Anda di halaman 1dari 5

PENATAAN RUANG PERPUSTAKAAN

Ruang

perpustakaan

merupakan

sarana

yang

penting

dalam

penyelenggaraan perpustakaan karena dalam ruang ini segala aktivitas dan


program perpustakaan dirancang dan diselenggarakan . suatu perpustakaan bukan
hanya menyediakan ruang kemudian mengisi dengan koleksi tetapi juga harus
memperhatikan lokasi perpustakaan, aspek penataan ruang, penataan perabot dan
perlengkapan, alur petugas dan penerangan. Bafadal ( 2004 : 47 ) mengemukakan
penataan perpustakaan sekolah mempunyai manfaat yaitu :
1. Dapat menciptakan suasana aman, nyaman, dan menyenangkan untuk
belajar, baik bagi murid, guru dan pengunjung lainnya.
2. Mempermudah murid, guru dan pengunjung lainnya dalam mencari
bahan bahan pustaka yang diinginkan.
3. Petugas perpustakaan sekolah mudah memproses bahan bahan
pustaka, memberikan pelayanan, dan melakukan pengawasan.
4. Bahan bahan pustaka aman dari segala sesuatu yang dapat
merusaknya.
5. Memudahkan petugas perpustakaan sekolah dalam melakukan
perawatan terhadap semua perlengkpan perpustakaan sekolah.
Kosasih ( 2009 : 6 ) mengemukakan bahwa perpustakaan pada umumnya
memiliki empat macam ruang diantaranya :
1.
2.
3.
4.

Ruang koleksi buku ( rak rak buku )


Ruang baca
Ruang pengolahan bahan pustaka dan ruang staf
Ruang sirkulasi

Merencanakan tata ruang harus didasari dengan hubungan antar ruang


yang dipandang dari segi efisiensi, alur kerja, mutu layanan, keamanan, dan
pengawasan. Macam macam system ruang perpustakaan yaitu :
1. Tata sekat
Tata sekat merupakan cara pengaturan ruangan yang menempatkan
koleksi terpisah dari meja pengunjung dengan cara penempatan koleksi
yang terpisah oleh sekat antara meja baca dan pengunjung
2. Tata parak

Dalam system ini pembaca dimungkinkan mengambil sendiri koleksi


yang terletak di ruangan lain kemudian dipinjam untuk dibaca
diruangan yang disediakan. System ini hamper sama dengan system
tata sekat. Perbedaannya hanya terleteak pada pemakai yang dapat
mengakses dan mengambil koleksi ke rak koleksi
3. Tata baur
Penempatan koleksi dicampur dengan meja bacaan agar pembaca lebih
mudah mengambil dan mengembalikan koleksi sendiri.
Untuk memperlancar kegiatan pelayanan dan penyelesaian pekerjaan,
dalam penataan ruangan perlu diperhatikan prinsip prinsip tata ruang sebagai
berikut :
1. Pelaksanaan

tugas

yang

memerlukan

konsentrasi

hendaknya

ditempatkan di ruang terpisah atau di tempat yang aman dari


gangguan.
2. Bagian yang bersifat pelayanan umum hendaknya ditempatkan di
lokasi yang strategis agar mudah dicapai.
3. Jarak satu meubelair dengan lainnya dibuat agak lebar agar orang yang
lewat lebih leluasa.
4. Bagian bagian yang mempunyai tugas sama, hamper sama, atau
merupakan kelanjutan, hendaknya ditempatkan di lokasi yang
berdekatan.
5. Bagian yang menangani pekerjaan yang bersifat berantakan seperti
pengolahan, penjilidan dan pengetikan, hendaknya ditempatkan di
tempat yang tidak tampak oleh khalayak umum ( pengguna
perpustakaan )
6. Apabila memungkinkan, semua petugas dalam satu unit / ruangan
duduk menghadap ke arah yang sama dan pimpinan duduk di
belakang.
7. Alur pekerjaan hendaknya bergerak maju dari satu meja ke meja lain
dalam satu garis lurus.
8. Ukuran tinggi, rendah, panjang, lebar, luas, dan bentuk perabot
hendaknya dapat diatur lebih leluasa.
9. Perlu ada lorong yang cukup lebar untuk jalan apabila sewaktu
waktu terjadi musibah / kebakaran.

