258 - Selintas Perjadin Mengikuti Diklat PDF
258 - Selintas Perjadin Mengikuti Diklat PDF
I.
Pendahuluan
Tulisan ini terinspirasi dari beberapa pertanyaan yang diajukan oleh peserta diklat
beberapa waktu yang lalu, saat penulis bertugas sebagai pengajar/fasilitator pada diklat
fungsional bendahara pengeluaran untuk mata pelajaran pengujian dan pembayaran
tagihan yang diselenggarakan oleh Balai Diklat Keuangan (BDK) di Palembang.
Pertanyaan yang diajukan para peserta diklat waktu itu diantaranya terkait masalah
seputar pembayaran biaya perjalanan dinas bagi pegawai/pejabat yang ditugasi untuk
melaksanakan tugas kedinasan dari instansinya Pertanyaan-pertanyaan tersebut seperti:
berapa jumlah pembayaran yang akan mereka terima saat ditugasi mengikuti rapat,
seminar, workshop, atau diklat, kapan pembayaran itu harus dilakukan oleh Bendahara
Pengeluaran, apakah dibayar melalui Uang Persediaan (UP) atau pembayaran langsung
(LS), dan komponen biaya perjalanan dinas apa saja yang harus dibayarkan kepada
peserta rapat, seminar, workshop, diklat dan sebagainya.
Sebagai seorang PNS/ CPNS, sepanjang perjalanan kariernya tentu pernah
menerima penugasan dari pimpinannya untuk menjalankan tugas Negara, baik dalam
kota maupun luar kota, menginap maupun pulang hari, menggunakan mobil dinas kantor
maupun tidak, baik atas biaya kantor sendiri maupun ditanggung oleh kantor/ unit lain
yang mengundang. Untuk menghitung berapa jumlah biaya perjalanan dinas yang akan
mereka terima atau yang akan dibayarkan oleh bendahara pengeluaran atas perintah
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), pada tanggal 3 Juli 2012 yang lalu telah diberlakukan
Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Republik Indonesia Nomor 113/PMK.05/2012
tentang Perjalanan Dinas Dalam Negeri bagi Pejabat Negara, Pegawai Negeri, dan
Pegawai Tidak Tetap. Istilah pegawai negeri yang dimaksudkan dalam PMK tersebut
adalah Pegawai Negeri Sipil, Calon Pegawai Negeri Sipil, Anggota Tentara Nasional
Indonesia; dan Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia.
Sejalan dengan tujuan penulisan ini yakni pembayaran biaya perjalanan dinas bagi
pegawai negeri yang mengikuti diklat, maka untuk tahun anggaran 2013 ini, selain
berpedoman pada PMK No. 113/PMK.05/2013 tersebut di atas, juga mempedomani
PMK Nomor 190/PMK.05/2012 tanggal 29 November 2012 tentang Tata Cara
Pembayaran Dalam Rangka Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, yang
berlaku mulai tanggal 1 Januari 2013. Untuk lebih jelasnya dapat diikuti uraian berikut
ini.
a.
b.
c.
d.
Surat Tugas yang dibuat oleh pejabat yang berwenang berfungsi sebagai dasar penerbitan
SPD oleh PPK. Untuk perjalanan dinas dalam kota yang dilaksanakan sampai dengan 8
(delapan) jam dilakukan cukup dengan surat tugas atau tanpa penerbitan SPD, sehingga
pembebanan biaya perjalanan dinas jabatan dicantumkan dalam surat tugas tersebut.
Sedangkan untuk perjalanan dinas jabatan yang melewati batas kota, dan perjalanan dinas
jabatan yang dilaksanakan di dalam kota lebih dari 8(delapan) jam, harus diterbitkan SPD
oleh PPK berdasarkan surat tugas yang dibuat oleh pejabat yang berwenang.
Dalam penerbitan SPD, PPK berwenang untuk menetapkan tingkat biaya
Perjalanan Dinas, dan alat transpor yang digunakan untuk melaksanakan Perjalanan
Dinas Jabatan yang bersangkutan dengan memperhatikan kepentingan serta tujuan
Perjalanan Dinas tersebut. Dalam hal ini perlu diperhatikan bahwa pelaksanaan
perjalanan dinas harus berpedoman pada 4 (empat) prinsip yang telah diatur dalam PMK
No.113/PMK.05/2012, yaitu :
a. selektif, yaitu hanya untuk kepentingan yang sangat tinggi dan prioritas yang
berkaitan dengan penyelenggaraan pemerintahan;
Pada umumnya pelaksanaan diklat, jangka waktu pelaksanaannya lebih dari 8 (delapan)
jam baik melewati batas kota maupun di dalam kota.
