Anda di halaman 1dari 6

KELOMPOK 13

1. IKHTIAR BANGKIT WULANDARI


2. WAHYU MUSTIKA DEWI

4411414014
4411414032

BIOLOGI MOLEKULER
INOVASI DNA MOLEKULER DALAM BIDANG
KESEHATAN DAN KEDOKTERAN

1.Ilmuwan Coba Merancang DNA Manusia


Astria Zahra Nabila, CNN Indonesia
Jumat, 14/08/2015 04:31 WIB
Jakarta, CNN Indonesia -- Teknologi bernama CRISPR/Cas memungkinkan manusia untuk
merancang DNA sesuai keinginan yang akan memicu revolusi bidang genetika dan sel
sekaligus meningkatkan harapan tentang cara baru menyembuhkan penyakit termasuk kanker.
Teknologi dengan nama lengkap clustered regularly interspaced short palindromic repeats
ini, berupaya melakukan pemotongan DNA dan bisa beroperasi di Deoxyribonucleic acid
(DNA)
atau
Asam
deoksiribonukleat
manusia.
Ini dapat membantu ilmuwan mempelajari misteri yang tersimpan dalam sel-sel DNA
manusia, yang hingga sekarang belum dapat dipecahkan. Tentu saja masih butuh waktu lama,
dan
dibutuhkan
penelitian
lanjutan.
Kehadiran CRISPR/Cas diharapkan dapat memungkinkan para ilmuwan untuk menemukan
pengobatan akan kanker dan penyakit lain yang disebabkan akan mutasi gen.
Pengobatan penyakit yang disebabkan karena mutasi gen sekarang ini ditanggulangi tanpa
mengobati penyebab dasarnya, yaitu mutasi pada susunan gen. Dengan diciptakannya
teknologi CRISPR/Cas, para dokter dapat mengobati penyakit-penyakit terebut dari sumber
inti
penyakit.
Cara bekerja teknologi CRISPR/Cas sama seperti gunting, yaitu dengan memotong DNADNA yang mengalami mutasi. Dengan memotong DNA-DNA tersebut, CRIPSR/Cas memicu
terjadinya
proses
perbaikan
DNA.
Namun, teknologi CRISPR/Cas ini dipercaya juga dapat membawa beberapa hal negatif bagi
manusia, dan karena hal ini, penggunaan penemuan terbaru tersebut dilarang oleh para
ilmuwan untuk digunakan sementara waktu hingga dapat terbukti bahwa teknologi ini benarbenar aman untuk digunakan.
Penemuan baru yang memungkinkan manusia untuk merancang DNA dipercaya dapat
memancing para orangtua untuk 'merancang' susunan gen calon anak mereka hingga nantinya
anak-anak tersebut memiliki penampilan dan tingkat kepintaran seperti yang diinginkan.

Memodifikasi penampilan fisik dan kepintaran seseorang telah lama menjadi bahan
perdebatan
di
kalangan
masyarakat.
Dikutip dari situs Live Science, beberapa orang berpendapat bahwa orangtua hanya
menginginkan yang terbaik untuk anak mereka dengan merancang DNA mereka. Akan tetapi,
kemungkinan akan gagalnya eksperimen perancangan DNA tersebut terlalu besar, sehingga
berbahaya
untuk
dilakukan.
Jika kita gagal melakukan eksperimen tersebut, lalu apa yang akan kita lakukan pada
manusia-manusia hasil eksperimen gagal tersebut? Membuang mereka begitu saja? ucap
Sheldon Krimsky, filsuf dari Tuft University di Massachusetts, Amerika Serikat.
Para ilmuwan lain percaya ada bahaya besar dari teknologi merancang DNA manusia,
meskipun sekarang ini belum terungkap secara jelas bahaya dari teknologi baru ini.
Sejauh ini, para ilmuwan mengharuskan diadakannya penelitian lebih lanjut sebelum
teknologi baru ini dapat digunakan demi keselamatan bersama.

