Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Disusun oleh:
Muhammad Irham Dzikri
1513028
1514015
1514002
Wasingten Muliawan
1514018
Zefanya Tarliman
1514005
1514021
Evelin Merlians
1514007
Kevin Julian
1514029
Steven lindrasan
1514010
Jeremia Estefan
1514033
1514014
Muhammad Fikri
1514041
Sumber
Studi Kasus: UD. Karya Tani, Pedan, Klaten (perpustakaan.uns.ac.id)
Profil Perusahaan
UD. Karya Tani merupakan pengecer resmi pupuk urea bersubsidi merk Pusri
dan Kujang untuk lima kelurahan di Kecamatan Pedan.
Menjual benih dan obat-obatan pertanian
Jumlah pekerja ada 3 orang, tugasnya mengangkat dan mengangkut pupuk
Kegiatan utama: bongkar dan muat pupuk
3 TAHAPAN
PENGEMBANGAN RULA
GROUP A (Lengan bagian Atas, lengan bagian bawah dan pergelangan tangan)
2.
Pergerakan
Skor
20o ke depan maupun ke
belakang dari tubuh
1
> 20o ke belakang atau 20o 45o
2
45o - 90o
> 90o
Perubahan Skor
+1 jika ada bahu
naik ; +1 jika
lengan berputar
atau bengkok
Pergerakan
60o - 100o
+1 jika lengan
bawah melewati
garis tengah atau
keluar dari sisi
tubuh
GROUP A : WRIST
Pergerakan
Skor
Posisi netral
0 - 15
> 15o
Perubahan Skor
+1 jika pergelangan
tangan menjauhi
sisi tengah
GROUP B : NECK
Pergerakan
0o - 10o
10o - 20o
> 20o
Ekstensi
Jika leher
berputar atau
bengkok
GROUP B : TRUNK
Pergerakan
0o - 20o
20o - 60o
> 60o
+1 jika leher
batang tubuh
berputar atau
bengkok
GROUP B : LEGS
Pergerakan
Skor
Tidak seimbang
Force =
a.
b.
c.
d.
GROUP B
Skor Group B = Posture + Muscle Use + Force
PENILAIAN SKOR C
Level
Resiko
Perubahan Skor
Minimum Aman
Kecil
METODOLOGI PENELITIAN
1. Identifikasi Awal
bertujuan untuk mengetahui keluhan-keluhan dan rasa tidak
nyaman dari karyawan yang bertugas membongkar pupuk.
a.
Observasi Lapangan
mengamati sikap kerja operator serta menentukan masalah yang akan dibahas.
b.
Studi Pustaka
diperoleh informasi mengenai teori dan konsep yang akan digunakan dalam menyelesaikan
permasalahan yang diteliti.
c.
Wawancara
informasi mengenai kondisi aktivitas kerja, biodata pekerja, keluhan, keinginan, dan
ketidaknyamanan pekerja pada saat melakukan aktivitas bongkar pupuk.
d.
2.
3.
4.
Setelah didapatkan skor grup A dan grup B, maka dilakukan penilaian skor C
(skor akhir)
5.
Perhitungan dimensi dilakukan untuk menentukan ukuran rancangan yang akan dibuat.
Perhitungan dimensi yang dilakukan meliputi:
a. Ukuran Lebar Pegangan
Data anthropometri yang dibutuhkan untuk menentukan lebar pegangan adalah
lebar bahu (lb) dengan persentil ke-95 agar pekerja dengan lebar bahu
yang lebih besar dapat memegang pegangan dengan leluasa dan nyaman.
b. Diameter Pegangan
Data anthropometri yang dibutuhkan untuk menentukan diameter
pegangan adalah diameter lingkar genggam (dlg) dengan persentil ke-5 agar
pekerja yang memiliki diameter genggam lebih kecil dapat memegang pegangan
dengan nyaman dan pekerja yang memiliki diameter genggam lebih besar
dapat memegang pegangan dengan mudah.
Kontrol kemiringan pegangan tuas pengungkit (lever handle) untuk jenis dua
tangan adalah sebesar 100-190 dari titik acuan.
karung pupuk.
arung pupuk.
2. Penentuan Komponen
Pada tahap ini akan dilakukan suatu penetapan bahan yang digunakan.
3. Pembuatan Rancangan
Pembuatan rancangan dilakukan melalui pembuatan gambar secara 2D dan 3D.
2.
3.
Kekuatan Komponen
memiliki tahapan yang sama dengan penilaian level resiko postur kerja kondisi
awal.
semakin kecil nilai RULA yang didapat, semakin layak alat tersebut
untuk digunakan.
b. Penilaian Beban Kerja Fisik Setelah Perancangan
Penilaian beban kerja fisik setelah menggunakan alat hasil rancangan
dilakukan melalui perhitungan konsumsi energi secara tidak langsung.
