhkan lebih banyak informasi
mengenai divisi daripada matrik BCG. Selain itu implikasi strategis dari matrik berbeda,
untuk itu sebagian penyusun strategi di berbagai perusahaan multidivisional sering
mengembangkan kedua matrik ini dalam merumuskan strategi alternatif.
Matriks IE dapat dibagi menjadi tiga bagian besar yang mempunyai implikasi
strategis yang berbeda-beda.
Pertama, ketentuan untuk divisi-divisi yang masuk dalam sel I, II, atau IV dapat
digambarkan sebagai tumbuh dan membangun. Strategi yang intensif (penetrasi pasar,
pengembangan pasar, dan pengembangan produk) atau integratif (integrasi ke belakang,
integrasi ke depan dan integrasi horizontal) bisa menjadi pilihan yang paling tepat bagi
divisi-divisi ini.
Kedua, divisi yang masuk dalam sel III, V, atau VII dapat ditangani dengan baik melalui
strategi menjaga dan mempertahankan; penetrasi pasar dan pengembangan produk
adalah dua strategi yang paling banyak digunakan dalam jenis divisi ini.
Ketiga, ketentuan umum untuk divisi yang masuk dalam sel VI, VIII, dan IX adalah
panen atau divestasi. Organisasi yang berhasil, mampu mencapai portofolio bisnis yang
masuk atau berada di seputar sel I dalam Matriks IE.
Matrik IE didasarkan pada dua dimensi kunci : skor bobot IFE total pada sumbu X
dan skor bobot EFE total pada sumbu Y . Kita ingat kembali skor bobot pada topik
bahasan yang lalu, skor bobot: IFE total 1,00 sampai 1,99 menunjukkan posisi internal
lemah; 2,00 sampai 2,99 sedang; 3,00 sampai 4,00 adalah kuat. Serupa dengan EFE total
1,00 sampai 1,99 menunjukkan posisi eksternal lemah; 2,00 sampai 2,99 sedang; 3,00
sampai 4,00 adalah kuat.
Kelebihan : Hasilnya dapat ditelusuri lebih jauh karena adanya informasi yang banyak
digunakan untuk matrik ini.
Kelemahan : Implikasi strategis nya berbeda-beda, membutuhkan informasi yang
banyak dan detail . Sehingga, akan lebih banyak menghabiskan biaya.
Gambar 4 Matriks IE
D. Matrik Strategi Besar (Grand Strategic Matrix).
Selain Matrik SWOT, Matrik SPACE, Matrik BCG dan Matrik IE, Matrik Strategi
Besar telah menjadi alat yang popular untuk merumuskan strategi alternatif. Semua
organisasi dapat diposisikan di salah satu dari empat kuadran strategi Matrik Strategi
Besar. Matrik GS didasarkan pada dua dimensi evaluatif : posisi kompetitif dan
pertumbuhan pasar (industri). Setiap industri yang pertumbuhan penjualan tahunannya
melebihi 5% dapat dianggap memiliki pertumbuhan yang cepat. Strategi yang tepat
untuk dipertimbangkan ditampilkan dalam urutan daya tarik disetiap kuadran matrik
tersebut.
Kelebihan : Strategi didasarkan pada posisi kompetitif dan kemampuan perusahaan
tersebut.
Kelemahan : Perusahaan harus mengamati hal-hal dan peluang apa saja yang dianggap
sebagai kemampuan yang dimiliki perusahaan agar dapat digunakan dalam matrik ini.
bobot
pada
setiap
faktor
eksternal
dan
internal
utama
tersebut.
Langkah 3.
Cermatilah matrik-matrik Tahap 2 (pencocokan) dan mengindentifikasi berbagai strategi
alternatif yang dipertimbangkan.
Langkah 4.
10
Tentukan Skor Daya Tarik (Attractiveness Score-AS). Skor daya tarik: 1 = tidak memiliki
daya tarik; 2 = daya tarik rendah; 3 = daya tarik sedang; dan 4 = daya tarik tinggi.
Langkah 5.
Hitunglah Skor Daya Tarik Total (Total Attractiveness Score - TAS). Didefinisikan sebagai
hasil kali antara Langkah 2 dan Langkah 4. Semakin tinggi skor daya tarik totalnya
semakin menarik pula skor alternatifnya.
Langkah 6.
Hitunglah jumlah keseluruhan Daya Tarik Total. Jumlah Keseluruhan Skor Daya Tarik
Total (Sum Total Attractiveness Score - STAS) menunjukkan strategi yang paling yang
paling menarik disetiap rangkaian alternatif.
Kelebihan dari QSPM
1) Rangkaian-rangkaian strateginya dapat diamati secara berurutan atau bersamaan.
Misal, strategi tingkat perusahaan dapat dievaluasi dulu, diikuti dengan strategi tingkat
divisi, kemudian strategi tingkat fungsi. Tidak ada batasan jumlah strategi yang dapat
dievaluasi atau jumlah rangkaian strategi yang dapat dicermati sekaligus dalam
menggunakan QSPM.
2) Mendorong para penyusun strategi untuk memasukkan faktor-faktor internal dan
eksternal yang relevan ke dalam proses keputusan.