CRISPR/Cas9/sgRNA: tiruan sistem imun bakteri untuk mengedit genom


Akhir-akhir ini, telah dikembangkan metode yang lebih sederhana dan efisien
berdasarkan sistem imun bakteri Streptococcus pyogenes yang dinamakan type II clustered
regularly interspaced short palindromic repeats/CRISPR-associated (CRISPR/Cas tipe II).
Dengan sistem CRISPR, bakteri memotong DNA asing (bakteriofag, virus, atau plasmid)
yang menginfeksi bakteri tersebut. Cas atau CRISPR-associated protein merupakan protein
yang bertanggung jawab memotong sekuen DNA virus dalam pertahanan bakteri. Ada
beberapa tipe Cas, namun yang dikenal paling baik mekanismenya adalah Cas9. Mikroba
Streptococcus pyogenes menghasilkan Cas9. Cas9 yang dihasilkan ini akan dibimbing gRNA
(guide RNA) untuk menemukan dan menggunting sekuen DNA yang berbahaya. Sifat inilah
yang menjadi potensi besar CRISPR sebagai gunting molekuler alami yang mudah
didapatkan dan diaplikasikan dalam skala laboratorium.

CRISPR/Cas9/sgRNA terdiri atas dua komponen utama, yaitu protein Cas dan single
guide RNA (sgRNA). Cas9 merupakan protein yang menjadi karakteristik sistem
CRISPR/Cas tipe II. Cas9 berperan sebagai enzim nuklease yang memotong DNA target di
sekuen dekat protospacer adjacent motif (PAM). Protein Cas9 mengandung dua domain yang
homolog dengan nuklease RuvC dan HNH, yang masing-masing memotong satu dari untai
ganda DNA, sehingga dihasilkan potongan tumpul (blunt cut) pada sekuen DNA target.
sgRNA merupakan kimera RNA sintetik fusi dari dua non-coding RNA, yaitu CRISPR RNA
(crRNA) (nukleotida warna merah), yang berperan sebagai guide yang bisa disesuaikan
dengan sekuen DNA target, dan trans-activating crRNA (tracrRNA) (nukleotida warna biru),
yang berperan sebagai scaffold
Teknologi CRISPR telah terbukti dapat memfasilitasi pengeditan genom dengan target
banyak gen dengan menggunakan hanya satu enzim nuklease (Cas9). Dengan pencarian
menggunakan komputer, prediksi menggunakan sekuen guide berukuran 20 bp
mengidentifikasi lebih dari tiga juta sekuen dalam genom dan cDNA padi yang dapat menjadi
target sgRNA, yang berarti rata-rata hampir sembilan target tiap cDNA-nya, bahkan bila
prediksinya menggunakan sekuen guide berukuran 1921 bp, dapat diidentifikasi rata-rata 32
target per cDNA-nya. Teknologi CRISPR termasuk dalam new plant breeding techniques
(NPBTs) yang saat ini sedang diperdebatkan, terkait dengan peraturan pelepasan produk hasil
rekayasa genetika (genetically modified organisms/GMO).
PENERAPAN CRISPR
Teknologi CRISPR telah diterapkan pada sel eukariotik, termasuk sel manusia,
mencit, zebrafish, lalat buah, dan khamir, juga bakteri. Pada tahun 2013, setidaknya ada
delapan publikasi hasil penelitian yang membuktikan dapat diterapkannya CRISPR pada
DNA genom tanaman, baik dikotil maupun monokotil, yaitu Arabidopsis, tembakau, padi,
gandum, dan sorgum. CRISPR diuji dengan transient expression assays, yaitu transformasi
protoplas dan transformasi jaringan daun (agroinfiltrasi) (Gambar 2), atau dapat juga
dilakukan dengan penembakan partikel pada kalus (callus bombardment). Tim penelitian
Jiang dkk. (2013), sebagai contoh, menerapkan CRISPR pada protoplas padi. Konstruk yang
dibuat mengekspresikan Cas9 dari S. pyogenes dan sgRNA kimera yang menarget 20-nt pada
promotor OsSWEET14, gen yang menyebabkan kerentanan terhadap penyakit hawar bakteri.
Hasil analisis sekuen DNA target dari genom protoplas yang ditransfeksi menunjukkan
terjadinya mutasi berupa pemotongan 9-nt pada promotor OsSWEET14.
Tak hanya sampai pada terapi gen dalam tubuh manusia, CRISPR juga memilki
potensi merekayasa ekosistem, dengan membasmi sebuah penyakit yang dibawa organisme
tertentu seperti nyamuk. Harvard School of Public Health tengah melakukan penelitian untuk
memasukkan gen resisten malaria kepada nyamuk Anopheles gambiae. Memotong gen
pembawa virus dengue, malaria ataupun Zika bukanlah hal yang mustahil lagi dengan teknik
CRISPR.