Selanjutnya yang harus diperhatikan dalam hal pembayaran biaya perjalanan
dinas jabatan (mengikuti diklat) adalah :
a. Tidak diperkenankannya pembayaran dobel (dua kali atau lebih) yang dapat
merugikan negara.
b. Adanya sanksi yang secara tegas tercantum dalam pasal 36 PMK No.113/
PMK.05/2012, yaitu: Pihak-pihak yang melakukan pemalsuan dokumen,
menaikkan dari harga sebenarnya (mark up), dan/ atau perjalanan dinas rangkap
(dua kali atau lebih) dalam pertanggungjawaban perjalanan dinas yang berakibat
kerugian yang diderita oleh Negara, bertanggungjawab sepenuhnya atas seluruh
tindakan yang dilakukan.
c. Pihak-pihak yang terkait langsung dengan pelaksanaan/ penyelenggaraan diklat
secara konsisten berpegang pada prinsip perjalanan dinas seperti yang telah diatur
pada pasal 3 PMK No.113/PMK.05/2012, yakni selektif, ketersediaan anggaran
dan kesesuaian dengan pencapaian kinerja K/L, efisiensi, dan akuntabilitas.
V.1. Biaya diklat seluruhnya dibebankan pada DIPA Satker penyelenggara dan lokasi
diklat melewati batas kota.
Contoh : salah satu pegawai BDK Palembang bernama Rio Golongan III/a di undang
mengikuti diklat penyusunan anggaran berbasis kinerja di Jakarta selama 4 hari
terhitung mulai tanggal 11 s.d 14 Pebruari 2013. Acara pada hari pertama dimulai
pada jam 13.30 WIB dan pada hari terakhir jadwal diklat berlangsung s.d pukul
21.00 WIB. Pada surat tugas diinformasikan bahwa seluruh biaya terkait
keikutsertaan peserta diklat (akomodasi dan konsumsi) ditanggung oleh Panitia
Penyelenggara. Dan tiket keberangkatan plus biaya taxi pergi pulang dipersilahkan
peserta untuk mengusahakannya dan akan dilakukan penggantian saat diklat selesai
diikuti. Pertanyaan : berapa jumlah yang harus dibayarkan oleh Panitia
Penyelenggara kepada Sdr Rio?
Mengacu pada lampiran III butir I PMK No.113//PMK.05/2012 dan berdasarkan
prinsip efisiensi penggunaan belanja negara, maka surat tugas atau SPD akan berlaku
selama 5 hari tmt 11 Pebruari s.d. 15 Pebruari 2013. Jika yang bersangkutan pergi
pulang menggunakan pesawat terbang, maka biaya yang harus dibayarkan kepada
Sdr Rio adalah :
1. Penggantian tiket pesawat Palembang-Jakarta kelas ekonomi pergi-pulang
2. Penggantian biaya taxi dari tempat kedudukan ke bandara keberangkatan dan
dari bandara tujuan ke lokasi penyelenggaraan diklat pergi pulang
3. Pengantian airport tax (untuk pesawat non garuda)
4. Lumpsum 1 hari (untuk tanggal 15 Pebruari 2013)
5. Uang saku selama 4 hari, mulai tanggal 11 s.d. 14 Pebruari 2013, besarannya
dapat mengacu pada PMK No.37/PMK.02/2012 tentang Standar Biaya tahun
2013 pada penjelasan butir 26 yang berbunyi : Kepada pejabat/pegawai yang
ditugaskan untuk mengikuti pendidikan dinas di luar kedudukan dapat diberikan
setinggi-tingginya 30% (tiga puluh persen) dari uang harian. Atau dapat juga
mengacu pada uang saku paket meeting (fullboard) yang diatur dalam standar
biaya, dan dibayarkan berdasarkan ketersediaan dana (sumber : tanya jawab pada
www.perbendaharaan.go.id).