3) Mengembangkan QSPM memperkecil kemungkinan bahwa faktor-faktor utama akan
terlewat atau diberi bobot secara berlebihan. QSPM menggarisbawahi berbagai
hubungan penting yang memengaruhi keputusan strategi.
4) QSPM dapat diadaptasi untuk digunakan oleh organisasi berorientasi laba dan nirlaba
yang besar maupun kecil sehingga bisa diaplikasikan di hampir setiap jenis organisasi.
5) Walaupun dalam mengembangkan QSPM dibutuhkan sejumlah keputusan subjektif,
membuat keputusan-keputusan kecil di sepanjang proses meningkatkan probabilitas
bahwa keputusan strategis akhir yang dicapai adalah yang terbaik bagi organisasi.
Kelemahan dari QSPM
1) QSPM
selalu
membutuhkan
penilaian
intuitif
dan
asumsi
yang
berdasar.
Pemeringkatan dan skor daya tarik membutuhkan keputusan penilaian, meskipun hal itu
harus didasarkan pada informasi yang objektif.
2) Diskusi di antara para penyusun strategi, manager, dan karyawan di sepanjang proses
perumusan strategi adalah hal yang konstruktif dan memperbaiki kualitas keputusan
11
strategi. Diskusi yang konstruktif selama analisis dan pemilihan strategi mungkin
muncul karena perbedaan interpretasi atas informasi dan opini yang beragam.
3) QSPM hanya akan baik dan bermanfaat sepanjang informasi prasyarat dan analisis
pencocokan yang menjadi dasarnya.
12
melekat erat dalam keputusan pemilihan strategi. Politik internal mempengaruhi pilihan
strategi di semua organisasi. Taktik-taktik yang sering digunakan para politikus:
1. Hasil Akhir yang Sama (Ekuifinalitas)
Sering kali mungkin untuk mencapai hasil akhir yang sama dengan menggunakan
cara atau jalan yang berbeda. Penyusunan strategi harus menyadari bahwa mencapai
hasil yang sukses adalah lebih penting daripada menekankan metode yang
mencapainya.
2. Memuasi (Satisfying)
Mencapai hasil yang memuaskan dengan strategi yang dapat diterima adalah jauh
lebih baik dari pada gagal untuk mendapat hasil yang optimal dari strategi yang tidak
populer.
3. Generalisasi
Bergeser dari isu spesifik ke isu yang lebih umum mungkin dapat meningkatkan
pilihan strategi untuk mendapatkan komitmen organisasi.
4. Berfokus pada isu yang lebih penting
Dengan membawa isu ke tingkat yang lebih tinggi, banyak kepentingan jangka
pendek dapat ditunda untuk kepentingan jangka panjang.
5. Menyediakan Akses Politis pada Isu-isu yang Penting
Keputusan strategi dan kebijakan dengan dampak negatif yang signifikan untuk
manajer tingkat menengah akan memicu perilaku intervensi dari mereka. Jika manajer
tingkat menengah tidak memiliki kesempatan untuk mengambil sikap dalam
keputusan tersebutdalam forum politik yang tepat, mereka mampu untuk menolak
keputusan tersebut setelah keputusan tersebut dibuat. Menyediakan akses politik
membuka ruang buat penyusun strategi dengan informasi yang mungkin tidak tersedia
dalam kesempatan lain dan hal tersebut dapat bermanfaat dalam mengelola perilaku
intervensi.
menjadi satu ringkasan analisis strategis yang disebut SFAS (Strategic Factors Analysis
Summary)
IFAS (Internal Strategic Factors Summary)
Faktor Strategis Internal
Bobot Peringkat
Kekuatan:
Dewan Perusahaan, terdiri dari
0,15
4
dewan komisaris dan dewan
pengawas
0,15
5
Sumber Daya Manusia BSM
profesional dan sepenuhnya
mengerti operasional perbankan
syariah
0,05
3
Jaringan Pemasaran tersebar di
20 provinsi di tanah air
3
Produk dan jasa yang ditawarkan 0,05
sangat bervariasi
Identitas Merek BSM melekat
sebagai bank syariah yang adil
dan menentramkan
Dukungan modal dari PT. Bank
Mandiri yang besar
Kelemahan
Adanya direktur yang memegang
jabatan rangkap yang berbeda
bidangnya
Sulit mendapatkan SDM yang
berkompeten dalam bidang
perbankan syariah
Belum meratanya penyebaran
kantor bank syariah mandiri di
seluruh provinsi.