2.

Peneliti Inggris Menumbuhkan Gigi


dengan DNA

Liputan6.com, London (2009): Kemajuan medis memungkinkan orang untuk tidak


menggunakan gigi palsu untuk menggantikan gigi yang telah tanggal. Baru-baru ini, dalam
sebuah penelitian percobaan, para ilmuwan di Institut Dental King`s College London, Inggris
berhasil menumbuhkan gigi dengan menggunakan deoksiribosa nukleat (DNA).
Menurut penelitian, pada usia 50 tahun, orang Inggris rata-rata kehilangan 12 dari 32 giginya.
Sedangkan bagi kebanyakan orang menggunakan gigi palsu terasa kurang nyaman dan
terkadang sulit untuk menelan. Berangkat dari keluhan itulah penelitian dilakukan.
Kini para peneliti sedang meneliti bagaimana gigi pada embrio dapat memproduksi sel yang
bisa di transplantasikan di mulut. Untuk sementara penelitian diujicobakan pada tikus.
Hasilnya lumayan baik. Sekarang para peneliti tinggal menerapkan penemuan tersebut pada
manusia
dalam
dua
tahun
mendatang.
Sejauh ini, tim peneliti yang dipimpin Kepala Kraniofasial Biologi dan Biomaterial Institut
Dental King`s College, Paul Sharpe, ini berhasil menumbuhkan gigi geraham. Tapi, mereka
belum mampu menumbuhkan gigi seri dan gigi taring. Sharpe menyebutkan perlu waktu
setidaknya dua bulan sebelum gigi tumbuh sempurna. Dengan sokongan dana US$ 885 ribu,
Sharpe akan meneruskan penelitian.

Satu riset yang dikerjakan oleh Dr. Jeremy Mao dari Columbia University telah menghasilkan
penemuan yang mengagumkan. Dr. Jeremy Mao telah buat rangka untuk gigi yang datang
dari sebagian sel induk pada badan menggunakan DNA mereka, dan ia sukses
meregenerasi gigi baru. Itu yaitu penemuan modern yang menjanjikan masa depan cerah
dalam
perawatan
gigi.
Tehnologi modern itu berikan kita kesempatan untuk menumbuhkan gigi kita sendiri hanya
kurun saat 9 minggu saja. System itu memang sungguh-sungguh mengonsumsi waktu 9

minggu persis. Akan ada 'perangkat' yang ditempatkan pada ruangan gigi Anda yang tanggal
dan
diterima
oleh
badan.
Langkah implan itu sangat baik karena menggunakan material yang juga baik sebagai
pengganti gigi yang tanggal. Penjelasan sederhananya, sebagian sel dari badan Anda sendiri
akan digunakan untuk menggantikan gigi Anda yang hilang. Lalu, gigi akan menyatu dengan
jaringan sekitarnya. Itu akan tingkatkan system perubahan dan akan pulih kurun waktu yang
cukup
cepat.
Sayangnya, prosedur itu belum bisa diterapkan untuk kebanyakan orang. Masihlah mesti
dilakukan penelitian setelah itu dan harus di setujui oleh otoritas medis. Selama sebagian
dekade terakhir, telah banyak perbaikan dari implan gigi, yang sangat menjanjikan untuk
menukar gigi yang tanggal yang tambah lebih alami dan sehat. Penemuan terbaru tengah
fokus untuk kurangi saat yang dibutuhkan untuk pemulihan serta peluangnya cara ini tidak
diterima.
PROSES IMPLANTASI
Cara menumbuhkan gigi baru ini yaitu dengan menanamkan 'sekuncup' sel pada gusi.
Sel ini nantinya akan tumbuh menjadi gigi baru penganti gigi yang telah hilang. Pasien yang
menjalani prosedur penanaman sel bakal gigi ini harus dibius lokal dan gigi akan tumbuh
hanya dalam beberapa bulan.
Professor Paul Sharpe dari Dental Institute of King's College di London
menyebutkan, prosedur baru ini memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan metode
penumbuhan gigi yang digunakan sekarang. Saat ini, penumbuhan gigi baru umumnya
dilakukan dilakukan dengan menggunakan semacam mahkota buatan yang dilekatkan pada
sebuah tiang besi dan rahang.
"Operasi penumbuhan gigi dapat melebar dan Anda harus memiliki tulang rahang
yang kuat. Bagi sebagian besar pasien, hal ini bisa menjadi masalah," kata Sharpe seperti
dikutip dari TG Daily, Rabu (30/12/2009).
Cara baru yang ditemukan Sharpe dan rekannya memanfaatkan sel induk yang
diambil dari tubuh pasien dan dimodifikasi melalui percobaan laboratorium sehingga bisa
menjadi sel yang tumbuh menjadi gigi baru. Setelah beberapa minggu, sel tersebut diuji coba
untuk mengetahui jenis gigi apa yang akan dikembangkan. Setelah diseleksi, bakal gigi yang
paling baik akan terpilih untuk ditanamkan pada gusi.
Eksperimen ini telah terbukti berhasil dilakukan pada tikus. Itu sebabnya, Sharpe
sangat optimis cara ini pun bisa bekerja pada manusia.

