Anda di halaman 1dari 6

Pengaruh Pedagang Kaki Lima di Trotoar terhadap Kebersihan

Lingkungan di Politeknik Negeri Malang


Taufikur Rahman, Binti Ruliana, Dea Pradana AW, Eva Yunia F, Ngizzatur Rohmah,
Ulvatul Mukaromah .
D-3Akuntansi, Akuntansi, D-3 Teknik Kimia, Teknik Kimia, D-4 Teknik Informatika,
Teknologi Informasi, D-4 Jaringan Telekomunikasi Digital, Teknik Elektro, D-3 Teknik
Kimia, Teknik Kimia, D-3Akuntansi, Akuntansi, Politeknik Negeri Malang
taufiqq_rahman@gmail.com, binti_ruliana@gmail.com, deapradana9@gmail.com,
evayunia@yahoo.com, ngizzatur.rohmah@gmail.com, ulval27@gmail.com

Abstrak
Sempitnya lapangan pekerjaan di sektor formal, mendorong masyarakat untuk beralih ke
sektor informal demi kelangsungan hidupnya, salah satunya dengan berprofesi sebagai
Pedagang Kaki Lima (PKL). Menurut McGee dan Yeung (1977:25), PKL mempunyai
pengertian yang sama dengan hawkers, yang didefinisikan sebagai orang-orang yang
menjajakan barang dan jasa untuk dijual di tempat yang merupakan ruang untuk kepentingan
umum, terutama di pinggir jalan dan trotoar. Demikian juga dengan kawasan trotoar
Politeknik Negeri Malang, yang mempunyai daya tarik besar bagi para pengunjung sehingga
perkembangan PKL di kawasan trotoar Politeknik Negeri Malang perkembangannya sangat
pesat. Dengan demikian hal ini dapat memicu terciptanya lingkungan yang tidak sehat karena
adanya penumpukan sampah. Oleh karena itu, diperlukan tindakan tegas mengenai
penggunaan ruang publik oleh PKL tersebut yang seharusnya dapat ditertibkan oleh
pemerintah maupun dari pihak instansi Polinema sendiri. Tujuan dari penelitian ini adalah
mengidentifikasi pengaruh Pedagang Kaki Lima (PKL) terhadap kebersihan lingkungan
Politeknik Negeri Malang. Sasaran yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan adalah
dengan menemukenali ketertarikan para pedagang untuk berjualan di trotoar Polinema,
menemukenali keterkaitan adanya PKL dengan kebersihan lingkungan (sampah) di area
trotoar Polinema, serta menemukenali persepsi konsumen terhadap keberadaan PKL.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan merumuskan variabel
berdasarkan kondisi yang ada. Adapun teknik analisis yang digunakan adalah teknik analisis.
Data yang dibutuhkan diperoleh melalui survei lapangan. Berdasarkan hasil analisis, dapat
dirumuskan ketertarikan PKL dalam beraktivitas dan memilih lokasi berdagang di kawasan
trotoar Polinema ini dapat dibedakan menjadi makro dan mikro. Secara makro, dapat
diketahui bahwa salah satu bentuk keterkaitan aktivitas PKL dengan kegiatan di sektiarnya
yaitu daerah yang ramai dan mudah dijangkau oleh konsumen, khususnya masyarakat dan
mahasiswa; PKL juga mempunyai karakteristik dengan mencari lokasi berdagang yang
berbatasan langsung dengan jalan raya (Jalan Soekarno hatta). Karakteristik PKL dalam
beraktivitas dapat dilihat dari jenis barang dagangan yang dijual, dimana sebagian besar PKL
di kawasan trotoar ini makanan siap saji (tahu petis, mie goreng dan sebagainya) dan kopi.
PKL juga mempunyai target konsumen pasti yang berkunjung, dimana dominasi konsumen
PKL di kawasan trotoar ini adalah mahasiswa Polinema sendiri. Karakteristik PKL di trotoar
tersebut berbeda-beda karena selain mendapat pengaruh dari lokasi depan kampus, beberapa
penggal jalan juga mendapat pengaruh dari kegiatan formal lain, seperti pusat kota dan
kawasan permukiman, sehingga membentuk karakteristik PKL yang berbeda-beda pula.