Identifikasi Awal
Identifikasi awal dilakukan selama bulan Desember 2010 - Januari 2011
dengan tujuan untuk mengetahui informasi awal di tempat penelitian.
Metode untuk mendapatkan data awal dilakukan dengan pengamatan
langsung proses bongkar pupuk, wawancara, dan pendokumentasian
gambar postur kerja.
Data Kualitatif
Data kualitatif mengenai rincian kegiatan bongkar pupuk dan keluhan yang
dialami pekerja saat melakukan aktivitas bongkar pupuk dilakukan melalui teknik
wawancara secara langsung terhadap tiga orang pekerja.
Adapun rincian kegiatan bongkar pupuk di UD. Karya Tani dapat dilihat pada
Tabel dibawah.
Tabel Atribut Kegiatan Manual Material Handling
No
2
3
Kondisi Awal
Manual tanpa
fasilitas kerja
3
50
Satuan
orang
kg
30
detik
80
kali
ton
meter
No
Jumlah
(orang)
Keluhan Pekerja
Kesulitan
saat
menarik
ditempatkan ke punggung
pupuk
untuk
Tabel dibawah menunjukkan hasil rekapitulasi data keinginan pekerja untuk perancangan
alat bantu bongkar pupuk, dimana diperoleh hasil tingkat keinginan terbesar adalah
keinginan pekerja untuk memperbaiki posisi kerja saat melakukan pengangkutan pupuk
dan kemudahan pengoperasian alat bantu bongkar pupuk.
No
Keinginan Pekerja
Pekerja menginginkan alat bantu yang memungkinkan
proses pengangkutan pupuk dengan posisi yang
nyaman
dan
meminimalkan
kelelahan
akibat
penggunaan tenaga yang berlebihan saat mengangkut
pupuk.
Jumlah (orang)
2.
3.
4.
Fase gerakan 1
Hasil kode RULA dari sikap kerja pada gambar adalah sebagai
berikut
a. Postur kerja grup A
* Penilaian postur kerja grup A dapat dilihat pada tabel 4.6 di slide selanjutnya
Fase gerakan 1
Hasil kode RULA dari sikap kerja pada gambar adalah sebagai
berikut :
b.
* Penilaian postur kerja grup B dapat dilihat pada tabel 4.7 di slide
selanjutmya
Skor grup c atau skor akhir fase gerakan 1 pada aktivitas bongkar pupukn adalah sebesar
7. berdasarkan skor tersebut maka level resiko aktivitas bongkar pupuk pada fase
gerakan 1 ini berada pada level resiko tinggi dan diperlukan tindakan perbaikan postur
kerja sekarang juga.
Fase gerakan 2
Hasil kode RULA dari sikap kerja pada gambar adalah sebagai berikut :
a.
* Penilaian postur kerja grup A dapat dilihat pada tabel 4.9 di slide selanjutnya
Fase gerakan 2
Hasil kode RULA dari sikap kerja pada gambar adalah sebagai berikut :
b.
* Penilaian postur kerja grup B dapat dilihat pada tabel 4.10 di slide selanjutmya
- Skor beban
Beban > 10 kg dengan skor = 3
- Total skor grup B adalah 3 + 1 + 3 = 7
Skor grup c atau skor akhir fase gerakan 2 pada aktivitas bongkar pupuk adalah sebesar 7.
berdasarkan skor tersebut maka level resiko aktivitas bongkar pupuk pada fase gerakan 2 ini
berada pada level resiko tinggi dan diperlukan tindakan perbaikan postur kerja sekarang juga.
Fase gerakan 3
Hasil kode RULA dari sikap kerja pada gambar adalah sebagai berikut
* Penilaian postur kerja grup A dapat dilihat pada tabel 4.12 di slide selanjutnya
Fase gerakan 3
Hasil kode RULA dari sikap kerja pada gambar adalah sebagai berikut :
b.
Postur kerja grup B
- Postur kerja bagian neck
Neck membentuk sudut > 20 dengan skor = 3
- Postur kerja bagian trunk
Trunk membentuk sudut 20 60 dengan skor = 3
- Postur kerja bagian legs
Legs berada posisi normal atau seimbang dengan skor = 1
* Penilaian postur kerja grup B dapat dilihat pada tabel 4.13 di slide selanjutmya
- Skor beban
Beban > 10 kg dengan skor = 3
- Total skor grup B adalah 4 + 1 + 3 = 8
Skor grup c atau skor akhir fase gerakan 3 pada aktivitas bongkar pupuk adalah sebesar 7.
berdasarkan skor tersebut maka level resiko aktivitas bongkar pupuk pada fase gerakan 3 ini
berada pada level resiko tinggi dan diperlukan tindakan perbaikan postur kerja sekarang juga.