BAHAYA IMPLANTASI

Permasalahan tentang penumbuhan gigi adalah dengan yang hilang adalah implan,
atau jika semua gigi yang hilang, maka menggunakan gigi palsu. Namun, kedua metode ini
menyebabkan masalah kesehatan yang serius gigi. Masalah kesehatan yang berhubungan
dengan implan gigi termasuk infeksi di lokasi implan, cedera atau kerusakan pada struktur
sekitarnya, kerusakan saraf, dan masalah sinus.
Gigi palsu dapat menjadi tidak nyaman dan membuat sulit saat makan . Juga, dapat
menyebabkan gusi dan mulut iritasi atau infeksi. Dengan menumbuhkan gigi baru di lokasi di
mana satu kehilangan gigi, semua masalah yang terkait dengan implan atau gigi palsu yang
hilang. "Ini merupakan kemajuan medis yang sangat dibutuhkan, terutama mengingat bahwa
dengan usia 74-26% orang dewasa telah kehilangan semua gigi permanen mereka."
(Underground Kesehatan Reporter) "Sebuah teknik baru dirintis pada Jaringan Teknik, dan
Regenerative Medicine Laboratorium Dr. Jeremy Mao, Edward V. Zegarelli Profesor
Kedokteran Gigi, dan seorang profesor teknik biomedis di Columbia University dapat
mengatur sel induk tubuh untuk bermigrasi ke tiga dimensi perancah yang diresapi dengan
faktor pertumbuhan. Hal ini dapat menghasilkan gigi anatomi yang benar di sesegera
sembilan minggu sekali implan di mulut. "(Gigi iQ)
Para ilmuwan dapat membantu tubuh tumbuh gigi baru dalam waktu sekitar dua
bulan."Pertimbangan utama dalam regenerasi gigi adalah menemukan pendekatan biayaefektif yang dapat diterjemahkan ke dalam terapi untuk pasien yang tidak mampu atau yang
tidak kandidat yang cocok untuk implan gigi," kata Dr Mao. "Regenerasi gigi berdasarkan
Sel-homing dapat memberikan jalur yang murah dan lebih klinis." Dengan kata lain, itu
adalah mungkin menjadi proses yang lebih murah.
Namun, satu hal yang diketahui pasti adalah bahwa hal itu jauh lebih invasif."Implan
gigi biasanya terdiri dari titanium sekrup berbentuk kerucut dengan permukaan yang kasar
atau halus dan ditempatkan di tulang rahang. Sementara operasi implan dapat dilakukan
sebagai prosedur rawat jalan, proses penyembuhan dapat bervariasi, dan implantasi dapat
dilakukan dengan terlebuh dahulu mengosultasikan pada dokter bersertifikat, termasuk dokter
gigi umum, ahli bedah mulut, prosthodontists, dan periodontis.

Anda mungkin juga menyukai