Belum adanya pelayanan produk
(ATM) bersama secara
menyeluruh dengan bank-bank
lain di Indonesia
Image di masyarakat BSM
sebagai bank yang
diperuntukkan hanya untuk
orang islam
Terbobot
0,60
0,75
0,15
0,15
0,05
0,10
0,15
0,75
0,1
0,20
0,15
0,30
0,05
0,10
0,05
0,10
0,05
0,10
Keterangan
Menjamin BSM tidak
akan melenceng dari
konsep ekonomi syariah
Dengan diadakannya
program pendidikan dan
pelatihan
Untuk memenuhi
kebutuhan nasabah
Sebagai pilihan dalam
bertransaksi
Sebagai positioning
BSM
Tidak mengalami
kesulitan dibidang
permodalan
Tidak adanya SDM
yang kompeten di
bidangnya
Sedikitnya PT/PTN yang
berorientasi pada bank
syariah
Pangsa pasar yang
relative masih sedikit
Belum ada kerjasam di
antar bank lain
Karna ada kata syariah
yang mencerminkan
keislaman
TOTAL
1.00
3,30
14
Eksternal
KEKUATAN (S)
KELEMAHAN (W)
Dewan Perusahaan, terdiri dariJabatan rangkap dalam struktur
dewan komisaris dan dewan Sulit mendapatkan SDM yang
pengawas
berkompeten dalam bidang
Sumber Daya Manusia BSM perbankan syariah
profesional dan sepenuhnya Belum meratanya penyebaran
mengerti operasional
kantor bank syariah mandiri di
perbankan syariah
seluruh provinsi.
Jaringan Pemasaran tersebar diBelum adanya pelayanan
20 provinsi di tanah air
produk (ATM) bersama secara
Produk dan jasa yang
menyeluruh dengan bank-bank
ditawarkan sangat bervariasi lain di Indonesia
Identitas Merek BSM melekatImage di masyarakat BSM
sebagai bank syariah yang adil sebagai bank yang
dan menentramkan
diperuntukkan hanya untuk
Dukungan modal dari PT. Bank orang islam
Mandiri yang besa
PELUANG (O)
Strategi SO:
Pertumbuhan Perbankan
Menambah kantor cabang
Syariah
mandiri syariah di povinsiPertumbuhan teknologi yang provinsi yang berpotensial.
sangat pesat dalam bidang IT Mempertahankan dan
Masyarakat Indonesia yang meningkatkan variasi produk
dengan penerapan teknologimayoritas beragama islam
teknologi terbaru.
Masih sedikit pesaing
Memperkuat image di
masyarakat dengan
menekankan prinsip ekonomi
syariah.
Meningkatkan kualitas
pelayanan kepada nasabah
dengan menyuguhkan
pelayanan yang profesional
oleh tenaga-tenaga yang
profesional pula
Strategi WO:
Menjalin kerjasama dengan
bank-bank lain baik itu
konvensional maupun syariah
untuk pengembangan ATM
link.
Melakukan sosialisasi di
berbagai media tentang prinsip
perbankan mandiri syariah
sehingga dapat menarik
nasabah sebanyak-banyaknya
tidak hanya dikalangan umat
islam saja.
Meningkatkan kualitas dan
kuantitas sumber daya manusia
yang berkompeten di bidang
ekonomi perbankan syariah.
Menigkatkan fasilitas-fasilitas
yang berbasis teknologi
sehingga dapat memudahkan
akses bagi nasabah.
Meningkatkan kualitas dan
frekuensi pelatihan BSM
(Training Centre BSM)
sehingga dapat memenuhi
kebutuhan SDM.
15
ANCAMAN (T)
Strategi ST:
Strategi WT:
Pesaing mempunyai
Pemanfaatan dan
Mengadakan Program-program
teknologi yang lebih canggih pengalokasian modal dengan untuk meningkatkan
Banyaknya produk yang
tepat yang digunakan untuk
kompetensi karyawan syariah
pengembangan teknologi
mandiri dalam bidang IT
sejenis yang menawarkan
seoptimal
mungkin.
Mempererat
kerjasama dengan
banyak keunggulan
Banyaknya pilihan produk Mempertahankan ciri khas
penanam modal dan bank-bank
produk dengan berbasis
lain
dari perbankan lain
ekonomi perbankan syariah Melakukan strategi promosi
Kekuatan nasabah untuk
Mengembangkan variasi
yang lebih gencar disemua
memilih bank lain cukup
produk dengan cara
media untuk meningkatkan
tinggi
benchmarking
pangsa pasar
Pesaing dari dalam negri
tidak hanya terdiri dari bankbank konvensional tapi juga
bank syariah yang lain
16
REFERENSI
David, Fred R.2011.Manajemen Strategis,Buku , Edisi 12.Jakarta: Salemba Empat.
Pearce II,John A. Dan Robinson, Richard B.2009.Manajemen StrategisFormulasi,Implementasi, dan Pengendalian Edisi ke-10,Buku 1.Jakarta: Salemba Empat.
Nuralamlanafie.2012.Analisis SWOT Perencanaan Stratregi Pemasaran dan Analisis
Portofolio.Tersedia(Online): http://nuralamlanafie.wordpress.com/2012/04/15/analisisswot-perencanaan-strategi-pemasaran-dan-analisis-portfolio/(Diakses 28 April 2014)
Anonimous,http://sri_kurniasih.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/33039/PERENCANAAN+ST
RATEGIS.doc. (Diakses 28 April 2014)
Putra, Adimas Setyono. 2010. Matrik IFAS dan EFAS pada Bank Mandiri. http://adimassetyono-putro.blogspot.com/2010/04/matrik-ifas-dan-efas-pada-bank-mandiri.html
(Diakses pada 28 April 2014)
17