Kata kunci : pedagang kaki lima, polinema, lingkungan, sampah, trotoar

1. Pendahuluan
Pedagang kaki lima merupakan hal
yang biasa kita temukan di sepanjang jalan
kampus Politeknik Negeri Malang. Mulai
dari Pos Satpam sampai depan ATM
kampus
Politeknik Negeri Malang.
Kehadiran pedagang kaki lima (PKL) yang
menempati trotoar di depan kampus
Politeknik Negeri Malang tentu sangat
menganggu kebersihan lingkungan disekitar
kampus seperti adanya peningkatan volume
sampah.
Jumlah
atau
volume
sampah
sebanding dengan tingkat konsumsi kita
terhadap barang/material yang kita gunakan
sehari-hari. Demikian juga dengan jenis
sampah, sangat tergantung dari jenis
material yang kita konsumsi. Jadi dapat
disimpulkan bila setiap hari pedagang kaki
lima berjualan maka volume sampah tentu
akan meningkat.
Pihak terkait seperti PAMDAL,
Direktur, mahasiswa seharusnya melakukan
tindakan tegas agar pedagang kaki lima
(PKL) ini jera sehingga kebersihan
lingkungan disekitar kampus tetap terjaga.
2. Pembahasan
Kebersihan lingkungan merupakan
hal yang tak terpisahkan dari kehidupan
manusia dan merupakan unsur yang
fundamental dalam ilmu kesehatan dan
pencegahan. Yang dimaksud dengan
kebersihan lingkungan adalah menciptakan
lingkungan yang sehat sehingga tidak
mudah terserang berbagai penyakit seperti
demam berdarah, muntaber dan lainnya. Ini
dapat dicapai dengan menciptakan suatu
lingkungan yang bersih indah dan nyaman.
Saat ini banyak masyarakat yang
memanfaatkan lingkungan hanya untuk
kepentingan
pribadi
semata
tanpa
memikirkan efek kebelakangnya.salah satu

diantaranya adalah menegenai pedakang


kaki lima atau PKL yang semakin merebak.
Pedagang kaki lima atau disingkat
PKL adalah istilah untuk menyebut penjaja
dagangan yang melakukan kegiatan
komersial di atas daerah milik jalan
(Trotoar) yang seharusnya diperuntukkan
untuk pejalan kaki. Wikipedia, (2015).
Pedagang kaki lima merupakan suatu unit
produksi dalam skala kecil dan memiliki
kegiatan perdagangan di tempat tertentu
yang
memungkinkan
menimbulkan
permasalahan baik dalam lingkungan, tata
ruang dan sebagainya. Faktor lokasi sangat
penting dalam kegiatan perdagangan yang
dilakukan oleh PKL karena dengan
lingkungan yang mendukung maka akan
banyak pengunjung yang datang sehingga
dagangan mereka laku terjual, akan tetapi
hal
tersebut
dapat
menimbulkan
permasalahan lingkungan yaitu megenai
sampah.
Sampah adalah bahan yang tidak
mempunyai nilai atau tidak berharga untuk
maksud biasa atau utama dalam pembuatan
atau pemakaian barang rusak atau bercacat
dalam pembuatan manufaktur atau materi
berlebihan atau ditolak atau dibuang.
(Kamus Istilah Lingkungan, 1994). Sampah
adalah sisa suatu usaha atau kegiatan yang
berwujud padat, baik berupa zat organik
maupun anorganik yang bersifat dapat
terurai maupun tidak terurai dan dianggap
sudah tidak berguna lagi sehingga dibuang
ke
lingkungan.
(Menteri
Negara
Lingkungan Hidup, 2003)
Berdasarkan analisa yang telah
dilakukan, dapat dibahas mengenai
pengaruh pedagang kaki lima (PKL) di
trotoar terhadap kebersihan lingkungan
Politeknik Negeri Malang. Hal tersebut
dapat dilihat pada grafik dibawah ini

A.

Grafik tentang alasan tertarik untuk


jualan di trotoar Polinema

Berdasarkan data diatas, dapat


dianalisis bahwa 92.5 % Pedagang Kaki
Lima
(PKL)
melakukan
kegiatan
perdagangan di Trotoar Piliteknik Negeri
Malang dikarenakan lokasi tersebut ramai
dan mudah dijangkau dan 7.5 %
dikarenakan murah (tidak ada biaya).Letak
trotoar polinema sangat strategis karena
berada pada kawasan jalan raya yang yang
menjadi pusat keramaian .Selain itu, PKL
tidak dikenakan biaya dalam penggunaan
kawasan tersebut sebagai tempat untuk
jualan. Sehingga banyak orang yang
mampir untuk membeli atau sekedar
istirahat di sana maka dari itu PKL memilih
tempat
tersebut
untuk
menjajakan
dagangannya.
B.

Berdasarkan grafik diatas dapat dilihat


bahwa prosentase tertinggi kunjungan
adalah 85 % dengan intensitas 1-3 kali
dalam seminggu. Hal itu dikarenakan
pengunjung hanya datang pada saat akhir
pekan saja atau kebanykan dari mereka
untuk lebih memilih mengerjakan tugas
kuliah atau tugas sekolah. pada prosentase
ke dua adalah 8 % dengan intensitas 4-6
hari hal ini disebabkan karena sebagian dari
mereka lebih suka menghabiskan waktu
setelah pulang kuliah untuk berhenti
ditrotoar untuk menikmati keramaian kota
dan untuk prosentase yang paling rendah
adalah 7 % dengan intensitas setiap hari hal
itu disebabkan karena kebanykan dari
mereka sudah menjadikan kebiasaan seharihari untuk menikmati keramaian kota dan
mengenyampingkan kepentingan yang lain.
Bagi mereka kebiasaan tersebut sudah
menjadi keharusan yang yang wajib
dilakukan.
C.