Agar menghasilkan penataan ruang perpustakaan yang optimal serta dapat


menunjang kelancaran tugas perpustakaan sebagai lembaga pemberi jasa,
sebaiknya pustakawan perlu memperhatikan aspek / hal hal berikut ini :
1. Aspek fungsional
Penataan ruang harus mendukung kinerja perpustakaan secara
keseluruhan baik bagi petugas perpustakaan maupun bagi pemakai
perpustakaan. Penataan yang fungsional dapat tercipta jika antar
ruangan mempunyai hubungan yang fungsional dan bahan pustaka,
peralatan, pergerakan pemakai perpustakaan dapat mengalir dengan
lancer. Antar ruang saling mendukung sehingga betul betul tercipta
fungsi penataan ruangan secara optimal.
2. Aspek psikologis pengguna
Tujuan penataan ruangan adalah agar pengguna perpustakaan merasa
nyaman, leluasa bergerak di perpustakaan dan merasa tenang. Kondisi
ini dapat diciptakan melalui penataan ruangan yang harmonis dan
serasi, termasuk dalam hal penataan hal perabot perpustakaan.
3. Aspek estetika
Keindahan penataan ruang perpustakaan salah satunya bisa melalui
penataan perabot yang digunakan. Jika perpustakaan bersih dan
penataannya serasi maka pemakai akan merasa ingin berlama lama
berada di perpustakaan.
4. Aspek keamanan bahan pustaka
Keamanan bahan pustaka bisa dikelompokkan dalam 2 bagian.
Pertama factor keamanan bahan pustaka dari akibat kerusakan secara
alamiah, dan kedua adalah factor kerusakan / kehilangan bahan
pustaka karena factor manusia. Penataan ruang harus memperhatikan
kedua factor tersebut. Hindari masuknya sinar matahari secara
langsung dengan intensitas cahaya yang tinggi, apalagi sampai
mengenai koleksi bahan pustaka. Penataan ruang yang fungsional
mampu

menciptakan

pengawasan

terhadap

keamanan

koleksi

perpustakaan secara tidak langsung dari kerusakan factor manusia.


Penataan ruang perpustakaan sekolah juga memperhatikan beberapa
hal antara lain penataan meja dan kursi, penerangan, warna dan udara.
Berikut akan dibahas komponen komponen tersebut.

Dalam perpustakaan sekolah, penataan meja dan kursi belajar yang


baik dapat menimbulkan rasa nyaman, aman dan tenang bagi siswa.
Penataan meja dan kursi ini diintegrasikan dengan tempat atau rak
rak buku. Perpustakaan sekolah juga hendaknya melakukan penataan
meja

dan

kursi

belajar

untuk

berbagai

kepentingan

belajar

perseorangan, diskusi kelompok dan kepentingan belajar kelompok.


Meja dan kursi untuk kepentingan belajar kelompok sebaiknya ditata
dan ditempatkan di ruang ruang tersendiri, yaitu ruang belajar
kelompok. Hal ini dilakukan agar tidak menimbulkan kegaduhan yang
mengganggu orang lain yang sedang belajar secara perorangan. Ruang
belajar kelompok bisa dipakai 3 15 orang. Jika tidak ada ruang untuk
belajar kelompok, maka penempatan meja dan kursi untuk belajar
kelompok ditempatkan agak jauh dari tempat belajar perorangan atau
dapat dibatasi dengan rak rak buku. ( Bafadal, 2004 : 47 ).
Perpustakaan sekolah juga membutuhkan penerangan agar pustakawan
dan petugas perpustakaan dapat menjalankan tugasnya dengan baik,
efisien dan tanpa mengalami kesalahan. Pengunjung perpustakaan juga
memerlukan penerangan untuk membaca buku. Penerangan yang baik
adalah penerangan yang tidak melelahkan mata, tidak mengurangi
daya penglihatan dan tidak menyilaukan. Tata ruang perpustakaan
yang baik dan tidak akan menimbulkan ruangan menjadi gelap atau
terlalu terang. Penerangan yang dipakai untuk perpustakaan sekolah
dapat menggunakan penerangan buatan manusia dan penerangan
alami.
1. Penerangan buatan manusia
Penerangan buatan manusia bisa berupa sinar lampu. Hal yang
perlu diperhatikan adalah sinar lampu yang dipakai jangan bersifat
langsung karena terlalu terang dan menimbulkan bayangan.
Sebaiknya sinar bersifat tidak langsung, sinar tersebut diatur
sedemikian rupa sehingga sinar lampu memancar ke arah langit
langit dipantulkan kembali ke arah permukaan ruang perpustakaan
sekolah.
2. Penerangan alami

Penerangan alami berupa sinar matahari, sehingga meja, kursi dan


rak buku harus diatur sedemikian rupa agar ruang perpustakaan
memperoleh penerangan sinar matahari yang baik. ( Bafadal 2004 :
48 )
Penataan ruang perpustakaan juga harus memperhatikan warna
dinding ruangan. Warna yang tepat akan mencegah kesilauan,
sebab warna yang disoroti oleh sinar akan memantulkan kembali
sinar tersebut sesuai dengan daya pantulnya. Oleh karena itu warna
yang digunakan jangan terlalu terang atau gelap. Gunakan warna
yang bersifat sejuk.
Penataan ruang perpustakaan juga harus memperhatikan udara agar
pustakawan,

petugas

perpustakaan

dan

pengunjung

dapat

menjalankan aktivitasnya dengan baik, tenang dan nyaman. Udara


tidak boleh panas atau lembab. Udara yang panas akan membuat
orang menjadi mengantuk dan cepat lelah sedangkan udara yang
lembab akan menekan perkembangan kreativitas berpikir dan
menimbulkan jamur yang dapat merusak buku. Cara yang dapat
ditempuh untuk mengatasi hal ini adalah menggunakan alat alat
modern seperti AC. Jika sekolah tidak mampu membelinya, maka
yang dapat dilakukan adalah menata ruang perpustakaan sekolah
sedemikian rupa sehingga lubang udara atau jendela tidak tertutup.

Anda mungkin juga menyukai