Anda di halaman 1dari 1

BAB III

KESIMPULAN
Hidrosefalus
ketidakseimbangan

adalah
antara

penumpukan
produksi,

cairan

absorbsi

serebrospinal

cairan

serebrospinal,

akibat
dan

obstruksi pada sirkulasi cairan cerebrospinal sehingga terdapat pelebaran


ventrikel. Hidrosefalus selalu bersifat sekunder, sebagai akibat penyakit atau
kerusakan otak. Adanya kelainan-kelainan tersebut menyebabkan gambaran klinis
kepala menjadi besar serta terjadi pelebaran sutura-sutura dan ubun-ubun.
Hidrosefalus terjadi karena gangguan sirkulasi likuor di dalam sistem
ventrikel atau oleh produksi likuor yang berlebihan. Hidrosefalus terjadi bila
terdapat penyumbatan aliran likuor pada salah satu tempat, antara tempat
pembentukan likuor dalam system ventrikel dan tempat absorpsi dalam ruang
subarachnoid. Akibat penyumbatan, terjadi dilatasi ruangan CSS di bagian
proksimal sumbatan. Tempat yang sering tersumbat dan terdapat dalam klinis
adalah foramen Monro, foramen Luschka dan Magendi, sisterna magna dan
sisterna basalis.
Upaya

penegakan

diagnosis

suatu

kelainan

hidrosefalus dapat

dilakukan dengan melakukan skrining atau deteksi dini gangguan tumbuh


kembang anak. Dalam mendiagnosa Hydrocephalus dapat juga dilakukan
lewat evaluasi klinis seorang dokter spesialis syaraf dengan bantuan teknik
foto kepala seperti USG (Ultrasonography), CT (Computed Tomography), MRI
(Magnetic Resonance Imaging) serta teknik-teknik lain untuk mengukur
besarnya tekanan dikepala.
Penatalaksanaan yang dapat dilakukan adalah terapi non bedah dan bedah.
Terapi non bedah berupa obat-obatan yaitu asetozolamide dan furosemide. Terapi
pembedahan yang paling sering dilakukan, terapi pembedahan berupa
pemasangan

shunt

dapat

berupa

ventrikuloperitonel

Ventriculoatrial (VA) Shunt.

20

(VP)

Shunt

dan

Anda mungkin juga menyukai