V.2. Jika Hanya biaya akomodasi dan konsumsi ditanggung oleh panitia
penyelenggara, dan diklat di luar kota
Contoh : salah satu pegawai BDK Palembang bernama Rio di undang mengikuti
diklat penyusunan anggaran berbasis kinerja di Jakarta selama 4 hari terhitung
mulai tanggal 11 s.d 14 Pebruari 2013. Acara pada hari pertama dimulai pada jam
13.30 WIB dan pada hari terakhir jadwal diklat berlangsung s.d pukul 21.00 WIB,
akomodasi dan konsumsi ditanggung oleh Panitia Penyelenggara, sedangkan
transpor ditanggung oleh instansi masing-masing. Pertanyaan : komponen biaya
perjalanan dinas apa saja yang harus dibayar dan berapa jumlahnya, serta berapa
yang dibayarkan kepada peserta diklat bersangkutan jika tiket pesawat pergi pulang
sudah disiapkan oleh Panitia Penyelenggara.
Dari contoh di atas, maka dengan memperhatikan prinsip efisiensi, PPK akan
menugasi saudara Rio selama 5 (lima) hari, mulai tanggal 11 s.d. 15 Pebruari 2013.
Kepada peserta diklat bersangkutan dibayarkan :
a. Uang harian (lumpsum) 1 hari (untuk tanggal 15 Pebruari) dan uang saku
selama 4 hari maksimal 30% (tiga puluh persen) dari uang harian sesuai standar
biaya. Atau dapat juga mengacu pada uang saku paket meeting (fullboard) yang
diatur dalam standar biaya, dan dibayarkan berdasarkan ketersediaan dana
(sumber : tanya jawab pada www.perbendaharaan. go.id). dan
b. Biaya taksi dari tempat kedudukan ke bandara setempat dan dari bandara tempat
tujuan (bandara Sukarno Hatta) ke tempat diklat dilangsungkan pergi pulang,
c. Airport tax (untuk pesawat non garuda).
VI. Kesimpulan
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Setiap pejabat/ pegawai yang ditugasi mengikuti diklat, baik yang lokasinya
melewati batas kota maupun masih berlokasi dalam kota, harus didukung
sepenuhnya agar yang bersangkutan dapat menjalanakan tugasnya dengan baik,
tertib, termotivasi, sehingga mencapai hasil sesuai yang diharapkan, termasuk perlu
difasilitasi agar secepatnya bisa memperoleh penggantian biaya yang telah
dikeluarkan tanpa melanggar aturan yang berlaku (Tmt 1 Januari 2013 berlaku PMK
No.190/PMK.05/2012 tentang Tatacara Pembayaran dalam rangka pelaksanaan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara)
2. Harus dihindari agar tidak terjadi pembayaran dobel (dua kali atau lebih) terkait
dengan komponen biaya perjalanan dinas jabatan yang dapat merugikan negara.
3. Semua pihak yang berhubungan langsung dengan pelaksanaan/ penyelenggaraan
diklat secara konsisten harus berpegang pada prinsip perjalanan dinas, yakni selektif,
ketersediaan anggaran dan kesesuaian dengan pencapaian kinerja K/L, efisiensi, dan
akuntabilitas.
4. Terhadap pegawai yang mengikuti diklat, dapat dibayarkan uang saku selama
mengikuti diklat sesuai penugasan, besarannya maksimal 30% dari uang harian
sesuai Standar Biaya yang berlaku, namun tetap memperhatikan ketersediaan dana.
5. Jika peserta diklat memerlukan waktu sehari sebelum diklat berlangsung karena
kendala lokasi dan/ atau sehari setelah mengikuti diklat sebelum kembali ke tempat
kedudukan, maka kepadanya dapat dibayarkan lumpsum, namun tetap harus
memperhatikan jadwal pelaksanaan diklat dan ketersediaan dana.
Daftar Pustaka
1. PMK No. 113/PMK.05/2012 tentang Perjalanan Dinas Dalam Negeri bagi Pejabat
Negara, Pegawai Negeri,dan Pegawai Tidak Tetap;
2. PMK No. 190/PMK.05/2012 tentang Tatacara Pembayaran dalam rangka
Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;
3. Tanya jawab seputar pelaksanan anggaran (www.perbendaharaan.go.id)