Grafik pernyataan Dengan adanya


PKL maka sampah di trotoar
Polinema akan meningkat.

Grafik data pengunjung dalam 1


minggu di trotoar Polinema.

Berdasarkan grafik diatas dapat dilihat


bahwa prosentase tertinggi adalah sebesar
68 % dengan pernyataan setuju dari
responden bahwa dengan adanya PKL atau
pedagang kaki lima maka sampah di trotoar
Politeknik Negeri Malang akan meningkat
hal tersebut disebabkan dari semakin

banyak pengunjung yang datang maka


produksi sampah juga akan terus meningkat
karena kebanyakan dari mereka yang
datang adalah untuk mengonsumsi makanan
/ minuman yang kemasan. Sehingga
kemasan-kemasan
tersebut
yang
menimbulkan
sampah
menumpuk.
Kemudian untuk prosentase terendah adalah
sebesar 32 % dengan pernyataan tidak
setuju dari responden mereka beranggapan
bahwa adanya PKL tidak menimbulkan
produksi sampah meningkat karena
menurut
mereka
setelah
mereka
mengonsumsi makanan atau minuman
mereka langsung membersihkan tempat dan
membuang sampahnya ke tempat sampah.
D.

Grafik pernyataan Tindakan dari


pihak terkait mengenai penertiban
PKL di trotoar Polinema.

3. Kesimpulan dan Saran


Kesimpulan
1. Karakteristik PKL di trotoar
tersebut berbeda-beda karena
selain mendapat pengaruh dari
lokasi depan kampus, beberapa
penggal jalan juga mendapat
pengaruh dari kegiatan formal
lain, seperti pusat kota dan
kawasan permukiman, sehingga
membentuk karakteristik PKL
yang berbeda-beda pula.
2. Semakin banyak pengunjung
maka sampah yang ditimbulkan
semakin menumpuk.
3. Belum ada tindakan dari pihak
terkait terhadap PKL.
4. 68% pengunjung setuju bahwa
kebiasaan mengunjungi penjual di
trotoar Polinema menimbulkan
peningkatan sampah.
5. Pengunjung beralasan bahwa
berkunjung di trotoar Polinema
merupakan tempak yang sangat
strategis, ramai, dan harga yang
diberikan relative murah.
Saran

Berdasarkan data yang telah diperoleh,


dapat dianalisa bahwa persentase mengenai
penertiban PKL di Trotoar Politeknik
Negeri Malang sebanyak 100% belum
pernah dilakukan tindakkan penertiban oleh
pihak terkait. Hal tersebut dapat dijadikan
alasan mengapa PKL berjualan di sana dan
menjadikan lokasi tersebut sebagai lokasi
permanen untuk menjajakan dagangan
mereka.

Perlu adanya tindakan tegas dari


pihak terkait (seperti PAMDAL,
Direktur, dll) untuk menertibkan
Pedagang Kaki Lima agar mereka
jera sehingga tidak berjualan di
trotor Polinema. Hal itu dilakukan
untuk menekan produksi sampah
yang berlebihan.

Daftar Pustaka:
Sintadayatri. 2012. Arti dan Manfaat
KebersihanLingkungan.https://sint
adayatri.wordpress.com/2012/11/0
6/arti-dan-manfaat-kebersihanlingkungan/
Idmedis. 2014. Pentingnya Menjaga
Kebersihan.http://www.idmedis.co
m/2014/11/pentingnya-menjagakebersihan.html
Octavandrian. 2012. Permasalahan dari
Pedagang Kaki Lima.
http://ocktavandrian.blogspot.co.i
d/2012/10/permasalahan-daripedagang-kaki-lima.html
Lestari, Dyah. 2012. http://ejournal.uajy.ac.id/4585/1/JURNA
L%20SKRIPSI.pdf
Lampiran

Revisi :
- Abstrak belum menjelaskan secara detail latar belakang dan metodologi penelitian
serta kesimpulan yang diperoleh
- Hendaknya pembahasan lebih detail, kesimpulan menyajikan secara lengkap hasil
yang diperoleh dan referensi yang digunakan
- Daftar
pustaka
hendaknya
diambil
dari
jurnal
dan
usahakan tidak menggunakan sumber referensi dari web
- Format artikel disesuaikan dengan panduan yang diberikan panitia

Anda mungkin juga menyukai