Fase gerakan 4
Hasil kode RULA dari sikap kerja pada gambar adalah sebagai
berikut
a. Postur kerja grup A
- Postur kerja bagian upper arm
Upper arm membentuk sudut > 90 dan bahu naik dengan skor 4+1= 5
- Postur kerja bagian lower arm
Lower arm membentuk sudut > 100 dan bekerja melewati garis tengah
tubuh dengan skor 2 + 1 = 3
- Postur kerja bagian wrist
Wrist membentuk sudut > 15 dengann skor = 3
- Postur kerja bagian wrist twist
Wrist twist berada di garis tengan dengan skor = 1
* Penilaian postur kerja grup A dapat dilihat pada tabel 4.15 di slide
selanjutnya
Fase gerakan 4
Hasil kode RULA dari sikap kerja pada gambar adalah sebagai
berikut :
b.
Postur kerja grup B
- Postur kerja bagian neck
Neck membentuk sudut >20 dengan skor = 3
- Postur kerja bagian trunk
Trunk membentuk sudut 20 60 dan batang tubuh bengkok
dengan skor 3 + 1 = 4
- Postur kerja bagian legs
Legs berada posisi normal atau seimbang dengan skor = 1
* Penilaian postur kerja grup B dapat dilihat pada tabel 4.16 di slide
selanjutmya
Skor grup c atau skor akhir fase gerakan 4 pada aktivitas bongkar pupuk adalah sebesar 7.
berdasarkan skor tersebut maka level resiko aktivitas bongkar pupuk pada fase gerakan 4 ini berada
pada level resiko tinggi dan diperlukan tindakan perbaikan postur kerja sekarang juga.
Keluhan Pekerja
2
3
penyebab
Kelela dan keluhan nafas terengahpupuk yang diangkut cukup berat sehingga posisi
engah saat mengangkut pupuk dari truk
tubuh dalam kondisi tidak stabil
menuju gudang
Posisi punggung menbungkuk sambil
Kesulitan saat akan meletakan pupuk di menyamping dan lengan bawah bekerja melewati
garis tengah tubuh untuk melepaskan pupuk yang
gudang
di topang
Keinginan Pekerjan
Penjabaran Kebutuhan
Pekerja mengininkan alat bantu
Alat bantu yang memungkinkan proses
yang memungkinkan proses
pengangkutan pupuk tanpa membungkuk
pengangkutan pupuk dengan
dan tangan tertarik ke belakang
posisi yang nyaman dan
alat bantu dibuat dengan mekanisme
meminimalkan kelelahan atau
sederhana namun dapat memperingan
penggunaan tenaga yang
dalam mengangkut pupuk
berlebihan saat mengangkut pupuk
Pekerja menginginkan alat bantu Adanya landasan untuk menopang pupuk
yang memudahkan menempatkan
Ketinggian landasan sesuai dengan
pupuk untuk diangkut
ketinggian bak truk
Kemudahan dalam
mengoperasikan alat bantu
Tujuan Perancangan
2
3
4
5
6
Kriteria
Spesifikasi
Lebar bahu
Tinggi siku berdiri
Sesuai ukuran antropometri pekerja
Lebar jari ke-2,3,4,5
diameter lingkar genggaman
memberi kenyamanan saat
bagian pegangan dilengkapi dengan
mendorong lift table
karet
Posisi ketinggian landasan pupuk
Memposisikan pupuk untuk diangkut
dapat disesuaikan dengan tinggi bak
secara mudah
truk
Operasional akses mobilitas yang
Pemilihan roda secara dinamis pada
mudah
bagian depan
Kuat menopang pupuk atau beban
Penggunaan material yang kuat
100 kg
dalam perancangan
Pemberian roda depan dan belakang
Mempercepat mobilitas
masing-masing dua buah pada lift
pengangkutan pupuk
table
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
Bagaian
Lebar pegangan lift table
Dimensi diameter lift table
ketinggian pegangan lift table
Panjang genggaman lift table
Sudut kemiringan pegangan
pegangan lift table
Panjang papan landasan
Lebar papan landasan
Ketinggian maksimum papan
landasan
Ukuran (cm)
55
4
96
9
15
105
68
103
Tabel 4.29
Fase
Skor akhir
Level
Resiko
Kategori Tindakan
Gerakan 1
Kecil
Gerakan 2
Kecil
Gerakan 3
Kecil
Gerakan 4
Kecil
Kesimpulan
1.Penelitian ini menghasilkan lift table sebagai alat bantu aktivitas
bongkar pupuk
2.Lift table hasil rancangan mampu menurunkan level resiko postur
kerja pada aktifitas bongkar pupuk. Hasil skor RULA sebelum
perancangan sebesar 7, skor setelah perancangan RULA sebesar 3
3.Lift table hasil rancangan ditinjau dari aspek fisiologi pekerja
mampu menurunkan beban kerja fisik pekerja